Pemujaan Kepada Makhluk dan Hal-Hal Yang Tidak Kekal Dalam kehidupan seorang Muslim, Ia ingin agar amal-amal Shalih yang telah dilaksanakannya agar dapat diterima oleh Allahu Jalla Jalaaluhu sesudah melalui beberapa langit. Yakni langit pertama sampai ketujuh. Sesudah manusia wafat, Ia tidak dapat meminta pekerjaan lagi, karena sudah selesai. Oleh karena itu, yang akan dihadapi mereka ialah hasil amal Shalihnya, untuk dinikmati di Surga atau dirasakan siksanya di Neraka. Ia tidak akan dapat memohon untuk dikembalikan ke dunia, atau memohon kepada Allahu Subhaanahu wa Ta’ala untuk dipekerjakan atau diberi pekerjaan, sebagaimana di dunia. Ia telah jauh dari tempat untuk beribadah atau bertaubat. Maka, bagaimana mungkin mereka dapat dikembalikan ke dunia. Hidup di dunia hanya sekali, sedangkan hidup yang di Akhirat berkepanjangan untuk selama-lamanya. Akhirat ialah tempat yang kekal dan lebh baik. Ketika seseorang memandang Islam, hendaklah Ia jangan sekedar melihatnya melalui baju tradisi negara manapun, kecuali yang disertai oleh perintah Allahu Jalla Jalaaluhu. Hendaklah mereka jangan menjadi seseorang yang Qana’ah (merasa cukup) dengan keadaan dunia sebagamana yang terjadi di zaman sekarang, akan tetapi jadilah sebagai kaum Rabbani. Assalamu manit taba’al huda (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia bagi yang mengikuti petunjuk). Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh (Semoga kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan dari segala aib bagi manusia, dan kasih sayang kepada Allah dan keberkahan dari-Nya agar dicurahkan kepada kalian).