Pemeliharaan Sapi Perah

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pemeliharaan Sapi Perah as PDF for free.

More details

  • Words: 3,211
  • Pages: 18
PEMELIHARAAN SAPI PERAH

1. Pemeliharaan Induk Bunting a. Makanan mengandung Ca dan P yang cukup untuk pertumbuhan janin serta dengan SK minimum 13 %. b. Keadaan fisik c. Exsercise dengan jalan-jalan atau padang gembala. d. Makanan penguat menjelang induk beranak, untuk : -

pembentukan ambing, khususnya untuk sapi dara

-

pembentukan colustrum

-

berpengaruh pada produksi susu masa laktasi yang akan datang

e. Pemerahan harus dihentikan 1½ - 2 bulan setelah melahirkan (sapi kering) Pemerahan pada umumnya dilakukan 2 kali sehari pada jam-jam yang sudah pasti dan dilaksanakan dengan pemerahan yang lembut. Dalam persiapan pemerahan yang perlu diparhatikan adalah

menenangkan

sapi,

membersihkan

kandang,

membersihakan bagian tubuh, mengikat ekor, mencuci ambing. Cara pemerahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan 1). memegang pangkal puting susu antara ibu jari dan jari tengah 2). menggunakan kelima jari tangan. Pemeliharaan sapi sedang kering berguna untuk : 

Mengembalikan kondisi tubuh atau memberikan istirahat pada sapi agar produksi yang akan datang baik



Mengisi kembali kebutuhan vitamin-vitamin dan mineral-mineral setelah laktasi sehingga sapi tetap sehat.



Menjamin pertumbuhan fetus dalam kandungan.

2. Pemeliharaan Pedet (lahir – 8 bulan) a. Pedet sesudah lahir -

Membersihkan lendir yang ada pada mulut dan seluruh tubuh

-

Memotong tali pusar, dipotong ± 10 cm dan diolesi mercurochrom atau yodium, sulfa powder, anti biotik untuk mencegah infeksi.

-

Diusahakan pedet memperoleh colustrum pada induknya apabila induk mati bisa diberikan colustrum buatan. Colustrum ialah produksi susu 5-7 hari pertama pada ternak yang baru melahirkan. Colustrum sangat penting bagi pedet karena :



Mengandung banyak protein dan vitamin A, B serta C yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan pedet.



Mengandung anti bodi untuk mencegah adanya infeksi



Bekerja sebagai laxantia yang membantu pencernaan dan meconium.

b. Pedet Lepas Sapih -

Pemberian susu pada pedet sampai berumur 2½ - 3 bulan setelah itu pedet disapih.

-

Dehorning (pemotongan tanduk) Tujuan dari penghilangan tanduk ini adalah -

Untuk menghindarkan bahaya penandukan

-

Menghindarkan kerusakan kulit

-

Menghemat ruangan

Ada 3 Metode pemotongan tanduk yaitu : -

Penggunaan bahan kimia. Bahan yang umum digunakan yaitu caustic soda dan perlu berhati-hati dalam menggunakan bahan itu untuk menghindari luka bakar.

-

Penggunaan alat pemotong listrik. Alat tersebut dipasang pada pangkal tanduk selama 10 detik dan akan merusak sel-sel tanduk maupun mencegah pertumbuhan tanduk selanjutnya.

-

Pemotongan dengan gergaji. Tanduk dipotong 1 cm dari pangkal kulit untuk mengurangi pendarahan tanduk dilakukan dengan jarum mesin jahit yang telah diberi benang dan memasukkannya dibawah pembuluh utama tanduk baru diikat.

c. Penjagaan kesehatan 3. Pemeliharaan Sapi Dara (Heifer) 9 bulan – beranak pertama -

Pemberian ransum pada sapi perah dara harus selalu diawasi agar jangan sampai kegemukan atau mengalami pertumbuhan yang terlambat

-

Pembesaran dara untuk dijadikan induk mempunyai dua tujuan : a. Pengganti Induk Sapi perah induk mesti ada yang dikeluarkan dengan alasan sapi yang berproduksi susu rendah, mengidap penyakit tertentu, sudah berumur tua sehingga produksi turun dan alasan lain. b. Pengembangan Usaha Pengembangan usaha dengan jalan menambah jumlah populasi dapat ditempuh dengan 2 cara : 

Membesarkan sapi dara yang berasal dari sapi perah sendiri.



Membeli bibit siap perah dari luar

Kriteria sapi dara yang digunakan sebagai calon induk adalah : 

Berasal dari turunan yang mempunyai kemampuan produksi tinggi

 

Menunjukkan pertumbuhan yang baik dan normal Tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak mengidap penyakit apapun

-

Sapi dara dikawinkan umur 14 – 17 bulan sehingga diharapkan dapat beranak dan memproduksi susu pada umur 23 – 26 bulan. Lama bunting sapi rata-rata 280 hari. Sapi dewasa yang baru

beranak dikawinkan kembali sesudah 60-90 hari agar jaringan alat reproduksi yang rusak akibat melahirkan telah pulih kembali. -

Kekurangan

pemeliharaan

atau

perawatan

di

masa-masa

pertumbuhan akan mengakibatkan : 

Sapi sulit bunting bila dikawinkan.



Sering terjadi kesulitan dalam melahirkan (distochia).



Pedet yang dilahirkan kecil dan lemah



Produksi air susu sedikit

4. Pemeliharaan sapi dewasa a. Pemeliharaan badan : Tujuan dari pemeliharaan badan adalah menjaga kesehatan sapi, menjaga produksi susu tetap stabil dan menghindarkan pengotoran susu dari bulu-bulu yang rontok. b. Pemeliharaan kuku Kuku yang tidak dipelihara dapat berakibat : -

Kedudukan tulang racak menjadi salah yang menimbulkan titik jatuh hewan jatuh pada racak bagian belakang.

-

Bentuk punggungnya seperti busur

-

Mudah kena penyakit kuku

-

Sapi menjadi pincang

5. Pemeliharaan sapi jantan a. Pemberian cincin hidung. Dilakukan pada saat sapi berumur 6 bulan dengan cara melubangi sekat hidung pada bagian yang paling tipis. Maksud dari pemberian cincin hidung ini adalah untuk mempermudah perawatan dan latihan serta mengurangi bahaya kebih-lebih sapi jantan. b. Melatih pejantan. Latihan diperlukan agar sapi menjadi lebih jinak sehingga lebih mudah dikuasai dan dirawat. c. Penambatan sapi.

Agar sapi tidak tersakiti maka tali yang di tambatkan ke kandang bukanlah tali yang ditambatkan pada cincin hidungnya. d. Batas umur untuk dikawinkan. Dengan pemeliharaan dan perawatan yang baik seekor sapi pejantan dapat dipergunakan sebagai hewan pemacek sampai umur 12-15 tahun.

PERKANDANGAN 1. Syarat-syarat Pembuatan Kandang Yang Harus Diperhatikan a. Ventilasi Ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara di dalam kandang. Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan dengan udara segar dari luar. b. Sinar matahari Sinar matahari berfungsi sebagai desinfektan dan membantu pembentukan vitamin D. c. Kebersihan Kandang yang selalu bersih dan kering akan menjamin kebersihan sapi dan akan mempangaruhi mutu dari susu yang diperah. d. Konstruksi kandang Konstruksi kandang dibuat sedemikian rupa sehingga semua pekerjan bisa dilaksanakan dengan praktis. e. Keamanan hewan Untuk kandang sapi jantan garus dibuat lebih kuat untuk mengurangi bahaya dari sapi pejantan. Ukuran kandang untuk satu ekor sapi adalah 2,25 x 1,25 m2. 2. Macam-macam kandang a. Menurut konstruksinya - Kandang tunggal : terdiri dari satu baris kandang - Kandang ganda : terdiri dari 2 baris kandang b. Menurut kegunaannya -

Kandang pejantan : lebih kuat dan luas

-

Kandang sapi betina

-

Kandang beranak

-

Kandang pedet

-

Kandang karantina, guna mengasingkan yang sedang sakit atau baru datang dari luar. KESEHATAN SAPI PERAH

Penyakit pada sapi perah dapat menimbulkan kerugian ekonomis yang tidak sedikit yaitu dapat berupa penurunan produksi susu, terlambatnya pertumbuhan sapi muda dan kematian ternak. Sapi perah yang terkena penyakit akan memerlukan pengobatan dan akibatnya akan mempertinggi biaya produksi, oleh karena itu tindakan yang paling tepat dilakukan adalah pengamanan penyakit dengan mengadalan pencegahan. Beberapa penyakit yang dapat menyerang sapi perah dan perlu diketahui peternak adalah : MASTITIS (RADANG KELENJAR SUSU) Penyebab : Bakteri streptococcus cocci dan Stapphylococcus cocci Masa Inkubasi : Sangat bervariasi Penularan : Bakteri masuk melalui puting susu dan berkembang biak dalam saluran susu Gejala spesifik : Adanya peradangan pada saluran kelenjar susu dan perubahan fisik dan kimiawi air susu Gejala umum : 1. Mastitis yang akut Ambing yang terserang bengkak dan bila diraba terasa panas. Air susu menjadi encer dan lama kelamaan sekresi air susu berhenti sama sekali. Nafsu makan menurun, bulu tampak kusam dan kasar. Suhu tubuh naik. 2. Mastitis yang krinis

Lebih sering menyerang sapi perah yang telah tua. Dari luar tidak menunjukkan gejala bahwa hewan terserang suatu penyakit. Terjadi pembengkakan ambing dan air susunya menggumpal.

Pencegahan dan pengobatan : 1. Memperhatikan kebersihan dalam pemerahan sapi. 2. Menghindarkan kemungkinan luka pada ambing atau puting baik dalam cara pemerahan maupun karena gesekan dengan lantai kandang. 3. Pengobatan : a. Mastitis yang akut -

Suntikan Procalin penicilin G + Dihydrostreptomicyn 2 cc/100 Kg berat badan tiap hari.

-

Sulfamethazine 120 mg/kg berat badan per os(melalui mulut); dilanjutkan dengan 60 mg/kg berat badan tiap 12 jam selama 4 hari.

b. Mastitis yang kronis Diberikan : penicilin mastitis ointment, chlortetracycline ointment, atau oxytetracicline mastitis ointmen. MILK FEVER ( DEMAM SUSU ) Milk Fever adalah penyakit gangguan metabolisme yang menimpa sapi-sapi betina yang akan atau sedang melahirkan ataupun dekat sesudah melahirkan. Sebagian besar penyakit ini menimpa sapi-sapi yang sedang berproduksi. Penyebab

:

Kekurangan Ca yang akut. Hal ini akan menimbulkan gangguan metabolisme mineral, yakni metabolisme Ca yang bisa berakibat kepada seluruh tubuh. Gejala-gejala :

-

Sapi nampak gusar dalam waktu yang singkat, kemudian kaki belakang nampak lemah, sulit digerakkan, gerakkan rumen terhenti dan nafsu makan hilang.

-

Akhirnya sapi menjadi lumpuh. Kelumpuhan ini bisa terjadi beberapa hari sebelum ataupun sesudah melahirkan.

-

Berbaring terus menerus dengan posisi seperti sapi yang sehat, tetapi lehernya dilipat dan kepalanya diletakkan disisi tubuhnya.

-

Reaksi terhadap lingkungan tak sempurna.

-

Tak bisa menelan dan ludah keluar dari mulut.

-

Bola mata setengah tertutup.

-

Temperatur tubuh menurun sampai 35 ºc.

-

Sapi nampak seperti tidur nyenyak.

-

Dan konstipasi.

Pencegahan dan pengobatan : -

Sapi harus cukup mendapatkan kandungan Ca, P, Mg dalam ransum.

-

Pengobatan dengan injeksi preparat-preparat Ca secara intravenous 500 cc, dengan larutan calsium gluconate 20 %.

BRUCELLOSIS ABARTUS BANG ( PENYAKIT KEGUGURAN MENULAR; PENYAKIT KELURON) Penyebab

:

Kuman Brucella abortus Masa inkubasi: Tidak tentu, dapat berminggu-minggu sampai berbulan-bulan (23 hari – 230 hari). Penularan

:

Kuman penyakit ini dapat masuk kedalam badan bersama-sama makanan dan minuman. Kadang-kadang dapat juga terjadi penularan melalui sapi pemacek pada waktu perkawinan. Gejala spesifik: Adanya radang

dari

alat

kemungkinan terjadinya sterilitas.

kelamin,

terjadinya keguguran

dan

Gejala umum : - Keguguran biasanya terjadi pada pertengahan masa bunting -

Terjadi Mastitis

-

Pembengkakan pada siku dan lutut kaki

-

Penurunan produksi susu

-

Bila terjadi keguguran maka pedet yang dilahirkan sangat lemah

-

Sering terjadi retensio secundinarium, yaitu keluarnya plasenta setelah melahirkan tapi hanya sebagian saja; hal inilah yang mengakibatkan sterilitas.

Pencegahan dan pengobatan : Tindakan higienis : -

Memisahkan sapi yang sakit dari sapi yang sehat

-

Bila diduga adanya Brucellosis, cegah kontak langsung melalui alat makanan, minuman dan padang rumput atau hewan-hewan sehat dari hewan tersangka sakit.

-

Foetus harus ditanam atau dibakar

-

Pemeriksaan terhadap hewan yang baru datang atau baru dibeli

-

Adakan pemeriksaan kesehatan ternak secara teratur

-

Air susu sapi yang menderita penyakit ini tidak boleh diminum manusia, setelah dimasak dapat diberikan kepada pedet.

Vaksinasi : -

Vaksinasi menggunakan vaksin “Strain 19” (Strain Buch) terutama pada sapi muda umur 4 – 6 bulan. Untuk sapi kurang dari 4 bulan belum boleh divaksin

Pengobatan : Belum diketahui suatu cara pengobatan yang efektif terhadap penyakit ini. BLOAT (KEMBUNG PERUT) Penyebab : Gangguan pencernaan karena gas didalam perut tidak bisa keluar. Penyakit ini terjadi karena :

-

Karena proses fermentasi yang terlalu cepat sehingga membentuk timbunan gas yang cukup banyak dalam perut.

-

Terjadi karena sapi yang lapar makan makanan jenis leguminose yang masih basah akibat embun pagi atau air hujan

-

Pergantian jenis makanan tertentu yang dapat menghalangi aktivitas rumen secara wajar sehingga gas yang dihasilkan menekan pernafasan menyebabkan hewan mati lemas.

Gejala -

:

Lambung pada sisi kiri bagian atas membesar dan menjadi sangat kencang sehingga berbunyi apabila dipukul dengan jari

-

Pernafasan berat dan kontraksi rumen kuat sehingga sapi sring terhuyung-huyung dan sebentar sapi berbaring dan berdiri

Pencegahan dan pengobatan : -

Jangan membiarkan sapi yang sedang tumbuh lapar dan langsung diberi makanan leguminose yang masih basah. Perbandingan yang paling baik untuk pakan adalah 50 % leguminose dan 50 % rumput.

-

Memberikan jerani kering terlebih dahulu kepada hewan lapar karena jerami akan dapat mempertahankan kontraksi refleksi rumen secara normal.

-

Jika sapi menderita bloat, gas harus segera dikeluarkan dengan cara memasukkan pipa melalui mulut atau dengan menggunakan trocar atau canula.

-

Pengobatan yang dilakukan dengan memberikan antibiotik guna membasmi bakteri yang menghasilkan gas.

ANTRAX (RADANG LIMPA) Penyebab : Bacillus anthracis Masa inkubasi : 1 – 2 minggu Penularan :

Melalui makanan, minuman, pernafasan serta kulit. Sumber penularan dan penyebaran penyakit dapat berupa tanah yang sudah tercemar, air, tanaman yang tumbuh diatasnya, binatang kecil yang menggigit dan meghisap darah. Kuman ini dapat membentuk spora sehingga dapat tetap hidup bertahun-tahun didalam tanah. Gejala spesifik: Adanya demam yang akut dan terjadi pembesaran limpa. Pada sapi yang telah mati dari mulut, hidung keluar darah dan dari anus keluar kotoran yang berwarna hitam. Gejala umum : -

Suhu tubuh tinggi

-

Pernafasan dan denyut jantung menjadi cepat.

-

Produksi air susu berhenti sama sekali

-

Sapi sulit buang kotoran tetapi diikuto diarhea yang berdarah

Pencegahan dan pengobatan : -

Vaksinasi pada sapi dengan meggunakan vaksin Max Sterne. Kekebalan timbul setelah 10 – 14 hari dengan dosis 1 cc.

-

Menggunakan anti Antrax serum untuk dosis pencegahan 50 – 100 cc dan dosis 100 – 200 cc untuk penyembuhan.

-

Suntikan antibiotik a. Oxytetracicline : pada tingkat penularan diberikan 2 gr, selanjutnya 1 gr tiap hari sampai sembuh. b. Procain penicillin G. Dosis 6000 – 10000 µgr/kg berat badan.

APTHAE EPIZOOTICA (PENYAKIT MULUT DAN KUKU) Penyebab

:

Virus Masa inkubasi : 3 – 6 hari Gejala spesifik : Luka atau lepuh pada selapu lendir mulut, kuku dan celah-celah kuku Gejala umum :

-

Demam pada sapi muda sampai suhu 40 – 41 oC selama 2 hari. Pada hewan tua tidak begitu tampak

-

Pada selaput lendir mulut terjadi lepuh atau bengkak yang berisi cairan jernih. Lama-lama cairan tersebut menjadi keruh keputih-putihan akhirnya pecah dan menjadi luka.

-

Hewan tidak mau makan dan dari mulut keluar air liur dengan konsistensi yang sedikit kental.

-

Tajuk kuku dan bola kuku bengkak merah dan terasa sakit sehingga hewan pincang.

Pencegahan dan pengobatan : Tindakan higienis : -

Usahakan agar hewan sehat tidak kontak dengan hewan penderita atau hewan-hewan yang baru sembuh dan benda-benda yang tercemar.

-

Hewan yang baru datang perlu dikarantina paling sedikit selama 2 minggu.

-

Benda yang digunakan pada sapi yang sakit segera didesinfektan.

-

Sapi yang telah sakit parah supaya dibunh dan dibakar.

-

Air susu dari sapi yang sakit bisa diminum asal dimasak dulu.

Vaksinasi : -

kekebalan akan timbul 2 minggu setelah divaksin dan lamanya kekebalan 6 bulan.

Pengobatan : Merendam kuku pada larutan formalin dan larutan natrium karbinat 4 % sedang luka pada mulut dapat dibersihkan dengan larutan aluminium sulfat 5 %. Untuk mencegat infeksi sekunder diberikan obat antibiotik. TUBERCULLOSIS (TBC) Penyebab

:

Microbacterium tuberculose Sifat – sifat

:

-

Kuman TBC tahan terhadap kering

-

Dalam air bisa hidup lebih lama.

-

Dalam air susu dapat hidup 9 – 10 hari dan akhirnya mati karena terbentuknya asam susu

-

Sinar matahari dapat mematikannya dalam beberapa menit saja.

Masa Inkubasi : Bisa berminggu-minggu sampai berbulan-bulan Penularan

:

Umumnya infeksi terjadi melalui pernafasan tapi kadang-kadang juga melalui pencernaan. Gejala spesifik: Ditandai dengan pembentukan bungkul-bungkul (teberkel) pada alatalat dimana kuman tersebut berkembang. Gejala umum : -

Nafsu makan turun sehingga hewan menjadi kurus

-

Bulu kusam, kering dan tidak megkilat.

-

Perlekatan kulit dengan tubuh tampak kendor

-

Sapi sukar bernafas dn batuk-batuk

-

Bila kuman TBC menyerang alat kelamin dapat menyebabkan sterilitas; bila menyerang susunan syaraf menyebabkan kelumpuhan dan bila menyerang alat pencernaan menjadi diarhea.

Pencegahan dan pengobatan : -

Melakukan tes tuberculinasi secara teratur setiap tahun.

-

Sapi yang positif segera diisolir dari sapi yang sehat

-

Dapat diberikan antibiatik pada tingkat awal dan apabila sudah parah sapi tersebut lebih baik dimusnahkan.

PEMBERIAN PAKAN SAPI PERAH

No

Umur Sapi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Hari 1 Hari 2 –7 Minggu 2 – 4 1 – 4 Bulan 4 – 8 Bulan 8 – 12 Bulan 1th – 1,5 th Laktasi 1- kering (1,5 – 2,5 tahun)

Jumlah Pakan Kons. HMT (kg/hr) (kg/hr) 0,5 2-2,5 2-3 4-6 4-6

5 5 10 20 25 30

Air Susu / PAS

Biaya (Rp)

Produksi Susu (lt)

Selang Waktu

Jumlah total nilai pakan (Rp)

2 3 2 1.5 -

3.600 5.400 4.600 4.125 3.700 5.700 9.250 10.250

12

1 hr 5 hr 14 hr 120 hr 120 hr 120 hr 180 hr 365 hr

3.600 27.000 64.400 495.000 444.000 684.000 1.665.000 3.741.250

Jumlah total Keterangan Jumlah total = Biaya pakan x selang waktu: Asumsi 1. Harga susu / kg = Rp 1.800,2. Harga HMT kering / jerami padi fermentasi / kg = Rp 200,3. Harga konsentrat / kg = Rp 850,

7.12 4.250

Ransum yang diberikan khususnya untuk sapi laktasi dan bunting No Nama Bahan 1.

HMT

2.

Konsentrat

Berat (kg) 10

BK (%) 78

Protein (%) 8.69

TDN (%) 52.4

Sk (%) 32.3

Ca (%) 0.475

5

85

17

70

10

1.0

Hasil No Nama Bahan

Kons. BK (kg)

1.

HMT

6.66

Kons. Protein (kg) 0.58

2.

Konsentrat Jumlah

4.25 8.91

0.72 1.3

Kons. TDN (kg) 3.5

Kons. SK (kg) 1.15

Kons. Ca (kg) 0.03

2.97 6.47

0.425 1.575

0.04 0.07

Kebutuhan zat-zat makanan untuk hidup pokok laktasi Bobot Badan (Kg) 350

Pk (gr) 341

400

M.E

TDN (kg)

Ca (gr)

P (gr)

Vitamin A (x 100IU)

10.76

2.85

14

11

27

373

11.90

3.15

15

13

30

450

403

12.99

3.44

17

14

34

500

432

14.06

3.72

18

15

38

550

461

15.11

4.00

20

16

42

600

489

16.12

4.27

21

17

46

(M.kal)

Kebutuhan zat-zat makanan sapi bunting lebih dari 2 bulan Bobot Badan (Kg) 350

Protein kasar (gr) 642

M.E

TDN (kg)

Ca (gr)

P (gr)

Vitamin A (x 1000 IU)

(M.kal) 14.00

3.71

23

16

27

400

702

15.47

4.10

26

18

30

450

763

16.90

4.47

29

20

34

500

821

18.28

4.84

31

22

28

550

877

19.65

5.20

34

24

42

KUALITAS RANSUM

Ransum sapi perah yang ideal ditinjau dari segi biologis dan ekonomis, terdiri dari sejumlah hijauan dan konsentrat. Hijauan dan konsentrat sebagai komponen ransum sapi perah, merupakan sumber zatzat makanan yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi tubuhnya. Agar za-zat makanan tersebut dapat terpenuhi, maka hijauan dan konsentrat perlu diformulasikan menjadi suatu ransum. Hijauan dalam ransum sapi perah masih tetap merupakan porsi terbesar dan konsentrat sebagai tambahan.

Sehingga kualitas konsentrat

yang diformulasikan tergantung pada kualitas hijauan yang diberikan. Apabila hijauan yang diberikan berkualitas rendah, konsentrat yang akan diformulasikan atau yang akan diberikan

haruslah berkualitas tinggi.

Sedangkan apabila hijauan yang diberikan berkualitas tinggi, konsentrat yang akan diformulasikan atau yang diberikan tidak perlu berkualitas tinggi, sebab tidak ekonomis. Hijauan merupakan sumber energi yang relatif murah. Akan tetapi sapi-sapi perah yang berproduksi susu tinggi belum tentu mengkonsumsi sejumlah hijauan

mampu

yang memenuhi zat-zat makanan yang

dibutuhkannya. POLA PEMBERIAN PAKAN Pakan yang diberikan pedet

pada usia 1 hari hanya diberikan

kolostrum atau Pengganti Air Susu (PAS). Pada umur 2-7 hari pedet hanya diberikan air susu (PAS), sedangkan usia 2 minggu sudah dapat dilatih dengan memberikan hijauan berkualitas rendah maka konsentrat yang diberikana haruslah berkualitas tinggi.

Sedangkan apabila hijauan yang

diberikan berkualitas tinggi maka konsentrat yang diformulasikan atau yang diberikan tidak perlu berkualitas tinggi. Pemberian pakan konsentrat diberikan 2 kali dalam sehari yaitu pagi, dan sore hari, yaitu sebelum dilakukan pemerahan. Pemberian pakan hijauan (rumput) dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Kebutuhan zat-zat makanan induk laktasi untuk memproduksi satu kg susu berdasarkan kadar lemak

Kadar lemak susu (%) 2.5

Protein kasar (gr) 72

M.E (M.kal)

TDN (kg)

Ca (gr)

P (gr)

0.99

0.260

2.40

1.65

3.0

77

1.07

0.282

2.50

1.70

3.5

82

1.16

0.304

2.60

1.73

4.0

87

1.24

0.326

2.70

1.80

4.5

92

1.31

0.344

2.80

1.85

5.0

98

1.39

0.365

3.90

1.90

5.5

103

1.48

0.367

3.00

2.00

6.0

108

1.56

0.410

3.10

2.05

Syarat Mutu Ransum Sapi Perah Berdasar SII Pedet Betina Maks 14

Dara Maks 14

Laktasi Maks 14

Protein kasar (%)

Min 20

Min 16

Min 18

Energi (TDN)

Min 65

Min 63

Min 75

Serat Kasar (%)

Maks 18

Maks 18

Maks 18

Lemak (%)

Maks 7

Maks 7

Maks 8

Phospor (%)

Min 0,4

Min 0,4

Min 0,4

Calsium (%)

Min 0,6

Min 0,6

Min 1,0

Min 1700

Min 1800

Min 2200

Kadar air

Vitamin A (IU/kg)

Related Documents

Budidaya Sapi Perah
December 2019 23
Tabel Populasi Sapi Perah
December 2019 14
Topik18-perah
November 2019 9
Binatang Sapi
May 2020 27