KATA PENGANTAR Om Swastyastu
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan bagi saya sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas Maternitas mengenai Keluarga Berencana, yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui lebih baik lagi dari materi yang diberikan oleh bapak/ibu dosen. Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah ini. Dengan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yan telah membantu menyelesaikan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka kami terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.
Denpasar, 09 Februari 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3
Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
1.4
Manfaat Penulisan ............................................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4 2.1
Program Keluarga Berencana di Indonesia ...................................................................... 4
2.1.1
Pengertian Program KB ............................................................................................ 4
2.1.2
Tujuan umum KB ..................................................................................................... 4
2.1.3
Sasaran Program KB ................................................................................................. 5
2.1.4
Ruang Lingkup Program KB .................................................................................... 6
2.1.5
Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB ........................ 7
2.1.6
Dampak Program Kb Terhadap Pencegahan Kelahiran ......................................... 11
2.2
Organisasi KB di Indonesia............................................................................................ 12
2.2.1
Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) ............................................ 12
2.2.2
BKKBN................................................................................................................... 14
2.3
Perkembangan Kb Di Indonesia ..................................................................................... 16
2.4
Program Kb Di Indonesia ............................................................................................... 18
2.5
Penggunaan Kontrasepsi ................................................................................................ 19
2.5.1.
Pengertian Kontrasepsi ........................................................................................... 19
2.5.2.
Cara Kerja Kontrasepsi ........................................................................................... 19
2.5.3.
Metode Kontrasepsi ................................................................................................ 19
2.5.4.
Macam-Macam Kontrasepsi ................................................................................... 21
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 40
ii
3.1
Simpulan......................................................................................................................... 40
3.2
Saran ............................................................................................................................... 40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk yang cukup padat. Hasil sensus penduduk pada tahun 2010 menunjukkan kenaikan laju pertumbuhan penduduk (LPP) Indonesia dari 1,45% menjadi 1,49%, dimana jumlah peningkatan penduduk di Indonesia menjadi 237,6 juta jiwa (BKKBN,2001). Hal ini sungguh menghawatirkan, karena semakin banyaknya jumlah penduduk Indonesia ini dapat mempengaruhi berbagai hal seperti dalam bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lainnya. Pemerintah pun sudah melakukan tindak lanjut untuk masalah laju pertumbuhan penduduk ini, pada 29 Juni 1970 program KB ditetapkan sebagai program pemerintah di Indonesia, dimana sebenarnya program KB sudah dimulai pada tahun 1957, namun respon masyarakat yang sangat kecil dan kurangnya sosialisasi pada masyarakat mengenai program KB pun menjadi terhambat. Akhirnya peningkatan jumlah penduduk pun terjadi dan membuat pemerintah membentuk Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional disaat bersamaan program KB ditetapkan sebagai program pemerintah. Untuk meningkatkan penggunaan kontrasepsi di Indoneisa, BKKBN pun mengarahkan agar KB diprogramkan dalam program pemerintah. Sehingga masyarakat kurang mampu dapat untuk menggunakannya. Hampir sernua negara
berkembang
mempunyai program
ke1uarga
berkembang (KB) untuk mengawasi kenaikan jumlah penduduk. Keuntungan dari menekan kenaikan jumJah penduduk adalah untuk meningkatkan pertumbuhan pendapatan perkapita dan efek sosialnya. Dimana alat-alat kontrasepsi ini dapat berupa pil, spiral (IUD), penyuntikan, implantasi, kondom dan sebagainya. Keluarga berencana (KB) merupakan suatu pilihan untuk mencegah terjadinya kehamilan dan untuk mengontrol waktu dan jumlah kehamilan. Kontrasepsi adalah pencegahan terjadinya konsepsi, menggunakan metode atau menghalangi terjadinya fertilisasi ovum. Namun, kontrasepsi masih memiliki implikasi dari segi etik, fisik, emosi, agama, dan legal. KB dapat menggunakan berbagai metode seperti tidak melakukan hubungan seksual, metode alami, penghalang mekanik, agen farmakologi, penghalang kimiawi, dan pembedahan.
Selanjutnya hal-hal lebih dalam mengenai Keluarga Berencana akan kami bahas pada bab berikutnya. 1
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan keluarga berencana? 2. Apa saja yang menjadi tujuan dari program KB? 3. Siapa saja yang menjadi sasaran terhadap program KB? 4. Apa saja ruang lingkup dari program KB? 5. Bagaimana strategi pendekatan dan cara operasional yang digunakan pada program pelayanan KB? 6. Apa saja dampak yang timbul dari program KB? 7. Apa saja organisasi mengenai program KB di Indonesia? 8. Bagaimana perkembangan KB di Indonesia? 9. Apa saja program dari KB di Indonesia? 10. Apa yang dimaksud dengan alat kontrasepsi? 11. Bagaimana cara kerja alat kontrasepsi? 12. Apa saja metode yang digunakan untuk alat kontrasepsi? 13. Apa saja jenis jenis dari alat kontrasepsis? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan KB. 2. Untuk mengetahui apa tujuan dari program KB. 3. Untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam program KB. 4. Untuk mempelajari ruang lingkup program KB. 5. Untuk memepelajari mengenai strategi pendekatan dan cara operasional dalam program KB. 6. Untuk mengetahui dampak yang timbul dari program KB. 7. Untuk mengetahui apa saja organisasi dari program KB. 8. Untuk mempelajari seperti apa perkembangan KB di Indonesia. 9. Untuk mengetahui apa saja program dari KB sendiri. 10. Untuk mengetahui mengenai alat kontrasepsi. 11. Untuk mempelajari cara kerja alat kontrasepsi. 12. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan pada alat kontrasepsi. 13. Untuk mengetahui macam-macam alat kontrasepsi. 2
1.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat yang diharapkan dalam penulisan paper ini antara lain sebagai berikut:
Manfaat Praktis Dapat digunakan oleh pembaca sebagai acuan dan pengetahuan dalam mempelajari keluarga berencana
Manfaat Teoretis Dapat dijadikan sebagai acuan oleh penulis berikutnya, terutama dalam melakukan study yang lebih mendalam mengenai keluarga berencana
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Program Keluarga Berencana di Indonesia 2.1.1 Pengertian Program KB 1. Pengertian Program Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. 2. Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. 3. WHO (Setiyaningrum, 2015), tindakan yang membantu inidividu atau pasutri untuk : mendapatkan obyektif-obyektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. 2.1.2 Tujuan umum KB Tujuan Umum untuk 5 tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB dimasa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015. Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah: 1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. 2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Tujuan KB berdasarkan RENSTRA 2005-2009 meliputi: 1. Keluarga dengan anak ideal 2. Keluarga sehat 3. Keluarga berpendidikan 4. Keluarga sejahtera
4
5. Keluarga berketahanan 6. Keluarga yang terpenuhi hak hak reproduksinya 7. Penduduk tumbuh seimbqang (PTS) 2.1.3 Sasaran Program KB Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tjuanmenurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera. Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi: 1. Menurunnya rata rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1.14 persen pertahun. 2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan. 3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6%. 4. Meningkatnya peserta KB laki laki menjadi 4,5 persen. 5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. 6. Meningkatnya rata rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun 7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak. 8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif. 9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayaan Program KB Nasional. Hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut, 1. Tercapainya peserta KB baru sebanyak 1.072.473 akseptor 2. Terbinanya peserta KB aktif sebanyak 5.098.188 akseptor atau 71,87% dari pasangan usia subur sebanyak 7.093.654 3. Meningkatnya rata-rata usia nikah pertama wanita menjadi 18,2 per tahun
5
4. Terkendalinya perkembangan kependudukan,terutama tingkat pertumbuhan migrasi dan persebaran penduduk Dari hasil tersebut maka pencapaian sasaran RPJMN 2004-2009 adalah sebagai berikut: 1. LPP menjadi sekitar 1,14% per tahun (tidak tercapai) 2. TFR menjadi 2,2 per wanita (tidak tercapai) 3. Unmet need menjadi 6% (tidak tercapai) 4. Peserta KB pria menjadi 4,5% (tidak tercapai) 5. Meningkatnya penggunaan kontrasepsi yang efektif serta efisien (tidak tercapai) 6. Rata-rata usia nikah pertama perempuan menjadi 21 tahun (tidak tercapai) 7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak (tercapai) 8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang aktif dalam usaha ekonomi produktif (tidak tercapai) 9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan KB dan KR (tidak tercapai) 2.1.4 Ruang Lingkup Program KB Ruang lingkup program KB meliputi: 1. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE) 2. Konseling 3. Pelayana kontrasepsi 4. Pelayanan infertilitas 5. Pendidikan sex (sex education) 6. Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan 7. Konsultasi genetic 8. Tes keganasan 9. Adopsi Berbagai program dalam ruang lingkup program KB, adalah sebagai berikut 1. Program keluarga berencana a. Peningkatan pelayanan keluarga miskin, termasuk melalui Askeskin b. Pengembangan kebijakan dan strategi nasional KB rumah sakit serta fasilitas pelayanan kesehatan rawat inap 6
c. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kontrasepsi d. Jaminan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi bagi keluarga miskin dan pelayanan swasta e. Peningkatan akses informasi dan pelayanan KB pria f. Peningkatan advokasi dan pelayanan komunikasi informasi dan edukasi serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak 2. Program kesehatan reproduksi remaja (KRR) a. Penyusunan buku dan materi KRR b. Penyuluhan dan penyebaran informasi penyelenggaraan KRR melalui momen strategis c. Pemantauan dan evaluasi d. Pembinaan program melalui seminar dan pentaloka e. Pengembangan modul dan sistem pembelajaran 3. Program peningkatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga a. Peningkatan kemitraan dalam pembinaan ketahanan keluarga b. Kegiatan komunikasi informasi dan edukasi serta program peningkatan kualitas lingkungan keluarga c. Peningkatan kegiatan pemberdayaan ketahanan keluarga d. Peningkatan kegiatan pemberdayaan kegiatan ekonomi keluarga 4. Program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas a. Peningkatan pelembagaan dan jejaring pelayanan KB dan KR b. Peningkatan peran serta masyarakat dan pemberdayaan petugas lini lapangan c. Perkuat jaringan kemitraan d. Peningkatan keterpaduan melalui kegiatan pada berbagai momentum besar e. Pemantapan mekanisme operasional 2.1.5 Strategi Pendekatan dan Cara Operasional Program Pelayanan KB Strategi pendekatan dalam program keluarga berencana atau lain: 1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach) Diarahkan untuk meningkatkan dan mennggalakkan peran serta masyarakat (kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan. 2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach) 7
Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar. 3. Pendekatan integrative (integrative approach) Memadukan pelaksaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan menggerakan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat menguntungkan dan member manfaat pada semua pihak. 4. Pendekatan kualitas (quality approach) Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi. 5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach) Memberikan peluang kepada sector pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksaan program KB nasional. 6. Pendekatan tiga dimensi (three diemension approach) Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional, dimana programtersebut atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu : a. 15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB b. 15-55% PUS merespon “ragu-ragu” untuk ber-KB c. 30% PUS merespon “tidak” untuk ber-KB Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KB sebagai berikut : a. Tahap perluasan jangkauan Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan lebih kepada sasaran: 1) Coverage wilayah Penggarapan wilayah adalah penggarapan program KB lebih diutamakan pada penggarapan wilayah potensial, seperti wilayah Jawa, Bali dengan kondisi jumlah penduduk dan laju pertumbuhan yang besar. 2) Coverage khalayak Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak-banyaknya. Pada tahap ini pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik 8
b. Tahap pelembagaan Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan jangkauan. Tahap coverage wilayah diperluas jangkauan provinsi luar Jawa Bali. Tahap ini inkator kuantitatif kesertaan ber-KB pada kisaran 45-65% dengan prioritas pelayanan kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan momentummomentum besar. c. Tahap pembudayaan program KB Pada tahap coverage wilayah diperluas jangkauan provinsi seluruh Indonesia. Sedangkan tahap coverage khalayak diperluas jangkauan sisa PUS yang menolak, oleh sebab itu pendekatan program KB dilengkapi dengan pendekatan Takesra dan Kukesra Strategi pendekatan- 5 prinsip 1. Prinsip integrasi. Prinsip pendekatan dengan prinsip integrasi bertujuan agar program KB nasional menjadi bagian tidak terpisahkan dan program pembangunan lainnya. Strategi pendekatan-prinsip integrasi a. Integrasi konsep KB dalam konsep KR dan hak-haknya seerta kesetaraan dan keadilan berbasis jenis kelamin b. Integrasi kegiatan pemberdayaan keluarga dengan pelayanan KB dan pemberdayaan wanita c. Integrasi program kesehatan reproduksi remaja dengan program KB dan KR d. Integrasi program penguatan kelembagaan dan jaringan KB dengan program pengembangan institusi pelayanan masyarakat lainnya e. Integrasi program KB dengan program pembangunan lainnya 2. Prinsip desentralisasi. Strategi pendekatan dengan prinsip desentralisasi bertujuan untuk memberi peluang dan kesempatan daerah dalam melaksanakan program KB nasionak sesuai aspirasi dan kondisi sosial budaya setempat. Strategi pendekatan-prinsip desentralisasi a. Penegasan jenis dan peningkatan wewenang b. Sistem kebijakan SDM c. Dukungan infrastruktur lintas sektoral d. Mekanisme pengendalian yang handal e. Pendelegasian wewenang operasional dengan pendekatan wilayah paripurna 9
3. Prinsip pemberdayaan. Strategi pendekatan denganprinsip pemberdayaan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi yang telah ada dimasyarakat agar dapat memberi dukungan pelaksanaan program secara berdayaguna Strategi pendekatan-prinsip pemberdayaan a. Peningkatan kapasitas pengelola dan pelaksana program KB nasional b. Peningkatan kualitas kepemimpinan c. Pemerdayaan institusi masyarakat dalam program KB nasional dan pemerdayaan keluarga d. Pemerdayaan masyarakat, keluarga, dan individu dalam rangka meningkatkan kemandirian e. Pemerdayaan wanita dalam pelaksanaan program KB nasional f. Pemantapan jaringan kerja program KB nasional 4. Prinsip kemitraan. Strategi pendekatan dengan prinsip kemitraan bertujuan untuk mengembangkan kerjasama yang didasarkan kesetaraan, saling menguntungkan, tulus dan saling menghargai di antara kedua belah pihak dalam mecapai tujuan yang telah disepakati Strategi pendekatan-prinsip kemitraan a. Koordinasi dalam rangka kemitraan yang tulus dan setara b. Partisipasi aktif masyarakat c. Kerjasama internasional 5. Prinsip segmentasi sasaran. Strategi pendekatan dengan prinsip segmentasi sasaran bertujuan untuk memfokuskan sasaran program agar optimal, efisien, dan aktif Strategi pendekatan-segmentasi sasaran a. Keberpihakan pada keluarga rentan b. Perhatian terhadap segmen khusus c. Data dan informasi keluarga d. Partisipasi pria dalam rangka kesetaraan dan keadilan berbasis jenis kelamin Adapun kegiatan/cara operasional pelayanan KB adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi dilakukan dengan memberikan penerangan konseling, advokasi, penerangan melalui media cetak, elektronik. 10
Dengan penerangan, motivasi diharapkan meningkat sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku masyarakat dalam ber-KB, melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga , peningkatan kesejahteraan keluarga sehingga tercapai norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS). 2. Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB Dikembangkan program reproduksi keluarga sejahtera. Para wanita baik sebagai calon ibu atau ibu, merupakan anggota keluarga yang paling rentan mempunyai potensi yang besar untuk mendapatkan KIE dan pelayanan KB yang tepat dan benar dalam mempertahankan fungsi reproduksi. Reproduksi sehat sejahtera adalah suatu keadaan sehat baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi. Bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spriritual dan material, bertaqwa kepada tuhan YME, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan lingkungan. Dalam mencapai sasaran reproduksi sehat, dikembangkan 2 gerakan yaitu : Pengembangan gerakan KB yang makin mandiri dan gerakan keluarga sehat sejahtera dan gerakan keluarga sadar HIV/AIDS. 2.1.6 Dampak Program Kb Terhadap Pencegahan Kelahiran Program KB nasional memberi berbagai dampak bagi ibu, anak-anak yang dilahirkan, anak-anak yang lain, ayah serta seluruh keluarga. 1. Untuk ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran a. Memperbaiki kesehatan tubuh karena kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek dapat dicegah b. Meningkatkan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak, beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan lainnya. 2. Untuk anak-anak yang dilahirkan a. Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan sehat 11
b. Sesudah lahir, anak dapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diingkinkan dan direncanakan 3. Untuk anak-anak yang lain a. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya, lebih baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga b. Perkembangan mental dan sosial lebih sempurna karena pemeliharaan yang baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak c. Mendapat perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber pendapatan keluarga tidak habis hanya untuk mempertahankan hidup 4. Untuk ayah Memberi kesempatan bagi ayah agar dapat memperbaiki kesehatn fisik dan memperbaiki kesehatan mentak dan sosial karena kecemasan berkurang serta lebih banyak waktu terluang untuk keluarganya 5. Untuk keluarga seluruhnya Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga tergantung kesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh pendidikan 2.2 Organisasi KB di Indonesia 2.2.1 Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Berawal dari tantangan yang sangat besar tentang gagasan KB pada tahun 1950 an, pada masa itu pemerintah belum menyadari manfaat KB bagi peningkatan kualitas bangsa. Masyarakat melihat KB sebagai upaya pembatasan kehamilan semata, suatu hal yang dianggap sebagai bentuk perampasan kemerdekaan yang baru saja mereka nikmati. Hamil dan melahirkan ditanamkan sebagai tugas mulia seorang wanita untuk melahirkan jutaan generasi baru bangsa Indonesia yang akan mengelola sumber daya alam yang melimpah dan mengangkat citra indonesai sebagai “bangsa yang besar” di mata dunia. Pandangan tersebut membuat semakin banyak wanita yang hamil dan melahirkan. Hal tersebut berdampak terhadap kesehatan wanita. Angka kematian ibu dan bayi baru lahir sangat tinggi. Hal ini semakin mendorong para pendiri PKBI untuk membentuk wadah gerakan gerakan keluarga berencana di Indonesia. 12
Diawali dengan diskusi dengan Mrs. Dorothy Brush, anggota Field Service IPPF. Disusul oleh kunjungan Dr. Abraham Stone, kepala Margareth Sanger Research Institute New York. Kemudian Dr. Soeharto, dokter pribadi Presiden Soekarno ketika itu, mulai menjajagi kemungkinan untuk mendirikan sebuah organisasi keluarga berencana. Akhirnya, pada tanggal 23 Desember 1957 Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesai (PKBI) resmi berdiri. Kepekaan dan kepedulian PKBI terhadap masalah kesehatan wanita pada gilirannya menyadarkan masyarakat untuk menempatkan KB dalam perspektif yang lebih luas, yaitu kesehatan reproduksi. Kerja keras yang terus – menerus membuahkan pengakuan dunia terhadap eksistensi PKBI. Pada tahun 1969, PKBI mencatat sejarah baru sebagai anggota penuh IPPF, sebuah lembaga federasi internasional beranggotakan 184 negara yang memperjuangkan pemenuhan hak dan kesehatan seksual reproduksi bagi masyarakat di seluruh dunia. Visi Perkumpulan: Terwujudnya masyrakat yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi dan seksual serta hak – hak kesehatan reproduksi dan seksual yang berkesetaraan dan berkeadilan jenis kelamin. Misi Perkumpulan: 1. Memberdayakan anak dan remaja agar mampu mengambil keputusan dan berperilaku bertanggung jawab dalam hal serta hak – hak kesehatan reproduksi dan seksual. 2. Mendorong partisipasi masyarakat, terutama masyarakat miskin, marginal, dan tidak terlayani untuk memperoleh akses, informasi, pelayanan, dan hak – hak kesehatan reproduksi dan seksual yang berkualitas serta berkesetaraan dan berkeadilan jenis kelamin. 3. Berperan aktif dalam mengurangi prevalensi infeksi menular seksual dan menanggulangi HIV/AIDS, serta mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap ODHA dan OHIDA 4. Memperjuangkan agar hak-hak reproduksi dan seksual wanita diakui dan dihargai terutama berkaitan dengan berbagai alternatif penangan kehamilan yang tidak diinginkan. 13
5. Mendapatkan dukungan dari pengambilan kebijakan, stakeholder, media dan masyarakat terhadap program kesehatan reproduksi dan seksual serta hak – hak kesehatan reproduksi dan seksual. 6. Mempertahankan peran PKBI sebagai LSM polopor, profesional, kredibel, berkelanjutan , dan mandiri dalam bidang kesehatan reproduksi dan juga hak -hak kesehatan reproduksi dan seksual dengan dukungan relawan dan staf yang profesional Nilai Perkumpulan: 1. Menghargai harkat dan martabat manusia dari segi jenis kelamin, umur, orientasi seksual, ras, warna kulit, fisik, agama, aliran politik, status sosial dan ekonomi. 2. Menjungjung tinggi nilai kesetaraan dan keadilan jenis kelamin, demokrasi, keadilan sosial, pengelolaan yang baik. 3. Melakukan pelayanan kesehatan reproduksi dengan pendekatan hak asasi manusia. 4. Berpegang teguh pada semangat kerelawanan, kepeloporan, profesionalisme, kemandirian. Berbagai program PKBI, sebagai berikut. 1. Program anak dan remaja 2. Program khusus bencana dan keadaan darurat 3. Pemberdayaan wanita 4. Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi 5. HIV/AIDS 6. Penanganan KTD 7. Advokasi 8. Peningkatan kapasitas staf, relawan, akreditasi. 9. Monitoring dan evaluasi (Monev) 2.2.2 BKKBN BKKBN merupakan lembaga pemerintah non-departemen (LPND) yang memiliki badan hukum yang jelas dengan tugas dan kewenangannya diatur dalam undang-undang. Pada awalnya, lembaga ini bernama Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional kemudian pada tahun 2009 berganti nama menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga 14
Berencana Nasional menyusul disahkannya RUU Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menjadi UU oleh DPR. Pada tingkat provinsi, BKKBN bernama BKKB daerah yang memiliki tugas dan wewenang dalam pengadalian penduduk, peningkatan kualitas dan mobilitas penduduk. Tantangan pembangunan KB di Indonesia, antara lain belum kuatnya komitmen pemerintah kabupateb/kota untuk menyukseskan program KB, terlihat bahwa program kependudukan dan KB belum menjadi prioritas dalam pemberian anggaran dalam APBD kabupaten/kota. Tahun 2010, BKKBN menargetkan penurunan angka kesuburan wanita (total fertility rate, TFR) dari 2,6 menjadi 2,2 dan penurunan pertumbuhan penduduk Indonesia dari 1,3%/tahunnya menjadi 1% pada akhir 2010, serta penambahan jumlah peserta KB baru sebesar 7,1 juta orang. Filosofi : Menggerakkan peran serta masyrkat dalam keluarga berencana Visi
: Seluruh keluarga ikut KB
Misi
: Mewujudkan keluarga kecil sejahtera bahagia
Fungsi : 1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera 2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN 3. Fasilitas dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah, swasta, LSOM, dan masyarakat dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera 4. Penyelenggaran pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksanan, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persediaan, perlengkapan dan rumah tangga Tugas pokok : Melaksanakan tugas pemerintah dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kewenangan : 1. Penyusunan rencana nasionak secara makro dibidangnya 2. Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro 3. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi, dan anak 15
4. Penetapan sistem informasi dibidangnya 5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undanga yang berlaku, yaitu perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera serta perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga. 2.3 Perkembangan Kb Di Indonesia 1) Sejarah Kb Di Indonesia (Situasi KB di Indonesia) A. Sebelum 1967 1. Masalah kependudukan tidak mendapatkan penanganan sewajarnya dari pemerintah orde lama yang berpaham pronatalis. Pemerintah menekankan bahwa jumlah penduduk yang besar merupakan suatu potensi yang besar untuk menggali dan mengolah berbagai sumber kekayaan alam Indonesia tanpa memperhitungkan kualitas sumber daya manusia dan dana yang menopangnya. 2. Pemerintah pada waktu itu menyatakan tidak setuju dengan pembatasan kelahiran sebagai upaya pengendalian penduduk (pidato presiden di Palembang 1952) B. Tahun 1950-an 1. Pada era ini, perhatian terhadap masalah kependudukan khususnya terhadap gagasan keluarga berencana telah tumbuh di kalangan masyarakat. 2. Pada tahun 1957 mulai diorganisasikan pelaksanaannya oleh suatu badan swasta Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Kegiatan PKBI masih sangat terbatas dan dilakukan secara diam-diam karena situasi politik Indonesia tidak memungkinkan. C.
Awal decade 1960-an
1. Indonesia mengalami ‘baby boom’ yang ditandai dengan ledakan tingkat kelahiran yang cukup tinggi. 2. Pada tahun 1967 Presiden Soeharto dan dua puluh Sembilan pemimpin dunia lain menandatangani Deklarasi Kependudukan Sedunia. Penandatanganan tersebut merupakan peristiwa yang menjadi titik balik dari sikap pemerintah orde lama yang menganut paham pronatalis, menjadi sikap pemerintah orde baru yang lebih realistisanti nantalis.
16
3. Pemerintah orde baru yang berorientasi pada pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat mempunyai komitmen politis sangat besar terhadap masalah kependudukan. D. Tahun 1968 Pemerintah membentuk Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang berstatus sebagai lembaga semi pemerintah. 1. KepPres No.8/1970,LKBN diganti menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang berstatus sebagai lembaga pemerintah penuh. E. Tahun 1970 1. Tepatnya 29 Juni 1970 Presiden Soeharto melantik Dewan Pembimbing Keluarga Berencana. 2. Sejak Pelita I, KB secara resmi menjadi program pemerintah dan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional 3. Selama enam Pelita (1969/1970-1998/1999), pelaksanaan program KB nasional diselenggarakan berdasarkan Ketetapan MPR yang dituangkan dalam GBHN dan keputusan Presiden tentang Program Keluarga Berencana Nasional. 4. Landasan legal pelaksanaan program KB nasional semakin kuat dengan disahkannya UU No.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera oleh MPR. 5. Organisasi KB terus berkembang dan makin besar, mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota madya, kecamatan/desa, jumlah tenaga, sarana, prasarana dan dana makin meningkat merata sesuai tuntutan perkembangan program. Pelita I
= 6 provinsi
Pelita II
= 16 provinsi
Pelita III
= mencakup seluruh provinsi di Indonesia
F. Era Reformasi Program KB diarahkan pada pengembangan SDM potensial sehingga diperlukan upaya peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagai prioritas selain itu juga diarahkan pada pengaturan kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan. Perkembangan KB di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai factor yang dibagi menjadi dua,yaitu factor penghambat dan factor pendukung. 17
Faktor Penghambat Program KB Di Indonesia
Budaya
Agama
Tingkat pengetahuan masyarakat
Wawasan kebangsaan
Faktor Pendukung Program KB Di Indonesia
Komitmen politis
Dukungan pemerintah
Dukungan TOGA/TOMA
Dukungan masyarakat terkait masalah kependudukan
2.4 Program Kb Di Indonesia 1. Program KB Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (UU No.10 tahun 1992) Visi : Menjadi lembagal yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas (Program KB Nasional BKKBN 2019) Misi : 1. Mengarus utamakan pembangunan berwawasan kependudukan 2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi 3. Memfasilitasi pembangunan keluarga 4. Mengembangkan jejeraing kemitraan dalam pengelolaan kependudukan keluarga berencana dan pembangunan keluarga 5. Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten Tujuan umum program KB Nasional adalah memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanam KB dan kesehatan reproduksi (KR) yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas. Dengan demikian, tujuan umum 5 tahun kedepan untuk mewujudkan visi dan misi program KB dengan membangun kembali dan menetapkan pondasi 18
yang kokoh bagi pelaksana program KB dimasa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015. Perlu diketahui bahwa tujuan tersebut merupakan kelanjutan dari tujuan demografis dan tujuan filosofis program KB 1970 yaitu penurunan TFR tahun 2000 sebesar 50% dari kondisi TFR tahun 1970, kelembagaan dan pengelolaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) dengan merencanakan kehamilan dan mncegah kehamilan yang belum diinginkan, meingkatkan status kesehatan wanita dan anak serta meningkatkan kesejahteraan, kesehatan dan kepuasan seksual. 2.5 Penggunaan Kontrasepsi 2.5.1. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk menunda, menjarangkan kehamilan, serta menghentikan kesuburan. Kontrasepsi berasal dari kata “kontra" dan “konsepsi". Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (ovum) yang matang dengan sperma yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma tersebut. 2.5.2. Cara Kerja Kontrasepsi Cara kerja dari alat kontrasepsi adalah untuk :
mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi.
melumpuhkan sperma.
menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. (BKKBN, 2001).
2.5.3. Metode Kontrasepsi Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
19
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma, metode mekanik seperti IUD, atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan). Sedangkan dari segi metode, kontrasepsi dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu sebagai berikut: 1) Cara kontrasepsi tradisional:
a. Tanpa memakai alat atau obat, yang disebut dengan cara tradisional, yaitu: -
senggama terputus
-
pantang berkala
b. Menggunakan alat atau obat, yaitu: -
kondom
-
diafragma atau cap
-
cream, jelly dan cairan berbusa
-
tablet berbusa (vaginal tablet)
2) Kontrasepsi dengan model modern:
a. Tidak permanen -
pil
-
IUD (Intra Uterine Device)
-
suntikan
b. Permanen
20
-
tubektomi (strelisasi untuk wanita)
-
vasektomi (sentralisasi untuk pria)
2.5.4. Macam-Macam Kontrasepsi 1) Pantang Berkala Metode kalender atau pantang berkala adalah cara metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi. Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara atau metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara tidak melakukan sanggama pada masa subur. Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidak sama. Untuk itu perlu pengamatan minimal 4 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara mengetahui dan menghitung masa subur:
1) Bila siklus haid teratur (28 hari) 2) Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 3) Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke-16 dalam siklus haid
Contoh: seorang wanita mendapat haid mulai tanggal 9 januari. Tanggal 9 Januari ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Januari dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Januari. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Januari hingga tanggal 24 Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut suami istri tidak boleh bersanggama. Jika ingin bersanggama harus memakai kondom atau sanggama terputus (sanggama dimana tidak mengeluarkan sperma didalam). Kelebihan
a. Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan tanpa biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli alat kontrasepsi.
21
b. Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena bisa dihindari adanya efek samping yang merugikan seperti halnya memakai alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
c. Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom misalnya. Meski tentu saja dilain pihak dituntut untuk mengontrol diri dari pasangan untuk ketat berpantang selama masa subur. Kerugian Kemungkinan kegagalan yang jauh lebih tinggi. Ini terutama bila tidak dilakukan pengamatan yang mendalam untuk mengetahui dengan pasti masa subur, karena tidak ada yang bisa menjamin ketepatan perhitungan sebab masa subur pun terjadi secara alami, selain itu kedua pasangan tidak bisa menikmati hubungan suami istri secara bebas karena ada aturan yang ditetapkan dalam sistem ini. Masa berpantang yang cukup lama dapat membuat pasangan tidak bisa menanti dan melakukan hubungan pada waktu berpantang. Kerugian lain dari KB kalender adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidak teratur, saat terjadi ovulasi, sulit untuk diperhitungkan.
a. Indikasi
Tidak melakukan sanggama pada masa subur.
Wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang
22
Metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopaus.
Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.
Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
b. Kontra Indikasi : Variasi Siklus > 8 Hari Siklus < 25 Hari Siklus Tidak Teratur Setelah Melahirkan Dan Selama Menyusui c. Efek Samping Implantasi abnormal Resiko kelainan kongenital tinggi 2) Senggama Terputus Senggama terputus/coitus interuptus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan atau menarik alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Prinsip kerja senggama terputus sangat sederhana, memerlukan keterlibatan dan keinginan pria untuk menggunakan metode ini. Cara kerjanya yaitu ditarik atau dikeluarkannya alat kelamin pria (penis) sebelum ejakulasi, sehingga sperma tidak dapat masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa akan terjadinya ejakulasi yang disadari sebelumnya oleh sebagian besar oleh kaum pria, dan setelah itu masih ada waktu kira - kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi.
23
Kelebihan -
efektif bila digunakan dengan benar
-
murah, tanpa biaya
-
tidak mengganggu produksi asi
-
tidak memerlukan bahan dan alat
-
dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
-
dapat digunakan kapan saja
-
meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
Kekurangan -
angka kegagalan tinggi dikarenakan pria lupa/terlambat mengeluarkan penis dari vagina
-
tidak ada perlindungan terhadap IMS
-
efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan coitus interuptus setiap melaksanakannya
-
membatasi kenikmatan hubungan seksual Indikasi
Suami yang tidak mempunyai masalah
Kontra Indikasi Suami dengan ejakulasi dini.
dengan interupsi pra orgasmik. Pasangan yang tidak mau metode
Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi
kontrasepsi lain.
pra orgasmik.
Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalam Suami dengan kelainan fisik/psikologis. keluarga berencana. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi
Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.
segera. Pasangan yang memerlukan metode
Pasangan yang tidak komunikatif.
sementara, sambil menunggu metode lain. Pasangan yang membutuhkan metode
Pasangan yang tidak bersedia melakukan
pendukung.
senggama terputus.
24
Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur. Menyukai senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.
Efek Samping 1. Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap dilaksanakaan hubungan intim 2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis 3. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual 3) Kondom Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat karet/lateks, berbentuk tabung. Penggunaan kondom cukup efektif selama digunakan secara tepat dan benar. Kegagalan penggunaan kondom dapat diperkecil dengan menggunakan kondom dengan tepat, yaitu gunakan pada saat penis sedang ereksi dan dilepaskan sesudah ejakulasi. Alat kontrasepsi ini paling mudah didapat serta tidak merepotkan. Kegagalan biasanya terjadi bila kondom robek karena kurang hati-hati atau karena tekanan pada saat ejakulasi sehingga terjadi perembesan. Perhatikan dengan seksama kualitas kondom sebelum digunakan, untuk memberikan perlindungan yang maksimal terhadap penggunanya. Tips sebelum menggunakan kondom: a. Periksalah tanggal kadaluwarsa pada bungkus kondom b. Periksalah juga kondisi bungkus kondom, jangan menerima atau membeli kondom yang bungkusnya sudah rusak, atau ada gelembung udara di dalamnya dan berlubang. c. Gunakan kondom yang baru setiap kali hendak berhubungan. Kelebihan
25
efektif bila digunakan dengan benar.
murah dan dapat dibeli secara umum.
tidak perlu pemeriksaan khusus.
Kekurangan
efektifitas tidak terlalu tinggi.
penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
agak mengganggu hubungan seksual.
harus selalu tersedia
Indikasi kondom
Pria
Penyakit genitalia
Sensivitas penis terhadap sekret vagina
Ejakulsi prematur
Kontra-indikasi kondom: I.
II.
Absolut
Pria dengan ereksi yang tidak baik.
Riwayat syok septik
Tidak bertanggung jawab secara seksual.
Interupsi seksual foreplay menghalangi minat seksual
Alergi terhadap karet atau lubrikan pada partner seksual.
Relatif
Interupsi sexsual foreplay yang mengganggu ekspresi seksual.
Efek Samping
26
Terjadi alergi pada penggunaan bahan lateks
Dematitis
Iritasi
4) Pil KB Keuntungan pil ini adalah tetap membuat menstruasi teratur, mengurangi kram atau sakit saat menstruasi. Kesuburan anda juga dapat kembali pulih dengan cara cukup menghentikan pemakaian pil ini. Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan meminimalkan keluhan. ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen. Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet Placebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola pengaturan haid (sekuensial). Kelebihan
-
sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak terputus.
-
tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
-
bisa digunakan wanita segala usia.
-
kesuburan segera kembali setelah dihentikan.
-
mengatur siklus haid.
Kekurangan
-
Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
-
Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.
-
Bisa merasakan sakit kepala ringan.
-
Berat badan bisa naik.
-
Biasanya haid akan terhenti.
-
walau sangat jarang, wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah dalam pembuluh.
Indikasi
-
Tidak sedang hamil
Kontra Indikasi 27
-
Pada penderita tumor
-
Penyakit hati
-
Dm
-
Kehamilan
-
Hipertensi
-
Migrain
-
Depresi
-
Mioma Uteri
-
Oligomenorea dan amenorea
Efek Samping
28
-
Meningkatkan resiko darah tinggi dan kardiovaskular
-
Peningkatan berat badan
-
Dapat mengganggu produksi ASI
-
Pendarahan tiba-tiba diluar jadwal menstruasi
-
Rasa mual
-
Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman pada payudara
-
Gairah seks menurun
5) KB IUD IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik yang halus berbentuk spiral atau berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/ paramedik lain yang sudah dilatih. Intrauterine Device atau biasa juga disebut spiral karena bentuknya memang seperti spiral. Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga kedalam rahim. Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika anda ingin hamil lagi. Kelebihan
Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan.
Tidak terpengaruh obat-obatan.
Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan
tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.
Dapat mencegah kehamilan di luar kandungan.
Dapat digunakan sampai manopouse
Kekurangan
Terjadi perubahan siklus haid
Haid lebih lama dan banyak.
Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga wanita yang memakai IUD harus rutin periksa ke tenaga kesehatan.
Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan.
Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang darah.
29
Indikasi Pemakaian IUD Pemakaian IUD untuk tujuan kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita sebagai berikut:
Yang telah mempunyai anak hidup satu atau lebih.
Yang ingin menjarangkan kehamilan.
Yang tidak ingin hamil lagi namun menolak cara kontrasepsi mantap ( Kontap), biasanya digunakan IUD yang masa pakainya cukup lama.
Yang mempunyai kontra indikasi terhadap pemakaian kontrasepsi hormonal (sakit jantung, hipertensi, penyakit hati).
Wanita berusia diatas 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal dapat kurang menguntungkan.
Kontra Indikasi Pemakaian IUD Seperti metode kontrasepsi lainnya, IUD juga tidak diindikasikan untuk semua wanita. Kontra indikasi pemakaian IUD meliputi kontra indikasi absolut dan kontra indikasi relatif. Kontra Indikasi Absolut
Kehamilan
Perdarahan uterus abnormal\Penyakit radang panggul
Keganasan pada traktus genitalis
Alergi terhadap tembaga
Kontra Indikasi Relatif
30
Riwayat kehamilan ektopik
Riwayat penyakit hubungan seksual
Infeksi vagina atau serviks
Fibroid uterus
Malformasi uterus
Anemia
Dismenorrhoe berat
Valvular Heart Disease
Gangguan pembekuan darah
Penyakit jantung reumatik
Efek samping pemasangan IUD
Menstruasi jadi tidak teratur di beberapa bulan pertama, karena tubuh masih menyesuaikan diri.
Darah menstruasi bisa lebih banyak dibanding biasanya, bahkan disertai dengan kram perut.
Mengalami kram dan perut terasa tidak nyaman, meski tidak sedang haid.
Muncul bercak perdarahan yang tidak teratur selama beberapa minggu pertama pemakaian.
Mual dan sakit perut. Rasa tidak nyaman ini akan berbeda dengan efek dari kontrasepsi berbentuk pil atau suntikan.
Berisiko infeksi vagina.
Posisi IUD bisa bergeser dari tempat semula, entah sebagian atau seluruhnya sehingga keluar dari rahim.
Efek samping mirip PMS misalnya tumbuh jerawat, badan pegal linu, ahingga payudara nyeri. Ini terutama terjadi bila Anda pakai IUD hormonal.
31
6) KB Suntik Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclovem). Salah satu keuntungan KB suntik adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Kelebihan
Sudah digunakan. 6anya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan.
Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan pembengkakan pinggul.
Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.
Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.
Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak mempengaruhi ASI.
Kekurangan
Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.
Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.
Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.
Indikasi pemakaian suntikan kombinasi.
32
Usia reproduksi.
Telah memiliki anak,ataupun belum memiliki anak.
Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinngi.
Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
Pasca persalinan dan tidak menyusui.
Anemia.
Nyeri haid hebat.
Haid teratur.
Riwayat kehamilan ektopik.
Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
Kontraindikasi pemakaian suntikan kombinasi.
Hamil atau di duga hamil.
Menyusui dibawah 6 minngu pasca persalinan.
Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
Penyakit hati akut(virus hepatitis).
Usia > 35 tahun yang merokok.
Waktu mulai menggunakan suntik kombinasi.
Efek samping pengunaan suntikan kombinasi
Kemungkinan kepadatan mineral tulang berkurang
Tidak cepat subur kembali
Tidak melindungi dari infeksi penyakit menular
Berat badan bisa bertambah
7) KB Implant Implant/susuk KB adalah kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit pada bagian tangan yang dilakukan oleh dokter ahli. Tabung kecil berisi hormon tersebut akan terlepas sedikit-sedikit, sehingga mencegah kehamilan. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau Levonorgestrel. Konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika 33
memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun. Efek sampingnya berupa gangguan menstruasi, haid tidak teratur, bercak atau tidak haid sama sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan kegemukan, ketegangan payudara, dan liang senggama terasa kering. Kendala lainnya dalam pencabutan susuk yaitu sulit dikeluarkan karena mungkin waktu pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi. Kelebihan
Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah dilepas.
Tidak memerluka pemeriksaan dalam.
Bebas dari pengaruh estrogen.
Tidak mengganggu hubungan seks.
Tidak menggaggu ASI
Hanya perlu pemeriksa ke tenaga kesehatan jika ada keluhan
Dapat dilepas sesuai kebutuhan.
Kekurangan
Akan timbul perasaan mual.
Bisa terjadi peningkatan atau penurunan berat badan.
Bisa menimbulkan sakit kepala.
Perubahan perasaan atau kegelisahan.
Membutuhkan tindak pembedahan kecil untuk insersi dan pencabutan.
Indikasi pemakaian KB Implant dianjurkan bagi wanita yang:
Telah memiliki anak dan tidak ingin memiliki anak lagi dengan jarak waktu tertentu atau selamanya.
Tidak ingin memiliki anak lagi tetapi menolak sterilisasi.
Tidak dapat memakai kontrasepsi yang harus dipakai setap hari karena kesibukan atau sering lupa.
Tempat tinggal anda jauh dengan tempat pelayanan KB
Kontraindikasi, KB implan tidak dianjurkan apabila klien memiliki masalah kesehatan seperti:
34
Wanita yang memiliki pembekuan darah
Penyakit liver
Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya
Jika Anda sedang hamil atau curiga Anda sedang hamil
Diabetes
Sakit kepala migrain
Depresi
Kolesterol tinggi
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Masalah kandung empedu
Kejang-kejang
Penyakit ginjal
Alergi
Dan beberapa jenis kanker seoerti kanker dan tumor payudara.
Efek samping penggunaan KB Implant
35
Haid menjadi tidak teratur, atau tidak haid sama sekali
Darah haid menjadi lebih banyak, atau malah menjadi lebih sedikit
Flek/bercak darah yang keluar saat sedang tidak haid
Berat badan bertambah
Sakit kepala
Jerawat
Payudara nyeri
Rasa sakit, infeksi, dan bekas luka di kulit tempat susuk dimasukkan (diimplan)
Depresi
8) Vasektomi Vasektomi adalah menutup saluran sperma yang menyalurkan sperma dari pusat produksinya di testis atau disebut juga vas deferens sebagai tempat untuk menyalurkan sperma dari epididimis. Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan okusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. Kelebihan
Sangat efektif dan permanen.
Tidak ada efek samping jangka panjang.
Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan.
Kekurangan Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat tindakan, akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap pembuluh darah di sekitar vasa deferensia. Indikasi Vasektomi
36
Menunda kehamilan
Mengakhiri kesuburan
Membatasi kehamilan
Setiap pria, suami dari suatu pasangan usia subur yang telah memiliki jumlah anak cukup dan tidak ingin menambah anak.
Kontra Indikasi Vasektomi
Peradangan dalam rongga panggul
Peradangan liang senggama akut (vaginatis-servisitis akut)
Obesitas berlebihan
Penyakit kardiovaskuler berat, penyakit paru berat atau penyakit paru lain.
Peradangan kulit atau jamur pada kemaluan.
Peradangan pada alat kelamin pria.
Penyakit kencing manis.
Kelainan mekanisme pembekuan darah.
Infeksi didaerah testis (buah zakar) dan penis
Hernia (turun bero)
Varikokel (varises pada pembuluh darah balik buah zakar)
Buah zakar membesar karena tumor
Hidrokel (penumpukan cairan pada kantong zakar)
Buah zakar tidak turun (kriptokismus)
Penyakit kelainan pembuluh darah
Efek samping vasektomi
37
Nyeri
Abses
Hematoma
Pembengkakan kantung biji zakar
Perdarahan
Peradangan
9) Tubektomi Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Dimana tubektomi adalah pemotongan saluran indung telur (tuba fallopi) sehingga sel telur tidak bisa memasuki rahim untuk dibuahi. Tubektomi bersifat permanen. Walaupun bisa disambungkan kembali, namun tingkat fertilitasnya tidak akan kembali seperti sediakala. Tubektomi adalah salah satu alternatif KB (Keluarga Berencana). Kelebihan
Sangat efektif dan permanen.
Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana.
Tidak ada efek samping.
Konseling mutlak diperlukan.
Tidak mempengaruhi proses menyusui.
Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi seksual.
Kekurangan Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi. Indikasi Tubektomi
38
Usia > 26 Tahunan
Paritas > 2
Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya.
Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
Pascapersalinan
Pascakeguguran
Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini.
Kontraindikasi Tubektomi
Hami (sudah terdeteksi atau dicurigai)
Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus di evaluasi)
Infeksi sitemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau dikontrol)
Tidak boleh menjalani proses pembedahan
Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas di masa depan
Belum memberikan persetujuan tertulis
Efek samping
Pingsan secara berulang.
Demam.
Sakit perut yang parah atau perdarahan pada luka operasi yang tidak kunjung berkurang pada 12 jam setelah operasi.
39
Keluarnya cairan secara terus-menerus dari luka operasi.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana, dengan kata lain KB adalah perencanaan jumlah keluarga. Pembatasan bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Dengan membatasi jumlah anak, maka juga akan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Karena dengan jumlah anak yang sedikit beban orang untuk menghidupi keluarganya akan berkurang dibandingkan dengan keluarga yang memiliki banyak anak. 3.2 Saran Dengan program keluarga berencana ini kita dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraaan masyarakat. Untuk bapak/ibu dosen diharapkan agar lebih dalam lagi menejlaskan mengenai program KB. Dan untuk mahasiswa diharapkan bisa mengembangkan lagi mengenai pengetahuan tentang program KB
40