Patofisiologi Sakit Kepala & Kejang.docx

  • Uploaded by: naili
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Patofisiologi Sakit Kepala & Kejang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,720
  • Pages: 22
PATOFISIOLOGI SAKIT KEPALA DAN KEJANG-KEJANG

MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Patofisiologi Yang dibina oleh Bapak Tanto Hariyanto, S.Kep., M.Biomed.

Oleh: KELOMPOK 9 1. Naili Shifa

(1601100003)

2. Anggita Ayu W.

(1601100027)

3. Achmad Tiffa Rifa’i (1601100028) 4. Audhia Dillianty

(1601100033)

POLTEKKES KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN D-III KEPERAWATAN MALANG Mei 2017

Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah “Patofisiologi sakit kepala dan kejang-kejang” ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 30 Mei 2017

Penulis

i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR .........................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2 1.3 Tujuan .. .............................................................................................. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Sakit Kepala .................................................................... 3 2.2 Faktor Yang Menyebabkan Sakit Kepala ......................................... 3 2.3 Macam-macam Sakit Kepala ............................................................ 4 2.4 Patofisiologi Sakit Kepala ................................................................. 8 2.5 Pengobatan pada Sakit Kepala … ..................................................... 9 2.6 Pengertian Kejang-kejang ............................................................... 10 2.7 Faktor Penyebab Terjadinya Kejang ............................................... 11 2.8 Macam-macam Kejang ................................................................... 11 2.9 Patofisiologi Kejang ........................................................................ 13 2.10 Cara Mengatasi Kejang …. ............................................................. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 17 3.2 Saran .................................................................................................. 17 DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 18

ii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Anatomi Fisiologis terjadinya Migraine ......................................... 4 Gambar 2.2 Tension Type Headache .................................................................. 6 Gambar 2.3 Gejala Patofisiologi Kejang .......................................................... 12

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Sakit kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan di seluruh daerah kepala dengan batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala. Berdasarkan kasusanya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas terdapat kelainan anatomi atau kelainan struktur atau sejenisnya. Nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang jelas terdapat kelainan anatomi atau kelainan struktur atau sejenisnya dan bersifat kronis progresif, antara lain meliputi kelainan non vaskuler. Sakit kepala merupakan masalah kesehatan yang paling lazim berlaku dan paling banyak jenisnya (Risalah Kesehatan UKKP UNIMAP, April 2008)..Sakit kepala adalah masalah universal, dengan prevalensi hampir 99%, dan merupakan alasan paling umum untuk rujukan neurologis. Sakit kepala bisa memiliki makna klinis sedikit akan tetapi juga mungkin menjadi pertanda adanya penyakit yang mengancam jiwa. Rasa sakit pada kepala disebabkan oleh traksi/penarikan, perpindahan, peradangan, spasme dari pembuluh darah, atau distensi dari struktur di kepala atau leher yang sensitif terhadap rasa. (David A. Greenberg, Michael J. Aminoff, Roger P. Simon (2002). Clinical Neurology 5th edition. McGraw-Hil.Appleton & Large. Kejang adalah kondisi di mana otot-otot tubuh berkontraksi secara tidak terkendali. Seluruh gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau terjadi keabnormalan, otot-otot tubuh akan berkontraksi dan bergerak tanpa terkendali. Itulah yang terjadi saat tubuh mengalami kejang. Dari definisi diatas, dapat diketahui bahwa sakit kepala dan kejang merupakan gangguan persarafan dan otak yang dapat berakibat fatal, dan dimakalah

1

ini

kami

akan

membahas

bagaimana

pengertian,

pengelompokkan, serta patofisiologi terjadinya sakit kepala dan kejangkejang.

1.2

Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

1.3

Tujuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

2

Apa yang dimaksud dengan sakit kepala? Apa saja factor yang menyebabkan sakit kepala? Apa saja macam sakit kepala? Bagaimana patofisiologi terjadinya sakit kepala? Bagaimana cara mengobati sakit kepala? Apa yang dimaksud dengan kejang-kejang? Apa saja factor yang menyebabkan terjadinya kejang-kejang? Apa saja macam dari kejang-kejang? Bagaimana patofisiologi terjadinya kejang-kejang? Bagaimana cara mengatasi kejang-kejang?

Memberikan pengetahuan tentang pengertian sakit kepala Memberikan informasi tentang factor yang menyebabkan sakit kepala Memberikan pengetahuan tentang macam-macam sakit kepala Memberikan pengetahuan tentang patofisiologi pada sakit kepala Memberikan informasi cara untuk mengobati sakit kepala Memberikan pengetahuan tentang pengertian kejang-kejang Memberikan informasi tentang factor yang menyebabkan terjadinya kejang-kejang Memberikan pengetahuan tentang macam jenis kejang-kejang Memberikan pengetahuan mengenai patofisiologi terjadinya kejang-kejang Memberikan informasi cara untuk mengatasi kejang-kejang.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Sakit Kepala Sakit kepala adalah rasa nyeri pada daerah kepala dan leher yang disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Sakit kepala merupakan akibat dari gangguan pada struktur-struktur sensitif yang sensitif terhadap nyeri di daerah kepala dan leher, yaitu kulit kepala, jaringan bawah lemak kepala, otot-otot kepala dan leher, pembuluh darah, mata, telinga, gigi, sinus, tenggorok bagian atas, serta saraf – saraf di kepala. Sakit kepala tidak memiliki jangka waktu tertentu, bisa berlangsung kurang dari satu jam atau bahkan selama beberapa hari, serta bisa muncul secara tiba-tiba atau perlahan-lahan. 2.2. Faktor yang menyebabkan sakit kepala Penyebab Sakit Kepala bukan hanya tekanan darah yang tinggi, stress atau gangguan pada otak yang dapat memicu sakit kepala, tapi hal sederhana seperti parfum atau makanan dapat menyebabkan sakit kepala yang menggangu. 10 hal sederhana yang dapat menyebabkan sakit kepala adalah : 

Udara panas.



Aroma yang menyengat. Seperti aroma cat, minyak wangi dan beberapa jenis bunga.



Ikatan rambut, kepangan atau penggunaan headband yang terlalu kencang. Karena menyebabkan penghubung jaringan dikulit kepala menegang.



Aktivitas seks dan latihan fisik yang berlebihan, terutama bagi penderita migrain.



Gerakan atau postur tubuh yang salah. Misalnya menjepit telepon diantara telinga dan pundak, duduk dengan kursi tanpa penyangga punggung, jarak pandang yang terlalu dekat atau terlalu jauh (misalnya pada monitor atau tv) .



Zat tiramin atau zat yang terkandung didalam makanan yang proses pembuatannya memakan waktu lama, misalnya keju (termasuk blue

3

cheese, keju cheddar, keju parmesan dan keju Swiss). Semakin lama proses pembuatan makanan tersebut, semakin banyak kandungan tiramin didalamnya. Tiramin juga banyak terdapat pada minuman beralkohol, dan kandungan alkohol tersebut juga dapat meningkatkan tekanan darah ke otak sehingga membuat Anda semakin pusing. 

Melewatkan makan. Hal ini menyebabkan kadar gula dalam darah menurun. Saat perut kosong, hindari mengkonsumsi makanan manis, terutama permen, karena akan memperparah kadar gula darah. Belum lagi pada penderita gastritis, terlambat makan dapat memicu naiknya asam lambung dan dapat memberikan efek sakit kepala.



Dehidrasi. Kurangnya cairan juga dapat berdampak pada keseimbangan sel dalam tubuh kita, yang dapat memberikan manifestasi berupa sakit kepala.



Asap rokok. Nikotin yang terkandung didalamnya menyebabkan pembuluh darah pada otak menyempit. Terutama bagi penderita migrain, asap rokok akan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, bahkan akan berpengaruh juga pada mata dan hidung.



Konsumsi kafein berlebih.

2.3. Macam-macam sakit kepala Sakit kepala secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sakit kepala primer dan sekunder.Sakit kepala primer merupakan kondisi yang mana sakit kepala dan tampilan lainnya merupakan kelainan itu sendiri. Sementara itu, sakit kepala sekunder disebabkan kelainan lain atau eksogen. 2.2.1. Sakit kepala primer Yang termasuk dalam sakit kepala primer diantaranya: migraine, tension type headache (TTH), dan Cluster. a) Migraine Sakit kepala migrain ditandai dengan sakit kepala berdenyut hebat atau sensasi berdenyut di satu daerah kepala (sakit kepala sebelah) dan umumnya disertai mual, muntah, dan kepekaan yang ekstrim terhadap cahaya dan suara. Serangan migrain dapat menyebabkan rasa sakit yang signifikan selama

4

berjam-jam samapi sehari dan penderita akan lebih nyaman berada di tempat gelap, tempat yang tenang untuk berbaring. Gambar 2.1 Anatomi Fisiologis terjadinya Migraine

Tahapan-tahapan kejadian migraine yaitu (Ikawati, 2010): 1. Fase prodrome: Suatu rangkaian “peringatan” sebelum terjadi serangan, meliputi perubahan mood, perubahan perasaan/sensasi (bau atau rasa) atau lelah dan ketegangan otot. 2. Aura, yaitu ganguan visual yang mendahului serangan sakit kepala. Tidak semua migraine diawali dengan aura. Aura adalah gangguan penglihatan seperti melihat sinar berpendar, atau warna-warna yang berbaur. 3. Sakit kepala, umumnya satu sisi, berdenyut-denyut, disertai mual dan pada orang yang mungkin bisa sampai muntah, menjadi sensitive terhadap cahaya dan suara. Sakit kepala ini terjadi selama sekitar 4-72 jam. 4. Postdrom: tanda-tanda lain migraine seperti tidak bisa makan dan tidak konsentrasi, kelelahan.

5

b) Tension type headache Sakit kepala tension ditandai dengan kepala terasa tegang dan berat, jenis sakit kepala ini merupakan jenis sakit kepala primer yang paling umum.sampai dengan 90% orang dewasa mengalami atau akan mengalami jenis sakit kepala ini. Sakit kepala tension lebih sering diderita oleh wanita dibanding pria. Menurut International Headache Society, terdapat dua jenis tension type headache, yaitu episodik dan kronik. -

TTH Episodik Bentuk episodik ditandai dengan serangan sakit kepala yang terjadi kurang dari 15 hari dalam sebulan.berdasarkan pada frekuensi sakit kepala. TTH episodik infrequent (kurang dari 12 sakit kepala pertahun),ditandai dengan tenderness pada otot wajah, kepala dan kulit kepala.

-

TTH Kronik Bentuk episodik ditandai dengan serangan sakit kepala yang terjadi lebih dari 15 hari dalam sebulan.terdapat sensasi seperti ditekan dan diikat pada sekeliling kepala.Mekanisme yang terkait dengan patofisiologi tension type headache kronik di antaranya adalah mekanisme perifer, mekanisme sentral, perbedaan biokimia, faktor otot dan faktor mekanis.berdasarkan pada frekuensi sakit kepala, TTH kronik (lebih dari 180 hari per tahun).

6

Gambar 2.2 Tension type headache

Sumber: https://medlineplus.gov/ency/imagepages/19247.htm

c) Sakit kepala Cluster Sakit kepala Cluster atau berkelompok yaitu salah satu jenis dari sakit kepala yang jarang terjadi. Rasa nyeri pada sakit kepala cluster terasa sangat menyakitkan dan dapat berulang kembali setelah beberapa waktu. Meskipun sakit kepala cluster muncul pada salah satu sisi kepala, akan tetapi kondisinya ini berbeda dengan sakit kepala migrain. Rasa sakit yang dirasakan umumnya bersifat tetap, tidak berdenyut, dan terasa sangat jauh dalam kepala yang seringkali berpindah ke bagian pelipis, dahi, dan pipi, dengan rasa sakit yang dapat menghilang dengan cepat maupun perlahan-lahan. Serangan dapat berlangsung antara 30 menit hingga 2 jam. Beberapa ahli peneliti mengemukakan, hingga saat ini penyebab sakit kepala cluster belum diketahui secara pasti. Meski begitu, terdapat beberapa faktor pemicu yang meningkatkan resiko mengalami sakit kepala cluster, yaitu:

7



Faktor keturunan atau riwayat kesehatan keluarga.



Perokok aktif dan alkohol.



Gangguan hormon tertentu seperti melatonin dan cortisol.



Gangguan neurotransmitter, yaitu tingkat reaksi kimia seperti perubahan serotonin saat membawa impul saraf ke otak. Selain itu, sakit kepala cluster juga dapat dipengaruhi karena gangguan hipothalamus. Fungsi dari hypothalamus memiliki kaitan dengan jam biologis tubuh. Pada tubuh manusia, jam biologis tubuh terletak pada hypothalamus dalam otak bagian tengah. Ketika hypothalamus mengalami peningkatan aktivitas, maka dapat memicu sakit kepala. 2.2.2. Sakit Kepala Sekunder Sakit kepala sekunder dapat disebabkan oleh influenza, radang sinus, tekanan darah tinggi, stroke ringan/stroke berat, cedera kepala, tumor otak, gangguan metabolisme (mis. diabetes dan penyakit tiroid), gangguan saraf mata, sakit gigi, dan lain-lain.Efek samping obat dan masalah psikologis juga dapat mengakibatkan sakit kepala. Dengan terapi yang tepat atas penyakit yang mendasari, biasanya sakit kepala akan menghilang.

2.4. Patofisiologi Sakit Kepala Beberapa teori yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala terus berkembang hingga sekarang.Seperti, teori vasodilatasi kranial, aktivasi trigeminal perifer, lokalisasi dan fisiologi second order trigeminovascular neurons, cortical spreading depression, aktivasi rostral brainstem. Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi, displacement maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor-nosiseptor pada struktur peka nyeri di kepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun diatas tentorium serebelli dirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar pada daerah didepan batas garis vertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati puncak kepala (daerah frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf trigeminus. Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap nyeri dibawah tentorium (pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian atas dengan cabang-cabang saraf perifernya akan menimbulkan nyeri pada daerah dibelakang garis tersebut, 8

yaitu daerah oksipital, suboksipital dan servikal bagian atas. Rasa nyeri ini ditransmisi oleh saraf kranial IX, X dan saraf spinal C-1, C-2, dan C-3. Akan tetapi kadang-kadang bisa juga radiks servikalis bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan menjalarkan nyerinya ke frontal dan mata pada sisi ipsilateral. Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini adalah kontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antara lain m. splenius capitis, m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. cervicalis posterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa para penderita nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar daripada orang lain yang menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah adanya kontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankan lama sehingga menyebabkan ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah.Ada juga yang mengatakan bahwa pasien dengan sakit kepala kronis bisa sangat sensitif terhadap nyeri secara umum atau terjadi peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot. Terdapat beberapa gejala dari sakit kepala yang bisa dianggap lebih serius dan membutuhkan konsultasi dengan dokter, guna menghindari komplikasi yang lebih serius. Ciri-cirinya antara lain: 

Muncul setelah kecelakaan, terutama jika terjadi benturan di kepala.



Datang secara tiba-tiba dengan tingkat keparahan yang tinggi.



Disertai mual dan muntah-muntah, leher kaku, demam, dan linglung.



Disertai rasa lemas, bicara tidak jelas, dan mati rasa.

2.5. Pengobatan pada Sakit Kepala Pengobatan sakit kepala primer dibagi menjadi pengobatan abortif (untuk menghentikan/mengurangi

sakit

kepala)

dan

pengobatan preventif (untuk

mencegah terulangnya sakit kepala). Pengobatan abortif dapat berupa obat – obatan penghilang nyeri, dari obat potensi rendah sampai potensi tinggi, tergantung beratnya sakit kepala.Pada migren, dapat ditambahkan dengan obat mual.

9

Pengobatan preventif bertujuan mengurangi frekuensi, berat, dan lamanya serangan, meningkatkan respons pasien terhadap pengobatan, serta meningkatkan aktivitas sehari-hari. Pengobatan preventif diberikan kepada penderita tertentu, yaitu: penderita dengan serangan berulang yang mengganggu aktivitas; sakit kepala yang sering; gagal pengobatan dengan obat anti-nyeri; dan terjadinya efek samping berat pada pengobatan abortif. Terdapat banyak golongan obat yang dipakai sebagai pencegahan sakit kepala primer, seperti anti-depresan, antiansietas, penyekat beta, anti-kejang, dan sebagainya. Selain mengkonsumsi obat, hal lain dapat dilakukan untuk mengurangi sakit kepala, seperti mengompres dingin pada dahi, mandi air hangat, dan tidur cukup. Penderita juga perlu menghindari faktor pemicu yang diketahui dapat menimbulkan serangan sakit kepala, serta alkohol dan rokok. Pada sakit kepala sekunder, pengobatan ditujukan pada penyebab utama yang menyebabkan sakit kepala, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya.

2.6. Pengertian Kejang-kejang Kejang disebabkan oleh pelepasan paroksismal dari kelompok neuron, yang timbul sebagai akibat dari eksitasi atau kehilangan penghambatan berlebihan. Kejang merupakan lompatan electron yang ada pada korteks serebri. Aktivitas ini bersifat dapat parsial atau vokal, berasal dari daerah spesifik korteks serebri, atau umum, melibatkan kedua hemisfer otak.Manifestasi jenis ini bervariasi, tergantung bagian otak yang terkena.kejang juga dapat terjadi di jaringan otak normal di bawah kondisi patologik tertentu seperti perubahan keseimbangan asam basa atau elektrolit. Kejang sendiri jika berlangsung singkat jarang menimbulkan kerusakan.Tetapi, kejang dapat merupakan manifestasi dari suatu penyakit mendasar yang membahayakan seperi gangguan metabolism, infeksi intrakranium, gejala putus obat, intoksikasi obat, ensefalopati hipertensi, tetanus dan sebagainya.Kejang dapat terjadi hanya sekali atau berulang.1 Data mengenai insidensi kejang agak sulit diketahui. Diperkirakan bahwa 10% orang akan mengalami paling sedikit satu kali kejang selama hidup mereka.

10

2.7. Faktor Penyebab Terjadinya Kejang Penyebab utama kejang adalah adanya gangguan pada aktivitas sinyal listrik dalam otak. Pemicu di balik keabnormalan tersebut meliputi: Cidera kepala, contohnya akibat kecelakaan. Pengaruh kondisi kesehatan tertentu, seperti epilepsi, demam (terutama pada anak-anak), gula darah yang rendah, meningitis, eklamsia, atau stroke. Efek samping obat-obatan, misalnya tramadol atau baclofen. Pola hidup yang buruk, contohnya terlalu banyak mengonsumsi minuman keras atau obat-obatan terlarang.Gejala putus obat atau alkohol dapat memicu kejang. Racun akibat gigitan hewan, misalnya ular. Meski demikian, ada juga kejang yang terjadi tanpa akibat yang jelas.Kondisi ini disebut kejang idiopatik dan dapat terjadi pada semua umur.Tetapi umumnya dialami oleh anak-anak dan remaja.

2.8. Macam-macam Kejang A. Kejang Parsial Kejang Parsial Sederhana 1.

Kesadaran tidak terganggu; dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini: Tanda-tanda motoris→kedutan pada wajah. Tangan, atau salah satu sisi tubuh : umumnya gerakan kejang yang sama. Tanda atau gejala otonomik→muntah berkeringan, muka merah, dilatasi pupil. Gejala somatosensoris atau sensoris khusus→-mendengar musik, merasa seakan jatuh dari udara, parestesia. Gejala psikik→dejavu, rasa takut, sisi panoramic.

Kejang parsial komplek 1.

Terdapat gangguan kesadaran. Walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial simpleks.

11

2.

Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromatic— mengecapkan bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulangulang pada tangan dan gerakan tangan lainnya.

3.

Dapat tanpa otomatisme—tatapan terpaku.

B. Kejang Umum (Konvulsif atau Non-Konvulsif)

Kejang Absens 1.

Gangguan kewaspadaan dan responsivitas.

2.

Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik.

3.

Awitan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan berkonsentrasi penuh.

4.

Umumnya dimulai pada usia antara 4 dan 14 tahun dan sering sembuh dengan sendirinya pada usia 18 tahun.

Kejang Mioklonik  Kedutaan-kedutaan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi mendadak

Kejang Mioklonik→Lanjutan 1.

Sering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik, berupa kedutaan-kedutaan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan kaki.

2.

Umumnya berlangusung kurang dari 15 detik dan terjadi didalam kelompok.

3.

Kehilangan kesadaran hanya sesaat

Kejang Tonik-Klonik 1.

Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot ektremitas, batang tubuh, dan wajah, yang langsung kurang dari 1 menit.

12

2.

Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan usus.

3.

Tidak adan respirasi dan sianosis

4.

Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan bawah.

5.

letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical

Kejang Atonik 1.

Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata turun, kepala menunduk atau jatuh ketanah.

2.

Singkat, dan terjadi tanpa peringatan.

2.9. Patofisiologi Kejang Penyebab kejang mencakup factor-faktor perinatal, malformasi otak congenital, factor genetic, penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis), penyakit demam, gangguan metabilisme, trauma, neoplasma, toksin, gangguan sirkulasi, dan penyakit degeneratif susunan saraf. Kejang disebut idiopatik bila tidak dapat ditemukan penyebabnya.

13

Gambar 2.3 Patofisiologi kejang

Sumber: https://reyhanaldo7.wordpress.com/2012/07/05/patofisiologi-kejang/

Kejang terjadi akibat lepasnya muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah fokus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat dari keadaan patologis.Aktivitas kejang bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan di otak.Lesi di otak pun dapat memicu kejang seperti lesi di otak tengah, thalamus dan korteks serebrumm yang kemungkinan besar bersifat epileptogenic, sedangkan lesi di serebelum dan batang otak pada umumnya tidak memicu kejadian kejang. Kejadian kejang patofisiologinya sebagai berikut: Instabilitas membrane sel saraf sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan,

14

aktivasi tersebut membuat neuron-neuron lebih hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan sehingga muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan.Pelepasan dari muatan akan menyebabkan terjadinya kelainan polarisasi yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi GABA (Gama-Amino-Butirat Acid).Terjadinya ketidakseimbangan ion yang mengubah keseimbangan asam basa atau elektrolit yang akan menganggu kimiwai neuron sehingga terjadi kelainan pada depolarisasi neuron. Gangguan keseimbangan

tersebut

akan

menyebabkan

peningkatan

berlebihan

neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik. Perubahan-perubahan metabolic yang terjadi selama dan setelah kejang disebabkan

oleh

meningkatnya

kebutuhan

energy

akibat

hiperaktvitas

neuron.Selama kejang terjadinya peningkatan kebutuhan metabolic secara drastic.Pelepasan muatan listrik sel-sel saraf motoric meningkat diperkirakan 1000/detik.Aliran di daerah otak, proses pernapasan dan glikolisis jaringan pun meningkat.Asetilkolin dapat ditemukan di cairan serebrospinalis selama dan setelah kejadian kejang.Pada kejadiaan kejang diduga besar terjadinya deplesi asam glutamate selama aktivitas kejang. Tiap orang mengalami gejala kejang yang berbeda-beda.Perbedaan ini umumnya tergantung pada bagian otak yang mengalami gangguan. Beberapa gejala yang dapat muncul secara tiba-tiba meliputi: 

Kehilangan kesadaran untuk sesaat dan merasa bingung ketika sadar karena tidak ingat apa yang terjadi.

15



Perubahan gerakan bola mata.



Mengeluarkan air liur atau mulut berbusa.



Perubahan suasana hati, misalnya mendadak marah atau panik.



Gemetaran di seluruh tubuh.



Tiba-tiba jatuh.



Mulut terasa pahit atau ada sensasi rasa logam pada mulut.



Kejang otot yang disertai gerakan-gerakan ritmis pada lengan dan kaki.

2.10. Cara Mengatasi Kejang Tujuan utama penanganan kejang adalah untuk mencegah cidera pada penderitanya. Sejumlah langkah sederhana yang bisa diambil meliputi: 

Baringkan penderita agar tidak jatuh, tapi jangan memindahkannya.



Letakkan alas yang empuk di bawah kepala penderita, misalnya bantal atau jaket, jika memungkinkan.



Jangan memasukkan sesuatu dalam mulut penderita, contohnya sendok atau jari.



Jauhkan benda-benda berbahaya dari penderita, terutama benda tajam.



Jangan memakai kekerasan untuk menahan gerakan penderita.



Longgarkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher penderita.



Miringkan kepala penderita. Posisi ini akan mencegah muntahan masuk ke dalam paru-paru.



Hindari menyuapi penderita dengan apa pun sebelum kejang berhenti dan sepenuhnya sadar.



Temani penderita sampai kejangnya berhenti atau hingga petugas medis datang. Setelah kejang berhenti, pastikan Anda membaringkan penderita dengan posisi miring ke sisi kiri, memeriksa pernapasan penderita, memberikan napas buatan jika dibutuhkan, serta memantau tanda-tanda vital penderita (misalnya detak jantung). Khusus untuk bayi atau anak-anak yang mengalami kejang karena demam, jangan dimandikan dengan air dingin. Gunakanlah air hangat sebagai kompres, lalu hubungi dokter.

16

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Sakit kepala merupakan akibat dari gangguan pada struktur-struktur sensitif yang sensitif terhadap nyeri di daerah kepala dan leher, yaitu kulit kepala, jaringan bawah lemak kepala, otot-otot kepala dan leher, pembuluh darah, mata, telinga, gigi, sinus, tenggorok bagian atas, serta saraf – saraf di kepala. Sakit kepala dibedakan menjadi dua, yaitu sakit kepala primer dan sekunder. Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi, displacement maupun proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor-nosiseptor pada struktur peka nyeri di kepala. Pengobatan sakit kepala primer dibagi menjadi pengobatan abortif (untuk

menghentikan/mengurangi

sakit

kepala)

dan

pengobatan preventif (untuk mencegah terulangnya sakit kepala). Pada sakit kepala sekunder, pengobatan ditujukan pada penyebab utama yang menyebabkan sakit kepala Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari aktifitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan. Penyebab utama kejang adalah adanya gangguan pada aktivitas sinyal listrik dalam otak. Penyebab kejang mencakup factor-faktor perinatal, malformasi otak congenital, factor genetic, penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis), penyakit demam, gangguan metabilisme, trauma, neoplasma, toksin, gangguan sirkulasi, dan penyakit degeneratif susunan saraf. 3.2. Saran Anak-anak maupun orang dewasa yang pernah mengalami sakit kepala secara berkala atau kejang dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapat tindakan yang tepat. Langkah ini diambil untuk mendiagnosis kemungkinan yang dapat terjadi. Dengan demikian, pengobatan sedini mungkin bisa dilakukan.

17

DAFTAR RUJUKAN Agamanolis, Dimitri,P. 2017. The pathology of seizures, (http://neuropathology-web.org/chapter2/chapter2dseizures.html), pada 30 Mei 2017.

(Online), diakses

Akbar, Muhammad. 2010. Nyeri Kepala, Tesis tidak diterbitkan, Makassar: Universitas Hasanuddin. Aldo, Reyhan. 2012. Patofisiologis Kejang, (Online), (https://reyhanaldo7.wordpress.com/2012/07/05/patofisiologi-kejang/), diakses pada 25 mei 2017. Alodokter.2016. Pengertian Kejang, (Online), (http://www.alodokter.com/kejang), diakses pada 25 Mei 2017. Chan, Y. 2015. Sakit Kepala (Headache atau sefalgia), (Online), (https://peachvirus.wordpress.com/2015/01/02/sakit-kepala-headache-atausefalgia/), diakses pada 5 Mei 2017. Dr.Gunawan, A. 2015. 10 penyebab sakit kepala, (Online), (https://meetdoctor.com/article/10-penyebab-sakit-kepala), diakses pada 30 Mei 2017 Dr.Muhlisin, A. 2017.Jenis-jenis Sakit Kepala dan Gejalanya, (Online), (https://mediskus.com/penyakit/jenis-jenis-sakit-kepala-dan-gejalanya), diakses pada 25 Mei 2017. Kerjanya.net. 2015.Sakit Kepala, (Online), (http://www.kerjanya.net/faq/3875sakit-kepala.html), diakses pada 5 Mei 2017. Medicinesia.2013. Sakit Kepala, (Online), (http://www.medicinesia.com/harian/sakit-kepala/), diakses pada 5 Mei 2017. Penyakitan.com. 2016. Penyebab gejala sakit kepala cluster, (Online), (https://www.penyakitan.com/sakit-kepala-cluster/), diakses pada 30 Mei 2017. Tjeh, N. 2008.Gangguan Kejang, (Online), (https://nirwanatjeh.wordpress.com/2008/09/15/gangguan-kejang/), diakses pada 25 mei 2017.

18

Related Documents


More Documents from "Viena Cynthia"