Arti Paragraf Paragraf
adalah sekumpulan kalimat yang terangkai secara logis dan sistematis, yang memungkinkan suatu gagasan pokok dapat dikomunikasikan kepada pembaca secara efektif. •
Paragraf adalah suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian berberapa kalimat.
Struktur dan Panjang Paragraf Dalam satu paragraf terdapat sebuah kalimat topik (pernyataan pokok) yang ditunjang oleh sejumlah pernyataan pendukung (rincian), sehingga gagasan pokok yang dikomunikasikan menjadi jelas bagi pembaca. Rincian yang terlalu sedikit menyulitkan dalam memahami isi paragraf, sedangkan rincian yang berlebihan akan menjemukan. Panjang pendeknya paragraf bergantung pada kedalaman gagasan pokok yang dikomunikasikan serta daya baca pembaca sasaran. Paragraf surat kabar terdiri atas 20-40 kata, paragraf majalah populer terdiri atas 100-150 kata, sedangkan paragraf buku ajar PT terdiri atas 75-200 kata.
Pengembangan Paragraf Sebuah paragraf mengandung satu gagasan utama dan satu atau lebih gagasan penjelasan penjelas. Kedua gagasan ini saling mendukung dan saling berkaitan erat. Paragraf bisa dibedakan berdasarkan tujuannya, yakni paragraf pembuka, paragraf penghubung, dan paragraf penutup. Paragraf yang baik memnuhi tiga persyaratan berikut: kepaduan (kohesi), koherensi, dan kelengkapan. Kohesi berkaitan dengan keutuhan isi gagasannya. Koherensi berkaitan dengan jalinan kalimat-kalimatnya. Kelengkapan berkaitan dengan keutuhan dan kelengkapan informasinya. Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan berbagai teknik pengembangan, yakni secara alamiah, klimaks-antiklimaks atau kebalikannya, dan umum-khusus atau kebalikannya. Paragraf juga bisa dikembangkan berdasarkan fungsinya, yakni dengan pola pengembangan perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi. A. Syarat pembentukan paragraf yang baik : Prinsip kesatuan (unity) : maksudnya setiap paragraf sebaiknya mengandung satu gagasan pokok. Prinsip kepaduan/koherensi : setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau
terlepas satu sama lain. Kelengkapan : Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. a. Macam paragraf a. Berdasarkan tujuannya 1) Paragraf pembuka : Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas meniapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. 2) Paragraf penghubung : Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada alinea pembuka. 3) Paragraf penutup : Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk eksposisi) menenai hal-hal yang dianggap penting.
b. Berdasarkan letak kalimat utama 1) Paragraf deduktif 1. letak kalimat utama di awal paragraf 2. dimulai dengan pernyataan umum disusun dengan uraian atau penjelasan khusus. 2) Paragraf induktif 1. letak kalimat utama di akhir paragraf. 2. diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum. 3) Paragraf campuran 1. letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf 2. kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak berbeda. c. Berdasarkan isi, antara lain : 1) Paragraf deskripsi : kalimat utama tak tercantum secara nyata tema pargraf tersirat dalam keseluruhan paragraf biasa dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita. Paragraf naratif, paragraf ini berupa paparan(cerita) dan bersifat fiktif Paragraf persuasif yang menyampaikan sesuatu secara ringkas, menarik dan berusaha mempengaruhi pembaca Paragaraf ekposisi yaitu paragraf yang berisi paparan(cerita) yang dilengkapi data-data kesaksian seperti gambar, foto-foto dengan tujuan memperjelas informasi yang disampaikan.
2) Paragraf proses : tidak terdapat kalimat utama pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas memaparkan urutan suatu
kejadian/proses, meliputi waktu, ruang, klimaks, antiklimaks. 3) Paragraf efektif : paragraf efektif ialah alinea yang memenuhi ciri paragraf yang baik alinea terdiri atas beberapa kalimat terdiri atas satu pikiran utama dan lebih dari satu pikiran penjelas tidak boleh ada kalimat sumbang ada koherensi antar kalimat. B. Jenis paragraph
1. Paragraf langsung D. Dimulai dengan kalimat topik. Kalimat-kalimat berikutnya merupakan rincian untuk memperjelas paparan atau memperkuat argumen. E. 2. Paragraf rampat F. Kalimat topik terdapat pada bagian akhir setelah didahului serangkaian rincian. G. 3. Paragraf rincian H. Tidak mempunyai kalimat topik, seluruhnya merupakan rincian. I. 4. Paragraf tanya Paragraf dibuka dengan pertanyaan untuk membangkitkan keingintahuan pembaca. Selanjutnya pertanyaan dijawab penulis melalui rincian-rincian berikutnya C.
C.
Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan 2 pola, yaitu : 1. Pola alamiah : pola urutan yang sesuai dengan keadaan di alam. Pola ini meliputi pola : a. Urutan waktu/kronologis b. Urutan ruang/ special 2. Pola logis : pola pengembangan didasarkan atas jalan pikiran. Pola ini meliputi pola : a. Pengambangan contoh b. Klasifikasi c. Familiaritas d. Akseptabilitas e. Umum-khusus f. Sebab akibat g. Klimaks-antiklimaks h. Perbandingan-pertentangan
Pola Susunan Paragraf 1.Pola
runtunan waktu
Dipakai
untuk mendeskripsikan peristiwa atau prosedur membuat atau melakukan sesuatu selangkah demi selangkah, misalnya melakukan percobaan, memecahkan masalah, menggunakan alat. Ditandai dengan rambu yang menyatakan waktu, seperti pertama, mula-mula, lalu, kemudian, setelah itu, sambil, seraya, selanjutnya, dsb. Pola Susunan Paragraf (lanjutan)
2. Pola susunan ruang Dipakai
untuk mendeskripsikan kedudukan suatu obyek dalam ruang atau relatif terhadap yang lainnya.
Bercirikan penggunaan rambu: di sebelah kiri, sedikit di atas, agak menjorok ke dalam, dsb. Jika kedudukan lebih pasti, ukuran disebutkan, misalnya sepuluh sentimeter di atasnya, menjorok
ke
dalam satu meter, membentuk sudut 45 derajad, dsb.
3. Pola susunan sebab-akibat Digunakan
untuk: (1) mengemukakan alasan, (2) mendeskripsikan suatu proses, (3) mendeskripsikan sebab bagi suatu peristiwa atau fenomena, (4) memprakirakan peristiwa yang akan terjadi. Rambu: Jadi, karena itu, dengan demikian, karena, mengakibatkan, akibatnya, menghasilkan, sehingga, dsb.
4. Pola susunan perbandingan Digunakan untuk membandingkan dua hal yang ditinjau dari segi persamaan Rambu: seperti,sebagai,sebagaimana,seolah-olah,laksana,daripadanya,sama halnya 5. pola susunan pertentangan • Digunakan uuntuk membahas dua hal yang ditinjau dari segi perbedaan • Rambu : tetapi, sedangkan,namun,melainkan,akan tetapi,sebaliknya, dan sebagainya