Panduan Ball10 Selama Ramadhan 1429h

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Panduan Ball10 Selama Ramadhan 1429h as PDF for free.

More details

  • Words: 1,475
  • Pages: 5
Panduan Ball10 selama Ramadhan 1429H Barangsiapa yang melaksanakan Shalat Tarawih di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan perhitungan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR. Bukhari dan Muslim)

Visi ✔ Merancang

tatanan budaya Qurani ummat secara menyeluruh dengan Renungan dari al Qur’an

Misi ✔ Membangun kesadaran ummat Islam mengenai keagungan nilai-nilai Quran ✔ Menyuguhkan ulasan yang apik mengenai kandungan al Qur’an melalui keunikan buletin ✔ Menyadarkan ummat akan kebobrokan mental yang menenggelamkan kemajuan ummat Islam ✔ Membangun silaturahmi untuk mengokohkan kebaikan dari masjid-masjid di kota Bandung

Rubrik Buletin HAL 1

✔ Iman ○ Menghadirkan uraian terjemah ayat per ayat dari setiap juz dalam al Qur’an ✔ Islam ○ Memberikan gambaran indahnya hidup dalam naungan al Qur’an ✔ Ihsan ○ Oper ball10, memberikan kesempatan interaktif dengan renungan al Qur’an dari ummat yang merasakan penghayatan dari sebuah ayat al Qur’an HAL 2

✔ Ilmu ○ Menguraikan tinjauan keilmuan yang ringan dan mudah diresapi oleh seluruh kalangan terhadap keagungan ciptaan Allah SWT HAL 3

✔ Ibadah ○ Memberikan tinjauan fiqih terhadap keberagamaan dalam pelaksanaan ibadah yang terkait di bulan Ramadhan ✔ Ijtihad ○ Memberikan sajian untuk bertekad mempersembahkan yang terbaik (tips) HAL 4

✔ 4I – SI (Inovasi, Inspirasi, Imajinasi, Inisiasi) ○ Media komik ataupun karikatur yang menggugah dan menyentil dengan gaya coretan gambar yang kreatif

Pendahuluan Ibadah yang semarak di setiap hadirnya bulan Ramadhan memberikan suasana yang syahdu untuk semakin mendekat kepada Allah di bulan suci ini. Sarana pendekatan tersebut hadir dalam bentuk rutinitas ibadah harian yang telah dianjurkan Nabi Muhammad saw., kepada ummatnya dalam bentuk ibadah wajib seperti shaum dan ibadah sunnah seperti shalat Tarawih dan seterusnya. Allah SWT menurunkan Alquran sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi umat manusia untuk meraih kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. ''Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).'' (QS Albaqarah [2]: 185). Namun, sudahkah umat Islam yang meyakini dan mengaku berkitab suci Alquran menjadikannya sebagai pedoman hidup? Karena seringnya berjumpa, puasa pada bulan Ramadhan sering disikapi sebagai ibadah rutinitas formal yang hampa dari penghayatan pesan moralnya. Tidak heran kalau yang muncul kemudian di dalam Ramadhan adalah bentuk-bentuk formal saja, seperti berbuka, Shalat Tarawih, makan sahur, dan tadarusan. Tentu saja bentuk formal itu pun sangat penting, tetapi lebih penting lagi jika bentuk formal itu disertai dengan penghayatan terhadap pesan moralnya. Bukankah setiap ibadah mengandung nilai formal dan pesan moral? Terlepas dari keadaan pelaksanaan shalat Tarawih yang dilakukan jamaah muslim di sekitar wilayah Bandung pada umumnya, pelaksanaan shalat Tarawih yang telah dilakukan di Masjid Al Muslim pada kegiatan Ramadhan tahun yang lalu (1428 H) membawa sebuah nuansa yang berbeda dengan beberapa kegiatan yang dirancang mengakomodasi kebutuhan jamaah akan tampilan rutinitas ibadah yang berkualitas. Oleh karena itu, Bulan Ramadhan tahun 1428 merupakan tahun pertama peletakkan model penyajian ibadah yang dibuat sebaik dan seindah mungkin yang dapat dilakukan sehingga Allah senang dengan pelaksanaan ibadah yang dijalankan. Salah seorang sosiolog Muslim ternama, Dr Ali Syariati menyatakan: ''Musuh-musuh Islam berhasil membawa berbagai perubahan dengan cara menerapkan kebijakan yang khusus. Buku doa dibawa dari pekuburan ke kota, sedangkan Alquran dijauhkan dari warga kota dan diberikan kepada orang-orang di pekuburan yang membacanya untuk roh-roh orang mati. Pendekatan serupa diterapkan di sekolah-sekolah agama (madrasah).'' Alquran disita dari tangan murid-murid yang mengkaji Islam lalu disimpan di rak-rak. Kedudukannya digantikan oleh buku-buku yang membahas berbagai prinsip dan filsafat. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari dua parameter yaitu cakupan ilmu dan penyajian yang apik yang disampaikan kepada setiap jamaah yang hadir di masjid sehingga terpuaskan dahaga yang menyejukkan untuk dijadikan siraman rohani bagi sanak keluarga terdekat.

Hal yang pertama adalah penyajian dalam shalat Tarawih yang mengikuti bacaan Juz yang ada di dalam mushaf Al Quran secara teratur dari permulaan Juz hingga akhir halaman awal tiap Juz yang dibacakan imam shalat Tarawih sehingga setiap malam Ramadhan diharapkan dari masjid memberikan sentuhan dari ayat-ayat Al Quran setiap Juz dengan dapat dibaca dan dipelajari kandungan maknanya di rumah masing-masing yang lebih leluasa. Fenomena hijrahnya sebagian umat Islam dari Alquran menuju fatamorgana kenikmatan duniawi adalah fenomena yang cukup memprihatinkan. Begitu juga fenomena menjadikan Alquran hanya sebatas bacaan ritual pada momen-momen tertentu. Tak kalah memprihatinkannya ketika Alquran hanya dijadikan pajangan, tidak dibaca, dihafal, dikaji, dan ditelaah. Namun, jika begitu kurang fasilitas yang tersedia di masing-masing jamaah masjid, maka dilengkapi dengan panduan ilmu dalam bentuk buletin tarawih yang menjadi menu kedua pelaksanaan Tarawih 1428H yang lalu dimana setiap jamaah yang telah melaksanakan shalat Tarawih akan dibekali dengan selebaran buletin yang berisi terjemahan ayat Al Quran yang dibaca imam pada pelaksanaan shalat Tarawih malam tersebut dan juga materi-materi ke-Islaman lain yang berkaitan dengan bacaan Al Quran yang dibaca tersebut, seperti sajak Islam, do'a-doa para Nabi Allah, dan lain-lain. Semoga kekhusyuan hati dan aktivitas ibadah dapat menjadi lebih baik dengan sarana ilmu dan kemasan yang lebih dekat dengan keseluruhan isi yang terkandung dalam Al Quran. Hasil survei yang dilakukan di empat kota menunjukkan bahwa usia 18-24 tahun membutuhkan up-date informasi yang berhubungan dengan kehidupan keseharian mereka. Mereka lebih senang mengakses media berupa buku yang memiliki tampilan menarik, gambar yang enak dilihat dan bahasan yang berkaitan dengan kepribadian. Oleh karena itu, pembaca buku komik lebih banyak dibandingkan dengan novel. Namun, koran tetap disukai mayoritas orang karena lengkap dan sesuai kebutuhan. Dengan hadirnya ibadah di bulan Ramadhan, memberikan angin segar bagi maraknya aktivitas ibadah. Namun berpuasa secara formalitas, tanpa penghayatan terhadap pesan moralnya terasa kering dan tidak banyak memberi perubahan bagi pertumbuhan rohani kita. Karena itu, begitu Ramadhan berlalu kebiasaan buruk sebelum datang Ramadhan pun kembali dijalani, sesuatu yang semestinya tidak terjadi. Puasa yang formalitas tidak akan membawa revolusi besar-besaran terhadap jiwa. Tolok ukur keberhasilan puasa adalah la’allakum tattaqun (QS Albaqarah: 183), yakni bagaimana pelajaran-pelajaran yang kita dapatkan dalam berpuasa sanggup menambah kualitas ketakwaan kita kepada Allah. Mencermati kondisi di lapangan tersebut diperlukan usaha untuk menciptakan iklim Qurani yang selalu dilakukan mulai dari kalangan proletar sampai kalangan atas. Ulama dan umara' di kota Bandung harus bekerja sama menciptakan iklim Qurani tersebut dengan lebih banyak usaha dan inisiatif para ulamanya serta masyarakatnya yang disokong oleh kebijakan umara-nya. Sejak kecil anak-anak umat Islam di Bandung sudah diajarkan dan dibiasakan untuk mencintai, membaca, menghafal dan mengkaji Alquran sehingga iklim Qurani sudah diciptakan sejak usia dini. Untuk mendapatkan

akses menuju wawasan dan bimbingan belajar alquran tersebut ummat tidak dipungut biaya. Bahkan, akan mendapatkan fasilitas dan hal-hal yang menarik. Maka sisi pengemasan produk pun disiapkan efisien dan lebih menarik. Dengan sukses terbitnya buletin Ramadhan yang bernama Kunang-kunang dimana ia hadir selama 21 (dua puluh satu) edisi selama tahun pertamanya maka kami dari Pimpinan Redaksi berupaya sekuat tenaga untuk dapat menggelindingkan program Ramadhan untuk berbagai masjid yang berada di seputar Bandung dengan tampilan buletin baru yang lebih jauh dapat menjadi modal membimbing ummat menciptakan iklim qurani di kota Bandung.

PROGRAM Upaya ini dimaksudkan untuk menselaraskan energi positif yang telah dirasakan manfaatnya oleh jamaah di Masjid Al Muslim sehingga dapat dimanifestasikan pula oleh masjid-masjid lain yang tertarik dengan program kami, yaitu: 1. Menyelenggarakan ibadah rutin shalat Tahajud dengan dipimpin oleh Al-Hafidz, dan atau disiapkan penghafal Al Quran yang baik bacaannya dan mulai diprogram untuk menyiapkan bacaan Al Quran pada urutan awal per Juz atau dibentuk tim yang mengoreksi bacaan Imam yang memimpin shalat Tarawih agar keberagamaan jamaah dalam menunaikan shalat Tahajud dapat disesuaikan dengan memberikan ustadz khusus untuk menangani bacaan imam selama shalat Tarawih. 2. Menerbitkan buletin Tarawih (kunang-kunang), yang menyejukkan dan menjadi

rujukan pencerahan keberagamaan jamaah dalam memahami Al Quran karena disajikan Teropong, berupa tampilan secuplik terjemahan dari Juz awal yang dibaca oleh Imam shalat Tarawih ataupun mengingatkan bahwa setiap malam Tarawih tersedia pengingat ibadah yang disiapkan berhubungan dengan malammalam yang dilalui setiap harinya selaras dengan bacaan Al Quran per Juz yang berjumlah 30 (tiga puluh).

3. Memberikan gambaran suksesnya pelaksanaan ibadah malam di bulan Ramadhan di Masjid Al Muslim sebagai proto tipe bagi masjid-masjid yang lain yang ada di seputar Bandung. Berhubungan dengan rencana program yang disiapkan untuk sosialisasi kepada masjid-masjid di seputar Bandung ini kami memohon pihak-pihak yang mendukung kemajuan pelaksanaan ibadah Ramadhan tahun ini (1429H) lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan ibadah tahun yang lalu dengan menyetujui rencana program ini untuk diaplikasikan di masji-masjid seputar Bandung dan turut serta menyukseskan rencana ini bagi peningkatan kualitas keber-Islaman kita. Kami perhatikan bahwa kecenderungan masyarakat Bandung untuk ber-Islam dengan menjalankan aktivitas ibadah telah semakin baik dan meningkat, oleh karena itu alangkah baiknya saat ada program yang disiapkan untuk menjadi fasilitator dakwah

dalam bentuk kemasan pelaksaan shalat Tahajud dan tampilan buletin Tarawih dapat menjadi solusi kegersangan masyarakat akan kualitas kebergamaan yang harus sudah semakin baik dan teratur yang mencontoh dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam Al Quran. Semoga sepenggal rencana dari rencana-rencana besar yang Allah siapkan kepada siapa saja yang menginginkan kebaikan dalam mempersiapkan Ramadhan yang penuh berkah bagi masyarakat Bandung serta bersama-sama menyambut bulan suci dan dengan mempersiapkan bekal ilmu dan kualitas ibadah yang lebih baik dari Ramadhan tahun lalu. Amin.

Related Documents

Panduan Ibadah Ramadhan
October 2019 31
Ramadhan
October 2019 72
Ramadhan
May 2020 32
Ramadhan
October 2019 59