PAGI DI PANGKALAN BUN Langit tak lagi mendung. Pagi muncul dengan membawa sejuta semangat setelah beberapa saat hujan berguguran semenjak subuh. Dingin terasa menyeruak dari sela-sela pori-pori dan nafas terlihat menguap karena suhu dingin yang tak dapat dikendalikan dalam tubuh. Takbir idhul fitri menggema dari mana-mana. Semangat menyambut kemenangan tak dapat di surutkan hanya karena soal dingin yang bisa dibendung dengan jaket tebal. Kali ini pagi di Pangkalan Bun sangat berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Banyak senyum yang mengarah kepadaku dari setiap orang yang sebelumnya tidak pernah aku temukan senyumnya. Pak Fendy, penghuni baru kontrakan disebelah kontrakanku. Dia baru dua bulan tinggal disebalahkku. Dari informasi mulut kemulut, Pak Fendy kerja disalah satu showroom sebagai tukang tagih kreditan nunggak atau yang terlambat. Wajar saja, senyumnya sulit dijumpai. Namun pagi ini, senyum Pak Fendy terlihat renyah dan bersahabat.