Page 21 - 48 Print.docx

  • Uploaded by: Widi Hadiyatna
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Page 21 - 48 Print.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 11,572
  • Pages: 49
LITERATUR PENGERTIAN HOTEL Hotel memiliki beberapa definisi yang akan berbeda-beda dari setiap orangnya, berikut ini adalah beberapa pengertian hotel:

1. Hotel adalah: “Building where meals and rooms are provided for travelers.” Yang dapat diartikan sebagai bangunan (fisik) yang menyediakan layanan kamar, makanan dan minuman bagi tamu. (Kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary)

2. Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotelitu.

3. Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tampa adanya perjanjian khusus. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa penginapan dengan beberapa fasilitas-fasilitas lain seperti penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya yang dikelola oleh pemiliknya dengan sasaran para wisatawan atau orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan bermalam ataupun orang-orang yang hanya ingin memakai fasilitas yang disediakan.

2.2.

SEJARAH PERHOTELAN Hotel mulai dikenal sejak permulaan abad masehi, dengan adanya usaha penyewaan kamar untuk orang yang melakukan perjalanan. Hotel sebagaimana jenis akomodasi lain berasal dari

kata “Inn” yang dapat diartikan sebagai usaha menyewakan sebagian dari rumahnya kepada orang lain yang memerlukan kamar untuk menginap. Pada umumnya kamar yang disewakan dihuni oleh beberapa orang secarabersama-sama. Pada mulanya inn, sering juga disebut dengan lodge yang hanya menyediakan tempat beristirahat bagi mereka yang melakukan perjalanan, karena sudah larut malam terpaksa tidak dapat melanjutkan perjalanannya. Kemudian peradaban semakin maju maka terdapat berbagai peningkatan dengan menambahkan fasilitas penyediaan bak air untuk mandi yang kemudian disusul dengan penyediaan makanan dan minuman walaupun masih dalam tahap yang sangat sederhana. Pada abad ke enam masehi, mulai diperkenalkan uang sebagai alat penukar yang sah, maka jenis usaha penginapan ini semakin berkembang dan mencapai puncaknya pada masa Revolusi Industri di Inggris pada tahun 1750 hingga tahun 1790. Revolusi ini mengakibatkan perubahan sistem perdagangan dan ekonomi dunia secara drastis dan menyeluruh, dengan ditemukannya mesin-mesin yang mengubah sistem produksi rumah tangga ke produksi pabrikan. Hal ini pula yang menyebabkan terdorongnya dunia usaha untuk berlomba-lomba untuk menjual hasil produksinya. Dampak dari situasi ini maka lebih banyak lagi orang melakukan perjalanan dari satu tempat ketempat lainnya. Walaupun pada jaman itu ketertiban dan keamanan belum sebaik dan setertib saat ini, hal tersebut ditandai dengan banyaknya perampokan dan penjagalan terhadap para pejalan kaki sehingga mereka memilih untuk beristirahat di penginapan yang dianggap dapat memberikan rasa aman kepada mereka yang bermalam, untuk keesokan harinya melanjutkan perjalanannya. Pada tahun 1129 telah tercatat adanya Inn di kota Canterburry, Inggris sedangkan di Amerika Serikat Inn tertua dibangun pada tahun 1607. Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama City Hotel yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar. Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya Hotel City tersebut namun akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston Amerika Serikat. Sedangkan pada tahun 1829 dibangun Hotel dengan nama”The Tremont House”

yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya Perhotelan Modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis kamar Single dan Double, yang pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh Bellboy serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel inipun menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai. Yang terpenting mulai disadari bahwa Industri Hotel adalah industri penjualan jasa.

Pada tahun 1794 di kota New York dibangun sebuah hotel yang diberi nama City Hotel yang mempunyai kamar sebanyak 73 kamar. Walaupun pada awalnya dirasa janggal dengan dioperasikannya Hotel City tersebut namun akhirnya dengan cepat menjadi buah bibir yang pada gilirannya menjadi pusat kegiatan segala acara di kota tersebut. Selanjutnya disusul di kota Boston Amerika Serikat. Sedangkan pada tahun 1829 dibangun Hotel dengan nama”The Tremont House” yang kemudian oleh sebagian para ahli dianggap sebagai cikal bakalnya Perhotelan Modern. Hotel tersebutlah yang pertama kali memperkenalkan jenis-jenis kamar Single dan Double, yang pada setiap kamar dilengkapi kunci masing-masing, air minum di setiap kamar, pelayanan oleh Bellboy serta memperkenalkan masakan Perancis ke dunia perhotelan. Hotel inipun menjadi sangat terkenal dan menjadi tempat persinggahan yang sangat ramai. Yang terpenting mulai disadari bahwa Industri Hotel adalah industri penjualan jasa. The Tremont House adalah Hotel yang pertama yang memberikan pendidikan dan menyeleksi karyawannya untuk lebih meningkatkan mutu dalam upaya memberikan pelayanan yang memuaskan kepada tamunya. Pada saat itu hotel belum menyediakan layanan kamar mandi dan pendingin atau penghangat untuk setiap kamarnya. Saat sekarang ini hal tersebut sudah menjadi suatu keharusan. Setelah 20 tahun beroperasi hotel ini kemudian ditutup untuk diperbarui. Tidak disangsikan lagi bahwa keberasilan the Tremont telah mendorong lahirnya hotel-hotel baru yang kemudian saling bersaing dalam meningkatkan mutu baik pelayanannya maupun fasilitas fasilitasnya.

Pada Permulaan abad 20 mulai terjadi perubahan yang cukup berarti pada Industri perhotelan yaitu mulai diperkenalkannya hotel-hotel kelas menengah yang tidak begitu mewah dan mahal bagi para pengusaha atau wisatawan yang betul- betul membutuhkannya, dengan ciri-ciri yang lebih mengutamakan kepraktisan dan hotel inipun berkembang dengan pesatnya. Tercatat seorang yang bernama Ellswort M. Statler yang berjasa dalam menemukan ide-ide baru seperti penyediaan koran pagi, cermin di kamar, dan lain- lain. Dalam kurun waktu 40 tahun berikutnya, hotel-hotel milik Statler menjadicontoh dalampembangunankontruksihotel-hotelbaikdiAmerikaSerikatmaupundiseluruh

dunia. Industri perhotelan pernah mengalami kejayaannya, selama dan sesudah perang Dunia ke dua (II), dimana banyak sekali orang orang yang melakukan perjalanan apakah itu serdadu atau orang-orang yang sedang cuti untuk berlibur, pindah tempat tinggal, kesibukan dalam membuka usaha baru atau yang mengungsi dan lain sebagainya. Mereka semuanya memerlukan jasa perhotelan. Pada masa bangkitnya industri perhotelan, secara alamiah hotelhotel membagi dalam jenis menurut pengguna jasanya dan lokasi dimana hotel itu berada. Terdapat dua kelompok besar jenis hotel yakni City Hotel yang terletak di tengah kota besar yang digunakan oleh kebanyakan usahawan dan resort hotel yang diperuntukkan bagi para wisatawan dan yang berlokasi di daerah tujuan wisata seperti pantai, pegunungan dan pulau, danau dan lain-lain. Baru diawal tahun 1950-an, khususnya di daratan Eropa dan Amerika, dengan adanya persaingan yang semakin ketat yang dibarengi dengan semakin mahalnya upah buruh dan ongkos-ongkos operasionalnya, para pengelola hotel mulai menyadari bahwa mereka harus meningkatkan kemampuan manajemen mereka dan melipatgandakan upaya penjualan agar mereka dapat bersaing dalam industri hotel. Perusahaan-perusahaan besar mulai mengadakan pendidikan khusus di bidang perhotelan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan dan berusaha mencari bentuk atau cara usaha yang paling menguntungkan dalam pengelolaan hotelnya. Asosiasi atau organisasi profesi mulai dibentuk, dan mereka menciptakan standarisasi dan pola bekerja yang terbaik untuk industri hotel. Di Indonesia sendiri di zaman penjajahan Belanda dan pada masa sebelum kemerdekaan di tahun 1945 telah banyak didirikan hotel besar berskala internasional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Yogyakarta, dan lain-lainnya. Tercatat Hotel Des Indes di Jakarta dan Hotel Savoy Homann di Bandung, Hotel Bali Beach di Bali sering digunakan untuk menerima tamu-tamu negara.

Perkembangan hotel-hotel bersejarah di Indonesia dapat di catat setelah Indonesia Merdeka tahun 1945, Presiden pertama Indonesia Ir. Sukarno yang lebih akrab dipanggil bung Karno mulai membangun beberapa Hotel atas kepemilikan Pemerintah yang belakangan menjadi Hotel dibawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN ). Hotel tersebut antara lain: Hotel Indonesia di Jakarta, Bali Beach di Bali, dan Samudra Beach Hotel, di Yogyakarta. Saat ini di Indonesia ada kecenderungan terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, pada saat banjir sebagian masyarakat pindah ke Hotel. Begitu juga saat-saat libur seperti liburan lebaran, pembantu pulang kampung maka ada sebagian anggota masyarakat memilih tinggal di Hotel. Dewasa ini telah banyak bermunculan berbagai tipe hotel dari yang berbintang lima, diamond, apertemen sampai hotel melati atau losmen, yang sesuai dengan kebutuhanmasyarakat. 2.3.

FUNGSI DAN PERANANHOTEL Fungsi utama dari hotel adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tamu (wisatawan) sebagai tempat tinggal sementara selama jauh dari tempat asalnya. Pada umumnya kebutuhan utama para

tamu dalam hotel adalah istirahat, tidur, mandi, makan, minum, hiburan dan lain- lain. Namun dengan perkembangan dan kemajuan hotel sekarang ini, fungsi hotel bukan saja sebagai tempat menginap atau istirahat bagi para tamu, namun fungsinya bertambah sebagai tujuan konferensi, seminar, lokakarya, musyawarah nasional dan kegiatan lainnya semacam itu yang tentunya menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap. Dengan demikian fungsi hotel sebagai suatu sarana komersial berfungsi bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum tetapi juga sebagai tempat melangsungkan berbagai macam kegiatan sesuai dengan tujuan pasar hotel tersebut. Dalam menunjang pembangunan negara, usaha perhotelan memiliki peran antara lain :

1. Meningkatkan industri rakyat Hotel banyak memakai barang-barang yang diproduksi oleh industri rakyat, seperti meubel, bahan pakaian, makanan, minuman dan lain sebagainya.

2. Menciptakan lapangankerja 3. Membantu usaha pendidikan dan latihan 4. Meningkatkan pendapatan daerah dan negara 5. Meningkatkan devisa negara 6. Meningkatkan hubungan antarbangsa

Untuk mengetahui apakah fungsi atau manfaat daripada kegiatan perhotelan itu sangat tergantung dari sudut pandangan kita. Pada dasarnya fungsi hotel dapat dilihat dari kemanfaatan pihak pengusaha, pemilik, pegawai, karyawan, tamu, dan pemerintah. a. Pengusaha/Pemilikan Hotel Pada umumnya sebagai pengusaha, demikian juga pengusaha atau pemilik hotel yang berkecimpung dalam usaha business, hotel merupakan suatu bentuk alat untuk mencari dan mendapatkan keuntungan dan modal yang ditanamkan. Fungsi hotel untuk mencari dan mendapatkan keuntungan juga tidak terlepas dari peranan untuk menyelamatkan da mengamankan modal pengusaha itu sendiri.

b. Pegawai/Karyawan Hotel Sebagai pekerja pada umumnya, demikian juga di bidang perhotelan salah satu fungsi adalah untuk mendapatkan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan, dengan penghasilan tersebut diharapkan dapat menjamin hidup dan kehidupannya beserta keluarganya. Sebagai sutu perusahaan, hotel merupakan salah satu sumber keperluan tenaga kerja, dan juga merupakan tempat bagi pekerja untuk mendapatkan tambahan kemampuan dan pengalaman dalam bidangnya.

c. Tamu Hotel Tamu sebagai pemakai jasa sangat mengharapkan peranan hotel untuk mampu memberikan kenyamanan, keamanan, dan kepuasan. Hotel sebagai sarana akomodasi menyediakan fasilitas dan pelayanan kepada para tamu/pengunjung hotel dengan fasilitas yang memadai dan dengan pelayanan baik yang secara tidak langsung akan meningkatkan penggunaan/pembelanjaan uang tamu berarti pula peningkatan pendapatan pemilik, pegawai, dan pemerintah sendiri. Penyediaan fasilitas dan pelayanan penginapan merupakan fungsi pokok hotel bagi para tamu, demikian juga penyediaan fasilitas dan pelayanan makanan dan minuman. Sedangkan failitas lainnya seperti olahraga, rekreasi, klinik pengobatan, keaamanan barang dan orang sangat berperan dalam memelihara dan menjamin kepuasan tamu dalam menikmatinya.

d. Pemerintah Pada dasarnya hotel sebagai sutu kegiatan usaha sangat besar peranannya bagi pemerintah (termasuk juga pemerintah daerah dimana hotel tersebut berlokasi). Bertambahnya hotel berarti pula pembukaan lapangan kerja baru dan kesempatan kerja yang dapat membantu program pembangunan terutama dalam bidang ketenagakerjaan. Selain itu dengan penguna fasilitas oleh para tamu dan layanan yang diberikan berarti pula akan menambah pendapatan negara/pemerintah serta secara tidak lanngsung akan berperan sebagai media untuk memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan.

2.4.

KARAKTERISTIK HOTEL Perbedaan antara hotel dengan industri lainnya adalah :

1. Industri hotel tergolong industri yang padat modal serta padat karya yang artinya dalam pengelolaannya memerlukan modal usaha yang besar dengan tenaga pekerja yang banyak pula. 2. Dipengaruhi oleh keadaan dan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan dimana hotel tersebut berada. 3. Menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana jasa pelayanannya dihasilkan. 4. Beroperasi selama 24 jam sehari, tanpa adanya hari libur dalam pelayanan jasa terhadap pelanggan hotel dan masyarakat pada umumnya. 5. Memperlakukan pelanggan seperti raja selain juga m emperlakukan pelanggan sebagai patner dalam usaha karena jasa pelayanan hotel sangat tergantung pada banyaknya pelanggan yang menggunakan fasilitas hotel tersebut. 2.5.

KLASIFIKASI HOTEL Penentuan jenis hotel tidak terlepas dari kebutuhan pelanggan dan ciri atau sifat khas yang dimiliki wisatawan. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipe/kategori.

Dasar

No.

2.Kamarsuiteminimum1 Penjelasan

Keterangan kamar

Klasifikasi

3. Kamar mandi di dalam 1

Berdasarkan

Hotel melati 4.Luas

kamar

standar,

Kelas minimum 22 m2

1.Jumlahkamarstandar, Hotel bintang

5.Luas

minimum 15kamar

kamar

minimum 44 m2

2. Kamar mandi di dalam satu(*) 3.Luas

kamar

standar,

1.Jumlah kamar standar,

minimum 20m2 Hotel bintang Hotel bintang

1.Jumlahkamar standar,

dua (**)

minimum 20kamar

tiga (***)

minimum 30kamar 2.Kamarsuiteminimum2 kamar 3. Kamar mandi di dalam

suite,

4. Luas kamar

standar,

Harga

minimum 24 m2 5. Luas

kamar

suite,

dua

kali makan, di mana salah satu di antaranya

1. Jumlah kamar standar,

Modified

minimum 50 kamar

American Plan

harus

makan pagi (breakfast), seperti: Kamar + makan pagi +

2. Kamar suite minimum 3

empat (****)

sudah

termasuk dengan

minimum 48 m2

Hotel bintang

kamar

kamar

makan siang

3. Kamar mandi di dalam

4. Luas kamar

Kamar + makan pagi +

standar,

makan malam

minimum 24 m2 5. Luas

kamar

Adalah

suite,

perencanaan

harga kamar di

minimum 48 m2

Continental Plan harga 1. Jumlah kamar standar,

mana

kamar

tersebut

sudah termasuk dengan

minimum 100 kamar

kontinental breakfast.

2. Kamar suite minimum 4 Hotel bintang lima (*****)

Tamu

kamar

5. Luas

kamar

European Plan suite,

minimum 52 m2 2Ber dasarkan Plan

Full American Plan

Harga

kamar

kamar saja.

standar,

minimum 26 m2

Keistimewaannya:



Praktis,

digunakan sudah

termasuk tiga kali makan (pagi, siang dan malam)

menginap

hanya membayar untuk

3. Kamar mandi di dalam

4. Luas kamar

yang

hotel

oleh

banyak hotel-

• Memudahkan

billing

jumlah

system

diatas 600 (enam ratus)

(Pembayaraan

kamar

saat check out) 3Berdasarkan Ukuran

Small hotel adalah hotel Hotel Kecil (Small kecil Hotel)

dengan

kamar

4

jumlah

di bawah

Berdasarkan

Hotel yang

Lokasi

dalam

150

Hotel Sedang

City Hotel hotel

berbisnis.

dapat

Adalah

hotel

terletak

di

kegiatan

yang kawasan

wisata, di mana sebagian Resort Hotel

kamar.

Hotel

adalah

dalam medium hotel ini

menjadi 2, yaitu:

mana

tamunya yang

memiliki

dikategorikan

di

besar

ukuran sedang, di mana

• Average hotel : jumlah kamar antara 150 sd. 299

Besar/Large

kota, di

menginap

dengan

(Medium Hotel)

Hotel

terletak

sebagaian

kamar Adalah

kamar

besar tamunya

tidak

• Above average hotel :

melakukan

jumlah kamar antara 300

bisnis, tetapi lebih banyak

sd. 600 kamar.

rekreasi.

Large hotel adalah hotel dengan sebagai

dengan

klasifikasi hotel

5

Berdasarkan

kegiatan

Downtown Hotel

Area

Hotel yang berlokasi

besar

pinggiran Suburb Hotel

merupakan yaitu

kota,

di

yang

kota satelit

pertemuan antara

dua kota madya.

Country Hotel

Hotel Pilgrim hotel Adalah

hotel

yang

sebagian

tempatnya

berfungsi

yang sebagai

Airport Hotel

berada

dalam

fasilitas

satu beribadah.

kompleks bangunan atau area pelabuhan atau

udara

sekitar

Adalah hotel yangtamu-

bandar

tamunya

adalah

tamu

Cure Hotel udara.

yang

sedang

dalam

prosespengobatanatau Motel penyembuhan darisuatu Inn 6

penyakit.

Berdasarkan

Hotel

yang

tamunya

Maksud

sebagain besar berbisnis,

Adalah Casino Hotel

hotel

sebagian

yang

tempatnya

BusinessHotel Kunjungan

di

sini

biasanya

Tamu

menyediakan

ruang

ruang

meeting

berfungsi sebagaitempat untuk kegiatanberjudi.

dan 7

Lamanya

convensi. Tamu Hotel yang kebanyakan Tourism Hotel

tamunya

adalah

wisatawan,

Tamu yang menginapdi Transit Hotel

Menginap

hotel ini biasanya dalam waktu yang singkat,rata-

para

rata satumalam.

baik Tamu yang menginapdi

domestic

maupun hotel

manca negara.

ini

biasanya lebih

SemiResidential dari satu

malam,

tetapi

Hotel Hotel yang merupakan Sport Hotel

bagian

dari

kompleks olahraga.

jangka waktu menginap satu

tetap

singkat,

berkisar

antara 1 minggu sd. 1

Adalah

bulan.

bangunan Montel

Tamu yang menginap di Residential Hotel hotel

ini

Tamu

Family Hotel

Adalah

tamu

menginap

yang

digunakan untuk usaha dengan

sarana adanya

Kriteria Jenis

bentuk

perhotelan

cukup lama,

paling sedikit satu bulan. 8

suatu

yang

tambahan garasi

disetiap

Produk

tidak

nyata

adalah

segala

sesuatu

kamarnya.

bersama 10

keluarganya

WujudFisik

Produk Nyata (Tangibel)

9

Aspek

Merupakan suatu usaha

Bentuk

perseorangan

Bangunan

mempergunakan Pondok Wisata

sebagian

dengan

dari

Produk Tidak

rumah

Nyata(Intangible)

tinggalnya untuk inapan bagi

setiap

dengan

produk dan hotel.

perhitungan

(Sumber : http://herlinasari3ap114.blogspot.co.id/2013/01/hotel-suatu-organisasi- yangmenyediakan.html)

Adalah

Cottage

suatu

bentuk

bangunan

yang

dipergunakan

untuk

usaha

pelayanan

akomodasi

dengan

fasilitas-fasilitas tambahan lainnya.

pelayanan pembentukan citrasuatu

orang

pembayaran harian.

yang

berkaitan dan

a. Hotel Berdasarkan Kelas 1. Faktor tingkatan ataubintang Tingkatan atau kelas hotel dibedakan atas tanda bintang (*). Semakin banyak jumlah bintang, maka persyaratan fasilitas,dan pelayananyangdituntutsemakinbanyakdanbaik.Kriteriaklasifikasihotel berdasarkanbintangadalahsebagaiberikut:Klasifikasihotel Bintang 1 memiliki persyaratan:

1. Jumlah kamar standar, minimum 15 kamar 2. Kamar mandi didalam 3. Luas kamar standar, minimum 20 m2 Bintang 2 memiliki persyaratan :

1. Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar 2. Kamar suite minimum 1 kamar 3. Kamar mandi didalam 4. Luas kamar standar, minimum 22 m2 5. Luas kamar suite, minimum 44 m2 1. Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar 2. Kamar suite minimum 2 kamar 3. Kamar mandi didalam 4. Luas kamar standar, minimum 24 m2 5. Luas kamar suite, minimum 48 m2 1. Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar 2. Kamar suite minimum 3 kamar 3. Kamar mandi didalam 4. Luas kamar standar, minimum 24 m2 5. Luas kamar suite, minimum 48 m2

Bintang 5 memiliki persyaratan :

1. Jumlah kamar standar, minimum100 kamar 2. Kamar suite minimum 4 kamar 3. Kamar mandi didalam 4. Luas kamar standar, minimum 26 m2 5. Luas kamar suite, minimum 52 m2 b. Hotel Berdasarkan Plan Beberapa macam hotel Plan Usage, antara lain:

a. American Plan Sistem perencanaan harga kamar dimana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga makan (meals). American Plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Full American Plan(FAP) Harga kamar sudah termasuk tiga kali makan (pagi, siang dan malam)

2. Modified American Plan(MAP) Harga kamar sudah termasuk dengan dua kali makan, dimana salah satu diantaranya harus makan pagi (breakfast), seperti:

 Kamar + makan pagi + makan siang  Kamar + makan pagi + makan malam b. Continental Plan/ BermudaPlan Adalah perencanaan harga kamar dimana harga kamar tersebut sudah termasuk dengan kontinental breakfast. Adalah perencanaan harga kamar dimana harga kamar yang dibayar sudah termasuk dengan Continental breakfast.

c. European Plan Tamu yang menginap hanya membayar untuk kamar saja. Keistimewaanya:

 Praktis, banyak digunakan oleh hotel-hotel  Memudahkan system billing (Pembayaraan saat check out)

c. Hotel berdasarkan Ukuran Klasifikasihotelberdasarkanukurannyadapatditentukanberdasarkanjumlahkamaryangada.Ukuranhotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Small hotel Small hotel adalah hotel kecil dengan jumlah kamar di bawah 150 kamar

b. Medium hotel Adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu:

 Average hotel : jumlah kamar antara 150 sd. 299 kamar.  Above average hotel : jumlah kamar antara 300 sd. 600 kamar. c. Large Hotel Large hotel adalah hotel dengan klasifikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar diatas 600 (enam ratus) kamar

d. Berdasarkan Lokasi Klasifikasi hotel berdasarkan factor lokasi dapat dibagi menjadi:

a. City hotel, Hotel yang terletak di dalam kota, dimana sebagaian besar tamunya yang menginap adalah memiliki kegiatan berbisnis. b. Resort Hotel, Adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamunya tidak melakukan kegiatan bisnis, tetapi lebih banyak rekreasi. Macam-macam resort berdasarkanlokasi:

 Mountain Hotel (hotel yang berada di pegunungan)  Beach Hotel (hotel yang berada di daerah pantai)  Lake Hotel (hotel yang berada dipinggir danau)  Hill Hotel (hotel yang berada di puncak bukit)  Forest Hotel (hotel yang berada di kawasan hutan lindung). e. Hotel Berdasarkan Area a. Suburb Hotel, hotel yang berlokasi di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yaitu pertemuan antara dua kota madya. b. Airport Hotel, adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara atau sekitar Bandar udara. c. Urban Hotel, adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan yang baru,

yang tadinya masih berupa desa.

f. Berdasarkan MaksudKunjungan Klasifikasi hotel berdasarkan maksud kunjungan selama menginap,adalah sebagai berikut :

a. Business hotel, hotel yang tamunya sebagain besar berbisnis, disini biasanya menyediakan ruang-ruang meeting dan convensi. b. Resort/Tourism Hotel, hotel yang kebanyakan tamunya adalah para wisatawan, baik domestik maupun manca negara. c. Casino hotel, adalah hotel yang sebagain tempatnya berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan berjudi. d. Pilgrimhotel,hotelyangsebagaintempatnyaberfungsi sebagaifasilitasberibadah.Sepertihotel-hoteldiarab(padasaatmusimhaji) dan Lourdes diperancis. e. Cure Hotel, adalah hotel yang tamu-tamunya adalah tamu yang sedang dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit. g. Klasifikasi Hotel berdasarkan Faktor Lamanya Tamu Menginap: a. Transit hotel, tamu yang menginap dihotel ini biasanya dalam waktu yang singkat, rata-rata satu malam b. Semi residential hotel,tamu yangmenginap di hotelinibiasanyalebihdari satumalam,tetapi jangkawaktu menginap tetapsingkat,berkisar antara 1 minggu sd. 1 bulan. c. Residential hotel, tamu yang menginap dihotel ini cukup lama, paling sedikit satu bulan. h. Klasifikasi Hotel berdasarkan Kriteria Jenis Tamu Familiy Hotel, adalah tamu yang menginap bersama keluarganya

i. Jenis Akmodasi berdasarkan Aspek Bentuk Bangunan. Akan terlihat jelas, dengan melihat bentuk bangunan saja orang akan dapat menebak jenis akomodasi apa dari bentuk bangunan tersebut. Untuk lebih jelasnya jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa macam.

a. Pondok Wisata, merupakan suatu usaha perseorangan dengan mempergunakan sebagian dari rumah tinggalnya untuk inapan bagi setiap orang dengan perhitungan pembayaran harian. b. Cottage, adalah suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha pelayanan akomodasi dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya. Fasilitas tambahan yang dimaksud bisa berupa peminjaman sepeda secara gratis, atau fasilitas dayung apabila cottage terletak di tepi danau.

c. Motel (Motor Hotel), adalah suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha perhotelan dengan sarana tambahan adanya garasi disetiap kamarnya. Biasanya motel ini bertingkat dua, bagian atas sebagai kamar, dan dibagian bawah berupa garasi mobil.

j. Klasifikasi berdasarkan WujudFisik a. Produk nyata (tangible)

1. Lokasi Lokasiyangyangdibutuhkanolehwisatawanadalahlokasiyangstrategisdanmemilikinilai-nilaiekonomisyangtinggi,sepertilokasiyang dekat dengan bandar udara, stasiun kereta api, pelabuhan, pusat bisnis, atraksi wisata sehingga memberikan kemudahan tamu untuk mengakses aktivitas lain diluar hotel.

2. Fasilitas Fasilitas adalah penyediaan perlengkapan phisik yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan tamu serta dapat mempermudah tamu melaksanakan aktivitas selama tinggal di hotel. Fasilitas itu dapat berupa: Kamar dengan perlengkapannya seperti air conditioning, Colour TV with in house movie and international chanel, Safe Deposit Box, Hot and Cold water, Minibar, International Direct Dialing telephone, Private bathroom with bathtub and shower, Tea & Coffee making facility, Hair dryer. ROOM FACILITIES

• Individual Controlled AC-System • IDD Telephone line • TV with cableprogram • Internet Access • Minibar • Cold & HotWater • Personal safety box • Coffee and tea making facilities • Hair Dryer Kamar untuk orang cacat/disable room Kamar bebas asap rokok dengan kelengkapannya Restoran dan bar dengan berbagai jenis produk makanan dan minuman Pelayanan makan dan minuman di dalam kamar Pusat bisnis dansekretaris

Pusat kebugaran Kolam renang Ballroom/aula Safe DepositBox/brankas Laundry dan drycleaning/binatu Fasilitas hiburan , seperti musik, karaoke Fasilitas taman bermain untuk anak-anak/Children play ground Baby sitting/layanan pengasuhananak Hotel transportation/kendaraan antarjemput Valet parking service/pelayanan memarkirkan kendaraan Area parkir yangluas Foreign exchange facilities/fasilitas penukaran mata uang asing Beauty salon/ salon Drug store/toko yang menjual kebutuan sehari-hari House clinic/klinik kesehatan b. Produk tidak nyata(intangible) Produk tidak nyata adalah segala sesuatu yang berkaitan pelayanan dan pembentukan citra suatu produk dan hotel. Di dalam bisnis perhotelan intangible diberikan bersamaan dengan penjualan produk tangible. Rasa bersahabat, sopan santun, keramahtamahan dan rasa hormat dari seluruh karyawan merupakan salah satu contoh produk intangible yang sederhana tetapi sangat berdampak pada pembentukan citra hotel. Agar fasilitas yang disediakan oleh hotel dapat berfungsi, mak adisertai dengan pelayanan, adapun pelayanan tersebut dapat berupa:corak/gaya pelayanan yang diberikan oleh para karyawan, pelayanan dapat juga berupa waktu buka restoran, pelayanan kebersihan kamar,pelayanan dan penyajian makanan dan minuman di restoran. Pada era ini persaingan bisnis perhotelan yang paling ketat adalah kemampuan hotel untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

2.6.

TIPE KAMAR HOTEL

Tipe-tipe kamar di hotel dapat dibagi berdasarkan fasilitasnya, dan hal inilah yang biasa paling umum digunakan dalam memesan kamar.

a.

Berdasarkan Fasilitas

1. Standart Room (STD) – Kamar Standar Standard Room atau kamar standard merupakan sebutan kamar paling murah di sebuah hotel dan biasanya merupakan istilah di hotel-hotel Amerika. Tetapi berbeda dari kamar single (single room), kamar standard untuk setiap hotel itu berbeda-beda. Terkadang memiliki satu ranjang king-size, double dengan 2 ranjang queen-size, atau bahkan memang hanya satu ranjang seperti single room. Kamar Standard memiliki fasilitas yang paling dasar, biasanya sebuah televisi, pembuat kopi, telepon, meja, kloset dan kamar mandi. Fasilitas tambahannya juga tergantung dari hotel tersebut. Tentunya hotel bintang 2 dengan hotel bintang 5 memiliki fasilitas standard yang berbeda. Tapi memang standard room merupakan kamar paling murah dari suatu hotel.

2. Superior Room (SUP) – Kamar Superior Biasanya kamar tipe Superior ini memiliki definisi yang berbeda-beda di setiap hotel. Terkadang merupakan kamar standard dengan ukuran dan fasiltias yang lebih. Atau juga terkadang mungkin merujuk ke kamar khusus dengan pemandangan atau lokasi yang lebih baik. Biasanya dikenal juga dengan nama Premium Room. Sederhanya adalah merupakan kamar yang dilihat hotel lebih baik daripada Standard Room.

3. Deluxe Room (DLX) – Kamar Deluxe Kamar ini didesain untuk terlihat lebih berkelas dalam berbagai hal dimulai dari penampilan, ukuran dan lokasinya. Akan tetapi, dalam beberapa hotel terkadang kamar tipe Deluxe dikategorikan di bawah kamar tipe Superior.

4. Junior Suite Room (JRSTE) – Kamar Suite Junior Sebuah ruangan besar yang dimana ruang tidur dan ruang duduk (seating area) terpisah. Walaupun biasanya muncul dalam bentuk kamar single, ia tetap memiliki pemisah kecil antara ruang duduk dan ruang tidur.

Sebenarnya kamar dengan tipe Studio tidaklah begitu berbeda jauh dengan kamar tipe junior suite. Hanya saja ukurannya lebih besar karena adanya tambahan dapur dan fasilitas memasak di dalamnya, dan harganya-pun terkadang lebih mahal daripada kamar tipe Suite.

5. Suite Room (STE) – Kamar Tipe Suite Kamar tipe Suite dapat dikatakan seperti apartemen kecil di dalam sebuah hotel. Dengan ukuran yang jauh melebihi ukuran standard. Memiliki ruang tidur, ruang tamu dan ruang memasaknya sendiri. Biasanya kamar ini digunakan oleh orang-orang bisnis dan keluarga yang tinggal di hotel untuk periode yang agak lebih lama. Bahkan dalam beberapa kasus untuk hotel yang benar-benar kelas atas, Suite Room merupakan kamar termurah mereka. Suite Room sendiri dapat diperluas menjadi tipe Executive yang biasanya untuk manajer kelas atas dan Presidential, dimana akan kita bahas lebih lanjut di tipe Presidential.

6. Presidential / PenthouseRoom Suite Room dapat diperluas menjadi Presidential Suite. Biasanya dikenal juga dengan nama Penthouse yang dimana merupakan lantai teratas dari hotel. Dengan ruangan yang lebih besar, pemandangan dan perlengkapan terbaik yang ditawarkan sebuah hotel dan merupakan kamar termahal dari suatu hotel.

b.

Berdasarkan Jumlah Ranjang Tipe-tipe kamar hotel sendiri dapat dibagi berdasarkan jumlah ranjang dalam suatu kamar seperti single room, double room dan seterusnya. Pemesanannya biasa digabungkan dengan fasilitasnya, seperti Single Suite Room dan sejenisnya.

1. Single Room, merupakan kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran single untuk satu orang. 2. Twin Room, merupakan sebuah kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing-masing berukurang single. 3. Double Room, merupakan sebuah kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran double (ranjang besar yang muat untuk dua orang). 4. Triple Room/Family Room, merupakan kamar untuk 3 orang dengan satu buah tempat tidur berukuran Double dan satu buah tempat tidur berukurang Single, atau sebuah kamar yang dilengkapi 3 buah tempat tidur masing-masing berukuran Single. Biasanya Family Room memiliki ruangan yang lebihbesar.

PEMBAGIAN ZONAHOTEL

A. Front of thehouse Front of the house adalah area yang paling banyak dikunjungi pengunjung sehingga menjadi cermin dari kualitas hotel untuk pertama kali bagi tamu saat memasuki suatu Hotel, oleh karena itu front of the house ini terdiri dari ruang-ruang yang memang digunakan untuk ruang pemberi impresi pertama seperti: front office, public relation, general manager, marketing. a. Front office Front Office mempunyai macam-macam peran. Ada 8 peran penting dari Front Office Departemnt, antara lain:

1. Merupakan Wakil dari Manajemen (Management Representative), dalam keadaan tertentu front office dapat berperan sebagai wakil dari manajemen, seperti menyelesaikan masalah tertentu yang biasanya diselesaikan oleh pihak manajemen.

2. Orang-orang Yang Mampu Menjual (Sale Person), setiap mereka yang berada di front office diharuskan mampu dan memiliki Salesmanship, karena pada front office ini lebih banyak berhubungan dengan tamu dibandingkan departemen lain. Selain menjual produk hotel seperti kamar, juga mampu menjual fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh Hotel.

3. Pemberi Informasi (Information Giver), petugas yang berada di front office diharapkan mampu memberikan keterangan yang jelas dan benar tentang fasilitas dan produk hotel dan harus mengetahui kejadian-kejadian serta peristiwa-peristiwa penting diluar hotel yang berhubungan dengan kebutuhan tamu.

4. Penyimpan Data (Record Keeper), Front office departement merupakan sumber dan pusat penyimpanan data dalam kegiatankegiatan sehari-hari dihotel.

5. Dapat Melakukan Tindakan Secara Diplomatis (Diplomatic Agent), Front office mampu melakukan tindakan secara diplomatis yaitu menjaga dan menetralisir suasana hubungan baik dengan pihak lain yang berhubungan dengan hotel.

6. Pemecah Masalah (Problem Solver),SebagaiTheHub ofActivities,front officemerupakan tempat untukmenyelesaikan masalah tamu, terutama keluhan-keluhan tamu. 7. Sebagai Wakil dari Hubungan Masyarakat (Public Relations Agent), karyawan front office harus dapat berperan secara aktif sebagai orang yang berhubungan dengan masyarakat, terutama masyarakat pengunjung yang datang kehotel. Diharapkan dapat berperan sebagai internal public reletions yang memberikan citra baik terhadap tamu hotel.

8. Sebagai Koordinator Kegiatan Pelayanan (Service Coodinator), front office juga berperan sebagai tempat koodinator pelayanan informasi dan kegiatan departemen lain di komunikasikan melalui Front Office. Fungsi Front OfficeDepartment

1. Menjual Akomodasi Hotel 2. Menyambut dan mendaftar tamu-tamu yang akan check – in 3. Melayani pemesanan kamar 4. Memantau perkembangan situasi kamar (Room Status) secara akurat 5. Menyiapkan berkas-berkas pembayaran tamu (Guest bill) 6. Menangani semua surat yang masuk ke dalam dan keluar hotel 7. Menangani fasilitas komunikasi 8. Melayani dan memberikan informasi serta permintaan-permintaan pelayanan lainnya 9. Melayani, menampung, menyelesaikan keluhan tamu 10. Melayani penitipan barang-barangberharga 11. Melakukan kerja sama yang baik dengan departemen lain untuk kelancaran operasional hotel b. Public Relations Public relations dinilai semakin penting bagi perusahaan karena berperan sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dengan publiknya sehingga bisa menciptakan hubungan yang baik dan citra positif. Public Relations disuatu perusahaan memiliki posisi yang berbeda- beda, begitu juga dengan posisi Public Relations di hotel. Public Relations berkedudukan di bawah Departemen Marketing Manajer, sehingga apabila melakukan kegiatan Public Relations maka harus ada persetujuan dari Marketing Manajer terlebih dahulu dan kordinasinya juga harus ke Marketing Manajer akan tetapi sudah menjadi bagian atau divisi tersendiri. Public Relations berkedudukan sama dengan Salles Manager yang sama-sama di bawah naungan Marketing Manajer.

Didalam Public Relations dibagi menjadi dua yaitu:

1. Public Relations Manajer.Yaitu yang bertugas menginfokan dan mempublikasikan hotel. Seperti bekerja sama dengan media cetak, elektronik. 2. Public Relations Officer. Yaitu yang bertugas menanggani pembuatan rancana dan kegiatan hotel, biasanya dalam jangka waktu satu tahun sudah disiapkan terlebihdahulu. c.

General Manager Manajer Hotel (perhotelan) adalah orang yang mengelola operasional sehari-hari dalam manajemen hotel. Hotel besar selalu memiliki tim untuk manajemen, dimana setiap anggota tim berkonsentrasi pada daerah kepentingan tertentu. Manajer Hotel bertanggung jawab atas operasi yang efisien dan menguntungkan bagi perusahaan mereka. General Manajer Hotel bertugas mengontrol keuangan, rumah tangga, kualitas pelayanan dan makanan, dekorasi dan interior serta pembentukan norma-norma yang harus diikuti oleh staf sambil memberikan layanan mereka kepada para tamu, dll. Sedangkan, tugas dari Asisten Manajer adalah untuk mengawasi operasional sehari-hari dari departemen. hotel besar memiliki Manajer Residen untuk menyelesaikan masalah sepanjang waktu. Di sini para manajer departemen yang berbeda diawasi oleh manajemen puncak. Manajer-manajer hotel merencanakan, mengorganisir dan mengatur operasi hotel, motel dan perusahaan yang sama/sejenis untuk menyediakan penginapan dan fasilitas lainnya kepada tamu Indonesia.

B. Back of thehouse Back of the house adalah area yang sangat jarang dikunjungi oleh pengunjung dimana area tersebut adalah area kotor atau area service. Back of the house ini adalah jantung aktifitas dari sebuah hotel karena segala bagian service atau pelayanan berada pada area back of the house. Ruang- ruang back of the house terdiri dari : dapur, laundry, housekeeping, utilitas, gudang.

a. Dapur Dapur merupakan salah satu departemen /bagian tersendiri dalam sebuah hotel berbintang karena itu dalam perencanaannya harus sangat matang serta baik karena dapur merupakan salah satu urat nadi dalam opersionalnya yang mendatangkan prifit sesudah penjualan kamar. Organisasi dapur yang terdapat dalam sebuah hotel berbeda-beda tergantung kepada besar kecilnya perusahaan hotel melalui cara pelayanan dan luasnya variasi menu yang ditawarkan kepada tamu. Faktor ukuran dapur tergantung faktor-faktor seperti dibawah ini:

a. Berapa jumlah tamu yang harus dilayani b. Berapa banyak jumlah yang harus dipersiapkan dalam setiap waktu makan.(meal) c. Tipe atau cara pelayanan yang akan disajikan oleh Cafetaria, table service Tray dan sebagainya. d. System penyajian makanan yang akan diterapkan e. Waktu penyajian makanan f. Sistem pengoperasian pemebelian dan penerimaan, serta sistem pergudangannya. Dan lain lain. Setelah faktor-faktor tersebut diatas ditentukan, maka kemungkinan untuk menentukan pilihan tipe dapur dapat diujudkan sesuai dengan kebutuhan hotel itu sendiri .berdasarkan perkembangan keberadaan dapur pada suatu hotel (industri cattering service) dapat dibagi atas empat tipe dapur.pada sebuah hotel yaitu :

a. Convertional Kitchen b. Combinetpreperation andfinishing kitchen c. Separated preperation and satelite kitchen d. Convenience food kitchen Dalam rencanaan pembuatan dapur harus dilihat dari segi kebutuhan dan tujuan operasional yang jelas, agar dapur yang buat benar-benar dapat memenuhi sarana dasar yang dapat menunjang pencapaian dalam keberasilan perusahaan hotel. Dalam rancangan sebuah dapur hotel harus dapat menjamin dengan dilengkapi berbagai aspek penting yang dapat mempengaruhi kelancaran opersional perusahaan hotel itu sendiri dapur harus mempunyai ukuran yang memadai sesuai dengan kebutuhan dan praktis dalam memberikan kemudahan serta keleluasaan pelaksanaan segala kegiatan produksi dan pelayanan. Dari beberapa aspek tersebut yaitu:

1)

Kemudahan yang berhubungan letak lokasi dan fasilitas ruangan yang cukup memadai.

2)

Memberikan dan efesiensi untuk alur keja (work flow)

3)

Sarana dalam penerimaan barang yang memenuhi syarat

4)

Sarana ruang tempat penyimpanan barang yang sesuai dengan jenis barang baik yang mudah rusak dan tahan lama.

5)

Instalasi refrigerators yang baik dan memadai

6)

Sarana ruang persiapan dan ruang pengolahan makanan dan minuman (cold, hot and pastry).

7)

Sarana ruang penyelesaian (finishing kitchen)

8)

Sarana ruang pelayanan yang memadai pada service area

9)

Sarana tempat pecucian peralatan dapur

10)

Sarana brupa gudang tempat penyimpanan peralatan dapur

11)

Sarana ruangan penunjang misalnya kantor, dan lain-lain Dalam memulai perencanaan dapur untuk menentukan tentang tipe dari pada pelayanan makanan dan structure organisasi harus dilakukan terlebih dahulu. Meskipun pekerjaan ini sehurusnya dilakukan

oleh konsultan arsitek. Namun perlu dilakukan pendampingan dengan seorang tenaga ahli pada bidang yang bersangkutan, sebab didalam berbagai segi yang berhubungan kebutuhan operasional, karena ia akan lebih paham tentang kebutuhan secara pasti tentang keperluaan dapur. Adapun faktor –faktor lain yang perlu diperhatikan dan sangat penting dalam perencanaan dapur adalah a.

Ukuran yang memadai dari tiap ruangan

b.

Ketetapan penenpatan peralatan di area kerja

c.

Penerangan yang baik paada tempat dapur memasak dan tempat kerja

d.

Sirkulasi udara yang bagus dengan ventelasi udara yang memadai agar nyaman dalam bekerja pada bagian cold citchen maupun hot kitchen.

e.

Sarana yang menyangkut keperluan seperti air, listrik, gas, tempat sampah

f.

Pelengkapan yang cocok dengan persyaratan kesehatan

g.

Keadaan lantai yang tidak licin

h.

Kondisi bangunan yang memenuhi persyaratan bangunan

i.

Permukaan didinding dan langit langit yang mudah dicuci dan dibersihkan

j.

Memenuhi persyaratan untuk keselamatan dan standar kesehatan

k.

Sistim drainnage yang baik dan lancar, untuk saluran pembuangan air kotor b.Laundry Laundry biasanya merupakan satu section /bagian dari housekeeping department. Secara garis besar tugas laundry adalah melaksanakan proses pemeliharaan linen-linen dan uniform yang dipakai

untuk operasional hotel. Laundry juga salah satu section yang menghasilkan pendapatan bagi hotel melalui pelayanan pencucian pakaian tamu. Laundry terbagi menjadi dua bagian besar yaitu house linen-linen dan uniform laundry dan guest laundry. House laundry : Bertanggung jawab dalam pemeliharaan hotel sedangkan Guest Laundry : yangdibutuhkanuntukoperasional pakaian tamu.

Bertanggung jawab terhadap pelayanan pencucian

C. Housekeeping Housekeeping Hotel adalah salah satu satuan tugas atau departemen di hotel yang bertugas untuk membersihkan, merapikan, dan menyediakan barang-barang kebutuhan kita di kamar seperti isi mini bar, barang-barang toiletris (sabun, sampo, kertas tisu, dll), dan sebagainya. Petugas Housekeeping Hotel memang sudah dilatih sedemikian rupa sehingga mampu membuat kamar yang sudah acak-acakan menjadi seperti baru lagi, seperti belum ditempati. Keahlian para petugas Housekeeping Hotel inilah yang sangat menentukan rekomendasi para tamu hotel. Itulah sebabnya, saat mencari rekomendasi atau review tentang suatu hotel, sebaiknya kita juga mencari tahu, apakah petugas Housekeeping Hotel yang akan kita tempati melakukan tugasnya dengan baik. Sementara itu, tugas Housekeeping Hotel bukanlah pekerjaan yang ringan. Dalam waktu satu menit, petugas ini harus mampu merapikan tempat tidur kita. Selanjutnya, ia akan membersihkan lantai, karpet, toilet, asbak, dan balkon. Mengisi persediaan makanan dan minuman serta alat-alat mandi harus dilakukan dengan waktu yang singkat serta dengan cara yang khas pula. Beberapa hotel memiliki gaya melipat handuk sendiri-sendiri, begitu pula dengan cara menata minuman di minibar. Semua itu harus dilakukan dalam waktu 15 menit! Pekerjaan Housekeeping Hotel menjadi lebih berat setelah tamu check out. Hampir semua barang yang telah digunakan seperti selimut, sprei, dan handuk harus diganti. Toilet dan kamar mandi pun dibersihkan secara khusus pula, termasuk dengan menggunakan zat-zat pembersih tertentu. Jangan sampai tamu yang baru saja tiba dapat mendeteksi bahwa kamar tersebut barangkali baru saja ditinggalkan penghuni sebelumnya dalam beberapa jam. Namun, alokasi waktu yang digunakan oleh petugas ini untuk membersihkan kamar setelah tamu check out ini pun lebih panjang, namun biasanya tidak lebih dari setengah jam. Tanggung Jawab Housekeeping



Menciptakan ruangan yang comfortable (Menyenangkan)



Mengusahakan ruanga yang terjamin kebersihan dan keamanannya (Hygiene & Safety).

D. Utilitas

1. Air Bersih dan Air Panas a. Sistem jaringan airbersih Skema umum jaringan air bersih Sumber air bersih Air bersih dapat diperoleh dari berbagai sumber, yaitu:

1.

Air tanah

a. Air tanah dangkal (unconfined aquifer) b. Air tanah dalam (confined aquifer) 2. Air hujan

3. Air permukaan, Dapat berasal dari sungai, danau, waduk, telaga dan sebagainya. b. Sistem distribusi airbersih 1. Up-feed system

Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah (ground tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersbut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil yang rendah.

2. Down-feed system Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh bangunan.

c. Pipa distribusi Pipa distribusi harus terbuat dari bahan-bahan tahan karat dengan jenis sebagai berikut:

a. Logam (baja, besi atau tembaga yang digalvanis) b. Plastik (PE,PVC)n Pipa-pipa yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Pipa yang dipakai tidak korosif pada permukaan aliran. b. Pipa mempunyai ketahanan terhadap tekanan air sesuai dnegan desain jaringan dengan angka kenyamanan yang cukup. c. Kecepatan aliran dalam pipa tidak melebihi kecepatan standar (berkaitan dnegan noise yang ditimbulkan) batas-batas kecepatan tertinggi (biasanya 2m/detik atau kurang). Sambungan memenuhi syarat dalam hal:

1. Kekuatan sambungan 2. Bahan 3. Sistem sambungan 4. Menahan tekanan d. Pipa memenuhi syarat-syarat yang berkaitan dengan bahan dan aspek encemaran, misalnya pipa tidak boleh bereaksi terhadap cairan yang mengalir di dalamnya. e. Sistem yang dipilih pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang/dikeluarkan dengan mudah (mudah diperbaiki dan diganti).

f. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuat agak miring ke atas (searah aliran) sedangkan pada sistem pengaliran ke bawah dibuat agak miring ke bawah. Kemiringan sekitar 1/300.

g. Pemipaan yang tidak merata, agak melengkung ke atas atau melengkung ke bawah harus dihindarkan (misalnya ada erombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara. h. Sambungan harus benar-benar tapat supaya air tidak dapat merembes keluar/bocor i. Pipa dan sambungannya harus mampu menahan kekuatan tekanan air sebesar 10 kg/cm2. j. Bagian pipa melewati siar dilatasi bangunan harus diberi sambungan fleksibel untuk menetralisir perubahan kedudukan pipa apabila terjadi gempa. d. Hot watersystem 1. Supply airbersih Dalam perhitungannya, kapasitas air bersih yang perlu dicadangkan untuk keperluan air panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau 1/3 dari debit kebutuhan total air bersih. Tangki air bersih yang digunakan secara ekonomis dapat dijadikan satu dengan tangki air bersih untuk keperluan secara umum.

2. Boiler (tangki pemanas) Adalah unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai banyak untuk keperluan supply air panas di bangunan tersebut. Bagian-bagian boiler:

a. Tangki persiapan/tangki air bersih yang mampu men-supply kebutuhan pemanasan dalam waktu 1 jam. b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri burner dan sistem kontrol (sensor)

3. Tangki air panas Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan cadangan penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan isolaso panas sehingga tidak terjadi reduksi panas pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air panas tersebut harus mampu menahan panas air sekitar 180° F atau 82°C. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tangki boiler umumnya dilengkapi dengan katup pengaman.

4. Pompa Dalam hot water system diperlukan pompa, karena pada umumnya letak boiler ada di bagian bawah bangunan (basement). Apabila letaknya di bagian bawah bangunan, maka jenis pompa yang diperkukan adalah pompa tekan.

5. Pemipaan Pipa air panas mempunyai fungsi yang spesifik yaitu mendistribusikan air pamas untuk bagian yang diperlukan serta menjaga suhu agar tidak terlalu banak mengalami penurunan. Dengan demikian:

a. Tahan pada suhutinggi b. Anti bocor c. Kedap air d. Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan ketebalan minimum ¼ inch secara merata di seluruh permukaan pipa 6. Sistem listrik dan panel kontrol a. Tegangan dan kuat arus listrik harus stabil apabila menggunakan unti pemanas dengan sistem pemanasan listrik. b. Panel kotrol menunjukan indikasi dari: 

Volume air panas dalam tanki air panas



Tekanan air



Suhu air panas



Volume bahan bakar apabila mrnggunakan bahan bakar.

2. Air Kotor danLimbah A. Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan: a. Sistem pembuangan airkotor. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia dari alat plambing lainnya ( black water ).

b. Sistem pembuangan airbekas. Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu

c. Sistem pembuangan airhujan. Sistempembuanganairhujanharusmerupakansystemterpisahdarisystempembuanganairkotormaupunairbekas,karenabiladi campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.

d. Sistem air buangankhusus. Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang bersifat khusus.

B. Klasifikasi berdasarkan carapengaliran : a. Sistemgravitasi. Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah

c. Sistem bertekanan. Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat

C. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan cara pembuangannya : a. Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas dialirkan kedalam satu saluran / pipa. b. Sistempembuanganairterpisah,yaitusistempembuangandimanaairkotordanairbekasmasing-masingdialirkansecaraterpisahatau menggunakan pipa yangberlainan. D. Sistem Pembuangan Air Buangan dibedakan berdasarkan perletakannya: 1. Sistem pembuangan gedung, yaitu sistem pembuangan yang berada didalam gedung. 2. Sistem pembuangan luar, yaitu sistem yang berada diluar gedung, disebut juga riol gedung. Sebelum air buangan dari peralatan saniter maupun dari buangan dapur dibuang ke saluran umum / kota maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan Sewage Treatment Plant ( STP ), sehingga memenuhi ambang baku yang dipersyaratkan.

PERALATAN UTAMA &FUNGSI

1. Pompa Submersible, berfungsi untuk menaikan level air kotor pada daerah level terendah ke instalasi pengolah yang levelnya lebih tinggi. 2. sewage Treatment Plant (STP ) STP berfungsi sebagai pengolah air buangan sehingga memenuhi persyaratan sebagai air buangan rumah tangga ( domestic waste ), yaitu dengan ketentuan : a. Kandungan zat tersuspensi rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg / liter. b. Kebutuhan biologi untuk oksigen ( BOD ) rata-rata dalam waktu 24 jam adalah 20 mg /literdengan kapasitas maksimum yang diperbolehkan s/d 30 mg / liter. Beberapa jenis STP yang umum dipakai :

a. Extended Aeration Activated Sludge Process, terdiri dari beberapa bagian, Yaitu : - Equalizing tank

- Aeration biozone - Primary settling tank - Chlorination tank - Effluent tank b. Rotating Biological Contactor (RBC). Terdiri dari beberapa bagian, yaitu : - Primary clarifier tank - Rotor disk - Final clarifier - Chlorination system - Sludge disposal - Effluent tank c. Bio Activator, Merupakan kombinasi antara Extended Aeration Activated Sludge Process dengan Rotating Biological Contactor.

3. Lift, Tangga Umum dan Darurat Alat transportasi bangunanmerupakan alat yang menunjang dan memfasilitasi sirkulasi didalam suatu bangunan gedung, terutama gedung berlantai banyak. Selain itu alat transportasi merupakan sarana prasarana yang memperlancar pergerakan manusia didalam bangunan tersebut. Transportasi pada bangunan dapat dibagi secara vertical dan horizontal serta manual dan mekanis.

3.1.

Transportasi Secara Vertikal dan Horizontal

a. TRANSPORTASI VERTIKAL Transportasi vertical, adalah metoda transportasi digunakan untuk mengangkut suatu benda atau manusia dari bawah ke atas ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertical, di antaranya tangga, lift, travator, escalator, dan dumbwaiter. (gambar) c. TRANSPORTASI HORIZONTAL Sistemtransportasihorizontalmerupakanjalurangkut/lalu-lalangantarruangdalamsatulantai.Prosentasekemiringanpada jenis sirkulasi ini tidak lebih dari 10 %. Alat transportasi yang bersifat horizontal ini adalah konveyor dan koridor.

3.2.

Transportasi Manual danMekanis

a. TRANSPORTASI MANUAL Sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi tanpa mesin. Sehingga sistem transportasi yang dipakai berupa tangga dan ramps. Sistem ini pun tidak perlu mengeluarkan banyak biaya seperti pada sistem mekanis.

b. TRANSPORTASI MEKANIS Berbeda dengan sistem manual , sistem transportasi ini disebut juga dengan sistem transportasi alat / mesin. Sistem ini tentunya akan mengeluarkan banyak biaya , diantaranya saat pemesanan, operasionalnya sehari- hari dan biaya untuk perawatannya. Sistem transportasi mekanis ini berupa eskalator, konveyor, lift dan eskalator

3.3.

Bagian-Bagian

A. Tangga Tangga merupakan salah satu alat transportasi dalam bangunan yang menghubungkan antar lantai satu dengan lantai lain dengan system transportasi manual. Penggunaan tangga pada bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai, biasanya digunakan sebagai tangga darurat. Tangga pada umumnya memiliki syarat:

1. Kemiringan sudutnya tidak diperbolehkan lebih dari 38˚

2. Jika jumlah anak tangga lebih dari dua belas anak tangga, maka harus memakai 3. bordes. 4. Lebar anak tangga untuk satu orang cukup 90 cm, sedangkan untuk dua orang 110-120cm. 5. Tinggi balustrade sekitar 80-90 cm. 6. Perhitungan optrede dan antrede mempengaruhi kenyamanan bagi pengguna tangga agar tidak cepat lelah bagi yang naik dan tidak mudah tergelincir bagi yang turun. Hal ini juga berkaitan dengan estetika dari bangunan itu sendiri. (gambar)

B. Tangga darurat Kriteria dan persyaratan sebuah tangga darurat diantaranya:

a. Kemiringan maximum 40˚; b. Letak antar tangga darurat dalam bangunan 30-40 m (+100 feet) ; c. Dilengkapi penerangan yang cukup dengan listrik cadangan menggunakan baterai selama listrik bangunan dimatikan karena keadaan darurat; d. Harus terlindung dengan material tahan api termasuk dinding (beton) dan pintu tahan api(metal); e. Suplai udara segar diatur / dialirkan (menggunakanExhaust fan atau Smoke Vestibule pada puncak / ujung tangga) sehingga pernafasan tidak terganggu; f. Dilengkapi peralatan darurat; g. Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung ke arah luar gedung; h. Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan dengan pintu masuk ke dalam ruang tangga tersebut. C. RAMPS 1. Rampsrendahsampaidengan5%kemiringanRampsjenislandaiinitidakperlumenggunakanantiselipuntuklapisanpermukaan lantainya. 2. Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7% dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti selip. 3. Ramps curama tau steep dengan kemiringan antara sampai dengan 90% yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip pada permukaan lantai dibuat kasar. Untuk manusia, dilengkapi dengan railing terutama untuk handicapped / disabled person

D. Koridor Koridor merupakan salah satu alat transportasi yang bersifat horizontal yang tidak menggunakan system mekanik (manual). Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam merancang sirkulasi horizontal terutama koridor adalah :

a. Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk, dan arah. b. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak sependek mungkin. c. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah bermakna. d. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin atau dihindari sama sekali. e. Cukup terang. E. Konveyor Konveyor merupakan suatu alat transportasi angkut untuk orang atau barang secara horizontal. Dipasang dalam keadaan datar atau sudut kemiringan kurang dari 10˚. Alat ini digunakan dalam jarak tertentu (gunanya untuk menghemat tenaga). Alat ini dipasang di bandara, terminal, pabrik. Alat transportasi ini menggunakan system mekanik.

F. LIFT Lift adalah alat transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift terhubung antar lantai dalam bangunan bertingkat secara menerus dengan menggunakan tenaga mesin (mekanik). Umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Persyaratan Umum Lift / elavator

a. Bangunan lebih dari 3 lantai harus dilengkapi dengan elevator / lift b. Jika menggunakan traction system, dimensi kabel yang dapat digunkan minimum 12 mm c. Jumlah kabel minimal 3 buah d. Balok pemikul dari baja / beton bertulang e. Rel Lift dari bahan baja f. Saat operasi ruang Lift harus tertutup rapat g. Lubang masuk lift hanya satu tidak boleh lebih h. Jarak tepi cabin lift dengan tepi lantai maksimal 4 cm i. Tiap lift harus memiliki motor penggerak dan panel kontrol sendiri j. Dasar lubang lift harus memiliki pondasi kedap air k. Pintu otomatis l. Panel Control yang jelas pada cabin

m. Elevator barang tidak diperkenankan menjadi satu dengan tangga darurat n. Elevator berdiri sendiri / satu kesatuan . Tabung lift menerus kepuncak bangunan o. Ruang mesin lift memiliki ketinggian minimal 2,1 m, terhindar dari petir, air, api 4. Jaringan Listrik Pada setiap bangunan, baik itu bangunan sederhana maupun bangunan yang menjulang tinggi selalu membutuhkan adanya listrik, untuk keperluan: penerangan, penggerak motor listrik, alat-alat rumah tangga dan keperluan lainnya. Ada 3 jenis sumber listrik yautu:

1. PLN Aliran berasal dari jaringan kota yang dikelola oleh pemerintah sehingga watt yang dapat digunakan dibatasi oleh PLN. Keuntungan dari pemakaian sumber tenaga PLN antra lain :

a. Pengadaan awal lebih murah dibandingkan dengan sumber tenaga lainnya b. Dalam operasional tidak membutuhkan perawatan yang berarti c. Tidak menimbulkan dampak yang merugikan seperti pencemaran, getaran, kebisingan d. Tidak membutuhkan ruangan khusus untuk pengontrolan. Terdapat 2 (dua) sistem penyaluran aliran listrik dari PLN ke konsumen, yaitu :

a. Diatas Permukaan Tanah Kabel-kabel penyalur aliran listrik dipasang diatas, pada tiang-tiang listrik.

b. Dibawah Permukaan Tanah Kabel-kabel penyalur aliran listrik ditempatkan dalam pipa-pipa yang ditanam dibawah permukaan tanah pada kedalaman sekitar 0,75 meter.Sistem ini biasanya digunakan untuk kota-kota dengan bangunan-bangunannya menjulang tinggi.

2. Generator set ( Gen Set ) Generatormerupkanalatyangmerubahgerakanmekanismenjadielektrismelaluiproseskemagnetan. Keuntungan pemakaian genset:

a. Kapasitas KVA yang tidak terbatas c. Lamanya tenaga bekerja hanya dibatasi oleh ukuran tangki bahan bakar d. Biaya relatif murah bila diperhitungkan dalam jangka waktu yang lama. Kekurangan atau kelemahan Gen Set

a. Memerlukan pemeliharan yang konstan dan testing yang teratur b. Kesulitan penyimpanan bahanbakar c. Dampak sampingan berupa kebisingan getaran dan suara dari saluran pembuangan gas 5. HVAC (Heating, Ventilation, dan Air Conditioning) Air conditioner adalah perangkat teknik untuk mengkondisikan lingkungan terutama udara untuk berbagai keperluan. Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk mengatur dan mengontrol besaran-besaran yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim alam dengan cara non alamiah. Manusia selalu menginginkan kondisi lingkungan yang serba nyaman (comfortable). Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam ke luar ruangan, AC sebagai pemanas, memindahkan kalor dari sistempemanas ke dalam ruangan (di negara kutub) Pada bangunan gedung sistem pengkondisisan udara / Tata Udara dibagi menjadi 2 yaitu:

a) Sistem tata udara sentral : sistem pendinginan langsung (media air), sistem pendinginan tidak langsung (media udara) b) Sistemtataudaranonsentral:sistemACwindows,sistemACsplit. Deskripsi masing – masing sistem:

1. AC unit ( Non Sentral ) Jarak inlet (evaporator) dan outlet (kondensor) cooling unit cukup dekat atau terdapat dalam satu container. Misalnya AC window (self contained AC unit) dan AC split (fan coil filter unit) Bagian-Bagian AC (Air Conditioner) Unit BesertaFungsinya.

a) Compressor (komfersi), Yaitu berfungsi untuk memompa gas refrigerant. b) Recervoir, Yaitu berfungsi untuk manyimpan gas dari condensor sebelum di alirkan ke compressor. c) Condensor (penguapan),Berfungsiuntuktempatpembuangantemperaturpanas d) Evaporator (pengembunan), Berfungsi untuk tempat pembuangan temperatur dingin

e) Filter Dryer, Berfungsi sebagai penyaring sisa-sisa kotoran gas dan oli f) Motor Fan Dan Blower, Motor berfungsi untuk memutar kipas fan dan blower agar terjadi nya sirkulasi udara. 2. AC Central AC Central adalah satu sistem AC yang digunakan untuk seluruh bangunan. Untuk multi storiesbuilding dilengkapi dengan AHU (Air Handling Unit) di tiap lantai. Fungsi AHUadalah untuk mengatur distribusi udara yang dikondisikan pada setiap lantai.Evaporator terdapat pada setiap AHU atau pada tiap ruang, bila dikehendaki untukdiatur suhunya.

6. Fire Protection Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberiperingatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire fighting). Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP). MACP berfungsi meneriman sinyala masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector). Macam Macam SistemPendetectian Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu:

a. Non addresable System Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA menerima sinyal masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon input (masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain.

b. Semi addresable System Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang spesifik. Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya.

Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari:

o Satu lantai dalam bangunan / gedung o Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah gedung o Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah gedung Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut.

c. Full Adresable System Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran. 2.7.

PROGRAM RUANG

A. Kelompok Ruang KegiatanUmum NO 1

JENIS RUANG Lobby

Lavatory STANDAR 1,1 sqm x 12 x jumlah kamar atau minimal 100 sqm

2

b. Lounge per Lantai

Front office

4

Mushola

5

Ruang sewa

0,15 sqm x jumlah kamar

b. Wanita

0,25 sqm x jumlah kamar

B. Kelompok RUang TamuBersama JENIS RUANG

STANDAR

Function Room

0,5 sqm x jumlah kamar

1

c. Exclusive Lounge 3

a. Pria

NO

Lounge : a. Lobby Lounge

6

0,9 sqm x jumlah kamar

0,3 sqm x jumlah kamar

a. Conference room

2,5 sqm x jumlah ruang

b. PreFunction

30% luas function room

c. Ruang operator

15 sqm xunit

d. Lavatory

12 sqm xunit

2

Meeting room

3

Restaurant

2,5 sqm x jumlah kamar

a. Main dining room

1,9 sqm x jumlah kamar

8

Accounting manager

0,12 sqm x jumlah kamar

b. Coffee shop

1,5 sqm x jumlah kamar

9

Engineering office

0,12 sqm x jumlah kamar

10

Meeting room

2 sqm/orang

11

R. Staffadministrasi

5 sqm/orang

12

Lavatory

16 sqm/unit

13

Pantry

25 sqm/unit

c. Bar and cocktail

4

a. Swimming pool

15m x 30m

Locker, shower, lavatory

0,1 x luas kolam

b. Fitness centre Ruang latihan

4,7 sqm/orang

Ruang senam

3 sqm/orang

Ruang sauna

1,9 sqm/orang

Locker, shower, lavatory c. Ruang massage

E. Kelompok Ruang Pelayanan

NO

0,6 sqm/orang

1

Housekeeping

9,3 sqm/orang

2

Ruang Karyawan

C. Kelompok Ruang TamuMenginap NO

JENIS RUANG

JENIS RUANG

STANDAR

STANDAR 0,7 sqm x jumlah kamar

R. makan

0,9 sqm x 50% jumlah

R. training

karyawan

R. istirahat

80 sqm/unit

R. seragam & locker

0,6 sqm x jumlah karyawan

1

Standar Room

26 sqm/unit

2

Superior Room

32sqm/unit

Pantry

0,6 sqm x jumlah karyawan

3

Suite Room

48 sqm/unit

Mushola

25 sqm/unit

4

Presidential Room

100 sqm/unit

Lavatory

30 sqm/unit

D. Kelompok Kegiatan Pengelolay NO

JENIS RUANG

3,2 sqm x unit STANDAR

3

Laundry and dry cleaning

0,6 sqm x jumlah karyawan 0,6 sqm x jumlah karyawan

1

General Manager

0,15 sqm x jumlah kamar

4

Linen room

2

Assistang generalmanager

0,12 sqm x jumlah kamar

5

Ruang mekanikal

3

Food and beverage manager

0,12 sqm x jumlah kamar

4

Sales manager

0,12 sqm x jumlah kamar

5

Personal manager

0,12 sqm x jumlah kamar

b. Ruang pengelola air kotor

64 sqm/unit

6

Housekeeping manager

0,12 sqm x jumlah kamar

c. Ruang genset

0,14 sqm x jumlah kamar

7

Purchasing manager

0,12 sqm x jumlah kamar

d. Ruang PABX

Asumsi

a. Ruang penampung air bersih

Asumsi Asumsi

e. Ruang AHU

0,47 sqm x jumlah kamar

f. Ruangchiller

25 sqm/unit

g. Ruang pompa

50 sqm/unit

h. Ruang sampah

Asumsi

i. Ruangpanel 6

Dapur Utama

7

a. Dapur utama

0,9 sqm x jumlah kamar

b. Loading dock

0,7 sqm x jumlah kamar

c. Pantry

0,3 sqm x jumlah kamar

d. Gudang kering

0,2 sqm x luas dapur

e. Gudang dingin

0,25 sqm x luas dapur

f. Gudangsayuran

0,25 sqm x luas dapur

g. Gudang peralatan

0,3 sqm x luas dapur

h. Gudang minuman

0,25 sqm x luas dapur

i. Gudang botol kosong

0,2 sqm x luas dapur

j. Gudang peralatan dapur

0,2 sqm x luas dapur

k. Gudangumum/furniture

0,25 sqm x luas dapur

l. Gudang bahan bakar

0,25 sqm x luas dapur

m. Gudang peralatan

0,25 sqm x luas dapur

Pos security

8 sqm/unit

2.8.

REGULASI

PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.53/HM.001/MPEK/2013 TENTA STANDAR USAHA HOTEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA Menimbang :

a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata perlu diatur mengenaiStandar Usaha Pariwisata;

b. bahwa seiring dengan perkembangan dunia usaha perhotelan sebagai bagian dari usaha pariwisata yang semakin pesat, menuntut adanya penyediaan jasa akomodasi yang memenuhi standar usaha;

c. bahwa Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.3/HK.001/MKP.02 tentang Penggolongan Kelas Hotel sudah tidak sesuai dengan perkembangan pariwisata saat ini, sehingga perlu diganti;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tentang Standar Usaha Hotel; Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966);

2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Repubklik Indonesia Tahun 2009 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5311);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

2. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

3. Usaha Penyediaan Akomodasi adalah usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan pariwisata lainnya.

5. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.86/HK.501/MKP/2010 tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha Penyediaan Akomodasi;

4. Usaha Hotel adalah usaha penyediaan akomodasi berupa kamar- kamar di dalam suatu bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau

6. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.07/HK.001/MPEK/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF TENTANG STANDAR USAHA HOTEL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan memperoleh keuntungan.

5. Standar Usaha Hotel adalah rumusan kualifikasi usaha hotel dan atau penggolongan kelas usaha hotel yang mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel.

6. Sertifikat Usaha Hotel adalah bukti tertulis yang diberikan oleh lembaga sertifikasi usaha pariwisata kepada pengusaha hotel yang telah memenuhi standar usaha hotel.

7. Sertifikasi Usaha Hotel adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha hotel untuk mendukung peningkatan mutu produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel melalui penilaian kesesuaian standar usaha hotel.

8. Hotel Bintang adalah hotel yang telah memenuhi kriteria penilaian penggolongan kelas hotel Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Usaha adalah setiap tindakan atau kegiatan dalam bidang perekonomian yang dilakukan untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.

bintang satu, dua, tiga, empat, dan bintang lima.

9. Hotel Nonbintang adalah hotel yang tidak memenuhi kriteria penilaian penggolongan kelas hotel sebagai hotel bintang satu.

10. Pengusaha Hotel adalah orang atau sekelompok orang yang membentuk

badan

usaha

Indonesia berbadan hukum yang melakukan kegiatan usahahotel.

11. Produk Usaha Hotel adalah fasilitas akomodasi berupa kamar-kamar yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, dan/atau fasilitas lainnya.

12. Pelayanan Usaha Hotel adalah suatu proses yang memberikan kemudahan melalui prosedur standar pelayanan.

13. Pengelolaan Usaha Hotel adalah suatu sistem tata kelola dalam menjalankan seluruh kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan usaha.

14. Penilaian Standar Usaha Hotel adalah penilaian yang digunakan untuk melakukan penggolongan kelas hotel bintang dan penetapan hotel nonbintang berdasarkan persyaratan dasar, kriteria mutlak dan kriteria tidak mutlak.

15. Persyaratan Dasar adalah syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh suatu usaha hotel baik yang berupa sertifikat kelaikan yang dikeluarkan oleh instansi teknis pemerintah serta tanda daftar usaha

18. Penilaian Mandiri adalah penilaian kesesuaian pengusahaan hotel dengan standar usaha hotel yang mencakup persyaratan dasar, aspek produk, pelayanan dan aspek pengelolaan yang dilakukan oleh pengusaha hotel.

19. Lembaga Sertifikasi Usaha Bidang Pariwisata yang selanjutnya disebut LSU Bidang Pariwisata adalah lembaga mandiri yang berwenang melakukan sertifikasi usaha di bidang pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

20. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik

Indonesia

yang

memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

21. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah.

22. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan.

pariwisata bidang usaha penyediaan akomodasi jenis usaha hotel.

Pasal 2

16. Kriteria Mutlak adalah prasyarat utama mencakup aspek produk, pelayanan dan aspek pengelolaan

Standar Usaha Hotel bertujuan untuk:

usaha hotel yang ditetapkan oleh Menteri harus dipenuhi oleh usaha hotel untuk dapat disertifikasi.

17. Kriteria Tidak Mutlak adalah prasyarat mencakup aspek produk, pelayanan dan pengelolaan usaha hotel sebagai unsur penilaian dalam menentukan penggolongan kelas hotel bintang dan penetapan hotel nonbintang yang ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan kondisi usahahotel.

a. menjamin kualitas produk,pelayanan dan pengelolaan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan tamu;dan

b. memberikan perlindungan kepada tamu, pengusaha hotel, tenaga kerja, dan masyarakat, baik untuk keselamatan, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dan pelestarian lingkungan hidup.

Pasal3

BAB III

Ruang lingkup Peraturan Menteri ini mencakup:

ASPEK PRODUK, PELAYANAN DAN PENGELOLAAN

a. usaha hotel;

Pasal 5

b. aspek produk, pelayanan dan pengelolaan;

(1) Standar Usaha Hotel mencakup aspek:

c. penilaian standar usahahotel;

a. produk;

d. pembinaan dan pengawasan; dan

b. pelayanan; dan

e. sanksi administratif.

c. pengelolaan. BAB II USAHA HOTEL Pasal 4

(1) Setiap Usaha Hotel wajib memiliki Sertifikat dan memenuhi persyaratan Standar Usaha Hotel.

(2) Aspek produk, pelayanan dan pengelolaan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c, meliputi Kriteria Mutlak dan Kriteria Tidak Mutlak Standar Usaha Hotel.

(3) Kriteria Mutlak dan Kriteria Tidak Mutlak Standar Usaha Hotel sebagaimana dimaksud padaayat (2) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri

(2) Usaha Hotel sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup:

ini.

a. HotelBintang;dan

BAB IV

b. HotelNonbintang.

PENILAIAN STANDAR USAHAHOTEL

(3) Hotel Bintang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, memiliki penggolongan kelas hotel terdiri atas:

Bagian

a. hotel bintang satu;

PenilaianStandar Usaha Hotelmencakup:

Kesatu

Unsur

b. hotel bintangdua;

a. persyaratan dasar;

c. hotelbintangtiga;

b. kriteriamutlak;dan

d. hotel bintang empat;dan

c. kriteria tidakmutlak.

e. hotel bintang lima. (4) Hotel Nonbintang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, tidak memiliki penggolongan kelas hotel dan dapat disebut sebagai hotel melati.

Penilaian

Standar

Usaha

Pasal7

(1) PersyaratanDasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, terdiriatas:

Hotel

Pasal

6

a. TandaDaftar Usaha Pariwisata bidang Usaha Penyediaan Akomodasi jenis Usaha

c. aspek pengelolaan meliputi3 (tiga)unsur dan 5 (lima)subunsur.

(3) Kriteria Mutlak Hotel Nonbintang sebagaimana dimaksud pada ayat

Hotel;

b. kelaikan fungsi bangunangedung;

(1) huruf b, terdiri atas :

c. keterangan laik sehat;dan

a. aspek produk meliputi 7 (tujuh)unsurdan 7 (tujuh) subunsur;

d. kelaikan kualitasair.

b. aspek pelayanan meliputi 5 (lima) unsur dan 5 (lima) subunsur; dan

(2) Kelaikan fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, antara lain meliputi kesesuaian fungsi, persyaratan tata bangunan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan sesuai dengan ijin mendirikan bangunan terkait.

(3) Ketentuan Persyaratan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga berlaku terhadap

c. aspek pengelolaanmeliputi3 (tiga)unsur dan 4 (empat) subunsur.

(4) Apabila Kriteria Mutlak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, maka penilaian terhadap penggolongan kelas Hotel Bintang dan penetapan Hotel Nonbintang tidak dapat dilakukan dan kepada Pengusaha Hotel tersebut diberikan waktu sampai terpenuhinya seluruh criteria mutlak dimaksud.

penetapan Hotel Nonbintang.

(4) Tanda daftar dan kelaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh instansi teknis pemerintah yang berwenang.

(1) KriteriaTidakMutlaksebagaimanadimaksuddalamPasal6hurufc, terdiri atas:

(5) Penilaian penggolongan kelas Hotel Bintang dan penetapan Hotel Nonbintang dilakukan setelah seluruh Persyaratan Dasar dapat terpenuhi. Pasal8

(1) KriteriaMutlak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b mencakup: a.

kriteria mutlak Hotel Bintang; dan

b.

kriteria mutlak HotelNonbintang.

Pasal9

(2) Kriteria Mutlak Hotel Bintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1 ) huruf a, terdiriatas: a. aspekprodukmeliputi12(duabelas)unsurdan15(limabelas) subunsur; b. aspekpelayananmeliputi5 (lima)unsurdan5(lima)subunsur;dan

a. Kriteria tidak mutlak Hotel Bintang; dan b. Kriteria tidak mutlak Hotel Nonbintang. (2) Kriteria Tidak Mutlak Hotel Bintang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. aspekprodukyangmeliputi32(tigapuluhdua)unsurdan147 (seratus empat puluh tujuh) subunsur;

b. aspek pelayanan yang meliputi 14 (empat belas) unsure dan 40 (empat puluh) subunsur; dan c. aspek pengelolaan yang meliputi 6 (enam) unsurdan 21 (dua puluh satu)subunsur. (3) KriteriaTidakMutlakHotelNonbintangsebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. aspekprodukyangmeliputi11(sebelas)unsurdan28(duapuluh delapan) subunsur; b. aspekpelayananyangmeliputi5(unsur)unsuredan5(lima) subunsur; dan c. aspek pengelolaan yang meliputi 4 (empat) unsure dan 5 (lima) subunsur. Bagian II Penilaian Hotel Bintang dan Hotel Nonbintang Pasal10

(1) Penilaian Hotel Bintang menggunakan rentang nilaisebagai berikut: a. ≥ 936 untuk kelas hotel bintang lima; b. 728 – 916 untuk kelas hotel bintang empat; c. 520 – 708 untuk kelas hotel bintang tiga;

Pasal11

(1) Penilaian Hotel Nonbintang dilakukan dengan cara menentukan batas nilai terendah sebesar 152 (seratus lima puluh dua).

(2) Hotel yang belum mencapai batas nilai terendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diharuskan memperbaiki dan/atau memenuhi kekurangannya paling lambat 6 (enam) bulan setelah dilakukan penilaian.

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Hotel Nonbintang tidak melaksanakan perbaikan, hotel tersebut tidak ditetapkan sebagai Hotel Nonbintang.

(4) Bagi Hotel Nonbintang yang telah meningkatkan fasilitasnya, dapat mengajukan permohonan untuk dinilai sebagai Hotel Bintang.

d. 312 – 500 untuk kelas hotel bintang dua; dan e. 208 – 292 untuk kelas hotel bintang satu.

Pasal12 Penilaian Hotel Bintang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Penilaian Hotel Nonbintang

(2) Hotel yang belum mencapai nilai minimal yang ditentukan untuk golongan kelas hotelnya

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak

diharuskan untuk memperbaiki dan/atau memenuhi kekurangannya paling lambat 6 (enam)

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BagianKetiga Sertifikasi Usaha Hotel Pasal13 SertifikasiUsaha

bulan.

Hotel dilaksanakan oleh LSU Bidang Pariwisata yang berkedudukan

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hotel tidak melaksanakan perbaikan, maka digolongkan kedalam kelas hotel bintang yang lebih rendah.

(4) Perbaikandan/atau pemenuhan kekurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam surat pernyataan yang dibuat dan ditandatangani oleh pemilik/pimpinan hotel.

di

wilayah

Indonesia.

BagianKeempat PenilaianMandiri Pasal 14

(1) Pengusaha Hotel dapat melakukan Penilaian Mandiri sebelum melaksanakan Sertifikasi Usaha Hotel.

(2) Penilaian mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan kemudahan bagi Pengusaha Hotel untuk memahami Standar Usaha Hotel dan bagi LSU Bidang Pariwisata untuk memperlancar prosessertifikasi.

(3) Penilaian Mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi kewajiban Usaha Hotel untuk melakukan sertifikasi Usaha Hotel.

Pasal 17

(1)

(4) Penilaian mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Persyaratan Dasar, Panduan Penilaian dan Tata Cara Penilaian sebagaimana tercantum dalam Lampiran II

Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota melakukan pengawasan penerapan Standar Usaha Hotel sesuai kewenangannya.

(2)

Peraturan Menteri ini.

Pengawasan yang dilakukan oleh Menteri sebagaimana dimaksud ayat (1) melalui evaluasi penerapan Standar Usaha Hotel.

BAB V

(3)

laporan kegiatan penerapan Standar Usaha Hotel di wilayah kerja.

PEMBINAAN DANPENGAWASAN Pasal 15

Pengawasan yang dilakukan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud ayat (1) melalui evaluasi

(4)

Pengawasan yang dilakukan oleh Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud ayat (1) mencakup Persyaratan Dasar dan pemeriksaan kepemilikan Sertifikat Usaha Hotel.

Pemerintah dan Pemerintah Daerah melaksanakan pembinaan dan pengawasan dalam rangka BAB VI

penerapan Standar Usaha Hotel sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 16

(1)

Pasal 18 Menteri/Gubernur/Bupati/Walikotamelakukanpembinaandalam rangka penerapan Standar Usaha Hotel sesuai kewenangannya.

(2)

Pembinaan yang dilakukan oleh Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup sosialisasi dana dvokasi.

(3) (4)

(1) Setiap Pengusaha Hotel yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dikenakan teguran tertulis kesatu.

(2) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari kerja setelah diberikan teguran tertulis

Pembinaan yang dilakukan oleh Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup

kesatu, Pengusaha Hotel tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

pelaksanaan bimbingan teknis penerapan Standar Usaha Hotel bagi Pengusaha Hotel.

Pengusaha Hotel dikenakan teguran tertuliskedua.

Pembinaan yang dilakukan oleh Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara

(3) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) harikerjasetelahdiberikan teguran tertulis kedua,

lain melakukan bimbingan teknis penerapan standar usaha hotel dan pelatihan teknis

Pengusaha Hotel tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pengusaha

operasional hotel bagi tenaga kerja Usaha Hotel.

dikenakan teguran tertulis ketiga.

(4) Apabila dalam jangka waktu 40 (empat puluh) hari kerja setelah diberikan teguran tertulis

Pasal22

ketiga, Pengusaha Hotel tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Usaha

PeraturanMenteri inimulaiberlakupadatanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,

Hotel dikenakan sanksi pembatasan kegiatan usaha.

memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara

(5) Apabila dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari kerja setelah dikenakan sanksi pembatasan kegiatan usaha, Pengusaha Hotel tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Usaha Hotel dikenakan sanksi pembekuan usaha. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Padasaat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, dalam hal Pemerintah Daerah belum menerbitkan sertifikat yang diperlukan sebagai persyaratan dasar, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 maka Pemerintah Daerah dapat mengeluarkan surat keterangan atau rekomendasi tentang hal tersebut kepada pengusaha yang bersangkutan. Pasal20 Sertifikat Penggolongan Kelas Hotel yang sudah diterbitkansebelumPeraturanMenteriini,dinyatakanmasihtetapberlaku sampai berakhir masa berlakunya. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal21 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor KM.03/HK.001/MKP.02 tentang Penggolongan Kelas Hotel, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Republik Indonesia.

Related Documents

Page 21 & Page 22
May 2020 2
Page 21
November 2019 8
Lecture 21, Ch. 48
November 2019 29
5 Page, 21 Bhadra
May 2020 7
4 Page, 21 Bhadra
May 2020 12

More Documents from ""