PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN MATA TYPICAL OPTIK NEURITIS No. Dokumen RSUP SANGLAH DENPASAR
PPK RAWAT INAP SMF MATA
No.ICD 10 Pengertian
Tanggalterbit:
No. Revisi 00
Halaman 1/3
Ditetapkan oleh: Direktur Utama
dr. I WayanSudana, M.Kes NIP 19650409 199509 1 001 H 46.0 Peradangan pada nervus optikus yang diketahui berhubungan dengan proses demyelinasi primer pada nervus optikus
Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan keluhan mata kabur mendadak bisa pada satu atau dua mata, nyeri saat menggerakan bola mata.
PemeriksaanFisik
Pemeriksaan Rutin: a. Pemeriksaan visus dengan kartu Snellen/ chart projector dengan koreksi terbaik serta menggunakan pin hole b. Pemeriksaan tekanan intraokular dengan tonometri non-contact c. Dilakukan pemeriksaan slit lamp untuk menilai segmen anterior d. Pemeriksaan segmen posterior dengan oftalmoskopi indirek (lensa kondensing atau binocularindirect ophthalmoscope)
Kriteria Diagnosis
1. Subjektif: a. Mata kabur mendadak b. Nyeri saat menggerakkan bola mata c. Dapat disertai riwayat Panas badan 2. Objektif: a. Penurunan tajam penglihatan bervariasi (6/6-NLP) b. Relative Afferent Pupillary Defect (RAPD) positif pada mata yang sakit c. Kelainan lapang pandang (paling sering berupa skotoma sentral) d. Papil nervus optikus bisa normal, edema ataupun pucat e. Penurunan persepsi warna dan sensitivitas kontras bervariasi
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN MATA TYPICAL OPTIC NEURITIS No. Dokumen RSUP SANGLAH DENPASAR
Diagnosis Banding
Pemeriksaan Penunjang
Konsultasi Perawatan Rumah Sakit Terapi/tindakan (ICD 9 CM)
No. Revisi 00
Halaman 2/3
f. MRI: optic nerve enhancement, dapat disertai lesi white matter pada otak g. Bisa disertai peningkatan laju endap darah Kompresif Optik Neuropati Infiltratif Optik Neuropati Toxic Optic Neuropati Non-Arteritic Ischemic Optic Neuropathy (NAION) Kontras sensitivity test, test tajam penglihatan warna dengan ishihara dan FD15, Perimetri, Amsler grid, MRI, Lab (Darah Lengkap, Gula Darah, Lipid profile, LED, BUN, SC) Dokter spesialis penyakit dalam dan neurologi Ya a. Methylprednisolone 1 gram intravena dalam dosis terbagi masing-masing 250 miligram setiap 6 jam selama 3 hari berturut-turut b. Vitamin B1, B6, dan B12 tablet 3x1 tablet selama 3 hari
Tempat Pelayanan
Poli Mata, Ruang rawat inap
Penyulit
Tidak ada
Informed Consent
Tertulis dan lisan
Tenaga Standar
Dokter spesialis mata konsultan Neuro-ophthalmology Dokter spesialis mata PPDS mata junior, madya, senior
Lama Perawatan
3 hari
Masa Pemulihan
2 minggu sampai 1 bulan
Hasil
Tidak ada tanda-tanda peradangan di mata
Patologi
Tidak dilakukan
Otopsi
Tidak dilakukan
Prognosis
Ad vitam
: bonam
Ad sanationam : dubia ad malam Ad functionam : dubia ad malam
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN MATA TYPICAL OPTIC NEURITIS No. Dokumen RSUP SANGLAH DENPASAR TindakLanjut
No. Revisi 00
Halaman 3/3
Kontrol poliklinik
Tingkat 1b dan A Eviden&Rekomendasi Berkurangnya tanda-tanda infeksi, tidak terjadi rekurensi IndikatorMedis dan visus tidak semakin buruk Edukasi
1.Progresi dan prognosis penyakit 2. Komplikasidanrekurensi
Kepustakaan
1. American Academy of Ophthalmology Staff. Endophthalmitis. In: Intraocular Inflammation and Uveitis. Basic and Clinical Science Course 9. California: American Academy of Ophthalmology 2011;p.