NO
KODE
JUDUL MODUL
1.
DCE - 01
UUJK Profesi dan Etos Kerja
2.
DCE – 02a
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
DCE – 02b
Manajemen Lingkungan
3. 4.
DCE - 03 DCE - 04
Dokumen Kontrak Spesifikasi Teknik Bidang Sumber Daya Air
5.
DCE - 05
Manajemen Proyek
6.
DCE - 06
Tahapan dan Metode Pelaksanaan
7.
DCE - 07
Pengendalian Mutu, Biaya dan Waktu
8.
DCE - 08
Pengetahuan dan Karakteristik Bahan
9.
DCE - 09
Pengukuran dan Perhitungan Hasil Kerja
10.
DCE - 010
Sistem Manajemen Mutu
PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN NOMOR MODUL DCE - 04 JUDUL MODUL SPESIFIKASI TEKNIK BIDANG SUMBER DAYA AIR.
TUJUAN PELATIHAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah selesai mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan tentang ketentuanketentuan dan aturan-aturan yang tercantum dalam Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknik dalam melaksanakan pekerjaan di Pelaksanaan Bendungan.
TUJUAN INSTRUKSI KHUSUS (TIK) Setelah Modul ini diajarkan peserta diharapkan mampu : 1. Melaksanakan pekerjaan sesuai yang tercantum dalam Spesifikasi umum dan Petunjuk Direksi. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Petunjuk Direksi.
1.PEKERJAAN BENDUNGAN MENURUT S.N.I. NO 1731 – 1989 – F, PEDOMAN KEAMANAN BENDUNGAN ,
YANG DIMAKSUD DENGAN BEN DUNGAN ADALAH : SETIAP PENAHAN BUATAN, JENIS URUGAN ATAU JENIS LAINNYA YANG MENAMPUNG AIR BAIK SECARA ALAMIAH MAUPUN BUATAN TERMASUK PONDASI, BUKIT / TEBING, TUMPUAN, SERTA BANGUNAN PELENGKAP DAN PERALATANNYA. DENGAN PENGERTIAN INI TERMASUK JUGA BENDUNGAN LIMBAH GALIAN TETAPI TIDAK TERMASUK BENDUNG DAN TANGGUL
2. BENDUNGAN TIPE URUGAN 1. TIPE URUGAN TANAH. ( HOMOGEN )
2. TIPE URUGAN DENGAN KROSOK DENGAN LAPISAN DEPAN KEDAP AIR . ( ASPAL ATAU BETON ).
3. TIPE URUGAN BATU DENGAN INTI KEDAP AIR.
PENJELASAN MENGENAI PROYEK 1.UMUM 2. NAMA PROYEK
3. LOKASI PROYEK 4. MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK
5. JENIS PEKERJAAN 6. LUAS KAWASAN PROYEK
1
RUANG LINGKUP 1.PEKERJAAN PERSIAPAN -
MOBILISASI TENAGA KERJA - MOBILISASI PERALATAN - MOBILISASI ALAT-ALAT LABORATORIUM - PEMBONGKARAN BARANG, PERALATAN KONSTRUKSI, DLL
2.PEKERJAAN SEMENTARA -
MENDIRIKAN BANGUNAN DIREKSI, KANTOR KONTRAKTOR, - BARAK, BEDENG, GUDANG, BENGKEL, - JALAN MASUK, JALAN KERJA, JEMBATAN DARURAT - PENYEDIAAN AIR, LISTRIK, TELPON, DLL.
3.PEKERJAAN PERMANEN. -
TIMBUNAN TUBUH BENDUNGAN INJEKSI SEMEN. INSTRUMENTASI. PEKEJAN BETON JALAN DI PUNCAK BENDUNGAN. ALAT PENGUKUR MUK A AIR.
1-1
INFORMASI FISIK LOKASI PROYEK 1.LUAS KAWASAN PROYEK 2.LETAK / LOKASI PROYEK 3.FORMASI GEOLOGI / ZONA 4.KEADAAN TOPOGRAFI 5.POPULASI PENDUDUK 6.KERAPATAN PENDUDUK 7.TATA GUNA LAHAN
1-2
INFORMASI METEOROLOGI DAN HIDROLOGI 1.IKLIM 2. CURAH HUJAN 3. SUHU 4. KELEMBABAN 5. KECEPATAN ANGIN 6. PENGUAPAN 7. KAPASITAS DEBIT SUNGAI 8. PASANG SURUT 1-3
KUALITAS AIR DAN AIR MINUM 1. AIR
- AIR SUNGAI
2. AIR MINUM
- MATA AIR / AIRSUMUR / SEKITAR LOKASI / SUMBER LAIN KALAU ADA.
1-4
1-4
GAMBAR DAN DOKUMEN 1. GAMBAR YANG DISEDIAKAN DIREKSI ADALAH : -
GAMBAR LELANG MENJADI GAMBAR KONTRAK DIPAKAI UNTUK PERSIAPAN PEMESANAN BAHAN DASAR UNTUK PENYIAPAN GAMBAR KONSTRUKSI TIDAK BISA DIPAKAI LANSUNG UNTUK PEKERJAAN
2.GAMBAR YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH
KONTRAKTOR : GAMBAR KONSTRUKSI. GAMBAR UNTUK PEK. SEMENTARA. GAMBAR KERJA (Construction Drawing) GAMBAR FABRIKAN DAN PEMASANGAN (Shop Drawing) GAMBAR PURNA JADI (As Built Drawing)
1-5
PEDOMAN PEMASANGAN, OPERASI DAN PEMELIHARAAN KONTRAKTOR HARUS MENYERAHKAN PEDOMAN PEMASANG PERALATAN PERMANEN SEPERTI PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANNYA KEPADA DIREKSI UNTUK DISETUJUI
1-6
PERSETUJUAN GAMBAR 1.SEMUA GAMBAR-GAMBAR YANG DIBUAT OLEH KONTRAKTOR HARUS DIAJUKAN KE DIREKSI 2.SETELAH DIPERIKSA, GAMBAR-GAMBAR TERSEBUT DIKEMBALIKAN KEKONTRAKTOR DENGAN KETERANGAN : - DISETUJUI - DISETUJUI KECUALI CATATAN TAK PERLU DIKIRIM KEMBALI. - DIKIRIM KEMBALI SETELAH PERBAIKAN - DITOLAK
1-7
PELAPORAN 1. SETELAH MENERIMA SPMK KONTRAKTOR HARUS
SEGERA MENYIAPKAN PROGRAM RINCI PELAKSANAAN PEKERJAAN 2. MEMBUAT JADWAL PELAKSANAAN 3. LAPORAN BULANAN HARUS DISERAHKAN SEBELUM TANGGAL 10 SETIAP BULAN 4. LAPORAN TRIWULAN SEBAGAI LAPORAN TAMBAHAN 5. KEMAJUAN PELAKSANAAN DIBANDINGKAN DENGAN JADWAL PELAKSANAAN. BILATERLAMBAT MENGAPA 1-8 DAN BAGAIMANA MENGATASINYA
1.FOTO KEMAJUAN PEKERJAAN
- FOTO PERMULAAN SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI - FOTO SELAMA PELAKSANAAN - FOTO SELESAI PEKERJAAN 2. JADWAL PEKERJAAN MINGGUAN - LAPORAN HASIL KERJA MINGGUAN DAN - RENCANA YANG AKAN DIKERJAKAN MINGGUAN DIBUAT SETIAP MINGGU
1-9
PENGUKURAN 1.KONTRAKTOR HARUS MEMASANG
BEBERAPA MARK)
TANDA DASAR (BENCH
- DIBERI NOMOR - KETINGGIAN - KOORDINAT LETAKNYA DAN PENGAMANANNYA
2. PATOK-PATOK UKUR REFENSI - TAMBAHAN PATOK UKUR DIIKAT KE BENCH MARK - UNTUK MEMPERLUAS JARINGAN PENGUKURAN 1-10
PENGUJIAN MATERIAL 1.MATERIAL YANG DIPAKAI HARUS MEMENUHI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
2.CARA PEMERIKSAAN / PENGUJIAN MATERIAL HARUS MENURUTI SNI 3.YANG BELUM ADA STANDAR SNI, PENGUJIAN MEMAKAI STANDAR AASHTO (THE AMERICAN ASSOCIATION OF STATE HIGHWAY AND TRANSPORTATION OFFICIALS) DAN ASTM (AMERICAN STANDAR FOR TESTING MATERIAL)
4. CONTOH : BETON PBI 1971 – 2003 SEMEN GRESIK SII – 0013 - 81
1-11
TINDAKAN PENCEGAHAN UNTUK KESELAMATAN DAN KEAMANAN 1.KONTRAKTOR HARUS MELAKUKAN SEGALA TINDAKAN PENCEGAHAN TERHADAP RESIKO / KEHILANGAN NYAWA MISALNYA : - PASANG
PAGAR - PASANG PENERANGAN - PASANG TANDA-TANDA PERINGATAN - PENJAGA - KOTAK P3K
2.MENERAPKAN SISTIM MANAJEMEN K3 3. MENERAPKAN RKL DAN RPL 1-12
* FASILITAS SEMENTARA 1. KANTOR 2. 3. 4. 5. 6.
DIREKSI DILENGKAPI DENGAN MEJA, KURSI, LEMARI, RAK, FILLING CABINET, AC, TELEPON, AIR BERSIH, LISTRIK PEMBUATANPAGAR,TANDA-TANDA PERINGATAN, PENERANGAN, PENJAGAAN PENYEDIAAN BAHAN BAKAR SEMENTARA MEMBUAT JALAN MASUK DAN JALAN ANGKUT SEMENTARA MEMBUAT JEMBATAN SEMENTARA MEMBUAT SISTIM PENGERINGAN (DEWATERING) DAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
1-13
2
UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
JALAN MASUK SEMENTARA JALAN MASUK DAN JALAN KERJA SISTEM KOMUNIKASI PERALATAN KERJA, EQUIPMENT PLANT DSB. FASILITAS KERJA, KANTOR, KLINIK, DSB PENGALIHAN AIR. SURVEY, CHECK AWAL, SETTING OUT. GAMBAR PURNA JADI. 2-1
CARA PEMBAYARAN LUMPSUM 1. BIAYA LUMPSUM DIBAYAR 80% SETELAH
PEKERJAAN MOBILISASI, PENYIAPAN LAHAN UNTUK BASE CAMP, PEMBUATAN FASILITAS SEMENTARA SELESAI SELURUHNYA
2. BIAYA LUMPSUM DIBAYAR 100% SETELAH PEKERJAAN DEMOBILISASI SELESAI SELURUHNYA
2-2
PERLENGKAPAN OPERASIONAL UMUM. 1. HARUS DISEDIAKAN OLEH KONTRAKTOR, BANYAKNYA SESUAI DAFTAR BANYAKNYA PEKERJAAN
2. UKURAN BAHAN DAN WARNA HARUS SESUAI YANG DINYATAKAN DALAM ALBUM STANDAR PERENCANAAN IRIGASI YANG DIKELUARKAN OLEH DIREKTORAT JENDERAL PENGAIRAN, EDISI DESEMBER 1986
2-3
BENCH MARK (BM) 1.TIAP PATOK BENCH MARK DIBUAT OLEH KONTRAKTOR DARI BETON BERTULANG KLAS K-175 2.UKURAN 0,2 x 0,20 x 1,00 M SESUAI GAMBAR STANDAR PERENCANAAN IRIGASI
DARI ALBUM
3.TIAP BM DILENGKAPI PAKU KUNINGAN TANDA ELEVASI
4. PELAT NAMA DARI MARMER UKURAN 0,12 x 0,12 M 5. PATOK BM DIPASANG VERTIKAL, MUNCUL DIATAS TANAH 0,20 M
2-4
SKALA DUGA (PEILSCHAL) 1. SKALA DUGA DIPASANG VERTIKAL PADA DINDING PANJANG 0,50 M ATAU 1,00 M ATAU KELIPATAN DARI ITU 2. SKALA DUGA UNTUK PINTU SORONG DAN DE GRUYTER TERBUAT DARI KUNINGAN
CRUMP
2-5
PRASASTI PROYEK DAN NOMENKLATUR. DIBUAT PADA LOKASI BENDUNGAN UNTUK MEMBERIKAN CIRI ATAU TANDA PADA BANGUNAN TERSEBUT.
PEKERJAAN FASILITAS MSOM
(MONITORING SURVILENCE OPERATION AND MAINTENANCE) (PERSIAPAN RENCANA OPERASI DAN MAINTENANCE) BARANG DAN PERALATAN UNTUK PERLENGKAPAN OPERASIONAL YANG DISEDIAKAN KONTRAKTOR SELAMA PELAKSANAAN MENJADI MILIKNEGARA SETELAH SELESAI KONTRAK DAN DI PERGUNAKAN 2-6 DALAM KEGIATAN MSOM
BENDUNGAN TIPE URUGAN BATU DENGAN INTI KEDAP AIR
2-7
BENDUNGAN URUGAN DENGAN INTI KEDAP AIR 1.INTI KEDAP AIR. (ZONE 1) 2. LAPISAN FILTER. (ZONE 2) 3. LAPISAN TRANSISI. (ZONE 3) 4. LAPISAN PELINDUNG /RIP-RAP. (ZONE 4) BILA BAHAN MATERIAL TERBATAS MAKA LAPISAN ZONE 3 BISA BERTAMBAH 2-8
PEKERJAAN TANAH 1. 2. 3. 4.
GALIAN, (TANAH DAN BATUAN) PENGUPASAN TANAH. PERSIAPAN PERMUKAAN.(DENTAL WORKS) TIMBUNAN
2-9
PENGETESAN / PENGUJIAN MUTU DILAKUKAN TES PEMADATAN SEKURANG- KURANGNYA 3 LAPIS DARI SINI DIKETAHUI : 1)
JENIS DAN JUMLAH PERALATAAN
2)
JUMLAH TRIP ATAU LINTASAN MINIMUM PEMADATAN
3)
KADAR AIR TANAH UNTUK MENCAPAI KEPADATAN MAKSIMUM
4) 5)
MATERIAL HARUS DITUMPUK PADA LAPISAN/BIDANG DATAR TEBAL TIAP LAPIS TIDAK BOLEH LEBIH DARI 30 CM.
6)
TIDAK BOLEH MENGANDUNG ORGANIS DAN KOTORAN 2-10
*PEMADATAN HARUS DENGAN ALAT PEMADATAN MEKANIS
PEMADATAN DENGAN TANGAN TIDAK DIIJINKAN KECUALI DAPAT IJIN DARI DIREKSI :
*
UNTUK MENDAPATKAN PERSETUJUAN DARI DIREKSI KUALITAS MATERIAL PERLU DIUJI ATAS 1)
BERAT JENIS (SPESIFIC GRAVITY)
2)
ANALISA BESARAN BUTIR (GRAIN SIZE ANALISIS)
3)
BATAS CAIR DAN BATAS PLASTIS (LIQUID LIMIT AND PLASTIC LIMIT)
4)
KEPADATAN LENGAS LAPANGAN (FIELD MOISTURE CONTENT TEST)
5)
BATAS SUSUT (SHRINKLE LIMIT)
6)
TEKANAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST)
7)
GESER (SHEAR TEST)
8)
PERMEABILITY
2-11
PENGETESAN / PENGUJIAN MUTU 1. DILAKUKAN TES T PEMADATAN SEKURANG- KURANGNYA 3 LAPIS DARI HASIL TEST AKAN DIKETAHUI : 2. JENIS DAN JUMLAH ALAT PEMADATAN YANG DIPERLUKAN. 3. JUMLAH TRIP ATAU LINTASAN MINIMUM PEMADATAN 3. KETEBALAN TIAP LAPIS 4. KADAR AIR TANAH UNTUK MENCAPAI KEPADATAN MAKSIMUM
5. MATERIAL HARUS DITEBARKAN LAPIS DEMI LAPIS 6. TEBAL TIAP LAPIS TIDAK BOLEH DARI 30 CM, 7.TIDAK BOLEH MENGANDUNG ORGANIS DAN KOTORAN 2-12
YANG TERMASUK DALAM PEKERJAAN TIMBUNAN MELIPUTI : 1.
PENGADAAN MATERIAL
2.
TRANSPORTASI DARI BORROW AREA ATAU QUARRY KE
3.
LOKASI.
4.
PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN
5.
PENGETESAN DAN PENYELESAIAN
6.
PERAWATAN
7.
TENAGA BURUH
8.
ALAT-ALAT
2-13
MUTU BETON 1. MUTU DAN KLAS BETON TERGANTUNG DARI KUALITAS BAHAN DAN PERBANDINGAN CAMPURAN BAHAN 2. YANG LAZIM ADALAH KLAS BO, B1
: LANTAI KERJA
KLAS K-125
:
BETON MASSA (PENGISI)
KLAS K-175
:
KONSTRUKSI SEDANG
KLAS K-225
:
KONSTRUKSI BERAT
KLAS K-300
:
KONSTRUKSI BERAT
2-14
PEKERJAAN BETON 1. BETON ATAU BETON BERTULANG TERDIRI DARI CAMPURAN SEMEN, PASIR BATU PECAH / HARUS MEMNUHI PBI 1971 2. SEMEN HARUS MEMNUHI KETENTUAN SNI ANTARA LAIN : - SEMEN YANG SUDAH MENGERAS TIDAK BOLEH DIPAKAI - DI SIMPAN DI GUDANG TIDAK TERPENGARUH CUACA - LANTAI GUDANG HARUS BEBAS DARI TANAH BUNGKUSAN SEMEN HARUS TRERTUTUP 3. PASIR PASIR TIDAK MENGANDUNG KOTORAN DAN ORGANIK (LEMPUNG LANAU MAKSIMUM 3%) BESARAN BUTIRAN 0,20 – 2mm (GRADASI SESUAI SPESIFIKASI WARNA HITAM ATAU ABU-ABU)
BAHAN
2-15
1.BAHAN BATU 1. AGREGAT BATU PECAH / KERIKIL HARUS KERAS
2. BESAR BUTIR 10 – 30 MM (GRADASI SESUAI
SPESIFIKASI)
3. BERAT JENIS + 2,60 KG/CM3 4. KUAT TEKAN ANTARA 200 - 380 KG/CM2
2.AIR 1. AIR BERSIH / TAWAR
2. TIDAK MENGANDUNG ORGANIS DAN KOTORAN
3.ZAT TAMBAHAN 1. ZAT TAMBAHAN (ADDITIVE) DI PERBOLEHKAN
DISETUJUI DIREKSI
SETELAH
2-16
BESI TULANGAN 1.
TULANGAN DARI BAJA LUNAK BULAT, POLOS ATAU ULIR.
2. KEKUATAN BAJA HARUS ADA KETERANGAN DARI PABRIK PEMBUATNYA (SPESIFIKNYA) ATAU HASIL PENGUJIAN DARI LABORATORIUM 3. BAJA YANG SUDAH BENGKOK-BENGKOK TIDAK BOLEH DILURUSKAN UNTUK DIPAKAI 2-17
BEKISTING / ACUAN 1.
BERFUNGSI MEMBENTUK PROFIL BETON YANG DI RENCANAKAN (PELAT, BALOK, KOLOM, PONDASI DLL)
2. HARUS KOKOH DAN KAKU SELAMA PENGECORAN DAN PENGERASAN
PAPAN ACUAN TIDAK BOLEH MELENDUT TIANG-TIANG PENYOKONG TIDAK BOLEH BERGERAK (TURUN) PERANCAH TERDIRI DARI KAYU ATAU BESI
3. PEMBUKAAN ACUAN
MUKA SISI BALOK, LANTAI MINIMAL 1 HARI BAGIAN BAWAH BALOK, LANTAI MINIMAL 21 HARI
4. SELIMUT BETON
PELAT BETON + 25 MM BALOK, KOLOM 25 – 40 MM
2-18
1.CAMPURAN PERCOBAAN (TRIAL MIX) - CAMPURAN PERCOBAAN HARUS DIBUAT UNTUK SETIAP KLAS BETON DENGAN BAHAN DAN ALAT-ALAT YANG DIPAKAI - HASIL PERCOBAAN YANG MEMENUHI SYARAT / SPESIFIKASI YANG BOLEH DIPAKAI
2.PENGUJIAN BETON - KUBUS BETON DICETAK UKURAN 15 x 15 x 15 CM DAN DI TEST KEKUATANNYA ATAU KERUCUT TERPANCUNG. - JUMLAH KUBUS DITENTUKAN DALAM SPESIFIKASI SETELAH PENGADUKAN DAN SAAT PENGECORAN DILAKUKAN TEST SLUMP. TINGGI SLUMP DITENTUKAN DALAM SPESIFIKASI.
-
CAMPURAN BETON YANG SUDAH LEBIH 45 – 60 MENIT DARI SAAT PENCAMPURAN TIDAK BOLEH DIPAKAI , 2-19
INSTRUMENTASI. Instrumentasi adalah alat yang digunakan untuk memantau perilaku bendungan. Letaknya ada yang berada di dalam tubuh bendungan maupun dilereng maupun puncak bendungan
1. PEMASANGAN INSTRUMENTASI HARUS DILAKUKAN DENGAN HATI HATI, JANGAN SALING MENGGANGU DENGAN PEKERJAAN. 2. INSTRUMENTASI HARUS SELALU DIJAGA / DILINDUNGI SEJAK DARI PEMASANGAN SAMPAI DENGAN SELESAINYA PEKERJAAAN BENDUNGAN SELESAI. 3. BIASAN\YA PIHAK DIREKSI MELAKUKAN PENGAMATAN SEJAK DIMULAINYA PEMASANGAN INSTRUMENTASI TERSEBUT.
GROUTING. Konsolidasi
Grouting
dimaksudkan untuk menyatukan dan memperkokoh batuan dengan menginjeksi semen grouting ke bagian batuan seperti sambungan, retakan dan celah.
Curtain Grouting dilaksanakan untuk membentuk zona dengan permeabilitas air yang rendah pada batuan pondasi bendungan.
Back Fill Grouting dilaksanakan guna mengisi rongga rongga yang kosong 2-20
Tes tekanan air harus dilaksanakan pada lubang Grouting untuk menginvestigasi kondisi batuan pondasi dan juga menginvestigasi pengaruh dari Grouting.
Tes permeabilitas lubang bor dilaksanakan untuk mengetahui permeabilitas batuan dasar sebelum atau sesudah grouting, atau sebagai indeks dari kondisi geoteknik secara umum,
2-21
PERALATAN GROUTING. 1. 2.
Peralatan Pemboran Alat uji tekanan air Alat uji untuk tekanan air harus termasuk tipe ”Single Packer”.
3.
Peralatan Untuk Grouting Grout Pump. Pompa Flexishaft Mechanically operated mixers. Valves, Water Flow Meter dan Pressure Gauge 2-22
GEBALAN RUMPUT GEBALAN RUMPUT DIPASANG PADA : LERENG HILIR DARI TUBUH BENDUNGAN
1. UKURAN GEBALAN RUMPUT 25 x 25 x 4 CM 2. PAKAI CERUCUK KAYU ATAU BAMBU DIAMETER + 2 CM, 3. PANJANG + 15 CM.
4. SATUAN PEMBAYARAN M2 (METER PERSEGI)
2-23
PERKERASAN JALAN INSPEKSI 1.
PENYIAPAN BADAN JALAN UNTUK MELETAKKAN BAHAN PERKERASAN, BADAN JALAN TANAH CBR >
2.
LAPIS PERKERASAN BAWAH (SUB BASE) - BAHAN SIRTU (PASIR BATU BUTIR < 5 CM)
- TEBAL + 15 - 40 CM (PADAT) - CBR > 20%, SEBAIKNYA + 40% - DIPADATKAN DENGAN MESIN GILAS (ROAD ROLLER)
2-24
AGREGRAT B
6%
1. LAPIS PERMUKAAN -
ASPAL PENETRASI TEBAL 4 – 5 CM
-
ASPAL BETON (HOTMIX) TEBAL 4 – 5 CM
-
DIPADATKAN DENGAN MESIN GILAS (ROAD
ROLLER)
2. SATUAN PEMBAYARAN -
PENYIAPAN BADAN JALAN M2 (METER PERSEGI)
-
LAPIS PONDASI BAWAH M3 (METER KUBIK)
-
LAPIS PONDASI M3 (METER KUBIK)
-
LAPIS PERMUKAAN M2 (METER PERSEGI
4-25
* DEMOBILISASI 1.
DEMOBILISASI TENAGA KERJA
2.
DEMOBILISASI PERALATAN KONSTRUKSI
3.
DEMOBILISASI PERALATAN LABORATORIUM
4.
PEMBONGKARAN SEMUA BANGUNAN SEMENTARA KECUALI YANG AKAN DIGUNAKAN DIREKSI
5.
PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN LAPANGAN
2-26