Notulensi Mr Bgs

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Notulensi Mr Bgs as PDF for free.

More details

  • Words: 752
  • Pages: 3
RUMAH SAKIT ISLAM

NOTULEN RAPAT : MORNING REPORT HARI / TANGGAL Selasa, 11 Desember 2018

SITI AISYAH MADIUN

WAKTU

07.30-08.30 WIB

TEMPAT

Gedung Mas Mansyur Lantai 3 RSI Siti Asiyah Madiun

AGENDA PENYAJI

MORNING REPORT dr. Citra Nanda Gupita dan dr. Fahmi Mujahid

PESERTA RAPAT

SESUAI DAFTAR HADIR TERLAMPIR

NOTULEN

dr. Bagas Fairusyah

1. PENJELASAN PENYAJI Penyaji memaparkan 8 pasien yang datang ke IGD RSI Siti Aisyah Madiun pada tanggal 22 April 2018 shift malam yang terdiri dari 4 pasien rawat jalan dan 4 pasien rawat inap. Pasien yang dibahas dalam POMR yaitu Sdr. A, 16 thn, dari Madiun dengan diagnosis close Fracture 1/3 proksimal OS ulna + dislocation caput radius dextra (Montegia Fr) dan multiple vulnus ekskoriatum. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada siku dan tangan kanannya (lengan bawah) sejak 1 hari yll setelah terjatuh dari sepeda motor pada sabtu malam. Pasien jatuh sendiri, dengan posisi tangan kanan terbentur aspal. Pasien tidak tahu posisi tangan saat terjatuh bagaimana. Kepala tidak terbentur, mual, -, muntah -, dada tidak terbentur, sesak napas -. Pasien sudah dibawa ke RSUD kota madiun saat malam kejadian, dilakukan pembidaian dan foto rongent. Pada pemeriksaan fisik Regio Antebrachii dextra didapatkan :  L : Deformitas (+), multiple vulnus ekskoriatum (+), edema (+)  F : Nyeri tekan (+), krepitasi sde, hangat (-), AVN dbn  M: ROM elbow joint dan wrist terbatas, supinasi & pronasi terbatas Terapi yang didapatkan yaitu Infus PZ 20 tpm, Inj. Antrain 3x1, Inj. Cftriaxone 2x1 gram, dan alih rawat Sp.OT.

2. PEMBAHASAN Ada empat macam fraktur radius yang khas: 1. Fraktur Colles 2. Fraktur Smith 3. Fraktur Galeazzi 4. Fraktur Montegia  Fraktur Colles Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinner fork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi). Manifestasi Klinis

o Fraktur metafisis distal radius dengan jarak _+ 2,5 cm dari permukaan sendi distal radius o Dislokasi fragmen distalnya ke arah posterior/dorsal o Subluksasi sendi radioulnar distal o Avulsi prosesus stiloideus ulna.  Fraktur Smith Fraktur Smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu sering disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-kadang intraartikular. Manifestasi Klinis Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi volar pergelangan, dan deviasi ke radial (garden spade deformity).  Fraktur Galeazzi Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi. Manifestasi Klinis Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna.  Fraktur Montegia Fraktur Montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung. Manifestasi Klinis Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering) dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior. Pertanyaan :  Penulisan terapi sebaiknya tidak menggunakan nama paten dikarenakan untuk pembelajaran dan pembiasaan penggunaan nama obat generik agar mempermudah dalam praktik mandiri nantinya.  3 pertanyaan yang sebaiknya ditanyakan pada pasien gangguan berkemih agak dapat mengarah ke BPH adalah: 1) Sering BAK malam hari 2) Pancaran kencing yang lemah 3) Mengganggu kualitas hidup.  Pasien combustio sebaiknya difoto agar dapat dinilai bersama derajat dan luasnya.  Penggunaan Burnazin dikhususkan pada pasien combustio derajat 3  Pasien combustio derajat 2 diterapi menggunakan salep seperti Mebo / Kloramphenikol karena kulit biasanya masih bagus sehingga penyerapan salep Mebo dan Kloramphenikol masih bagus juga. Sedangkan bila diberikan Burnazin, pasien akan sangat kesakitan.  Perawatan luka pada pasien combustio sebaiknya setiap hari.  Pasien dengan vulnus punctum memiliki luka yang dalam dibanding lebarnya, sehingga sebaiknya dilakukan cross incision serta debridement segera untuk mencegah terjadinya abses maupun tetanus.

3. KESIMPULAN Pada pasien combustio banyak hal yang perlu diperhatikan, di antaranya : 1) Perlunya dokumentasi luka untuk grading 2) Perlunya pemilihan terapi topikal yang tepat sesuai derajat luka bakar (Antara Burnazin (Grade 3) dan Mebo/Kloramphenikol (Grade 2)) 3) Perawatan luka combustio yang sebaiknya dilakukan setiap hari

4. PENUTUP/DOA Morning report ditutup dengan bacaan hamdalah dan doa penutup majelis. Mengetahui, Penanggung Jawab,

Notulen,

dr. Donna Dwi Yudhawati, Sp.PD

dr. Bagas Fairusyah8u

Related Documents

Notulensi Mr Bgs
October 2019 22
Bgs
October 2019 10
Bgs
November 2019 4
Notulensi Farmakologi.docx
December 2019 37