No.3 Dan 4.docx

  • Uploaded by: sherlinda
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View No.3 Dan 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 363
  • Pages: 1
2. Jelaskan pandangan Smith tentang lahirnya hak milik pribadi! Adam Smith membuat pembedaan antara hak-hak real dan hak-hak personal. Hak-hak real adalah hak atas barang khusus tertentu. Ini mencakup hak milik pribadi itu sendiri, hak pakai, hak atas barang gadaian, dan warisan. Hak-hak personal adalah hak yang dimiliki seseorang dalam hubungan dengan pribadi tertentu. 5 cara memperoleh hak milik pribadi menurut Adam Smith a. Melalui pekerjaan / Mengambil sesuatu yang sebelumnya b. tidak dimiliki oleh siapapun. c. Melalui pengembangan hak milik pribadi. d. Melalui Penggunaan yang lama atas suatu barang, e. Melalui warisan dari orang lain. f. Melalui pernberian suka rela dari orang lain 3. Jelaskan perbedaan antara self interest dengan selfishness dengan kaitan dengan invisible hand Menurut Adam Smith kepentingan pribadi (self interest) merupakan kekuatan pengendali perekonomian. Semua proses yang dijalankan akan menuju kearah kemakmuran bangsa, seolaholah setiap individu didorong oleh “tangan gaib” (the invisible hand) yang mendorong mereka maju. Dalam bukunya The Wealth on Nation, Adam Smith menyatakan: “Setiap individu berusaha untuk menggunakan modalnya sehingga diperoleh hasil yang setingitingginya. Dia pada umumnya tiaklah bermaksud untuk menunjang kepentingan umum dengan perbuatannya itu, dan pula ia tidak tahu sampai seberapa jauhkan penunjangnya itu. Ia berbuat itu hanyalah untuk kepentingan sendiri, hanya untuk keuntungannya sendiri. Didalam hal ini ia dibimbing oleh suatu “Tangan Gaib” untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan utamanya. Dengan mengejar kepentinga pribadi seperti itu, ia akan mendorong kemajuan masyarakat dengan dorongan yang seringkali bahkan lebih efektif daripada kalau ia memang sengaja melakukannya” Selfishness adalah egoisme belaka: begitu tertuju pada kepentingan diri sehingga tidak peduli lagi dengan perasaan atau kepentingan orang lain. selfishness adalah self-interes yang melewati batas. Egoisme itu harus ditolak sebagai tidak etis. Egoisme merupakan suatu vice (keburukan). Lain halnya dengan self-love. Cinta-diri itu memang tidak merupakan virtue, tetapi bisa diterima sebagai motif yang sah untuk kelakuan kita. Dari sudut etika, cinta-diri bersifat netral, asalkan tinggal dalam batasnya. Smith mengakui bahwa dalam praktek konkret self-love mudah menjadi selfishness dan bahwa sering kita mengalami kesulitan untuk memastikan apakah suatu perbuatan masih berasal dari cinta-diri yang sehat atau sudah menjurus ke egoisme yang melewati batas. Karena itu, kita membutuhkan " aturan-aturan kebijaksanaan" (principles ofprudence) untuk dapat membedakan cinta-diri dari egoisme semata- mata.

Related Documents

No3 Press
October 2019 26
No3.docx
April 2020 16
No3.docx
July 2020 9
Actividad No3
May 2020 7
Inews - No3
June 2020 15
Messenger-no3
April 2020 6

More Documents from "European Southern Observatory"