Nengah Darmiati: Ps. Agroekoteknologi Fak.pertanian Unud

  • Uploaded by: wisnu adnyana
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Nengah Darmiati: Ps. Agroekoteknologi Fak.pertanian Unud as PDF for free.

More details

  • Words: 1,342
  • Pages: 26
PENGENDALIAN HAMA

NENGAH DARMIATI

PS. AGROEKOTEKNOLOGI FAK.PERTANIAN UNUD

FILOSOFI PENGENDALIAN OPT Semua makhluk hidup termasuk HAMA berkepentingan meneruskan hidupnya, untuk itu harus MAKAN. Dengan demikian tidak beralasan OPT diberantas habis, cukup mengusahakan agar populasinya di bawah ambang ekonomi 1. Makhluk hidup di alam semua berguna 2. Segala sesuatu yang berkembang di alam mengikuti hukum alam 3. Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup di alam dipengaruhi oleh keseimbangan alam

TAHAP PENGENDALIAN HAMA TAHAP SUBSISTEM TAHAP EKSPLOITASI TAHAP KRITIS

TAHAP BENCANA TAHAP PENGENDALIAN TERPADU

TAHAP SUBSISTEM • Tahap permulaan mengusahakan lahan • Target produksi untuk pemenuhan kebutuhan keluarga sendiri dan kerabat • Jarang menggunakan pupuk kimia dan pestisida • Produktivitas rendah • Upaya pengendalian: secara fisik dan mekanik dan bercocok tanam

TAHAP EKSPLOITASI • Usahatani telah berkembang lebih luas dengan target produksi lebih tinggi • Target produksi untuk keperluan pasar (dalam atau luar negeri) • Penggunaan teknologi modern semakin intensif (pupuk buatan dan pestisida) • Penggunaan pestisida sangat intensif , terjadwal dengan intensitas dan frekuensi tinggi tanpa dasar perkembangan populasi TAHAP PENGENDALIAN hama di lapang • Di awal di TERPADU peroleh produksi tinggi sehingga semakin terdorong menggunakan pestisida

TAHAP KRITIS • Dorongan penggunaan pestisida semakin tinggi terus terjadi untuk mendapatkan hasil pengenalian yang sama dengan dosis lebih tinggi dan frekuensi yang lebih sering • Peristiwa resistensi, resurjensi, dan letusan hama sekunder semakin tampak • Biaya pengendalian semakin mahal dan resikonya semakin besar terhadap lingkungan • Keuntungan yang diterima semakin rendah

TAHAP BENCANA • Penggunaan pestisda tidak lagi memberi keuntungan, karena biaya pestisida lebih tinggi dari pada hasil akibatnya OPT semakin meningkat • Usaha petani mencampur berbagai jenis pestisida dengan prekuensi tinggi tetap gagal TAHAP PENGENDALIAN • Akhirnya petani menyerah dan sering beralih usaha, karena usahataninya merugi TERPADU • Kondisi itu merupakan bencana baginya

TAHAP PENGENDALIAN TERPADU PHT dilandasi oleh beberapa prinsip: • Pemahaman sifat Dinamika Ekosistem Pertanian • Analisis Biaya –Manfaat Pengendalian hama • Toleransi tanaman terhadap Kerusakan • Mempertahankan sedikit populasi hama pada tanaman • Budidaya tanaman Sehat • Pemantauan Ekosistem pertanaman • Pemasyarakatan PHT

1.PENGENDALIAN FISIK DAN MEKANIK 2.PENGENDALIAN CARA BERCOCOK TANAM 3.PENGENDALIAN HAYATI 4.PENGENDALIAN MENGGUNAKAN VARIETAS RESISTEN 5.PENGENDALIAN SECARA ORGANIK 6.PENGENDALIAN SECARA KIMIAWI 7.PENGENDALIAN DENGAN PERATURAN 8.PENGENDALIAN HAMA TERPADU

• PRINSIP : UPAYA MENGUBAH LINGKUNGAN KHUSUS UNTUK MENGENDALIKAN HAMA. HAMA DIMATIKAN LANGSUNG DENGAN TANGAN ATAU ALAT A. TINDAKAN FISIK : * Pembakaran * Pembasahan * Penghalang

* Pendinginan * Pengeringan * Lampu Perangkap * Gelombang suara

B. TINDAKAN MEKANIK :

* Pengambilan dengan tangan * Gropyokan * Memasang Perangkap * Pengusiran * Cara lain (menggoyang, menyikat)

PRINSIP : MENGELOLA EKOSISTEM PERTANIAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA KEADAAN LINGKUNGAN TERSEBUT MENJADI KURANG MENGUNTUNGKAN UNTUK PERKEMBANGAN HAMA TAPI MENGUNTUNGKAN BAGI PERKEMBANGAN MUSUH ALAMI A. PENGURANGAN KESESUAIAN EKOSISTEM 1. Sanitasi

2. Pengerjaan tanah 3. Pengelolaan air

4. Modifikasi inang atau habitat pengganti B. GANGGUAN KONTINUITAS PENYEDIAAN KEPERLUAN KEHIDUPAN HAMA 1. Pergiliran tanaman 2. Pemberoan lahan 3. Penanaman serentak 4. Penetapan jarak tanam 5. Lokasi tanaman 6. Memutuskan

singkronisasi antara tanaman dan hama

7. Menghalangi peletakan telur

C. PENGALIHAN POPULASI HAMA MENJAUHI PERTANAMAN • Penanaman tanaman perangkap • Pemanenan bertahap D. PENGURANGAN DAMPAK KERUSAKAN * Mengubah toleransi inang * Mengubah jadwal panen

• SISA TANAMAN YANG MASIH HIDUP (penggerek batang padi dg menghilangkan tunggul/singgang tanaman)

• BAGIAN TANAMAN YANG TERSERANG (penggerek pucuk tebu : membersihkan pucuk tebu yang terserang)

• JENIS TANAMAN LAIN SEBAGAI INANG PENGGANTI ( Tikus pada Gulma) • SISA BAGIAN TANAMAN YANG JATUH/TERTINGGAL DIPERMUKAAN TANAH (Hama bubuk buah kopi : mengumpulkan buah kopi yang jatuh/Lalat buah pada jambu biji)

• SISA TANAMAN YANG SUDAH MATI ( tunggul pohon kelapa : kumbang (O. rhinoceros)

• Pembenaman larva/pupa sehingga mati • Hama termakan oleh predatror karena keadaan menjadi terbuka • Hama penyerang akar mati krn sengatan sinar matahari

• Penggenangan :

- Mematikan larva penggerek batang padi - Menghambat Gryllotalpa membuat lubang

• Pengeringan

- Mengurangi populasi werengbatang coklat

• TUJUAN : memutuskan kesinambungan tersedianya makanan bagi hama • CARANYA : tidak menanam satu jenis tanaman dari musim ke musim • CONTOH : Pola tanam untuk pengendalian werengbatang coklat Padi – Padi – Palawija

Padi – Palawija – Padi

• TUJUAN : mengosongkan lahan sehingga hama tidak menjumpai pakan • AKIBATNYA : populasi hama menurun dan kurang membahayakan bagi pertanaman yang akan ditanam berikutnya. Prinsip = Rotasi tanaman

PENANAMAN SERENTAK TUJUAN : agar tersedianya makanan yang sesuai bagi hama menjadi lebih pendek dan suatu saat akan terjadi periode tidak ada pertanaman sehingga perkembangan populasi hama dapat dihambat. Perbedaan waktu tanam antara petak yang ditanam paling awal dengan petak yang ditanam terakhir maksimum 10 hari

REKOMENDASI : untuk Penggerek batang padi dan werengbatang coklat BAGAIMANA KALAU TIDAK SERENTAK ?

PENGENDALIAN HAYATI PENGERTIAN : PENGGUNAAN M.A. UNTUK MENGENDALIKAN POPULASI HAMA YANG MERUGIKAN

PENGELOMPOKAN : PH – ALAMI PH – TERAPAN PH-ALAMI : pemanfaatan potensi m.a. yang ada di alam tanpa campur tangan manusia. Di alam cukup banyak predator, parasitoid dan patogen serangga yang mampu mengatur populasi hama PH-TERAPAN : ada campur tangan manusia dalam peningkatan peranan m.a. lokal atau memasukkan m.a. Dari luar krn m.a. alami kurang memadai. Ada pertimbangan ekonomi dalam aplikasi PH.

KEUNTUNGAN PENGENDALIAN HAYATI 1. SANGAT SELEKTIF TERHADAP SASARAN 2. AGENNS SUDAH ADA DI ALAM 3. AGENS MAMPU MENCARI & MENEMUKAN SENDIRI INANG SASARAN 4. AGENS MAMPU MEMPERBANYAK DIRI DAN MENYEBAR 5. RESISTENSI HAMA TERHADAP AGENS SANGAT LAMBAT (TIDAK ADA) 6. PENGENDALIAN BERJALAN DENGAN SENDIRI DI ALAM

KELEMAHAN PENGENDALIAN HAYATI 1. PROSES PENGENDALIAN BERLANGSUNG SANGAT LAMBAT 2. HASILNYA SULIT DIRAMALKAN 3. SULIT DAN MAHAL UNTUK MENGEMBANGKAN DAN MENERAPKAN 4. MEMBUTUHKAN PAKAR SEBAGAI TIM SUPERVISI AGENS : 1. PREDATOR : laba-laba, Hymenoptera, Diptera dll. 2. PARASITOID : Hymenoptera, Diptera dll. 3. PATOGEN : bakteri, virus, jamur, nematoda, riketzia

TEKNIK PENGENDALIAN 1.INOKULASI : melepas m a. dilepas ke lapang dalam jumlah kecil. Diharapkan m.a. Ini berkembangbiak shg dapat menekan populasi hama 2.INUNDASI : M.a. dibiakkan dalam jumlah besar di laboratorium, kemudian dilepas ke lapangan. Contoh : D. eucerophaga untuk mengendalikan P. xylostella pada kubis 3.KONSERVASI : M.a. tetap dijaga kelangsungan hidupnya (dengan berbagai cara) terutama selama penggunaan pestisida.

CIRI-CIRI AGENS YANG BAIK : • DAYA MENCARI {SEARCHING CAPACITY) MANGSA SANGAT TINGGI • KEKHUSUSAN INANG

• CEPAT BERKEMBANGBIAK • DAYA ADAPTASI YANG TINGGI THD IKLIM DAN NICHE

• MUDAH DIPELIHARA DAN DIBIAKAN

PENGENDALIAN DENGAN VARIETAS RESISTEN MEKANISME RESISTENSI

1. ANTI XINOSIS/NON PREFERENSI : TANAMAN YANG TIDAK DISUKAI HAMA KARENA FAKTOR MORFOLOGI, SHG HAMA TSB TIDAK MAU BERTELUR, MAKAN ATAU TEMPAT BERNAUNG. 2. ANTIBIOSIS : TANAMAN MENGELUARKAN ZAT KIMIA YANG BERPENGARUH NEGATIF THP HAMA 3. TOLERANSI : TANAMAN TERTENTU MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK TETAP HIDUP DAN BERTAHAN PADA TINGKAT SERANGAN YANG MENYEBABKAN TANAMAN PEKA AKAN MENDERITA ATAU MATI

PENGENDALIAN SECARA KIMIAWI PESTISIDA : ZAT KIMIA/RACUN YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUNUH 1. INSEKTISIDA : ZAT KIMIA PEMBUNUH SERANGGA 2. AKARISIDA : UNTUK MEMBUNUH TUNGAU 3. NEMATISIDA : UNTUK MEMBUNUH NEMATODA

4. RODENTISIDA : UNTUK MEMBUNUH BINATANG PENGERAT 5. BAKTERISIDA : UNTUK MEMBUNUH BAKTERI 6. FUNGISIDA : UNTUK MEMBUNUH CENDAWAN 7. HERBISIDA : UNTUK MEMBUNUH TUMBUHAN PENGGANGGU

EFEK SAMPING PESTISIDA 1. RESISTENSI 2. RESURJENSI 3. HAMA SEKUNDER

4. KEMATIAN ORGANISME BUKAN SASARAN (PARASITOID, PREDATOR, SERANGGA PENYERBUK, FAUNA TANAH/CACING, SATWA LIAR/BURUNG, IKAN, AIR) 5. KESEHATAN MANUSIA (PENGGUNA, KONSUMEN)

FORMULASI INSEKTISIDA 1. SOLUBLE POWDER (SP) : BENTUK TEPUNG YANG APABILA DICAMPUR DENGAN AIR AKAN TERBENTUK LARUTAN. CONTOH SEVIN 85 SP. 2. EMULSIFIABLE CONCENTRATE (EC) : BERBENTUK CAIRAN PEKAT, APABILA DICAMPUR DENGAN AIR MEMBENTUK EMULSI. CONTOH : BASUDIN 60 EC 3. WETTABLE POWDER (WP) : BERBENTUK TEPUNG, APABILA DICAMPUR DENGAN AIR MEMBENTUK SUSPENSI. CONTOH SEVEN 50 WP.

4. GRANULA : BERBENTUK BUTIRAN FURADAN 10G. 5. DUST : BERBENTUK DEBU. CONTOH SEVIN 5D. 6. SOLUTION : LARUTAN YANG LANGSUNG DIGUNAKAN. CONTOH : SEVIN 5%

PENGENDALIAN DENGAN PERATURAN UNTUK MENCEGAH MELUASNYA PENYEBARAN OPT DARI SUATU DAERAH KE DAERAH LAIN DIPERLUKAN UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR KEGIATAN PERDAGANGAN BIDANG PERTANIAN. CONTOH UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 1961 TENTANG PENGELUARAN DAN PEMASUKAN TANAMAN DAN BIBIT TANAMAN YANG MERUPAKAN LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN KARANTINA DI INDONESIA

PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PEMAHAMAN UNSUR DASAR PHT

• PENGENDALIAN ALAMI • AMBANG EKONOMI • METODE PENGAMBILAN SAMPEL

• BIOEKOLOGI OPT PRINSIP DASAR PHT • BUDIDAYA TANAMAN SEHAT

• OPTIMALISASI PENGGUNAAN MUSUH ALAMI • PEMANTAUAN BERKALA • PETANI AHLI PHT

Related Documents

Ps
October 2019 53
Ps
May 2020 36
Am Unud Xxi
April 2020 2
Ps Cursus
November 2019 26

More Documents from ""