Natal Yang Hilang

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Natal Yang Hilang as PDF for free.

More details

  • Words: 3,091
  • Pages: 10
Naskah Drama Natal PR-Exodus

NATAL YANG HILANG PROLOG: Drama singkat ini mengisahkan sebuah keluarga yang sudah lama tidak merayakan Natal bersama. Kesibukkan telah merengut kebahagian di dalam keluarga ini. Pak Hendro adalah seorang konglomerat yang memiliki jaringan bisnis yang besar di luar negeri. Hampir semua kegiatannya berhubungan dengan pengusaha-pengusaha luar negeri, maka kehadirannya di rumah nyaris tidak pernah ada. Sedangkan isterinya, Bu Hendro juga tidak mau ketinggalan. Karena sering ditinggalkan oleh suaminya, Bu Hendro pun mulai mengikuti jejak suaminya. Bu Hendro mulai terjun ke dunia bisnis dengan menggalang kerjasama dengan para isteri-isteri pengusaha lokal. Hingga saat ini Bu Hendro sudah memiliki 5 perusahaan di Medan, Jakarta dan Bandung. Memiliki keluarga yang seperti ini bagi sebagian orang merupakan cita-cita terbesarnya. Namun dibalik kelimpahan harta dan materi ini ternyata telah merengut sesuatu dari keluarga ini. Sesuatu yang tidak dapat dibeli oleh apapun. Bahkan di hari Natal pun, mereka jarang berkumpul bersama. Pepatah mengatakan: Uang dapat membeli tempat tidur yang paling mahal tetapi tidak dapat membeli tidur yang nyenyak. Bagaimanakah keadaan keluarga ini, mari kita saksikan NATAL YANG HILANG.

Pemain: 1. Ibu ( Ibu Hendro ) 2. Anak Laki-laki ( Jonny ) 3. Anak Perempuan ( Juli ) 4. Pembantu RT ( Bpk. Paijo ) 5. Teman I ( Denny ) 6. Teman II ( Ita ) 7. Pacar ( Maria )

Scene-1 Setting Ruang tamu dengan beberapa majalah populer remaja, koran dan sebuah vas bunga di tengah meja. Jam dinding menunjukkan pukul 11.30 malam. Meja kecil tempat telepon disudut ruangan. NARATOR Keluarga Pak Hendro adalah keluarga yang diidam-idamkan oleh banyak keluarga masa kini. Sebagai keluarga kaya, mereka memiliki apa saja yang mereka inginkan. Tentu saja ada hal yang harus dikorbankan untuk memperoleh semua itu. Tanpa disadari sesuatu telah terjadi di dalam keluarga ini. Kesunyian dalam keluarga tidak terobati dengan kehadiran sang pembantu yang memang dimaksudkan untuk menemani kedua anak mereka, Jonny dan Juli. Bahkan akhir-akhir ini, Jonny mulai bergaul dengan teman-teman yang tidak baik. Pesta, hura-hura, diskotik bahkan buku porno sudah menjadi bagian kehidupan Jonny yang baru menanjak dewasa.

Telepon berdering……………. Sambil membawa bulu ayam dan handuk (di bahu) Paijo keluar dengan tergesa-gesa untuk mengangkat telepon. Paijo : Hallo, saya Paijo. Dengan siapa ini…..? Siapa, siapa…..? Aduh….. keras sedikit Om, saya tidak dengar! Oh, maaf Tuan!…………………………..(mendengar dengan teliti) Ah, yang bener saja Tuan, masak malam-malam begini…..?! Maaf Tuan, saya tidak berani. Maksud say ………..(dipotong dari seberang) Baik, Tuan!………..Siapa?………..Oh, Den Jonny……… belum Tuan. Baik, Tuan! Paijo berjalan sambil melap mukanya dan menuju ke meja tamu untuk membersihkan meja. Paijo : Beginilah nasib pembantu di zaman canggih ini. Bayangkan! Malam-malam disuruh bersih-bersih. Padahal tadi saya lagi mimpi ketemu sama Nike Ardila……… Paijo merapikan majalah dan buku-buku di atas meja tamu. Tiba-tiba ia menemukan sesuatu dan matanya terbelalak……….! Paijo : Aduh……! Astanaga….! Kog ada buku ginian di sini…?! Kiamat kalau sampai ke tangan Den Jonny….! Buku siapa ini ya……?! Kalau sampai ketahuan sama Nyonya bisa dikuliahin 40 hari 40 malam saya. Beginilah nasib orang kecil seperti saya ini. Oh, ya saya mau kenalkan nama saya dulu. Saya adalah Paijo, kalau menurut bahasa nenek moyang saya sering dipanggil Paice. Dari dulu profesi saya adalah sebagai pembantu, tapi saya senang bisa membantu orang lain dan saya bahagia melakukannya. Saya sudah pernah kerja di rumah gedongan sampai rumah petak. Dari sana saya pun belajar sedikit tentang arti hidup. Saya melihat banyak keluarga yang hancur sekalipun

mereka adalah orang kaya. Saya belajar satu hal bahwa kekayaan tidak sama dengan kebahagiaan. Tiba-tiba Jonny pulang dengan wajah kesal. Paijo : Eh, Den Jonny sudah pulang! Kog malam-malam gini baru pulang Den? Awas loh, angin malam enggak bagus buat kesehatan! (menasehati) Jonny : Alaaaaah tua bangka, tahu apa kamu….? (sambil berjalan dan masuk ke kamar tidur) Paijo : (menghela nafas panjang sambil bergumam) Yach, anak sekarang! Kalau dinasehati pasti begitu….! Tuan dan Nyonya sibuk dengan bisnis mereka tanpa memperdulikan mereka. Akibatnya Den Jonny seperti ini. Saya ini apalah, sudah tua! (sambil melanjutkan tugasnya membersihkan ruang tamu) Paijo : Sebenarnya kasihan juga sama Den Jonny dan Non Juli. Mereka sebenarnya membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari Tuan dan Nyonya. Tapi……. Telepon berdering……..! Paijo berjalan ke arah telepon dan menjawab panggilan. Paijo : Ya, hallo……! Siapa ini ya? Oh, nak Denny! Ada….ada, baru saja pulang tadi………… Sepertinya sudah tidur tuh! Ada apa sih, nak Denny……? Apa….? Ke gereja…..? Mana mungkin Den Jonny mau ke gereja…! Tapi boleh juga dicoba tuh! Siapa tahu dia mau ikut…..! Boleh, tapi jam 10.00 Den Jonny baru bangun loh! Baiklah, nak Denny! Tiba-tiba terdengar suara Juli memanggil. Juli : Paijo….Paijoooo….oo…….! Dimana kamu…..? Tolong ambilkan air minum buat Juli…! Paijo : Iya, iya….. Non….! Paijo berjalan keluar dari panggung. Layar ditutup. Babak-1 Selesai

NARATOR Sebagai anak perempuan, Juli tumbuh di tengah-tengah keluarga yang orang tuanya sibuk dengan bisnis. Akibatnya Juli pun tumbuh tanpa perhatian dari orang tuanya. Melihat Papa dan Mamanya yang sibuk oleh masalah mereka sendiri, Juli pun tumbuh sebagai remaja putri yang egois. Tetapi pada suatu ketika setelah ia berkenalan dengan Ita, teman barunya, Juli mulai memikirkan dengan sungguh-sungguh apa arti hidupnya. Beda sekali dengan abangnya, Jonny. Kebanyakkan sifat kita pun tidak beda jauh dari Jonny. Kita cenderung menolak Tuhan dengan sikap dan cara hidup kita. Beruntung ia masih memiliki seorang sahabat yang selalu berdoa baginya. Akankah Jonny menyadari kekeliruannya menjelang Natal ini...?

Scene-2 Juli duduk di ruang tamu, sambil membaca majalah. Juli : Paijo……..! Paijooo…….ooooo! Paijo : Iya……….Non! (mengambil minuman masuk ke panggung) Ada apa sih, non Juli. Pagi-pagi begini kog pakai teriak-teriak segala…? Juli diam saja sambil membalik-balikkan majalah (sikap gelisah). Paijo : Loh! Kog diam…? Ada apa non Juli (Paijo duduk di kursi tamu) Tadi teriak-teriak sekarang malah diam….? (sambil mengaruk-garuk kepala) Non…….?! Juli : Paijo, apakah…… Paijo sayang sama anak Paijo sendiri….? Semalam Juli enggak bisa tidur. Entah kenapa tiba-tiba Juli merasakan…seperti…….. tidak ada artinya Juli hidup….! Paijo : Eh….eh! Sadar non Juli! Juli : Juli enggak tahu untuk apa Juli hidup. Hati Juli sangat gelisah. Seperti kosong saja…..! Papa dan Mama sibuk dengan urusannya tidak ada yang memperhatikan Juli. Paijo : Tidak ada yang tidak sayang sama anaknya sendiri, Non! Semua yang dilakukan Tuan dan Nyonya kan untuk kebahagian Non Juli dan Den Jonny juga…! Bayangkan saja teman-teman Non Juli yang lainnya……..mereka saja tidak bisa menikmati apa yang Non Juli nikmati. Mereka tidak punya mobil sendiri, tidak bisa makan yang enak-enak dan banyak lagi. Juli : Paijo….! Juli lagi bingung…! Sebenarnya ……. Bukan itu yang Juli inginkan! Paijo : Lho! Wong semua sudah ada kog masih enggak cukup…..?! Juli : Bukan begitu!………….. Saat ke rumah Ita…. Juli merasa ada kedamaian di tengah keluarganya. Papa dan Mamanya biasa bercanda dengan Ita. Mereka bahkan sering pergi memancing bersama-sama. Saya lihat ada kebahagian di matanya setiap kali kami berjumpa. Sepertinya Ita lain dari teman-teman Juli yang lainnya. Ia penuh perhatian dengan teman-temannya. Sekalipun mereka adalah keluarga miskin tapi Juli merasa teduh dekat dengan keluarganya. Sama sekali beda dengan Papa dan Mama…..! Paijo : Iya memang,…..nak Ita orangnya juga ramah……! (Suasana menjadi diam sejenak) Tetapi, Tuan dan Nyonya kan tetap sayang sama non Juli…! Buktinya asal ke luar negeri pasti non Juli dibeliin hadiah. Jonny : Alaaaaahhh…! Gombal! Itu semua kan hanya sebagai pemanis saja! (Tiba-tiba Jonny muncul di panggung) Paijo : Den Jonny sudah bangun……?! Jonny : Tahu enggak! Saya juga biasa memberikan hadiah buat cewek-cewek! Tapi saya tidak pernah mencintai mereka. Saya hanya mau mereka mendengar omonganku dan mengajariku saat ujian! Juli : Termasuk Maria…..? Jonny : Ya, termasuk dia! Juli : Kamu benar-benar tega ya! Dasar tak punya hati…..! (dengan sikap kesal) Jonny : Masak iya….! Ha…ha…ha….! Dunia ini penuh dengan orang-orang yang tidak punya hati dan bukan hanya saya saja. Paijo : Den Jonny! Tidak baik begitu nanti dihukum Tuhan. Sadarlah Den Jonny!

Jonny

: Apa Tuhan…..? Kalau Tuhan ada Dia tidak akan membiarkan orang-orang jahat hidup lebih lama dari orang-orang baik. Buktinya sekarang apa….?

Tiba-tiba bell pintu berbunyi…….. Paijo segera pergi untuk membuka Paijo : Oh, nak Denny! Masuk-masuk! Denny : Terima kasih Jonny : Hai, Den! Tumben pagi-pagi gini sudah datang. Silahkan duduk! Denny : Thank’s Jon Paijo keluar dari panggung. Juli : Dari mana saja Den! Denny : Ah, enggak! Saya baru dari rumah Maria! Jonny : Apa….? Kamu jangan macam-macam Den! Juli : Rasain kamu….! Denny : Jangan berprasangka yang tidak-tidak Jon! Saya ke rumahnya untuk memastikan semuanya dalam keadaan stanby untuk acara Natal nanti malam di gereja. Juli : Memangnya Maria bertugas sebagai apa di gereja? Denny : Ia ditugaskan sebagai Liturgis Kebaktian dan Koordinator Drama. Jonny : Ngapain sih kalian buang tenaga sia-sia di gereja? Saya heran lihat kalian, semua gereja…..semua gereja! Apa gereja bisa kasih kalian makan? Denny : Jonnny, kamu tidak usah heran dengan teman-teman kita yang kelihatan sibuk oleh acara-acara gereja. Mereka melayani dengan suka rela dan suka cita tanpa ada paksaan. Jonny : Untuk apa? Denny : Makanan tidak menjamin keselamatan manusia. Tidak juga menjamin bahwa orang itu akan taat kepada Tuhan. Tuhan pernah memberi makan 5000 orang lebih tetapi mereka itulah yang justru menyalibkan Tuhan Yesus. Bukankah ironis sekali Jonny? Paijo masuk ke panggung sambil membawakan minuman untuk Jonny dan Denny. Lalu keluar dari panggung. Jonny : Mari diminum Den! Denny : Jon! Apa yang kamu lakukan bila teman-teman yang selalu kamu traktir di kantin sekolah, yang sering kamu berikan hadiah, teman-teman yang sering kamu ajak ke diskotik suatu saat mengkhianati kamu? Jonny : Aku…….aku……..a…! (dipotong oleh Juli) Juli : Paling, enggak usah berteman lagi dengan mereka! Denny : Masalahnya tidak segampang itu Jul! Apa yang ada di hati kalian saat diperlakukan seperti itu…..? Tuhan Yesus saat disalib, Ia mengatakan: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Itu semua Yesus katakan setelah Ia mendapatkan cercaan, makian, ludah dan pukulan. Bahkan sampai mengorbankan nyawanya. Denny : Jonny! Kita sudah cukup lama bersahabat! Tuhan Yesus memahami kekesalan dan kekecewaan hatimu lebih dari semua orang, sebab Ia sendiripun sudah mengalami semuanya itu tetapi Ia tidak berdosa. Tuhan tahu

Jonny Juli Jonny

apa yang kita lakukan. Segala dosa dan kejahatan kita tidak ada yang tersembunyi di hadapanNya. Segala kemunafikan manusia tidak akan bertahan di hadapanNya. Ia tahu segala pelanggaran dosa kita. Firman Allah mengatakan: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Di atas kayu salib tersedia pengampunan atas dosa kita. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." : Juli! Kamu ke kamar dulu! : Eh, enak saja saya juga mau tahu! : Nanti saya akan ceritakan kepadamu kalau sudah selesai. Kalau saya tidak bisa akan saya suruh Denny.

Juli memandang Denny. Denny menganggukkan kepala tanda setuju. Lalu Juli keluar dari panggung meninggalkan Denny dan Jonny berdua. Jonny : Denny, lebih baik kamu khotbahkan itu di gereja saja! Denny : Jon, Alkitab mengatakan: “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” Oleh sebab itu kamupun tidak dapat mengerti kenapa mereka sibuk melayani, membuang tenaga bahkan dana. Jonny : Sudah, sudah! Saya tidak mau memulai pertengkaran diantara kita hanya karena Yesusmu itu. Dari pada sibuk memikirkan hal itu lebih baik aku bersenang-senang. Denny : Jonny, saya menyesal kamu menolak Dia seperti ini! Tetapi demikian pun Ia tetap mengasihimu, Jon! Allah menginginkan kita semua selamat dari murkaNya karena pemberontakan kita dan dosa-dosa kita. Jonny : Sudah ku katakan jangan kamu ulangi khotbahmu di rumah ku ini! Suasana menjadi tegang dan hening seketika. Lagu “Karena Begitu Besar Kasih Allah” berkumandang. Denny : Jon……! Malam ini kami mengadakan perayaan Natal. Kami semua mengundangmu untuk hadir. Kamu mau kan…..? Jonny : Nanti sajalah! Tiba-tiba telepon berdering. Jonny lalu pergi mengangkat telepon. Jonny : Hallo! Ya, Gun! Ada apa….? ………..Malam ini…..? Ya, kebetulan sekali aku enggak ada acara. Ke mana kita….? Bagaimana kalau ke Fire Discotik…? Saya dengar ada undian…..OK? Ya, siapa tahu kita menjadi pemenangnya…! Jam berapa?….. Ok….! Saya jemput kamu ya….?! OK! Jonny Denny Jonny

: Sorry, Den! Saya tidak bisa ikut kamu ke gereja. Saya ada janji dengan Gunawan! : Jon……! (berdiri) : Saya mau keluar dulu, sumpek di sini! (Jonny berjalan keluar dari panggung)

Terdengar suara mobil menjauh…….

Denny duduk kembali sambil termenung lalu ia berdoa untuk Jonny. Lagu “Sebuah Hadiah” terdengar Paijo masuk ke panggung.

Doa (NARATOR) : Tuhan Jesus, saya minta pengampunanMu atas kekeliruan Jonny. Saya tahu bahwa Engkau sangat mengasihinya………………..! Mohon kiranya Engkau mengetuk sekali lagi hatinya supaya ia mau membukanya untuk Dikau. Bapa, saya berdoa supaya Jonny bertobat dari segala dosa-dosanya supaya ia memperoleh keselamatan dan tidak turut dihukum di neraka. Biarlah Natal kali ini, Engkau mengirimkan kedamaian di keluarga ini.

Paijo Denny Paijo Denny Paijo Denny Paijo Denny Paijo

: Nak Denny, kog sendirian….? Den Jonny mana? : Eh, Pak Paijo! Ia sudah keluar….! Saya mengajaknya ke gereja tapi ia tidak mau. : Yach, banyakkan anak muda sekarang lebih menuruti nafsunya daripada ke gereja. Jarang ada yang seperti nak Denny! : Ah, Pak Paijo ada ada saja! Saya hanya menasehatinya. : Anak sekarang mana bisa dinasehati….! : Pak Hendro di mana ya…? Dari tadi saya tidak nampak beliau. : Katanya sih akan tiba dari Singapura bersama tamunya pukul 11.00 nanti. :Yach…! Kalau begitu saya permisi dulu Pak! : Mari, mari……!

Paijo dan Denny berjalan keluar dari panggung. Layar ditutup. Babak-2 selesai.

NARATOR Natal sudah merupakan perayaan di seluruh dunia. Di toko-toko, supermarket, dan di pusat perbelanjaan lainnya kita sering mendengar lagu-lagu Natal di bulan Desember. Bahkan di di diskotik pun Jonny mendengarkan lagu Natal yang sudah dikemas dengan nuansa hura-hura dan pesta pora. Tetapi apakah arti Natal sesungguhnya…..? Bagi keluarga Hendro, Natal kali ini membawa perubahan besar ! Sungguh merupakan Hadiah Natal buat Tuhan.

Scene-3 Setting Ruang tamu keluarga Pak Hendro Terdengar suara bell yang dipijit berulang-ulang. Bu Hendro masuk ke panggung dan bergegas ke arah pintu untuk membukanya. Bu Hendro : Aduh….! Kenapa kamu Jon….! Jon….! (sambil membopong Jonny. Jonny merintih kesakitan) Paijo….! Paijo……! Denny dan Bu Hendro mendudukkan Jonny ke kursi. Paijo masuk ke panggung. Paijo : Aduh den Jonny! Bu Hendro : Paijo cepat ambilkan seember air untuk kompress. Paijo bergegas ke dalam untuk mengambil air kompress sambil bergumam pada dirinya sendiri, “Aduh, den Jonny! Kog bisa jadi begini.” Bu Hendro segera masuk mengikuti Paijo ke dalam. Maria Denny Maria Jonny

: Gimana sih ceritanya sampai kamu bisa dikeroyok sama berandalan…...? : Sebenarnya bukan berandalan Maria. Mereka itu adalah kawan Jonny sendiri! : Apa…….? (tidak percaya) Enggak salah kamu Den…..? : A…..a…apa…yang …dikatakan Denny tidak salah…! Aduh…..h…..h….hh!

Paijo masuk ke panggung membawa sebaskom air dan handuk. Paijo : Nak Denny, ini airnya….! Maria mengambil handuk dari tangan Paijo dan segera mengkompress luka-luka Jonny. Sekali-kali terdengar jeritan sakit dari Jonny. Tiba-tiba bell pintu depan berbunyi. Paijo segera membuka pintu. Paijo Juli Ita Denny

: Non….! : Lho kenapa ini…..?! : Ada apa ini Denny……?! : Jonny, abangmu dikeroyok sama teman-temannya……!

Bu Hendro masuk ke panggung sambil mambawa minuman untuk Jonny. Ita : Bu! Bu Hendro : Siapa saja teman yang mengeroyok kamu Jon..! Katakan sama Mama. Biar mama panggil polisi untuk menangkap mereka. Maria : Iya…! Katakan siapa-siapa saja mereka. Bu Hendro : Belum tahu mereka siapa keluarga Hendro. Akan saya jebloskan mereka semua ke penjara. (Bu Hendro segera mengeluarkan HP-nya dan menelepon) Ita : Bu Hendro, saya pikir ada baiknya kita check dulu kejelasan peristiwa ini, Bu! Denny : Benar apa yang dikatakan Ita, Bu Hendro!

Juli Bu Hendro Maria Denny Jonny Bu Hendro Paijo Bu Hendro

Jonny

Juli

Ita Maria Jonny

Bu Hendro Jonny Denny

Maria Bu Hendro Juli Jonny Denny Maria Bu Hendro Juli Bu Hendro

: Eh, mana boleh begitu! Masak sudah babak belur masih harus dicek lagi siapa yang salah dan siapa yang benar. Enak saja……! : Iya! Saya akan telepon Papamu, biar dikasih pelajaran agar mereka tahu siapa kita! : Tante, kita tanyakan sumber permasalahannya dengan Jonny dulu. Baru kita tempuh melalui jalur hukum. Bagaimana….? : Iya, saya setuju! Lagi pula kita tidak boleh main hakim sendiri. : Sebenarnya yang salah adalah saya…….! Saya kalah berjudi dengan mereka…….! : Jonny……! Kenapa kamu main judi…..? : Iya Den! Main judi itu kualat loh Den….! : Apa ada yang kurang di rumah ini….? Semua keinginanmu tidak ada yang tidak Papa-Mama penuhi. Coba katakan apa lagi yang kamu inginkan…? Apa kamu kekurangan uang….? : (sambil menangis) Sore itu setelah saya menolak ajakan Denny ke gereja. Saya dan Gunawan keluar jalan-jalan. Di dalam hati, saya merasa gelisah. Saya benci Mama….! Saya benci kalian semua karena saya tidak bisa seperti kalian. Ma! Bukan materi yang Jonny butuhkan! Semuanya itu sudah cukup buat Jonny. Ma, kami butuh kehadiran Mama dan Papa (menangis).

: Ma…! (marah dan kecewa) Mama sibuk saja dengan urusan Mama, tanpa memperdulikan kami. Juli kadang merasa lebih bahagia menjadi bagian dari keluarga Ita……….. : Juli (memotong pembicaraan), tidak baik bicara begitu kepada orang tua…! : Sudahlah! Yang terpenting sekarang adalah bagaimana mengobati luka-luka Jonny. : Denny! Maafkan atas perlakuan saya tadi pagi! Saya merasa apa yang kamu katakan ada benarnya…… Makanan tidak menjamin kebahagiaan. Orang yang menerima makanan…. justru mereka yang menyalibkan Tuhan. : Maafkan Mama, sayang…..! : Den! Saya baru menyadari betapa panjang sabar Tuhan kepada saya. Ia membuat saya sadar akan semua perbuatan saya dengan kejadian ini. : Ya, Tuhan tetap menunggu kepulanganmu. Sama seperti Ia berdoa untuk mereka yang telah menyalibkanNya demikianlah tanganNya terbuka buat semua orang. Tuhan sangat mengasihimu, Jon! : Jon, kami semua juga mengasihimu! (melihat kepada Bu Hendro. Bu Hendro menganggukan kepalanya kepada Jonny) : Maafkan Mama sayang. Mama jarang memperhatikan kalian. : Maafkan Juli Mam….! : Denny, maaf saya tidak bisa ikut kalian merayakan Natal di gereja. : Tidak apa-apa, yang penting kamu sudah menyadarinya. : Nanti selesai Natal kami akan mengajak teman-teman untuk merayakannya di rumahmu ini. Bagaimana…? : Yach….! Rumah kita perlu terang Tuhan. : Seperti terang yang dibawa oleh Bintang Timur di malam Natal : Maria, ajaklah semua teman-teman kalian. Ibu akan menyiapkan segalanya buat

perayaan Natal di rumah ini. Bu Hendro melihat ke Juli dan Jonny Bu Hendro : Mama akan menelepon Papa agar cepat pulang. Malam ini kita sekeluarga akan merayakan kelahiran Tuhan Yesus. Juli : Mama, Juli mau ajak Papa dan Mamanya Ita untuk bergabung, bolehkan….? Bu Hendro : Tentu saja boleh! Kalian boleh mengajak siapa saja ke rumah ini! Jonny/Juli : Terima kasih Ma! Bu Hendro, Jonny dan Juli saling berpelukkan Lagu “Dua Ribu Tahun” berkumandang… layar ditutup.

T.a.m.a.t

© Copyright

by Yong Ming Soli Deo Gloria

Related Documents

Natal Yang Hilang
June 2020 25
Desa Yang Hilang
October 2019 46
Yang Hilang Dari Wanita
November 2019 53
Cinta Yang Hilang
November 2019 43
Buah Pisang Yang Hilang
November 2019 39
Bagian Yang Hilang
April 2020 42