Naskah_roleplay Salinan.docx

  • Uploaded by: astika
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Naskah_roleplay Salinan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,574
  • Pages: 9
KEPERAWATAN KOMUNITAS I TUGAS NASKAH ROLEPLAY : KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG KETERBELAKANGAN MENTAL

oleh Kelompok 14 Larasmiati Rasman

NIM 132310101018

Novaria Dyah Ayu P

NIM 132310101022

Nuzulul Kholifatul F

NIM 132310101048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 2014

NASKAH ROLEPLAY : TUGAS KESEHATAN KELUARGA DENGAN RETARDASI MENTAL  Pengkajian

Perawat

: Selamat sore. . . apa benar ini rumah keluarga Tn. X ?

Ny. B

: (Berdiri didepan pintu). Iya sore. Iya benar. Ada perlu apa? Silahkan duduk.

Perawat

: Saya apoteker X, dari puskesmas Sumberwaras. Dipuskesmas tempat

saya

bekerja

saya

mendapatkan

tugas

untuk

mengidentifikasi status kesehatan keluarga ibu dan bapak. Saya akan menanyakan beberapa pertanyaan. Apakah ibu dan bapak bersedia? Tn. X

: Apa pentingnya untuk keluarga kami? (tampak ketus).

Perawat

: Tujuan dari identifikasi ini yaitu agar keluarga bapak dapat memperoleh kesehatan yang lebih baik. Serta mendeteksi kemungkinan yang akan terjadi/mengancam kesehatan keluarga bapak.

Tn. X

: Memangnya keluarga saya penyakitan?

Perawat

: Bukan begitu bapak.

Tn. X

: (memotong pembiacaraan perawat). Baiklah. .tapi jangan lamalama.

Perawat

: Bolehkah saya tahu, usia bapak dan ibu serta berapa orang yang tinggal dalam rumah ini?

Tn. X

: Saya umur 50 tahun (sembari meninggalkan ruangan).

Ny. B

: Saya 45 tahun, kami mempunyai seorang anak laki-laki berumur lima belas tahun bernama An. H.

Perawat

: Bolehkah anak ibu dipanggil kemari?

Ny. B

: Maaf anak saya sedang sakit, dia sedang istirahat (Menundukkan kepala).

Perawat

: Bagaimana kegiatan An. H disekolah bu? Apa dia sering mengalami sakit?

Ny. B

: An. H putus sekolah kelas lima SD. Keadaan anak saat temanteman seumurannya dapat berjalan, dia belum bisa. Saat kelas dua SD, tetangga selalu memanggil anak saya dengan sebutan idiot.

Perawat

: (mendengarkan).

Ny. B

: Saya sedih. . tetangga selalu meremehkan anak saya.

Perawat

: Apakah ibu pernah memeriksakan penyakit anak ibu kerumah sakit?

Ny. B

: Pernah satu kali. Kata dokter anak saya mengalami cacat mental.

Perawat

: Pernahkah ibu menanyakan dan mengetahui penyebab keadaan anak ibu seperti itu?

Ny. B

: Tidak pernah, cuma sekali waktu periksa saja. Saya cuma curiga kenapa anak saya mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Saya takut memang anak saya idiot seperti yang tetangga bicarakan. Saat saya periksa kata dokter anak saya begitu karena kurang asupan gizi saat masa kehamilan. Setelah itu saya tidak pernah memeriksakan kembali karena tidak punya uang. Saya dan suami hanya lulusan SD dengan pekerjaan menjadi seorang buruh tani.

Perawat

: Adakah kondisi lain yang mungkin dapat menjadi penyebab yang ibu ketahui?

Ny. B

: Sebelum saya hamil, saya pernah periksa ,kata dokter saya mengidap penyakit Rubella. Ntah apa penyakit itu berbahaya atau tidak saya juga tidak tahu.

Perawat

: saat ibu melahirkan bagaimana status penyakit yang ibu derita menurut dokter?

Ny. B

: Saya melahirkan didukun beranak dekat sini sus. Saat itu suami saya melarang saya melahirkan dibidan atau rumah sakit karena tidak punya uang. Menurutnya dukun beranak tetangga saya lebih ahli urusan melahirkan dan biayanya juga murah sus.

Perawat

: Kapan ibu menyadari anak ibu mengidap penyakit tersebut?

Ny. B

: Ya. . saat anak saya umur 9 tahun. Saat itu saya curiga karena anak saya tidak dapat merespon seseorang yang berinteraksi dengannya dengan tindakan yang sesuai. Dia cenderung bertingkah laia sulit mengucapkan kata-kata. Dia juga tidak dapat berbicar lantang layaknya anak seusianya. Jika kemauannya tidak diberikan dia cenderung marah, pasif terhadap kondisi sekelilingnya.

Perawat

: Apakah tetangga ibu merespon baik keadaan anak ibu?

Ny. B

: Tentu saja tidak, sebagian besar tetangga saya orang Madura. Wataknya keras, keadaan anak saya menjadi hal yang aneh untuk mereka. Mereka sering mengucilkan anak saya.

Perawat

: Pernahkah ibu mendiskusikan terapi atau usaha penyembuhan untuk anak ibu dengan suami?

Ny. B

: Pernah. Tapi suami saya menolak. Dia enggan mengakui anak saya. Dia menganggap An. H adalah beban dikeluarga ini. Semenjak keadaan An. H begitu saya tidak pernah bertemu dengan keluarga suami saya, karena dilarang.

Perawat

: Tapi, apakah Tn. X tetap baik dan mecukupi kebutuhan keluarga ibu?

Ny. B

: Tetap. Tapi dia menolak jika saya membicarakan tentang keadaan An. H. Saat dia marah dia akan memukuli An. H. Setelah itu dia akan kembali baik.

Perawat

: Apakah keluarga ibu sering meluangkan waktu bersama untuk rekreasi atau liburan?

Ny. B

: Ya, mana pernah sus. Paling anak saya cuma nonton TV dirumah bersama saya dan sesekali dengan suami saya.

Perawat

: Em, usaha apa yang ibu telah lakukan untuk penyembuhan anak ibu?

Ny. B

: Ya Cuma ya saya ceritakan tadi itu sus, ditambah lagi saya berdoa setiap selesai shalat berjemaah.

Perawat

: Baik ibu, bolehkah saya melakukan pemeriksaan fisik pada An. H dan keluarga untuk memastikan lebih jelasnya status kesehatan keluarga ibu.

Ny. B

: Boleh. (menuju kamar An. H).

Perawat

: Baik ibu, saya akan melakukan pemeriksaan fisik pada An. H. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini untuk mendapatkan data fisik untuk menentukan status kesehatan keluarga.

Ny. B

: Iya sus.

Perawat

: Selamat siang adik, saya perawat X. Hari ini saya akan melakukan pemeriksaan fisik pada adik. Apakah adik bersedia?

An. A

: (senyum)

Perawat

: Baik adik, jika adik setuju kita akan mulai untuk pemeriksaan fisik ya?

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan

Tn. X

Fisik

Kepala

Ny. B

An. H

Rambut besih, tidak Rambut besih, tidak ada Terjadi kebotakan, rambut tipis, ada luka

luka maupun benjolan

tidak

ada

benjolan,

Tanda Vital

N : 75

N : 78

RR : 20

RR : 20

S : 37

S : 37

TD : 130/90

TD : 110/80

Tidak terkaji

luka

maupun

BB : 63 Kg

BB : 49 Kg

TB : 165 cm

TB : 155 cm

Mata

Tidak anemis

Tidak anemis

Tidak anemis

Hidung

Tidak bersekret

Tidak bersekret

Tidak bersekret

Mulut

Mukosa

BB dan TB

lembab, Mukosa

menelan tidak sulit

Tidak terkaji

lembab, Mukosa lembab, menelan tidak

menelan tidak sulit

sulit, berbicara tidak jelas, kesulitan berbicara.

Leher

Tidak ada benjolan, Tidak ada benjolan, dan Tidak dan

kelenjar

limfe kelenjar

tidak membesar

limfe

ada

benjolan,

dan

tidak kelenjar limfe tidak membesar,

membesar

ada bekas operasi pengangkatan kelenjar

Dada

Bunyi

jantung

dan Bunyi jantung dan paru Bunyi jantung dan paru normal

paru normal

normal

Abdomen

Tidak ada kembung

Tidak ada kembung

Tidak ada kembung

Genital

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

Tangan

Tidak ada keluhan

Kulit pada kedua tangan Tidak ada keluhan mengelupas alergi tangan

sabun

akibat pencuci

Kaki

Tidak ada keluhan

Perawat

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

: Baik adik, pemeriksaan fisiknya sudah selesai, adik hembat adik pintar. Adik dapat bekerja sama dengan baik. Untuk latihan-latihan atau tindakan selanjutnya kita akan lakukan besok pagi jam delapan, apakah adik bersedia?

An. H

: Hahahah (senyum).

Perawat

: Begini buk dari hasil pemeriksaan fisik anak ibu. Dapat ditarik diagnosa keperawatan yaitu: . . (Munculin gambar diagnosa).

Perawat

: Baik ibu dari diagnosa yang didapatkan saya akan membuat beberapa perencanaan pengobatan untuk An. H, Tindakan selanjutnya akan dilaksanakan besok jam delapan ya bu, apakah ibu bersedia?

Ny. B

: Baik sus

Keesokan harinya Perawat

: Selamat pagi bu, sesuai dengan kontrak kemarin, hari ini saya akan memberikan tindakan-tindakan dari rencana asuhan yang yang kemarin.

Ny. B

: Baik sus.

Perawat

: Baik bu, kali ini kita akan mendiskusikan tentang retaedasi mendal. Menurut ibu retardasi mental itu apa?

Ny. B

: Ya itu, retardasi mental ya penyakit idiot itu.

Perawat

: Retardasi mental adalah penurunan intelegensi sehingga khasnya anak RM memiliki kemampuan dibawah anak-anak yang normal. RM ini bisa terjadi sejak lahir atau masa anak-anak.

Ny. B

: Oh begitu sus?

Perawat

: Menurut ibu apa yang menjadi penyebab dari retardasi mental?

Ny. B

: Seperti kata dokter dulu, mungkin karena asupan gizinya kurang ya?

Perawat

: Iya, asupan gizi saat kehamilan merupakan salah satu penyebab, penyebab lain yaitu genetik. Riwayat penyakit sang ibu saat hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin yang dikandungnya.

Ny. B

: Oh, rubella itu mungkin sus.

Perawat

: Iya, betul ibu. Bagaimana apa kita akan terus meneruskan diskusi ini atau ada yang ingin ibu tanyakan?

Ny. B

: Iya sus, terusapa pencegahan agar retardasi mental ini tidak terjadi?

Perawat

: Deteksi sedini mungkin adanya penyakit retardasi mental, untuk mengetahui dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Selain itu juga upaya memperhatikan asupan gizi anak, memastikan asupan gizi anak cukup baik saat melahirkan maupun saat masa pertumbuhan, memberikan perlindungan pada anak misalnya imunisasi dini.

Ny. B

: Lalu bagaimana dengan anak saya sus, hubungan keluarga saya menjadi tidak seperti dulu. Saya ingin seperti keluarga lainnya.

Perawat

: Anak retardasi metal mempunyai kekurangan dalam hal intelegensi atau kemampuan, sehingga usaha seperti kursus, pelatihan, kursus menjadi penunjang yang bermanfaat untuk mendapatkan perkembangan yang optimal.

Ny. B

: Oh begitu, lalu bagaimana dengan suami saya?

Perawat

: Ibu harus memotivasi beliau, agar dapat menerima kondisi sekarang. Sehingga dapat bersama-sama mementau pertumbuhan An. H.

Ny. B

: Adakah usaha lain yang dapat dilakukan?

Perawat

: Bapak dan ibu bisa mengikuti konseling. Selanjutnya perkembangan dan pertumbuhan anak H harus dipantau dan diperhatikan.

Ny. B

: Baik sus, saya akan melakukan hal itu. Saya ingin anak saya sembuh atau suami saya dapat menerima keadaan anak saya.

Perawat

: baik ibu, saya akan terus memantau perkembangan anak ibu, terimakasih atas kerjasama ibu, ibu adalah ibu yang hebat saya. Kalau begitu saya permisi ya bu.

Ny. B

: iya sus, terimakasih.

Gambar/ bacaan muncul : Penaganan retardasi mental yaitu dengan : 1. Pelatihan makan tanpa tumpah 2. Membantu anak untuk sosialisai 3. Menghindari mengurung anak dikamar 4. Hindari anak dari perasaan diabaikan 5. Menerima kondisi anak, menjauhi rasa malu dan berikan pelatihan pelatihan.

More Documents from "astika"

Aaaa.docx
November 2019 12
Dokumen-1.docx
April 2020 7
3.docx
December 2019 8
Dokumen (2).docx
April 2020 5