NAMA NPM KELAS
: PUTU AYU ASTINI : 1732122036 : E5. MANAJEMEN
PERMASALAH DALAM SUMBER DAYA MANUSIA 1.
Pada perusahaan “A” terdapat suatu permasalahan dalam sikap dan budaya yang ada pada karyawannya, departemen SDM pada perusahaan “A” sering dipusingkan dengan masalah ketidakdisiplinan yang terjadi di perusahaan tersebut, budaya jam “karet” bukanlah hal yang asing yang ditemukan pada perusahaan “A”. Masalah ketidakdisiplian ini memang merupakan salah satu hal yang sulit untuk dihindari karena masih banyak orang-orang yang biasanya menyimpang dari prosedur atau peraturan yang berlaku. Kurangnya ketegasan dari pimpinan juga membuat para karywannya masih saja sering melanggar aturan tersebut sehingga, banyak pekerjaan yang terkadang terbengkalai dan memperlambat kemajuan perusahaan “A” tersebut.
2. Dalam menjalani karirnya sebagai HR di PT. penyaluran tenaga kerja ke luar negri atau outsourcing. HR menyampaikan bahwa banyak masalah yang ia hadapi terkait dengan hubungan dengan kepegawainya diantaranya banyak karyawan yang pindah kerja, dan sebagai HR terkadang merasa sangat kewalahan dengan memperkerjakan karyawan baru. Karyawan baru tersebut harus mulai mempelajari segala sesuatu dari awal dan menurut beliau ini bisa menjadi masalah besar ketika perusahan ini sedang mendapatkan permintaan pengiriman tenaga kerja. Selanjutnya, permasalahan yang umum terjadi adalah upah atau gaji yang sering kali di nilai terlalu rendah. Dan yang terakhiri ialah konflik yang sering terjadi antara expatriat atau staff asing yang di tempatkan oleh perusahan yang menjalin kerja sama dengan PT. penyaluran tenaga kerja ke luar negri dengan karyawan setempat. Beberapa karyawan mengaku bahwa terkadang perbedaan budaya yang sering kali mengakibatkan munculnya kesalahpahaman. Pada contoh kasus di tahun 2007, PT. ini menjalin kerjasama dengan salah satu hotel di Dubai dalam mencari waitres serta room cleaning service untuk hotel tersebut. Sekitar 3 orang delegasi dari Dubai pun ditugaskan ke Jakarta untuk menyeleksi calon kandidat, karena perbedaan budaya dimana orang Dubai berbicara memang dengan nada keras dan lantang beberapa karyawan merasa bahwa mereka diperlakukan tidak baik. Padahal orang Dubai tidak bermaksud demikian, hal tersebut karena kebiasaan menggunakan intonasi yang tinggi