MANAJEMEN WAKTU BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM MELAKSANAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh: NAILA FITRIAH 1110104000029
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014M/1435 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Naila Fitriah
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 13 April 1992
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jl. Limo Rt. 003 Rw. 05 No. 2 Grogol Selatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan
Telepon/Hp
: 085715892224
Email
:
[email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN 1998 – 2004
: MI. Manbaul Hidayah
2004 – 2007
: MTs. Al-Falah
2007 – 2010
: MA. Al-Falah
2010 – 2014
: S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SCHOOL OF NURSING FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduate Thesis, July 2014 Naila Fitriah, NIM : 1110104000029 Time Management of Study of Nursing Student within Problem Based Learning (PBL) Method at State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta
xii + 81 pages + 12 tables + 2 charts + 7 attachments ABSTRACT Application of Problem Based Learning (PBL) is a stimulation to student, because it is a new method at School of Nursing of State Islamic University Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta since year 2012. Student who has good time management will get maximal process and academic performance. This descriptive study was to determine characteristic and time management of nursing student within Problem Based Learning method in competency based curriculum. The study was taken from 85 nursing students of UIN Syahid grade 1 and 2, using time management questionnaire. Univariate analysis was performed on variables : grade, gender, domicile, another activities, academic index, time management include short-range planning, time attitude, and long-range planning. The result obtained 50.6% students has good time management which the higher percentage is on long-range planning that is 57.6%, and 49.4% students has poor time management which the higher percentage is on short-range planning that is 44.7%. Early introduce to PBL method is needed for first grade students. Kata Kunci : Problem Based Learning, Time Management, Nursing Student Daftar Bacaan : 60 (1991-2013)
i
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, Juli 2014 Naila Fitriah, NIM : 1110104000029 Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta xii + 81 halaman + 12 tabel + 2 bagan + 7 lampiran ABSTRAK Penerapan Problem Based Learning (PBL) merupakan stimulus bagi mahasiswa karena baru diterapkan pada Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah (PSIK UIN Syahid) Jakarta sejak tahun 2012. Manajemen waktu yang baik pada PBL dapat menghasilkan proses PBL dan penampilan akademik yang maksimal. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk menggambarkan karakteristik serta manajemen waktu mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode Problem Based Learning dalam kurikulum berbasis kompetensi. Responden penelitian berjumlah 85 mahasiswa PSIK UIN Syahid Jakarta. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner manajemen waktu. Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel : angkatan, jenis kelamin, tempat tinggal, kegiatan selain kuliah, indeks prestasi, manajemen waktu meliputi perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu dan perencanaan jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan 50,6% mahasiswa memiliki manajemen waktu yang baik dengan persentase tertinggi pada subvariabel perencanaan jangka panjang yaitu sebesar 57,6%, dan 49,4% mahasiswa memiliki manajemen waktu tidak baik dengan persentase tertinggi pada subvariabel perencanaan jangka pendek yaitu sebesar 44,7%. Pengenalan dini terkait metode PBL perlu diberikan pada mahasiswa keperawatan tingkat awal.
Kata Kunci Daftar Bacaan
: Problem Based Learning, Manajemen Waktu, Mahasiswa Keperawatan : 60 (1991-2013)
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan InayahNya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Shalawat dan salam senantiasa kita junjungkan kehadirat Nabi Muhammad SAW. Selama proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. DR (hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep. MKM, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik. 3. Bapak Karyadi, M. Kep, Ph. D, selaku Dosen Pembimbing pertama yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dosen Pembimbing kedua yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.
iii
5. Pihak Kementerian Agama RI serta Pengelola PBSB yang telah memberikan kepercayaan kepada peneliti untuk mendapatkan beasiswa dalam Program Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga peneliti bisa menempuh studi disini. 6. Saudara-saudaraku dalam naungan rumah CSS MoRA, baik CSS MoRa Nasional maupun CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan semangat, inspirasi dan ilmu yang tak hentihentinya. 7. Segenap Staf bidang Akademik dan Administrasi FKIK dan Program Studi Ilmu Keperawatan 8. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, Orang tua tercinta (Ibu Hj. Salamah dan Bapak (alm) H. Aselih) terima kasih atas segala pengorbanan dan dukungan yang telah kau berikan untukku, yang selalu menyayangiku, mengasihiku, terima kasih atas doa yang telah engkau panjatkan untukku. 9. Kakak-kakak dan adik tersayang (Siti Kholilah, Taufik Hidayat, Miftahussurur, Siti Barsisoh, Hamidah, Ka Trias, Ka Damai) yang selalu memberikan semangat dan motivasi tiada hentinya kepada peneliti. 10. Seseorang terkasih dan tercinta yang selalu memberikan do’a, motivasi, dan dukungannya selama penulisan skripsi ini. 11. Teman sepermainan “My Rainbow” (Desy, Fidah, Fitri, Nina) yang telah memberikan dukungan dan pembelajaran kepada peneliti.
iv
12. Seluruh teman-temanku di Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2010 yang telah menjadi penyemangat kuliahku terima kasih atas partisipasi kalian. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Jakarta, Juli 2014
Naila Fitriah
v
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK ……………………………………………………………….
i
ABSTRACT………………………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………
iii
DAFTAR ISI……………………………………………………...………
vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………...……
x
DAFTAR BAGAN…………………………………………………..……
xii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….…….
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………………………….
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………
8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………….…….
10
1. Tujuan Umum………………………………………………….
10
2. Tujuan Khusus…………………………………………………
10
D. Manfaat Penelitian……………………………………………...….
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Waktu…………………………………..…………….
14
1. Definisi Manajemen Waktu………………………………...….
14
2. Pengguna Manajemen Waktu………………………………….
15
3. Studi Empiris Manajemen Waktu………………..…………….
16
vi
4. Instrumen Manajemen Waktu………………..……………….. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu……… 6. Strategi Manajemen Waktu………………..…………….……. B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) ………… 1. Profil AIPNI………………..…………………………………. 2. Sejarah AIPNI………………..………………………………... 3. Visi Misi………………..……………………………………... 4. Kebijakan AIPNI………………..…………………………….. C. Problem Based Learning (PBL) ………………..……………… 1. Definisi Problem Based Learning (PBL) ………………..…… 2. Tujuan Utama Metode Problem Based Learning…………… 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL………………..…… 4. Proses Problem Based Learning………………..……………... 5. Unsur-unsur dalam Problem Based Learning……………….. 6. Macam – macam Tahap Kegiatan PBL………………..……… 7. Kendala dalam Pelaksanaan Problem Based Learning……… D. Kerangka Teori………………..…………………….......................
24 27 30 32 32 32 33 33 34 34 35 36 37 38 41 44 45
E. Penelitian Terkait………………..………………………………
45
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep………………..……………………………….
47
B. Definisi Operasional………………..…………….………………
49
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian………………..…………….…………………...
52
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………..…………….………
53
C. Instrumen Penelitian………………..…………….………………..
53
D. Populasi dan Sampel………………..…………….……………….
55
1. Populasi………………..…………….………………………...
55
2. Sampel…………………………………………………………
55
E. Pengumpulan Data………………………………………………..
55
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian………………
56
G. Pengolahan Data…………………………………………………...
58
H. Tekhnik Analisa Data……………………………………………...
59
vii
BAB V HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………
61
B. Karakteristik Responden…………………………………………..
63
C. Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa terhadap Penerapan PBL...
64
BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden…………………………………………..
71
1. Angkatan Tahun Pembelajaran……………………………….
71
2. Jenis Kelamin………………………………………………….
72
3. Tempat Tinggal………………………………………………...
73
4. Kegiatan selain Kuliah…………………………………………
74
5. Indeks Prestasi Terakhir……………………………………….
75
B. Gambaran Manajemen Waktu……………………………………
75
C. Keterbatasan Penelitian……………………………………………
78
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………
79
B. Saran……………………………………………………………
80
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Matrik Pengelolaan Waktu ……………………………………..
31
Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan PBL………………………………..
36
Tabel 2.3 Langkah “Seven Jump” PBL……………………………………
41
Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………….
49
Tabel 4.1 Kisi – Kisi Kuesioner Manajemen Waktu………………………
54
Tabel 5.1 Distribusi berdasarkan
Frekuensi
Responden
Karakteristik
di
Mahasiswa UIN
Syarif
Keperawatan Hidayatullah
Jakarta…………………………………………………………... Tabel 5.2 Distribusi
Frekuensi
Responden
Mahasiswa
63
Keperawatan
berdasarkan Manajemen Waktu Belajar terhadap Penerapan PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……………………….. Tabel 5.3 Distribusi
Frekuensi
Karakteristik
Responden
64
Mahasiswa
Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…………………………………….. Tabel 5.4 Distribusi
Frekuensi
Responden
Mahasiswa
65
Keperawatan
berdasarkan Manajemen Waktu Belajar tiap Subvariabel di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……………………………….. Tabel 5.5 Distribusi
Frekuensi
Jawaban
Responden
67
Mahasiswa
Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Subvariabel Perencanaan Jangka Pendek……………………… Tabel 5.6 Distribusi
Frekuensi
Jawaban
ix
Responden
Mahasiswa
68
Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Subvariabel Sikap terhadap Waktu…………………………….. Tabel 5.7 Distribusi
Frekuensi
Jawaban
Responden
69
Mahasiswa
Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Subvariabel Perencanaan Jangka Panjang………………………
x
70
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1
Kerangka Teori…………………………………………………
45
Bagan 3.1
Kerangka Konsep………………………………………………
48
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Izin Uji Validitas & Reliabilitas
Lampiran 2
Surat Izin Penelitian
Lampiran 3
Penjelasan Penelitian untuk Responden
Lampiran 4
Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 5
Kuesioner Penelitian
Lampiran 6
Hasil Uji Validitas
Lampiran 7
Hasil Penelitian
xii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen waktu merupakan masalah utama pada mahasiswa di perguruan tinggi yang dapat mempengaruhi bagaimana mahasiswa dapat mengelola waktu yang tersedia dan dapat mempertanggungjawabkan akademik (Bunhomme dalam Mirzaei et al., 2012). Mahasiswa dituntut untuk dapat memiliki manajemen waktu yang baik, karena manajemen waktu merupakan keahlian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap mahasiswa (Liveris & Cavanagh, 2012). Sansgiry et al., (2006) mendefinisikan
manajemen
waktu
bagi
mahasiswa
merupakan
sekumpulan kemampuan bertingkah laku yang penting dimiliki dalam mengelola pembelajaran dan beban kuliah. Menurut Sansgiry et al., (2006) keterampilan manajemen waktu bagi mahasiswa
meliputi kegiatan seperti melakukan perencanaan,
memprioritaskan pekerjaan, persiapan ujian, dan mengikuti jadwal. Prestasi akademik yang baik dapat dicapai dengan menyeimbangkan manajemen waktu dan teknik belajar yang efektif. Menurut Kwan & Ko (2002) Perilaku manajemen waktu yang baik seperti mengatur tujuan dan prioritas kegiatan dapat memudahkan pekerjaan, meminimalkan stress, bekerja menjadi lebih efektif, dan akademik yang sukses. Menggunakan waktu lebih efektif memungkinkan mahasiswa keperawatan untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan 1
2
pribadi, menjadi lebih sukses dalam ujian, dan mempersiapkan diri pada lingkungan klinis (Mirzaei et al., 2012). Proses pembelajaran terkait manajemen waktu salah satunya berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan di perguruan tinggi. Paradigma pengajaran yang menitikberatkan pada pendidik dalam mentransformasikan pengetahuan telah bergeser pada peran peserta didik dalam mengembangkan peran dan kemampuan yang dimiliki. Kurikulum di perguruan tinggi saat ini telah diubah dari kurikulum berbasis pada isi (content) menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berdasarkan SK Mendiknas No 232/U/2002. Pengembangan mutu pembelajaran menuju kurikulum berbasis kompetensi dalam hal ini tidak lagi berbentuk teacher- centered contentoriented (TCCO) tetapi diganti dengan menggunakan prinsip studentcentered learning (SCL). Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan SCL menjadi salah satu pilihan dalam KBK (Kunaefi, 2008). Tahun 2008 semua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan surat keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan, akan tetapi belum semua program studi S1 keperawatan menerapkannya (AIPNI, 2010). Perubahan paradigma metode pembelajaran berpusat pada peserta didik telah diterapkan pada beberapa perguruan tinggi baik di dunia maupun di Indonesia, salah satunya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Ilmu Keperawatan. Melatih berpikir
3
analitis, kreatif, berfikir kritis dan manajemen waktu dapat dilakukan dengan pendekatan SCL yang salah satunya menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) atau studi kasus (Kunaefi, 2008). Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang cocok digunakan pada mahasiswa kedokteran, keperawatan, farmasi, manajemen, teknik, dan arsitektur (Boud & Felleti, 1998). Proses belajar metode ini tidak lagi bersifat satu arah dan dosen hanya berperan sebagai fasilitator bukan lagi pemberi materi seperti dalam metode tradisional atau conventional. Metode ini juga menuntut mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan berbekal materi-materi yang harus dibaca sebelum memasuki kelas, sehingga metode ini menuntut mahasiswa untuk lebih aktif mencari informasi. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga mahasiswa menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat memecahkan masalah tersebut (Nursalam & Efendi, 2008). Penelitian Lin et al., (2010) menyatakan bahwa metode pembelajaran PBL efektif dibandingkan dengan metode conventional. Menurut Emerald et al., (2013) terdapat keuntungan dan kekurangan dalam metode PBL. Keuntungan dari metode PBL adalah memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan pendapat mahasiswa dari masalah dalam pembelajaran, meningkatkan keahlian berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi, memudahkan dalam mengingat kasus-kasus yang diberikan dan dapat memberikan informasi baru. Kekurangan dari metode PBL adalah konsumsi waktu dan terdapat beberapa mahasiswa yang mendominasi dan pasif ketika berdiskusi.
4
Konsumsi waktu yang dimaksud adalah durasi selama mencari literatur, mengumpulkan informasi baru, mempersiapkan presentasi dan kesulitan dari PBL dimana mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk belajar. Metode tersebut identik dengan metode pengajaran yang saat ini baru diterapkan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) sejak tahun 2012. Pada tahun 2006 awal mulanya program ini telah diterapkan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Pendidikan Dokter. Metode pengajaran yang diterapkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Ilmu Keperawatan sebelumnya adalah rata-rata metode tradisional atau conventional yang berupa ceramah dan hanya bersifat satu arah karena di dalam kelas mahasiswa hanya mendengarkan penjelasan materi yang diberikan pengajar. Proses belajar mandiri pada metode PBL dapat menghasilkan self directed learning dalam belajar, diantaranya peningkatan pengetahuan, keahlian,
prestasi,
dan
mengembangkan
diri
dimana
individu
menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu (Gibbons, 2002). Self directed learning penting karena dapat memberikan mahasiswa
kemampuan
untuk
mengerjakan
tugas,
untuk
mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan karakter dan mempersiapkan mahasiswa untuk mempelajari seluruh kehidupan mereka, self directed learning juga dapat mempersiapkan mahasiswa menjadi pelajar yang aktif dan terbaik. Menurut Jennings
5
(2007) self directed learning adalah proses dimana seorang individu mengambil langkah inisiatif dalam mendiagnosis apa yang mereka butuhkan
dalam
pembelajaran,
desain
pengalaman
pembelajaran,
menempatkan sumber-sumber, dan mengevaluasi pembelajarannya. Mahasiswa harus memiliki kemampuan penting yang digunakan untuk mendukung self directed learning yaitu kemampuan self management. Kemampuan self management adalah kemampuan diri dalam mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran antara lain pengaturan waktu, lingkungan belajar, emosi, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran. Kemampuan self management pada penerapan self directed learning salah satunya adalah pemanfaatan waktu. Pemanfaatan waktu oleh mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar berkaitan dengan tanggung jawab pribadi mahasiswa (Hartono, 2011). Pentingnya manajemen waktu yang baik akan menghasilkan kesiapan menghadapi proses PBL secara maksimal karena dalam proses PBL menggunakan self directed learning dimana seorang mahasiswa dituntut untuk mampu mengatur waktu secara mandiri. Penelitian Kocaman (2009) menyatakan bahwa seorang mahasiswa yang memiliki manajemen waktu yang baik dalam mengikuti proses metode PBL akan menghasilkan proses PBL secara maksimal. Penelitian Hartono (2011) mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara pemanfaatan waktu pada kegiatan mandiri dengan penerapan self directed learning pada metode PBL. Seorang self directed learner dapat mengatur waktu sesuai dengan kebutuhan. Self directed learning memberi kebebasan pada self directed
6
learner dalam mengelola kegiatan belajar, dimana pemanfaatan waktu merupakan salah satunya. Penelitian Emerald et al., (2013) menyatakan bahwa metode PBL efektif dilakukan pada mahasiswa kedokteran, dengan metode PBL dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan keahlian berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi. Konsumsi waktu dan terdapat mahasiswa yang dominan dan pasif ketika berdiskusi merupakan kekurangan metode PBL. Konsumsi waktu yang dimaksud adalah durasi selama mencari literatur, mengumpulkan informasi baru, mempersiapkan presentasi dan kesulitan dari PBL dimana mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk belajar. Penelitian Altiok & Ustün (2013) menemukan bahwa penyebab stress pada mahasiswa keperawatan disebabkan oleh ketidakmampuan mengaturan waktu belajar dan waktu liburan. Pada mahasiswa keperawatan dituntut untuk dapat mengelola waktu dengan baik dan dapat menentukan prioritas khususnya dalam kegiatan akademik, seperti mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, dapat mengatur waktu ketika ujian dan tenggang waktu penilaian. Penentuan prioritas dapat juga diterapkan nanti ketika mahasiswa keperawatan telah menjadi seorang perawat, perawat dituntut untuk dapat memiliki kemampuan dalam memilih prioritas mengenai kebutuhan dan kondisi yang lebih dibutuhkan pasien dan memilih terhadap tugas mana yang harus dilakukan terlebih dahulu dan tugas mana yang dapat didelegesikan pada orang lain (Siviter, 2004).
7
Hasil pengkajian data awal melalui penyebaran angket sebanyak 8 pertanyaan yang dilakukan pada tanggal 28 Maret 2014 pada 6 mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta tentang manajemen waktu mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta terhadap metode pembelajaran PBL didapatkan data sebagai berikut: (i) Enam mahasiswa mengatakan merasa kurang tidur dan waktu liburan mereka terganggu dikarenakan merasa terbebani terhadap banyaknya tugas-tugas di kampus. (ii) Empat orang mahasiswa mengatakan sering mengerjakan tugas secara deadline yang disebabkan karena banyaknya tugas atau bertumpuknya dengan tugas lain sehingga mereka lebih memilih tugas yang lebih cepat dikumpulkan terlebih dahulu, sehingga tugas lain menjadi ditunda, sedangkan dua mahasiswa mengatakan tidak. (iii) Enam mahasiswa berpendapat bahwa metode pembelajaran PBL sangat bagus karena mahasiswa menjadi lebih aktif, lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat berdasarkan referensi yang sudah dibaca, dan mahasiswa menjadi memiliki keingintahuan yang besar sehingga mampu menguasai materi dengan baik. (iv) Enam mahasiswa berpendapat sistem PBL terlalu padat, sehingga mahasiswa dituntut untuk dapat memahami materi - materi yang sudah ditentukan, untuk deadline tugas yang waktunya singkat menjadi proses pengerjaan tugas tidak maksimal karena dikejar waktu. Hasil dari studi pendahuluan menggambarkan sebagian mahasiswa belum memiliki manajemen waktu yang baik. Metode pembelajaran yang baru diterapkan tahun 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada kurikulum berbasis kompetensi merupakan sebuah stimulus tersendiri bagi
8
mahasiswa, karena adanya perubahan di berbagai sektor, baik dalam tujuan pembelajaran, target pencapaian, peran mahasiswa serta pengajar, dan lain-lain. Penerapan metode pembelajaran PBL ini dapat dinilai memiliki pengaruh positif ataupun negatif pada hasil akademik tergantung pada bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktunya sesuai jadwal yang tersedia pada kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi. Oleh Karena itu, penulis ingin mengetahui bagaimana manajemen waktu mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. B. Rumusan Masalah Perubahan metode pengajaran yang terjadi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Ilmu Keperawatan dari metode pengajaran tradisional atau conventional ke PBL membawa pengaruh terhadap mahasiswa untuk aktif dan mampu melakukan manajemen waktu yang tersedia pada kegiatan perkuliahan. Dampak dari manajemen waktu yang baik terhadap kesiapan menghadapi proses metode PBL dapat menghasilkan proses PBL yang maksimal dan hasil akademik yang memuaskan. Hasil dari studi pendahuluan menggambarkan sebagian mahasiswa belum memiliki manajemen waktu yang baik, ditandai dengan: mahasiswa yang mengeluh kurang tidur dan waktu liburan terganggu, sering mengerjakan tugas secara deadline, deadline tugas dengan waktu singkat menjadi proses pengerjaan tugas tidak maksimal. Penerapan metode PBL dapat berdampak positif atau negatif pada hasil akademik mahasiswa,
9
tergantung bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktu pada jadwal perkuliahan. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode PBL memberikan stimulus tersendiri bagi mahasiswa untuk mampu mengelola waktu dengan baik, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian “Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana
karakteristik
mahasiswa
Keperawatan
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta? 2. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari angkatan tahun pembelajaran? 3. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari jenis kelamin? 4. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari tempat tinggal? 5. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari kegiatan lain? 6. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dilihat dari indeks prestasi terakhir? 7. Bagaimana
gambaran
perencanaan
jangka
pendek
mahasiswa
keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
10
8. Bagaimana gambaran sikap terhadap waktu mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 9. Bagaimana gambaran perencanaan jangka panjang mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? 10. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa Keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
di
Universitas
Islam
Negeri
Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakterisktik mahasiswa Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Mengetahui
gambaran
manajemen
waktu
mahasiswa
keperawatan dilihat dari angkatan tahun pembelajaran 3. Mengetahui
gambaran
manajemen
waktu
mahasiswa
waktu
mahasiswa
waktu
mahasiswa
keperawatan dilihat dari jenis kelamin 4. Mengetahui
gambaran
manajemen
keperawatan dilihat dari tempat tinggal 5. Mengetahui
gambaran
manajemen
keperawatan dilihat dari kegiatan lain
11
6. Mengetahui
gambaran
manajemen
waktu
mahasiswa
keperawatan dilihat dari indeks prestasi terakhir 7. Mengetahui gambaran perencanaan jangka pendek mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Mengetahui gambaran sikap terhadap waktu mahasiswa keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Mengetahui gambaran perencanaan jangka panjang mahasiswa keperawatan pada metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 10. Mengetahui
gambaran
manajemen
waktu
mahasiswa
keperawatan pada metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Keperawatan Memberikan
sumber
informasi
terkait
manajemen
waktu
mahasiswa dengan metode pembelajaran di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bagi Institusi: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta Penelitian ini memaparkan manajemen waktu mahasiswa terhadap penerapan PBL, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan masukan bagi pihak institusi untuk dapat membantu meningkatkan
12
manajemen
waktu
pada
mahasiswa
keperawatan
sehingga
menghasilkan penampilan akademik yang baik serta lulusan yang disiplin dan mandiri. 3. Bagi Peneliti Lain Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya tentang bagaimana manajemen waktu pada mahasiswa pada metode pembelajaran Problem Based Learning dengan metode lain yang baru.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk melihat gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pertama, dalam menggambarkan penjelasan manajemen waktu, peneliti melakukan tinjauan kritis dari referensi literatur penelitian. Literatur difokuskan pada kemampuan dan perilaku manajemen waktu yang diidentifikasi pada pendidikan, mahasiswa, manajemen, dan sistem pembelajaran. Artikel yang digunakan menggunakan database penelitian ERIC, EBSCOHOST, OVID, dan referensi dari tinjauan manual. Kata kunci yang digunakan dalam penelusuran diantaranya : time management, time management and student, time management and nursing education, time management instrumen, time management questionnaire, problem based learning, Problem Based Learning and nursing education, dll. Fokus penelusuran pada literatur yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris sampai tahun 2013. Kedua, tahap kedua mengikuti proses dengan membatasi artikel jurnal yang dipublikasikan sejak tahun 2003. Menggunakan kata kunci time management, 6583 artikel jurnal dapat diidentifikasi, dari 6583 artikel, 60 abstrak pada awalnya dipilih untuk dilakukan tinjauan lebih dalam. Dari 60 abstrak yang diidentifikasi, 17 artikel dianggap sesuai kemudian setelah dibaca kembali lebih dalam terdapat 12 artikel penelitian yang dianggap sesuai. Peneliti menambahkan dengan menggunakan cara penelusuran manual didapatkan beberapa artikel 13
14
penelitian. Peneliti menambahkan pula dari beberapa buku yang terkait manajemen dan pendidikan dalam keperawatan. Tahap ketiga dalam melakukan penelusuran instrumen pengkajian manajemen
waktu
yang
difokuskan
untuk
mahasiswa
melalui
www.searchedu.com//. Menggunakan kata kunci validity and reliability of time management questionnaire didapatkan hasil 2 instrumen yang dinilai cocok untuk digunakan, Time Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire (CSEQ). A. Manajemen Waktu 1. Definisi Manajemen Waktu Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan planning, organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2011). Menurut Siswanto dalam (Arifin et al., 2007) mendefinisikan manjemen sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, permotivasian, dan pengendalian terhadap orang serta mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Menurut Herujito (2001) manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja. Macan (1994) menyebutkan manajemen waktu sebagai pengaturan diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan melakukan perencanaan, penjadwalan, mempunyai kontrol atas waktu,
15
selalu membuat prioritas menurut kepentingan, serta keinginan untuk terorganisasi. Perilaku manajemen waktu dapat dilihat seperti mengatur tempat
kerja
dan
tidak
menunda-nunda
pekerjaan
yang
harus
diselesaikan. Manajemen waktu dikarakteristikkan seperti mengatur tujuan dan prioritas maupun pengaturan menggunakan waktu yang dapat mengurangi stress (Alika, 2012), memberikan kontribusi untuk bekerja dengan efektif dan akademik yang sukses (Kwan & Ko, 2002). Manajemen waktu dapat disimpulkan merupakan pengaturan diri dalam membuat suatu perencanaan, penjadwalan, menentukan prioritas menurut kepentingan tanpa menunda-nunda pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan yang ditentukan. 2. Pengguna Manajemen Waktu Pengguna
manajemen
waktu
dari
beberapa
literatur
banyak
menjelaskan dari domain pendidikan, seperti mengacu pada waktu dan belajar di sekolah (Anand, 2007; Van der Meer et al., 2010), manajemen waktu dan kemampuan belajar bagi mahasiswa atau mahasiswa keperawatan (Liveris & Cavanagh, 2012; Leung et al., 2011; Mirzaei et al., 2012; Altiok & Űstün, 2013; Swart et al., 2010; Chiou-Fen Lin et al, 2010), manajemen waktu untuk pendidik (Liveris & Cavanagh, 2012; Cemaloglu & Filiz, 2010), dan manajemen waktu dengan bentuk pembelajaran di sekolah (Kwan & Ko, 2002; Brak et al., 2010). Populasi yang diidentifikasi pada manajemen waktu diantaranya populasi dengan program pelatihan manajemen waktu (Häfner&Stock, 2010), mahasiswa tahun pertama (Kwan & Ko, 2002; Van der Meer et
16
al., 2010; Jager et al, 2012), mahasiswa dengan belajar sistem online (Brak et al., 2010), mahasiswa keperawatan (Mirzaei et al., 2012; Altiok & Űstün, 2013; Kocaman et al., 2009; Lin et al, 2010), mahasiswa tekhnik (Swart et al., 2010) dan mahasiswa administrasi bisnis (Liveris & Cavanagh, 2012). Fokus dari penelitian manajemen waktu juga telah diperluas pada individu dari New York (Anand 2007), Hong Kong (Kwan & Ko, 2002; Leung et al., 2011), Amerika Serikat (Ling & Rijmen,2011; Brak et al., 2010), Australia (Liveris & Cavanagh, 2012), Iran (Mirzaei et al., 2012), Turki (Altiok & Űstün, 2013; Kocaman et al., 2009), New Zealand (Van der Meer et al., 2010), Afrika (Swart et al., 2010), Nigeria (Alika, 2012), Jerman (Häfner & Stock, 2010), Taiwan (Wang et al., 2010; Lin et al, 2010), Indonesia (Endriani & Nazriati, 2009; Wahyuningsih & Santoso, 2013). 3. Studi Empiris Manajemen Waktu Artikel penelitian terkait manajemen waktu pembelajaran didapatkan 20 artikel, beberapa artikel penelitian termasuk kuantitatif dan kualitatif. Lima artikel penelitian menjelaskan perilaku dan praktik manajemen waktu dari populasi yang spesifik dengan menggunakan metodologi kualitatif (Liveris & Cavanagh, 2012; Mirzaei et al., 2012; Altiok & Űstün, 2013; Van der Meer et al., 2010; Wahyuningsih & Santoso, 2013). Sebelas studi menjelaskan perilaku atau praktik dalam hubungan terhadap variabel lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran mengatur diri sendiri (Anand, 2007; Ling &Rijmen, 2011; Brak et al., 2010; Bergamin et al., 2009; Swart et al., 2010; Alika, 2012; Cemaloglu
17
& Filiz, 2010; Wang et al., 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009; Endriani & Nazriati, 2009). Dua studi (Kwan & Ko, 2002; Lin et al, 2010) membandingkan keefektifan dari kemampuan manajemen waktu antara model pembelajaran Learning to Learn (LL) dengan Non-Learning to Learn (Non-LL). Satu studi menjelaskan keefektifan dari program pelatihan manajemen waktu (Häfner & Stock, 2010). Satu studi menjelaskan keefektifan akitifitas co-kurikular pada pengetahuan mahasiswa (Leung et al., 2011). Lebih dari setengah studi menjelaskan pada universitas atau sampel dengan mahasiswa. a) Studi Kualitatif Manajemen Waktu Metodologi kualitatif manajemen waktu didapatkan pada lima artikel penelitian. Lima artikel penelitian menjelaskan kemampuan dan perilaku manajemen waktu dengan populasi yang lebih spesifik. Liveris & Cavanagh (2012) menjelaskan cara mengatur waktu. Analisis data dari transkrip interview yang dilakukukan pada enam responden didapatkan hasil bahwa terdapat empat subkategori pada responden. Subkategori pada responden diantaranya : pencarian bantuan, manajemen waktu, lingkungan belajar, kesadaran diri sendiri. Subkategori manajemen waktu, tiga responden menjelaskan bagaimana membagi waktu yang terlalu padat, dua responden mengatakan bahwa dapat mengerjakan tugas di waktu senggang seperti hari minggu. Satu responden mengatakan bahwa tidak mempunyai daftar jadwal tertentu, tetapi mengerjakan tugas ketika menyukai tugas yang akan dikerjakan.
18
Mirzaei et al., (2012) menjelaskan bagaimana mahasiswa keperawatan Iran mengelola waktu mereka sesuai dengan keadaan dan kendala akademis mereka. Sampel dengan jumlah 21 responden mengikuti tiga proses untuk manajemen waktu : manajemen waktu searah, keseimbangan manajemen waktu, dan manajemen waktu dengan batas akademik. Mahasiswa keperawatan selain memiliki tanggung jawab dalam bidang akademik, juga memiliki tanggung jawab dalam non akademik sehingga banyak mahasiswa merasakan tidak memiliki cukup waktu dalam tugas akademik dan dapat menimbulkan stress. Cara yang dilakukan responden untuk mencoba mengurangi stress diantaranya : membuat jadwal kegiatan untuk tugas akademik, meminimalisasi
tugas non akademik, dan
mengintegrasikan tugas. Altiok &Űstün (2013) menjelaskan mengenai sumber stress yang dialami oleh mahasiswa keperawatan dengan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 15 mahasiswa keperawatan pada tahun kedua perkuliahan. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa sumber stress mahasiswa keperawatan pada tahun kedua perkuliahan diantaranya terdapat empat kategori : praktik klinik, perkuliahan teori di kampus, kehidupan sosial, karakter kepribadian. Kategori dari karakter kepribadian mahasiswa itu sendiri berhubungan dengan kurang percaya diri, tidak mampu mengontrol emosi, tidak mampu mengatur waktu belajar dan waktu liburan, dan melebihkan-lebihkan masalah.
19
Van der Meer et al., (2010) menjelaskan mengenai kesulitan menajemen waktu pada mahasiswa yang memasuki tahun pertama perkuliahan. Pada mahasiswa yang baru memasuki tahun pertama perkuliahan perlu beradaptasi dari sistem pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Manajemen waktu dan belajar mandiri dengan jelas merupakan tantangan untuk mahasiswa tahun pertama. Pengelolaan manajemen waktu yang baik untuk mahasiswa tahun pertama seharusnya dibantu oleh pihak pengajar atau sosial support lain dalam membantu mahasiswa untuk memberikan pengertian dan ekspektasi yang berhubungan dengan manajemen waktu dan belajar mandiri. Wahyuningsih & Santoso, (2013) menjelaskan bagaimana pengalaman mahasiswa S1 keperawatan dalam metode pembelajaran dengan PBL. Sampel penelitian ini berjumlah 3 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode PBL mahasiswa menjadi lebih aktif. Pelaksanaan PBL di Universitas Diponegoro dari tahap pertama hingga tahap ketujuh sudah dipahami oleh mahasiswa. Kelebihan metode PBL adalah mampu untuk memotivasi mahasiswa untuk belajar secara aktif sedangkan kekurangannya metode PBL membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
20
b) Studi Kuantitatif Manajemen Waktu Penelusuran literatur didapatkan sebelas artikel penelitian menjelaskan hubungan antara manajemen waktu dengan variabel lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran mengatur diri sendiri. Penelitian sebagian besar dilakukan pada populasi
perguruan
tinggi
dan
beberapa
artikel
penelitian
menggunakan bentuk kuesioner untuk mengkaji manajemen waktu. Penelitian Anand (2007) menjelaskan mengenai hubungan bermain video game dengan penampilan akademik. Penggunaan Scholastic Aptitude Test (SAT) dan Grade-Point Average (GPA) digunakan untuk menilai penampilan akademik. Hasil didapatkan jumlah waktu yang dihabiskan mahasiswa untuk bermain game memiliki hubungan yang negatif terhadap skor GPA dan SAT. semakin tinggi penggunaan video game, skor GPA dan SAT semakin menurun. Waktu yang digunakan diluar penampilan akademik seperti bermain game dapat mempengaruhi penampilan akademik. Ling & Rijmen (2011) menjelaskan mengenai penggunaan Student360 (S360) dalam mengukur manajemen waktu. S360 memiliki 6 subskala : Persistence, estimating time, calendar, regrets, impulsivity, and clean-desk. S360 Menggunakan skala likert dengan 36 soal, terdapat 19 pertanyaan negatif : 6 pada regrets, 6 pada impulsivity, 4 pada estimating-time, dan satu pada tiga subskala lain.
21
Hasil dari S360 valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang alpha cronbach 0,698-0828 pada tiap subskala. Brak et al., (2010) menjelaskan mengenai seseorang yang memiliki profil pembelajaran diri sendiri dalam lingkungan pembelajaran online. Penelitian ini menggunakan Online SelfRegulated Learning Questionnaire (OSLQ) dengan 24 item pertanyaan skala likert. OSLQ terdapat 6 subskala : environment, goal setting, time management, help seeking, task strategies, and self evaluation. Hasil dari penelitian dikategorikan : super self regulators, competent self-regulators, forethought-endorsing selfregulators, performance/ reflection sel-regulators, and non- or minimal self-regulators. Menghasilkan semakin rendah nilai OSLQ semakin rendah penampilan akademik. Bergamin et al., (2009) meneliti hubungan antara mahasiswa yang fleksibel dan seseorang yang memiliki self regulated learning dalam pembelajaran. Hasil dari penelitian menyatakan mahasiswa yang fleksibel memiliki waktu belajar dapat memiliki dampak positif terhadap strategi belajar. Penelitian terdapat 13 pertanyaan dari 3 skala: flexibility of time management, flexibility of teacher contact, flexibility of content. Swart et al., (2010) meneliti hubungan antara keahlian manajemen waktu dengan prestasi akademik pada mahasiswa tekhnik dengan Design Project III (DES 3). Penelitian ini menggunakan 10 pertanyaan tertutup. Hasil dari penelitian ini
22
menyatakan tidak ada hubungan secara statistik keahlian manajemen waktu terhadap prestasi akademik karena di Universitas tersebut telah menggunakan DES 3. Hasil dari penelitian, mahasiswa tekhnik memiliki manajemen waktu yang buruk tetapi dengan menggunakan DES 3 hasil dari prestasi akademik mahasiswa tekhnik bagus. Alike (2012) melakukan penelitian mengenai sumber stress mahasiswa S1. Sumber stress tertinggi pada mahasiswa S1 yaitu kurangnya manajemen waktu yang disebabkan ketika malam sebelum ujian mereka belajar sehingga besoknya mereka sakit. Sumber stress yang lain diantara tidak adekuatnya fasilitas / akomodasi, masalah kesehatan, masalah emosi, status sosial dan ekonomi. Cemaloglu & Filiz (2010) meneliti hubungan antara keahlian manajemen waktu terhadap penampilan akademik mahasiswa yang berpotensi terhadap kemampuan mengajar di fakultas pendidikan. Hasil penelitian menyatakan ada hubungan positif antara keahlian manajemen waktu dengan penampilan akademik. Wang et al., (2010) meneliti mengenai manajemen waktu luang berkontribusi terhadap kualitas hidup yang lebih baik. Penelitian ini menghasilkan ada hubungan positif antara manajemen waktu luang dengan kualitas hidup. Seorang mahasiswa yang mengatur waktu luangnya dengan baik menuju kualitas hidup yang lebih baik. Alat ukur
dari
penelitian
ini
menggunakan
Time
Management
Questionnaire yang dikembangkan oleh Britton & Tesser.
23
Jager et al., (2012) melakukan penelitian mengenai motifasi, strategi pembelajaran, partisipasi yang merupakan komponen self regulated learning. Penelitian ini menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) dengan 81 item. Hasil dari penelitian menyatakan terdapat hubungan antara motifasi, strategi pembelajaran dan partisipasi pada mahasiswa, tetapi tidak semua komponen tersebut cocok pada mahasiswa yang baru memasuki tahun pertama perkuliahan. Kocaman
(2009) meneliti mengenai kesiapan mahasiswa
keperawatan dalam metode pembelajaran PBL. Menghasilkan bahwa mahasiswa yang memasuki tahun pertama perkuliahan memiliki tingkat kesiapan yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa yang telah memasuki tahun kedua perkuliahan. Endriani & Nazriati (2009) pendapat mahasiswa terhadap metode pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Riau. Penelitian ini menghasilkan bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan pendapat
positif
terhadap
metode
pembelajaran
PBL
yang
diterapkan, tetapi terdapat pula beberapa mahasiswa yang belum memiliki pemahaman yang baik menganai PBL. c) Studi Keefektifan Literatur review empiris yang telah diidentifikasi terdapat dua artikel penelitian yang menjelaskan keefektifan manajemen waktu. Kwan & Ko (2002) melakukan penelitian mengenai mahasiswa yang berfokus terhadap pembelajaran dan mahasiswa yang tidak berfokus
24
terhadap pembelajaran pada mahasiswa bisnis dan tekhnik. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa mahasiswa yang berfokus pada pembelajaran banyak waktu yang dihabiskan pada hal-hal akademik. Lin et al., (2010) yang difokuskan pada mahasiswa keperawatan mendapatkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran PBL dengan conventional. Penelitian ini menyatakan bahwa dengan metode PBL menghasilkan kepuasan dan berpikir kritis pendidikan etik keperawatan menjadi lebih tinggi. 4. Instrumen Manajemen Waktu Pada hasil penelusuran didapatkan dua instrumen untuk pengakajian manajemen waktu yaitu dengan menggunakan alat ukur
Time
Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire (CSEQ) (Alay & Kocak, 2002; Pace & Kuh, 1998). Pada review artikel penelitian ditambah enam artikel penelitian yang berhubungan dengan instrumen pengkajian (Ling &Rijmen, 2011; Brak et al., 2010; Van der Meer et al., 2010; Cemaloglu &Filiz, 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009). a) Review Instrumen yang Tersedia Pada literatur review yang diidentifikasi didapatkan 2 instrumen yang
tersedia
Management
melalui
www.searchedu.com//,
Questionnaire
(TMQ)
dan
yaitu College
:
Time Student
Experiences Questionnaire (CSEQ) (Britton & Tesser, 1991; Pace & Kuh, 1998).
25
Time Management Questionaire (Britton & Tesser, 1991) dikembangkan untuk mengukur praktik manajemen waktu pada mahasiswa dengan 5-poin skala Likert. Time Management Questionaire memiliki 3 subskala : perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu, dan perencanaan jangka panjang. Kuisioner ini memiliki nilai alpha cronbanch 0,8 yang menyatakan bahwa kuisioner tersebut reliabel. College Students Experiences Questionnaire (CSEQ: Pace &Kuh, 1998) untuk mengkaji mengenai bagaimana seorang mahasiswa menghabiskan waktunya pada universitas, teman, kelas, aktifitas sosial dan kebudayaan, aktifitas ekstrakurikular, dan menggunakan fasilitas kampus seperti perpustakaan dan pusat kemahasiswaan. b) Review Instrumen Berdasarkan Penelitian Terdahulu Literatur review empiris yang telah diidentifikasi didapatkan enam bentuk instrumen dari manajemen dan domain pendidikan yang terlibat dalam manajemen waktu. The Student360: Insight Program (S360) Time Management Scale (Ling &Rijmen, 2011) dengan 6 subskala yang dikembangkan: Persistence, estimating time, calendar, regrets, impulsivity, and clean-desk. Tiap subskala diukur oleh enam item mengenai perilaku manajemen waktu secara spesifik berjumlah 36 pertanyaan dengan 19 pertanyaan negatif. Respon yang diukur dengan 4-poin skala Likert dari 1 (tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju). Hasil dari S360
26
valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang alpha cronbach 0,698-0828 pada tiap subskala. The Online Self-Regulated Learning Questionnaire (OSLQ: Brak et al., 2010) dengan 24 item skala dengan 5-poin skala likert dengan format nilai dari sangat setuju (5) sampai sangat tidak setuju (1). Hasil dari faktor analisis menunjukkan The OSLQ berisi 6 subskala: struktur lingkungan, α = 0.92; penetapan tujuan, α = 0.82; manajemen waktu, α = 0.91; membantu pencarian, α = 0.92; strategi tugas, α = 0.85; dan evaluasi diri, α = 0.89. The Readiness and Expectations Questionnaire (REQ: Van der Meer et al., 2010) dengan cara sampel diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan dalam 5 poin skala Likert (dari ‘ sangat tidak setuju’ sampai ‘sangat setuju’). The Time Management Questionnaire (TMQ) scale yang dikembangkan oleh Britton dan Tesser 1991 yang diterjemahkan oleh orang Turki (Alay & Kocak,2002). Berikut faktor analisis, data memiliki 3 subskala: “perencanaan waktu” (16 item, α = .88), “sikap waktu” (7 item, α = .66), dan “konsumen waktu” (4 item, α = .47). Nilai alfa Cronbach dari total item α = .87 (Allay & Kocak, 2002). Modifikasi TMQ Turki digunakan untuk menjelaskan hubungan antara penampilan akademik mahasiswa dan manajemen waktu (Necati Cemainght & Sevil Filiz, 2010). The Self-Directed Learning Readiness (SDLR) (Kocaman, 2009) terdapat 40 item dengan menggunakan 5-poin skala likert, dari 1
27
(sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Instrumen memiliki 3 subskala: manajemen diri (13 item) yang berhubungan dengan proses aktifitas pembelajaran, keinginan untuk pembelajaran (12 item)
yang
diasosiasikan
dengan
tanggung
jawab
dalam
pembelajaran, dan kontrol diri (15 item) berhubungan dengan kontrol dari proses pembelajaran. Reliabilitas dengan koefisien 0.94 untuk total skala dan 0.87, 0.86, dan 0.88 untuk subskala. Minimum skor untuk 40 skala item adalah 40 dengan maksimum skor 200. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu Manajemen waktu seseorang bisa berbeda dengan orang yang lain karena adanya faktor - faktor yang berpengaruh terhadap manajemen waktu. Faktor - faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a) Jenis Kelamin Penelitian Macan dkk dalam Kusuma (2008) telah membuktikan bahwa manajemen waktu mahasiswa perempuan lebih baik dari pada laki - laki. Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa bila perempuan mempunyai waktu luang, mereka lebih suka mengisinya dengan mengerjakan berbagai pekerjaan ringan dari pada hanya santai saja. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya diisi dengan kegiatan. Berbeda dengan laki - laki yang lebih suka mengisi waktu luangnya dengan tidur atau santai (Kartono dalam Kusuma (2008)). Penelitian yang dilakukan oleh Anand (2007) di New York menghasilkan laki - laki memiliki frekuensi lebih tinggi dalam bermain game dibandingkan dengan yang perempuan.
28
b) Usia Hasil penelitian Macan, dkk. dalam Kusuma (2008) juga menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara usia dengan manajemen waktu mahasiswa. Semakin tinggi usia mahasiswa, semakin baik pula manajemen waktunya. Menurut Hofer, dkk. dalam Kusuma (2008), ada tiga faktor yang mempengaruhi manajemen waktu, yaitu: 1) Pengaturan diri (self-regulation) Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur waktunya dengan baik. 2) Motivasi Seseorang yang bermotivasi tinggi memiiliki manajemen waktu yang tinggi. Penelitian Vanteenkiste dkk dalam Kusuma (2008) yang menunjukkan semakin tinggi motivasi internal seseorang, semakin tinggi manajemen waktunya. 3) Pencapaian tujuan Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur waktunya dengan baik. Menurut Britton & Tesser (1991) terdapat 3 komponen dalam manajemen waktu : 1) Perencanaan Jangka Pendek Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang muncul untuk mencakup berbagai item yang memerlukan perencanaan jangka pendek, baik dalam hari atau dalam minggu biasanya berhubungan
29
dengan jadwal harian atau mingguan, seperti membuat urutan jadwal harian. 2) Sikap Waktu Sikap terhadap waktu berhubungan dengan bagaimana seorang mahasiswa merasakan efisiensi terhadap waktu yang digunakan, bagaimana mengontrol waktu, dan bagaimana keahlian dalam mengatur diri sendiri. 3) Perencanaan Jangka Panjang Perencanaan jangka panjang yang berhubungan dengan pengaturan tujuan jangka panjang yang diperlukan pengorganisasian dengan baik. Menurut Mediana (2008) terdapat beberapa hambatan yang sering dijumpai saat mengelola waktu, diantaranya adalah: a) Suka menunda-nunda pekerjaan Kebiasaan menunda - nunda pekerjaan membuat beberapa deadline yang datang bersamaan diselesaikan dengan kurang maksimal. b) Melanggar deadline dan target yang sudah ditentukan sendiri Deadline dan target yang terlewat batas waktu biasanya berawal dari perasaan masih banyak waktu luang yang tersedia. Pada mulanya sesekali melanggar target kerja tidak akan merusak perencanaan yang ada, dengan terus memaafkan diri akhirnya terjadi penumpukan dan penundaan pekerjaan berikutnya.
c) Manajemen by mood
30
Mood yang positif biasanya akan menghasilkan karya yang maksimal. Perasaan ini menjadi ditunggu, sementara tugas tidak dapat menunggu datangnya mood yang tepat. Akhirnya pekerjaan menjadi tidak terselesaikan . 4) Strategi Manajemen Waktu Menurut Rosita (2008) Ada beberapa strategi manajemen waktu. Seseorang dapat meluangkan waktu kira-kira 10-15 menit untuk mengelola jadwal kegiatan. Strategi manajemen waktu menurut Rosita (2008), yaitu: a) Membiasakan diri untuk menyiapkan daftar. Daftar ini berisi segala sesuatu yang butuh untuk dilakukan dan memprioritaskan menurut tingkat kepentingannya. b) Merencanakan kegiatan tertentu dilakukan pada waktu tertentu pula. Hal ini diperlukan disiplin diri. c) Menemukan waktu bekerja yang optimal. Masing-masing orang memiliki waktu optimal untuk menyelesaikan tugas-tugas secara maksimal. d) Memprioritaskan tugas - tugas berdasarkan tingkat kepentingannya seperti vital, penting, harus dilakukan hari ini atau dapat dilakukan besok. e) Pengorganisasian. Seseorang perlu memilih atau mengatur lingkungan dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, mungkin diperlukan suasana atau lingkungan yang dipersyaratkan, misalnya harus bebas dari material yang tidak diperlukan, mengurangi gangguan (telepon
31
atau kehadiran orang lain) atau interferensi lingkungan (music dan kebisingan). f) Pendelegasian. Seseorang perlu menentukan tugas - tugas atau kegiatan - kegiatan yang memungkinkan untuk dapat dikerjakan oleh orang lain. g) Membedakan
antara
“segera”
dan
“penting”.
Untuk
dapat
membedakan hal ini dapat dilihat matrik pengelolaan waktu berikut ini :
Tabel 2.1 : Matrik Pengelolaan Waktu (Rosita, 2008)
Kuadran 1
Kuadran 2
PENTING DAN
TIDAK PENTING TAPI
SEGERA
SEGERA
1. Kegiatan
yang 1. Menjawab telepon.
memerlukan pemecahan 2. Mengecek email. masalah.
3. Menyetujui interupsi seperti
2. Pertemuan segera dengan deadline.
memberikan
info
atau
bantuan.
Kuadran 3
Kuadran 4
PENTING TAPI
TIDAK PENTING &
TIDAK SEGERA
TIDAK SEGERA
1. Membaca
buku
yang
berkaitan dengan prioritas saat ini. 3. Meluangkan keluarga.
2. Melihat televisi pada waktu istirahat.
2. Menyiapkan kegiatan. dengan
1. Khawatir atau marah.
teman
3. Mengoperasikan internet
waktu dan
bukan untuk alas an tertentu.
32
B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 1. Profil AIPNI AIPNI adalah sebuah lembaga yang menjembatani institusi pendidikan ners atau perawat dalam rangka menjamin kualitas lulusan. AIPNI adalah satu-satunya organisasi yang menaungi institusi pendidikan Ners di Indonesia. 2. Sejarah AIPNI AIPNI digagas oleh Dekan FIK Universitas Indonesia dalam suatu pertemuan tanggal 29 Juni 2001 yang dihadiri oleh 16 institusi. Tujuan pertemuan adalah untuk mengkonsolidasi diri dalam rangka menjamin kualitas lulusan. Salah satu keputusan penting dalam pertemuan ini adalah disepakati untuk membentuk wadah asosiasi yang kemudian disebut Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI). Latar belakang pendirian wadah ini adalah keinginan yang kuat untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas pula. Keinginan ini juga untuk menghadapi tantangan akan belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang berkualitas serta menghadapi dampak globalisasi. Sebagai pengurus yang pertama AIPNI periode 2001-2005 adalah Prof. Dra. Elly Nurachmah, DNSc., RN sebagai ketua, Drs. Murni Hartanti S, SKp., MKes sebagai sekretaris dan Allenidekania, SKp., MN sebagai bendahara. Asosiasi ini telah disahkan didepan akte Notaris No. 11, tanggal 12 Juni 2002.
33
3. Visi Misi a) Visi Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia memiliki visi menjadi wadah institusi penyelenggara pendidikan yang berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, pengembangan teknologi dan ilmu keperawatan melalui penyelenggaraan proses pendidikan Ners yang berwawasan global. b) Misi 1) Mewujudkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan Ners yang baku dan berstandar nasional atau internasional bagi seluruh anggotanya. 2) Menjamin terselenggaranya perkembangan keilmuwan, kualitas sumber daya, dan kegiatan riset pada semua pusat pendidikan Ners. 3) Mewujudkan suatu hubungan kerjasama yang setara dengan institusi pendidikan Ners di Negara lain. 4) Mengendalikan
pertumbuhan
dan
meningkatkan
kualitas
pendidikan Ners di Indonesia. 4. Kebijakan AIPNI Kebijakan yang dikeluarkan oleh AIPNI : a) Surat keputusan No. 01/KEP/AIPNI/XII/2009 tentang Susunan Pengurus AIPNI Periode 2009-2013. b) Dengan semakin banyaknya anggota AIPNI yang tersebar di seluruh Indonesia,
maka
pengurus
AIPNI
mengeluarkan
SK
No.
34
003/SK/AIPNI/V/2008 terkait Regionalisasi Pembinaan Anggota AIPNI. c) Surat Keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang Pemberlakuan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan. d) Beberapa SK pemberhentian dengan hormat kepada beberapa pengurus inti periode 2001-2005. C. Problem Based Learning (PBL) 1. Definisi Problem Based Learning (PBL) PBL didefinisikan dalam banyak pengertian di berbagai literatur. PBL secara umum lebih banyak digunakan pada pendekatan kontekstual agar mampu mempelajari dan mengajarkan suatu pemecahan masalah secara konkrit (Evenson & Hmelo, 2000). Menurut Barrows (1996) menggambarkan 6 karakteristik utama PBL: a. Pembelajaran terpusat pada siswa. b. Pada proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok kecil. c. Fungsi pengajar adalah sebagai fasilitator atau pembimbing. d. Masalah-masalah yang autentik hadir pada permulaan pelajaran, sebelum persiapan atau pelajaran timbul. e. Masalah-masalah yang timbul digunakan sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan dan kemampuan problem solving yang akhirnya dibutuhkan untuk memecahkan masalah. f. Informasi baru didapatkan melalui pelajaran secara langsung.
35
Menurut Boud dan Feletti (1998) PBL merupakan suatu pendekatan untuk struktur kurikulum yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berlatih menghadapi masalah yang dijadikan suatu stimulus untuk mempelajarinya. Rukmini 2006 dalam (Endriani & Nazriati, 2009) lebih lanjut mendefinisikan PBL merupakan suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan bahan stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa berdiskusi tentang masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue atau pemecahan masalah dengan menggunakan problem. 2. Tujuan Utama Metode Problem Based Learning Adanya PBL menghasilkan salah satu keterampilan yang diharapkan oleh pendidik dapat melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi dan berpikir secara sistematis. Masalah yang sering dihadapi berupa kasus nyata ataupun telaah kasus yang digunakan sebagai stimulus dalam pembelajaran tersebut menuntut mahasiswa untuk aktif sharing mengenai informasi yang diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan mengetahui konsep atas pengetahuan yang baru kaitannya dengan kasus penyakit yang sering di temui diklinik (Wahyuningsing & Santoso, 2013).
36
Tujuan utama dari metode PBL menurut Trauth (2006) adalah: a) Mengembangkan
kemampuan
berfikir
siswa
atau
mengembangkan kemampuan berpendapat, termasuk dalam hal ini kemampuan mengatasi masalah dan berpikir kritis. b) Membantu siswa agar menjadi mandiri dan mampu menjadi siswa yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dalam proses belajar mengajar (belajar untuk belajar dan manajemen belajar). 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL Menurut Wood (2003) kelebihan dan kekurangan pada metode PBL adalah:Tabel 2.2 : Kelebihan dan Kekurangan PBL (Wood, 2003) Kelebihan Metode PBL
Kekurangan Metode PBL
Berpusat pada mahasiswa: PBL membantu pembelajaran menjadi lebih aktif, meningkatkan pemahaman, dan ingatan mahasiswa serta perkembangan kemampuan pembelajaran sepanjang hidup.
Tutor yang tidak dapat mengajar: tutor yang sudah terbiasa dengan pengetahuan yang sudah didapati sedangkan tutor harus memahami pengetahuan baru yang didapat dalam proses PBL.
Kompeten secara umum: PBL Sumber daya manusia: memberikan kesempatan kepada membutuhkan lebih banyak tutor mahasiswa untuk mengembangkan dalam proses diskusi. kemampuan umum dan sikap yang bermanfaat untuk praktek mereka di masa depan. Integrasi: PBL memfasilitasi Sumber lain: sumber-sumber di kurikulum inti yang terintegrasi. perpustakaan harus disediakan lebih banyak karena diakses secara bersama.
37
Kelebihan Metode PBL Motivasi: PBL menyenangkan bagi mahasiswa dan pembimbing, proses PBL mengharuskan seluruh mahasiswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran
Kekurangan Metode PBL Role model : mahasiswa kemungkinan akan kurang mendapatkan contoh informasi serta inspirasi dari dosen yang selama ini dianggap sebagai role model
Pembelajaran mendalam: PBL membantu mengembangkan pembelajaran mendalam ( mahasiswa berinteraksi dengan materi pembelajaran yang berhubungan dengan konsep aktifitas sehari-hari, dan meningkatkan pemahaman mereka.
Informasi yang berlebih: mahasiswa menjadi ragu dan bingung terhadap sumber yang didapatkan karena informasi yang didapatkan terlalu banyak.
Pendekatan yang membangun: mahasiswa menggali pengetahuan terdahulu dan membangun konsep pengetahuan terkini. 4. Proses Problem Based Learning Barrows dan Tamblyn menyimpulkan proses PBL, sebagai berikut: a) Masalah merupakan hal yang pertama ditemui siswa dalam proses belajar, sebelum persiapan lainnya atau singkatnya proses belajar telah terjadi saat itu. b) Situasi dalam masalah dikenalkan kepada siswa dalam keadaan yang sama dengan situasi sesungguhnya. c) Para siswa bekerjasama dalam sebuah aturan yang memperolehkan mereka untuk berpendapat dan menerapkan pengetahuan yang mereka
38
miliki dalam menyelesaikan masalah, lalu mengevaluasi, dan menyesuaikannya dengan tingkatan belajar. d) Adanya wilayah yang dibutuhkan dalam proses belajar dan mengidentifikasi masalah dan adanya wilayah yang dapat digunakan sebagai panduan belajar siswa secara individu. e) Proses ini membutuhkan kemampuan dan pengatahuan yang akan diterapkan
kembali
ke
dalam
masalah,
untuk
mengevaluasi
keefektifan proses belajar dan untuk menguatkan kembali proses belajar. f) Proses belajar yang terjadi dalam pengerjaan masalah dan dalam belajar secara individu diringkan dan diintegrasikan kedalam pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Barrows dan Tamblyn. 1990, 191-192). 5. Unsur - Unsur dalam Problem Based Learning Buku Program Dasar Pendidikan Tinggi Universitas Indonesia (PDPT UI) (2012) dijelaskan bahwa PBL merupakan metode belajar yang
menggunakan
masalah
sebagai
langkah
awal
dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Unsur - Unsur yang dibutuhkan dalam Problem Based Learning antara lain: a) Permasalahan atau tugas (triggering problem atau question) Bentuk tugas atau masalah harus memiliki kriteria sebagai berikut:
39
1) Tidak mempunyai struktur yang jelas sehingga siswa terdorong
untuk
membuat
sejumlah
hipotesis
dan
mengkaji sebagai kemungkinan penyelasaian masalah. Permasalahan yang kurang terstruktur ini sebaiknya dirancang oleh pengajar, agar mahasiswa termotivasi dan berkesampatan untuk secara bebas mencari informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber. 2) Cukup
kompleks
terdorong
untuk
dan
ambigu
menggunakan
sehingga strategi
mahasiswa -
strategi
penyelasaian masalah dan keterampilan berpikir yang tinggi seperti melakukan analisis dan sintesa, evaluasi, dan pembentukan pengetahuan atau pemahaman baru. 3) Bermakna dan ada hubungan dengan kehidupan nyata mahasiswa,
sehingga
mereka
termotivasi
untuk
mengarahkan dirinya sendiri dan menguji pengetahuan atau pemahaman lama mereka dalam menyelesaikan tugas tersebut.
b) Karakterisktik Kelompok Penerapan
metode
ini
dilakukan
dengan
cara
membagi mahasiswa ke dalam kelompok secara acak dan heterogen yang terdiri dari 5 - 6 orang. Setiap kelas siswa akan didampingi oleh tutor, tutor disini dapat terdiri atas
40
pengajar (dosen) dan asisten dosen atau mahasiswa tingkat akhir yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya ataupun hanya salah satunya. Tutor di dalam kelas hanya berperan sebagai fasilitator dan pemandu siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan. c) Sumber Belajar Bahan bacaan atau informasi dari narasumber yang dapat dijadikan acuan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas atau permasalahan yang diberikan. Karena bentuk akan memancing beragam pikiran, maka sumber belajar yang tersedia juga diharapkan cukup bervariasi dan dalam jumlah yang memadai. d) Waktu Kegiatan Waktu kegiatan disesuaikan dengan beban kurikulum yang hendak dicapai. Tidak ada standar khusus mengenai berapa estimasi waktu yang diberikan, tergantung pada kebijakan kurikulum yang diterapkan.
41
6. Macam - Macam Tahap Kegiatan PBL a) Menurut Wood (2003) terdapat “tujuh langkah” (“Seven Jump”) yang dikembangkan oleh Maastricht, Belanda dalam mengimplementasikan diskusi tutorial PBL. Tabel 2.3 : Langkah “Seven Jump” PBL (Wood, 2003) Langkah 1
Mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum dikenal dalam scenario. Notulen membuat daftar istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi
Langkah 2
Mendefinisikan masalah yang akan dibahas. Jika terdapat perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka semua masalah harus dipertimbangkan. Notulen membuat daftar masalah yang sudah disepakati untuk dibahas.
Langkah 3
Sesi “brainstorming” (curah pendapat) untuk membahas masalah, yaitu memberikan saran penjelasan dan mengidentifikasi area yang belum diketahui dengan sempurna. Notulen mencatat semua pokok diskusi.
Langkah 4
Kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasan-penjelasan menjadi solusi sementara. Notulen menata penjelasanpenjelasan
Langkah 5
Rumuskan tujuan pembelajaran (Learning Objective). Kelompok menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat.
Langkah 6
Belajar mandiri (semua mahasiswa mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran).
Langkah 7
Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa mengidentifikasi sumber belajar dan berbagi hasilnya). Tutor memeriksa pembelajaran, dan menilai kerja kelompok.
42
b. Menurut Sudarman (2007), terdapat 5 langkah dalam PBL : 1) Konsep Dasar (Basic Concept) Fasilitator akan memberikan konsep dasar, petunjuk, referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam perkuliahan jika diperlukan, agar mahasiswa tidak mendapatkan kunci utama perkuliahan sehingga tidak ada yang terlewatkan oleh mahasiswa. Pada bagian ini dipaparkan penggalian teori pendukung dari perkuliahan sebelumnya yang dibutuhkan untuk mendasari pemahaman dalam mata kuliah ini oleh mahasiswa secara mandiri. 2) Pendefinisian Masalah (Defining the Problem) Pertama fasilitator akan menyampaikan kasus, dan dalam kelompok
tersebut
mahasiswa
melakukan
Brainstorming.
Brainstorming ini dilaksanakan dengan cara semua anggota kelompok memberikan pendapat, ide, dan tanggapan secara bebas terhadap kasus yang diberikan. Mahasiswa harus mencari istilah yang kurang dikenal dalam kasus tersebut dan melakukan diskusi maksud dan artinya. Kedua dari tahap ini yaitu melakukan seleksi alternative untuk memilih pendapat yang lebih fokus. Ketiga, menentukan permasalahan dari isu permasalahan yang didapat. Pada akhir langkah ini mahasiswa diharapkan mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka
43
tidak ketahui, dan pengetahuan apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya. 3) Pembelajaran Mandiri (Self Learning) Mahasiswa pada tahap ini akan mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas kasus yang sedang diinvestigasi. Sumber referensi bisa dalam bentuk artikel tertulis di perpustakaan, halaman web, atau pakar dalam bidang yang relevan. 4) Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge) Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi
kasus,
selanjutnya
mahasiswa
berdiskusi
dalam
kelompoknya bersama fasilitator untuk menemukan solusi dalam dari kasus yang ada. Langkah selanjutnya presentasi hasil dalam pleno (kelas besar) dengan mengakomodasi masukan dari plena, menentukan kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. 5) Penilaian (Assessment) Penilaian dilakukan dengan memadukan aspek pengetahuan, kecakapan, dan sikap. Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan mencakup seluruh kegiatan perkuliahan yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, dan laporan. Penilaian dari aspek kecakapan dilihat dari penguasaan alat bantu pembelajaran seperti software, hardware, maupun kemampuan perancangan. Penilaian terhadap sikap dilihat dari keaktifan dan partisipasi mahasiswa dalam berdiskusi, kemampuan bekerja sama dalam tim, dan kehadiran perkuliahan.
44
7.) Kendala dalam Pelaksanaan Problem Based Learning Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan PBL menurut Warmada (2013) diantaranya : a) Pembelajaran secara terintegrasi, karena pembelajaran tidak bisa diorganisasikan secara tradisional menurut kurikulum b) Keterbatasan sarana dan fasilitas yang mendukung kerjasama, komunikasi dan pencarian informasi c) Perubahan paradigma bagi mahasiswa dan dosen : Bagi mahasiswa : kesadaran untuk belajar secara mandiri (selfdirected learning) Bagi dosen : fungsi baru sebagai fasilitator dan motivator
45
D. Kerangka Teori AIPNI 2010 : Tahun 2008 semua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi salah satunya pendekatan Problem Based Learning (PBL) Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen waktu: -
Jenis Kelamin Usia Pengaturan Diri Pencapaian Tujuan Perencanaan Jangka Pendek Sikap terhadap waktu Perencanaan Jangka panjang
PBL diterapkan di PSIK UIN Jakarta tahun 2012
Manajemen waktu mahasiswa PSIK UIN Jakarta terhadap metode pembelajaran PBL
- Membuat perencanaan
Efektif
- Membuat penjadwalan - Menentukan prioritas
Tidak efektif
- Tidak menunda pekerjaan Bagan 2.1 Kerangka Teori Sumber: AIPNI, 2010; Kusuma, 2008; Hofer, 2008; Britton & Tesser, 1991; Macan, 1994 E. Penelitian Terkait Mirzaei et al.,. (2012) Nursing Students’ time management, reducing stress and gaining satisfaction: a grounded theory study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada beberapa responden yang dilakukan wawancara, jurusan keperawatan bukan merupakan pilihan pertama tetapi dikarenakan mahasiswa tidak mempunyai pilihan lain. Mahasiswa keperawatan merasakan
46
tidak puas masuk ke jurusan keperawatan karena mereka harus menghabiskan waktu mereka dengan ujian dan tugas-tugas perkuliahan, serta mereka tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan. Penelitian
Wahyuningsih
&
Santoso
(2013)
yang
berjudul
Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan dalam Metode Pembelajaran Problem Based Learning. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PBL yang dilaksanakan sudah cukup baik karena dengan metode PBL dapat membuat mahasiswa menjadi lebih aktif berkomunikasi, disamping itu terdapat kekurangan PBL yaitu metode PBL boros waktu atau membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL A. KERANGKA KONSEP Berdasarkan uraian dari berbagai literatur serta berbagai penelitian yang dilakukan para peneliti sebelumnya tentang manajemen waktu pada sistem pembelajaran Problem Based Learning, maka dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan manajemen waktu yang efektif agar tidak terjadi tabrakan waktu. Manajemen waktu yang efektif dapat menimbulkan kepuasan tersendiri dalam melakukan suatu pekerjaan dan menimbulkan sifat kedisiplinan pada diri sendiri. Penelitian ini meneliti tentang gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Program Studi Ilmu Keperawatan mengenai penerapan metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah manajemen waktu mahasiswa yang merupakan variabel independen. Manajemen waktu mahasiswa dapat bervariasi karena terdapat faktor yang mempengaruhi manajemen waktu mahasiswa, yang terdiri dari perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu, dan perencanaan jangka panjang.
47
48
Gambaran Manajemen waktu belajar mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode PBL meliputi : perencanaan jangka pendek, sikap waktu, perencanaan jangka panjang Bagan 3.1 Kerangka Konsep
Keterangan : Variabel yang diteliti
49
B. DEFINISI OPERASIONAL No. 1.
Variabel Mahasiswa PSIK UIN a. Angkatan
Definisi Operasional
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala Ukur
Tahun masuk mahasiswa di PSIK UIN
Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang angkatan mahasiswa
Kuesioner
1=2012 2=2013
Ordinal
b. Jenis Kelamin
Identitas mahasiswa
seksual
Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang jenis kelamin
Kuesioner
1=Laki-laki 2=Perempuan
Nominal
c. Tempat tinggal
Tempat tinggal
mahasiswa
Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang tempat tinggal
Kuesioner
1=Rumah orang Nominal tua 2=Rumah saudara/kerabat 3=Kost 4=Asrama
d. Kegiatan selain kuliah
Aktivitas yang dijalani mahasiswa di luar perkuliahan
Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang kegiatan yang dimiliki selain kuliah
Kuesioner
1=Tidak ada 2=Organisasi 3=Bekerja
Nominal
50
No.
2.
Variabel e. Indeks Prestasi (IP) terakhir
Manajemen waktu mahasiswa
Definisi Operasional Tingkat keberhasilan studi yang dicapai oleh mahasiswa dari proses pembelajaran, yang dinyatakan dalam rentang angka 0,00-4,00.
Kemampuan mahasiswa dalam mengatur waktu seefektif dan seefisien dengan melakukan perencanaan jangka
Cara Ukur Item pernyataan dalam kuesioner data karakteristik tentang Indeks Prestasi terakhir mahasiswa.
Item pernyataan dalam kuesioner sejumlah 16 pernyataan kemampuan mahasiswa mengenai manajemen waktu mereka, yang terbagi atas:
Alat Ukur Kuesioner
Hasil Ukur Skala Ukur 1. Cumlaud (≥ Ordinal 3,51-4,00) 2. Sangat memuaskan (2,51-3,50) 3. Memuaskan (2,00-2,5) 4. Kurang (0,002,49) (Peraturan penyelenggaraan Kegiatan Akademik dalam Sistem Kredit UMS, 2006) Kuesioner. Baik : ≥ mean Ordinal Skor untuk Tidak baik : < pernyataan mean Favourable: selalu (5), sering (4), kadang-
51
No.
Variabel
Definisi Operasional pendek, bersikap terhadap waktu yang ada, dan melakukan perencanaan jangka panjang (Britton & Tesser, 1991).
Tabel 3.1 Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur a. 7 pernyataan kadang (3), perencanaan jangka jarang (2), pendek tidak pernah b. 5 pernyataan sikap (1). terhadap waktu Sedangkan c. 4 pernyataan skor perencanaan jangka pernyataan panjang unfavourable: Jawaban diklasifikasikan selalu (1), menjadi : sering (2), kadang Selalu kadang (3), Sering jarang (4), Kadang-kadang tidak pernah Jarang (5) Total Tidak pernah maksimal skor adalah 80, dan skor minimal adalah 16.
Hasil Ukur
Skala Ukur
52
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab IV ini akan menjelaskan lebih rinci tentang metode yang digunakan, diantaranya mengenai desain penelitian, lokasi dan waktu penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan data, serta tekhnik pengolahan dan analisa data yang digunakan. A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Studi deskriptif adalah studi penelitian yang digunakan untuk mendapatkan gambaran suatu kondisi tertentu yang sedang terjadi di masyarakat secara nyata, sehingga dengan metode ini diharapkan dapat memecahkan dan menjawab persoalan yang sedang terjadi untuk kemudian dilakukan perbaikan atau penyempurnaan (Imron & Munif, 2010). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode-metode kuantitatif merupakan metode - metode yang didasarkan pada informasi numerik atau kuantitas - kuantitas, dan biasanya diasosiasikan dengan analisis - analisis statistik (Saebani, 2008). Tujuan peneliti menggunakan desain ini adalah peneliti dapat mengetahui gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa Keperawatan terhadap penerapan metode pembelajaran PBL di UIN Jakarta.
52
53
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian dilakukan di lokasi perkuliahan mahasiswa PSIK UIN Jakarta angkatan 2012 dan 2013. Waktu penelitian dilaksanakan setelah berlangsungnya seminar proposal, pada bulan April hingga Juni tahun 2014. C. Instrumen Penelitian Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas sebelumnya. Kuesioner adalah daftar pertanyaan dalam rangka wawancara terstruktur oleh peneliti kepada responden. Daftar pertanyaan telah disusun sedemikian rupa, sehingga responden hanya memberikan jawaban dengan memberikan tanda-tanda atau simbol atau menceklis dari pilihan jawaban yang telah disediakan (Imron & Munif, 2010). Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok pernyataan, yaitu : a) Kuesioner A, merupakan kelompok pernyataan identitas responden yang meliputi angkatan, jenis kelamin, tempat tinggal saat ini, kegiatan yang dilakukan selain kuliah, dan indeks prestasi terakhir mahasiswa. b) Kuesioner B, berisi mengenai pernyataan kemampuan manajemen waktu mahasiswa terhadap penerapan metode pembelajaran PBL. Time Management Questionnaire (TMQ) dikembangkan oleh Briton & Tesser (1991) yang digunakan sebagai alat pengumpul data untuk
54
mengukur perilaku manajemen waktu mahasiswa, yang terdiri dari 16 pernyataan. Penilaian untuk penyataan favourable apabila jawaban selalu (5), sering (4), kadang-kadang (3), jarang (2), dan tidak pernah (1). Penilaian untuk pernyataan unfavourable apabila jawaban selalu (1), sering (2), kadang-kadang (3), jarang (4), dan tidak pernah (5). Tabel 4.1 Kisi – Kisi Kuesioner Manajemen Waktu Waktu No. Item No. Dimensi Jumlah Favourable Unfavourable Item 1. Perencanaan Jangka 7 1,2,3,4,5,6,7 Pendek 2. Sikap terhadap waktu 5 9,11,13 8,10, 3. Perencanaan Jangka 4 15,16,17,18 Panjang Jumlah 16 Kuesioner penelitian ini terdiri dari 16 pernyataan valid yang harus diisi oleh responden terkait manajemen waktu belajar mahasiswa mengenai penerapan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil pengolahan data menggunakan software statistik untuk data ini didapatkan nilai mean 53; median 53,00; skewness 0,014; dan standard error of skewnes 0,261. Apabila skewness dan standard error of skewness dibagi akan menghasilkan angka 0,05. Angka ini didalam rentang -2 sampai 2, maka distribusi data penelitian ini normal. Oleh karena itu, untuk menentukan baik atau tidaknya manajemen waktu responden peneliti menggunakan nilai mean sebagai standar. Jika nilai total responden kurang dari mean (53), maka manajemen waktu tidak baik, dan jika lebih besar atau sama dengan 53 maka manajemen waktu responden tersebut adalah baik.
55
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta angkatan 2012 dan 2013 yang telah menggunakan metode PBL. 2. Sampel Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian (Imron & Munif, 2010). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah tekhnik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 85 mahasiswa Keperawatan UIN Jakarta yang sudah menjalani proses pembelajaran metode PBL. Kriteria inklusi dari sampel yang diambil dari populasi adalah sebagai berikut: a) Mahasiswa aktif di PSIK UIN Jakarta tahap akademik angkatan 2012 dan 2013 yang sudah menjalani proses metode pembelajaran PBL. b) Bersedia menjadi responden. E. Pengumpulan Data Penelitian dilakukan setelah menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah dengan pemberian kuesioner pada responden dimana terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan yang merupakan syarat kesedian menjadi responden penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu berupa kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa PSIK UIN Jakarta yang mengalami proses pembelajaran dengan metode PBL, yakni mahasiswa PSIK UIN Jakarta angkatan 2012 dan 2013. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Kuesioner dibagikan kepada 37 mahasiswa angkatan 2012 dan 48 mahasiswa angkatan 2013. Total kuesioner yang dibagikan oleh peneliti adalah 85 kuesioner. Peneliti menggunakan daftar nama yang diberikan oleh Program Studi Ilmu Keperawatan bagian kemahasiswaan (yang telah diperbarui) sebagai acuan. Peneliti mengecek langsung kuesioner yang diterima. Responden yang telah mengisi kuesioner akan mendapatkan souvenir dari peneliti. F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Uji coba instrumen dilakukan sebelum melakukan pengumpulan data, untuk melihat validitas dan reliabilitas alat pengumpul data yang telah dibuat. Peneliti telah melakukan uji coba pada 50 responden yang memiliki kesamaan karakteristik dengan responden penelitian. Uji validitas dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia pada tanggal 21 Mei 2014.
57
Uji validitas dinilai dengan menggunakan Pearson Product Moment. Uji validitas ditetapkan dengan membandingkan r hasil dengan r tabel. Item pernyataan dinyatakan valid jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (Imron & Munif, 2010). Nilai r tabel untuk responden 50 adalah 0,273. Jika r hitung lebih besar dari 0,273 maka pernyataan tersebut valid. Hasil uji validitas kuesioner dari 18 pernyataan didapatkan 2 pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 12 dan 14. Peneliti kemudian memutuskan untuk mengubah pernyataan yang tidak valid. Jumlah pernyataan menjadi bertambah setelah dilihat kembali, menjadi 18 pernyataan dengan beberapa perubahan kata didalamnya. Kuesioner dengan 18 pernyataan inilah yang menjadi kuesioner penelitian yang digunakan untuk pengambilan data. Untuk menguatkan hasil validasi, maka dilakukan uji ulang pada penelitian yang sesungguhnya dan menghasilkan 2 pernyataan yang tidak valid. Peneliti memutuskan untuk membuang 2 pernyataan yang tidak valid tersebut. Sehingga tersisa 16 pernyataan yang akan dilakukan analisis. Uji reliabilitas ialah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan bantuan program SPSS. Hasil pengkajian
reliabilitas
berhubungan
dengan
koefisien
alpha
yang
menunjukkan bahwa nilai-nilai alpha antara 60-80% adalah reliabel (Nakip, 2006). Uji reliabilitas pada kuesioner dengan 18 pernyataan yang diisi oleh 50 responden menghasilkan nilai cronbanch’s alpha 0,85 yang menunjukkan bahwa kuesioner ini bersifat reliabel.
58
G. Pengolahan Data Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari 3 tahap (Imron & Munif, 2010): 1. Editing Proses editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan, kartu, buku register dan lain-lain. Kegiatan dalam memeriksa data meliputi: a) Perhitungan dan penjumlahan Menghitung banyaknya lembaran - lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini untuk mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan. b) Koreksi Kegiatan ketika koreksi adalah untuk melihat dan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, memeriksa keseragaman data. 2. Coding Coding adalah tindakan untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban
atau
data
hasil
penelitian
dianggap
sangat
perlu
untuk
disederhanakan. Salah satu cara menyederhanakan data hasil penelitian adalah dengan memberikan simbol - simbol atau kode tertentu. Dalam memberi simbol-simbol atau kode, tahapan kegiatan yang dilalui adalah: a) Untuk jawaban dari pertanyaan tertutup Cara yang ditempuh adalah memberikan simbol - simbol atau kode tertentu, biasanya dalam bentuk angka untuk setiap jawaban yang diberikan oleh responden.
59
b) Jawaban dari pertanyaan terbuka Cara yang ditempuh ialah mengambil intisari dari jawaban yang diberikan, kemudian dikelompokkan menurut katagori tertentu dan setelah itu tiap katagori diberikan simbol - simbol atau kode berupa angka c) Pemindahan data Setelah pemberian simbol atau kode pada jawaban kuisioner yang dibagikan kepada responden selesai, maka data yang sudah diberi kode dipindahkan ke dalam suatu media yang mudah ditangani untuk pengolahan data selanjutnya. Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara mekanis, manual atau elektronis. 3. Tabulating Tabulating, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun dam disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Pelakasanaan tabulating dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan elektronis. H. Tekhnik Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah menggunakan analisis univariat, untuk melihat distribusi frekuensi, tendensi sentral, ukuran penyebaran maupun persentase dari setiap variabel, ataupun dengan melihat gambaran histogram dari variabel tersebut (Imron & Munif, 2010). Analisis pada penelitian ini menghasilkan distribusi frekuensi responden berdasarkan angkatan, jenis kelamin, tempat tinggal, sumber kegiatan, indeks prestasi terakhir, dan manajemen waktu responden mengenai
60
manajemen waktu penerapan metode pembelajaran PBL di PSIK UIN Jakarta. Penyajian data akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
61
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
mendapatkan
izin
penyelenggaraan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional RI Nomor: 1356/D/T2005 tanggal 10 Mei 2005 dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan
Agama
Islam
Departemen
Agama
RI
Nomor:
Dj.II/123/2005 tanggal 17 Mei 2005, yang diperpanjang izin penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I/38/2010 tanggal 29 Januari 2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) dan lulusan pendidikan profesinya mendapat sebutan Ners (Ns). Program Studi Ilmu Keperawatan telah meluluskan Ners sebanya 102 orang sampai semester genap 2013/2014. Pada tahun 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan kurikulum dari kurikulum conventional ke SCL. Pada semester
ganjil
2012/2013
PSIK
melaksanakan
implementasi
perubahan kurikulum dengan metode pembelajaran sistem modul. Pada tahun 2014/2015 PSIK melaksanakan dua kurikulum dan metode pembelajaran yang berbeda, dimana mahasiswa tingkat 1 (semester 1 dan 2), tingkat 2 (semester 3 dan 4), dan tingkat 3 (semester 5 dan 6) 61
62
menggunakan kurikulum 2012 dengan metode pembelajaran modul yang berorientasi Student Centered Learning, sedangkan mahasiswa tingkat 4 (semester 7 dan 8) menggunakan kurikulum 2008 dengan metode Centered
pembelajaran Learning.
conventional Kurikulum
yang berbasis
berorientasi kompetensi
Teacher yang
dikembangkan PSIK pada tahun 2012 merujuk pada Panduan Kurikulum Pendidikan Ners yang dirumuskan oleh tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) tahun 2009 - 2013 yang diterbitkan tahun 2010.
63
B. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang didapatkan adalah jenis kelamin, angkatan, tempat tinggal saat ini, kegiatan selain kuliah, dan indeks prestasi terakhir responden. Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi
responden
mahasiswa
keperawatan
berdasarkan
karakteristiknya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan berdasarkan Karakteristik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=85) No. Variabel 1. Angkatan 2012 2013 2. Jenis kelamin Laki – laki Perempuan 3. Tempat tinggal Rumah orang tua Rumah saudara/kerabat Kost Asrama 4. Kegiatan selain kuliah Tidak ada Berorganisasi Berkerja 5. Indeks prestasi terakhir Cumlaud (≥ 3,51-4,00) Sangat memuaskan (2,51-3,50) Memuaskan (2,00-2,5) Kurang (0,00-2,49)
n
%
37 48
43,5 56,5
2 83
2,4 97,6
24 2 45 14
28,2 2,4 52,9 16,5
28 57 0
32,9 67,1 0
9 75
10.6 88,2
1 0
1,2 0
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 85 responden pada angkatan 2012 dan 2013 cukup menggambarkan populasi mahasiswa keperawatan, yaitu mayoritas berjenis kelamin perempuan (97,6 %). Mahasiswa yang menjadi responden paling banyak tinggal di
64
kost/asrama sekitar kampus, yakni berjumlah 69,4 %. Kuliah merupakan kegiatan utama mahasiswa, namun banyak juga mahasiswa yang memiliki kegiatan lain yaitu berorganisasi, yakni sejumlah 67,1 %. Indeks prestasi terakhir responden mayoritas sangat memuaskan, yakni sejumlah 88,2 %. C. Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa terhadap Penerapan PBL Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen waktu belajar mahasiswa
keperawatan
tidak
jauh
berbeda
terkait
metode
pembelajaran yang telah digunakan, yaitu PBL. Responden yang memiliki manajemen waktu baik berjumlah 43 orang atau 50,6 %, dan responden yang memiliki manajemen waktu tidak baik, yaitu 42 orang atau 49,4 %. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar terhadap Penerapan PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=85) Manajemen Waktu n
%
Baik
43
50,6
Tidak Baik
42
49,4
Jumlah
85
100
65 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=85)
Karakteristik
Manajemen Waktu Baik Tidak (+) Baik (-) n % n %
Jumlah
Angkatan 2012 2013
21 22
56,8 45,8
16 26
43,2 54,2
37 48
Jenis Kelamin Laki Perempuan
0 43
0 51,8
2 40
100 48,2
2 83
Tempat Tinggal Rumah Orang Tua Rumah saudara Kost Asrama
12 1 21 9
50 50 46,7 64,3
12 1 24 5
50 50 53,3 35,7
24 2 45 14
Kegiatan selain Kuliah Berorganisasi Tidak
28 15
49,1 53,6
29 13
50,9 46,4
57 28
4 38
44,4 50,7
5 37
55,6 49,3
9 75
1
100
0
0
1
Indeks Prestasi Cumlaude Sangat Memuaskan Memuaskan
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden dengan manajemen waktu belajar baik dan tidak baik dari segi angkatan tahun pembelajaran terhadap pelaksanaan metode PBL di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta proporsinya tidak jauh berbeda, namun manajemen waktu belajar baik untuk angkatan 2012 memiliki persentase lebih besar (56,8%) dibandingkan angkatan 2013 (45,8%). Mahasiswa angkatan 2013 memiliki persentase lebih besar dalam
66
manajemen waktu tidak baik (54,2%) dibandingkan dengan mahasiswa angkatan 2012 (43,2%). Responden dengan manajemen waktu belajar baik dan tidak baik antara laki-laki dan perempuan terhadap pelaksanaan metode PBL di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belum cukup menggambarkan karena lebih dari setengah mahasiswa keperawatan berjenis kelamin perempuan. Mahasiswa berjenis kelamin laki dengan jumlah 2 orang menunjukkan keduanya memiliki manajemen waktu tidak baik. Mahasiswa berjenis kelamin perempuan memiliki persentase lebih besar dalam manajemen waktu baik. Responden dengan manajemen waktu belajar baik dan tidak baik terhadap pelaksanaan metode PBL di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada mahasiswa yang tinggal di asrama memiliki persentase yang lebih besar yaitu sebesar 64,3% dalam manajemen waktu yang baik diantara mahasiswa yang tinggal di rumah orang tua, rumah saudara, dan kost. Mahasiswa yang tinggal di kost memiliki persentase yang lebih besar yaitu sebesar 53,3% untuk manajemen waktu yang tidak baik. Responden dengan manajemen waktu belajar baik dan tidak baik terhadap pelaksanaan metode PBL di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta proporsinya tidak jauh berbeda, namun mahasiswa yang tidak mempunyai kegiatan lain selain kuliah memiliki persentase lebih besar (53,6%) dalam manajemen waktu yang baik dibandingkan dengan mahasiswa yang berorganisasi (46,4%). Mahasiswa yang berorganisasi
67
memiliki persentase yang lebih besar untuk manajemen waktu tidak baik. Responden dengan manajemen waktu belajar baik dan tidak baik terhadap pelaksanaan metode PBL di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghasilkan mayoritas mahasiswa dalam indeks prestasi sangat memuaskan dalam rentang 2,51-3,50 menghasilkan persentase lebih besar dalam manajemen waktu yang baik. Sedangkan mahasiswa dengan indeks prestasi cumlaud menghasilkan persentase yang lebih besar untuk manajemen waktu yang tidak baik. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar tiap Subvariabel di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (n=85) Subvariabel Manajemen waktu
Perencanaan Jangka Pendek Sikap Waktu Perencanaan Jangka Panjang
Baik (+)
Tidak Baik (-)
n 47
% 55,3
n 38
% 44,7
48 49
56,5 57,6
37 36
43,5 42,4
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa subvariabel perencanaan jangka panjang memiliki persentase lebih besar sejumlah 57,6% dalam manajamen waktu yang baik dibandingkan dengan subvariabel yang lain yaitu perencanaan jangka pendek dan sikap terhadap waktu. Evaluasi-evaluasi terkait manajemen waktu mahasiswa dalam melaksanakan metode PBL dapat ditemukan pada distribusi frekuensi kemampuan mahasiswa berdasarkan subvariabel tersebut. Manajemen
68
waktu mahasiswa sudah baik dapat dilihat pada selalu atau tidak pernahnya mahasiswa terhadap penyataan pada kuesioner. Apabila mahasiswa menjawab selalu, sering, atau kadang-kadang maka manajemen waktu terhadap poin pernyataan positif tersebut sudah baik, pada pernyataan negatif manajemen waktu dikatakan baik jika menjawab pernyataan tidak pernah atau jarang-jarang.
Perencanaan Jangka Pendek Membuat daftar list kegiatan Membuat jadwal aktifitas Kegiatan dimulai perencanaan Menetapkan target pencapain Memiliki rencana mingguan jelas Menggunakan waktu sesuai rencana Mendahulukan penetapan prioritas
Jawaban Responden Selalu
Sering
Kadang
Jarang
% 1,2 1,2 16,5 24,7 14,1 3,5 36,5
% 12,9 16,5 52,9 45,9 21,2 36,5 42,4
% 56,5 40 18,8 24,7 45,9 48,2 18,8
% 20 27,1 10,6 3,5 18,8 11,8 2,4
Mahasiswa membuat daftar list kegiatan harian dengan intensitas kadang-kadang sebesar 56,5% dengan jumlah mahasiswa 48 orang. Mahasiswa membuat jadwal aktifitas kerja dengan intensitas kadangkadang sebesar 40% dengan jumlah mahasiswa 34 orang. Mahasiswa juga sering menetapkan target pencapaian sebesar 45,9% dengan jumlah mahasiswa 39 orang. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa sering dilakukan dengan perencanaan (52,9%). Rencana mingguan yang dibuat mahasiswa jelas dengan intensitas kadang-kadang sebesar 45,9%. Semua kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yang lebih
Tidak pernah % 9,4 15,3 1,2 1,2 0 0 0
69
prioritas sering didahulukan (42,4%) dengan jumlah mahasiswa 36 orang, sehingga waktu yang dihabiskan digunakan sesuai dengan perencanaan sekitar 48,2%. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mahasiswa Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Subvariabel Sikap terhadap Waktu (n=85)
Sikap terhadap Waktu Waktu habis pada kegiatan tidak bermanfaat Punya waktu untuk merencanakan ulang waktu yang telah direncanakan Tidak bisa mengatakan “tidak” pada ajakan orang lain Bertanggung jawab terhadap waktu sendiri Merencanakan waktu untuk hal bermanfaat
Selalu
Jawaban Responden Sering Kadang Jarang %
Tidak pernah %
28,2
4,7
44,7
23,5
1,2
27,1
43,5
22,4
4,7
15,3
48,2
31,8
4,7
0
20
49,4
30,6
0
0
%
%
%
0
14,1
52,9
0
30,6
2,4
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa mahasiswa tidak bisa mengatakan “tidak” pada ajakan orang lain sebesar 43,5%,
yang dapat
mengganggu belajar mahasiswa, sehingga banyak waktu habis pada kegiatan yang tidak bermanfaat sebesar 52,9%. Mahasiswa kadangkadang mempunyai waktu untuk merencanakan ulang waktu yang telah direncanakan sebesar 44,7% dengan jumlah mahasiswa 38 orang, bertanggung jawab terhadap waktu sebesar 48,2% dengan jumlah mahasiswa 41 orang, dan merencanakan waktu untuk hal bermanfaat sebesar 49,4%.
70 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mahasiswa Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Subvariabel Perencanaan Jangka Panjang (n=85)
Perencanaan Jangka Panjang Memiliki rencana 3 bulan ke depan Lebih sering mengerjakan tugas langsung dari pada deadline Lebih memilih bertahap mengerjakan tugas Meriview catatan secara rutin, walau sedang tidak ada ujian
Selalu
Jawaban Responden Sering Kadang Jarang % 36,5
Tidak Pernah % 11,8
48,2
27,1
3,5
42,4
31,8
10,6
1,2
15,3
50,6
29,4
3,5
% 0
% 16,5
5,9
15,3
14,1 1,2
% 35,3
Tabel 5.7 berikut menunjukkan bahwa mahasiswa kadang-kadang meriview catatan secara rutin walaupun ketika sedang tidak ada ujian sejumlah 50,6%. Mahasiswa jarang memiliki rencana untuk 3 bulan ke depan sebesar 36,5%. Mahasiswa lebih sering mengerjakan tugas secara langsung dari pada deadline sebesar 48,2% dengan jumlah mahasiswa 41 orang, dan mahasiswa sering mengerjakan tugas secara bertahap sebesar 42,4%.
71
BAB VI PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Angkatan Tahun Pembelajaran Pada penelitian gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diperoleh sebanyak 85 responden sesuai dengan mahasiswa yang telah melaksanakan metode PBL. 85 responden yang diteliti adalah responden angkatan tahun pembelajaran 2012 dan 2013. Mahasiswa angkatan 2012 memiliki persentase lebih besar dalam manajemen waktu yang baik (56,8%) dibandingkan dengan mahasiswa angkatan 2013 yaitu 45,8%. Mahasiswa angkatan 2013 memiliki persentase lebih besar dalam manajemen waktu tidak baik dibandingkan dengan mahasiswa angkatan 2012. Pengalaman
manajemen
waktu
ini
menyebabkan
mahasiswa angkatan 2012 sudah menemukan pola adaptasi atau koping yang adaptif dalam pelaksanaan metode pembelajaran yang digunakan, yaitu PBL.
Mahasiswa angkatan 2012 sudah
mengetahui bagaimana metode PBL yang dilaksanakan sehingga sudah mampu mengatur waktunya dengan baik, karena sudah memasuki tahun kedua perkuliahan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kocaman (2009) yang menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa mahasiswa yang memasuki tahun pertama
71
72
perkuliahan memiliki tingkat kesiapan yang lebih rendah dalam pelaksanaan PBL dibandingkan dengan mahasiswa yang telah memasuki tahun kedua perkuliahan. 2. Jenis Kelamin Hasil
penelitian
menunjukkan
lebih
dari
setengah
mahasiswa keperawatan berjenis kelamin perempuan dengan jumlah mahasiswa laki-laki yang menjadi responden adalah 2 orang. Mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dengan responden 2 orang menunjukkan keduanya memiliki manajemen waktu tidak baik,
sedangkan
mahasiswa
berjenis
kelamin
perempuan
menghasilkan persentase lebih besar dalam manajemen waktu yang baik. Hasil penelitian ini belum bisa menggambarkan perbandingan manajemen waktu yang baik antara perempuan dan laki-laki karena lebih dari setengah mahasiswa berjenis kelamin perempuan dengan jumlah responden laki - laki 2 orang. Keperawatan dikenal dengan istilah “mother instinct”, sebab perawat dari suatu golongan naluriah. Naluri yang berperan adalah naluri keibuan, naluri untuk memberikan perlindungan dan naluri sosial. Perempuan secara tabiat lebih peka dari pada lakilaki. Sebagai suatu pekerjaan yang didasarkan naluri, keperawatan banyak dilakukan oleh perempuan (Asmadi, 2008). Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa bila perempuan mempunyai waktu luang, mereka lebih suka mengisi dengan mengerjakan berbagai kegiatan ringan dari pada hanya santai saja. Hal serupa
73
dinyatakan dalam penelitian macan dkk dalam Kusuma (2008) bahwa manajemen waktu mahasiswa perempuan lebih baik dibandingkan dengan laki-laki. Penelitian Anand (2007) juga menyatakan bahwa laki-laki memiliki frekuensi lebih tinggi bermain game atau menghabiskan waktu dengan kegiatan tidak bermanfaat dibandingkan dengan perempuan. 3. Tempat Tinggal Faktor stress dalam belajar menurut Alvin (2007) ada yang berasal dari eksternal, yaitu: lingkungan tempat tinggal atau lingkungan belajar, berbagai peristiwa kehidupan yang dihadapi anak, dan faktor fisik seperti suhu udara dan bau. Lingkungan tempat tinggal responden dalam penelitian ini beraneka ragam. Proporsi responden yang tinggal di kost sebesar 52,9% dan di asrama
sekitar
menunjukkan
kampus
bahwa
sebesar
mahasiswa
16,5%. yang
Hasil
tinggal
penelitian di
asrama
menghasilkan persentase lebih besar dalam manajemen waktu yang baik yaitu 64,3%. Sedangkan mahasiswa yang tinggal di kost memiliki persentase yang lebih besar dalam manajemen waktu yang tidak baik yaitu 53,3%. Perbedaan hasil ini dikarenakan mahasiswa yang tinggal di asrama akan lebih fokus dalam mengerjakan kegiatan akademik. Selain itu, mahasiswa memiliki jadwal kegiatan yang lebih teratur sehingga mahasiswa harus bisa mengatur waktunya dengan baik.
74
4. Kegiatan Selain Kuliah Responden dalam penelitian ini mayoritas memiliki kegiatan lain selain kuliah, yaitu berorganisasi sebanyak 67,1%. Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
mahasiswa
yang
berorganisasi memiliki persentase yang lebih besar dalam manajemen waktu tidak baik (50,9%). Mahasiswa yang tidak memiliki kegiatan selain kuliah memiliki persentase yang lebih besar dalam manajemen waktu yang baik yaitu sebesar 53,6%. Kesibukan yang dialami oleh mahasiswa berorganisasi tentu saja memerlukan manajemen waktu yang baik untuk dirinya sendiri dan kegiatan yang dilakukannya. Peran mahasiswa sebagai organisator dan pelajar tentu akan menjadi sebuah tanggung jawab yang besar agar kedua peran tersebut dapat berjalan dengan baik. Hal ini menjadi sangat berbeda dibandingkan mahasiswa yang hanya aktif secara akademik. Mahasiswa yang memiliki kegiatan selain
kuliah
seperti
konsentrasinya kepada
berorganisasi
tentu
akan
kegiatan tersebut. Mahasiswa
terbagi yang
berorganisasi harus mengorbankan sebagian dari pikiran, tenaga, materi, dan waktu untuk kegiatan organisasi yang diikutinya. Penelitian Ahmaini (2010) menyatakan bahwa terdapat perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dengan yang tidak aktif dalam organisasi. Mahasiswa yang ikut dalam kegiatan organisasi memiliki nilai akademik yang rendah akibat tidak dapat
75
membagi waktu antara kegiatan perkuliahan dan kegiatan organisasi. 5. Indeks Prestasi Terakhir Hasil penelitian menunjukkan mayoritas mahasiswa dalam indeks prestasi 2,5-3,5 dengan katagori sangat memuaskan menghasilkan persentase yang lebih besar dalam manajemen waktu yang baik. Manajemen waktu yang baik berhubungan dengan tingkat akademik yang baik seperti pada penelitian Puspitasari (2013) bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara manajemen waktu dengan prestasi akademik, artinya semakin tinggi manajemen waktu maka semakin tinggi prestasi akademik sebaliknya semakin rendah manajemen waktu maka semakin rendah pula prestasi akademik. B. Gambaran Manajemen Waktu Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 50,6% responden memiliki manajemen waktu yang baik dalam melaksanakan metode PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan 49,4% memiliki manajemen waktu tidak baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa angkatan 2012 memiliki persentase yang lebih besar dalam manajemen waktu yang baik sebesar 56,8% dibandingkan mahasiswa angkatan 2013. Pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa angkatan 2012 sudah lebih mulai terbiasa dengan paparan metode pembelajaran PBL dibandingkan dengan mahasiswa angkatan 2013. Saat dilakukan penelitian, mahasiswa angkatan tahun 2013 baru memasuki tahun
76
pertama perkuliahan dan baru merasakan stimulus penerapan pembelajaran metode PBL pada mata kuliah keperawatan. Hal ini pada angkatan 2013 termasuk sesuatu yang baru dibandingkan dengan metode sebelumnya saat SMA karena pada metode PBL mahasiswa dituntut untuk belajar mandiri, mencari literatur dan informasi perkuliahan,
mempersiapkan
presentasi
dan
memungkinkan
mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk belajar (Emerald et al., 2013). Kemampuan manajemen waktu belajar oleh mahasiswa dalam melaksanakan metode PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diarahkan oleh instrumen penelitian melalui 3 bagian, yakni kemampuan dalam melakukan perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu, dan kemampuan dalam perencanaan jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan jangka panjang memiliki persentase yang lebih besar sejumlah 57,6% dalam manajemen waktu yang baik diantara perencanaan jangka pendek dan sikap terhadap waktu. Pada perencanaan jangka panjang hasilnya tidak jauh berbeda dalam manajemen waktu baik dan manajemen waktu tidak baik dalam melaksanakan metode PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Manajemen waktu baik berjumlah 57,6% sedangkan manajemen waktu tidak baik berjumlah 42,4%. Mahasiswa (50,6%) mereview catatan secara rutin walaupun ketika sedang tidak ada ujian dengan intensitas kadang-kadang. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kegiatan yang
77
lebih diprioritaskan oleh mahasiswa, sehingga ketika tidak sedang ujian mereka mereview catatan dengan intensitas kadang-kadang. Pernyataan bagian perencanaan jangka pendek manajemen waktu dalam melaksanakan metode PBL memang mengkhususkan pada kemampuan mahasiswa dalam membuat perencanaan baik dalam hari atau dalam minggu. Kemampuan yang baik terletak pada kemampuan mahasiswa dalam membuat daftar list kegiatan harian dan semua kegiatan dimulai dengan perencanaan. Lima puluh enam koma lima persen mahasiswa membuat daftar list kegiatan harian yang akan dilakukan dan 52,9% mahasiswa sering melakukan kegiatan yang dimulai dengan rencana. Tiga puluh enam mahasiswa atau 42,4% responden mendahulukan penetapan prioritas. Hasil penelitian tersebut seperti yang dikemukakan Rosita (2008) yang menyebutkan beberapa strategi manajemen waktu antara lain adalah membiasakan diri untuk menyiapkan daftar, merencanakan kegiatan, memprioritaskan tugastugas menurut kepentingannya. Bagian ketiga dari instrumen penelitian yang dibagikan adalah sikap terhadap waktu. Hasil yang didapatkan ialah sebanyak 48 orang atau 56,5% mahasiswa memiliki manajemen waktu baik dan sebanyak 37 orang atau 43,5% mahasiswa memiliki manajemen waktu tidak baik. Manajemen waktu tidak baik tersebut dibentuk dari beberapa jawaban mahasiswa yang banyak menghabiskan waktu pada kegiatan yang tidak bermanfaat (52,9%). Mahasiswa juga sering melakukan hal-
78
hal yang mengganggu belajar hanya karena tidak bisa mengatakan “tidak” pada ajakan orang lain (43,5%). Persentase di atas membuktikan bahwa mahasiswa keperawatan memang berpendapat seperti apa yang Mediana (2008) paparkan. Mediana (2008) memaparkan bahwa terdapat hambatan yang sering dijumpai saat mengelola waktu diantaranya adalah suka menundanunda pekerjaan dan melanggar deadline dan target yang sudah ditentukan sendiri. Mahasiswa yang tidak dapat mengatakan “tidak” pada ajakan orang lain maka mereka akan menunda pekerjaan mereka untuk kegiatan yang tidak bermnafaat. C. Keterbatasan Penelitian Indeks prestasi mahasiswa yang didapatkan melalui data primer memungkinkan mahasiswa lupa dan tidak sesuai dengan hasil yang terdapat di data program studi.
79
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penerapan PBL pada kurikulum berbasis kompetensi membawa pengaruh terhadap mahasiswa untuk aktif dan mampu melakukan manajemen waktu yang tersedia pada kegiatan perkuliahan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen waktu belajar pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karakteristik mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi responden penelitian adalah angkatan 2012 dan 2013. Lebih dari setengah mahasiswa keperawatan berjenis kelamin perempuan dan bertempat tinggal di kost atau asrama. Mahasiswa keperawatan kebanyakan fokus pada perkuliahan, namun banyak juga mahasiswa yang menjalani aktivitas organisasi diluar kegiatan
perkuliahan.
Indeks
prestasi
mahasiswa
keperawatan
mayoritas dalam rentang 2,5-3,5 dengan kategori sangat memuaskan. Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan tidak jauh berbeda antara manajemen waktu belajar baik dan tidak baik pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatullah dalam melaksanakan metode PBL. Hal ini disebabkan karena sebagian besar mahasiswa sudah dapat beradaptasi mengenai metode pembelajaran yang diterapkan. Pada
perencanaan
jangka
pendek
mengkhususkan
pada
kemampuan mahasiswa dalam membuat perencanaan baik dalam hari 79
80
atau dalam minggu. Persentase yang lebih besar dalam manajemen waktu yang baik terlihat pada kemampuan mahasiswa dalam membuat daftar list kegiatan, kegiatan yang dimulai sesuai rencana, dan mampu menetapkan prioritas kegiatan. Variabel sikap terhadap waktu terdapat persentase yang lebih besar dalam manajemen waktu yang tidak baik, seperti masih banyak mahasiswa yang menghabiskan banyak waktu pada kegiatan yang tidak bermanfaat dan mahasiswa yang tidak bisa mengatakan “tidak” pada ajakan orang lain sehingga dapat mengganggu belajar. Pada variabel perencanaan jangka panjang memiliki persentase yang lebih besar dalam manajemen waktu baik dibandingkan dua subvariabel lain yaitu, perencanaan jangka pendek dan sikap terhadap waktu. Manajemen waktu yang baik terdapat pada persentase yang lebih besar pada mahasiswa yang meriview catatan secara rutin walaupun ketika sedang tidak ada ujian dan tugas kuliah yang dikerjakan secara bertahap. B. Saran Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diperlukan adanya pengenalan dini terkait metode pembelajaran yang digunakan, yaitu PBL pada mahasiswa baru Program Studi Ilmu Keperawatan agar dapat beradaptasi sehingga menghasilkan penampilan akademik yang baik dan lulusan yang disiplin. Penerapan PBL membutuhkan sumber daya yang lebih banyak, oleh karena itu bisa melibatkan tenaga alumni
81
untuk menjadi tenaga pengajar atau fasilitator dalam diskusi kelompok. Bagi mahasiswa, Sebagian besar mahasiswa sudah menemukan pola adaptasi yang tepat untuk menjalani metode baru yang diterapkan pada mata kuliah keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Masih banyak pula yang belum memiliki manajemen waktu yang tidak baik. Hasil ini dapat dijadikan bahan evaluasi diri dimana manajemen waktu yang baik dapat dipertahankan, sedangkan manajemen waktu yang tidak baik perlu diperbaiki. Bagi penelitian selanjutnya, perlu memperdalam mengenai faktor – faktor yang dapat mempengaruhi manajemen waktu mahasiswa yang dihubungkan dengan prestasi akademik mahasiswa keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Aguilar, S., (2012). Time Management For Health Professions Students. Prepared by: Office of Statewide Health Planning and Development. Ahmaini, D. (2010). Perbedaan Prokrastinasi Akademik antara Mahasiswa yang Aktif dengan yang Tidak Aktif dalam Organisasi Kemahasiswaan PEMA USU. Medan: Universitas Sumatera Utara Alay, S., & Kocak, S. (2002). Validity and Reliability of Time Management Questionnaire. Review og Faculty of Education, 22, 9-13. Alika, I. H. (2012). Sources of Stress among Undergraduate Students in the University of Benin, Benin City, Nigeria: Implications For Counselling. Research in Education, 88, 107-109. Altiok, H. Ö., & Űstün, B. (2013). The Stress Sources of Nursing Student. Paper presented as poster papers, organized by the Dokuz Eylül University Nursing Faculty between 29 May – 1 June, Clinical Nursing Research Congress. Alvin, N. L. O., (2007). Mengatasi Stress Belajar. Jakarta: Elex Media Anand, V. (2007). A Study of Time Management: The Correlation between Video Game Usage and Academic Performance Markers. CyberPsychology & Behavior, 10(4), 552-559. Arifin, I., Wagiana, G. H., Khomaeni, A., Wahidin, A., & Supratman, B. (2007). Membuka Cakrawala Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Pengetahuan Sosial. (ed.). –jil.3. Ed.1. Cet. 1. Bandung: PT Setia Purna Inves. Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC Astuti., P. (2008). Kebutuhan dan Perilaku Pencarian Informasi: Studi Kasus Mahasiswa PDPT FIB UI 2007 dengan Metode Problem Based Learning. Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia. Barrows, H. (1996). New Direction for Teaching and Learning “Problem Based Learning Medicine and Beyond: A Brief Overview. Jossey Bass Publisher. Bergamin, P. B., Werlen, E., Siegenthaler, E., & Ziska, S. (2012). The Relationship Between Flexible and Self-Regulated Learning in Open and Distance University. The International Review of Research in Open and Distance Learning, 13(2), 101-123. Boud, D. & Felleti, G.I. (1998). The Challenge of Problem Based Learning. London: Kogapage. Brak, L. B., Lan, W. Y., & Paton, V. O. (2010). Profiles in Self-Regulated Learning in the Online Learning Environment. International Review of Research in Open and Distance Learning, 11(1), 61-80.
Britton, B. K. & Tesser, A. (1991). Effects of Time-Management Practices on Collage Grades. Journal of Educational Psychology, 83(3), 405-410. Cemaloglu, N., & Filiz, S. (2010). The Relation Between Time Management Skills and Academic Achievement of Potential Teachers. Educational Research Quarterly, 33(4), 3-23. Emerald, N. M.. Aung, P. P., Han, T. Z., Yee, K. T., Myint, M. H., Soe, T. T., & Oo, S. S., (2013). Students’ Perception of Problem Based Learning Conducted in Phase 1 Medical Program, UCSI University, Malaysia. South East Asian Journal of Medical Education. 7(2), 45-48. Endriani, R., & Nazriati, E. (2009). Pendapat Mahasiswa Terhadap Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan Problem Based Learning(PBL) di Fakultas Kedokteran Universitas Riau Pekanbaru. Jurnal Ilmu Kedokteran, 3(1), 49-58. Evensen., D. H., & Hmelo., C. E. (2000). Problem-based Learning: A Research Perspective on Learning Interaction. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum. Gibbons., M. (2002). The Self-Directed Learning Handbook: Challenging Adolescent Students to Excel. United States of America. Häfner, A., & Stock, A. (2010). Time Management Training and Perceived Control of Time at work. The Journal of Psychology, 144(5), 429-447. Hartono, B. (2011). Hubungan Karakteristik Mahasiswa, Motivasi dan Pemanfaatan Waktu Pada Kegiatan Mandiri dengan Self Directed Learning Pada Problem Based Learning Mahasiswa Semester 3 Fakultas Kedokteran UKRIDA. Depok: Universitas Indonesia. Herujito, Y. M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Bogor: Grasindo. Imron, M., & Munif, A. (2010). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Bahan Ajar untuk Mahasiswa. Jakarta; Sagung Seto. Jager, K. M. S., Schotanus, J. K., & Themmen, A. P. N. (2012). Motivation, Learning Strategies, Participation and Medical School Performance. Medical Education, 46, 678-688. Jennings, S, F., (2007). Personal Development plans and self-directed learning for healthcare professionals: are they evidence based?. Postgraduate Medical Journal, 83, 518-524. Kocaman, G., Dicle, A., & Ugur, A. (2009). A Longitudinal Analysis of the Self-Directed Learning Readliness Level of Nursing students Enrolled in a Problem-Based Curriculum. Journal of Nursing Education, 48(5), 286-290. Kunaefi, T, D., (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Kusuma, K., P. (2008). Manajemen Waktu ditinjau dari Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Bekerja. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.
Kwan, A. S. F., & Ko, E. I. (2002). More on Helping University Students To Manage Their Time Better. Hong Kong: City University of Hong Kong. Leung, C. H., Ng, C. W. R., & Chan, P. O. E. (2011). Can Co-curricular Activities Enhance the Learning Effectivesess of Student?: An Application to the Subdegree Student in Hong Kong. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education, 23(3), 329-341. Lin, C. F., Lu, M. S., Chung, C. C., & Yang, C. M. (2010). A Comparison of ProblemBased Learning and Conventional Teaching in Nursing ethics Education. Nursing Ethics, 17(3), 373-382. Ling, G., & Rijmen, F. (2011). A General Procedure to Assess the Internal Structure of a Noncognitive Measure- The Student 360 Insight Program (S360) Time Management Scale. Research Report, ETS RR-11-42. Liveris, C., & Cavanagh, R. (2012). A Phenomenological Analysis of the Self-Regulatory Behaviours of a Group of Young Adults in a Vocational Education and Training Business Program. Western Australia: Curtin University, Perth. Luthfiana, V. (2010). Kontribusi Manajemen Waktu terhadap Produktivitas Kerja Wartawan. Jakarta: Universitas Gunadarma. Macan, T.H. (1994). Time Management: Test of Proces Model. Journal of Applied Psychology. 79: 381-391. Mediana, E. (2008). Sesi VI: Manajemen Waktu. Pusat Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Mercu Buana. Mirzaei, T., Oskouie, F., & Rafii, F. (2012). Nursing Students’ time management, reducing stress and gaining satisfaction: a grounded theory study. Nursing and Health Sciences, 14, 46-51. Nakip, M. (2006). Pazarlama Arastirmalari: Teknikler ve SPSS Destekli Uygulamalar. Ankara: Seckin Yayincilik. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam., & Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika. Pace, C. R., & Kuh, G. D. (1998). College Student Experiences Questionnaire. Indiana University. Pehlivan, A. (2013). The Effect of the Time Management Skills of Students Taking a Financial Accounting Course on their Course Grades and Grade Point Averages. International Journal of Business and Social Science, 4(5), 196203.
Premadyasari, D. (2012). Prokrastinasi dan Task Aversiveness Tugas Makalah pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 1(1). Program Dasar Pendidikan Tinggi Universitas Indonesia. 2012. Materi Problem Based Learning (PBL) PDPT UI. Depok: Universitas Indonesia. Puspitasari, W. (2013). Hubungan antara Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial dengan Prestasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan Rosita. 2008. Manajemen Waktu yang Efektif. Disampaikan dalam Pelatihan Manajemen Diri Dalam Meningkatkan Kinerja Guru BK. Saebani, B., A. (2008). Metode Penelitian. Bandung; Pustaka Setia. Sansgiry, S. S., Bhosle, M., Sail, K. (2006). Factors That Affect Academic Performance Among Pharmacy Students. American Journal of Pharmaceutical Education, 70(5). 1-9. Siviter, B. (2004). Nursing Standard: ABC of Time Planning. Sudarman. (2007). Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2(2), 68-73. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV alfabeta. Swart, A. J., Lombard, K., de Jager, H. (2010). Exploring the Relationship between Time Management Skills and the Academic Achievement of African Engineering Student. European Journal of Engineering Education, 35(1), 79-89. Ummasyroh., Fadila, D., & Herawati, Y. (2013). Efektifitas Manajemen Waktu Bagi Mahasiswa untuk Meningkatkan Target Akademis pada Politeknik Negeri Sriwijaya. Jurnal Orasi Bisnis Edisi IX. 58-67. Van de Meer, J., Jansen, E., & Tarenbeek, M. (2010). “It’s almost a mindset that teacher need to change”: first-year students’ need to be inducted into time management. Studies in Higher Education, 35(7), 777-791. Wahyuningsing, I. S., & Santoso, A. (2013). Pengalaman Mahasiswa S1 Keperawatan dalam Metode Pembelajaran Problem Based Learning. Prosiding Konferensi Nasional PPNI Jawa Tengah 2013. Wang, W. C., Kao, C. H., & Huan, T. C. (2010). Free Time Management Contributes to Better Quality of Life: A Study of Undergraduate Student in Taiwan. J Happiness Study, 12, 561-573. Wood, DF. (2003). ABC of Learning and Teaching in Medicine Problem Based Learning. BMJ. 326, 328-330. www.aipni-aipnec.com diakses pada tanggal 19 Desember 2013 jam 19:56.
Lampiran 3
PENJELASAN TENTANG PENELITIAN
MANAJEMEN WAKTU BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN DALAM MELAKSANAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Naila Fitriah Nim
: 1110104000029
Adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen waktu belajar mahasiswa terhadap metode pembelajaran di Keperawatan, yakni PBL seiring dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi. Selain itu, penelitian ini merupakan bagian dari persyaratan untuk Program Pendidikan S1 saya di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Besar harapan saya agar Anda bersedia menjadi responden dalam penelitian saya dan menjawab pertanyaan terkait penelitian yang akan dilakukan. Informasi yang akan Anda berikan sebagai responden akan dijaga orisinalitas dan kerahasiannya. Atas ketersediannya, saya ucapkan terima kasih. Jakarta, April 2014
Peneliti
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah membaca surat permohonan dan mendapat penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan, saya dapat memahami tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian yang akan dilakukan. Saya mengerti dan yakin bahwa peneliti akan menghormati hak-hak dan kerahasiaan saya sebagai responden. Dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun, saya bersedia menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi responden pada penelitian ini.
Ciputat, ……………....2014 Tanda Tangan Responden
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Instrumen Manajemen Waktu Tabel: Nilai reliabilitas manajemen waktu menggunakan Pearson product (n=50) Cronbach's Alpha .850
N of Items 18
Tabel: Nilai uji validitas manajemen waktu menggunakan Pearson product moment dengan r table 0,273 (n = 50) Nilai r Nilai α Pernyataan (pearson correlation) (Sig. 2 tailed) man1 .747 .000 man2 .661 .000 man3 .668 .000 man4 .724 .000 man5 .628 .000 man6 .653 .000 man7 .571 .000 man8 .287 .043 man9 .575 .000 man10 .461 .001 man11 .473 .001 man12 .253 .076 man13 .631 .000 man14 .116 .420 man15 .586 .000 man16 .500 .000 man17 .526 .000 man18 .556 .000 Terdapat 2 pertanyaan tidak valid, sehingga dilakukan perubahan redaksi kalimat namun tidak merusak makna aslinya. Dilakukan uji ulang.
Setelah dilakukan uji ulang, menghasilkan hasil sebagai berikut : Tabel: Nilai reliabilatas manajemen waktu menggunakan pearson product (n=85) Cronbach's N of Items Alpha .732 18 Tabel: Nilai uji validitas manajemen waktu menggunakan pearson product moment (n = 85) r tabel 0,271 Pernyataan
Nilai r (pearson correlation)
Nilai α (Sig. 2 tailed)
man1 man2 man3 man4 man5 man6 man7 man8 man9 man10 man11 man12 man13 man14 man15 man16 man17 man18
.540 .546 .525 .570 .542 .429 .378 .401 .385 .411 .567 .107 .407 .184 .294 .378 .355 .586
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .329 .000 .092 .006 .000 .001 .000
Terdapat 2 pernyataan tidak valid, sehingga peneliti memutuskan untuk menghilangkan 2 pernyataan tersebut.
Lampiran7 Hasil Penelitian Tabel: Nilai reliabilatas manajemen waktu menggunakan pearson product n = 85) Cronbach's N of Items Alpha .755 16
Tabel: Nilai uji validitas manajemen waktu menggunakan pearson product moment (n = 85) r tabel 0,217 Nilai r Nilai α Pernyataan (pearson correlation) (Sig. 2 tailed) man1 .557 .000 man2 .557 .000 man3 .561 .000 man4 .580 .000 man5 .599 .000 man6 .449 .000 man7 .380 .000 man8 .369 .001 man9 .391 .000 man10 .392 .000 man11 .555 .000 man12 .415 .000 man13 .328 .002 man14 .371 .000 man15 .331 .002 man16 .575 .000 Karakteristik Responden angkatan * manajemen waktu Crosstabulation Katskbuang baik 2012 angkatan 2013 Total
Count % within angkatan Count % within angkatan Count % within angkatan
Total
Tidak baik 21
16
37
56.8%
43.2%
100.0%
22
26
48
45.8%
54.2%
100.0%
43
42
85
50.6%
49.4%
100.0%
Manajemen waktu * jenis kelamin Crosstabulation Jenis kelamin laki-laki Count
Total
perempuan 0
43
43
% within jenis kelamin
0.0%
51.8%
50.6%
Manajemen
% of Total
0.0%
50.6%
50.6%
waktu
Count
2
40
42
100.0%
48.2%
49.4%
2.4%
47.1%
49.4%
2
83
85
100.0%
100.0%
100.0%
2.4%
97.6%
100.0%
Baik
Tidak baik
% within jenis kelamin % of Total Count
Total
% within jenis kelamin % of Total
Manajemenwaktu * tempattinggalCrosstabulation tempattinggal rumah orang tua Count
rumahsaudara
Total Kost
asrama
12
1
21
9
43
% within tempattinggal
50.0%
50.0%
46.7%
64.3%
50.6%
Manajemenw
% of Total
14.1%
1.2%
24.7%
10.6%
50.6%
aktu
Count
12
1
24
5
42
% within tempattinggal
50.0%
50.0%
53.3%
35.7%
49.4%
% of Total
14.1%
1.2%
28.2%
5.9%
49.4%
24
2
45
14
85
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
28.2%
2.4%
52.9%
16.5%
100.0%
Baik
tidakbaik
Count Total
% within tempattinggal % of Total
Manajemen waktu * kegiatan selain kuliah Crosstabulation Kegiatan selain kuliah Tidak ada Count % within kegiatan selain
baik
kuliah
Manajemen
% of Total
waktu
Count tidakbaik
% within kegiatanselainkuliah % of Total Count % within
Total
kegiatanselainkuliah % of Total
Total
organisasi
15
28
43
53.6%
49.1%
50.6%
17.6%
32.9%
50.6%
13
29
42
46.4%
50.9%
49.4%
15.3%
34.1%
49.4%
28
57
85
100.0%
100.0%
100.0%
32.9%
67.1%
100.0%
Manajemen waktu * indeks prestasi Crosstabulation Indeks prestasi cumlaud
Sangat
Total memuaskan
memuaskan Count Baik
% within indeks prestasi
Manajemen
% of Total
waktu
Count tidakbaik
% within indeks prestasi % of Total Count
Total
% within indeks prestasi % of Total
4
38
1
43
44.4%
50.7%
100.0%
50.6%
4.7%
44.7%
1.2%
50.6%
5
37
0
42
55.6%
49.3%
0.0%
49.4%
5.9%
43.5%
0.0%
49.4%
9
75
1
85
100.0%
100.0%
100.0%
100.0%
10.6%
88.2%
1.2%
100.0%
Manajemen Waktu Statistics skor total pernyataan manajemen waktu Valid
N
85
Missing
0
Mean
52.55
Median
53.00
Std. Deviation
6.236
Skewness
.014
Std. Error of Skewness
.261 Manajemen waktu
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
baik
43
50.6
50.6
50.6
Tidak baik
42
49.4
49.4
100.0
Total
85
100.0
100.0
Variabel perencanaan jangka pendek Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Baik
47
55.3
55.3
55.3
Tidak baik
38
44.7
44.7
100.0
Total
85
100.0
100.0
Variabel sikap terhadap waktu Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Baik
48
56.5
56.5
56.5
Tidak baik
37
43.5
43.5
100.0
Total
85
100.0
100.0
Variabel perencanaan jangka panjang Frequency Percent Valid Percent
Valid
Baik Tidak baik
49 36
57.6 42.4
57.6 42.4
Total
85
100.0
100.0
Statistics Skor total variable jangka pendek Valid
N
Missing
Mean
85 0 23.75
Std. Error of Mean
.397
Median
24.00
Std. Deviation
3.661
Skewness
-.015
Std. Error of Skewness
.261
Statistics Skor total variabelsikapwaktu Valid
N
85
Missing
Mean
0 16.92
Std. Error of Mean
.257
Median
17.00
Std. Deviation
2.372
Skewness
-.048
Std. Error of Skewness
.261
Statistics Skor total variable jangka panjang N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean
85 0 11.88 .228
Median
12.00
Std. Deviation
2.101
Skewness
.238
Std. Error of Skewness
.261
Cumulative Percent 57.6 100.0