My Bento

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View My Bento as PDF for free.

More details

  • Words: 7,522
  • Pages: 27
Sun burger PROPOSAL USAHA BISNIS 1. Strategi bisnis: * Belum adanya usaha serupa yang dijual di sekitar komplek tersebut * Adanya produk-produk atau jasa yang saling menguatkan dan saling menutupi atas kemungkinan akan fluktuatif pembeli. (one stop book shopping, printing, software building & designing) * Tidak mengenal adanya musim * Iklan di internet, majalah (majalah wildan gratis), e-mail dan melalui milist, maupun direct marketing berupa penyebaran brosur. * Usaha antar-jemput * Timing tepat : Anak masuk sekolah * Tempat yang tepat dekat dengan pasar swalayan aneka buana dan dekat dengan kampus-kampus Islam dan kampus umum (UIN, Universitas Muhammadiyyah membuka kelas computer) * Penjualan dilakukan di dunia virtual http://www.toko.ikhwaninteraktif.com maupun dunia offline (sebenarnya). * Pembelian produk dari supplier bisa on demand (atas permintaan) dan bayar mundur. * Target market tidak hanya terhadap local (jabodetabek), akan tetapi lebih berifat internasional. * Target market tidak hanya terhadap individu (buku, obat-2an, baju muslim/koko) akan tetapi juga terhadap pemilik usaha (web, hosting, printing, designing) dengan below the line: o printing o publishing o shopping : tas anak sekolah, buku (note book), buku paket siswa (pegangan siswa), buku-buku computer/umum, buku-buku manhaj salaf, kitab-kitab berbahasa Arab, majalah Islam. o designing meliputi : cover buku, cover vcd, internet, dan berbagai aplikasi lain yang bisa diterapkan di rumah tangga maupun industri/perusahaan seperti X-Banner. o obat-obatan Islami o software scripting o videografi & Multimedia interaktif o berbagai produk yang tidak terkategorikan seperti di atas seperti : VCD kajian, VCD Murottal, Kaset Kajian, Kaset Murottal, minyak wangi, siwak, baju muslim/koko, madu, ATK dll. * Penjualan: sistim bagi hasil laba bersih, penjual: 30%, pemilik: 70%. Berupa kios, di lokasi yang banyak dilewati orang-orang dan strategis baik yang akan pergi berangkat kerja maupun berbelanja di pasar swalayan aneka buana atau hanya sekedar jalan. Dan dibantu dengan letak strategis di lingkungan kampus.

* Estimasi modal Barang (buku, obat-obatan dan lain sebagiannya/barang yang akan dijual Rp. 10.000.000 * Estimasi laba per bulan : (pemasukan - pengeluaran) = (laba kotor - ongkos) = ( 14.500.000 – 4.200.000) = Rp 10.300.000 2. Kebutuhan modal awal: * Rak buku : @ Rp. 400.0001 (sudah plittur) = 4 x 400.000 = 1.600.000 + 200.000 (ongkos kirim) * Meja kasir + Kursi : Rp. 250.000 (Perkiraan) * Line Telp. Rp. 500.000 * Sambungan Internet * Kendaraan * Scanner = Rp. 900.000 * Pesawat telp./fax * Printer * Kipas Angin Rp. 250.000 (perkiraan) * 1 buah kios Rp 20.000.0002/thn = 1.777.777/bulan * Promosi : spanduk, pamflet, kartu nama, flyer, X-Banner, Nota : Rp 1.000.000 * Beli Barang (buku, obat-obatan dan lain sebagiannya/barang yang akan dijual Rp. 10.000.000 * Total : Rp 16.400.000 1. Ongkos rutin bulanan: * Listrik + Telp. = Rp. 1.000.000 (perkiraan) * Internet provider Rp. 2.000.000 * Sewa etalase @ Rp. 200.000 x 6 = 1.200.000 * BBM = 200.000 * Total : Rp 4.400.000,1. Estimasi pemasukan: Diperkirakan bisa menjual: - Buku 200 (sehari dianggap laku 7 buah) @ 30.000 dengan harga penerbit diskon 40 prosen/buku = 2.400.000 - VCD 50 (sehari dianggap laku 2 buah) @ 25.000 dengan harga publisher diskon 40 prosen/buah = 500.000 - Obat-obatan 350 (sehari dianggap laku 12) @ 45.000 dengan harga diskon 40 prosen/buah = 6.300.000 - Design & cetakan Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu cetakan) - Design Internet Rp. 2.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu design)

- Design Multimedia interaktif dan videografi Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap satu design) - Webhosting Rp. 300.000/URL/bulan (satu bulan dianggap dapat satu URL) - Lain-lain sekitar Rp. 2.000.000 (Jual Diskete/CD/ATK/Lain2 ATK dll) TOTAL = Rp. 15.500.000 Misalkan ada 2000 orang yang lalu lalang dan melihat brosur/iklan kita, maka kemudian kita ambil persentase konservatif bahwa akan ada 1% yang tertarik dengan iklan kita. Maka, didapatlah estimasi omset 20 buah atau pelanggan per hari. 1. Design * o Flyer (menyusul) o Nota (menyusul) o X-Banner (menyusul) o Banners (menyusul) 1. Prasyarat yang harus diikuti sebelum design * o tidak membuat, mengambil gambar bernyawa kecuali bagian yang dibenarkan oleh syara’ o tidak mengandung unsur musik atau nyanyian atau kata yang tidak diperbolehkan syara’ 2. Waktu buka - Waktu buka adalah jam 09.00 – 20.00 (setiap sholat akan tutup selama +/- 15 menit), - Waktu sebelum buka toko akan dipergunakan untuk memproses orderan, belanja dan sebagainya. - Ketika ada pengajian toko tutup Catatan: 1. Karena ruangan besar, maka bisa dikontrakan kepada yang lain separuh dari ruangan sekitar 400.000-Rp. 1.500.000/bln 2. Harga sewa ruangan di konversi ke bulanan sehingga ongkos perbulan seharusnya ditambah 1,7 juta, yaitu 4,2 juta + 1,7 juta = 5,9 juta 3. Scanner sangat diperlukan untuk upload foto produk/jasa di website, walau begitu usaha bisa berjalan tanpa adanya scanner 4. Printer masih dirasa belum perlu

5. Kendaraan berguna untuk memperlancar mobilitas kegiatan jual-beli produk atau jasa, dan kami telah mempunyai motor akan tetapi baru satu kali bayar (lagi nunggu STNK) 6. mengenai sambungan internet dan telp/fax, saya tidak mengetahui pasti untuk lingkungan bisnis. Akan tetapi, jika di warnet yang sudah berjalan Rp. 5.000.000 untuk paket warnet (unlimited) untuk itu dimohon bapak untuk mempertimbangkan/mengkonfirmasi kembali ke pihak yang bersangkutan. 7. Pada dasarnya computer yang sudah ada tidak memiliki spesifikasi yang bagus untuk videografi & multi media design sehingga diperlukan penambahan sebagai berikut: * o RAM yang ada 256 MB dan yang terbaca 192 MB, minimum requirement 1 Ghz o Processor Intel M Inside requirement dual core dengan harga upgradeRp. 800.000 Untuk itu baru dapat ditargetkan masing-masing design satu design, dan juga dikarenakan kita belum mempunyai mesin cetaknya. Untuk penambahan/upgrade diperlukan jika sudah terlihat kebutuhannya saja. 1. software scripting belum dimasukan omsetnya karena bergantung kepada perusahaan apa, dan biasanya memerlukan waktu bulanan (3 bulan) dengan harga kisaran Rp. 3.000.000-20.000.000 2. tidak dicantumkan pengurusan izin yang konon katanya hanya menghabiskan 1.000.000, benarkan harus ada? 3. Jika omset berada pada kisaran 30.000.000 (dengan pembuatan software atau memang mencapai angka tersebut) mohon diberikan kebijaksanaan untuk mengubah system penggajian kepada system bagi hasil sesuai dengan kesepakatan misal 20 : 80 4. modal beli barang saya pakai 10.000.000 walaupun sebenarnya itu akan hanya sedikit sekali untuk ukuran 6 x15 m 5. Perhitungan gaji karyawan tidak dimasukan karena bercampur dengan kursus bahasa Arab (mohon kalkulasi sendiri) 6. wassalamu alaikum warohmatullohi wabarokatuh Lihat lampiran Lampiran Tabel Perhitungan secara riil (tidak dibagi perbulan untuk bangunan/sewa toko No. Nama/Deskripsi Modal Awal 1. Rak Buku

Harga Rp. 1.800.000

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Meja kasir + Kursi : (Perkiraan) Line Telp Scanner Kipas Angin Ruko Promosi Beli Produk Printer

Rp. 250.000 Rp. 500.000 Rp. 900.000 Rp. 250.000 (perkiraan) Rp. 20.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 10.000.000

10. Internet 11. Pesawat telp./fax 12. Kendaraan Total

Ongkos Rutin Bulanan 1. Listrik + Telp. 2. Internet provider 3. Sewa etalase 4. BBM = Total :

Estimasi pemasukan Buku 200 (sehari dianggap laku 7 buah) VCD 50 (sehari dianggap laku 2 buah) Obat-obatan 350 (sehari dianggap laku 12) Design & cetakan

Rp. 26.700.000

Rp. 1.000.000 (perkiraan) Rp. 2.000.000 (perkiraan) @ Rp. 200.000 x 6 = 1.200.000 Rp. 200.000 Rp. 4.400.000,-

@ 30.000 dengan harga penerbit diskon 40 prosen/buku = 2.400.000 @ 25.000 dengan harga publisher diskon 40 prosen/buah = 500.000 @ 45.000 dengan harga diskon 40 prosen/buah = 6.300.000 Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu cetakan) Design Internet Rp. 2.000.000 (satu bulan dianggap dapat satu design) Design Multimedia interaktif dan Rp. 1.000.000 (satu bulan dianggap satu design) videografi Webhosting Rp. 300.000/URL/bulan (satu bulan dianggap dapat satu URL) Lain-lain sekitar Rp. 2.000.000 (Jual Diskete/CD/ATK/Lain2 ATK

TOTAL =

dll) Rp. 15.500.000

Modal usaha beli barang diperbesar Rp. 20.000.000 karena toko terlihat begitu besar No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Nama/Deskripsi Rak Buku Meja kasir + Kursi : (Perkiraan) Line Telp Scanner Kipas Angin Ruko Promosi Beli Produk Printer

10.

Internet

11.

Pesawat telp./fax

12.

Kendaraan Total

Harga Rp. 1.800.000 Rp. 250.000 Rp. 500.000 Rp. 900.000 Rp. 250.000 (perkiraan) Rp. 20.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 20.000.000

Rp. 36.700.000

Beli produk diperbesar lagi jadi Rp. 30.000.000 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Nama/Deskripsi Rak Buku Meja kasir + Kursi : (Perkiraan) Line Telp Scanner Kipas Angin Ruko Promosi Beli Produk Printer

10.

Internet

11.

Pesawat telp./fax

12.

Kendaraan Total

Harga Rp. 1.800.000 Rp. 250.000 Rp. 500.000 Rp. 900.000 Rp. 250.000 (perkiraan) Rp. 20.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 30.000.000

Rp. 46.700.000

Bab 1 my bento Pendahuluan 1.1.Tujuan Pengembangan Proyek Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif,Kreatif,Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran. 1.2.Studi Kelayakan Proyek Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan Parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah Cukup terkenal di Jogjakarta dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Goreng Kremesan cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan. Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan yang kurang terkenal yang notabene adalah produk Mitu dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan Terkenal di Jogjakarta dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor.

Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang. Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb : 1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor 2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor 3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor 4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor 5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,dikurangi Total biaya sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam. Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan. 1.3.Usulan Proyek Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesan ini layak untuk dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta dan Sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini. Bab 2 Pengembangan Produk 2.1.Konsep Produk Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Goreng Manis ,Ayam Goreng Model Kentucky,Ayam Goreng Asin ,Ayam Goreng Kremesan serta banyak lagi lainnya. Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam

Goreng Model Kremesan,hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng Kremesan. Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu. Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar. 2.2.Pengembangan Produk Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri,pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula. Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan. Jenis Ayam Goreng model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Ayam Goreng Kremesan mengingat sama sama menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses membuatnya. 2.3.Uji Produk Setelah kita mampu membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa,kekenyalannya,kering dan tidaknya,serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya. Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur,Pekerjaan ,tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang mereka inginkan. Bentuk Alat Ukur /Questionnaire ini dapat dibuat seperti berikut : 2.4.Persiapan Produksi Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan,Alat Pengolah,Tempat Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan. Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan

berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan. Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi. Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,adalah sekitar Rp.5.000.000,Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah. Bab 3 Positioning Produk 3.1.Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk Segmentasi Produk adalah proses menempatkan Konsumen dalam subkelompok di Pasar Produk ,sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi Pasar adalah Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng Kremesan ini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesan ini. Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran. Dalam hal positioning Produk Ayam Goreng Kremesan ini akan kita posisikan sebagai Produk Ayam Goreng dengan rasa yang sama dengan Ayam Goreng Kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah Ayam Goreng Kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan memiliki nilai lebih. 3.2 Uji Studi Positioning Produk. Dalam melakukan uji Positioning Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin

itu sesuai dengan kebutuhannya,berbeda dari produk pesaing,memiliki nilai tambah buat konsumen. Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk Ayam goreng Kremesan maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat). Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk ,Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa,harga,kemasan,cara penyajian dsb Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing. Bentuk Questionnaire untuk uji positioning dapat dibuat sebagai berikut : Bab 4 Marketing Mix 4.1.Penentuan Harga Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi. Dalam hal Ayam Goreng Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung, 4.2.Penentuan Produk/Merek Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama() dari Produk tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama() dari Produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja. Dengan demikian dalam membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis. Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal

resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat. 4.3.Promosi Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the line(BTL). Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan lain sebagainya. Untuk Produk ayam goreng Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain. Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line misalnya. 4.4.Distribusi/Tempat Penjualan Tempat penjualan produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan timbul. Bab 5 Uji Pemasaran 5.1.Strategi Penjualan Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya. Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya. Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesan ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti

ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan. Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan Ayam goreng Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesan ini dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour. Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian. 5.2 Studi Hasil Penjualan Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal. Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu. Bab 6 Penutup Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar. Semoga proposal usaha kecil warung ayam goreng kremesan diatas memberi inspirasi kepada anda untuk wirausaha

Bab 1 Pendahuluan 1.1.Tujuan Pengembangan Proyek Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif,Kreatif,Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran. 1.2.Studi Kelayakan Proyek Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan Parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah Cukup terkenal di Jogjakarta dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Goreng Kremesan cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan. Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan yang kurang terkenal yang notabene adalah produk Mitu dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan Terkenal di Jogjakarta dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor. Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari

ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang. Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb : 1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor 2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor 3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor 4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor 5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,dikurangi Total biaya sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam. Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan. 1.3.Usulan Proyek Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam Goreng Kremesan ini layak untuk dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta dan Sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini. Bab 2 Pengembangan Produk 2.1.Konsep Produk Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Goreng Manis ,Ayam Goreng Model Kentucky,Ayam Goreng Asin ,Ayam Goreng Kremesan serta banyak lagi lainnya. Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Goreng Model Kremesan,hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng Kremesan. Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu. Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan

elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar. 2.2.Pengembangan Produk Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri,pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula. Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan. Jenis Ayam Goreng model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Ayam Goreng Kremesan mengingat sama sama menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses membuatnya. 2.3.Uji Produk Setelah kita mampu membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa,kekenyalannya,kering dan tidaknya,serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya. Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat umur,Pekerjaan ,tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang mereka inginkan. Bentuk Alat Ukur /Questionnaire ini dapat dibuat seperti berikut : 2.4.Persiapan Produksi Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan,Alat Pengolah,Tempat Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan. Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan. Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi.

Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,adalah sekitar Rp.5.000.000,Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah. Bab 3 Positioning Produk 3.1.Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk Segmentasi Produk adalah proses menempatkan Konsumen dalam subkelompok di Pasar Produk ,sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi Pasar adalah Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng Kremesan ini kita akan mengambil Segmen Variabel Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesan ini. Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran. Dalam hal positioning Produk Ayam Goreng Kremesan ini akan kita posisikan sebagai Produk Ayam Goreng dengan rasa yang sama dengan Ayam Goreng Kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah Ayam Goreng Kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan memiliki nilai lebih. 3.2 Uji Studi Positioning Produk. Dalam melakukan uji Positioning Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya,berbeda dari produk pesaing,memiliki nilai tambah buat konsumen. Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk Ayam goreng Kremesan maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat).

Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk ,Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa,harga,kemasan,cara penyajian dsb Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing. Bentuk Questionnaire untuk uji positioning dapat dibuat sebagai berikut : Bab 4 Marketing Mix 4.1.Penentuan Harga Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi. Dalam hal Ayam Goreng Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah maka Faktor Harga menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung, 4.2.Penentuan Produk/Merek Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja. Dengan demikian dalam membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis. Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat. 4.3.Promosi Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua

hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the line(BTL). Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan lain sebagainya. Untuk Produk ayam goreng Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain. Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line misalnya. 4.4.Distribusi/Tempat Penjualan Tempat penjualan produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera tahu,dengan demikian Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan timbul. Bab 5 Uji Pemasaran 5.1.Strategi Penjualan Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya. Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya. Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesan ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan. Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan Ayam goreng Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesan ini dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour.

Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian. 5.2 Studi Hasil Penjualan Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal. Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu. Bab 6 Penutup Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan. Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar. Semoga proposal usaha kecil warung ayam goreng kremesan diatas memberi inspirasi kepada anda untuk wirausaha Bab 1 Pendahuluan 1.1.Tujuan Pengembangan Proyek Dalam rangka meningkatkan pendapatan Keluarga pada saat krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti saat ini diperlukan usaha usaha yang bersifat Agresif,Kreatif,Penuh perhitungan dan Berorientasi Pasar. Usaha tersebut juga diharapkan mampu memberikan peluang kerja bagi tenaga kerja potensial yang saat ini jumlahnya sangat melimpah baik,itu angkatan kerja baru maupun angkatan kerja yang oleh karena

kondisi perekonomian Makro terpaksa harus menganggur akibat tidak adanya kesempatan bekerja atau terkena PHK. Dengan demikian tujuan dari pengembangan Proyek itu sendiri ada dua yaitu dari Aspek Ekonomi dan dari Aspek Sosial,Aspek Ekonomi adalah untuk meningkatkan pendapatan sementara Aspek sosial adalah untuk membantu Masyarakat dalam mengatasi Pengangguran. 1.2.Studi Kelayakan Proyek Dari Pengamatan Langsung dan dari data jumlah Mobil /Sepeda Motor yang melakukan Parkir di Rumah Makan Ayam Goreng yang sudah Cukup terkenal di Jogjakarta dimana rata rata pengunjung setiap hari mencapai lebih dari 100 orang maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa Ayam Goreng Kremesan cukup laris dan memasyarakat serta dari segi Ekonomi layak untuk dijadikan Produk yang akan dipasarkan. Data tersebut juga ditunjang oleh data dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan yang kurang terkenal yang notabene adalah produk Mitu dari Rumah Makan Ayam Goreng Kremesan Terkenal di Jogjakarta dimana setiap hari rata rata menjual lebih dari 50 Ekor. Dengan mengambil Asumsi bahwa kalau Proyek Ayam Goreng ini berjalan dimana pada tahap awal dapat menjual perhari adalah rata rata 15 Ekor ayam maka Omset yang diharapkan adalah Rp 450.000,-/hari. Omset tersebut dihitung atas dasar harga Ayam Goreng adalah Rp.30.000,- jauh lebih rendah dibandingkan dengan Produk sejenis dari ayam goreng yang sudah terkenal dengan harapan kita mampu menjadi pilihan yang pertama karena dari sisi harga sudah pasti menang. Keuntungan yang akan diperoleh per ekor dimana Faktor biaya dihitung sbb : 1.Harga Ayam Hidup : Rp.20.000,-/Ekor 2.Biaya Bumbu dll : Rp. 2.500,-/Ekor 3.Biaya Tenaga Kerja : Rp. 2.000,-/Ekor 4.Biaya Iklan : Rp. 1.000/Ekor 5.Biaya distribusi : Rp. 500/Ekor Total Biaya : Rp.26.000,-/Ekor Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp.30.000,dikurangi Total biaya sebesar Rp.26.000,- dengan demikian didapat Rp.4.000,-/Ekor Ayam. Dengan demikian Ekspetasi Return on equity yang akan diperoleh adalah sebesar 15% dihitung dari perbandingan keuntungan dan Modal yang dikeluarkan. 1.3.Usulan Proyek Dari Studi Kelayakan Proyek yang telah dilakukan dimana Ekspetasi return on equity diharapakan adalah 15 % maka kiranya Proyek Ayam

Goreng Kremesan ini layak untuk dipertimbangkan. Faktor lain yang juga mendukung layaknya usulan proyek ini adalah ketersediaan bahan baku ayam kampung yang cukup melimpah di daerah Jogjakarta dan Sekitarnya sehingga ada jaminan terhadap supply stock bahan baku dan kelangsungan dari usaha ini akan terjamin. Mudahnya membuat ayam Goreng Kremesan serta tidak perlu memakai resep yang sulit juga hal yang perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan Produk ini. Bab 2 Pengembangan Produk 2.1.Konsep Produk Seperti telah diketahui bersama ada beberapa jenis masakan Ayam Goreng beberapa diantaranya adalah Ayam Goreng Manis ,Ayam Goreng Model Kentucky,Ayam Goreng Asin ,Ayam Goreng Kremesan serta banyak lagi lainnya. Sedangkan Ayam Goreng yang akan dipasarkan adalah Jenis Ayam Goreng Model Kremesan,hal ini mengingat animo yang sangat besar terhadap jenis Ayam Goreng Kremesan. Konsep Produk yang kita tawarkan sebenarnya tidak jauh berbeda dari Konsep yang telah ditawarkan oleh mereka yang memasarkan lebih dulu. Dengan rasa yang Khas,Gurih,Renyah ,tulangnya lunak dan terkesan elegan apabila membeli Ayam Goreng ini maka dapat dikatakan ayam Goreng Produk kita adalah produk Mitu dari Produk sejenis yang ada di pasar. 2.2.Pengembangan Produk Pengembangan produk kedepan untuk produk ayam goreng ini agak sulit mengingat bahwa Model atau jenis dari masakan Ayam Goreng memiliki karakteristik tersendiri,pasar tersendiri dan langganan atau customer tersendiri pula. Kemungkinan yang dapat dikembangkan adalah cara penyajian ataupun cara pendistribusian ke langganan. Jenis Ayam Goreng model Kentucky mungkin menjadi pilihan apabila diperlukan pengembangan terhadap Produk Ayam Goreng Kremesan mengingat sama sama menggunakan Tepung dan mudah dalam Proses membuatnya. 2.3.Uji Produk Setelah kita mampu membuat produk Ayam Goreng Kremesan,maka produk ini perlu di uji coba ke para calon pelanggan untuk mengetahui kekurangannya. Uji Coba ini meliputi Taste atau rasa,kekenyalannya,kering dan tidaknya,serta yang tidak kalah penting adalah Higienesnya. Diperlukan minimal 15 Orang yang berbeda dari tingkat

umur,Pekerjaan ,tingkat pendidikan serta jenis kelaminnya. Dengan demikian kita dapat mengukur kira kira Produk ayam goreng seperti apa yang mereka inginkan. Bentuk Alat Ukur /Questionnaire ini dapat dibuat seperti berikut : 2.4.Persiapan Produksi Setelah kita mengetahui keinginan konsumen konsumen seperti apa maka tahap selanjutnya adalah persiapan produksi. Persiapan Produksi akan meliputi beberapa Aspek,yang paling utama adalah persiapan Sumber Daya Manusia,Bahan Baku utama,Bahan baku tambahan,Alat Pengolah,Tempat Produksi,serta yang tak kalah penting adalah Sumber Pendanaan. Sumber Daya Manusia dalam Aspek Produksi sangat penting perannya mengingat produk Ayam Goreng ini sebagian besar atau bahkan seluruhnya dikerjakan secara manual,untuk itu tenaga yang terampil dalam mengolah Ayam Goreng mutlak diperlukan. Ketersediaan Bahan Baku utama yaitu ayam kampung mesti terjaga stock dan jumlahnya sebab kelangsungan Produksi akan terjaga dengan terjaganya stock yang cukup,mengenai bahan baku tambahan berupa bumbu bumbu dan alat pengolah ayam Goreng Walaupun kontribusi terhadap proses produksi relative kecil namun keberadaannya mutlak diperlukan. Yang tak kalah penting adalah sumber pendanaan dari Proyek Ayam Goreng Kremesan ini,sumber ini dapat diperoleh dari berbagai macam sumber bias dari kredit Bank atau dari simpanan pribadi. Mengingat Jumlah Dana yang diperlukan tidak terlalu besar maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih baik dari Pribadi,modal yang diperlukan dengan perkiraan Omset per hari adalah Rp.450.000,adalah sekitar Rp.5.000.000,Namun apabila dirasa kurang dapat mengajukan permohonan kredit Bank dimana saat ini Bank Berlomba lomba memberikan Kredit tanpa agunan untuk skala kecil menengah. Bab 3 Positioning Produk 3.1.Segmentasi Targeting Dan Positioning Produk Segmentasi Produk adalah proses menempatkan Konsumen dalam subkelompok di Pasar Produk ,sehingga pembeli memiliki tanggapan yang hampir sama dengan strategi perusahaan (“ Perilaku Konsumen” , Nugroho J setiadi ). Dengan kata lain Segmentasi Pasar adalah Proses mengkotak kotakan Pasar yang heterogen kedalam potensial Customer yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan uangnya. Variabel yang digunakan untuk menentukan segmen pasar adalah dari Geografi,Demografi,Psikografi,dan Behavior (Tingkah Laku) untuk Ayam Goreng Kremesan ini kita akan mengambil Segmen Variabel

Psikografi dimana segmen kelas sosial menengah bawah adalah menjadi segment pasar Ayam Goreng Kremesan ini. Setelah kita mampu mengindentifikasi Segmen pasar dimana dalam hal ini kita mengambil Segmen tingkat sosial,maka selanjutnya Segmen tingkat sosial menengah bawah akan menjadi sasaran atau target pemasaran. Dalam hal positioning Produk Ayam Goreng Kremesan ini akan kita posisikan sebagai Produk Ayam Goreng dengan rasa yang sama dengan Ayam Goreng Kremesan yang sudah terkenal namun harganya terjangkau oleh Masyarakat kalangan bawah (Murah). Atau dengan kata lain yang lebih simple adalah Ayam Goreng Kremesan dengan rasa yang enak dan harga murah. Positioning ini mengacu pada teori dimana Positioning Produk harus Jelas ,Berbeda dan memiliki nilai lebih. 3.2 Uji Studi Positioning Produk. Dalam melakukan uji Positioning Produk yang perlu diperhatikan adalah apakah setelah kita meluncurkan produk tersebut dapat diterima oleh konsumen dengan alasan bahwa produk yang kita bikin itu sesuai dengan kebutuhannya,berbeda dari produk pesaing,memiliki nilai tambah buat konsumen. Untuk itu dalam melakukan kajian atas positioning Produk Ayam goreng Kremesan maka tingkat kepuasan antara yang mereka beli (mengeluarkan uang) sebanding dengan Produk yang kita janjikan (yang didapat). Sudah barang tentu kita memerlukan Questionnaire yang agak berbeda dari Questionnaire Uji produk ,Pada Questionnaire Uji Positioning kita lebih menekankan Apakah Produk Kita berbeda dari Produk Pesaing dari segi rasa,harga,kemasan,cara penyajian dsb Dengan demikian dibenak konsumen Produk yang mereka beli haruslah ada kesan lain atau berbeda dengan pesaing. Bentuk Questionnaire untuk uji positioning dapat dibuat sebagai berikut : Bab 4 Marketing Mix 4.1.Penentuan Harga Setelah menentukan Positioning Produk maka langkah yang selanjutnya adalah penjabaran dari Positioning tersebut yaitu dengan Bauran Pemasaran atau yang lebih terkenal adalah Marketing Mix Marketing Mix untuk Produk konsumsi adalah mengikuti Kaidah kaidah yang ada,dimana dalam hal ini Strategi Penentuan Harga,Produk/Merek,Promosi,dan Place/Tempat/Distribusi haruslah betul betul berbeda dari Produk yang sudah ada,sehingga dalam hal ini betul betul ada Deferensiasi. Dalam hal Ayam Goreng Kremesan dimana Target Konsumen yang ditetapkan adalah segmen menengah bawah maka Faktor Harga

menjadi sangat sensitive,untuk itu dalam menentukan harga betul betul dipertimbangkan apakah Produk kita dengan harga yang telah ditetapkan dapat terjangkau oleh masyarakat bawah. Dan selanjutnya adalah apakah dengan harga murah tersebut kita masih mendapatkan untung, 4.2.Penentuan Produk/Merek Penentaun Merek produk dapat dilkakukan berdasarkan nama generic dari Produk tersebut,umumnya produk Makanan lebih memilih nama Generic dari Produk yang dibuat dengan ditambah label tertentu. Semisal ayam Goreng Suharti,Ayam Goreng Maryati,Soto Pak Marto,Soto Sholeh dan lain sebagainya,label ini sebenarnya justru yang menjadi penguat Citra dari Produk makanan tersebut. Masyarakat akan lebih mengenal Label Makanan dari pada hanya nama Genericnya saja. Dengan demikian dalam membuat ayam Goreng Kremesan ini kita tidak boleh memberi nama hanya Ayam Goreng Kremesan begitu saja,namun harus ada label tertentu dimana label ini menjadi Faktor pembeda dari produk lain yang sejenis. Nama untuk Ayam Goreng juga dapat diberikan semisal asal resep,atau tempat membuatnya atau mungkin juga nama jalan dimana Ayam Goreng ini dibuat. 4.3.Promosi Dalam melakukan Promosi dapat ditempuh dengan berbagai cara,namun secara garis besar promosi dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu Above The Line (ATL)dan Below the line(BTL). Promosi Above The line adalah promosi yang menggunakan media Cetak dan media Elektronik dalam hal ini semisal Iklan di TV,Radio,dan Koran/Majalah.Sementara itu Iklan Below the Line adalah iklan yang biasanya langsung bersentuhan dengan Konsumen misalnya adalah Sponsorship didalam Event event tertentu,Direct mail,Demo Memasak dan lain sebagainya. Untuk Produk ayam goreng Media Promosi yang tepat sebenarnya adalah Promosi langsung ke konsumen,dimana konsumen disuruh untuk mencoba memakannya dengan harapan mereka akan selalu ingat akan rasa Ayam goreng tersebut dan diharapkan dapat menjadi media untuk mempromosikan kepada orang lain. Hal ini juga mengingat akan keterbatasan Dana untuk melakukan promosi Above The Line misalnya. 4.4.Distribusi/Tempat Penjualan Tempat penjualan produk ayam goreng ini hendaknya dipilih tempat yang benar benar Strategis,dengan Trafic yang padat dan Jumlah Populasi orang di sekitar tempat penjualan padat. Karena dengan pemilihan tempat yang tepat akan sedikit banyak menimbulkan Efek Buying Signal,Orang yang tadinya belum tahu keberadaan Produk kita akan dengan segera tahu,dengan demikian

Faktor Manusia yang biasanya suka mencoba coba hal hal baru akan timbul. Bab 5 Uji Pemasaran 5.1.Strategi Penjualan Dalam hal strategi Penjualan akan lebih banyak berkaitan dengan Masalah Distribusi,Penyajian,dan tempat Penjualan. Strategi yang biasanya dianut untuk Pemasaran produk dengan skala kecil,bersifat home industri,berupa makanan biasanya adalah menganut penjualan langsung tanpa perantara,hal ini sangat berlainan sekali dengan Produk produk food maupun Produk non food yang sudah berskala industri menengah atas yang suka atau tidak suka harus menggunakan jasa Distributor untuk memasarkannya. Namun demikian guna mengantisipasi penjualan mungkin dapat dilakukan dengan cara cara baru dimana kita tidak menunggu Konsumen namun justru kita yang mendatanginya. Sebagai Kota salah satu tujuan Pariwisata Keberadaan dari Produk ayam Goreng Kremesan ini sangat unik, tidak banyak Produk seperti ini beredar di luar jogja,untuk itu ,pada saat saat High Season saat liburan mungkin dapat dimanfaatkan sebagai sarana penjualan. Cara yang kita gunakan adalah dengan pendekatan kepada Tour Leader untuk memasukan Ayam goreng Kremesan ini dalam menu makanan atau bisa saja ayam Goreng Kremesan ini dijadikan Oleh oleh buat peserta Tour. Cara lain yang juga dapat kita gunakan dalam melakukan penjualan adalah dengan mendatangi instansi instansi pemerintah atau swasta untuk melakukan penjualan lansung,cara ini akan efektif dilakukan pada saat Pegawai pegawai tersebut sehabis gajian. 5.2 Studi Hasil Penjualan Untuk melihat apakah penjualan sukses atau gagal hendaknya kita harus memasang target penjualan.Target penjualan ini bias ditentukan tiap hari,tiap minggu atau tiap bulan. Toleransi untuk mengukur apakah penjualan kita baik atau tidak dapat dilakukan dengan angka pencapaian dalam Prosentase,misalnya saja apabila penjualan dibawah 65% maka kita anggap gagal. Namun demikian pada tahap tahap awal kita tidak boleh memasang target terlalu optimis mengingat produk yang kita jual ini masih relative baru sehingga belum banyak konsumen yang tahu. Bab 6 Penutup Bahwa dalam melakukan usaha dituntut untuk serius dan Fokus,kita tidak bisa dalam memulai bisnis itu secara setengah tengah,dan dikerjakan sambil lalu meskipun usaha tersebut berupa usaha sampingan.

Kegagalan berusaha sebenarnya bukan disebabkan oleh orang lain namun berasal dari diri kita sendiri,dengan demikian ketekunan dalam menjalankannya adalah suatu keharusan. Perhitungan perhitungan yang matang selayaknya dilakukan di awal awal memulai usaha karena sekali kita salah dalam perhitungan diawal maka yang terjadi adalah efek Berantai dimana kita akan terus menerus mengalami kesalahan,sementara modal lama kelamaam tersedot habis Sudah sewajarnya apabila kita ingin memulai usaha belajar kepada mereka yang lebih sukses agar kita dapat memilah mana yang pas dan mana yang kurangDengan demikian kita akan terhindar dari resiko yang lebih besar. Semoga proposal usaha kecil warung ayam goreng kremesan diatas memberi inspirasi kepada anda untuk wirausaha

Related Documents

My Bento
June 2020 13
Bento + Kuncine
April 2020 31
Sawda Bento Zum3a (raa)
November 2019 16
Aula Chico Bento
May 2020 13