Moesly And Chen.docx

  • Uploaded by: Dewa Ayu Sri Astari
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Moesly And Chen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,307
  • Pages: 13
PENGANTAR KEPENDUDUKAN

Konsep Teori Mosley dan Chen Tentang Anak dan Bayi

Oleh KELOMPOK 6:

Dewa Ayu Sri Astari

1707511023 / 01

Gusti Ayu Putu Krisnayanti

1707511025 / 02

Made Intan Prawitasari Cahyani

1707511112 / 20

Ni Putu Nita Anggreni

1707511126 / 22

Tulus Bakti

1707511139 / 27

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN/REGULER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2018/2019

PEMBAHASAN Konsep Teori Mosley dan Chen Mosley dan Chen (1984) membagi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup anak menjadi dua, yaitu; (1) Variabel yang dianggap eksogenous atau sosial ekonomi (seperti budaya, sosial, ekonomi, masyarakat, dan faktor regional) dan; (2) Variabel endogenous atau faktor biomedical (seperti pola pemberian ASI, kebersihan, sanitasi dan nutrisi). Hubungan antara karakteristik sosial ekonomi dengan angka kematian anak sangat kuat, walaupun masih merupakan “Black Box” mengenai mekanisme pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhadap angka kematian anak dalam penelitian sosial. Faktor medis yang menyebabkan kematian anak tidak dapat dimasukkan ke dalam ranah penelitian sosial, melainkan ke dalam penelitian medis. Faktor medis tersebut lebih difokuskan pada proses biologi dari penyakit, seperti penyakit yang menyebabkan kematian anak (infeksi, diare dan kurang gizi). Perbedaan antara penelitian sosial dan medis dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Perbedaan Penelitian Sosial dan Medis

Sumber: Mosley dan Chen (1984) Secara tradisional, penelitian ilmu-ilmu sosial mengenai mortalitas anak lebih fokus pada hubungan antara status sosial ekonomi suatu masyarakat dengan tingkat/pola mortalitas penduduk (Gambar 2.1A). Penelitian ini digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai sebab-akibat faktor mortalitas, yang dilihat dari karakteristik sosial ekonomi. Misalnya, pendapatan dan pendidikan ibu adalah dua faktor yang bisa dihubungkan dengan faktor mortalitas anak (dan dianggap sebagai determinan kausal) di negara berkembang. Sedangkan, penelitian medis dipusatkan pada proses

biologi yang menimbulkan penyakit dan tidak terlalu fokus pada mortalitas itu sendiri. Asumsi dan metode yang berbeda diklasifikasikan pada Gambar 2.1B. Variabel-variabel pengaruh yang paling sering diukur dalam penelitian medis adalah morbiditas, yaitu manifestasi proses penyakit di antara mereka yang masih hidup yang biasanya dihitung berdasarkan timbul dan berjangkitnya penyakit dalam suatu populasi. Dampak penyakit terhadap mortalitas pada sebagian besar penduduk cenderung diabaikan, dan determinan sosial ekonomi biasanya dikesampingkan atau hanya dibahas secara dangkal. Penelitian sosial maupun penelitian medis, memberikan kontribusi yang besar bagi pemahaman mengenai penyebab kematian anak di negara sedang berkembang. Kunci dari model kelangsungan hidup anak terletak pada identifikasi sekumpulan variabel yang menyebabkan peningkatan resiko kematian pada anak.

A.

Pendekatan Variabel Antara atau Determinan Terdekat Pendekatan variabel antara atau determinan terdekat digunakan untuk menjelaskan bagaimana

sejumlah faktor sosial ekonomi dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak. Kunci dari pendekatan ini adalah identifikasi serangkaian determinan terdekat, atau variabel antara, yang secara langsung mempengaruhi risiko morbiditas dan mortalitas. Semua determinan sosial dan ekonomi harus melalui variabel antara untuk dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai kelangsungan hidup anak terkait pendekatan variabel antara, yaitu: 1. Dalam suatu lingkungan yang optimal, lebih dari 97 persen bayi yang baru lahir dapat

diharapkan bertahan hidup selama lima tahun pertama dalam hidupnya. 2. Mengecilnya probabilitas kelangsungan hidup ini dalam setiap masyarakat disebabkan oleh

faktor-faktor sosial, ekonomi, biologi, dan lingkungan. 3. Determinan sosial ekonomi (atau variabel pengaruh) harus memberikan pengaruh melalui

variabel antara yang lebih mendasar yang pada gilirannya akan mempengaruhi risiko penyakit dan hasil dari proses penyakit tersebut. 4. Penyakit tertentu dan kekurangan gizi yang tampak pada penduduk yang masih bertahan

hidup dapat dianggap sebagai indikator biologis dari pengaruh variabel antara. 5. Gangguan pertumbuhan (growth faltering) dan akhirnya kematian anak (variabel terpengaruh)

merupakan konsekuensi kumulatif dari proses berbagai macam penyakit (termasuk interaksi bio-sosialnya). Kematian seorang anak jarang disebabkan hanya oleh satu penyakit saja. Variabel antara ini dikelompokkan ke dalam lima kategori:

1. Faktor ibu: umur, paritas, dan jarak kelahiran; 2. Pencemaran lingkungan: udara, makanan/air/jari, kulit/tanah/zat penular kuman penyakit,

serangga pembawa penyakit (vector); 3. Kekurangan gizi: kalori, protein, gizi-mikro (vitamin dan mineral); 4. Luka: kecelakaan, luka yang disengaja; 5. Pengendalian penyakit perorangan: usaha-usaha preventif perorangan, perawatan dokter.

Dalam mencapai nilai analitis yang maksimal, variabel antara tidak hanya berlaku sebagai indikator, yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian, melainkan juga harus dapat diukur dalam penelitian berbasiskan populasi tertentu (population-based research). Dalam beberapa kasus variabel antara dapat diukur secara langsung, namun dalam kasus lain tidak dapat diukur secara langsung. Berikut ini adalah penjelasan mengenai lima kategori variabel antara sekaligus dengan pengukurannya.

1. Faktor Ibu Faktor ibu meliputi umur, paritas dan jarak kelahiran. Masing-masing faktor tersebut mempunyai pengaruh terhadap hasil kehamilan dan kelangsungan hidup bayi. Selain itu, dimungkinkan juga terdapat sinergisme diantara variabel- variabel faktor ibu, misalnya jarak kelahiran yang dekat ditambah dengan umur ibu yang muda. 2. Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan berkaitan dengan penularan penyakit kepada anak (dan ibu). Empat kategori yang menggambarkan jalur-jalur utama penularan penyakit ke sekelompok besar penduduk meliputi: (i) udara yang merupakan jalur penyebarluasan penyakit pernapasan dan banyak penyakit lainnya yang ditularkan melalui kontak; (ii) makanan, air, dan jari yang merupakan jalur utama penyebarluasan diare dan penyakit usus lainnya; (iii) kulit, tanah, dan benda mati yang merupakan jalur infeksi kulit; serta (iv) serangga pembawa penyakit yang menularkan penyakit parasit dan virus. Dalam studi lapangan, tingkat pencemaran lingkungan yang mencerminkan berbagai jalur penularan penyakit bisa diukur secara langsung dengan pemeriksaan mikrobiologi yang meliputi sampel udara, air, makanan, pembersihan kulit atau serangga pembawa penyakit. Tingkat kerawanan terhadap serangan penyakit dapat juga diperkirakan dan diketahui

derajatnya dengan menggunakan serangkaian indeks fisik sederhana, yang diketahui sangat erat kaitannya dengan tingkat pencemaran biologis suatu lingkungan. Misalnya, (i) pencemaran udara dan risiko terkena infeksi pernapasan karena sentuhan dapat diketahui dari intensitas kepadatan rumah tangga (orang per kamar); (ii) pencemaran air dapat diukur dari sumber persediaan air (parit, kolam, sumur terbuka, sumur tertutup, pompa tangan, air ledeng); (iii) pencemaran makanan rumah tangga dapat diukur dari praktek-praktek mencuci, memasak dan menyimpan bahan makanan; serta (iv) pencemaran tinja yang dapat diukur dari adanya kakus atau WC, atau pemakaian sabun dan air. Penggunaan lebih dari satu ukuran dapat digunakan untuk memperoleh suatu indeks gabungan apabila memang sesuai (misalnya, timbulnya penyakit diare, penyebaran parasit cacing gelang, dan tidak adanya fasilitas WC). Namun apabila hal ini dilakukan, harus juga diperhatikan untuk memperlakukan masing-masing ukuran sebagai faktor yang terpisah, khususnya dalam model multivariat karena interpretasi hasil penelitian akan dikacaukan oleh multikolinearitas. 3. Kekurangan Gizi Kekurangan gizi berhubungan dengan kalori, protein dan gizi mikro. Kelangsungan hidup anak tidak hanya dipengaruhi oleh tersedianya gizi bagi anak melainkan juga bagi ibu. Gizi dan diet ibu selama hamil mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan, dan selama masa menyusui mempengaruhi jumlah dan kualitas gizi susu ibu. Persediaan gizi untuk bayi (atau ibu selama hamil dan menyusui) dapat diukur secara langsung dengan menimbang berat semua makanan sebelum dimakan, disertai analisis biokimia dengan mengambil sampel makanan. Pengukuran yang kurang cermat dapat diperoleh dengan mengamati apa yang dimakan, atau dengan cara mengingat riwayat diet. Pengukuran-pengukuran yang lebih kasar ini dapat berguna khususnya dalam mengukur tingkat relatif gizi yang dikonsumsi. Kekurangan gizi tertentu dalam makanan dapat juga diukur dengan ukuran-ukuran badan atau biokimia. 4. Luka Luka disini meliputi luka fisik, luka bakar, dan keracunan. Meskipun luka kecelakaan sering dianggap sebagai kejadian kebetulan, namun tingkat dan polanya pada suatu kelompok dapat mencerminkan resiko lingkungan yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks lingkungan dan sosial ekonominya. Luka dapat juga ditimbulkan secara sengaja, contoh yang paling nyata adalah pembunuhan bayi. Kategori variabel ini diukur dengan timbulnya luka-luka baru atau penyebaran kumulatif luka yang berhubungan dengan ketidakmampuan (disability), misalnya luka bakar yang

sangat parah. 5. Pengendalian Penyakit Perorangan Salah satu komponen dalam pengendalian penyakit perorangan adalah tindakan preventif yang diambil oleh orang sehat untuk mencegah penyakit. Hal ini meliputi tingkah laku tradisional seperti mengikuti hal-hal tabu dalam masyarakat, dan praktek-praktek modern seperti imunisasi atau pencegahan penyakit malaria dan perawatan antenatal. Variabel ini biasanya diukur dengan pemakaian pelayanan preventif yang dilaporkan seperti imunisasi, pencegahan malaria, atau perawatan antenatal (sebelum lahir). Komponen kedua dalam kategori ini adalah perawatan dokter, yang berkaitan dengan usahausaha yang dilakukan untuk mengobati penyakit setelah timbulnya penyakit. Berbagai prosedur dapat digunakan untuk mengukur dan membuat skala variabel antara dari kelangsungan hidup anak. Prosedur tersebut dapat dimulai dari analisis biologis yang canggih mengenai lingkungan dan contoh-contoh bahan makanan, pemeriksaan medis individu, pengamatan visual mengenai lingkungan, sampai hanya mengajukan pertanyaan- pertanyaan. Gambar 2.2 menunjukkan suatu kerangka mengenai bagaimana kelima kelompok variabel antara dalam empat kelompok pertama mempengaruhi perubahan tingkat kesehatan individu terhadap penyakit. Faktor pengendalian penyakit perorangan mempengaruhi tingkat penyakit (melalui pencegahan) dan tingkat kesembuhan (melalui pengobatan). Penyakit tertentu (infeksi atau kekurangan gizi) pada dasarnya bersifat sementara, dapat disembuhkan sama sekali atau berakibat terhadap gangguan pertumbuhan bagi mereka yang masih hidup (atau menimbulkan cacat lainnya) dan/atau membawa kematian. Gambar 2.2 Keterkaitan Faktor Kesehatan

Salah satu aspek baru dari model konseptual ini adalah definisi mengenai keadaan sakit tertentu yang terdapat dalam diri individu sebagai suatu indikator beroperasinya variabel antara, bukan sebagai “sebab” dari penyakit dan kematian. Pendekatan variabel antara atau determinan terdekat dalam mengkaji kelangsungan hidup anak ini sejajar dengan pendekatan

yang

digunakan

Davis

dan

Blake (1965)dalam

mengembangkan suatu kerangka analisis untuk studi fertilitas. Masalah-masalah yang ditimbulkan oleh analisis mortalitas tentunya jauh lebih kompleks karena kematian seorang anak lebih merupakan

hasil

akhir

dari

rangkaian

kumulatif penderitaan biologis daripada hasil dari

satu peristiwa biologis saja. Hal ini sangat berbeda dengan model fertilitas yang semua determinannya mempengaruhi suatu peristiwa biologi tunggal. Jadi nampaknya tidak mungkin suatu kerangka variabel

antara

untuk

mortalitas

dengan

mudah

diubah menjadi suatu

sistem kuantifikasi sederhana dari kontribusi komponen-komponen tertentu terhadap perubahan mortalitas, seperti yang telah dikembangkan oleh Bongaarts (1978) untuk model fertilitas. Dengan demikian pengembangan suatu kerangka konseptual untuk studi kelangsungan hidup anak membutuhkan suatu definisi dari faktor-faktor yang menjadi variabel antara mortalitas maupun suatu redefinisi dari variabel pengaruh dan terpengaruh.

B.

Determinan Sosial Ekonomi Selanjutnya akan dibahas mengenai serangkaian determinan sosial ekonomi (variabel pengaruh),

yang menunjukkan bagaimana determinan ini melalui variabel antara mempengaruhi tingkat gangguan pertumbuhan dan mortalitas. Determinan sosial ekonomi tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kategori variabel umum yang biasanya digunakan dalam literatur ilmu-ilmu sosial, yaitu : 1. Variabel tingkat individu: produktivitas individu (ayah, ibu), tradisi/norma/ sikap. 2. Variabel tingkat rumah tangga: pendapatan/kekayaan. 3. Variabel tingkat masyarakat: lingkungan ekologi, ekonomi politik, sistem kesehatan.

Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing kategori variabel. 1. Variabel Tingkat Individu Produktivitas indvidu. Tiga unsur yang menentukan “produktivitas” anggota rumah tangga adalah ketrampilan (khususnya diukur dari tingkat pendidikan), kesehatan, dan waktu. Jika “hasil” yang diharapkan adalah seorang anak yang sehat, kemampuan melahirkan anak dan kemampuan mengasuh anak (biasanya ibu) harus dipertimbangkan secara terpisah dari orang dewasa lainnya

(biasanya ayah). Produktivitas ibu (yang dipengaruhi oleh ketrampilan, waktu dan kesehatan ibu) berpengaruh secara langsung terhadap variabel antara. Hal ini disebabkan, begitu eratnya hubungan biologis antara ibu dan bayi selama masa hamil dan menyusui, sehingga kesehatan dan status gizi ibu serta pola reproduksi ibu mempengaruhi kesehatan dan kelangsungan hidup anak secara langsung. Tanggung jawab pribadi ibu untuk merawat dirinya sendiri selama masa hamil dan mengasuh anaknya merupakan tahap-tahap yang paling penting dalam hidupnya. Tingkat pendidikan ibu dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak dengan cara mempengaruhi pilihan-pilihan ibu dan meningkatkan ketrampilan ibu dalam praktek-praktek upaya perawatan kesehatan. Praktek-praktek upaya perawatan kesehatan disini adalah yang berkaitan dengan kontrasepsi, gizi, ilmu kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit. Tingkat kesehatan seorang anak dipengaruhi oleh waktu yang disediakan ibu untuk melakukan pemeriksaan prenatal dan kunjungan ke klinik bayi yang baik, memberikan ASI, menyiapkan makanan, mencuci pakaian, memandikan anak, membersihkan rumah dan mengobati penyakit. Waktu seorang ibu dapat digunakan atau dialihkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang secara ekonomis bersifat produktif atau berguna dengan kesehatan anak. Dalam masyarakat tradisional, suatu pembagian kerja yang jelas menurut jenis kelamin cenderung memaksimalkan waktu ibu untuk mengasuh anak. Sebaliknya, dalam masyarakat tradisional yang merupakan ciri di banyak negara berkembang, waktu mengasuh anak sering digunakan untuk mengerjakan pekerjaan yang menghasilkan pendapatan. Konsekuensinya, kesehatan dan mortalitas bayi sangat tergantung pada keadaan ekonomi rumah tangga pada umumnya. Berkaitan dengan ayah, terutama di daerah perkotaan, tingkat pendidikan ayah merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembelian aset rumah tangga dan komoditi pasar yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Jadi dalam banyak kasus, korelasi antara pengaruh kesehatan dan tingkat pendidikan ayah (atau anggota dewasa lainnya yang tidak mempunyai kemampuan melahirkan tetapi secara ekonomis produktif dalam suatu rumah tangga) sangat kuat, terutama karena pengaruhnya terhadap variabel antara melalui pengaruh pendapatan. Pendidikan ayah dapat juga mempengaruhi sikap dan kecenderungan dalam memilih barang-barang konsumsi, termasuk pelayanan pengobatan anak. Efek ini mungkin merupakan hal yang paling berarti dalam kelangsungan hidup anak pada saat ayah yang lebih berpendidikan menikah dengan wanita yang kurang berpendidikan. Tradisi/norma/sikap. Berikut ini adalah determinan- determinan budaya yang penting bagi kesehatan dan kelangsungan hidup anak. Hubungan kekuasaan dalam rumah tangga. Dalam masyarakat tradisional, meskipun ibu

mempunyai tanggung jawab penuh untuk mengasuh anak, ia hanya mempunyai kekuasaan yang kecil dalam hal alokasi sumber daya (makanan) untuk dirinya ataupun anaknya atau mengenai hal yang penting dalam mengasuh anak (diet dan pengobatan penyakit) Seringkali keputusan-keputusan ini diambil oleh orang yang lebih tua, terutama ibu mertua atau suami. Walaupun demikian, saat ini terjadi suatu perubahan penting dalam masyarakat tradisional yaitu suatu pergeseran hubungan kekuasaan dalam rumah tangga ke tangan ibu untuk kepentingan anak-anaknya sejalan dengan semakin tingginya pendidikan ibu. 

Nilai anak. Terdapat semakin banyak bukti bahwa variabel nilai anak juga penting untuk meningkatkan kelangsungan hidup anak. Dari segi ekonomi, investasi keluarga dalam mengasuh anak bisa tergantung pada keuntungan-keuntungan yang diharapkan. Harapan yang berkaitan dengan perkawinan dapat menjadi suatu faktor “keuntungan ekonomi” yang menentukan kelangsungan hidup anak. Misalnya, di Kenya, gadis- gadis dinilai berdasarkan mas kawin yang diberikan. Hal ini mempengaruhi kelangsungan hidup anak perempuan di negara tersebut, yaitu menjadi lebih baik daripada anak laki-laki. Studi-studi terbaru di perdesaan Bangladesh dan Aman, Jordania, menunjukkan bahwa mortalitas anak perempuan lebih tinggi daripada mortalitas anak laki-laki, karena adanya perbedaan pemberian makanan dan kebiasaan perawatan kesehatan.



Kepercayaan mengenai penyebab penyakit. Literatur antropologi kaya dengan contoh-contoh mengenai bagaimana kepercayaan masyarakat tentang penyebab penyakit, telah membentuk tingkah laku yang berpengaruh pada variabel antara dari kelangsungan hidup anak. Hal ini meliputi praktek- praktek pencegahan penyakit secara ritual, sampai kepada pemilihan terapi dan orang-orang yang mengobati penyakit. Manifestasi dari gejala ini adalah kurang dimanfaatkannya atau underutilization fasilitas- fasilitas kesehatan modern apabila fasilitas tersebut disediakan bagi masyarakat tradisional. Salah satu pengaruh paling kuat dari pendidikan formal adalah penyebaran konsep-konsep pengobatan ilmiah modern. Apabila ibu mendapat informasi mengenai pengobatan ilmiah modern tersebut, maka akan mengubah preferensi ibu dalam praktek pemeliharaan kesehatan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak secara signifikan.



Preferensi makanan. Pola-pola diet yang dipilih dan diikuti oleh masyarakat sangat dipengaruhi oleh budaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya berbagai pola makanan dalam berbagai kebudayaan, bahkan di negara-negara maju. Diet ibu selama hamil dan pola- pola menyusui (dan bahkan pada masa kecil ibu itu sendiri) serta makanan tambahan merupakan faktor- faktor penting dari kelangsungan hidup anak. Oleh karena itu, preferensi makanan dapat dianggap sebagai faktor penting di banyak negara berkembang, terutama dalam

masyarakat dimana pantangan dan pembatasan makanan biasanya dilakukan selama masa hamil, menyusui, menyapih dan sakit. 2. Variabel Tingkat Rumah Tangga Efek pendapatan/kekayaan. Berbagai macam barang, jasa dan aset pada tingkat rumah tangga akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan mortalitas anak melalui variabel antara. Di bawah ini adalah beberapa hal utama yang menunjukkan efek pendapatan/kekayaan dapat mempengaruhi kesehatan anak. 

Makanan. Tersedianya makanan pokok dalam jumlah dan gizi yang memadai merupakan hal yang sangat penting dalam kelangsungan hidup. Selain itu, kualitas kebersihan makanan (bersih, segar dan tidak busuk) juga sangat penting dalam mencegah penularan penyakit.



Air. Jumlah dan kualitas persediaan air merupakan determinan yang penting dalam mempengaruhi kerawanan terhadap penyakit. Tersedianya air dalam jumlah yang cukup dan memiliki kualitas yang memadai untuk mandi, mencuci dan membersihkan merupakan variabel yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak.



Pakaian/kain-kain tempat tidur (seprei, sarung bantal, selimut). Tersedianya pakaian yang cukup dan memadai akan melindungi diri dari kondisi iklim setempat serta mengurangi timbulnya infeksi kulit dan gangguan parasit.



Rumah. Ventilasi yang tidak baik dan kondisi kamar tidur yang padat mempengaruhi timbulnya infeksi kulit dan pernapasan pada anggota rumah tangga. Sanitasi yang memadai membutuhkan kasa penahan serangga penganggu, bahan bangunan yang dapat dibersihkan, serta ruangan-ruangan seperti dapur, kamar mandi, WC, kamar tidur, tempat penyimpanan makanan dan minuman, dan tempat yang terpisah untuk hewan. Tersedia dan terpeliharanya sambungan-sambungan pipa ledeng dan pipa pembuangan air kotor sangat mempermudah pemeliharaan kesehatan.



Bahan bakar/energi. Suplai bahan bakar yang memadai sangat penting untuk memasak makanan dan merebus air, mengawetkan makanan yang disimpan, dan mensterilkan alat-alat (khususnya untuk botol bayi). Energi dibutuhkan untuk pendinginan, yaitu untuk mencegah penyakit diare yang disebabkan terlalu banyaknya bakteri dalam makanan yang disimpan, dan selain itu juga untuk menghangatkan badan dan mengurangi infeksi pernapasan pada iklim dingin.



Transportasi. Sarana transportasi penting untuk mencapai fasilitas kesehatan (baik untuk preventif maupun pengobatan), pasar untuk membeli barang konsumsi serta tempat kerja untuk mencari nafkah.



Higiene/pelayanan preventif. Pelayanan preventif membutuhkan biaya, seperti untuk membeli sabun, bahan-bahan pembersih, insektisida, vitamin, tambahan zat besi, alat kontrasepsi, perawatan antenatal, dan imunisasi.



Pengobatan penyakit. Meliputi biaya-biaya seperti biaya dokter, biaya pemondokan, dan obatobatan, termasuk perawatan ibu selama melahirkan anak.



Informasi. Melalui radio, TV, surat kabar, majalah, buku, dan saluran-saluran informal, rumah tangga dapat diperoleh informasi yang memadai mengenai gizi, kesehatan, kontrasepsi dan imunisasi.

Penjelasan di atas menunjukkan mengapa “pendapatan” pada umumnya merupakan suatu faktor yang begitu besar pengaruhnya terhadap mortalitas anak. Khususnya dalam masyarakat miskin, keluarga bisa membelanjakan 80 persen atau lebih dari pendapatannya untuk makanan. Dengan demikian perbedaan pendapatan atau harga makanan secara langsung sangat mempengaruhi kenaikan tingkat mortalitas dan “kekurangan gizi”.

3. Variabel Tingkat Masyarakat Lingkungan ekologi. Lingkungan ekologi meliputi iklim, tanah, curah hujan, temperatur, letak ketinggian, dan musim. Dalam masyarakat subsistensi perdesaan, variabel-variabel ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelangsungan hidup anak dengan mempengaruhi jumlah dan jenis bahan makanan yang dihasilkan, persediaan dan kualitas air, penyebarluasan serangga pembawa penyakit, tingkat bertambahnya bakteri dalam makanan yang disimpan, dan drainase saluran pembuangan kotoran. Variabel ekologi juga berpengaruh terhadap tersedianya pekerjaan bagi masyarakat, tersedianya kesempatan dan pemakaian fasilitas kesehatan, dan tersedianya waktu yang digunakan ibu untuk mengasuh anak. Ekonomi politik. Berikut ini adalah faktor-faktor ekonomi politik yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak. 

Organisasi produksi – Organisasi produksi dapat menentukan distribusi sumber daya serta persediaan dan stabilitas suplai bahan makanan.



Prasarana fisik – Rel kereta api, jalan raya, listrik, air, saluran pembuangan, dan sistem telepon dapat mempengaruhi kesehatan. Dampaknya terhadap kesehatan dapat dilihat melalui

dampaknya terhadap harga relatif kebutuhan pokok serta harga relatif barang, jasa dan informasi yang berhubungan dengan kesehatan. Pranata politik juga termasuk dalam prasarana fisik. Pranata politik meliputi berbagai organisasi pada tingkat daerah dan hubungannya dengan pusat untuk membuat kebijakan, implementasi program dan pelaksanaan undang-undang. Berbagai literatur menunjukkan keberhasilan dan kegagalan berbagai proyek kesehatan, baik yang berskala nasional maupun yang berskala kecil, sangat terkait dengan pranata politik di suatu daerah. Sistem kesehatan. Sistem kesehatan mempengaruhi model variabel antara melalui cara-cara berikut ini. 

Tindakan yang dilembagakan – yaitu usaha pemberantasan penyakit yang diwajibkan oleh undang- undang (tidak diserahkan kepada kebijaksanaan individu) untuk mempengaruhi kesehatan penduduk dalam jumlah yang besar. Tindakan ini secara potensial mempunyai dampak yang sangat besar terhadap mortalitas. Usaha-usaha ini dapat dibiayai dan langsung dilakukan oleh sistem kesehatan (usaha- usaha pemberantasan penyakit epidemik seperti program pemberantasan serangga pembawa penyakit, karantina, imunisasi) ataupun oleh perusahaan swasta.



Subsidi biaya – Cara kedua yang penting dalam sistem upaya kesehatan adalah adanya subsidi biaya, dalam rangka merubah harga relatif barang dan jasa yang berhubungan dengan kesehatan. Sebagai tindakan institusional, subsidi tergantung pada kendala ekonomi baik dalam sistem itu sendiri maupun pada tingkat individu.



Informasi/pendidikan/motivasi kepada masyarakat – Program pendidikan/ motivasi dapat dilaksanakan dalam beberapa tingkat pada masyarakat. Secara institutional, program pendidikan/motivasi dapat meningkatkan ketrampilan para praktisi tradisional atau petugas kesehatan dan individu. Program ini akan meningkatkan ketrampilan orang tua, merubah sikap dan preferensi orang tua, terutama ibu, sehingga dapat meningkatkan kelangsungan hidup anak.



Peranan teknologi – Teknologi kedokteran dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari sistem kesehatan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi variabel antara. Teknologi ilmiah yang paling modern seperti vaksin dan antibiotika ditujukan untuk memberantas penyebab penyakit khusus. Teknologi modern seyogianya harus dapat diterapkan melalui lembaga institusional formal, karena memerlukan biaya dan sumber daya yang tidak sedikit agar teknologi modern ini dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Related Documents


More Documents from "Mark Cheney"

Ekonomet Fix!.docx
December 2019 7
Moesly And Chen.docx
December 2019 4
Tugas Eko Publik.docx
December 2019 7
Materi Kependudukan.docx
December 2019 14
Anemia Defisiensi Besi
November 2019 58