Modul 1

  • Uploaded by: Suhadi Sahru
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Modul 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 989
  • Pages: 5
MATA KULIAH : BAHASA RAKITAN Materi ke-1 PENGANTAR BAHASA RAKITAN APA ITU BAHASA RAKITAN? • Bahasa Pemrograman yang Berorientasi Mesin  Korespondensi satu-satu antara statement dan native bahasa mesin  Pencocokkan set instruksi dan arsitektur mesin • Bahasa Rakitan untuk IBM-PC  Mengacu pada processor 8086, 8088, 80186, 80286, 80386, 80486, dan Pentium Processors APA ITU ASSEMBLER? • Program Sistem  Mentranslasikan kode sumber dalam bahasa rakitan ke dalam bahasa mesin • File Objek – berisi instruksi mesin, inisial data dan informasi yang digunakan ketika load program • File Listing – berisi record dari proses translasi, jumlah baris, alamat, pembangkit kode dan data, dan simbol tabel •

Program Sistem  Mentranslasikan kode sumber dalam bahasa rakitan ke dalam bahasa mesin • File Objek – berisi instruksi mesin, inisial data dan informasi yang digunakan ketika load program • File Listing – berisi record dari proses translasi, jumlah baris, alamat, pembangkit kode dan data, dan simbol tabel

MENGAPA PERLU BELAJAR BAHASA RAKITAN • Mempelajari bagaimana processor bekerja • Mengerti dasar arsitektur komputer • Mengeksplorasi representasi internal data dan instruksi • Mendapatkan wawasan mengenai konsep hardware • Dapat membuat program kecil yang efisien • Programmer dapat melakukan bypass untuk menanggulangi keterbatasan yang ditemui pada Bahasa Tingkat Tinggi • Bila diperlukan bisa digunakan untuk menangani operasi-operasi tertentu BAHASA MESIN • Suatu bahasa yang direpresentasikan dengan number, biasanya disebut “Set Instruksi Processor”  Sekumpulan operasi dasar yang disediakan processor • Setiap instruksi dikodekan sebagai number • Instruksi bisa terdiri dari satu byte atau lebih • Setiap number berkorespondensi dengan satu instruksi CONTOH INTRUKSI IBM-PC • 1011000000000101b atau • OpCode = 10110000b

B005h

 Copy 1 byte ke dalam register AL  Byte yang ditemukan pada bagian kedua adalah instruksi 00000101b • Kode operasi diidentifikasikan sebagai tipe dari instruksi dan menyediakan beberapa informasi berkaitan dengan panjang instruksi Pemrograman Bahasa Rakitan vs Pemrograman Bahasa Mesin • Pemrograman Bahasa Mesin  Menulis sejumlah baris number yang merepresentasikan byte instruksi mesin yang nantinya akan dieksekusi dan data konstanta yang digunakan dalam program • Pemrograman Bahasa Rakitan  Menggunakan instruksi simbolik untuk merepresentasikan data mentah yang akan dibentuk ke dalam bahasa mesin dan inisial data konstanta Instruksi Bahasa Rakitan • Mnemonik yang merepresentasikan Instruksi Mesin  Setiap mnemonik digunakan untuk representasi tunggal instruksi mesin  Assembler menjalankan translasi • Beberapa mnemonik membutuhkan operand  Operand menyediakan informasi tambahan • register, constant, address atau variable • Assembler Directives Bahasa Rakitan dalam Sistem Komputer

Prosessor

BAB I BILANGAN 1.1. BERBAGAI JENIS BILANGAN Didalam pemrograman dengan bahasa assembler, bisa digunakan berbagai jenis bilangan. Jenis bilangan yang bisa digunakan, yaitu: Bilangan biner, oktaf, desimal dan hexadesimal. Pemahaman terhadap jenis-jenis bilangan ini adalah penting, karena akan sangat membantu kita dalam pemrograman yang sesungguhnya. 1.1.1. BILANGAN BINER Sebenarnya semua bilangan, data maupun program itu sendiri akan diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner. Jadi pendefinisisan data dengan jenis bilangan apapun(Desimal, oktaf dan hexadesimal) akan selalu diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner. Bilangan biner adalah bilangan yang hanya terdiri atas 2 kemungkinan(Berbasis dua), yaitu 0 dan 1. Karena berbasis 2, maka pengkorversian ke dalam bentuk desimal adalah dengan mengalikan suku ke-N dengan 2N. Contohnya: bilangan biner 01112 = (0 X 23) + (1 X 22) + (1 X 21) + (1 X 20) = 710. 1.1.2. BILANGAN DESIMAL Tentunya jenis bilangan ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Bilangan Desimal adalah jenis bilangan yang paling banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kebanyakan orang sudah akrab dengannya. Bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri atas 10 buah angka(Berbasis 10), yaitu angka 0-9. Dengan basis sepuluh ini maka suatu angka dapat dijabarkan

dengan perpangkatan sepuluh. Misalkan pada angka 12310 = (1 X 102) + (2 X 101) + (1 X 100). 1.1.3. BILANGAN OKTAL Bilangan oktal adalah bilangan dengan basis 8, artinya angka yang dipakai hanyalah antara 0-7. Sama halnya dengan jenis bilangan yang lain, suatu bilangan oktal dapat dikonversikan dalam bentuk desimal dengan mengalikan suku ke-N dengan 8N. Contohnya bilangan 128 = (1 X 81) + (2 X 80) = 1010. 1.1.4. BILANGAN HEXADESIMAL Bilangan hexadesimal merupakan bilangan yang berbasis 16. Dengan angka yang digunakan berupa: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Dalam pemrograman assembler, jenis bilangan ini boleh dikatakan yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan mudahnya pengkonversian bilangan ini dengan bilangan yang lain, terutama dengan bilangan biner dan desimal. Karena berbasis 16, maka 1 angka pada hexadesimal akan menggunakan 4 bit. 1.2. BILANGAN BERTANDA DAN TIDAK Pada assembler bilangan-bilangan dibedakan lagi menjadi 2, yaitu bilangan bertanda dan tidak. Bilangan bertanda adalah bilangan yang mempunyai arti plus(+) dan minus(-), misalkan angka 17 dan -17. Pada bilangan tidak bertanda, angka negatif(yang mengandung tanda '-') tidaklah dikenal. Jadi angka -17 tidak akan akan dikenali sebagai angka -17, tetapi sebagai angka lain. Kapan suatu bilangan perlakukan sebagai bilangan bertanda dan tidak? Assembler akan selalu melihat pada Sign Flag, bila pada flag ini bernilai 0, maka bilangan akan diperlakukan sebagai bilangan tidak bertanda, sebaliknya jika flag ini bernilai 1, maka bilangan akan diperlakukan sebagai bilangan bertanda. Pada bilangan bertanda bit terakhir (bit ke 16) digunakan sebagai tanda plus(+) atau minus(-). Jika pada bit terakhir bernilai 1 artinya bilangan tersebut adalah bilangan negatif, sebaliknya jika bit terakhir bernilai 0, artinya bilangan tersebut adalah bilangan positif(Gambar 1.1).

+--------------------------------------------+ | >>>> Bilangan <<<< | +------------+---------------+---------------+ | Biner |Tidak Bertanda | Bertanda | +------------+---------------+---------------+ | 0000 0101 | + 5 | +5 | | 0000 0100 | + 4 | +4 | | 0000 0011 | + 3 | +3 | | 0000 0010 | + 2 | +2 | | 0000 0001 | + 1 | +1 | | 0000 0000 | 0 | 0 | | 1111 1111 | + 255 | -1 | | 1111 1110 | + 254 | -2 | | 1111 1101 | + 253 | -3 |

| 1111 1100 | + 252 | -4 | | 1111 1011 | + 251 | -5 | | 1111 1010 | + 250 | -6 | +------------+---------------+---------------+ Gambar 1.1. Bilangan Bertanda dan Tidak

Related Documents

Modul 1
June 2020 28
Modul 1
November 2019 35
Modul 1
June 2020 16
Modul 1
June 2020 20
Modul 1
April 2020 24
Modul
October 2019 83

More Documents from ""

Modul 11
June 2020 24
Modul 7
June 2020 35
Modul 5
June 2020 36
Modul 9
June 2020 54
Modul 2
June 2020 34
Modul 4
June 2020 33