A. Pengertian Teori Healt Belief Health belief model (HBM) adalah model psikologis yang mencoba untuk menjelaskan dan memprediksi prilaku kesehatan. Konsep yang mendasari HBM adalah bahwa perilaku kesehatan ditentukan oleh keyakinan pribadi atau persepsi tentang penyakit dan strategi yang tersedia untuk mengurangi terjadinya penyakit. Persepsi pribadi dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan interpersonal. HBM bertujuan untuk mengubah perilaku dalam menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko kesehatan. Healthy Belief Model terdiri dari lima komponen yang mempengaruhi upaya yang ada dalam diri individu untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu perceived susceptibility(kerentanan yang dirasakan), perceived severity(keseriusan yang dirasakan), perceived benefit(manfaat yang dirasakan), perceived barried(hambatan yang dirasakan akan tindakan yang diambil) dan cues to action (pemicu tindakan). Hal tersebut dilakukan dengan tujuan self efficacy atau upaya diri sendiri untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya. Tiga faktor penting dalam HBM.
Kesiapan individu untuk mengubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko kesehatan Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya mengubah perilaku Perilaku itu sendiri
Healthy Belief Model adalah model yang paling umum digunakan dalam pendidikan dan peromosi kesehatan. HBM digunakan untuk menjelaskan perubahan dan pemeliharaan dari perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, serta sebagai pedoman intervensi perilaku kesehatan. Model ini menggambarkan, membandingkan, dan menganalisa dengan menggunakan sebuah aturan yang luas dari beraneka ragam teknik analitik. Healthy Belief Model dikembangkan pada tahun 1950 oleh psikolog sosial Irwin M. Rosenstock, Godfrey M. Hochbaum, S Stephen Kegeles dan Howard Leventhal di US public health service untuk lebih memahami penyebab kegagalan skriningTBC. Baru-baru ini metode ini digunakan untuk memahami tanggapan pasien untuk gejala penyakit, sesuai dengan aturan medis, perilaku gaya hidup(misalnya perilaku seksual beresiko) dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit kronis yang mungkin memerlukan perawatan jangka panjang. Pada awal dibentuknya, model ini hanya memiliki empat komponen dasar, kemudian dengan perkembang ilmu pengetahuan, model ini pun ditambahkan dengan beberapa faktor pendukung lainnya. Health Belief Model mengandung konsep utama yaitu memprediksikan mengapa sseorang melakukan tindakan tertentuuntuk menjaga, melindungi dan mengendalikan kondisi sakit. Komponen Health Belief Model : a. Perceived suscepbility (kerentanan) Mengacu pada penilaian subjektif dari resiko melakukan kebiasan tidak sehat. Health Belief Model memprediksi bahwa individu yang merasa bahwa mereka rentan terhadap kesehehatan tertentu akan melakukan upaya untuk mengurangi resiko terjangkit penyakit tersebut. Individu yang percaya bahwa mereka
mempunyai resiko yang rendah terhadap penyakit lebih mungkin untuk terlibat dalam prilaku tidak sehat. Individu yang merasa beresiko tinggi mereka akan secara pribadi terpengaruh untuk menjauhi dan tidak terlibat dalam perilaku tidak sehat, beresiko. b. Perceived Severity (keseriusan) Mengacu pada penilaian subjektif dari keparahan masalah kesehatan. HMB mengemukakan bahwa individu yang merasa bahwa masalah kesehatan yang diterimanya lebih serius mungkinannya untuk mlakukan pencegahan atau mengurangi penyebabnya. Perceived saverity meliputi keyakinan tentang penyakit itu sendiri misalnya (apakah itu mengancam jiwa atau dapat menyebabkan cacat atau sakit) serta dampak yang lebih luas dari penyakit pada peran dalam kondisi sosial. Misalnya, seseorang mungkin mengganggap bahwa secara influensa tidak serius, tetapi jika dia berpikir bahwa jika dia terkena influensa dapat mnyebabkan tidak masuk kerja selama beberapa hari, dapat menulari orang lain disekitarnya, dan sebagainya maka ia akan menganggap influensa menjadi kondisi yang sangat serius. c. Perceived Benefit (keuntungan) Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan juga dipengaruhi oleh manfaat Yng dirasakan. Manfaat yang dirasakan merujuk pada penilaian individu dari manfaat melakukan atau tidak melakukan perilaku sehat. Jika seseorang percaya bahwa tindakan tertentu akan mengurangi kerentanan terhadap masalah kesehatan atau menurunkan keseriusannya, maka ia cenderung untuk melakukannya (terlepas dari fakta-fakta objektif mengenai efektifitas tindakan). Sebagai contoh individu yang mengganggap bahwa mencegah kangker kulit lebih mungkin untuk memakai tabir surya dibandingkan orang yang percaya bahwa memakai tabir surya tidak akan mencegah terjadianya kanker kulit. d. Perceived Barriers (Hambatan) Mengacu pada penilaian individu tentang hambatan unruk perubahn perilaku. Bahkan jika seseorang merasakan kondidi kesehatan yang mengancam dan percaya adanya tindakan efektif untuk mengurangi ancaman, hambatan dapat mencegahnya. Dengan kata lain, manfaat yang dirasakan lebih besar dari pada hamabatan yang dirasakan agar suatu perilaku terjadi. Hambatan dapat berupa ketidak nyamanan dan beban yang dirasakan. Sebagai contoh, persepsi bahwa vaksin flu akan menyebabkan nyeri yang parah. Nyeri yang parah tersebut adalah merupakan hambatan. e. Cues To Action (isyarat untuk bertindak) Selain empat keyakinan atau persepsi dan variabel memodifikasi, HBM menunjukkan perilaku yang juga dipengaruhi oleh cues to action. Cues to action adalah peristiwa-peristiwa, atau orang atau hal-hal yang menggerakkan orang untuk mengubah perilaku mereka. Cues to action dapat berasal dari internal maupun eksternal. Isyarat fisiologis (misalnya nyeri, gejala) adalah contoh internl untuk bertindak. Isyarat eksternal mencakup peristiwa atau informasi dari orang lain dan dari media. Intesitas isyarat yang diperluakan untuk mendorong tindakan bervariasi anatara indvidu yang dirasakan kerentanan, keseriusan, manfaat dan hambatan. Seerti cintohnya setelah individu mendapat penyukuhan tentang penyakit HIVAIDS dan mengtaui seberapa ganas dan seberapa banyak orang yang telah
menderita karena penyakit itu, maka pengetuanitu dapat terjadi cues of action karena membuat orang agar menjauhi hal-hal yang menyebabkan penyakit HIVAIDS. f. Self-Efficacy Pada tahun 1988, self efficacy ditambahkan pada empat keyakinan asli dari HBM (Rosenstok, Strecher dan Backer, 988). Self efficacy adalah kepercayaan pada kemampuan sendiri untuk melakukan sesuatu. Orang umumnya tidak mencoba untuk melkaukan sesuatu yang baru kecuali mereka pikir mereka bisa melakukannya. Jika seseorang percaya suatu perilaku baru yang berguna (manfaat yang dirasakan), tetapi berfikir dia tidak mampu melakukan itu (penghalang dirasakan), kemungkinan bahwa hal itu tidak akan dilakukan.