Kasus.docx

  • Uploaded by: Moh Andi Darmawan
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Kasus.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,202
  • Pages: 5
BAB 1 A. Latar Belakang Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) abortus (aborsi) didefinisikan sebagai terjadinya keguguran janin melakukan abortus seperti melakukan pengguguran dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu. Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat adalah tidak direncanakan sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada remaja, wanita berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan rendah. Hampir setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi. Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang lebih baik. Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya akan mengalami perasaan kehilangan, kesedihan yang mendalam, dan atau rasa bersalah. Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, perawat tak hanya sebagai conselor atau peran dan fungsi perawat yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik keperawatan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih (aborsi). B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana langkah-langkah dalam pengambilan keputusan aborsi ? 2. Bagaimana dasar pembuatan EDM (Etichal Desicoin Making) C. Tujuan 1. Untuk mengataui langkah-langkah dalam mengambil keputusan pada kasus aborsi 2. Untuk mengetaui tentang dasar pembuatan EDM (Etichal Desicoin Making)

1

BAB 2 PEMBAHASAN A. Kasus Pemicu 3 Seorang remaja bernama Ana, 21 tahun saat ini sedang menjalani tugas akhir di suatu perguruan tinggi. Sudah 3 bulan ini dia tidak mendapatkan menstruasinya, setelah diperiksakan ternyata dia hamil. Kemudian Ana mendatangi pacarnya untuk meminta pertanggung jawaban, akan tetapi usaha itu tidak berhasil. Ana kebingungan dalam mengambil sikap disisi lain orang tuanya mengharapkan Ana menyelesaikan kuliahnya dengan baik dengan menjadi sarjana. Akhirnya terbesit di pikiranya untuk menggugurkan kandunganya. Pertanyaanya : 1. Bagaimana langkah-langkah pengambilan keputusan etis (EDM) ? 2. Jelaskan tentang dasar pembuatan EDM (Ethical Decision Making) ? B. Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan Kasus Aborsi 1. Indentifikasi Masalah Remaja bernama Ana berusia 21 tahun yang sedang menjalani tugas akhir di suatu perguruan tinggi. Sudah 3 bulan Ana tidak mendapatkan mensturasinya setelah diperiksakan Ana dinyatakan hamil. Kemudian Ana mendatangi pacarnya untuk meminta pertanggung jawaban. 2. Mengumpulkan data masalah Ana mengalami kehamilan diluar nikah tetapi sang pacar tidak mau bertanggung jawab atas kehamilannya dan disisi lain Ana berpikir tantang kedua orangtuanya yang menginginkan dirinya menyelesaikan kuliah dan segera menjadi sarjana. Akhirnya terbesit di pikiranya untuk menggugurkan kandunganya. 3. Mengidentifikasi semua pilihan/alternative Melakukan Aborsi karena tidak siap untuk mempunyai anak dan tidak ingin menanggung malu. 4. Keputusan dan Tindakan Moral Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No 23 tahun 1992, dijelaskan bahwa tindakan medis dalam bentuk apapun dan atau pengguguran kandungan dengan alasan apapun dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan. Namun dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya dapat diambil tindakan medis tertentu. Indikasi medis adalah suatu kondisi yang benar-benar mengharuskan diambil tindakan medis tertentu, sebab tanpa tindakan medis tertentu itu, ibu hamil dan atau janinnya terancam bahaya maut. Tenaga kesehatan yang dapat melakukan tindakan medis tertentu adalah tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan. 2

Sebelum melakukan tindakan medis tertentu tenaga kesehatan harus terlebih dahulu meminta pertimbangan tim ahli yang dapat terdiri dari berbagai bidang seperti medis, agama, hukum, dan psikologi.Jadi, pada kasus aborsi di atas, pelaku (bidan) ditindak oleh kepolisian dan dijerat KUHP Bab XIX Pasal 299, 348 dan 349 serta UU Kesehatan No.23 tahun 1992 Pasal 80 ayat 1. Dan bidan tersebut dicabut ijin praktiknya. Sedangkan korban dijerat KUHP pasal 346. 5. Mengonsep argumentasi untuk setiap isu dan membuat alternatif  Cara yang harus di tempuh jika telah terjadi kehamilan diluar nikah yaitu dengan melakukan pernikahan agar sang bayi dapat di selamatkan seta dapat menyelamatkan nyawa si ibu itu sendiri.  Memberi pengetahuan mengenai beresikonya melakukan seks pra nikah atau sex bebas adalah salah satu metode paling tepat untuk menurunkan resiko kehamilan di luar nikah.  Kesalahan mereka tidak bisa dilepaskan dari kesalahan kita juga, baik sebagai orang tua, pendidik maupun komponen masyarakat lainnya. 6. Mengambil Tindakan Tindakan yang harus di ambil dalam kasus ini tetap tidak boleh melakukan Aborsi karena pada kasus ini Aborsi dilakukan karena hamil diluar nikah atas dasar suka sama suka dan mereka harus berani mempertanggung jawabkan atas apa yang mereka lakukan. “Berani berbuat harus juga berani bertanggung jawab” 7. Melakukan Evaluasi Tim kesehatan tetap tidak memperbolehkan siapapun untuk melakukan Aborsi. C. Tahap Pembuatan EDM (Etichal Decision Making) a. Teleologi Teleologi merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang terjadi. Pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kelly,1987). Ex : Ana melakukan aborsi karena dia tidak ingin menanggung malu dan orang tua Ana yang menginginkan Ana menyelesaikan kuliahnya dengan baik dan mendapatkan gelar sarjana bahkan masa depan dari Anapun menjadi hancur. Ana tidak memikirkan hasil akhirnya untuk bayinya.

b. Deontologi Deontologi adalah kewajiban manusia untuk bertiindak secara baik. Menurut perspektif deontologi, suatu suatu tindakan itu baik, bukanlah dinilai dan di benarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan tersebut, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik menurut dirinya sendiri. Maka tindakan itu bernilai moral atau etis karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban. 3

Ex: Tindakan aborsi yang dilakukan ana tetap tidak boleh dilakukan walaupun ana menanggung malu dan masa depan ana menjadi hancur karena aborsi itu tindakan legal yang sangat dilarang di negara indonesia dan tindakan aborsi itu juga sangat dilarang oleh agama islam karena bayi juga mempunyai hak untuk hidup. c. Otonomi Setiap individu mempunyai kebebasan untuk menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih. Ex: Ana sangat menginginkan untuk melakukan aborsi karena ana tidak ingin menanggung malu dan tidak ingin mengecewakan keluarga. d. Kejujuran Sikap kejujuran adalah dengan menyatakan hal yang sebenarnya. Ex: Tim kesehatan tetap tidak boleh melakukan aborsi karena pada kasus yang dilakukan ana itu dilakukan karena suka sama suka. e. Ketaatan Sikap ketaatan ialah sikap tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kepastian. Ex: Tim kesehatan tetap tidak boleh melakukan aborsi karena jika hendak melakukan aborsi itu harus melalui jalur hukum seperti ke pengadilan dan ke kepolisian.

4

BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan Aborsi adalah tindakan penghentian kehamilan atau pengguguran kandungan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan ( sebelum usia 20 minggu kehamilan ) bukan semata untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilannya.

B. Saran a. Bagi seorang wanita Jika anda sedang memikirakan untuk melakukan aborsi, maka tenangkanlah pikiran anda. Aborsi bukanlah suatu solusi sama sekali. Aborsi akan membuahkan masalahmasalah baru yang bahkan lebih besar lagi bagi anda di dunia dan di akhirat. b. Bagi orangtua Diharapkan bagi orangtua agar lebih memperhatikan keadaan anak khususnya anak perempuan seperti membatasi pergaulannya dan memberikan informasi awal tentang aborsi.

c. Bagi tenaga kesehatan Bagi tenaga kesehatan atau medis agar selalu menjaga kode etiknya dan sumpah profesi dalam melakukan atau mengaborsi seseorang.

5

More Documents from "Moh Andi Darmawan"

Kasus.docx
May 2020 19
Mipta Cantik.docx
May 2020 18
Aborsiiiii.docx
May 2020 15
Https Falsafah.docx
May 2020 35
Falsafah Materi.docx
May 2020 24
Https Falsafah.docx
May 2020 16