KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BUNGA MELATI LHOKSEUMAWE NOMOR …………………/ 2017 TENTANG KEBIJAKAN KETERSEDIAAN LISTRIK DAN AIR BERSIH DI RUMAH SAKIT UMUM BUNGA MELATI LHOKSEUMAWE
Menimbang
: a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU Bunga Melati Lhokseumawe, maka diperlukan kebijakan tentang ketersediaan listrik dan air bersih selama 24 jam dalam sehari yang memenuhi persyaratan dan standar yang benar; b. bahwa agar kebijakan ketersediaan listrik dan air bersih selama 24 jam dalam sehari yang memenuhi persyaratan dan standar yang benar di RSU Bunga Melati Lhokseumawe, dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan adanya kebijakan Direktur RSU Bunga Melati Lhokseumawe sebagai landasan bagi penyelenggaraan ketersediaan listrik dan air bersih selama 24 jam dalam sehari yang memenuhi persyaratan dan standar yang benar di RSU Bunga Melati Lhokseumawe; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas perlu ditetapkan kebijakan tentang ketersediaan listrik dan air bersih selama 24 jam dalam sehari yang memenuhi persyaratan dan standar yang benar di RSU Bunga Melati Lhokseumawe
dengan
Keputusan
Direktur
RSU
Bunga
Melati
Lhokseumawe;
Mengingat
: 1. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Undang-Undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit. 3. Undang-Undang R I No. 28 tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung. 4. Kepmenkes No 432 / menkes / sk / 4 / 2007 tentang Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit. 5. Peraturan umum instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000.
6. Standar, International Electric Comite (IEC) dan Standar Listrik Indonesia (SLI). 7. Kepmenkes No.438 tahun 1995, tentang pengelolaan air bersih. 8. Peraturan Dinas Pertambangan mengenai Penggunaan Air Bawah Tanah. 2. Keputusan Ketua Yayasan Efata Nomor 08/Y.Ef/I/2015 tentang Perubahan Struktur Organisasi Rumah Sakit Santo Antonius Jopu; 3. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Efata Nomor 48/Y.Ef/X/2016 tentang Pengangkatan dr. Maria Goretti Aran (Sr. Clementia,CIJ) untuk menjadi Direktris Rumah Sakit Santo Antonius Jopu;
MEMUTUSKAN Menetapkan : KEBIJAKAN TENTANG KETERSEDIAAN LISTRIK DAN AIR BERSIH
DI
RUMAH
SAKIT
UMUM
BUNGA
MELATI
LHOKSEUMAWE Pertama
: Kebijakan penerapan Ketersediaan Listrik dan Air Bersih sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
Kedua
: Pembinaan dan pengawasan penerapan Ketersediaan Listrik dan Air Bersih di RSU Bunga Melati Lhokseumawe dilaksanakan oleh Direksi, kepala bagian Umum, dan Bagian Pemeliharaan Sarana.
Ketiga
: Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Lhokseumawe Pada tanggal ................ Direktur, RSU Bunga Melati Lhokseumawe
dr. Yudi Harizanosa
Lampiran : Peraturan Direktur RSU Bunga Melati Lhokseumawe Nomor : Tanggal :
KEBIJAKAN KETERSEDIAAN LISTRIK DAN AIR BERSIH DI RUMAH SAKIT UMUM BUNGA MELATI LHOKSEUMAWE
I.
KETENTUAN UMUM A. Listrik 1. Listrik adalah salah satu prasarana yang dibutuhkan didalam industri pelayanan kesehatan rumah sakit, sebagai sumber daya listrik yang berguna untuk memberikan pencahayaan pengganti pencahayaan alami yang dihasilkan sinar matahari dan sebagai sumber daya listrik peralatan medis dan non medis baik didalam gedung maupun diluar gedung pelayanan, dan memenuhi persyaratan / ketentuan pedoman teknis di bidang sarana dan prasarana kesehatan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan R.I. B. Air Bersih 1. Air Bersih adalah salah satu prasarana yang dibutuhkan didalam industri pelayanan kesehatan
rumah sakit, dimana sumber air bersih tersebut digunakan untuk
kebutuhan mandi, cuci, dan memasak. 2. Air bersih yang dimaksud adalah air baku yang dihasilkan dari proses penjernihan yang berasal dari sungai, air hujan, ataupun air tanah. 3. Air bersih hasil dari pemprosesan air baku harus memenuhi standart baku mutu yang telah ditentukan sesuai peraturan permenkes
II. TUJUAN A. Tujuan Penyediaan Listrik Rumah Sakit 1. Menyediakan listrik selama 24 jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu 2. Menghindari terjadinya kegagalan penyediaan listrik di Rumah Sakit
3. Menghindari terjadinya kegagalan operasional pelayanan Bedah, HCU, RANAP, dan penunjang lainnya. 4. Menyiapkan sumber daya listrik normal dari PLN sesuai kebutuhan. 5. Menyiapkan sumber daya listrik emergency sesuai kebutuhan. 6. Melaksanakan uji coba sumber daya listrik normal dan sumber daya listrik emergency secara berkala dan terdokumentasikan. 7. Melakukan evaluasi kebutuhan sumber daya listrik bedasarkan kebutuhan pelayanan rumah sakit. 8. Melakukan pemeliharaan perangkat kelistrikan, seperti Gardu listrik, Trafo daya, Panel Distribusi, Instalasi kabel power gedung, Panel gedung, instalasi gedung, dan titik lampu 9. Pemenuhan perijinan Sertifikat Layak Operasi sistem kelistrikan sesuai peraturan yang berlaku.
B. Tujuan Pengelolaan Air Bersih di Rumah Sakit 1. Menyediakan Air Bersih selama 24 jam dalam sehari, tujuh hari dalam seminggu. 2. Menghindari terjadinya kegagalan penyediaan air bersih di Rumah Sakit. 3. Menghindari terjadinya kegagalan operasional pelayanan Bedah, HCU, Rawat Inap, CSSD-pencucian dan penunjang lainnya. 4. Menyiapkan sumber air bersih dari mata air. 5. Menyiapkan sumber air bersih alternatif sebagai pengganti dari depot air Farid Water. 6. Melaksanakan uji coba sumber air bersih regular dan sumber air bersih alternatif. 7. Melakukan evaluasi ketersediaan sumber air bersih sesuai perkembangan kebutuhan pelayanan rumah sakit. 8. Melakukan pemeliharaan perangkat penyediaan air bersih, seperti bak, jaringan pemipaan air bersih, dan sistem penunjang lainnya. 9. Mendokumentasikan hasil uji coba sistem jaringan air bersih rumah sakit dan pemeliharaan peralatan penyedia sumber air bersih alternative, serta memenuhi ketentuan yang berlaku.
III. SUMBER DAYA LISTRIK DAN AIR BERSIH A. Sumber Daya Listrik Rumah Sakit 1. Sumber listrik normal yaitu sumber listrik yang berasal dari aliran PLN 2. Sumber listrik emergency
yaitu sumber listrik yang berasal dari aliran listrik
Generator Set dan atau Unit Power Supply (UPS) 3. Setiap sumber daya listrik emergency yang dimiliki tersebut harus selalu di uji coba sekurang kurangnya satu bulan sekali
B. Sumber Air Bersih Rumah Sakit 1. Sumber air bersih dari mata air. 2. Sumber air bersih yang dipakai di RSU Bunga Melati Lhokseumawe dikondisikan bisa saling mensuplai ke semua ruangan. IV. SISTEM JARINGAN A. Sistem Jaringan Kelistrikan Rumah Sakit, meliputi : 1. Jaringan kabel TM 20 kV dan system Cubical TM 20 kV 2. Trafo Distribusi (step down), yang menurunkan tegangan listrik tegangan menengah 20 kV ke tegangan rendah 220 V dan atau 110 V 3. Panel distribusi LVMDP pada gardu listrik distribusi utama 4. Instalasi kabel daya distribusi ke gedung 5. Panel Induk Gedung dan instalasi kabel gedung 6. Sistem pengaman arus lebih atau pengaman hubungan singkat (sikring, MCB, NFB) 7. Sistem pembumian / grounding. B. Sistem jaringan pemipaan air bersih rumah sakit, meliputi : 1. Jaringan pemipaan utama air bersih dari mata air. 2. Bak penampung yang berada di samping kanan depan rumah sakit. 3. Instalasi pemipaan gedung. 4. Sistem pengatur air atau stop kran yang berfungsi sebagai pembagi debit air. 5. Sistem interkoneksi pemipaan sumber air ke bak utama.
V. KETENTUAN SISTEM KELISTRIKAN DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH A. Ketentuan Sistem Kelistrikan Rumah Sakit 1. Semua peralatan jaringan listrik dan kabel listrik yang digunakan harus memenuhi kebutuhan daya dan minimal memiliki label sertifikat ex-PLN dan SNI 2. Semua jaringan listrik rumah sakit yang digunakan untuk peralatan medik harus terisolasi (system IT medik), perlengkapan listrik dan Instalasi listriknya harus memenuhi ketentuan yang berlaku, sesuai peraturan PUIL, SNI, peraturan Depnakertran dan lembaga sertifikasi (Konsil PLN) 3. Panel Instalasi listrik rumah sakit harus terpasang perangkat pengaman beban lebih atau pengaman arus lebih akibat hubungan arus pendek atau korsleting listrik, dan dilengkapi lampu indikator dan atau diagram instalasinya 4. Pembumian / grounding harus memiliki hambatan paling tinggi 0,5 Ω (Ohm) 5. Petugas yang melakukan pemeliharaan kelistrikan harus memiliki kompetensi bidang kelistrikan serta profesional dalam bidangnya 6. Jaringan sistim kelistrikan baik Instalasi tegangan menengah dan tegangan rendah harus dilakukan pemeriksaan ulang atas kelayakannya setiap 15 tahun sekali sesuai ketentuaan yang berlaku 7. Sistem jaringan listrik dilingkungan rumah sakit harus memiliki perangkat ukur seperti Volt meter, Ampere meter, dan Kwh meter agar dapat diketahui daya yang terpakai setiap waktunya 8. Rumah Sakit melakukan pemetaan kondisi sumber daya listrik yang ada dilingkungan rumah sakit, serta menentukan kriteria klas / tingkat kebutuhan jaminan kehandalan sumber daya listrik yang harus disediakan sesuai jenis pelayanan yang dilakukan pada gedung atau sarana yang tersebut (level1, level2, atau level3) 9. Rumah Sakit harus melakukan pemeliharaan sistem kelistrikan yang dimilikinya, dan menjamin keamanan dari pengaruh buruk akibat penggunaan listrik tehadap public yang ada dilingkungannya.
10. Rumah sakit memiliki gambar teknik atau As Built Drawing sistem penyedia sumber daya listrik dan jaringan instalasi kelistrikan rumah sakit sebagai dokumen yang digunakan untuk melaksanakan pemeliharaan dan rencana pengembangan sistem kelistrikan rumah sakit ke depan.
B. Ketentuan Sistem Penyediaan Air Bersih 1. Semua peralatan pendukung yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di rumah sakit harus dilakukan pemeliharaan dan di uji coba setiap hari. 2. Semua jaringan pemipaan air bersih rumah sakit harus dilakukan pemeriksaan kebocorannya untuk menghindari kontaminasi air bersih dan berkurangnya pasokan air bersih. 3. Bahan – bahan peralatan pendukung seperti pompa, pempipaan (plumbing), dan perlengkapan kontrol yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan air harus menggunakan bahan yang berkualitas baik. (memenuhi tandar SNI dan atau standar ISO) 4. Air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan rumah sakit harus memenuhi baku mutu air bersih. 5. Pemeriksaan baku mutu air bersih dilakukan sekurang-kurangnya 6 bulan sekali. 6. Petugas yang melakukan pemeliharaan dan pemenuhan kebutuhan air bersih harus memiliki kompetensi teknis pengairan serta profesional dalam bidangnya 7. Sistem jaringan pempipaan air bersih dilingkungan rumah sakit harus memiliki perangkat ukur seperti debit meter agar dapat diketahui debit pemakaian setiap waktunya. 8. Rumah sakit melakukan pemetaan kondisi sumber air bersih yang ada dilingkungan rumah sakit, serta distribusi pempipaannya, serta menentukan kriteria / tingkat kualitas air bersih yang dibutuhkan pada pelayanan khusus yang ditentukan. 9. Pada tempat – tempat khusus tertentu bila diperlukan harus terpasang water treatmen (RO) agar kualitas air bersih dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan.
VI. LISTRIK EMERGENCY Listrik emergency sebagai kebutuhan cadangan listrik regular / normal PLN dengan menyiapkan Generator set, dimana : 1. Saat sumber listrik normal dari PLN mati, perangkat panel ATS harus mampu menjalankan generator set dan pemindahan sumber listrik dari jaringan listrik PLN ke jaringan listrik emergency harus aman dan waktu transfer yang dibutuhkan tidak lebih dari 5 – 10 detik. 2. Saat sumber listrik normal dari PLN terputus peralatan medis dan non medis yang terfasilitasi sumber listrik cadangan dari UPS tidak boleh mati atau reset, dan siap digunakan tanpa harus menghidupkan ulang. 3. Pada saat listrik normal dari PLN menyala kembali, perangkat panel ATS harus mampu memindahkan sumber listrik ke PLN kembali dengan aman dan Generator set kembali mati atau kembali ke keadaan standby sesuai waktu yang ditentukan atau tidak lebih dari 10 menit
VII.KRITERIA AIR BERSIH
1. Air bersih yang digunakan harus memenuhi baku mutu air bersih 2. Baku mutu air bersih harus memenuhi ketentuan yang berlaku, seperti : suhu, PH, kesadahan, kandungan kimia (chlor, Fe, NO2, chlorida, sulfat), Padatan tersuspensi (TDS), dan kandungan bakterial.
VIII. KEADAAN DARURAT A. Pengertian Darurat 1. Keadaan darurat listrik dan darurat air bersih adalah kejadiaan, dimana pasokan sumber normal listrik PLN dan air bersih dari PDAM tidak dapat mengalir dan atau kekurangan pasokan untuk dimanfaatkan oleh rumah sakit. 2. Dalam kondisi seperti itu kebutuhan pemenuhan listrik dan air harus dapat tetap terpenuhi oleh sumber lain yang sudah disiapkan dan ditentukan, dimana untuk listrik dipasok melalui sumber emergency seperti Uninterrup Power Supply dan atau
Generator Set, sedangkan kebutuhan air bersih pemenuhan air emergency dipasok dari bak tandon cadangan air bersih dan atau melalui pihak lain (PDAM)
B. Prosedur Darurat Listrik 1. Bila pasokan listrik PLN terganggu, maka panel ATS / AMF harus berfungsi
melakukan transien secara automatik, sehingga Generator Set akan bekerja sebagai pasokan listrik pengganti. 2. Bila terganggunya pasokan listrik PLN berlangsung cukup lama dan atau Generator
Set yang dimiliki tidak berfungsi dengan baik dan atau dibutuhkan tambahan daya pasokan listrik, maka rumah sakit bekerja sama dengan pihak ke tiga (penyedia genset) untuk tetap dapat memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan. 3. Generator Set dipelihara dan dilakukan uji coba setiap saat sekurang-kurangnya satu
kali dalam satu bulan agar peralatan layak pakai, dan diperbaiki dengan segera bila terjadi gangguan dengan atau tanpa penggantian suku cadang. 4. Perijinan penggunaan genset sekurang-kurangnya satu tahun sekali diperpanjang
sesuai peraturan yang berlaku. C. Prosedur Darurat Air Bersih 1. Bila pasokan air bersih terganggu, maka Sistem interkoneksi sumber air dengan air alternatif dapat diaktifkan, sehingga pasokan pada bak utama tetap dapat terpenuhi kecukupannya. 2. Bila terganggunya pasokan air bersih berlangsung cukup lama dan atau air alternatif yang dimiliki tidak berfungsi dengan baik dan atau dibutuhkan tambahan pasokan air bersih, maka rumah sakit bekerja sama dengan pihak ke tiga (BIARA PUSAT CIJ/TANGKI AIR) untuk tetap dapat memenuhi pasokan air bersih yang dibutuhkan.
Ditetapkan di Lhokseumawe Pada tanggal ................
Direktur, RSU Bunga melati lhokseumawe
dr. Yudi Harizanosa