Metopel.docx

  • Uploaded by: Rubiah Ruby
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Metopel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,458
  • Pages: 25
Pengaruh Strategi Pemasaran terhadap Minat Beli Konsumen dengan Kepercayaan sebagai Variabel Intervening Metode Penelitian

Lecture: Myrna Sofia SE., M.Si

Oleh: Silvira Indryani 160461201019

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU 2018

Daftar Isi Daftar Isi ............................................................................................................................ i Bab I. Pendahuluan ............................................................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1 B. Rumusan masalah....................................................................................................... 4 C. Batasan Masalah......................................................................................................... 4 D. Tujuan ........................................................................................................................ 5 E. Manfaat penelitian ...................................................................................................... 5 Bab II. Tinjauan Pustaka ..................................................................................................... 6 A. Landasan Teori ........................................................................................................... 6 B. Kerangka berfikir ..................................................................................................... 12 C.

Paradigma Penelitian ............................................................................................ 13

D. Hipotesis penelitian .................................................................................................. 13 A.

DesainPenelitian ................................................................................................... 14

B.

Variabel Penelitian ................................................................................................ 14

C.

Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................... 14

D.

Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................................ 14

E.

Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 15

F.

Instrumen Penelitian ............................................................................................. 15

G.

Uji Instrumen Penelitian ....................................................................................... 17

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 22

i

Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Perkembangan

teknologi

informasi

yang

semakin

berkembang

memberikan sebuah jaringan bisnis dunia yang tanpa batas. Penggunaan internet tidak hanya terbatas pada pemanfaatan informasi yang dapat diakses melalui media ini, melainkan juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi perdagangan dengan market place baru dan sebuah jaringan bisnis dunia yang luas yang tidak terbatas waktu dan tempat Menurut data yang dikeluarkan oleh Kemenkominfo jumlah pengguna Internet di Indonesia pada tahun 2015 sudah mencapai 93,4 juta jiwa dengan 7,4 juta konsumen online dan dengan nilai transaksi mencapai US$3,65 Miliar. Pada tahun 2016 menemukan bahwa 132,7 juta orang Indonesia telah terhubung ke internet diperkirakan ada 8,7 juta konsumen toko online dengan nilai transaski US$ 4,89 miliar dan di proyeksikan akan terus meningkat secara signifikan pada tahun yang akan mendatang (https://kominfo.go.id/). Dapat dilihat bahwa meningkatnya transaksi berbelanja online di Indonesia tidak lepas dengan semakin banyaknya pemakai internet. Perkembangan internet dalam dekade terakhir telah membawa perubahan yang radikal pada dunia perdagangan di berbagai jenis komoditas(Lin dan Sun, 2009). Pemasaran Online merupakan segala usaha yang dilakukan untuk melakukan pemasaran suatu produk atau jasa melalui atau menggunakan media internet baik itu melalui situs e-commerce atau media sosial. Pemasaran online melalui internet membuat sebuah usaha seakan- akan buka selama 24 jam dan dapat diakses dari seluruh dunia selama terhubung dengan koneksi internet. Dengan melakukan optimasi yang benar, usaha apapun akan mudah ditemukan dan diketahui oleh banyak orang yang bisa jadi akan menjadi pelanggan kita nantinya. Namun, sebesar apapun peluang yang ada pada pemasaran online tetap diperlukan sebuah strategi pemasaran yang tepat umtuk menarik minat beli konsumen. Dapat diumpamakan seperti kita membangun sebuah Mall,

1

semegah dan semahal apapun dibangun, jika pada akhirnya gagal mendatangkan prngunjung, maka akan sia-sialah Mall tersebut. Jadi kunci suksesnya adalah bagaimana cara agar dapat mendatangkan pengunjung sebanyak-banyaknya. Menurut Gunelius (2011: 59-62) terdapat 4 elemen yang dijadikan variabel kesuksesan social media marketing, yaitu konten yang menarik (creation

content),

membagikan

konten

(content

sharing),

hubungan

(connecting), membangun komunitas ( community building). Konten yang menarik dapat mewakili kepribadian dari sebuah bisnis agar dapat dipercaya oleh target konsumen serta untuk membentuk kredibilitas, hubungan dan loyalitas. Pembagian konten merupakan peluang untuk mendapatkan perhatian pemirsa online dan mencipta hubungan komunikasi tanpa batas antara penjual dengan konsumen. Hubungan yang terjalin antara penjual dengan konsumen yang memiliki minat yang sama dapat menghasilkan lebih banyak peluang bertransaksi. Namun, tidak mudah untuk membuat sebuah konten yang dapat menarik minat beli konsumen. Menurut Kinnear dan Taylor, (1995) Minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat beli. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen, maka minat beli adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang. Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri. Engel et al., (2010) berpendapat bahwa minat membeli sebagai suatu kekuatan pendorong atau sebagai motif yang bersifat intrinsik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan membeli.

2

Minat beli yang muncul menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya, mereka akan mengaktualisasikan apa yang ada dalam benaknya tersebut (Mowen dan Oliver, 2006). Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu dan tempat pembelian. Salah satu faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen untuk membeli suatu produk melalui media online adalah kepercayaan. Koufaris dan Hampton Sosa (2004) menyatakan bahwa kepercayaan konsumen akan ecommerce merupakan salah satu faktor kunci melakukan kegiatan jual beli secara online. Kepercayaan merupakan salah satu pondasi dari bisnis apapun, suatu transaksi bisnis antara dua belah pihak atau lebih akan terjadi apabila masing-masing pihak saling mempercayai. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus dibangun mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Tingkat kepercayaan konsumen juga sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian dimana para konsumen sering kali tidak mudah percaya dalam memutuskan membeli barang secara online. Para calon konsumen online membeli setelah mencari informasi dari beberapa sumber produk yang akan dibeli dan juga belum percaya dengan sistem keamanan pembayaran secara online.

Faktor psikologi yang berhubungan dengan

kepercayaan online menurut Constantinides (2004) juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian yaitu berupa: (1) Keamanan transaksi dan keselamatan data konsumen merupakan bagian terpenting dari konsumen online membeli produk dan atau jasa secara online. Gangguan layanan, hacking ke dalam basis vendor dan menampilkan data konsumen dalam website merupakan kejadian yang sering terjadi yang harus menjadi perhatian pihak vendor.; (2) Prosedur pemesanan, pembayaran dan pengembalian uang yang baik sebagaimana kebijakan konsumen yang kongkrit, komunikasi yang baik dan keamanan yang

3

ketat membantu konsumen transaksi online lebih percaya diri.; (3) Penyalahgunaan data konsumen. Adanya penyalahgunaan data konsumen; (4) Garansi dan kebijakan pengembalian produk (retur); (5) Pengurangan elemen ketidakpastian. Dari latar belakang di atas, dapat kita ketahui bahwa betapa pentingnya sebuah strategi pemasaran online agar tepat sasaran mengambil peluang bisnis online yang menjadi trend di era teknologi informasi saat ini. Maka timbullah keinginan penulis untuk melakukan penelitian mengenai "Pengaruh Strategi Pemasaran Online terhadap Minat Beli Konsumen dengan faktor kepercayaan sebagai variabel intervening". B. Rumusan masalah 1. Apakah strategi pemasaran online berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen? 2. Apakah kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap minat beli konsumen? 3. Apakah strategi pemasaran online berpengaruh terhadap minat beli konsumen? 4. Apakah strategi pemasaran online dan kepercayaan berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen? C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, dapat dilihat bahwa strategi pemasaran secara online sangat luas sehingga perlu adanya pembatasan masalah untuk itu peneliti ini memfokuskan pada salah satu strategi pemasaran online yaitu konten produk. Studi akan dilakukan terhadap para pengguna internet aktif yang sering bertransaksi pembelian produk secara online. karena bertransaksi secara online, batasan waktu dan tempat kapan pun dan dimana saja.

4

D. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran online terhadap kepercayaan konsumen 2. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan konsumen terhadap minat beli konsumen 3. Untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran online terhadap minat beli konsumen 4. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan strategi pemasaran online dan kepercayaan terhadap minat beli konsumen. E. Manfaat penelitian Penelitian yang dilakukan akan memberikan

beberapa manfaat dan

kegunan antara lain. 1. Bagi Peneliti Penelitian ini berguna sebagai pendalaman ilmu tentang e-commerce serta sebagai pratik dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama menjalani studi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan refrensi tambahan untuk melakukan penelitian ilmiah dengan topik yang sama.

5

Bab II. Tinjauan Pustaka A. Landasan Teori 1. Strategi Pemasaran Online Menurut Kotler saluran online (emarketing) adalah saluran yang dapat dijangkau

seseorang

melalui

komputer

dan

modem.

Modem

menghubungkan komputer dengan jaur telepon sehingga komputer menjangkau beragam layanan informasi online(Kotler, 2008). Brenda Kienan mengatakan bahwa E-marketing adalah melakukan bisnis online yang bentuknya paling jelas adalah menjual produk kepada konsumen secara online. Sederhananya adalah membuat, mengelola dan meluaskan hubungan komersial secara online (Kienan, 2001). Oleh karena itu, untuk menunjang pernyataan diatas maka Goldman Sach berpendapat bahwa model bisnis dalam layanan bisnis online (E-marketing) terbagi atas 6 (enam) jenis, antara lain(Ustadiyanto, 2000): a. Connectivity Bisnis yang berbasis layanan akses internet kepada pelanggannya. b. Context Bisnis yang memberikan layanan dengan berupa informasi dan hiburan. c. Content Bisnis yang memberikan layanan dengan basis berupa teks atau gambar sebagai inti bisnisnya. d. Communication Layanan komunikasi berbasis internet dengan menggunakan media interaktif. e. Community Bisnis yang membngun komunitas digital dengan media massage, board, web chat, maupun penyedia web mail

6

f. Commerce Model bisnis yang melakukan aktivitas bisnis berbasis internet. a. Konten Konten adalah ide, topik, fakta, dan pernyataan yang terkandung dalam suatu sumber informasi. Konten adalah apa yang harus disampaikan, bisa saja melalui: teks, gambar, suara, video, kata-kata yang diucapkan, matematika, bahasa simbol, kode Morse, musik, bahasa tubuh, dan sebagainya (Gahran, 2005). Konten merupakan elemen-elemen dari materi yang dipublikasikan, meliputi teks, grafik, suara, dan klip video. Konten adalah isi nyata dari suatu dokumen; semua kata-kata, gambar, dan links dimana seorang user dapat membaca dan berinteraksi dengannya; apapun yang terkandung dalam suatu dokumen. Konten adalah suatu istilah untuk menggambarkan informasi, khususnya dalam suatu konteks digital, bisa dalam bentuk halaman web, seperti informasi yang tersimpan dalam file, seperti: teks, gambar, suara, dan video. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Content merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan materi ataupun informasi yang ingin 2. Kepercayaan a. Pengertian Kepercayaan Kepercayaan konsumen menurut Mowen (2002) adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen tentang objek, atribut dan manfaatnya. Maksud dari objek disini adalah berupa produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap.

7

Kepercayaan dapat diwujudkan apabila sebuah produk telah memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen, dimana mereka akan puas terhadap produk tersebut. Kepercayaan akan timbul apabila konsumen telah merasakan kepuasan karena telah mengkonsumsi atau menggunakan produk dengan merek tertentu. Konsumen yang merasa nyaman dan percaya karena sebuah produk, tidak akan mudah meninggalkan atau mengganti produk tersebut dengan produk merek lain. Oleh karena itu merek juga berperan penting untuk menjadi identitas produk tersebut. Suatu merek harus dapat memberikan kepercayaan terhadap konsumen bahwa merek tersebut benar-benar dapat dipercaya. Dengan dibangunnya sebuah kepercayaan oleh sebuah perusahaan, maka calon konsumen akan yakin bahwa produk-produk yang dikeluarkan oleh tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. b. Dimensi Kepercayaan Menurut Mayer et al. (1995) faktor yang membentuk kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu kemampuan (ability), kebaikan hati (benevolence), dan integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kemampuan (Ability) Kemampuan

mengacu

pada

kompetensi

dan

karakteristik

penjual/organisasi dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi. Kim et al. (2003) menyatakan

bahwa

ability

meliputi

kompetensi,

pengalaman,

pengesahan institusional dan kemampuam dalam ilmu pengetahuan. 2. Kebaikan hati (Benevolence)

8

Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan yang saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang diperoleh penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga tinggi. Penjual bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata, melainkan juga memiliki perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen. Menurut Kim et al. (2003), benevolence meliputi perhatian, empati, keyakinan, dan daya terima. 3. Integritas (Integrity) Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah dapat dipercaya atau tidak. Kim et al. (2003) mengemukakan bahwa integrity dapat dilihat dari sudut kewajaran (fairness), pemenuhan (fulfillment), kesetiaan (loyalty), keterusterangan (honestly), keterkaitan (dependability), dan kehandalan (reliabilty). Dunn (2004:66) menyatakan bahwa “Trust is an intangible characteristic that allows customers to buy goods or service with the confidence that what is promised will be delivered”, Artinya kepercayaan merupakan karakteristik yang tidak nampak, yang mengizinkan pelanggan untuk membeli produk dan jasa dengan keyakinan bahwa apa yang dijanjikan akan ditepati. Shrimp (2003:226) menyatakan bahwa kepercayaan adalah komponen kognitif dari sikap. Komponen kognitif mengacu kepada kepercayaan yang dimiliki seseorang berkaitan dengan pengetahuan dan pemikirannya mengenai sebuah objek atau permasalahan. Pengetahuan seorang pelanggan pada pemasaran online adalah pengetahuan tentang produk yang diperoleh dari interaksi yang dilakukan pelanggan lainnya yang sudah melakukan keputusan pembelian. Para pelanggan menanamkan kepercayaan pada

9

kemampuan, kejujuran, dan kebaikan hati pelanggan lainnya dalam menyampaikan informasi mengenai suatu produk. 3. Minat Beli a. Pengertian Minat Beli Minat beli menurut Kotler (2005) adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk membeli agar dapat memilikinya. Minat beli konsumen akan timbul dengan sendirinya jika konsumen sudah merasa tertarik atau memberikan respon yang positif terhadap apa yang ditawarkan oleh si penjual. Minat beli juga merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil

tindakan-tindakan

yang

relevan

seperti

mengusulkan,

merekomendasikan, memilih dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian Rossiter dan Percy (1997). Perilaku minat untuk membeli adalah hasil dari proses evaluasi terhadap merek. Tahapan terakhir dari pengambilan keputusan secara kompleks termasuk membeli merek yang diinginkan, mengevaluasi merek tersebut pada saat dikonsumsi dan menyimpan informasi ini untuk digunakan di masa yang akan datang Sylvana, (2006). Minat beli adalah bagian dari proses keputusan pembelian dari konsumen, dimana prosesnya diawali dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian. Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Kedua faktor yang membentuk minat beli konsumen adalah sebagai berikut (Kotler, 2005). 1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas

10

sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. 2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. b. Dimensi Minat Beli Menurut Ferdinand (2006) minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut. 1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat

referensial,

yaitu

kecenderungan

seseorang

untuk

mereferensikan produk kepada orang lain. 3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya. 4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut Menurut Liang dan Lai (2000), perilaku membeli melalui media internet (online shopping) adalah proses membeli produk atau jasa melalui media internet. Keunikan dari proses membeli melalui media internet adalah, ketika konsumen yang potensial menggunakan internet dan mencari-cari informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan. Secara lebih lengkap, perilaku membeli melalui media internet adalah tindakan konsumen dari mulai mengunjungi toko online 11

yang bersangkutan, membuat pesanan untuk membeli produk atau jasa, serta menyetujui kontrak untuk menerima dan menggunakan pelayanan melalui media internet. Keuntungan dari pembelian secara online adalah konsumen dengan leluasa untuk memilih dan membandingkan barang yang di tawarkan oleh para penjual di toko online. Hal ini memungkinkan pembeli akan dengan mendapatkan barang yang tepat, baik harga maupun fiturnya. Sedangkan dari sisi kerugian, menyangkut pada aspek keamanan, pengetahuan pembeli, dan ketersediaan infrastruktur internet. Serta kejujuran dari penjual di toko online tersebut. Semakin berkembangnya teknologi keamanan dalam toko online maka akan membuat kecil kerugian yang ditimbulkan saat bertransaksi melalui media internet. B. Kerangka berfikir. Minat beli konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan sangat dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang diterapkan oleh si penjual. Di dalam pemasaran secara online, strategi pemasaran yang harus diperhatikan adalah konten dari suatu produk tersebut. Karena dari konten tersebut, konsumen akan memberi penilaian terhadap produk yang di tawarkan. Bertransaksi jual beli secara online sangat rentan pada penipuan. Hal ini lumrah, karena antara si penjual dengan si pembeli tidak bertemu secara langsung. Ketakutan pada resiko penipuan inilah yang sangat mempengaruhi minat beli konsumen. Jadi untuk menimbulkan minat beli konsumen, kita harus membangun kepercayaan konsumen. Kepercayaan konsumen bisa timbul dari konten produk yang disuguhkan, baik itu tentang spesifikasi barang, sistem transaksinya, sistem pengirimannya dan sebagainya. Sangat jarang sekali konsumen langsung percaya dan memutuskan pembelian tanpa memperhatikan konten produk tersebut. Bahkan beberapa orang tidak akan membeli produk yang tidak menyuguhkan konten. Jadi, menimbulkan kepercayaan pada

12

konsumen, merupakan hal terpenting agar strategi pemasaran kita dapat mempengaruhi minat beli konsumen. C. Paradigma Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran yang mengacu pada variabel yang mempengaruhi terhadap minat beli serta variabel intervensinya, dapat digambarkan paradigma penelitian sebagai berikut: Minat Beli Konsumen

Strategi pemasaran.Online (Konten)

Kepercayaan

D. Hipotesis penelitian Menurut sugiyono (2009) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karean jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran dan hasil kajian empiris di atas, maka peneliti mengajukan beberapa hipotesis dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. H1 : diduga konten mempengaruhi minat beli konsumen. 2. H2 : diduga konten mempengaruhi kepercayaan konsumen. 3. H3 : diduga kepercayaan konsumen mempengaruhi minat beli konsumen. 4. H4 : diduga strategi pemasaran online dan kepercayaan berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen

13

Bab III. Metode Penelitian A. DesainPenelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode survei dipilih sebagai sumber data primer. Metode survei fokus pada pengumpulan data responden yang memiliki informasi tertentu sehingga memungkinkan peneliti untuk menyelesaikan masalah. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen kuesioner atau angket. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, tergolong sebagai penelitian Regresi atau pengaruh, yaitu penelitian untuk mengetahui pengaruh sebab akibat. Pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel (Y) Sugiono (2012). B. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (Independent Variable) dan variabel terikat (Dependent Variabel) serta Variabel Intervening. Variabel bebas tersebut adalah Konten (X1), variabel interveningnya adalah Kepercayaan (X2) dan Variabel terikatnya adalah Minat Beli (Y) C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada para pengguna aktif internet di Tanjungpinang yang mengetahui tentang toko online & pernah melakukan perbelanjaan online. Penelitian akan dilakukan pada bulan November sampai Desember 2018. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Menurut Sugiyono (2008), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pengguna aktif internet di Tanjungpinang. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2008), sampel merupakan sebagian atau wakil dari

14

populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama serta memenuhi populasi yang memiliki sifat dan karakter yang sama serta memenuhi populasi yang diselidiki. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling termasuk dalam metode non probability sampling (Sugiyono, 2011). Definisi metode purposive sampling menurut Sugiyono (1999) adalah: “Teknik penentuan sampel; dengan pertimbangan tertentu”. Sampel pada penelitian ini sebagian pengguna internet diTanjungpinang dan memiliki kriteria yaitu pengguna mengetahui situs toko online dan mengunjungi serta pernah melakukan belanja online. Jumlah sampel yang ditetapkan adalah sebanyak 100 sampel. Hal ini sesuai dengan rekomendasi dari Hair et al. (2006) yang merekomendasikan jumlah sampel data observasi minimal 5 kali parameter yang akan diestimasi atau minimal 100. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan tertulis yang disusun secara sistematis kepada responden. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Kuesioner digunakan untuk memperoleh data responden mengenai konten, kepercayaan, dan minat beli. F. Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2008), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dan secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi butir-butir pertanyaan. Penyusunan kuesioner tersebut didasarkan pada konstruksi teoritik yang telah disusun sebelumnya. Kemudian atas dasar teoritik tersebut dikembangkan dalam indikator-indikator dan selanjutnya dikembangkan

15

dalam butir-butir pertanyaan. Instrumen ini disusun dengan menggunakan Skala Likert. Adapun kisi-kisi kuesioner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: No

Variabel penelitian

Indikator

No item

1

Konten (X)

a. Menarik

1,2

b. Jujur

3,4

c. Jelas

5,6

a. Kenyamanan

7,8

b. Kepuasan

9,10

c. Tanggungjawab

11,12

a. Minat transaksional

13

b. Minat referensial

14

c. Minat preferensial

15

d. Minat eksploratif

16

2

3

Kepercayaan (X2)

Minat Beli

Skala Pengukuran Instrumen Indikator-indikator Kepercayaan, Keamanan dan Minat Beli diukur menggunakan skala Likert yang mempunyai lima tingkat preferensi yang masingmasing memiliki skor 1-5 dengan rincian sebagai berikut:

Skor

Keterangan

1

Sangat Tidak Setuju

16

2

Tidak Setuju

3

Netral

4

Setuju

5

Sangat Setuju

G. Uji Instrumen Penelitian Sebelum digunakan pada penelitian sesungguhnya, kuesioner harus diuji terlebih dahulu. Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu instrumen. Dari uji coba tersebut dapat diketahui kelayakan dari instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dari responden. Baik tidaknya instrumen yang digunakan akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. 1. Uji Validitas Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan kemampuan sebuah skala untuk mengukur konsep yang dimaksudkan. Manfaat dari uji validitas yaitu untuk mengetahui apakah item-item yang ada dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen dalam mengukur variabel penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan mengajukan butir-butir pertanyaan kuesioner yang nantinya akan diberikan kepada responden. Setelah mendapatkan data dari responden kemudian dilakukan uji construct validity dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Butir-butir pertanyaan yang mempunya faktor loading yang valid yaitu ≥ 0.50 menunjukkan bahwa indikator-indikator yang ada merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur suatu konstruk yang sama dan dapat

17

memprediksi apa yang seharusnya dapat diprediksi. Item-item yang mengukur konsep yang sama akan memiliki korelasi yang tinggi dan berkorelasi rendah dengan item-item yang mengukur konsep yang berbeda (Ghozali, 2011). Hal ini ditunjukkan dengan muatan faktor item yang tinggi pada satu faktor yang seharusnya diukur saja dan bermuatan faktorrendah pada faktor rendah yang diukur oleh item-item. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi dan masalah ketepatan (Kuncoro, 2003). Hasil pengukuran dapat dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaanpengukuran terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur tidak berubah. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Cronbach Alpha untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak. Pengukuran ini menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 meskipun nilai 0.60 masih dapat diterima (Ghozali, 2011). H. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa data satu persatu yang didasarkan pada jawaban responden yang dihimpun berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh responden selama penelitian berlangsung. Deskripsi data yang disajikan meliputi Mean (M), Median (Me), Modus (Mo), dan Standar Deviasi (SD). Terdapat tiga hal yang disajikan dalam analisis deskriptif yang meliputi: a. Analisis mengenai karakteristik dari responden yang terdiri dari jenis usia, jenis kelamin, pekerjaan pendapatan dan intensitas penggunaan internet.

18

b. Data ini kemudian diolah menggunakan analisis deskripsi statistik sehingga diperoleh nilai maksimal, nilai minimal, nilai Mean (Me), dan Standar Deviasi (SD). c. Analisis ini juga menggambarkan jawaban responden dari kuesioner yang diajukan. Pada bagian ini penyusun akan mengalisa data tersebut satu persatu yang didasarkan pada jawaban responden yang dihimpun berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh reponden selama penelitian berlangsung. Adapun berdasarkan kriteria yang dipakai pada kategori jawaban responden, maka untuk lebih memudahkan digunakan 3 kategori yaitu: Tinggi, Sedang, dan Rendah. Cara pengkategorian data berdasarkan rumus dari Azwar (2009) adalah sebagai berikut: a. Tinggi : X ≥ M + SD b. Sedang : M – SD ≤ X < M + SD c. Rendah : X < M -SD

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Data Menurut Ghozali (2007) tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk masing-masing variabel. Hipotesis yang digunakan adalah: H0 : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Data penelitian dikatakan menyebar normal atau memenuhi uji normalitas apabila nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual berada di atas 0,05 atau 5%, sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) variabel residual berada di bawah 0,05 atau 5%, maka data terebut tidak berdistribusi normal atau tidak memenuhi uji normalitas.

19

3. Analisis Regresi Analisis regresi

digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

pengaruh Konten terhadap Minat beli dengan Kepercayaan sebagai variabel intervening. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji T Untuk menguji kebenaran hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini pengujian dilakukan menggunakan uji T. Menurut Imam Ghozali (2011), uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Pengambilan

keputusan

ini

dilakukan

berdasarkan

perbandingan nilai signifikansi yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 5% (α = 0,05). Jika signifikansi Thitung lebih besar dari α maka Ho diterima, artinya variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika signifikansinya lebih kecil dari α maka Ho ditolak yang artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. I. Penelitian Terdahulu No

Judul

Peneliti

1

Pengaruh Kepercayaan Ratna Maulida Terhadap

Minat

Tahun

Hasil

2014

Berpengaruh

Endah 2017

Berpengaruh

Beli Rachmawati*

Melalui Persepsi Risiko Handri Dian Pada

Transaksi

Beli

Online

Jual Wahyudi Afwan

Melalui Hariri A.P.

Media Sosial 2

Pengaruh Kepercayaan Anindita Terhadap

Keputusan Kusumawardani

Pembelian Online Shop

20

3

Pengaruh Faktor-faktor Indria Fungsional,

Kesuma 2013

Berpengaruh

Ardi 2016

Berpengaruh

Psikologi Hastuti

Dan Konten Terhadap Keputusan Produk

Pembelian E-commerce

Website Groupon 4

Pengaruh

Content Johan

Marketing Dan Event Limandono1 Marketing Customer Dengan

,

Terhadap Diah Engagement Dharmayanti,S.E.,

Sosial

Marketing

Media M.Si.,Ph.D Sebagai

Variabel Moderasi Di Pakuwon City 5

Analisis

Pengaruh Niken

2017

Berpengaruh

2016

Berpengaruh

Pemasaran Media Sosial Hendrakusma Terhadap

Loyalitas Wardani2 , Retno

Konsumen: Studi Pada Indah Transportasi

Online Rokhmawati3

(Go-Jek Indonesia) 6

STRATEGI PEMASARAN

Nugraha Arifin DAN

MINAT BELI

21

Daftar Pustaka Arief, Giri Maulana & Millianyani, Heppy. 2015. Pengaruh Social Media Marketing Melalui Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen Sugar Tribe. Vol.2, No.3. Hal. 2581-2587 Mileva, Lubiana & Fauzi, Achmad. 2018. Pengaruh Social Media Marketing Terhadap Keputusan Pembelian. Vol. 58 No. 1. Hal. 190-199 Jati, Waluyo. 2017. Pengaruh Strategi Pemasaran Online (Online Marketing Strategy) Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Toko Online Shop Azzam Store). Vol. 1 No.1. Hal 127- 138 Evianah.2017. Dampak Web Marketing Strategy terhadap Perillaku Konsumen pada Pembelian Chocolate Gift Vinchoco di Surabaya. Vol. 14, No. 1. Hal. 8491. Santoso, Budi. Riset Perilaku Konsumen Studi Mengenai Perilaku Konsumen Terhadap Online Shoping. Pradiani, Theresia. 2017. Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing terhadap Peningkatan Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan. Vol. 11, No. 2. Hal. 4653. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Kinnear, Thomas C dan Taylor, James R. 1995. Riset Pemasaran. Alih Bahasa. Yohanna Lamarto; Jilid II. Erlangga. Jakarta Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

22

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. http://sarahanisah25.blogspot.co.id/ https://www.merdeka.com/peristiwa/eradigital-jadi-tantanganpemudawujudkanimpian-bangsa.html https://www.commete.co.id/strategi-pemasaran-bisnis-melalui-internet-marketing https://id.wikipedia.org/wiki/pemasaran-internet

23

More Documents from "Rubiah Ruby"