Metoda Pengendalian Gulma 2

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Metoda Pengendalian Gulma 2 as PDF for free.

More details

  • Words: 868
  • Pages: 4
C. Kultur Teknis Adalah tindakan manipulasi praktek pengendalian gulma yg biasa dilakukan pada sistem pertanian ataupun lahan penggembalaan ternak, untuk menekan pertumbuhan gulma namun sekaligus menstimulasi pertumbuhan tanaman yg diusahakan Tindakan kultur teknis, meliputi:  Mencegah penyebaran gulma diantara lahan yg berbeda Rotating crops and pastures  Menunda penanaman benih tanaman  Penggunaan mulsa hidup  Tanaman penutup tanah (cover crops)  Meningkatkan kerapatan tanaman dan ketersediaan hara  Pergiliran tanaman (memilih tanaman yg sifat dan pertumbhannya kontras dg tanaman sebelumnya) Menjadi lebih penting belakangan ini dalam upaya mengurangi kebergantungan terhadap herbisida, untuk menghambat terjadinya resistensi terhadap herbisida, dan mengurangi polusi bahan kimia pertanian di lingkungan. D. Pengendalian Hayati (Biologis) Biological control is based on the ecological principles that herbivores and diseases can limit the populations of a plant. Tujuan: menciptakan keseimbangan ekologis antara tanaman dan musuh alaminya, juga untuk mengurangi populasi gulma sampai pada keadaan dimana gulma tidak menimbulkan kerugian ekonomis. Jenis agens hayati: 1. Serangga 2. Patogen 3. Tumbuhan penyebab allelopati 4. Ikan pemakan gulma 5. Hewan herbivora (???, feeding choice???) Positive aspects: 1. Ramah lingkungan, karena biasanya, hanya gulma target yg akan dikendalikan dan tdkada efek residu pada lingkungan 2. Benefit sangat tinggi untuk biaya yg rendah, karena begitu telah tercipta, agens hayati akan tersedia secara berkelanjutan Dpt dicapai melalui dua aksi: 1. Langsung: • penggerekan kedalam gulma, sehingga lemah strukturnya dan jadi rebah • Konsumsi atau pemusnahan bagian vital gulma 2. Tdk langsung: • Melemahkan daya saing gulma dgn menurunkan vigor pertumbuhan dan reproduksinya • Menstimulasi kondisi menguntungkan patogen Positive aspects:

3. Pemilik lahan tdk perlu melakukan intervensi karena agens hayati secara aktif telah terlibat dgn siklus hidup gulma, sehingga tidak ada resiko kehilangan kesempatan pengendalian karena alasan logistik ataupun finansial 4. Sbg suatu solusi pengendalian gulma untuk jangka panjang Negative aspects: 1. Tdk semua gulma bisa jadi target agens hayati, karena: a. agens hayati harus sangat dekat hubungannya dengan tanaman agar inangspesifik dapat dpastikan, b. agens hayati mungkin punya ambang batas yg sangat rendah bagi gulma, atau c. Gulma bisa jagi bagian dari suatu sistem yg kompleks hingga harus diperlakukan secara keseluruhan Negative aspects: 2. Biaya awal pengendalian ahayati sangat besar karena membutuhkan eksplorasi dari luar daerah, bahkan luar negeri, pengujian sangat ketat pada masa karantina dan distribusi masal. Negative aspects: 3. Butuh waktu lama untuk memberi dampak pada gulma target karena agens hayati butuh waktu untuk menetap, menyebar, dan membangun populasi sampai tingkat yang cukup untuk mengendalikan gulma, terutama bagi gulma yg punya seedbank berumur panjang (karena biasanya agens hayati dilepas dalam jumlah sedikit dan dibiarkan berkembangbiak) Negative aspects: 4. Beberapa agens hayati mungkin tdk dapat langsung mengendalikan gulma ketika diintroduksikan (≤ 30% dari agens hayati telah menyebabkan reduksi kerapatan (densitas) gulma target dan bahkan sedikit yang sukses). Mitos tentang pengendalian hayati: 1. Biological control is dangerous – look at the cane toad Gulma cane toad ( an amphibian weed) lebih banyak diprovokasi oleh orang-orang tertentu yang punya ketakutan berlebihan terhadap dampak pengendalian hayati terhadap organisme non-target. Kenyataannya, agens hayati diintroduksi setelah melewati penelitian intensif dan karantina yang ketat. Gulma cane toad asli dari South & Central America dan didatangkan dari Hawaii untuk mengendalikan kumbang tebu pada areal perkeunan tebu (Easted & Floyd, 1986). Penglepasan pertama dilakukan melalui Meringa Sugar Expt Station in Queensland in 1935 tanpa pengujian inang alternatif. Introduksi tersebut tanpa mempertimbangkan saran dan pendapat ahli biologi dan ahli kehutanan. 2. Biological control is a magic bullet Cerita sukses Cactoblastis cactorum yg mrpk serangga penggerek kaktus yg didatangkan dari Argentina telah berhasil mengendalikan kaktus (Opuntia megacantha) di Australia dan Hawaii, tanpa menyerang tanaman lainnya. Fakta ini sering digunakan sbg success story pengendalian gulma secara biologis. Seranga ini menggerek kaktus sampai ke akar dan hasil akan lebih baik setelah bakteri tanah masuk ke dalam batang melalui luka yang dibuat serangga tsb.

2. Biological control is a magic bullet Contoh lain: pengendalian gulma Epatorium adenophorum, gulma padang rumput, dengan menggunakan serangga Procecidochares utilis yang mengisap cairan batang. E. Pengendalian Kimiawi • Telah berkembang pesat sejak 1947 ketika diperkenalkannya penggunaan 2,4-d sebagai herbisida • Herbisida: bahan kimia yang digunakan secara khusus untuk mengendalikan gulma Waktu aplikasi herbisida: • Sebelum tanam (pre-planting) • Sblm tanam & diaduk dgn tanah (preplanting soil-incorporation) • Pra-tumbuh (pre-emergence) • Pasca tumbuh (post-emergence) 2. Area aplikasi herbisida: • Menyeluruh (broadcast) • Barisan (band) • Semprot langsung ke gulma (directed spray) • Lokal (spot treatment) Kerugian yg ditimbulkan karena penggunaan herbisida terjadi karena: • Tdk perhatikan sifat aktivitas herbisida • Tdk hati-hati menggunakan • Dosis tidak tepat • Jenis herbisida tdk tepat • Salah kalibrasi alat semprot • Herbisida g diaplikasikan tidak tepat waktu Hal perlu diperhatikan dlm aplikasi herbisida: • Baca label hati-hati • Kendalikan gulma selagi masih muda & kecil • Gunakan sprayer tekanan rendah, nozle tipe flat-fan • Langsung bersihkan sprayer stlh digunakan • Jangan aplikasi herbisida pada cuaca berangin kadang perlu mencampur 2 jenis herbisida atau disemprotkan selang-seling agar lebih banyak gulma bisa dikendalikan • Simpan herbisida dlm kemasan asli & hindari dari jangkauan anak-anak maupun hewan pelharaan ataun ternak F. Pengendalian Terpadu Menggunakan atau menggabugkan dua atau lebih cara pengendalian gulma yg ada. Tujuan: menjaga agar populasi gulma tetap berada dibawah ambang batas yang merugika secara ekonomis (economic threshold level).dan menyebabkan pengaruh lingkungan yang minimal.

Related Documents