E
B
A H A N
T
B
A C A A N
A Z K I R A H
M
erawat Futur Membaca dan merenung kandungan al-Qur'an "Dan Kami turunkan al - Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat kepada orang-orang yang beriman" (QS al-Isra:282). Ada dua perkara yang dianjurkan oleh Ibnul Qayyim bagi mengatasi kemalasan yang muncul dari kekerasan hati. Pertama, alihkan hatirnu dari dunia, lalu tempatkan ia di akhirat. Kedua, hadapkan seluruh hatimu pada penger¬tianpengertian al-Qur'an, me¬mikirkan dan memahami apa yang dimaksudkan dan mengapa ia diturunkan serta amati semua ayat-ayat Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengubat hati, maka dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh. Merasakan keagungan Allah Mengamati dan memikirkan nas-nas al¬Qur'an dan juga ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) lainnya merupakan sarana yang paling bermanfaat untuk mengubati jiwa yang dilanda lemah iman. Antara ungkapan indah dari lbnul Qayyim Rahimahumullah ketika mensifatkan keagungan Allah: "Dia yang mengatur urusan semua hamba, memerintah, melarang, mencipta, melimpahkan rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, menjadikan malam dan siang, menggantikan hari demi hari di antara manusia, membalikkan ke¬kuasaan dan menggantikannya de¬ngan kekuasaan yang lain, urusan dan kekuasaan-Nya berlaku di bumi serta diantara keduanya, di lautan dan di daratan. Ilmu Nya meliputi segala sesuatu dan mampu menghitung segala sesuatu. Pendengaran Nya mencakupi berbagai suara dan tak ada yang menyerupai Nya. Bahkan Dia dapat mendengar suara hiruk pikuk yang saling bertindih dengan berbagai perbezaan bahasa, pendengaran¬Nya tak akan diganggu oleh pendengaran yang lain, tidak menjadi kacau bilau kerana banyak masalah. Tidak pernah jemu meskipun terus-menerus diajukan secara bertubi-tubi dengan permintaan orang¬orang yang mempunyai keperluan. Pengli¬hatan-Nya meliputi segala sesuatu yang tampak, sehingga Dia mampu melihat langkah-langkah kaki semut hitam di tengah-¬tengah padang pasir yang luas terbentang di tengah malam gelap Merawat Futur______________________________________________________
gulita. Yang ghaib dapat disaksikan dan yang tersembunyi nampak jelas bagi-Nya. Firman Allah: "Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. " (QS ar-Rahman: 29). Mendalami ilmu syar'i Maksudnya ialah ilmu yang mampu menimbulkan rasa takut kepada Allah dan menambah beratnya timbangan iman. Dengan mengetahui ilmuilmu syari'at, seseorang akan mengetahui apa yang terjadi sesudah mati, kehidupan di alam kubur, ketakutan dahsyat di padang mahsyar, nikmat yang dikecapi di syurga, azab pedih di neraka, hikmah syari'at, masalah halal dan haram, perjalanan hidup para anbiya' dan pelbagai perkara yang tak terhitung manfaatnya. Allah SWT berfirman:`Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS az-Zumar:9). Mencari persekitaran dan lingkungan yang soleh Keadaan seseorang banyak ditentukan oleh persekitarannya. Lingkungan yang baik akan meningkatkan keimanan. Di sanalah seseorang akan mendapat teguran dan bimbingan tatkala melakukan kesalahan. Di sana pula dirasakan suasana berlumba dalam melakukan ketaatan, zikrullah, turunnya rahmat dan datangnya ketenteraman hati. Demikianlah mekanisme yang hidup pada zaman para salafushalih. Mereka gemar dan sentiasa bersemangat ketika bertemu dengan saudaranya mengadakan pertemuan-pertemuan untuk majlis zikrullah , sehingga iman mereka terus bertambah. Muadz bin Jabbal RA pernah berkata kepada seorang laki-laki: "Duduklah bersama kami untuk beriman sejenak (untuk memperbaharui iman)” Memperbanyakkan amal soleh Amal soleh mampu memberikan pengaruh yang amat ketara terhadap hati dan jiwa manusia. Apabila kita melakukan kebaikan dan apa sahaja amal soleh pasti jiwa merasa kedamaiannya. Namun terdapat beberapa perkara yang perlu diperhatikan untuk melakukan amal soleh. Antaranya adalah: Pertama, berusahalah sesegera mungkin melaksanakannya. Allah SWT berfirman: "Bersegeralah kamu kepada ampunan Rabbmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-¬orang yang bertaqwa. ": (QS Ali Imran: 33). Kedua, berusaha melakukan amal soleh secara berterusan. Dalam sebuah hadis Qudsi, Rasulullah SAW berkata tentang Rabbnya: "Hamba-Ku sentiasa bertagarrub kepada Ku dengan mengerjakan amalan nafilah (sunat sehingga Aku mencintainya. " Kalimat "ma yazalu" yang dinyatakan dalam hadis di atas menunjukkan pengertian secara berterusan. Merawat Futur______________________________________________________
Ketiga, menjaga berterusannya amalan tersebut hingga tidak menimbulkan rasa bosan. Di antaranya caranya adalah bersikap variatif dalam melaksanakan ibadah, menjaga keseimbangan dan tidak terlalu berlebihan. Rasulullah SAW ber¬sabda: "Sesungguhnya dien itu adalah mudah, dan tidaklah dien itu dikeraskan oleh seseorang melainkan justeru ia akan dikalahkan, maka berbuatlah yang lurus dan sederhana. " Keempat, mengulang amalan yang tertinggal dan yang terlupa. Sikap ini penting bagi memastikan kita sentiasa mengikat diri dengan amal soleh. Rasulullah SAW bersabda: `Barangsiapa yang tertidur hingga ketinggalan bacaan wiridnya dan sebahagian malam atau sebahagian bacaan wirid, lalu ia membacanya lagi antara solat subuh dan solat Zohor, maka ditetapkan baginya seakan-akan dia membacanya pada malam itu. "(HR, an-Nasa i). Kelima, menumbuhkan perasaan pengharapan agar segala amal yang dilakukan diterima, dan khuatir amalannya ditolak oleh allah SWT. Pengharapan ini tentulah disertai dengan usaha dalam amal¬-amal soleh. Tumbuhkan rasa takut su'ul khatimah (kesudahan yang buruk) Takut kepada su'ul khatimah akan mendorong seorang muslim untuk taat dan memperbaharui iman di dalam dada. Pernah terjadi pada zaman Rasulullah SAW seorang laki-laki dari pasukan kaum muslimin yang melakukan serangan demikian hebat. Namun, tatkala masalah tersebut diberitahu kepada Rasulullah, beliau bersabda: "Dia benar-benar menjadi penghuni neraka..... Mengapa pula ya, Rasulullah?". jawapannya ditemui kemudian. Ternyata ketika berada di medan peperangan tersebut, ia menderita luka parah dan menanti ajal yang tak kunjung tiba. Akhirnya, kesabarannya hilang dan orang tersebut mengambil pedang untuk membunuh dirinya sendiri. Banyak mengingati Mati Mengingati mati juga akan membenteng seseorang dari derhaka kepada Allah manakala hati yang keras boleh berubah menjadi lunak. Tidaklah seseorang itu mengingati mati tatkala dia dilanda kehidupann yang sempit melainkan akan membuatnya menjadi lapang. Di antara cara yang paling penting untuk mengingatkan mati adalah dengan sering menziarahi kubur. Rasulullah SAW pernah bersabda : "Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur kerana itu boleh melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari akhirat dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor." (HR. Hakim)
Merawat Futur______________________________________________________
Kepatuhan dan Berlepas Diri Ertinya saling tolong-menolong dan patuh terhadap sesama mukmin serta memusuhi dan berlepas diri dari orang-¬orang kafir. Hati yang bergantung dan terpaut pada musush-musuh Allah, akan menjadi lemah. Keimanannya akan menurun dan mencair. Sebaliknya, bila kepatuhan dimurnikan dan hanya kepada Allah SWT maka ia akan menghidupkan keimanan dan semangat dalam hati. Memuhasabah jiwa tatkala datang kelemahan Menurut Ibnu al- Qayyim, hati itu memiliki dua sikap: menerima dan menolak. Manfaatkanlah dua situasi itu, sama ada ketika ia cenderung menerima dan menolak. Ketika hati cenderung menerima, perbanyakkanlah amal soleh dan ibadah sunnah. Laksanakanlah ibadah sebanyak mungkin pada waktu siang dan malam. Dan pada ketika hati sedang menolak (futur), ikatlah hati dengan melakukan amalamal wajib. Berinteraksilah dengan hati dalam keadaan lemah-lembut sehingga sampai saatnya ia cenderung untuk menerima kembali. Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seorang sahabat: "Wahai Rasulullah, apa pendapat anda bila aku merasakan lemah dalam melakukan suatu amal?" Rasul menjawab: "Peliharalah keburukanmu dari manusia kerana itu adalah sedekah bagi dirimu." Menelaah kisah teladan salafussoleh. Sikap dan keteladanan salafussoleh termasuk para ulama dan mujahidin hingga zaman kini akan menumbuhkan rasa hina dalam diri hingga menyuntikkan semangat baru dalam jiwa seseorang untuk menjadikan para salafussoleh sebagai qudwah.