Menumbuhkan Dan Bukan Menuangkan

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Menumbuhkan Dan Bukan Menuangkan as PDF for free.

More details

  • Words: 403
  • Pages: 2
MENUMBUHKAN DAN BUKAN MENUANGKAN Oleh: Agus Awaludin www.gurubelajar.wordpress.com

“Menjadi guru pembelajar” Itulah kata-kata yang saya bayangkn dimana posisi menjadi guru bukan posisi orag yang sok tahu atau merasa diri segala tahu sehingga murid kita harus seperti apa yang kita tahu. Pengakuan akan pengetahuan anak didik kita menganai hal-hal yang kita ketahui dan mereka lebih tahu memang memerlukan energi keterbukaan dan energy anti kemapanan, biasanya mereka para mapanis akan sangat berat bila orang lain menyampaikan sesuatu yang diluar definisinya. Untuk mengakui anak kita memiliki pengetahuan kita harus menghancurkan berbagai belenggu baik yang membutakan diri kita untuk menghargai pengetahuan orang lain dan untuk menerima ketidak sempurnaan diri kita dan diri orang lain. Penerimaan sifat fitrah manusia yang tidak sempurna inilah yang akan menjadi modal awal sikap kita untuk menerima pengetahuan orang lain baik lebihnya dan kurangnya menurut kita termasuk anak didik kita sendiri.

Menumbuhkan Anak Kata menumbuhkan digunakan dalam Alquran saat zakarya mendidik maryam dengan kata- Nabaata hasanah. Dalam asosiasi makhluk, tumbuh artinya kemampuan dan potensi yang dimiliki guna tumbuh mandiri dari dalam individu itu sendiri sedangkan individu lain disekitarnya hanya berfungsi sebagau penjagaan serta stimulasi. Murid kita adalah mereka yang sedang tumbuh dan memiliki potensi bawaan mereka, dan guru merupakan salah satu elemen yang menjaga dan memilihara serta menstimulasi agar tumbuhnya siswa kita menjadi optimal. Posisi guru sangat strategis karena bila salah dalam memlihara maka siswa kita akan tumbuh tanpa kendali tidak terpola bahkan mungkin mereka akan layu sebelum berkembang karena mereka akan memiliki ketergantungan dengan kita sebgai pemelihaanya. Walaupun begitu sebagai guru tidak perlu kita menjadi posisi penuang yag memksa sehngga mereka tumbuh kosong karena kehilangan rasa memiliki, dan kemampuan

memilih, sehingga ketergantungannya sama lingkungan akan sangat besar dan tidak bisa tumbuh sendiri kecuali harus di dukung terus.

Tumbuh mereka adalah tumbuh yang survive dengn memaksimalkan potensi mereka Bayangkan pohon besar yang harus selalu kita siram tanpa dia bisa menyerap makanan sendiri, atau bayi harimau yang sudah besarnya pun dia harus diberi makanan oleh yang mengurusnya. Mungkin ini memang adalah bagian dari amal soleh kita mengurus tiada akhir, tapi niatan kita ini akan membunuh mereka karena sebagai manusia baru siswa kita akan terus tumbuh menguat sedangkan kita akan tumbuh melemah. Sempai kapan kita bisa menyuplai terus generasi penerus ini tanpa mereka sendiri yang harus mengusahakan. Ide dasarnya sebenarnya adalah memberikan imunitas bukan memproteksi berlebihan karena justru proteksi berlebhan akan menjadikan siswa kita tidak survive dengan masalah yang mereka hadapi dikemudian hari. Wallahua’lam .

Related Documents