Inovasi Energi Alternatif: Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Energi Ramah Lingkungan
TELUSURI BLOG
PANJI BLOG INI
BERBAGI
Blog Berikut»
Page 1 of 4
Buat Blog | Sign in
INOVASI ENERGI ALTERNATIF MINGGU, 2008 MEI 11
ARSIP BLOG
Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Energi Ramah Lingkungan
▼ 2008 (2) ▼ Mei (2) Mengolah Kotoran Ternak
Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Energi Ramah Lingkungan
Menjadi Energi Ramah Lingk...
SIAPA sangka kotoran ternak bisa jadi sumber energi alternatif yang
Sampah Organik, Kotoran
ramah lingkungan. Lewat proses fermentasi, limbah yang baunya amat
Kerbau Sumber Energi
merangsang itu dapat diubah menjadi biogas. Energi biogas punya
Alter...
kelebihan dibanding energi nuklir atau batu bara, yakni tak berisiko tinggi bagi lingkungan. Selain itu, biogas tak memiliki polusi yang tinggi. Alhasil, sanitasi lingkungan pun makin terjaga. Sejak terjadi krisis energi pada tahun 1973, masalah energi menjadi topik utama dunia. Negara-negara maju mulai berlomba mencari terobosan baru dalam menghasilkan energi alternatif yang jauh lebih murah ketimbang minyak dan gas. Mereka pun menerapkan kebijakan diversifikasi energi. Tentunya ketergantungan pada energi tak terbarukan tadi makin berkurang. Ini wajar, sebab setiap krisis yang terjadi selalu memberikan efek pada kenaikan harga BBM serta ketersediaan yang kurang memadai. ”Salah satu contoh energi alternatif tadi adalah biogas. Energi ini punya masa depan cerah. Kita pun punya banyak bahan baku sumber energi itu,” ungkap Daru Mulyono dari Direktorat Teknologi Budi Daya Pertanian, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Sayangnya, pemanfaatan kotoran ternak menjadi biogas ini kalah ngetop ketimbang pupuk tanaman dari kotoran itu. Padahal dengan teknologi biogas, kandungan zat-zat alami yang terdapat pada kotoran ternak dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan energi yang kian meningkat. Jadi ribut-ribut soal pasokan energi yang kurang tidak bakal ada lagi. Pasalnya, biogas bisa dipakai untuk apa saja. Sebut saja mulai dari memasak, lampu penerangan, transportasi hingga keperluan lain yang perlu energi. Nah, bila biogas telah diaplikasikan secara luas, ributribut kekurangan pasokan energi bisa dihindari. Dan urusan sanitasi
MENGENAI SAYA JAJA TRIH ARJA
Pendidikan Terakhir : Pasca sarjana , Master Ekonomi Islam – Universita Ibn. Khaldun Profesi & Pekerjaan : - Menjalankan usaha bidang ICT (Mitra Indosat, Telkomsel, XL, Telkom, dll) Motivator The Power of Open Mind – Mengubah gagasan menjadi kenyataan. Memberi motivasi, inspirasi, dan solusi. - Konsultan Bisnis & Volunteer bidang social, kemiskinan, dan pendidikan. Beberapa Gagasan & Karya nyata tingkat Nasional: - Program Peningkatan Penerimaan Pajak Daerah DKI Jakarta. Tanpa APBD. Program ini diusulkan sejak tahun 2006, dan saat ini sudah menjadi Pergub siap diluncurkan. Program
http://inovasienergi.blogspot.com/2008/05/mengolah-kotoran-ternak-menjadi-energi.html
10/5/2009
Inovasi Energi Alternatif: Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Energi Ramah Lingkungan
Page 2 of 4
lingkungan pun bisa teratasi.
ini akan diterapkan dibeberapa
Namun menurut catatan ALGAS (1997), sektor peternakan merupakan
kota lainnya. - Program Pusat
kontributor kedua dalam angka emisi gas metan. Nomor satunya dipegang
Layanan Donasi Nasional
sektor pertanian. Bersama CO, N2O, NOx, gas metan adalah gas rumah
Departemen Sosial RI – diluncurkan
kaca yang dihasilkan dari aktivitas di bidang pertanian dan peternakan.
Januari 2007 oleh Menteri Sosial RI.
Fermentasi dari pencernaan ternak (enteric fermentation) menyumbang
Tanpa APBN. - Program Lumbung
sebagian besar emisi gas metan yang dihasilkan peternakan.
Ketahan Pangan & Ekonomi, pada awal tahun 2008 sedang inisiasi
Tapi, jangan khawatir, emisi gas metan yang muncul bisa dikurangi.
proyek percontohan di Kota Bogor.
Caranya, dengan perbaikan kualitas makanan ternak. Bila tidak,
Tanpa APBD- swadaya masyarakat.
manfaatkanlah kotoran ternak tadi sebagai biogas. ”Di beberapa daerah,
Gagasan ini hasil penelitian Tesis
seperti Solo, implementasi sisa produksi menjadi biogas telah ada. Mereka
Pascasarjana penulis tahun 2007.
sudah memanfaatkan kotoran ternak menjadi sumber energi panas untuk
LIHAT PROFIL L ENGKAPKU
kebutuhan dapur,” ungkap Riska Elyza dari Pelangi Indonesia, sebuah LSM yang berkutat dalam masalah lingkungan. Bahkan mereka sudah berhasil merancang kompor khusus seperti layaknya kompor gas elpiji. ”Ini jadi bukti kalau biogas bisa diterapkan. Hanya saja ia butuh sosialisasi dan transfer teknologi yang gencar dari berbagai pihak,” tegas Riska.
Gas Rawa Biogas biasanya dikenal sebagai gas rawa atau lumpur. Gas campuran ini didapat dari proses perombakan kotoran ternak menjadi bahan organik oleh mikroba dalam kondisi tanpa oksigen. Proses ini populer dengan nama anaerob. Selama proses fermentasi, biogas pun terbentuk.
Dari fermentasi ini, akan dihasilkan campuran biogas yang terdiri atas metana (CH4), karbon dioksida, hidrogen, nitrogen dan gas lain seperti H2S. Metana yang dikandung biogas berjumlah 54 – 70 persen, sedang karbon dioksida antara 27 – 43 persen. ”Gas-gas lainnya cuma punya persentase sedikit saja,” ujar Daru. Selama proses itu, mikroba yang bekerja butuh makanan. Makanan tersebut mengandung karbohidrat, lemak, protein, fosfor dan unsur-unsur mikro. Lewat siklus biokimia, nutrisi tadi akan diuraikan. Dengan begitu, akan dihasilkan energi untuk tumbuh. ”Dari proses pencernaan anaerobik ini akan dihasilkan gas metan,” ungkap Daru.
Bila unsur-unsur dalam makanan tadi tak berada dalam takaran yang seimbang alias kurang, bisa dipastikan produksi enzim untuk menguraikan molekul karbon komplek oleh mikroba akan terhambat. ”Nah, untuk
http://inovasienergi.blogspot.com/2008/05/mengolah-kotoran-ternak-menjadi-energi.html
10/5/2009
Inovasi Energi Alternatif: Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Energi Ramah Lingkungan
Page 3 of 4
menjamin semuanya berjalan lancar, unsur-unsur nutrisi yang dibutuhkan mikroba harus tersedia secara seimbang,” tutur lelaki kelahiran Yogyakarta ini. Dalam pertumbuhan mikroba yang optimum biasanya dibutuhkan perbandingan unsur C : N : P sebesar 100 : 2,5 : 0,5.
Selain masalah nutrisi, ada faktor lain yang perlu dicermati karena berpotensi mengganggu jalannya proses fermentasi. ”Ada beberapa senyawa yang bisa menghambat proses penguraian dalam suatu unit biogas. Untuk itu, saat menyiapkan bahan baku untuk produksi biogas, bahanbahan pengganggu seperti antibiotik, desinfektan dan logam berat harus diperhatikan saksama,” terang Daru.
Gas metan hasil fermentasi ini akan menyumbang nilai kalor yang dikandung biogas, besarnya antara 590 – 700 K.cal per kubik. Sumber utama nilai kalor biogas berasal dari gas metan itu, plus sedikit dari H2 serta CO. Sedang karbon dioksida dan gas nitrogen tidak memiliki konstribusi dalam soal nilai panas tadi. Sementara dalam hal tingkat nilai kalor yang dimiliki, biogas punya keunggulan yang signifikan ketimbang sumber energi lainnya, seperti coalgas (586 K.cal/m3) ataupun watergas (302 K.cal/m3). Nilai kalor biogas itu kalah oleh gas alam (967 K.cal/m3). Bahkan, menurut D. Wibowo dalam paper-nya Gas Bio Sebagai Suatu Sumber Energi Alternatif, setiap kubik biogas setara dengan setengah kilogram gas alam cair (liquid petroleum gases), setengah liter bensin dan setengah liter minyak diesel. Biogas pun sanggup membangkitkan tenaga listrik sebesar 1,25 – 1,50 kilo watt hour (kwh).
Dari nilai kalor yang dikandung, biogas mampu dijadikan sumber energi dalam beberapa kegiatan sehari-hari. Mulai dari memasak, pengeringan, penerangan hingga pekerjaan yang membutuhkan pemanasan (pengelasan). Selain itu, biogas juga bisa dipakai sebagai bahan bakar untuk menggerakkan motor. Menurut Daru, untuk keperluan ini, biogas sebelumnya harus dibersihkan dari kemungkinan adanya gas H2S karena gas tersebut bisa menyebabkan korosi. Agar tak timbul gas yang baunya seperti kentut itu, kita mesti melewatkan biogas pada ferri oksida. ”Nantinya ferri oksida inilah yang akan mengikat (gas) H2S tadi,” ucap Daru.
http://inovasienergi.blogspot.com/2008/05/mengolah-kotoran-ternak-menjadi-energi.html
10/5/2009
Inovasi Energi Alternatif: Mengolah Kotoran Ternak Menjadi Energi Ramah Lingkungan
Page 4 of 4
Bila biogas digunakan sebagai bahan bakar motor maka diperlukan sedikit modifikasi pada sistem karburator. Hasil kerja motor dengan bahan bakar biogas ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti pembangkit tenaga listrik, pompa air dan lainnya. Selain itu, biogas juga bisa dipadukan dengan sistem produksi lain. (bayu mardana) DIP OSKAN OLEH JAJ A TRIHARJ A DI 05:05
0 KOMENTAR: Poskan Komentar Halaman Muka
Posting Lama
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
http://inovasienergi.blogspot.com/2008/05/mengolah-kotoran-ternak-menjadi-energi.html
10/5/2009