Mengamati Dan Menanggulangi Masalah Operasi Pengalih Daya
1. Mengamati Operasi Peralatan Pengalih Daya Untuk menghindari hal-hal yang tidak diharapkan saat peralatan pengalih daya sedang beroperasi perlu dilakukan pengamatan. Tiga hal yang harus mendapatkan pengamatan yaitu: •
Pengamatan saat Starting Motor
•
Pengamatan saat Motor berjalan
•
Pengamatan saat memberhentikan Motor
A. Pengamatan Saat Starting Motor Berbagai macam peralatan yang memerlukan cara-cara tertentu dalam menstarting Motor. Untuk motor yang berkapasitas diatas 10 HP memerlukan starting tertentu yaitu: Starting Y-? dan pengasutan dengan sistim low voltage (tegangan rendah). Untuk starting Y-? Motor 3 Fasa biasanya saat mula jalan arus mencapai 6 kali arus nominal. Sehingga saat start kumparan Motor 3 Fasa terhubung Y, dan menyerap arus lebih kecil sepertiga arus start hubungan. Setelah beberapa detik kemudian kumparan motor terhubung. Pengasutan sistim low voltage (tegangan rendah) adalah cara mengasut Motor dengan mengurangi tegangan, dengan alasan arus dan torsi motor tidak terlalu besar pada saat starting Motor. Sistim low voltage yang sering digunakan yaitu: 1. Pengasutan tahanan primer, 2. Pengasutan autotrafo, dan 3. Pengasutan solid state (sistim SCR).
B. Pengamatan Saat Motor Berjalan Pada saat Peralatan Pengalih daya sedang berjalan hal-hal yang harus diamati adalah: •
Pengamatan kecepatan putaran motor Pada Peralatan tertentu kecepatan putaran motor memerlukan kecepatan yang sudah ditetapkan. Sehingga perlu pengaturan kecepatan yang menggunakan beberapa peralatan pendukung. Mengatur kecepatan putaran Motor DC dilakukan dengan cara merubah penguatan magnit pada stator.
Dan mengatur kecepatan putaran Motor AC dilakukan dengan merubah jumlah kutub atau dengan mengatur frequensi listrik •
Pengamatan menentukan arah putaran motor Pada peralatan mesin pengaduk atau mesin lainnya yang arah putarannya Forward dan Reverse secara kontinue memerlukan pengawasan khusus.
•
Mengamati tegangan yang terukur Sumber energi yang terpasang harus sesuai dengan tegangan yang diperlukan pada motor.
•
Mengamati arus yang mengalir pada peralatan Arus nominal motor merupakan tolok ukur dari alat ukur yang terpasang. Artinya pada saat motor berjalan arus yang tertunjuk tidak boleh melebihi arus nominal motor.
•
Pengamatan pada peralatan pengalih daya Pada saat peralatan sedang beroperasi perhatikan bunyi mesinnya. Apabila terdapat suara bising diluar kebiasaannya maka ada kemungkinan gangguan pada bantalan poros yang sudah habis pelumasannya, atau poros mesin yang tidak lurus. Atau bau mesin yang menyengat akibat kumparan/lilitan yang terbakar. Bisa juga mesin yang panasnya tinggi akibat tidak ada pelumasan pada mesin.
C. Pengamatan Saat Memberhentikan Motor Menghentikan Motor dilakukan dengan cara menghilangkan tegangan sumber hingga diperoleh kecepatan putaran sama dengan nol. Terdapat beberapa metode sistim pengereman yaitu: •
Pengereman Plugging
•
Pengereman Dinamik (Regeneratif)
•
Pengereman Elektromekanis
•
Pengereman Beban Listrik
Pengereman Plugging Pengereman Plugging dilakukan dengan cara membalik arah putaran sesaat. Dengan urutan kerja sebagai berikut: Pada saat motor motor diberhentikan maka terdapat sisa putaran. Agar sisa putaran tidak terlalu lama berputar maka dilakukan pembalikan arah putaran sesaat dengan menekan tombol Jogging.
Pengereman Dinakmik (Regeneratif) Yang dimaksud dengan Pengereman Regeneratif adalah sisa putaran pada rotor menginduksi kumparan stator sehingga pada kumparan stator timbul Ggl induksi. Agar putaran rotor berhenti maka pada kumparan stator diberikan beban Resistif. Pengereman Dinamik banyak digunakan pada Motor-motor DC.
Pengereman Elektromekanis Pada mesin Crane sistim pengereman yang paling sesuai adalah sistim pengereman Elektromekanis. Pada saat motor berputar maka tegangan elektromekanis bekerja membuka drum. Apabila tegangan elektromekanis hilang maka drum akan dicengkeram oleh sepatu rem. Kondisi ini akan aman terhadap saat tegangan hilang maka proses pengereman bekerja.
Pengereman Beban Listrik Pengerem beban listrik adalah alat yang sederhana dan kuat yang terdiri dari rotor besi yang dipasang didalam perangkat medan diam. Perangkat medan terdiri dari struktur kumparan dan besi yang dirancang sedemikian rupa sehingga ketika arus searah mengalir pada kumparan, mengubah kutub-kutub magnet yang dihasilkan pada besi, yaitu kutub utara dekat dengan kutub selatan dan selanjutnya. Ketika besi rotor bergerak melewati kutub stator, medan berubah-ubah dibangkitkan, menyebabkan arus eddy mengalir pada rotor.
2. Menanggulangi Masalah Bila Terjadi Gangguan Peralatan Pengalih Daya dapat terjadi kerusakan apabila mesin bekerja melampaui batas yang diizinkan, misalnya: -
Kecepatan putaran yang terlalu tinggi. Berakibat aus pada bantalan peluru. Perlu diperbaiki atau diganti
-
Pemberian tegangan yang terlalu besar. Berakibat kumparan motor terbakar. Harus dibongkar dan direwinding
-
Arus yang terlalu besar karena beban yang terlalu berat, dan apabila pengaman beban lebih tidak berfungsi maka akan mengakibatkan kumparan motor panas dan terbakar. Harus dilakukan pembongkaran kumparan dan dililit kembali
Ruang lingkup pemeliharaan Untuk mempertahankan kelangsungan kerja peralatan pengalih daya agar tetap bekerja terus menerus dan tidak merugikan perusahaan maka diperlukan pemeliharaan peralatan yang meliputi:
Pemeliharaan rutin berencana Pemeliharaan rutin berencana tidak perlu membongkar mesin, pekerjaan yang dilakukan adalah: -
Pemeriksaan secara teratur pada bagian luar peralatan. Jauhkan benda-benda yang sekiranya dapat menggangu kerja mesin
-
Memeriksa bantalan, kotak kontak, kontaktormagnit
-
Memberikan pelumasan pada bagian yang terjadi pergesekan
-
Pemeriksaan pada sikat-sikat
-
Pemeliharaan rutin
Pekerjaan yang dilakukan pada pemeliharaan rutin meliputi: -
Perbaikan atau mengganti bagian yang cepat aus
-
Pelumasan pada bagian yang bergesek
-
Membersihkan kontak-kontak yang berkarat
-
Memeriksa tegangan sumber
-
Pengujian tahanan isolasi motor
-
Penggantian (Revisi)
Penggantian dilakukan apabila terjadi kerusakan berat dan tidak dapat dipergunakan kembali. Pekerjaan revisi meliputi: -
Mengganti bagian yang rusak
-
Membongkar sebagian yang dirusak
-
Mengganti keselurahan bagian yang rusak
3. Perbaikan Peralatan Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam perbaikan peralatan meliputi: -
Motor dibongkar keseluruhan
-
Bersihkan rotor dan stator dengan kompressor
-
Berilah lapisan lak pada kumparan hingga kering, dengan tujuan untuk mendapatkan tahanan isolasi yang baik
-
Pada bagian rotor (untuk rotor lilit) bersihkan lamel-lamel dan hindari terjadinya goresan pada lamel
-
Perhatikan sikat-sikat dalam keadaan masih dapat dipergunakan secara normal
-
Motor dipasang kembali seperti sediakala