Memaknai Kemerdekaan Tanggal 17 Agustus tahun 1945 Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dari tangan penjajah, saat ini usia kemerdekaan Indonesia sudah 64 tahun. Waktu yang sangat panjang, namun hingga saat ini kebanyakan dari kita belum bisa merasakan makna sesungguhnya dari kemerdekaan tersebut. Kemiskinan masih menjadi isu yang santer terdengar di tengah-tengah pembangunan yang sedang digalakan. Pun demikian dengan dunia pendidikan kita yang masih jauh tertinggal dari negara-negara lain. Pada peringatan kemerdekaan kali ini, alangkah bijaknya jika kita memaknainya dengan penuh penghayatan. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk memaknai kemerdekaan kita yang selalu diperingati pada tanggal 17 Agustus. Disebagian besar masyarakat kita (Indonesia) peringatan kemerdekaan biasa diperingati dengan Upacara Bendera mengenang detik-detik proklamasi, perlombaan-perlombaan dan kemeriahan lainnya sebagai ungkapan atau wujud kegembiraan masyarakat menyambut kemerdekaan. Sesungguhnya peringatan kemerdekaan tidak cukup diperingati dengan Upacara bendera, namun bagaimana cara kita mengisi kemerdekaan tersebut. Dari kita kecil kita selalu diajarkan oleh para guru kita bahwa cara mengisi kemerdekaan adalah dengan belajar dengan sungguh-sungguh bagi para pelajar, mengisi pembangunan dan melakukan hal-hal yang positif. Kita semua pasti tahu dan paham bahwa kemerdekaan adalah suatu anugerah yang tiada taranya. Untuk mendapatkannya memerlukan pengorbanan luar biasa. Dulu para pendahulu kita berjuang hingga tetes darah terakhir, saat ini setelah kemerdekaan kita dapat kita tidak lagi perlu berjuang dengan mengangkat senjata. Bagi generasi kita saat ini hanya perlu berjuang dengan ide-ide kita, partisipasi kita dalam pembangunan baik lewat karya-karya kita, maupun ide atau tulisan-tulisan yang membangun sebagai satu contoh. Saya yakin kita semua memiliki kecintaan yang mendalam terhadap tanah air kita ini. Meski saat ini secara tidak sadar banyak diantara kita yang menyia-nyiakan kemerdekaan dengan hal-hal yang tidak berguna bahkan cenderung mubazir (waste a time). Kita lihat sekarang di berita-berita pemuda-pemuda, mahasiswa, pelajar, masyarakat semua berlomba-lomba melakukan tawuran, perkelahian antar kampung hanya gara-gara yang sangat sepele bagi saya. Seperti rebutan cewek, rebutan batas desa/ kampung. Sungguh memalukan. Kaum terpelajar pun tak mau kalah kita lihat video-video kekerasan para siswa, mahasiswa, bahkan guru pun banyak beredar di masyarakat, saya jadi berpikir mau jadi apa bangsa ini 50 tahun yang akan datang??? Jika dianatara kita tidak ada kesadaran untuk mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun. Sesungguhnya menurut saya tidak terlalu susah untuk memaknai kemerdekaan dan mengisinya. Bagi para Guru mendidik dan mengajarlah dengan sepenuh jiwa dan tulus. Bagi para karyawan bekerja dengan sungguh-sungguh, bagi para siswa belajar dengan sungguhsungguh.
Semoga Kemerdekaan yang Kita Peroleh saat ini Tidak Membuat kita Lupa akan Bersyukur….
Comments»