Melankolia Syawal

  • Uploaded by: rain maker
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Melankolia Syawal as PDF for free.

More details

  • Words: 402
  • Pages: 2
Melankolia Awal Bulan

Ini awal bulan Syawal menurut penanggalan Islam. Umat Islam baru saja merayakan Idul Fitri. Gelombang manusia dari perkotaan mengisi rumah-rumah di pedesaan. Seolah-olah keramaian sedang tidak diterima di kota. Seolah-olah perkelahian mencari uang di perkotaan sedang dilarang. Sementara aku bangun tengah malam. Entah karena apa. Bisa jadi hati ini sedang terusik kembali dan ingin melantunkan sajak-sajak romantisme seperti sebagaimana layaknya manusia normal lainnya. Kadang ada perasaan lembut yang meluncur di hati ini begitu saja. Tanpa diketahui bagaimana dan kapan ia lahir. Sebuah pertemuan memberikan sebuah pemandangan baru terhadap sahabat. Sebuah pertemuan - seperti di hari Idul Fitri, telah memperkaya makna keluarga dan persahabatan serta kehidupan. Pertemuanlah yang menghasilkan perbedaan. Meski ia hanya melalui sebuah pesan singkat. Pertemuan memang luar biasa. Ia tidak lebih dari sekadar pertukaran kata atau informasi dua manusia. Namun, ia bisa melelehkan air mata orang tua kepada anaknya. Ia bisa menciptakan kaca-kaca air di mata sahabat yang bertahuntahun membantu bak keluarga sendiri. Ia bisa menimbulkan pucuk-pucuk cinta di hati dua (atau satu) manusia lain jenis. Sementara ini kubiarkan ia menjadi. Sementara ini kubiarkan ia bersaksi, bahwa keindahan dalam ridho-Nya yang kuinginkan. Sementara ini kubiarkan ia berbuah harapan, meski aku akan memetiknya nanti. Setelah izin dan ridho kukantongi. Malam terus memeluk bumi. Seperti seorang ibu takut kehilangan anaknya. Hawa dingin merayap menyapa setiap benda di bumi. Membekukan hati yang tak mengenal keagungan Tuhan. Namun, mengharukan mata para pencintaNya yang takut kehilangan ridho dan kasih sayangNya. Demi sebuah momen yang indah aku bertanya; Siapakah dirimu yang membuatku rindu ? mengapa aku bertanya padahal aku telah lama mengenalmu ? Demi sebuah janji suci yang nanti terjadi, aku bertanya; Siapakah dirimu yang indah ? Demi sebuah pertemuan yang dinanti, aku bertanya; Masih berapa jauh lagikah ia menungguku ? Mengapa aku bertanya, padahal aku sendiri yang menunggu ?

1

Demi sebuah ujian yang diakhiri kehalalan setelah menjauhi keharaman, aku bertanya; Siapakah dirimu di sana ? Yang masih saja aku tak mengenalmu ? Semoga engkau adalah doaku. Semoga engkau adalah harapanku. Semoga engkau adalah kekasihku. Semoga engkau adalah surgaku. Di alam manusia serta di alam para nabi dan malaikat.

(adi rahman nur ibnu) - 210909

DIIZINKAN MENYEBARLUASKAN DENGAN MENCANTUMKAN PENGARANG ASLI

Adi Rahman Nur Ibnu Masih tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Tertarik dengan politik, sastra dan tertarik dengan bahasa asing (Inggris dan Arab). Minatnya di tuangkan kedalam blog politik dan bahasa yang ia kelola

http://www.wisata-otak.blogspot.com http://www.tukang-translate.blogspot.com 2

Related Documents

Melankolia Syawal
June 2020 22
Azka Syawal
November 2019 35
Sore Dua Syawal
June 2020 29
25 Prog. Syawal
June 2020 21
Syawal Yang Tersirat
November 2019 16

More Documents from "zuhadisaarani"