Media Indonesia_25feb09_bl_8_letusan Gunung_lahar Dingin Gunung Kelud Rendam Ratusan Rumah

  • Uploaded by: lp3y.org
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Media Indonesia_25feb09_bl_8_letusan Gunung_lahar Dingin Gunung Kelud Rendam Ratusan Rumah as PDF for free.

More details

  • Words: 533
  • Pages: 2
Lampung Post

Page 1 of 2

Copyright © 2003 Lampung Post. All rights reserved. Rabu, 25 Februari 2009

Lahar Dingin Gunung Kelud Rendam Ratusan Rumah SURABAYA (Lampost): Banjir lahar dingin dari lereng Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur (Jatim), merendam belasan desa di empat kecamatan di daerah itu. Empat kecamatan yang terendam adalah Plosokaten, Puncu, Pare, dan Kepung. Akibatnya, lebih dari 300 rumah penduduk dan sekitar 70 hektare sawah terendam air bercampur lumpur hingga 1 meter. Banjir lahar akibat guyuran hujan yang terjadi terus-menerus sejak Senin (23-2) siang itu juga membuat jembatan Sungai Srinjing di Desa/Kecamatan Puncu putus. Hal itu membuat tiga desa yang diakses jembatan utama itu, yakni Desa Puncu, Sapak, dan Mangli, terisolasi. Putusnya jembatan Srinjing mengakibatkan lebih dari 150 siswa SMP 1 Puncu yang berasal dari tiga desa tersebut tidak masuk sekolah. "Kami bisa maklumi banyak murid yang tidak masuk, terlalu berisiko menyeberang sungai yang jembatannya roboh," kata Lestari, guru SMPN 1 Puncu, kemarin. Belum ada laporan korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, kerugian warga diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Hingga kemarin, lahar dingin yang melewati sejumlah sungai di lereng Gunung Kelud, di antaranya Sungai Bladak, mulai surut hingga 50 cm. Ratusan warga bersama aparat dan Tim SAR terlihat membersihkan lumpur di rumah-rumah penduduk. Sungai Meluap Sementara itu, banjir bandang akibat luapan anak Bengawan Solo di Kecamatan Padangan, Bojonegoro, Jatim, kemarin, sudah surut. Dua korban tewas ditemukan. Menurut Camat Padangan, Kusnandoko, korban tewas ialah Ali Rifai (30), ditemukan di rumahnya, setelah genangan surut, kemarin. Ali Rifai diperkirakan tewas akibat tersengat aliran listrik saat banjir bandang datang melanda enam desa di Kecamatan Padangan. Korban lain adalah Parmin (45), warga Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu. Mayatnya ditemukan kemarin, sekitar pukul 11.00, di Bengawan Solo di Desa Ngablak, Kecamatan Dander, yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari lokasi tenggelamnya korban. Di Kabupaten Malang, Jatim, banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah lokasi, Senin (23-2) malam. Bencana itu mengakibatkan seorang warga tewas, jembatan penghubung antardesa dan penghubung jalur utama Malang--Blitar terputus serta sejumlah rumah warga rusak. Korban tewas adalah Shela (16), warga Sukun Gang VI, Kota Malang. Ia tewas akibat terseret arus sungai. Mayatnya ditemukan di Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Luapan Sungai Cisanggarung, Cirebon, Jawa Barat (Jabar), kemarin dini hari, sempat merendam sekitar 500 rumah di Desa Babakan Losari Lor, Kecamatan Pabedilan, dengan ketinggian 1 m hingga 1,5 m. Namun, kemarin siang, genangan telah surut. Warga terlihat membersihkan rumahnya dari bekas genangan lumpur.

http://www.lampungpost.com/cetak/cetak.php?id=2009022505522943

2/26/2009

Lampung Post

Page 2 of 2

Untuk mengantisipasi banjir terulang, Kepala Desa Babakan Losari Lor Abdul Rohim meminta saluran air yang ada di desa mereka diperbaiki. "Selain itu, kami pun meminta klep pintu air Cisanggarung diperbaiki karena kini klep itu dalam kondisi rusak," jelasnya. Dari Kabupaten Bandung, Jabar, ratusan warga Kampung Cieunteung, Desa dan Kecamatan Baleendah, yang menjadi korban banjir akibat meluapnya Sungai Citarum akan direlokasi. Camat Baleendah Ruli Hadiana, kemarin, mengatakan relokasi harus dilakukan karena Kampung Cieunteung berada di bawah Sungai Citarum. Akibatnya, jika terjadi hujan deras, otomatis air sungai meluap, dan menggenangi rumah warga. Hingga kemarin, lebih dari 500 rumah di Kampung Cieunteung, Desa dan Kecamatan Baleendah, masih terendam banjir setinggi 1,3 meter. Bahkan dini hari kemarin, ketinggian air sudah di atas 2 meter. MI/N-2

http://www.lampungpost.com/cetak/cetak.php?id=2009022505522943

2/26/2009

Related Documents