Mazhab

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Mazhab as PDF for free.

More details

  • Words: 3,339
  • Pages: 18
BAB I PENDAHULUAN Di dalam agama islam terdapat hukum-hukum yang ada mesti kita ta’ati, sumber hukum tersebut berasal dari Al-Qur’an dan Hadist, selain itu ada sumber yang yang lain yang berasal dari pendapat-pendapat para ulama yang dinamakan dengan ijtihad yang berasal dari mazhab mereka sendiri. Mazhab yang terkenal ini ada beberapa yang di akui oleh umat islam diantaranya: Mazhab Hanafi, Mazhab Hambali, Mazhab Syafi’i, Mazhab Maliki. Perkembangan mazhab tersebut sangat pesat dikarenakan beberapa faktor, diantaranya : 1. Pendapat mereka dibukukan, tidak seperti ulama salaf. 2. Adanya murid yang menyebarkan, mempertahankan, membela pendapat mereka. 3. Adanya kecenderungan jumhur ulama yang menyarankan agar keputusan yang diambil oleh hakim harus berasal dari suatu mazhab sehingga dalam berpendapat, tidak adanya dugaan yang negatif karena mengikuti hawa nafsu dalam mengadili. Didalam perkembangannya ada yang berdampak positif seperti yang telah yang dipaparkan oleh penulis di atas tadi, selain itu juga ada dampak negatif. Dampak negatifnya adalah adanya persaingan untuk menyaingi mazhab–mazhab lain, kemudian juga adanya penafsiran-penafsiran yang berbeda diantara ahli fiqh, yang mengakibatkan terjadinya keruntuhan fiqih islam yang berlangsung pada abad ke 4 H sampai akhir abad ke 13 H. Ini sering disebut dengan periode taqlid dan pintu penutupan ijtihad. Selain mazhab diatas ada juga mazhab yang lain yang merupakan mazhab yang perpecahan dari mazhab yang diatas tadi, mazhab ini dinamakan dengan mazhab Syi’ah, yang dulunya merupakan mazhab yang politik yang digunakan Khalifah Syaidina Ali dalam kekhalifahan.

1

Mazhab yang lain muncul adalah Mazhab Khawarij. Mazhab yang telah musnah. Mazhab ini akhirnya tidak terpakai karena kalah dalam persaingan mazhab. Untuk lebih jelas penulis akan memaparkan pada bab selanjutnya.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mazhab Menurut bahasa mazhab berasal dari kata “mazhab” berasal dari yang artinya “pergi”, sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat : 1. Menurut

Said

Ramdhani

Al-Buthi,

Mazhab

adalah

Jalan

pikiran

(paham/pendapat) yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam menetapkan suatu hukum islam dari Al-Qur’an dan Hadist. 2. Menurut K.H.E Abdurrahman, Mazhab dalam istilah islam berarti pendapat, paham atau aliran seorang alim besar dalam islam yang digelari imam seperti mazhab Abu Hanifah, Hambali, Maliki, dan lain-lainnya 3. Menurut A.Hasan, Mazhab adalah sejumlah fatwa atau pendapat-pendapat seorang alim besar dalam urusan agama, baik dalam masalah ibadah ataupun lainnya. Jadi mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam mujtahid dalam memecahkan masalah atau mengistinbatkan hukum islam.

B. Ruang lingkup dari pembahasan mazhab Di dalam mazhab kita mengetahui

bahwa pembahasannya lebih banyak

kepada ilmu tentang pendapat-pendapat para fuqaha beserta dalil yang mengenai masalah, baik disepakati ataupun yang tidak disepakati, maupun yang diperselisihkan dengan membandingkan dalil masing-masing yaitu dengan cara mendiskusikan dalil yang dikemukakan oleh mujtahid

untuk menemukan pendapat yang paling kuat

dalilnya. Adapun ruang lingkup dari suatu mazhab lebih cenderung kepada hal berikut: 1. Hukum-hukum Amaliah baik yang disepakati maupun yang masih diperselisihkan antara para mujtahid, dengan cara berijtihad dan membahas sumber-sumber hukum yang dijadikan dasar. 2. Dalil-dalil yang dijadikan dasar oleh para mujtahid, baik dari Al-Qur’an, maupun Sunnah atau dalil-dalil yang diakui oleh syara’.

3

3. Hukum-hukum yang berlaku di negara tempat muqarin hidup, baik hukum nasional maupun hukum internasional

C. Tujuan dan Manfaat 1. Untuk mengetahui pendapat para Imam Mazhab dalam berbagai masalah yang diperselisihkan hukumnya disertai dalil-dalil atau alasan yang dijadikan dasar bagi setiap pendapat dan cara-cara istinbat hukum dari dalilnya oleh mereka. 2. Untuk mengetahui dasar dan qaidah yang digunakan oleh setiap Imam Mazhab dalam mengistinbatkan hukum dari dalil-dalinya. 3. Dengan memperhatikan landasan berfikir para Imam Mazhab, orang yang melakukan studi perbandingan mazhab dapat mengetahuinya bahwa dasardasar

mereka pada hakikatnya tidak keluar dari nushush Al-Qur’an dan

Sunnah dengan perbedaan interpresentasinya atau mereka mengambil qiyas, maslahah mursalah, istihab atau prinsip-prinsip umum dalam nash syari’at islam dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat yang digali berdasarkan Al-Qur’an

D. Macam-macam dan Sejarah Perkembangan Mazhab Dalam hukum islam mazhab dikelompokkan menjadi beberapa kelompok : 1.Mazhab Ahl Al-Sunnah Wal Al-Jamaah a. Ahl Al-Ra’yi Mazhab ini lebih banyak menggunakan akal dalam berijtihad, seperti Imam Abu Hanafi, beliau adalah Imam yang sangat rasional, yang mendasarkan ajarannya dari Al-Qur’an dan Hadist, Ijma’, Qiyas, Istihsan. Beliau tidak mengarang kitab, tapi muridnyalah yang menyebarkan ajarannya, kemudian menulis beberapa kitabnya dalam bentuk mazhab yang penyebarannya dilakukan ke Turki, Afganistan, Pakistan, India, Irak dll.

4

b. Al-Hadist 1) Mazhab Hanafi Nama lengkap dari Abu Hanifah adalah Abu Hanifah Al-Nukman Bin Tsabit Ibn Zutha Al-Tamyi. Dan lebih dikenal dengan Abu Hanifah. Abu Hanifah adalah pendiri dari mazhab hanafi yang lebih dikenal dengan Al-Imam Al-A’zam yang berarti imam terbesar. Menurut sejarahnya ada beberapa faktor ia dipanggil Abu Hanifah. Dipanggil demikian karena ia mempunyai putera yang bernama Hanifah. Menurut kebiasaan nama anak menjadi nama panggilan bagi ayahnya yang memakai kata abu (bapak) sehingga ia dikenal dengan Abu Hanifah. Ada juga yang mengatakan bahwa Abu Hanifah ini selalu bermain dengan tinta, sedangkan menurut bahasa arab kata Hanifah berarti tinta (dawat). Abu Hanifah senatiasa mencatat dengan tintanya untuk mencatat ilmu yang ia peroleh dari berbagai sumber. Ada juga yang mengatakan bahwa Abu Hanifah berarti rajin, taat ibadah dan sungguh-sungguh. Karena Hanifah berasal dari kata hanif yang berarti cenderung kepada hal yang baik dan benar. Pada awalnya Abu Hanafi belajar nahwu, syaraf, qiraat, dan ilmu yang berkembang pada masa itu, setelah itu ia belajar ilmu fiqh di Kuffah, dan belajar dengan guru besar yang ada pada masa itu seperti Al-Qamah Bin Qais, Al-Qadhi Syuriah. Setelah itu ia beberapa kali ke Hijaz untuk mendalami ilmu fiqh dan akhirnya ia berhasil mendidik dan menempa ratusan murid serta mengeluarkan fatwa–fatwa yang masih terkenal sampai saat sekarang. Abu Hanifah dikenal sebagai ulama Ahl Al-Ra’yi. Dalam menetapkan suatu hukum islam dia mengistinbatkan suatu hukum itu dengan Al-Qur’an dan Hadist, dan juga beliau menggunakan nalar, beliau menggunakan ra’yi dari kahabar ahad, apabila terdapat Hadist yang bertentangan beliau menggunakan qiyas dan istihsan dalam menetapkan hukum. Adapun metode istidlal yang digunakan oleh Abu Hanifah dapat dipahami, bahwa dalam suatu kesempatan Abu Hanifah pernah berkata: “Pertama

5

saya mencari hukum dalam Al-Qur’an, kalau tidak ada saya cari dalam Sunnah Nabi, kalau juga tidak ada saya pelajari fatwa-fatwa para sahabat dan saya pilih anggapan yang paling kuat, kalau orang melakukan ijtihad, sayapun melakukan ijtihad”. Selain itu ia juga tidak terlalu fanatik terhadap pendapatnya, ia pernah mengatakan, ini pendapat saya, kalau ada orang yang membawa pendapat yang lebih kuat, maka itulah yang benar, dari kata-katanya diatas nampak bahwa Abu Hanifah dalam beristidlal atau menetapkan hukum syara’ yang tidak ditetapkan dhalalahnya secara Qath’i dari Al Qur’an dan Hadist yang diragukan keshahihannya, ia selalu menggunakan ra’yu dan selalu selektif dalam menerima Hadist beliau juga berpegang kepada qiyas istihsan dan urf. Melihat perkembangan zaman yang terus bergulir, dan masyarakat yang terus berubah maka sejak awal para tokoh mazhab telah melakukan ijtihad yang sesuai dengan kondisi pada saat itu. Abu Hanifah terkadang menolak sebuah Hadist yang diragukan keshahihannya, melalui metode qiyas ia selalu mengaitkan Al-Qur’an yang disesuaikan dengan pada tiap ragam kondisi yang ada, karena Hanafi selalu menetapkan hukum berdasarkan Al-Qur’an, Hadist, Ijma’, Qiyas, dan Istihsan, karena itu mazhab Hanafi dikenal dengan Mazhab Ra’yi. Adapun karya–karyanya yang ada didalam bukunya Jamil Ahmad menyatakan ada tiga karya besar Fiqh Akbar,Al-Alim Wal Al-Muta’lim dan Musnad Fiqh Akbar, kemudian murid-muridnya seperti Abu Yusuf Ya’kub Ibn Ibrahim Al-Anshary, Muhammad Ibn Hasan Al-Syaibany,Zufar Ibn Huzail Ibn Al-Kufi, Al Hasan Ibn Ziyad Al-Lu’lu’iy. Dari keempat muridnya itu mereka menerbitkan Al-Kutub Al-Sittah : 1. Kitab Al-Mabsuth. 2. Kitab Al-Ziyadat. 3. Kitab Al-Jami’ Al-Shaghir. 4. Kitab Al-Jami’ Al-Kabir. 5. Kitab Al-Syair Al-Shaghir. 6. Kitab Al-Syair Al-Kabir.

6

Dengan karya-karyanya itu ia berpengaruh besar terhadap agama islam dan tersebar ke seluruh pelosok negara.

2) Imam Malik Nama lengkapnya Abu Abdillah Malik Ibn Anas Ibn Malik Ibn Abu ‘Amir Ibn Al-Haris beliau adalah keturunan bangsa arab dusun Zu Ashabah, sebuah kota di Himyar, di yaman. Ibunya bernama Siti Al-Aliyah Binti Syuraik Ibn Abd. Ia adalah seorang yang mulia, baik hati dan suka belajar ilmu pengetahuan, pelajaran pertama yang ia pelajari adalah Al-Qur’an dan kemudian mempelajari Hadist Nabi SAW. Sebagai seorang ahli Hadist ia sangat menjunjung tinggi Hadist, sebelum belajar Hadist ia berwudu’ dulu dan memakai alas sembahyang. Adapun guru yang pertamanya adalah Imam Abd.Rahman Ibn Hurmuz. Kemudian ia belajar ilmu fiqh kepada ulama besar di kota Madinah yang bernama Rabi’ah Al-Ra’yi, kemudian ia mempelajari ilmu Hadist kepada Imam Nafi Maulana Ibnu Umar dan juga Imam Ibn Syihab Al-Zuhry. Imam Maliki mempunyai kesamaan dengan Imam Abu Hanafi, ia adalah seorang yang taat ibadah, rajin, sungguh-sungguh dan senang mempelajari ilmu. Ia adalah seorang ulama besar dalam Ilmu Hadist dan terkadang kalau meriwayatkan sebuah fatwa ia sangat memperhatikan dan sangat hati-hati sekali, seperti yang terungkap dalam perkataannya “Saya tidak pernah meriwayatkan sebuah Hadist, adapun metode istidlal yang digunakan olehnya: Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ Ahl AlMadinah, Fatwa Sahabat, Khabar Ahad Dan Qiyas, Al-Istihsan, Al-Mashlalah AlMursalah, Saad Al-Zara’i, Istishab, Syar’u Man Qoblana Syar’un Lana”. Adapun karya-karya dari Imam Malik diantaranya, kitab Muwaththa, AlMudawanah Al-Qubra, di antara sahabat yang membantu mengembangkan mazhabnya adalah: Usman Ibn Al-Hakam Al-Juzami, Abdurrahman Ibn Khalid Ibn Yazid Ibn Yahya, Abd.Rahman Ibn Al-Qasyim, Asyab Ibn Abd Aziz Ibn Abd AlHakam, Haris Ibn Miskin dan orang – orang yang ada dimasa mereka.

7

3) Imam Syafi’i Imam Syafi’i dilahirkan di Gazah pada bulan Rajab tahun 150 H. Menurut sebuah riwayat mengatakan bahwa pada masa ini wafatnya Imam Hanafi, nama lengkap dari Imam Syafi’i adalah Abdillah Muhammad Ibn Idris Ibn Abbas Ibn Syafi’i Ibn Said Ibn Ubaid Ibn Yazid Ibn Hasyim Ibn Abd Al-Muththalib Ibn Abd AlManaf Ibn Qushay Al Quraisyiy. Pada umur 7 tahun Imam Syafi’i ia telah mengafal Al-Qur’an, ia mempelajari Al-Qur’an pada Ismail Ibn Qastantin, qori kota Mekkah, kemudian Imam Syafi’i pergi ke kota Mekkah menuju suatu dusun Bani Huselam, kurang lebih 10 tahun untuk mempelajari bahasa arab, ia tinggal di Huzail. Dengan alasan ingin memahami isi Al-Qur’an, ia sungguh-sungguh mempelajari bahasa arab. Sebelum ia mempelajari ilmu Fiqh dan Hadist, ia tertarik juga kepada puisi dan syair dan Sastra Arab, kemudian ia belajar Hadist dari Imam Malik di Madinah. Dalam usia 13 tahun ia telah menghafal Al-Muwaththa, sebelumya ia juga sudah pernah belajar Hadist pada Sufyan Ibn ‘Uyainah salah satu tokoh Hadist terkemukan di Mekkah. Dan kemudian ia mengunjungi beberapa negara dan menetap di sana dengan alasan untuk belajar Fiqh, Hadist, dan lainnya sampai umurnya 34 tahun dan tahun 198 H ia meninggal dan di kuburkan di Mekkah, ia dikuburkan di suatu tempat di Qalah yang bernama Mishru Al-Qadimah. Adapun pemikiran akan Imam Syafi’i dalam mengistinbatkan hukum adalah Al-Qir’an, Ijma’, Qiyas. Dan karya dari Imam Syafi’i adalah : Kitab yang ditulis oleh Imam Syafi’i seperti : 1. Al-Umm dan Ar-Risalah (yang diriwayatkan oleh muridnya). 2. Kemudian kitab yang ditulis oleh muridnya seperti : Mukhtasyar oleh AlMuzani, dan Al-Mukhtasyar oleh Al-Buwaithy. Adapun kitab yang lain baik yang ditulisnya sendiri ataupun yang didiktekan oleh muridnya, seperti: 1. Kitab Al-Risalah, tentang Ushul Fiqh ( riwayat Rabi’). 2. Kitab Al-Umm yang di dalamnya dihubungkan dengan kitab lain seperti

8



Kitab Ikthilaf Abi Hanifah Wa Ubn Abi Laila.



Kitab Khilaf Ali Wa Ibn Mas’ud, sebuah kitab yang menjelaskan tentang perselisihan antara Ali dengan Ibn Mas’ud.



Kitab Ikhtikaf Malik Wal Syafi’i.



Kitab Jama’i Al-Ilmi.



Kitab Al-Radd ‘Ala’ Muhammad Ibn Hasan.



Kitab Syair Al-Auza’iy.



Kitab Ikhtilaf Al-Hadist.



Kitab Ibthalu Al-Istihsan.

3. Kitab Al-Musnad yaitu kitab yang berisi tentang Hadist yang terdapat di dalam kitab Al-Umm yang dilengkapi dengan sanadnya. 4. Al-Imla’. 5. Al-Amaly. 6. Harmalah (didiktekan kepada muridnya yang bernama Harmalah Ibn Yahya). 7. Mukhtasyar Al-Buwaithiy(di nisbahkan kepada Imam Syafi’i). 8. Kitab Ikhtilah Al-Hadist (Penjelasan Imam Syafi’i tentang Hadist Nabi SAW). Mazhab Imam Syafi’i tersebar ke Irak, Khurasan, Pakistan, Syam, Yaman, Persia, Hijaz, India, dan daerah Afrika dan Andalusia, penyebarannya bukan hanya berada di negara bagiam timur tapi juga masuk ke beberapa negara yang ada di barat, Eropa dan bahkan Indonesia sendiri. Penyebaran di Indonesia disebabkan karena beberapa faktor : 1. Adanya hubungan Indonesia dengan negara Mekkah, khususnya dalam menunaikan ibadah haji, dan muslimin Indonesia yang ingin belajar agama di Mekkah yang memakai Mazhab Syafi’i. 2. Hijrahnya kaum muslimin dari Hadhramaud ke Indonesia adalah salah satu sebab tersiarnya Mazhab Syafi’i ke Indonesia. 3. Pemerintah kerajaan islam memerintahkan untuk memakai ajaran Mazhab Syafi’i yang menjadi haluan hukum di Negara Indonesia. 4. Para pegawai jawatan dahulu, hanya terdiri dari ulama Mazhab Syafi’i karena belum ada yang lain.

9

4) Imam Ahmad Ibn Hanbal Imam Hanbal dilahirkan di Bagdad pada tahun 164H. Di tempat kediaman ayahnya kota Marwin, di wilayah Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muahmmad Ibn Hanbal Ibn Asad Ibn Idris Ibn Abdullah Ibn Hasan Al-Syaibany. Ia lahir di kalangan keluarga terhormat, yang memiliki kebesaran jiwa, kekuatan kemauan, kesabaran dan ketegaran. Dalam kehidupan sehari-harinya Imam Hanbal mempunyai gaya hidup yang sederhana, sejak kecil ia sudah tertarik kepada ilmu pengetahuan, rajin dan sungguhsungguh. Imam Hanbal adalah fuqaha ke empat. Ia terkenal dengan Wara’, Zuhud, Amanah dan ia hafal Al-Qur’an dan senang mempelajari bahasanya. Setelah itu ia mulai mengarang dan menerbitkan kitab-kitab seperti kitab fiqh. Pada mulanya ia belajar fiqh pada Abu Yusuf salah satu murid Abu Hanifah, kemudian ia beralih ke Hadist dan belajar pada tokoh hadist yang ada pada masa itu. Ia medapatkan guru-guru terkenal seperti Sufyan, Ibn Uyainah, Ibrahim Ibn Sa’ad dan Yahya Ibn Qathan. Adapun metode pemikiran dan metode istidlalnya Imam Hanbal sebagai berikut: 1. Al-Qur’an. 2. Sunnah Nabi SAW. 3. Fatwa para sahabat. 4. Hadist Murshal dan Dhaif. 5. Qiyas. Kemudian karya yang disusun oleh Imam Hanbal adalah.: 1. Kitab Al-Musnad. 2. Kitab Tafsir Al-Qur’an. 3. Kitab Nasikh Wa Al-Mansukh. 4. Kitab Al-Mukhaddam Wa Al-Muakhhkoa Fi Al-Qur’an. 5. Kitab Jawabatu Al-Qur’an. 6. Kitab Al-Tharikh. 7. Kitab Al-Manasiku Al-Hadist. 8. Kitab Al-Manasiku Al-Shaqir.

10

9. Kitab Tha’atu Al-Rasul. 10. Kitab Al-Shalah. Kitab-kitab ini tersebar luas ke daerah seperti Bagdad, Syam dan ke daerah yang disebarluaskan oleh muridnya.

2. Mazhab Syiah Selain golongan Sunni, golongan Syi’ah juga memiliki mazhab mereka sendiri. Pada awalnya banyak mazhab yang terdapat pada golongan Syi’ah. Namun dalam perkembangannya, saat ini hanya ada tiga mazhab yang masih bertahan. Ketiga mazhab tersebut adalah Itsna 'Asyariah (paling banyak diikuti),

Ismailiyah dan

Zaidiyah. Di dalam keyakinan utama Syi'ah, Ali bin Abu Thalib dan anak-cucunya dianggap lebih berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan sebagai khalifah dan imam bagi kaum muslimin. Di antara ketiga Mazhab Syi'ah terdapat perbedaan dalam hal siapa saja yang menjadi imam dan pengganti para imam tersebut pada saat ini.

1) Mazhab Ja'fari Mazhab Ja'fari atau Mazhab Dua Belas Imam (Itsna 'Asyariah) adalah mazhab dengan penganut yang terbesar dalam Muslim Syi'ah. Dinisbatkan kepada Imam ke-6, yaitu Ja'far Ash-Shadiq Bin Muhammad Bin Ali Bin Husain Bin Ali Bin Abi Thalib. Keimaman kemudian berlanjut yaitu sampai Muhammad Al-Mahdi Bin Hasan AlAsykari Bin Ali Al-Hadi Bin Muhammad Al-Jawad Bin Ali Ar-Ridha Bin Musa AlKadzim Bin Ja'far Ash-Shadiq. Mazhab ini menjadi mazhab resmi dari Negara Republik Islam Iran. 2) Mazhab Ismailiyah Mazhab Ismailiyah atau Mazhab Tujuh Imam berpendapat bahwa Ismail Bin Ja'far adalah Imam pengganti ayahnya Jafar As-Shadiq, bukan saudaranya Musa AlKadzim. Dinisbatkan kepada Ismail Bin Ja'far Ash-Shadiq Bin Muhammad Bin Ali Bin Husain Bin Ali Bin Abi Thalib. Garis Imam Ismailiyah sampai ke imam-imam

11

Aga Khan, yang mengklaim sebagai keturunannya. 3) Mazhab Zaidiyah Mazhab Zaidi atau Mazhab Lima Imam berpendapat bahwa Zaid Bin Ali merupakan pengganti yang berhak atas keimaman dari ayahnya Ali Zainal Abidin, ketimbang saudara tirinya, Muhammad Al-Baqir. Dinisbatkan kepada Zaid Bin Ali Bin Husain Bin Ali Bin Abi Thalib. Setelah kematian imam ke-4, Ali Zainal Abidin, yang ditunjuk sebagai imam selanjutnya adalah anak sulung beliau yang bernama Muhammad Al-Baqir, yang kemudian diteruskan oleh Ja'far Ash-Shadiq. Zaid Bin Ali menyatakan bahwa imam itu harus melawan penguasa yang zalim dengan pedang. Setelah Zaid bin Ali syahid pada masa Bani Umayyah, ia digantikan anaknya Yahya Bin Zaid. 3.Mazhab Yang Telah Musnah 1) Abu Amr Abd.Rahman Bin Muhammad Al-Auza’iy. Ia adalah Imam dari Dzul Kala’ di Yaman, atau desa di Damaskus pada jalan pintu di Faradis. Dimana Abu ‘Amr singgah di tengah-tengah mereka. Ia lahir di Ba’labak tahun 88 H. Ketika ia kecil sangat menyukai Hadist. Al-Auza’iy termasuk tokoh Hadist yang menyukai qiyas, orang syam dan bahkan hakim Syam mengikuti mazhabnya. Dan kemudian ia memasuki pengikut Bani Umaiyah, setelah mazhab Syafi’i dan Maliki terus berkembang, mazhab ini terus surut pada tahun 3 H. Dan ia wafat pada tahun 157 H.

2) Abu Sulaiman Daud bin Ali bin Khalaf Al-Ashbahani Lebih dikenal dengan Al-Zhahiry, dilahirkan di Kuffah tahun 202 H. Ia mempelajari ilmu dari Ishak Bin Rahawaih, Abu Tsa’ur dan lainnya. Ia adalah seorang yang fanatik terhadap Imam Syafi’i, karena itu ia menulis kitabnya dengan isinya tentang Syafi’i dan memuji Syafi’i, akan tetapi tak lama kemudian ia membuat mazhabnya sendiri, Dan sempat berkembang sampai abad ke 5 H kemudian terus

12

menyurut karena bertentangan dengan jumhur ulama disebabkan karena tidak menggunakan Qiyas dan Ra’yu.

3) Abu Ja’far bin Jarir Al-Thabary Dilahirkan pada tahun 224 dan wafat di Bagdad tahun 320 H. Beliau terkenal dengan ahli sejarah, ahli tafsir. Mulanya ia mempelajari fiqh Al-Syafi’i dan Malik dan fiqh ulama Kuffah, kemudian membentuk mazhab sendiri dan berkembang di Kuffah, diantara pengikutnya adalah Abu Al-Fajr Al-Nahrawi tetapi mazhabnya terus surut sampai pada abad ke 5 H.

4) Abu Al-Haris Al- Laitsi bi Sa’ad Al-Fahmi Wafat tahun 174 H. Beliau terkenal sebagai ahli fiqh di Mesir, Al-Syafi’i mengakui bahwa Al-Laitsi lebih ahli dibandingkan Malik dalam hal fiqh, akan tetapi pengikutnya tidak mengembangkan mazhabnya sehingga hilang pada abad ke 3 H.

13

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Di dalam agama islam terdapat hukum-hukum yang ada mesti kita ta’ati, sumber hukum tersebut berasal dari Al’quran dan Hadist, selain itu ada sumber yang yang lain yang berasal dari pendapat-pendapat para ulama yang dinamakan dengan ijtihad yang berasal dari mazhab mereka sendiri. Mazhab adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh imam mujtahid dalam memecahkan masalah atau mengistinbatkan hukum islam. Dalam hukum islam mazhab dibagi menjadi beberapa kelompok : 1.Mazhab Ahl Al-Sunnah Wal Al-Jamaah a. Ahl Al-Ra’yi b. Al-Hadist 1). Imam Hanafi 2). Imam Malik 3). Imam Syafi’i 4). Imam Ahmad Ibn Hanbal 2.Mazhab Syiah 1) Mazhab Ja'fari 2) Mazhab Ismailiyah 3) Mazhab Zaidiyah 3.Mazhab Yang Telah Musnah 1) Abu Amr Abd.Rahman Bin Muhammad Al Auza’iy. 2) Abu Sulaiman Daud bin Ali bin Khalaf al Ashbahani. 3) Abu Ja’far bin Jarir al-Thabary. 4) Abu al-Haris al- Laitsi bi Sa’ad al-Fahmi

14

DAFTAR PUSTAKA 1. M.Bahri Ghazali-Jumadris,Perbandingan Agama,Jakarta:Pedoman Ilmu. 2. Yanggo,Huzaimah Tahid,MA,Dr.Pengantar Perbandingan Mazhab, Jakarta : Perpustakaan Nasional. 3. Mughniyah,Muhammad Jawad,Fiqh Lima Mazhab,Jakarta:Lentera. 4. Ibrahim Hosen,Fiqh Perbandingan,Jakarta:Yayasan Ihya Ulumudin. 5. http://islamlib.com/id/artikel/urgensi-islam-mazhab-indonesia/ 6. http://forum.wgaul.com/archive/thread/t-19155-Sejarah-Mazhab-danHukum-Bermazhab.html 7. http://kajianislam.wordpress.com/2008/04/23/penegak-mazhabukhuwah/ 8. http://www.syahadat.com/islam/fiqih/283-mazhab-dalam-islam-

15

MAKALAH STUDY ISLAM

MAZHAB Disusun Untuk Memenuhi Tugas Studi Islam Dalam Semester Ini

Oleh : Ahmed Arieful Fadillah Hafidzul Huda Muhammad Rifqi

Kelas : SI 2 B

PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINST DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008/2009

16

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, salawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Kami bersyukur kepada Illahi Rabbi yang telah memberikan hidayah serta Taufik-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Studi Islam II. Dalam penyusunan makalah ini, terdapat beberapa pihak yang membantu. Untuk itu, sepatutnyalah kami mengucapkan terima kasih terutama kepada Bapak Abdul Rozak selaku dosen Mata Kuliah serta teman-teman kelas kami yang telah mendukung kami untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini di lain waktu. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 23 Maret 2009

Penulis

i 17

DAFTAR ISI Kata Pengantar

i

Daftar Isi

ii

BAB I PENDAHULUAN

1

BAB II PEMBAHASAN

3

A. Pengertian Mazhab

3

B. Ruang lingkup dari pembahasan mazhab

3

C. Tujuan dan Manfaat

4

D. Macam-macam dan Sejarah Perkembangan Mazhab

4

1.Mazhab Ahl Al-Sunnah Wal Al-Jamaah

4

a. Ahl Al-Ra’yi

4

b. Al-Hadist

5

1). Imam Hanafi

5

2). Imam Malik

7

3). Imam Syafi’i

8

4). Imam Ahmad Ibn Hanbal

10

2.Mazhab Syiah

11

1) Mazhab Ja'fari

11

2) Mazhab Ismailiyah

11

3) Mazhab Zaidiyah

12

3.Mazhab Yang Telah Musnah

12

1) Abu Amr Abd.Rahman Bin Muhammad Al Auza’iy

12

2) Abu Sulaiman Daud bin Ali bin Khalaf al Ashbahani

12

3) Abu Ja’far bin Jarir al-Thabary

13

4) Abu al-Haris al- Laitsi bi Sa’ad al-Fahmi

13

BAB III PENUTUP

14

Daftar Pustaka

15

ii 18

Related Documents

Mazhab
May 2020 29
Diskusi Mazhab
April 2020 27
Mazhab C.docx
November 2019 27
Perbandingan Mazhab
May 2020 25