1. NPV (Net Present Value) NPV merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Net Present Value (NPV) merupakan keuntungan bersih yang berupa nilai bersih sekarang berdasarkan jumlah dari Present Value (PV). Rumus umum yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah:
Dimana: NB = Net benefit = Benefit – Cost C = Biaya investasi + Biaya operasi = Benefit yang telah didiskon = Cost yang telah didiskon i
= diskon faktor
n = tahun (waktu)
Berikut ini merupakan hubungan antara nilai NPV dalam hubungannya dengan kelayakan suatu proyek/usaha: Kriteria
Kesimpulan
NPV>0
Proyek/usaha layak untuk dilaksanakan
NPV=0
Proyek/usaha berada di dalam keadaan BEP dimana TR = TC dalam bentuk persent value
NPV<0
Proyek/usaha tidak layak untuk dilaksanakan
B. IRR (Internal Rate of Return) IRR adalah suatu nilai petunjuk yang identik dengan seberapa besar suku bunga yang dapat diberikan oleh investasi tersebut dibandingkan dengan suku bunga bank yang berlaku umum (suku bunga pasar atau Minimum Attractive Rate of Return/MARR). Pada suku bunga IRR akan diperoleh NPV=0, dengan kata lain bahwa IRR tersebut mengandung makna suku bunga yang dapat diberikan investasi, yang akan memberikan NPV = 0. Syarat kelayakannya yaitu apabila IRR> suku bunga MARR. Menurut Gray et al (2007) IRR merupakan discount rate yang membuat NPV sama dengan nol, tetapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan discount 41 rate yang dihitung berdasarkan data di luar proyek sebagai social opportunity cost of capital (SOCC) yang berlaku umum di masyarakat (bunga deposito). Untuk menghitung IRR sebelumnya harus dicari discount rate yang menghasilkan NPV positif, kemudian dicari discount rate yang menghasilkan NPV negatif. Langkah selanjutnya adalah melakukan interpolasi dengan rumus berikut:
Keterangan:
IRR = Internal Rate of Return
i1 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV+ i2 = Tingkat Diskonto yang menghasilkan NPV-
NPV1=Net Present Value bernilai positif NPV2= Net Present Value bernilai negatif
Menurut Yacob Ibrahim, Internal Rate of Return atau IRR adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV sama dengan 0. IRR memiliki tiga nilai yang masing-masing memiliki arti terhadap kriteria investasi, yaitu: 1) IRR < SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial. 2) IRR = SOCC, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point. 3) IRR > SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak secara finansial. 3. Net B/C Net B/C merupakan nilai manfaat yang bisa didapatkan dari proyek atau usaha setiap kita mengeluarkan biaya sebesar satu rupiah untuk proyek atau usaha tersebut. Net B/C merupakan perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif. Nilai Net B/C memiliki arti sebagai berikut: 1) Net B/C > 1, maka berarti proyek atau usaha layak dijalankan secara finansial. 2) Net B/C = 1, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut berada dalam keadaan break even point. 3) Net B/C < 1, maka berarti proyek atau usaha tidak layak dijalankan secara finansial. Rumus yang digunakan untuk menghitung Net B/C adalah:
d. PV (Present Value) Rumus untuk menghitung PV adalah :
Di mana: PV = Present value CF = Cash flow n = periode waktu tahun ke n m = periode waktu r = tingkat bunga Sv = salvage value Bila nilai PV lebih kecil dari original outlays (OO) atau original cost (harga beli), berarti tidak feasible/tidak layak dijalankan