1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen sekolah akan efektif dan efisien apabila didukung oleh sumber daya manusia yang profesional untuk mengoperasikan sekolah, kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan karakteristik siswa, kemampuan dan commitment (tanggung jawab terhadap tugas) tenaga kependidikan yang handal, dan semuanya itu didukung saranaprasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar, dana yang cukup untuk menggaji staf sesuai dengan fungsinya, serta partisipasi masyarakat yang tinggi. Bila salah satu hal diatas tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka efektivitas dan efisiensi pengelolaan sekolah kurang optimal. Dengan demikian harus ada keseimbangan antara komponen-komponen diatas. Untuk mencapai keseimbangan tersebut, diperlukan pengelola yang mengerti dan memahami prinsip-prinsip dalam pegelolaan sarana prasarana sekolah untuk tercapainya tujuan pendidikan tertentu.
B. Rumusan Masalah 1. Pengertian Manajemen Perlengkapan Sekolah 2. Tujuan Manajemen Perlengkapan Sekolah 3. Prinsip-prinsip Manajemen Perlengkapan Sekolah 4. Proses-proses Manajemen Perlengkapan Sekolah 5. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
C. Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui Pengertian Manajemen Perlengkapan Sekolah 2. Mengetahui Tujuan Manajemen Perlengkapan Sekolah 3. Mengetahui Prinsip-prinsip Manajemen Perlengkapan Sekolah 4. Mengetahui Proses-proses Manajemen Perlengkapan Sekolah 5. Untuk mengetahui Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan
2
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep Dasar Manajemen Perlengkapan Sekolah Pengertian Dilihat dari asal katanya, kata manajemen atau management dalam Bahasa Inggris berasal dari kata Italia, maneggiare yang kurang lebih berarti menangani atau to handle. Dalam bahasa latin ada kata yang punya pengertian hampir sama yakni manus yang artinya tangan atau menangani. Sementara berbicara tentang definisi, layaknya istilah-istilah lain dalam kajian Ilmu Sosial, Manajemen juga memiliki sejumlah definisi yang diberikan para ahli. Disini hanya akan dikemukakan satu definisi yang diungkapkan oleh GR Terry sebagai berikut: ‘’Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakantindakan: Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan Pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Pengertian lain manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui serangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya. Tiga faktor yang terlibat dalam proses penyelesaian: 1. Adanya penggunaan sumber daya organisasi (SDM, SDA, SDD, SDI) 2. Adanya proses yang bertahap (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian) 3. Adanya seni dalam menyelesaikan pekerjaan Peran Manajer Dalam Organisasi: Efektif dan Efisien.
Manajemen diperlukan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien. Agar manajemen yang dilakukan mengarah kepada kegiatan bisnis secara efektif dan efisien, maka manajemen perlu dijelaskan berdasarkan fungsi fungsinya/dikenal sebagai fungsifungsi manajemen (fungsi perencanaan, pengorganisasian pengimplementasian, serta pengendalian dan pengawasan).
3
Disamping pengertian dan definisi manajemen yang sudah diuraikan tadi, McFarland, 1979 juga mengemukakan empat pengertian manajemen yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari: Proses-proses pengorganisasian; yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggiatan danpengevaluasian. Kata manajemen juga berarti karir atau jabatan. Kata manajemen juga dapat berarti kelompok orang yang bertanggungjawab dalam menjalankansebuah organisasi. Kata manajemen juga dapat merupakan sebuah ilmu atau seni untuk mengatur orang lain. Selanjutnya Harbison dan Myers menggolongkan manajemen itu menjadi tiga tipe, yaitu: Patrimonial Management Terdapat apabila suatu perusahaan dimiliki oleh sebuah keluarga dan kedudukan-kedudukan yangpenting dalam hirarki perusahaan dikuasai oleh anggota-anggota keluarga tersebut. Political Management suatu bentuk manajemen dimana kedudukan-kedudukan penting dan pokok dalam organisasi dipegang oleh mereka yang mempunyai hubungan-hubungan politik berdasarkan atas loyalitas pada suatu partaipolitik tertentu. Profesional Management Kedudukan yang strategis dan penting diserahkan kepada mereka yang telah memberikan bukti akan kecakapannya, kapasitas, kesanggupan, keahlian atau dengan perkataan lain atas dasar jasa dan hasil yang mereka berikan kepada perusahaan.
4
Perlengkapan pendidikan mencakup sarana yang merupakan adalah peralatan yang secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang di maksud sarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, taman, dan sekolah islam. Tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar seperti taman sekolah islam untuk pengajaran Biologi, halaman sekolah islam sebagai lapangan olahraga, maka komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.1 Ditinjau dari fungsi atau peranannya terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar, maka sarana pendidikan (sarana material) dibedakan menjadi 3 macam, yaitu Alat Pelajaran, Alat Peraga, dan Media Pengajaran. Sedangkan yang dimaksud prasarana Pendidikan adalah bangunan sekolah dan alatalat perabotan sekolah. Prasarana pendidikan juga berperan dalam proses belajar mengajar walaupun secara tidak langsung.2 Dari beberapa uraian diatas, manajemen perlengkapan pendidikan dapat di defenisikan sebagai proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Defenisi ini menunjukkan bahwa perlengkapan yang ada di sekolah perlu di dayagunakan dan dikelola untuk kepentingan proses pembelajaran di sekolah. Pengelolaan itu dimaksudkan agar dalam menggunakan perlengkapan disekolah bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam mengelola perlengkapan di sekolah di butuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen
yang ada pada umumnya yaitu : mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan. Sarana dan prasarana pendidikan berkaitan dengan semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah seperti : ruang perpustakaan, kantor sekolah, UKS, ruang osis, ruang lab, dan lain-lain.
1 2
Mulasa E, Manajemen Berbasis Sekolah (PT Remaja Rosdakarya: Bandung), 2003, h.49 Suryo Subroto B, Manajemen Pendidikan di Sekolah (PT. Rineka Cipta: Jakarta), 2004, h.114
5
B. Tujuan Manajemen Perlengkapan Sekolah Tujuan perlengkapan sekolah secara umum adalah memberikan layanan secara professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Namun secara rinci tujuan manajemen perlengkapan sekolah adalah :3
Untuk menguapayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui system perencanaan dan pengadaan.
Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara tepat dan efisien
Untuk menguapayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.
Untuk pengadaan ada atau tidak ada.
Untuk mengetahui yang baik dan yang rusak.
Menciptakan sekolah atau madrasah yang bersih, rapi, indah, sehingga menyenangkan bagi warga sekolah atau madrasah.
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai baik secara kuantitatis maupun kualitatif dan relevan dengan kepentingan pendidikan.
C. Prinsip-prinsip Manajemen Perlengkapan Sekolah Agar tujuan-tujuan manajemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa prinsip yang perlu di perhatikan dalam mengelola perlengkapan di sekolah, prinsip-prinsip yang dimaksud adalah :4 a. Prinsip Pencapaian Tujuan Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah di lakukan dengan maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat di katakan berhasil bilaman fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap seorang personel sekolah akan menggunakannya.
3 4
Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media, 2003, h.67 Nanang, Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003, h.57
6
b. Prinsip Efisiensi Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah di lakukan dengan perencanaan yang hati, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut di komunikasikan kepada semua personil sekolah yang di perkirakan akan menggunakannya. Selanjutnya, bilaman di pandang perlu, di lakukan pembinaan terhadap semua personel.
c. Prinsif Administratif Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan sarana dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku
pengelolaan
perlengkapan
pendidikan
di
sekolah
itu
hendaknya
selalu
memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di perkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.
d. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab Di Indonesia tidak sedikit adanya kelembagaan pendidikan yang sangat besar dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga manajemennya melibatkan banyak orang. Bilamana hal itu terjadi maka perlu adanya pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat itu perlu dideskripsikan dengan jelas.
e. Prinsip Kekohesifan Dengan prinsip kekohesfan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.
7
D. Proses-proses Manajemen Perlengkapan Sekolah 1. Perencanaan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal dari kata rencana yang mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa yang akan datang. Artinya, pada kerangka ini, perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang digariskan. Dengan demikian, perencanaan merupakan proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang, yang merupakan bentuk kegiatan pemikiran, penelitian, perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan, penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana. Berdasarkan deskripsi tersebut, pada dasarnya perencanaan merupakan suatu proses kegiatan menggambarkan sebelumnya hal-hal yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan, perlengkapan sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, perencanaan sarana dan prasarana persekolahan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses perkiraan secara matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan, dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Secara umum, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasaran pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut: a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Sarana dan prasarana pendidikan yang didapatkan diharapkan berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan dengan dana yang efisien. b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien. c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap saat.
8
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan adalah sebagai berikut: a. Dapat membantu dalam menentukan tujuan b. Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan c. Menghilangkan ketidakpastian d. Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian, dan penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien, Inti manajemen sarana dan prasarana pendidikan ini adalah tugasnya untuk mengatur dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan.
Dalam perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan diantaranya sebagai berikut: a. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas proses belajar mengajar. b. Perencanaan harus jelas. Untuk mencapai hal tersebut, kejelasan suatu rencana dapat dilihat c. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan. d. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala prioritas. e.
Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafon anggaran yang disediakan.
f.
Mengikuti prosedur yang berlaku.
g. Mengikutsertakan unsur orang tua peserta didik. h. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan kondisi yang tidak disangka-sangka. i. Dapat didasarkan pada jang pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun).
2. Pengadaan Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendefinisikan pengadaan sebagai segala kegiatan untuk menyediakan semua keperluan barang/benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.
9
Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan barag atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga, maupun sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam usaha pengadaan barang, harus direncanakan dengan hati-hati agar pengadaannya sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk mengadakan perencanaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutuhkan alat atau media dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat didaftar alat-alat atau media apa yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi. b. Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampaui kemampuan daya beli atau daya pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat-alat yang mendesak pengadaannya. Kebutuhan yang lain dapat dipenuhi pada kesempatan yang lain. c. Mengadakan inventarisasi terhadap alat atau media yang telah ada. Alat yang sudah ada perlu dilihat kembali, lalu mengadakan re-inventarisasi. Alat yang perlu diperbaiki atau diubah disendirikan untuk diserahkan kepada orang yang dapat memperbaiki. d. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media uang masih dapat dimanfaatkan, baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak. e.
Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana rutin maupun nonrutin.
e. Menunjuk seseorang (bagian perbekalan) untuk melaksanakan pengadaan alat. Penunjukan ini sebaiknya mengingat beberpa hal, yaitu keahlian, kelincahan berkomunikasi, kejujuran, dan sebagainya, dan tidak hanya seorang.
10
Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan adalah sebagai berikut: a.
Pembelian Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau penyalur untuk mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian dilakukan apabila anggarannya tersedia, seperti pembelian meja, kursi, bangku, lemari, papn tulis, dan sebagainya. Pengadaan sarana dan prasaranadengan cara pembelian ini merupakan salah satu cara yang dominan dilakukan sekolah dewasa ini. b. Pembuatan sendiri Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dibuat oleh guru, siswa, atau pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektivitas dan efisiensinya apabila dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain. Pembuatan sendiri biasanya dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana dan murah, misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru atau peserta didik. c.
Penerimaan hibah atau bantuan Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dan persekolahan dengan jalan pemberian secara Cuma-Cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara. d. Penyewaan Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolah dengan jalan pemanfatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan kontemporer. e.
Pinjaman Pinjaman merupakan penggunaan barang secara cuma-Cuma untuk sementara wajtu dari
pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian pinjam-meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila sarana dan prasarana bersifat sementara dan kontemporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.
11
f.
Pendaurulangan Pendaurulangan adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara
memanfaatkan yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah. g. Penukaran Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan sarana dan prasarana jenis ini harus mempertimbangkan adanya saling menguntungkan di antara kedua belah pihak dam sarana dan prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana yang sifatnya berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna lagi. h. Perbaikan atau rekondisi Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan. Dalam pengadaan barang, baik yang dilakukan sendiri oleh sekolah maupun dari luar sekolah, hendaknya dapat dicatat sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Hal itu dimaksudkan
sebagai
upaya
pengecekan
serta
melakukan
pengontrolan
terhadap
keluar/masuknya barang atau sarana dan prasarana milik sekolah. Catatan tersebut dituangkan dalam format pengadaan sarana dan prasarana pendidikanyang disajikan dalam bentuk tabel sebagai rujukan bagi sekolah dalam melakukan aktivitas pengadaan sarana dan prasarana untuk sekolah.
3. Penginventarisasian Inventarisasi berasal dari kata inventaris (Latin=inventarium) yang berarti daftar barang-barang, bahan, dan sebagainya, inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan atau pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut ketentuan dn tata cara yang berlaku. Jadi, inventarisasi merupakan kegiatan untuk mencatat dan menyusun daftar barang-barang/bahan yang ada secara teratur menurut ketentuan yang berlaku.
12
Inventarisasi/pencatatan merupakan kegiatan permulaan yang dilakukan pada saat serah terima barang yang harus diselenggarakan oleh pihak penerima. Inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik negara maupun swasta. Inventarisasi juga memberikan masukan (input) yang sangat berharga/berguna bagi efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana. Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut: a. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah. b. Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah. c. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materiil yang dapat dinilai dengan uang. d. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah.
Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur, dan berkelanjutan dapat memberikan manfaat yakni sebagai berikut: a. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan menyusun rencana kebutuhan barang. b. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam pengarahan pengadaan barang. c.
Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dala penyaluran barang.
d. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua, rusak, lebih) sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya. e. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian barang.
4. Pemeliharaan Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.
13
Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus-menerus mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud. Pemeliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula. Maka tujuan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan. Hal ini sangat penting, terutama jika dilihat dari aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut. b. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga diperoleh hasil yang optimal. c. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin dan teratur. d. Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.
Dalam pemeliharaan, ada empat macam apabila ditinjau dari sifatnya, diantaranya pemeli haran yang bersifat pengecekan, bersifat pencegahan, bersifat perbaikan ringan, dan bersifat perbaikan berat. Apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, ada dua macam, yaitu pemeliharaan sehari-hari (menyapu, mengepel) pemeliharaan berkala (pengontrolan genting, pengapuran tembok). Manfaat dari pemeliharaan sarana dan prasarana antara lain adalah sebagai berikut: a. Jika peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat. b. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin. c.
Dengan adanya pemeliharaan yang baik, enak dilihat dan dipandang.
d. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.
Tugas pengelola perlengkapan setelah mendapatkan barang selain memelihara adalah menata perlengkapan sarana dan prasarana pendidikan dengan rapi dan tertib, serta penempatannya tidak mengganggu pada personel yang lain. Salah satunya adalah menata
14
kantor lembaga. Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menata ruangan, antara lain sebagai berikut: a. Suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memungkinkan semua personel tata usaha dapat menempuh jarak yang sependek-pendeknya dalam setiap menyelesaikan pekerjaan ketatausahaannya. b. Bagian-bagian kantor lembaga yang memiliki tugas atau fungsi yang sama dan saling berkaitan hendaknya ditempatkan secara berdekatan. c. Tata ruang yang ideal pada dasarnya adalah tata ruang uang menempatkan para personel dan alat-alatnya berdasarkan alur proses kerjaannya. d. Kantor yang baik adalah kantor yang mempunyai ventilasi. Oleh karena itu, meja dan perabot lainnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tiap bagian kantor mendapatkan cahaya dan pertukaran udara yang cukup e. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memanfaatkan ruangan semaksimal mungkin. Oleh karena itu, suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang menggunakan seluruh ruang yang ada, baik ruang lantai maupun dindingnya. f. Tata ruang yang baik adalah tata ruang uang dapat dengan mudah disusun kembali bila diperlukan. g. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras dan mengganggu pekerjaan lainnya.
5. Penghapusan/Pengevaluasian Penghapusan/Pengevaluasian adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari daftar inventaris berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku. Penghapusan/Pengevaluasian sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional, penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Penghapusan atau pengevaluasian sarana dan prasarana di sekolah dilakukan bertujuan untuk:
15
a. Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian atau pemborosan biaya pemeliharan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan, atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan lagi b. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris c.
Membebaskan ruangan dari penumpukan barang yang tidak digunakan lagi
d. Membebaskan barang dari tanggung jawab pembebasan kerja
Adapun syarat penghapusan atau pengevaluasian sarana dan prasarana sekolah harus memenuhi diantaranya: a. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi b. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan c.
Secara teknis dan ekonomis, kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan
d. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini e.
Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya, barang kimia)
f.
Barang yang berlebih jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi
g. Dicuri, terbakar, dan musnah sebagai akibat bencana alam
E. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Menata lahan bangunan, perabot dan perlengkapan beserta arsip untuk lembaga pendidikan tidak jauh beda dengan penataan yang dilaksanakan dalam “School Plant Administration”. Lahan adalah area lokasi atau tanah yang akandigunakan sebagai tempat/bangunan. Gedung meliputi sarana dan prasarana yang menjadi tempat dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Perabot dan perlengkapan adalah benda dan alat yang bergerak maupun tidak bergerak yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Arsip merupakan hasil surat menyurat, dan dokumen kegiatan pekerjaan yang dijalankan. Unsurunsur tersebut digunakan di lembaga diklat tidak seperti yang digunakan dirumah atau keluarga, tetapi dibuat dengan berbagai mekanisme yang berdasarkan pada pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan kebutuhan kegiatan diklat.
16
Prinsip dasar tentang manajemen berbagai unsur tersebut diatas, seharusnya merupakan usaha menciptakan suasana aman, sehat dan nyaman serta memenuhi kebutuhan pendidikandi lingkungan satuan pendidikan. Beberapa prinsip dasar tentang manajemen sarana dan pasarana antara lain : (1) Harus menggambarkan cita dan citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan. (2) Perencanaan hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dengan pertimbangan pemikiran tim ahli yang cukup cakap yang ada dimasyarakat itu. (3) Hendaknya disesuaikan bagi kepentingan peserta didik, demi terbentuknya karakter atau watak mereka dan dapat melayani serta menjamin mereka diwaktu mengikuti pendidikan sesuai dengan bakatnya masing-masing. (4) Perabot dan perlengkapan serta peralatan hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dan kepentingan serta kegunaan atau manfaatnya bagi peserta didik dan tenaga kependidikan. (5) Administrator lembaga pendidikan harus dapat membantu program pembelajaran secara efektif, melatih para tenaga kependidikan serta memilih alat dan cara menggunakan agar mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan tugasnya. (6) Seorang penanggungjawab lembaga pendidikan harus mempunyai kecakapan untuk mengenal baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakannya dengan tepat perabot dan perlengkapan yang ada. (7) Seorang penanggungjawab lembaga pendidikan harus mampu menggunakan serta memelihara perabot dan perlengkapan sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudna kesehatan, keamanan, keindahan dan kemajuan lembaga. (8) Sebagai penanggungjawab lembaga pendidikan bukan hanya mengetahui kekayaan yang dipercayakan kepadanya, tetapi juga harus memperhatikan seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang dibutuhkan peserta didik.
Berdasarkan konsep manajemen sarana dan prasarana pendidikan, dapat dibagi kedalam beberapa sub bidang garapan, yaitu: 1. Bidang Garapan “School Plant” Bidang garapan sarana dan prasarana pendidikan mencakup kegiatan: a. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan untuk bangunan atau perluasannya.
17
b. Mengusahakan, merencanakan, dan menggunakan biaya pembangunan gedung sekolah beserta perabot dan perlengkpannya. c. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, lapangan olahraga, taman sekolah dan lain sebagainya, serta komposisi satu sama lain. d. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas- fasilitas lain yang efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontinu. e. Mengatur pemeliharaan kebersihan gedung dan keindahan halaman sekolah (lingkungan fisik sekolah). b. Pengadaan dan pemeliharaan perabot serta perlengkapan sekolah (meja, kursi, lemari, papan tulis, alat- alat peraga, dan sebagainya). c. Menyusun program operasional yang menyangkut gedung, perabot, serta perlengkapan yang dibutuhkan, cara pemanfaatan serta pemeliharaannya. d. Mengatur inventaris tanah, gedung, perabot dan perlengkapan sekolah, penyimpanan arsip, dokumen, dan sebagainya. 2. Pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah dalam rangka menciptakan suasana belajar di sekolah yang nyaman, aman, menyenangkan, serta terjamin kesehatannya, maka pihak sekolah juga harus mempertimbangkan segi sarana dan prasarana sekolah sebagai pendukung kelancaran belajarsiswa. Untuk itu, perlu diadakan pembakuan Bangunan dan Perabot Sekolah dengan tujuan agar dapat menghasilkan suatu pedoman yang dipakai oleh perencana, pelaksana, pengguna,maupun para penanggung jawab pendidikan, sehingga dalammasa pembangunan masalah gedung dan perabot sekolah benar-benar mengarah kepada keserasian yang dicita-citakan.
Demi tercapainya tujuan tersebut, perlu diperhatikan dasar-dasar pembakuan sarana dan prasarana sekolah yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan antara lain sebagai berikut.: a. Dipandang dari segi pembuatan dan pembiayaan 1) Sarana prasarana dibuat dari bahan yang kuat dan mudah didapat. 2) Konstruksi kuat dan mudah dilaksanakan. 3) Biaya relatif terjangkau oleh dana yang tersedia dan disediakan. b. Dipandang dari Segi penggunaan 1) Sarana prasarana nyaman dan menyenangkan. 2) Mudah diatur dan dipindah-pindahkan. 3) Dapat menjamin kesehatan dan keamanan.
18
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam mengelola perlengkapan di sekolah di butuhkan suatu proses sebagaimana terdapat dalam manajemen
yang ada pada umumnya yaitu : mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, pemeliharaan dan pengawasan. Dan
prinsip-prinsip dari
Manajemen Perlengkapan Sekolah antara lain: Prinsip pencapaian tujuan, prinsip efisiensi, prinsip administrasi, prinsip kejelasan tanggung jawab dan prinsip kekohesifan. Proses manajemen sarana dan prasarana sekolah terdiri dari perencanaan, pengadaan, inventarisasi, pemeliharaan, dan penghapusan.
B. Saran Demikianlah penulisan makalah kami, apabila ada terdapat kesalahan atau kekurangan dalam pembahasan makalah kami ini, terutamanya kami ucapkan mohon maaf yang sebesarbesarnya dan juga kami harapkan teguran yang sehat sekiranya dapat membangun dalam perbaikan pembuatan makalah kami ini.
19
DAFTAR PUSTAKA Mulasa E, Manajemen Berbasis Sekolah (PT Remaja Rosdakarya: Bandung), 2003, h.49 Suryo Subroto B, Manajemen Pendidikan di Sekolah (PT. Rineka Cipta: Jakarta), 2004, h.114 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media, 2003, h.67 Nanang, Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003, h.57