Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabu - Copy.pdf

  • Uploaded by: Dindin Fachrudin Maruf
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Kabu - Copy.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 41,195
  • Pages: 262
MANAJEMEN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SITUS TASIKARDI OLEH DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN SERANG SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh: ARI SUCIATI NIM. 6661132114

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2017

64

64

65

66

67

DO GOOD, AND GOOD WILL COME TO YOU

“Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua Orangtuaku, Keluargaku serta teman-teman seperjuangan yang tidak henti memberikan doa dan dukungannya”

68

ABSTRAK Ari Suciati. NIM. 6661132114. 2017. Skripsi.Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang . Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I, Dr. Agus Sjafari. M.Si; Dosen Pembimbing II, Riny Handayani. M.Si Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang sampai saat ini terus dikembangkan sebagai sumber pendapatan. Provinsi Banten memiliki magnet pembangunan ekonomi yang sangat besar untuk meningkatkan aset pendapatan daerah, dengan adanya kawasan pariwisata tersebut memberikan peluang besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan yang ada di daerah Banten, yang mempunyai tanggungjawab dalam mengelola objek wisata yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, salah satu objek yang dikelola oleh Dinas tersebut adalah objek wisata Situs Tasikardi. Ini dalam upaya mengelola ojek wisata Situs Tasikardi dihadapkan oleh beberapa masalah diantaranya yaitu belum adanya kesadaran dari masyarakat dalam melestarikan dan menjaga objek wisata Situs Tasikardi, promosi yang dilakukan belum optimal, sarana dan prasarana yang sudah rusak dan tidak diperbaki, tata kelola yang belum tertib dan rapi. Oleh karenanya, fokus penelitian ini adalah Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Tujuannya yaitu untuk mempromosikan dan mengetahui pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif yang dianalisis dengan menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I Ktut Surya Diarta.Hasil penelitian menunjukan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang di nilai buruk, karena masih banyak permasalahanpermasalahan.Saran peneliti agar dalam pengelolaannya segera di mitrakan dengan pihak swasta agar dikelola dengan serius, dan pendapatan retribusi diharapkan lebih besar dari sebelumnya, serta wahana permainan yang rusak segera diperbaiki agar berjalan dengan optimal. Kata Kunci: Manajemen Pengelolaan,Pariwisata

69

ABSTRACT Ari Suciati. NIM. 6661132114. 2017. Thesis.Management of Tourism Object Situs Tasikardi by Youth and Sports Department Tourism Serang District. Study Program of State Administration Science. Faculty of Social Science and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. Supervisor I, Dr. Agus Sjafari.M.Si; Supervisor II, Riny Handayani. M.Si The tourism sector is one of the potentials that until now continue to be developed as a source of income. Banten province has a huge economic development magnet to increase the regional income assets, with the tourism area provides great opportunities in creating employment and reduce poverty in Banten region, which has responsibility in managing the tourist attraction of the Office of Youth Sports and Tourism Serang regency, one of the objects administered by the Service is the tourist object of Tasikardi Site. This in an effort to manage motorcycle taxi wisata Tasikardi site faced by several problems such as the lack of awareness of the community in preserving and maintaining attractions Tasikardi Site, the promotion is not optimal, facilities and infrastructure that has been damaged and not diperakib, neat. Therefore, the focus of this research is Management of Tourism Object Tasikardi Site by Youth and Sports Agency Tourism Serang District. The purpose is to promote and know the management of Tasikardi Site attractions by the Youth and Sports Department of Tourism Serang District. The method used in this research is qualitative descriptive which is analyzed by using the theory of basic principles of tourism management by Cox in I Gde Pitana and I Ktut Surya Diarta. The result of the research shows that the management of Tasikardi Site Tourism Object has not yet been optimized by the Youth Office of Sport and Tourism of Serang Regency because there are still many problems. Suggestion of researcher to Management of Tourism Object of Tasikardi Site by Dinas Pemuda of Sport and Tourism of Serang Regency is more optimal is to maximize the role of each manager both from Dinas and from society. Keywords: Management, Tourism

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan hidayah-Nya yang selalu diberikan kepada kita semua, termasuk pada nikmat Iman, Islam dan sehat wal‟afiat.Atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya pula, maka peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya serta tak lupa juga kita yang senantiasa selalu istiqomah dan ikhlas sebagai umatnya hingga akhir zaman. Penyusunan Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang mana judul penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu “Manjemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.” Penyusunan Skripsi ini tidak akan selesai dengan baik, tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang selalu membimbing serta mendukung peneliti secara moril dan materil. Maka pada kesempatan yang luar biasa ini, peneliti ingin menyampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak, sebagai berikut: 1.

Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd sebagai Rektor Universitas Sultan Ageng Tirayasa.

2.

Dr. Agus Sjafari, M.Si sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai dosen pembimbing I

i

yang sudah banyak sekali memberikan bimbingan, arahan, ilmu serta sarannya yang sangat membantu peneliti sejak awal hingga penelitian menyelesaikan proposal skripsi ini. 3.

Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4.

Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5.

Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

6.

Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7.

Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8.

Ibu Riny Handayani M.si selaku dosen pembimbing II yang telah senantiasa memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

9.

Kepada yang terhormat seluruh Dosen Program Studi Ilmu Admnistrasi Negara yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu, yang telah dan pernah memberikan bekal ilmiah kepada peneliti selama proses belajar mengajar.

10.

Terutama sekali untuk Ayahanda Bakhrudin dan Ibunda Siti Maemunah yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil serta doa mereka yang tidak pernah henti untuk kesuksesan anak-anaknya di masa

ii

depan. Kemudian kakak kandung peneliti, Nandang Talangsara yang selalu memberikan dukungan dan doa untuk kelancaran penyusunan skripsi ini. Serta saudara-saudara peneliti yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu yang juga banyak memberikan dukungan dan doa mereka. 11.

Sahabat terdekat peneliti Diah Utami, Desi Ariyani,Veni Oktaviani, Selin Solihatun Jannah, , Aghnia Destiani, Astri Nurwahyuni, Annisa Junita, Gina Trilestari, Linda Rahmawati, Galuh Melati, Maria Lusyana, Rezki Handoyowati, Evi Setyowati yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa serta mendengarkan keluh kesah peneliti selama penelitian.

12.

Teman-teman khusunya kelas D Program Studi Ilmu Administrasi Negara 2013, serta kelas A, B dan C, lainnya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu dan saat ini sedang bersama-sama berjuang untuk meraih gelar sarjana. Dan secara umum, peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman terdekat peneliti di angkatan 2013 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

13.

Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik serta Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah banyak membantu peneliti dalam mengurus segala perijinan, surat-menyurat dan urusan akademik lainnya.

14.

Serta tidak lupa peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh informan penelitian yang telah berkontribusi banyak dalam penyusunan

iii

Skripsi ini serta pihak-pihak lainnya yang juga terlibat dalam penyusunan Skripsi ini. Akhirnya peneliti mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan selesainya penyusunan Skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan maka, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.

Serang, Juni 2017

Ari Suciati NIM. 6661132114

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR .................................................................................... .i DAFTAR ISI ................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2

Identifikasi Masalah .................................................................. 20

1.3

Batasan Masalah ........................................................................ 21

1.4

Rumusan Masalah...................................................................... 22

1.5

Tujuan Penelitian ....................................................................... 22

1.6

Manfaat Penelitian ..................................................................... 22

1.7

Sistematika Penulisan ............................................................... 23

BAB II DESKRIPSI TEORI 2.1

Deskripsi Teori .......................................................................... 26

2.2

Penelitian Terdahulu ................................................................. 41

v

2.3

Kerangka Berpikir .................................................................... 43

2.4

Asumsi Dasar ............................................................................ 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ..................................................................... 48

BAB IV

3.2

Fokus Penelitian ....................................................................... 48

3.3

Lokasi Penelitian ...................................................................... 49

3.4

Variabel Penelitian ................................................................... 49

3.5

Instrumen Penelitian ................................................................. 51

3.6

Informan Penelitian .................................................................. 51

3.7

Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data ................................. 58

3.8

Jadwal Penelitian ...................................................................... 62

PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 64

BAB V

4.2

Deskripsi Data .......................................................................... 76

4.3

Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 81

4.4

Pembahasan .............................................................................. 126

PENUTUP 5.1

Kesimpulan ............................................................................... 139

5.2

Saran ......................................................................................... 142

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vi

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

43

Gambar 3.1 Analisis Data Miles dan Huberman

54

Gambar 4.1 Situs Tasikardi Tahun 1930 dan tahun 2017.............................86 Gambar 4.2 Pembangunan pagar di objek wisata Situs Tasikardi………...105 Gambar 4.3 Wahana permainan di Situs Tasikardi yang sudah rusak……116

vii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Daftar Objek Wisata di Kabupaten Serang

5

Tabel 1.2 Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serang

12

Tabel 1.3 Data Pengunjung Objek Wisata Situs Tasikardi

13

Tabel 3.1 Informan Penelitian

50

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

53

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian

58

Tabel 4.1 Daftar Informan Penelitian ………………………………………80 Tabel 4.2 Data Pengunjung Objek Wisata Situs Tasikardi

96

Tabel 4.3 Data Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Serang

98

viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1

: Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 2

: Catatan Lapangan

Lampiran 3

: Surat Keterangan Informan

Lampiran 4

:Membercheck

Lampiran 5

: Pedoman Wawancara

Lampiran 6

: Transkrip Data

Lampiran 7

: Matriks Kategorisasi Data

Lampiran 8

: SK Kepala Dinas

Lampiran 9

: Dokumentasi Penelitian

ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara Benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia terdiri dari lima pulau besar yaitu Sumatra, jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya, Selain itu juga memiliki banyak pulau kecil yang terbentang dari sabang sampai marauke yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan memiliki potensi untuk dikembangkan serta memiliki keanekaragaman bahasa, budaya, agama, suku, dan adat istiadat. Selain memiliki sumber daya alam yang melimpah Indonesia juga negara yang populasi penduduknya padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung.Hal tersebut berpotensi menjadi tempat pariwisata atau sebagai rekreasi keluarga saat hari libur. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera, Candi-candi di Jawa Tengah merupakan beberapa contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Salah satu prinsip dalam penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia yaitu UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan adalah memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan dan proporsionalitas dengan

1

2

tujuan meningkatkan kebutuhan ekonomi, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran memajukan kebudayaan serta melestarikan alam. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sektor pariwisata merupakan salah satu potensi yang sampai saat ini terus dikembangkan sebagai sumber pendapatan. Karakteristik sumber daya alam dan masyarakatnya sangat memunginkan untuk dikembangkan sebagai potensi wisata. Dengan demikian akan mendatangkan wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Oleh karena itu sektor pariwisata ini harus dikelola oleh orang-orang yang ahli dalam kepariwisataan, sehingga para ahli tersebut dapat menggali potensi objek wisata dan dengan begitu dapat meningkatkan keuntungan pendapatan yang besar bagi Negara. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2015, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Merupakan salah satu Provinsi yang berpotensi untuk menjadi daerah utama tujuan wisata karena memiliki beragam obyek dan daya tarik wisata

3

terutama wisata pantai, Provinsi Banten terkenal dengan banyak tempat wisata. Ada destinasi wisata di 7 (tujuh) kawasan pariwisata di Provinsi Banten atau disebut juga Banten 7 wonderful, di antaranya meliputi : Mercusuar Anyer, Tanjung Lesung, Ujung Kulon, Pantai Sawarna, Baduy, Festival Cisadane, dan Banten Lama. Selain itu, juga ada wisata lain di Pantai Anyer, tempat wisata dan kesenian yang ada di Provinsi Banten. Provinsi Banten memiliki magnet pembangunan ekonomi yang sangat besar untuk meningkatkan aset pendapatan daerah, dengan adanya kawasan pariwisata tersebut memberikan peluang besar dalam menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan yang ada di daerah Banten, sehingga diharapkan aset pariwasata dapat memberikan kelayakan dan kesejahteraan bagi masyarakat Banten dan itu semua tergantung pada pemerintah kabupaten atau kota dalam upaya pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat Banten. Potensi Pariwisata dapat dipakai untuk mendukung macam-macam kegiatan ekonomis, menciptakan lapangan pekerjaan baru, memperoleh devisa yang dibutuhkan bagi pembangunan daerah dan masih banyak lagi. Kawasan Pariwisata yang ada di Provinsi Banten merupakan potensi yang sangat besar jika pemerintah daerah mau mengerjakan dan mengembangkan dengan cara yang benar dan konsisten, melainkan juga serius dalam menggarapnya segala potensi melalui kebijakan-kebijakan yang memang benar sebagai upaya pembangunan ekonomi bagi Provinsi Banten. Provinsi Banten terdiri dari 4 Kabupaten dan 4 Kota yaitu: Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang,

4

Kota Cilegon, Kota Serang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Dalam penelitian ini penulis memilih lokasi Kabupaten Serang untuk diteliti. Kabupaten

Serang

merupakan

salah

satu

dari

delapan

daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.Terletak di ujung barat bagian Utara Pulau Jawa dan merupakan pintu gerbang utama penghubung pulau Sumatra dan Pulau jawa yang berjarak 70 km dari Kota Jakarta. Letak geografis Kabupaten Serang, sebelah Utara di batasi Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tangerang, sebelah Barat dengan Kota Cilegon dan Selat Sunda, sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Akses ke Kabupaten Serang sangat mudah, bisa dicapai dari Bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan transportasi berupa taxi ataupun travel, pelabuhan merak bisa dimanfaatkan bagi pengunjung dari arah Sumatra, dari arah Kota Jakarta bisa memanfaatkan jasa bus umum dan kereta api. Kabupaten Serang memiliki luas 1.467,35km2 terdiri dari 29 kecamatan. Mayoritas penduduknya beragama Islam, Potensi secktor ekonomi adalah bidang pertanian, perdagangan, pelayanan masyarakat, industri potensi pariwisata seperti jasa wisata, penginapan, dan perhotelan, wisata pegunungan, wisata bahari, wisata kerajinan, wisata kuliner, wisata seni budaya, wisata ziarah/religi, olahraga pendidikan, olahraga prestasi dan rekreasi, di Kabupaten Serang ini ada banyak objek wisata yang tersebar di beberapa kecamatannya, Berikut adalah daftar tempat-tempat objek wisata beserta lokasi yang ada di kabupaten Serang:

5

Tabel 1.1 Daftar Objek Wisata di Kabupaten Serang No

Nama Objek Wisata

Lokasi

Jenis Pesona

1

Pantai Anyer

Jl. Raya Anyer- Anyerserang

Pantai

2

Pantai mercusuar Anyer

Jl. Raya Anyer- Anyerserang

Pantai

3

Pantai Pulau Sanghiyang

Ds. Cikoneng Kec. Anyer

Pantai

4

Pantai Pasauran Indah

Ds.Pasauran Kec. Pasauran

Pantai

5

Pantai Tanjung Tum

Ds. Cikoneng Kec. Anyer

Pantai

6

Pantai Wisata lestari Anyer

Ds. Cikoneng Kec. Anyer

Pantai

7

Pantai Patra Sambolo

Ds. Bandulu Kec. Anyer

Pantai

8

Pantai Bandulu

Ds. Bandulu Kec. Anyer

Pantai

9

Pantai Karang Suraga

Ds. Karang Suraga Kec. Cinangka

Pantai

10

Pantai Karang Bolong

Ds. Karang Bolong Kec. Cinangka

Pantai

11

Pantai Florida

Ds.Cindanglaya Kec. Cinangka

Pantai

12

Losari Karang Suraga II

Ds. Karang Suraga Kec. Anyer

Pantai

13

Pantai Tawing

Ds. Karang Suraga Kec. Anyer

Pantai

14

Pantai Kelapa gading

Ds. Sindang Laya Kec. Cinangka

Pantai

15

Pantai Karang kitri

Ds. Sindang Laya Kec. Cinangka

Pantai

6

16

Pantai Cibereum I

Ds.kemasan Kec. Cinangka

Pantai

17

Pantai Legon Prima Anyer

Ds. Bandulu Kec. Anyer

Pantai

18

Pantai saung Cibereum

Ds. Kemasan Kec. Cinangka

Pantai

19

Pantai wisata Cibeureum II

Ds. Kemasan Kec. Cinangka

Pantai

20

Pantai Palem Cibeureum

Ds. Kemasan Kec. Cinangka

Pantai

21

Pantai Pasir Putih

Ds. Kemasan Kec. Cinangka

Pantai

22

Pantai Pasir Ciparay

Ds. Sindang Laya Kec. Cinangka

Pantai

23

Pantai Pasir Sirih

Ds. Sindang Laya Kec. Cinangka

Pantai

24

Pantai Pal Anyer I

Ds. Cikoneng Kec. Anyer

Pantai

25

Pantai Pal Anyer II

Ds. Cikoneng Kec. Anyer

Pantai

26

Pantai Batu Hideng

Ds. Karang Bolong Kec. Cinangka

Pantai

27

Pantai Muara Asri

Ds. Cikoneng Kec.Anyer

Pantai

28

Pantai Mutiara Cipacung

Ds. Karang Suraga Kec. Cinangka

Pantai

29

Pantai Baraya

Ds. Bulakan Kec. Cinangka

Pantai

30

Pantai Bulakan

Ds. Bulakan Kec. Cinangka

Pantai

31

Pantai Canda Ria

Ds. Karang Suraga Kec. Anyer

Pantai

32

Pantai Karang Jago

Ds. Bulakan Kec. Cinangka

Pantai

33

Pantai Nelayan

Ds. Bulakan Kec. Cinangka

Pantai

34

Pantai Lontar

Ds. Lontar Kec. Tirtayasa

Pantai

35

Makam Santri

Kec. Bojonegara

Ziarah

Gunung

7

36

Makam Ageng

37

Sultan

Ds. Tirtayasa Kec. Tirtayasa

Ziarah

Makam Surya Manggala

Ds. Kopo Kec. Kopo

Ziarah

38

Masjid Kuno SyechNawawi

Ds.Tanara kec. Tanara

Sejarah

39

Makam Syech Ny. Raras

Ds. Tanara Kec. Tanara

Ziarah

40

Petilasan Syech Nawawi Albantani

Ds. Tanara Kec. Tanara

Ziarah

41

Makam Nyi Mas Gamparan

Ds. Tanjung Sari Kec. Pabuaran

Ziarah

42

Sumur Tujuhbelas

Ds. Lebakwana Kec. Kramatwatu

Ziarah

43

Desa Wisata Mander

Desa Mander Kec. Bandung

Desa Wisata

44

Desa Sukamanah

Ds. Sukamanah Kecamatan Padarincang

Desa Wisata

45

Desa Bandulu

Ds. Bandulu Kec. Anyer

Desa Wisata

46

Taman Rekreasi pemancingan Wulandira

Jl Raya Serang Cilegon Kec. Kramatwatu

Agrowisata

47

Perkebunan Rakyat Padarincang

Kec. Padarincang

Agrowisata

48

Wisata Bahari Pantai selat Sunda

Kec. Anyar dan Kec. Cinangka

Pantai

49

Curug Cigumawang

Jl. Raya Cinangka Kec. Cinangka

Curug

50

Curug Kotak

Ds. Kadu Beureum Kec.Padarincang

Curug

51

Panenjoan

Kec. Gunung Sari

Wisata Alam

52

Curug Sawon

Kec. Ciomas

Curug

8

53

Curug Sawer

Ds. Ujung Tebu kec. Ciomas

Curug

54

Curug Lawang

Ds. Cikolelet kec.Cinangka

Curug

55

Curug Cihujan

Ds. Kemasan Kec Cinangka

Curug

56

Curug Betung

Jl Raya CingangkaKec. Cinangka

Curug

57

Curug Goong

Jl Raya CingangkaKec. Cinangka

Curug

58

Goa Cilayang

Kec. Cikeusal

Wisata Alam

59

Bukit Hijau

Kec. Mancak

Wisata Alam

60

Lembah Hijau

Kec. Anyer

Wisata Alam

61

Situs butan Pemancingan Domas

Kec. Pontang

Situs/Situ

62

Taman Rekreasi Situs Tasikardi

Ds. Ciangsana Kec. Kramatwatu

Situs/Situ

63

Situ Blungun

Kec. Kragilan

Situs/Situ

64

Situ Tarate

Kec. Cikande

Situs/Situ

65

Situ Ciherang

Kec. Bandung

Situs/Situ

66

Kerajinan Tas

Ds. Kadu Genep Kec Petir

Kerajinan

67

Sentra Gerabah

Pasar Dukuh KecamatanCiruas

Kerajinan

68

Sentra Golok Ciomas

Desa Citaman Kec. Ciruas

Kerajinan

69

Kayu Fosil

Kec. Cikande

Kerajinan

70

Kawah Naga

Ds. Sindang Kerta Kec. Anyer

Mata Air Panas

71

Kerajinan Boboko

Kec. Anyer

Kerajinan

72

Kerajinan Kulit

Kec. Carenang, Cikande, Cinangka

Kerajinan

9

73

Gunung Pinang

Jl. Raya Serang-Cilegon

Gunung

74

Pulau Dua / Pulau Burung

Kec. Bojonegara

Cagar Alam

75

Rawa Dano

Kecamatan Padarincang

Cagar Alam

76

Batu Patapan

Desa Nagara Kec. Kibin

Purbakala

77

Bendungan Sungai Pamaraian

Ds.Bendungan Kec. Pamarayan

Irigasi

78

Mata Air Cirahab

Ds. Cisaat Kec. Padarincang

Mata Air Gunung

79

Air Panas Batu Kuwung

Ds. Batu Kuwung Kec. Padarincang

Mata Air Panas

(Sumber: Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, 2016) Dari data objek wisata tersebut terbukti bahwa Kabupaten Serang ini merupakan tempat yang kaya akan objek-objek wisata yang harus dikelola dengan optimal agar potensinya mampu meningkatkan pendapatan daerah. dalam pengelolaan pariwisata di Kabupaten Serang ini Pemerintah daerah memberikan wewenang dan tanggung jawab kepada Dinas yang berkaitan yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang mempunyai kewajiban melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kabupaten Serang dan bertanggungjawab

kepada

Bupati,

untuk

mempertanggungjawabkan

penyelnggaraan pemerintah di lingkungan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang serta wajib menyusun Rencana Strategis sebagai dasar pelaksanaan pembangunan di daerah dalam kerangka waktu jangka

10

menengah (Lima Tahun) yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Serang. Rencana Strategis Disparpora dalam kurun Tahun 2011 – 2015

dalam

melaksanakan pembangunan di Bidang Kepariwisataan, Kepemudaan dan Olahraga sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kegiatan

pembangunan

kepariwisataan,

sebagaimana

halnya

pembangunan di sektor lainnya, pada hakekatnya melibatkan peran dari seluruh pemangku kepentingan yang ada dan terkait. Pemangku kepentingan yang dimaksud meliputi 3 (tiga) pihak yaitu: Pemerintah, Swasta dan Masyarakat, dengan segenap peran dan fungsinya masing-masing, yakni : Pemerintah sesuai dengan tugas dan kewenangannya menjalankan peran dan fungsinya sebagai fasilitator dan pembuat peraturan (Regulator) serta mengawasi dalam kegiatan pembangunan kepariwisataan. Kalangan Swasta (Pelaku usaha/ industri pariwisata) dengan sumber daya, modal dan jejaring yang dimilikinya menjalankan peran dan fungsinya sebagai pengembang dan atau pelaksana pembangunan kegiatan kepariwisataan. Masyarakat dengan sumber daya yang dimiliki, baik berupa adat, tradisi dan budaya serta kapasitasnya, berperan sebagai tuan rumah dan juga sekaligus memiliki kesempatan sebagai pelaku pengembangan kepariwisataan sesuai kemampuan yang dimilikinya. Dalam penelitian ini peneliti memilih objek wisata Situs Tasikardi sebagai lokasi penelitian karena dari sejarahnya yang menarik yaitu Situs Tasikardi ini dibuat pada masa kesultana Maulana Yusuf yang pada saat itu keadaan air bersih di Banten Lama sangat sulit untuk di dapat karena pada saat itu keadaan

11

air di kawasan keraton dan sekitarnya keruh dan rasanya payau, maka dari itu dibuatlah Situs Tasikardi untuk menyimpan pasokan air bersih untuk kelangsungan hidup warga keraton dan sekitarnya, dibuatnya Situs Tasikardi ini merupakan pencapaian yang gemilang, Selain itu Situs Tasikardi ini digunakan sebagai tempat peristirahatan raja-raja keraton, pada saat ini Situs Tasikardi digunakan sebagai tempat wisata bersejarah yang dikelola oleh Dinas Pemuda

Olahraga

dan

Pariwisata

Kabupaten

Serang

yang

mampu

menghasilkan pendapatan daerah bagi Kabupaten Serang apabila dikelola dengan maksimal dan serius, namun kenyatannya Situs Tasikardi ini tidak mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun. Tasikardi adalah danau buatan dengan satu pulau kecil di tengahnya yang dibangun oleh Sultan Malana Yusuf (1570-1580) awalnya diperuntukan bagi ibundanya untuk bertafakur mendekatkan diri kepada Allah. Dalam Babad Banten diceritakan, salah seorang sultan Banten yang sering mengunjungi Tasikardi adalah Sultan Abdul Mufakhir Muhammad Abdulkadir (1596-1651) dan ibundanya Nyai Gede. Ketika ibundanya meninggal, sultan memerintahkan membuat taman untuk menjangan-menjangan, sapi-sapi betina dan jantan di Tasikardi, biasanya setelah ziarah di makam ibundanya di Kenari, ia selalu menyempatkan diri pergi ke danau ini. Pada tahun 1706 sultan Banten menerima seorang tamu Belanda Cornelis de Bruin di tempat ini. Danau Tasikardi tidak hanya berfungsi sebagai tempat peristirahatan dan rekreasi raja dan keluarganya, tetapi danau ang memlik luas awal sekita 6,5 ha

12

dikembangkan menjadi waduk untuk memasok air bersih ke Keraton Surosowan air danau ini dialirkan melalui pipa-pipa terakota dan dijernihkan didalam 3 bangunan khusus yang disebut pengindelan abang, pengindelan putih, dan pengindelan emas. Disamping untuk keperluan air bersih didalam Keraton Surosowan air Danau Tasikardi yang sumbernya dari sungai Cibanten juga dipakai untuk mengairi sawah-sawah disekitarnya. Pada masa Kesultanan Banten kawasan Banten Lama memilki air tanah yang kurang layak konsumsi untuk memperoleh air bersih beberapa teknologi diterapkan. Keperluan air bersih didalam keraton surosowan disuplai dari danau Tasikardi. Air yang sebelumnya keruh dan kotor

terlebih dahulu

dijernihkan dengan menggunakan teknik penyaringan yang khas dan komplek yang disebut pengindelan, yaitu bangunan berbentuk bungker yang berfungsi sebagai penyaring air. Teknik yang dipakai adalah penjernihan air dibangunan pengindelan dengan mengedepankan air dan menyaringnya menggunakan saringan pasir dan ijuk.Agar air yang disaing hasilnya bai, maka digunakan tiga penyaringan yaitu pengindelan abang, pengindelan putih dan pengndelan emas.Secara sederhana teknologi ini memanfaatkan sifat air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Situs Tasikardi terletak di Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di Kabupaten Serang, Pemerintah

Daerah

selaku

pihak

yang

membuat

kebijakan

dengan

diberlakukannya retribusi bagi setiap wisatawan yang ada berkunjung ke objek

13

wisata, maka pemerintah daerah juga harus memperhatikan keinginan dan kebutuhan para wisatawan seperti fasilitas yang baik, infrastruktur yang memadai serta sarana dan prasarana. Objek Wisata Situs Tasikardi mempunyai daya tarik tersendiri, Situs Tasikardi ini memiliki nilai-nilai bersejarah pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf selain itu Situs ini memiliki potensi yang besar untuk dijadikan sumber pendapatan daerah Kota Serang apabila dapat dikelola dengan baik, selain berekreasi masyarakat dapat mempelajari nilai-nilai budaya dan sejarah peninggalan jaman dahulu selain itu juga memiliki suasana yang sejuk, wisata ini juga bisa dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat, dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Situs Tasikardi ini termasuk kedalm cagar budaya. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan Cagar Budaya melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

14

Situs Tasikardi merupakan Objek Wisata yang berpotensi besar untuk pendapatan daerah apabila dikelola dengan optimal. Berdasarkan laporan realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang periode 1 Januari-31 Desember 2015-2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs Tasikardi sebagai berikut: Tabel 1.2 Data realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang Tahun 2013-2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs Tasikardi No

Bulan

2013

2014

2015

2016

1

Januari

-

Rp. 3.660.000

Rp. 5.688.000

Rp. 4.000.000

2

Februari

-

Rp. 4.050.000

Rp. 3.919.000

Rp. 3.590.000

3

Maret

-

Rp. 3.420.000

Rp. 4.331.500

Rp. 3.750.000

4

April

Rp. 5.740.000

Rp. 4.740.000

Rp.4.159.000

Rp. 3.190.000

5

Mei

Rp. 4.790.000

Rp. 3.970.000

Rp.4.834.000

Rp. 5.090.000

6

Juni

Rp. 3.260.000

Rp. 4.340.000

Rp.4.210.000

Rp.1.270.000

7

Juli

Rp. 2.150.000

Rp. 280.000

Rp.9.060.000

Rp.14.510.000

8

Agustus

Rp. 4.020.000

Rp.14.140.000

Rp.5.810.000

Rp. 5.470.000

9

September

Rp. 2.410.000

Rp. 3.600.000

Rp.4.630.000

Rp.5.440.000

10

Oktober

Rp. 1.850.000

Rp. 4.340.000

Rp.4.060.000

Rp. 4.830.000

11

November

Rp. 2.990.000

Rp. 3.820.000

Rp.4.310.000

Rp. 5.830.000

12

Desember

Rp. 2.570.000

Rp. 4.840.000

Rp. 3.830.000

Rp. 7.590.000

Rp. 29.780.000

Rp.55.200.000

Rp.58.841.500 Rp.64.110.000

Jumlah

15

(Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serang: Laporan realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang 2015-2016) Dari tabel tersebut menunjukan bahwa pendapatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan tarif tiket dari tahun 2013 sampai 2016 yang tidak ada kenaikan yaitu menurut keputusan Bupati Serang nomor 556/995/Pe berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2011 tentang jasa usaha tarif retribusi tempat rekreasi dan olahraga tiket masuk tarif retribusi yaitu tarif perorangan untuk dewasa Rp. 2.500 (Dua ribu lima ratus rupiah) dan untuk anak-anak yaitu Rp. 1.500 (Seribu lima ratus rupiah) sedangkan untuk kendaraan roda empat Rp. 20.000 (Dua puluh ribu rupiah) dan untuk kendaraan roda dua Rp 10.000 (Sepuluh ribu rupiah). Dari hasil observasi awal dan hasil wawancara, tempat wisata objek wisata Situs Tasikardi ini lebih ramai dikunjungi di hari sabtu dan minggu, pendapatan di hari tersebut biasanya bisa mencapai sampai Rp. 1.500.000, sedangkan di hari biasa biasanya hanya mencapai Rp. 200.000250.000. Pendapatan dalam tabel diatas tidak termasuk dalam pendapatan dari wahana yang ada di Situs Tasikardi. Berikut ini adalah data pengunjung Situs Tasikardi pada tahun 2013 sampai 2016 :

16

Tabel 1.3 Data Pengunjung Situs Tasikardi Tahun 2013-2016 No

Bulan

2013

2014

2015

2016

1

Januari

-

214

1.182

1.364

2

Februari

-

696

624

1.248

3

Maret

-

1.494

567

977

4

April

1.111

1.083

820

1051

5

Mei

1.030

1.257

1.000

1911

6

Juni

870

998

951

561

7

Juli

720

350

6.480

7.713

8

Agustus

460

1.438

1.320

1.814

9

September

430

539

1.423

2.172

10

Oktober

208

890

1.109

1.502

11

November

419

814

703

927

12

Desember

394

1.021

2.177

1.751

17.656

22.991

Jumlah 5.462 10.794 Pengunjung (Sumber : Pihak Pengelola Situs Tasikardi 2016) 13

Dilihat dari tabel di atas bisa disimpulkan bahwa dalam jumlah pengunjung setiap tahunnya selalu bertambah . Di Objek Wisata Situs Tasikardi awalnya dikelola oleh pihak swasta, namun dalam pengelolaannya tidak menghasilkan perkembangan yang diharapkan, dalam beberapa tahun mengalami penurunan dalam jumlah pengunjungnya, dan pada tahun 2012 Situs Tasikardi sempat ditutup dikarenakan ada pemindahan tanggungjawab

17

pengelolaan dari pihak swasta ke Pemerintahan Daerah. dengan pemindahan tanggungjawab pengelolaan ini diharapkan bisa lebih baik dari sebelumnya, dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang memberikan wewenang kepada masyarakat setempat untuk ikut mengelola Situs Tasikardi Dari masyarakat sendiri, yang diberikan tugas untuk mengelola Situs Tasikardi terdapat 8 Orang yaitu diketuai oleh bapak Z. Abdul Muis, dan anggotanya yaitu Bapak Arsyad, Kholil, Saepudin, Safuri, Syafei, Taufik, dan Mahdum Bahar. (hasil wawancara dengan bapak Z. Abdul Muis tanggal 16 November 2016 di Mushola Situs Tasikardi) Sedangkan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang Sebagai pelaksana Urusan Pemerintah Daerah

yang harus memberikan

pelayanan dibidang pariwisata yang meliputi bina destinasi dan sarana pariwisata, pemasaran dan kemitraan jasa pariwisata, dengan mengedepankan berbagai kegiatan serta bertindak sebagai fasilitator, mediator dan negosiator, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi pokok yang sudah ditentukan. Selain terdapat Situs dan peninggalan sejarah, yang bisa dinikmati di Objek Wisata Situs Tasikardi ini yaitu wahana permainan pendukung yang disediakan oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga kabupaten Serang yaitu becak mini sebanyak 14 buah dengan biaya operasional Rp 10.000 per 15 menit, perahu karet 1 buah dengan biaya operasional Rp 5000 per orang, dan bebek-bebekan sebanyak 11 buah dengan biaya operasional Rp. 10.000 per 15 menit dimana wahana bebek-bebekan ini yang masih beroprasi sebanyak 4

18

buah, sisanya tidak bisa beroprasi karena rusak. Berikut ini adalah gambar wahana yang masih beroprasi dan tidak beroprasi:

Dalam

pengelolaannya

masih

ditemukan

kendala-kendala

yang

menghambat proses berjalannya Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Berdasarkan observasi awal peneliti dan wawancara pendahuluan ditemukan beberapa masalah dan kendala-kendala yang terkait dengan manajemen pengelolaan Situs Tasikardi Oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga: Pertama, mengenai pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal.Pengawasan yang belum maksimal ini berdasarkan dari hasil wawancara dengan ibu Marisca Theresia, SE, MM selaku Kasi Promosi Pariwisata di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang pada tanggal 26 Oktober 2016. Beliau mengatakan bahwa masih rendahnya sadar wisata bagi masyarakat setempat dalam menjaga, mengkontribusikan dan melestarikan lingkungannya, masih adanya masyarakat dan pengunjung yang membuang sampah di lingkungan sekitar, membiarkan sampah-sampah berserakan, tidak menjaga kebersihan dan kelestarian dari objek wisata Situs

19

tasikardi tersebut. Selain itu dari hasil wawancara dengan bapak M. Luthfi Yonas sebagai pelaksana bagian pariwisata di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang mengatakan bahwa masyarakat setempat masih sering ditemukan masuk objek wisata Situs Tasikardi bukan dari pintu masuk, melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar yang ada di bagian belakang tempat objek wisata Situs Tasikardi. Kedua, Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, hal ini dikarenakan dari Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang belum memaksimalkan penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs Tasikardi, selain itu kendala yang dialami dalam promosi ini yaitu kurangnya daya tarik dari Situs Tasikardi baik dari wahana tambahan dan dari kurangnya kebersihan dan ketertiban di objek wisata Situs Tasikardi. Ketiga, pengelolaan terhadap perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan bapak Syafei yaitu salah satu pihak pengelola dari masyarakat setempat sekaligus penjaga pintu masuk Tasikardi, beliau mengatakan bahwa wahana permainan bebek-bebekan dari 11 bebek-bebekan yang sudah difasilitasi oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, yang beroprasi dan bisa digunakan hanya 4 bebek-bebekan, dan sisanya tidak bisa digunakan lagi karena rusak. selain itu dari hasil observasi peneliti melihat bahwa saung-saung yang ada di Objek Wisata Situs Tasikardi sudah tidak layak digunakan karena hampir roboh,

20

mushola yang tersedia pun sudah mulai kusam dan terlihat kurang terawat, dan di Situs Tasikardi ini belum tersedianya lapangan parkir. Keempat, Tata kelola Situs Tasikardi yang belum Tertib.Dari

hasil

observasi peneliti, di Objek Wisata Situs Tasikardi masih banyak penjual yang tidak beraturan yaitu di area jalan wisata Tasikardi dimana jalan tersebut seharusnya digunakan pengunjung untuk menikmati keindahan wisata Tasikardi tetapi disini dipakai untuk berjualan. Selain itu karena tidak tersedianya lahan parkir, sehingga masih banyak pengunjung yang parkir tidak beraturan, hal tersebut dapat mengganggu wisatawan lainnya dan mengurangi keindahan tempat wisata. Mengingat betapa pentingnya peran Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dalam berlangsungnya aktivitas pengelolaan daerah wisata di Kabupaten serang dan berdasarkan masalah-masalah yang sudah dijelaskan maka penulis menentukan judul dalam penelitian ini yaitu mengenai “Manajemen Pengelolaan Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang”

1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah yang hendak diteliti yakni : 1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena sebagian masyarakat setempat masih ada yang masuk objek wisata

21

Situs Tasikardi bukan dari pintu utama, melainkan masuk dari bagian lain dan merusak pagar-pagar yang ada di sekitarnya. 2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang belum memaksimalkan penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs Tasikardi 3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal. Karena masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak diperbaiki serta tidak tersedianya lapangan parkir. 4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih terjadi parkir yang tidak rapi. 1.3 Batasan Masalah Dari latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya. Diperlukan

pembatasan

masalah

dalam

penelitian

ini

guna

untuk

mempersempit masalah yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diketahui masalah yang ditemukan pada observasi awal yang terkait dengan manajemen pengelolaan

22

yaitu yang sudah dituliskan dalam identifikasi masalah maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang sudah dipaparkan, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Manajemen Pengelolaan Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan pengetahuan karena akan memperkaya pengetahuan dalam dunia akademis khususnya ilmu Adminstrasi Negara, terutama yang berkaitan dengan Manajemen . 2. Secara Praktis Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti selama mengikuti pendidikan di Program Studi Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng

23

Tirtayasa hingga saat ini.Selain itu, karya peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan refrensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan penelitian ini yang berujuan untuk memudahkan dalam memahami secara keseluruhan isi dari penyusunan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang yang menerangkan secara jelas mengenai ruang lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif (dari umum ke khusus). Kemudian bab ini membahas tentang identifikasi masalah untuk mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah penelitian. Pembatasan dan perumusan masalah ditetapkan sebagai fokus dari penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil penelitian yang diharapkan dalam tujuan penelitian. Dan selanjutnya, bab ini juga membahas mengenai manfaat penelitian, baik manfaat teoritis dan praktis yang berguna bagi peneliti, pembaca, dan instansi terkait. Serta sistematika penulisan yang digunakan untuk mempermudah pembaca mengetahui isi dari penelitian secara keseluruhan. BAB II DESKRIPSI TEORI

24

Bab ini akan membahas mengenai teori-teori relevan yang digunakan untuk mengkaji permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu dipaparkan sebagai bahan perbandingan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya, sehingga dapat diketahuikesamaan atau perbedaan dari masing-masing penelitian yang dilakukan.Selanjutnya, kerangka teori menggambarkan alur penelitian yang dikaji dengan teori yang relevan dalam penelitian, sehingga peneliti dapat merumuskan kesimpulan penelitian sementara. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian yang digunakan.Ruang

lingkup

penelitian

dan

lokasi

dilakukannya

penelitian.Definisi variabel penelitian yang menjelaskan mengenai variabel penelitian itu sendiri. Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan data. Informan penelitian menjelaskan orang-orang yang terkait dengan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian.Teknik pengolahan dan uji keabsahan data yang menjelaskan tentang teknik dan rasionalisasinya.Serta tentang jadwal yang memaparkan waktu penelitian ini dilakukan. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini terdiri dari deskripsi obyek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara jelas.Kemudian terdapat deskripsi data dari hasil penelitian yang diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang

25

relevan

sebagaimana

dengan

penggunaan

teori

dalam

penelitian

ini.Selanjutnya data yang sudah dianalisis, peneliti uji validitas dengan menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan.Kemudian melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap persoalan dan pada akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan berbagai keterbatasan pelaksanaan penelitian, terutama untuk penelitian eksperimen dan ketebatasan ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap penelitian lebih lanjut dalam bidang yang menjadi obyek penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini menjelaskan secara jelas mengenai jawaban dari tujuan penelitian.Kesimpulan dibuat dari hasil penelitian yang dilakukan secara singkat, jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.Selanjutnya, peneliti memberikan saran yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti secara praktis agar dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori Dalam melakukan penelitian, peran teori sangat penting sebagai dasar atau landasan dalam suatu penelitian/riset. Karena tanpa landasan teori maka penelitian akan berujung pada kesalahan atau sering disebut dengan istilah trial error. Dengan adanya landasan teori ini maka memberikan ciri bahwa penelitian itu merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data. seperti sugiyono (2002;200) mengatakan bahwa “landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan variable yang akan diteliti serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang digunakan. Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang mendukung masalah penelitian ini yang mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang. 2.1.1 Pengertian Manajemen (Pengelolaan) Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu

26

27

kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”, sedangkan pelaksanaannya disebut manager atau pengelola.Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba.Ia

berusaha

untuk mencapai hasil-hasil

tertentu,

yang biasanya

diungkapkan dengan istilah-istilah “objective” atau hal-hal yang nyata usahausaha kelompok itu memberi sumbangannnya kepada pencapaian-pencapaian khusus itu. Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata, karena ia tidak dapat dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya “output” atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik (Terry dan Rue 2009:1) Dalam Terry dan Rue (2009:5) ada beberapa pendekatan utama dalam manajemen, antara lain: a. Proses Pendekatan Operasional Manajemen dianalisa dari sudut pandang apa yang diperbuat seorang manajer untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer. Kegiatan-kegiatan itu atau fungsi-fungsi dasar kedalam mana para manajer terlibat, membentuk suatu proses yang dinamakan proses manajemen. Pendekatan proses itu memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi dasar manajemen. Proses pendekatan itu banyak digunakan, karena ia sangat menolong dalam mengembangkan pemikiran manajemen dan membantu menentukan bentuk manajemen dalam ketentuanketentuan yang mudah dipahami. b. Pendekatan Sistem Sosial Para pendukung pendekatan ini manajemen sebagai suatu sistem sosial, atau dengan perkataan lain, sebagai suatu sistem interelasi budaya.Ia berorientasi

28

secara sosiologis, berurusan dengan berbagai kelompok sosial dan hubunganhubungan budayanya serta berusaha menyatukan kelompok-kelompok ini ke dalam suatu sistem sosial. Suatu organisasi dianggap sebagai sebuah organisme sosial,

takluk

kepada

segala

pertentangan

dan

interaksi

para

anggotanya.Pendekatan ini memperhitungkan kelahiran, manfaat dan fungsi suatu “organisasi informal”, yang dianggap tumbuh menjadi sesuatu, terutama sekali sebagai akibat kekuatan-kekuatan sosial.Ia juga memperhitungkan pertimbanganpertimbangan etika, pengaruh masyarakat, serikat-serikat kerja dan pemerintah. Hasil bersih dari pendekatan sistem sosial adalah terbatasnya kekuatan paham sosiologis ke dalam penelitian dan teori manajemen. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi manajemen itu tadi. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan 2009:1). Dalam Hasibuan (2009:2) Pengertian manajemen menurut para ahli antara lain: Menurut Sikula Andrew F. Sikula: “Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service”. (manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian,

pengendalian,

penempatan,

pengarahan,

pemotivasian,

29

komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien). Menurut G.R Terry: “Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”. (manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya). Menurut Leiper dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80) Pengelolaan (manajemen) merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsifungsi yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut: Planning, Directing, Organizing, Controlling. Sedangkan Drucker mengartikan manajemen sebagai berikut: “….. the specific tool, the specific function, the specific instrument to make institutions capable of producing results… the critical functions in tourism management are planning, coordination and control” Follet dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80) menekankan bahwa koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan dan memerlukan pembahasan tersendiri. Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi seorang manajer untuk menerjemahkan sebuah informasi, seperti perencanaan dan

30

pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut secara sistematis ke dalam semua fungsi manajerial yang diterjemahkan secara nyata dalam kegiatan pengarahan (directing), perencanaan (planning), dan pengawasan (controlling) Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orangorang yang akan dikelola. ditingkat individual, orang akan mulai mengatur hidupnya begitu ia bisa mandiri. Di tingkat sosial, subjek manajemen adalah organisasi yang merupakan: “…grouping of people working in a prescribed or structured fashion towards predetermined ends… management involves the conscious integration of organizational activity to achieve chosen ends” (Thompson dan Thompson dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:80) Berdasarkan beberapa definisi para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen adalah serangkaian proses, mulai

dari

tahap perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sehingga sampai pada tahap pengendalian yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga organisasi atau perusahaan tersebut mendapatkan target, sasaran ataupun tujuan yang telah ditetapkan didalam organisasi atau perusahaan tersebut. Didalam penelitian ini manajemen yang dimaksud yaitu manajemen Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang dalam mengelola Objek Wisata Situs Tasikardi. 2.1.2 Pentingnya Manajemen Dalam Hasibuan (2009:3), pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan

31

pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini, maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai. Dalam Hasibuan (2009:3) pada dasarnya manajemen itu penting, sebab: 1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya. 2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik. 3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki. 4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan. 5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan men, money, methods, machine, materials, market (6M) dalam proses manajemen tersebut. 6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan. 7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur. 8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan. 9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang. Dari uraian diatas penulis menyimpukan bahwa manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur dan mengelola semua organisasi kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan

32

serasi, dan perencanaan, pengorganisasian, pengaturan akan lebih terarah mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Begitu pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati dan menerapkannya agar tercapainya suatu tujuan yang lebih baik. 2.1.3 Fungsi dan Tujuan Manajemen Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai.Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhankebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu. (Hasibuan, 2009:17). Fungsi - Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Hasibuan (2009: 40) adalah sebagai berikut: 1) Fungsi perencanaan Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan dimana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya. 2) Fungsi pengorganisasian Fungsi pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar

33

kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama. 3) Fungsi pengarahan Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang mengatur tindakantindakan agar betul-betul dilaksanakan.Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintahperintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintahperintah tersebut. 4) Fungsi pengkoordinasian Suatu usaha yang terkoordinir ialah dimana kegiatan karyawan itu harmonis,

terarah

dan

diintegrasikan

menuju

tujuan-tujuan

bersama.Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan dalam organisasi agar diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. 5) Fungsi pengawasan Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana.Sehingga pengawasan membawa kita pada fungsi perencanaan.Semakin jelas, lengkap serta terkoordinir rencana-rencana tersebut maka manajemen yang dilakukan dikatakan baik. Menurut Luther Gulick dalam Handoko (2003:11) mendefinisikan bahwa manajemen sebagai berikut: “suatu bidang ilmu pengetahuan

34

(Science) yang berusaha secara sistematis untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi manusia” Secara sederhana fungsi-fungsi manajemen menurut Luther Gulick yang terkenal dengan akronim POSDCORB, adalah: 1) Pererncanaan (Planning), adalah perincian dalam garis besar untuk memudahkan pelaksanaannya dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan maksud/tujuan badan usaha itu. 2) Pengorganisasian (Organizing), menetapkan struktur formal dari pada kewenangan dimana pekerjaan dibagi-bagi sedemikian rupa, ditentukan dan dikoordinasikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3) Penyusunan Pegawai (Staffing), keseluruhan fungsi dari pada kepegawaian sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan memelihara situasi pekerjaan yang menyenangkan. 4) Pembinaan Kerja (Directing), tugas yang terus menerus di dalam pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus/umum dan instruksi-instruksi dan bertindak sebagai pemimpin dalam suatu badan usaha/organisasi. 5) Pengkoordinasian

(Coordinating),

kewajiban

yang

penting

untuk

menghubungkan berbagai kegiatan dari pada pekerjaan. 6) Pelaporan (reporting), pimpinan yang bertanggung jawab harus selalu mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan maupun bawahannya melalui catatan, penelitian maupun inspeksi.

35

7) Penganggaran (Budgeting), semua kegiatan akan berjalan dengan baik bila disertai dengan usaha dalam bentuk rencana anggaran, perhitungan anggaran dan pengawasan anggaran. Fungsi manajemen menurut Terry dalam Handayaningrat (1990:25) yang dikenal dengan POAC yaitu: 1) Perencanaan (Planning), adalah suatu pemilihan yang berhubungan dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-asumsi yang berhubungan dengan waktu yang akan datang (future) dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan dengan penuh keyakinan untuk tercapainya hasil yang dikehendaki. 2) Pengorganisasian (organizing), adalah menentukan, mengelompokkan dan pengatur berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian tujuan, penugasan orang-orang dalam kegiatan ini, dengan menetapkan faktorfaktor lingkungan fisik yang sesuai dan menunjukan hubungan kewenangan yang dilimpahkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. 3) Penggerakan Pelaksanaan (Actuating), merupkan usaha agar semua anggota kelompok suka melaksanakan tercapainya tujuan dengan kesadaranmya dan berpedoman pada perencanaan (Planing) dan usaha pengorganisasian. 4) Pengawasan (Controlling), merupakan proses penentuan apa yang harus diselesaikan yaitu, pelaksanaan, penilaian pelaksanaan, bila perlu melakukan tindakan korektif agar supaya pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana yaitu sesuai dengan standar.

36

Dari definisi fungsi manajemen menurut para ahli yang sudah dipaparkan tersebut, bahwa dalam pelaksanaan manajemen terdapat proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, penyusunan pegawai, pembinan kerja, penganggaran, dan pengawasan. Dimana fungsi-fungsi tersebut bertujuan untuk tercapaiya tujuan yang sudah dientukan. 2.1.4 Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata Pengelolaan

pariwisata

haruslah

mengacu

pada

prinsip-prinsip

pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut: 1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan. 2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumberdaya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata. 3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya lokal. 4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan lokal. 5. Memberikan

dukungan

dan

legitimasi

pada

pembangunan

dan

pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi

37

sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika melampaui ambang batas (carrying capacity) lingkungan alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) ini yang nantinya akan dijadikan teori yang digunakan dalam penelitian ini, karena danggap lebih tepat dalam menjawab atas masalah-masalah yang ada dalam penelitian yang berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. 2.1.5 Konsep Dasar Kepariwisataan 2.1.5.1 Pengertian Kepariwisataan Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Undang – undang nomor 10 Tahun 2009), artinya semua kegiatan dan urusan yang kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pengawasan pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat. Yoeti (1996 : 104) menyatakan kepariwisataan adalah suatu sistem yang mengikutsertakan berbagai pihak dalam keterpaduan kaitan fungsional yang serasi, yang mendorong berlangsungnya dinamika fenomena mobilitas manusia tua – muda, pria wanita, ekonomi kuat – lemah, sebagai pendukung suatu tempat untuk melakukan perjalanan sementara waktu secara sendiri

38

atau berkelompok, menuju tempat lain di dalam negeri atau di luar negeri dengan menggunakan transportasi darat, laut dan udara. Hunziker dan Kraff (Pendit, 1995:40) menyatakan kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang dengan maksud memperoleh pelayanan yang diperuntukan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga – lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut. Menurut Undang – undang No. 10 Tahun 2009, menyebutkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek wisata dan daya Tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di bidang tersebut (Pasa 1 Ayat (3) UU No. 10/2009). Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Pasal 1 Ayat (4) UU No. 10/2009). Menurut

Cupta

dalam

Partono

(2002:13)

mendefinisikan

“Pariwisata adalah gabungan hubungan yang timbul interaksi wisatawan, bisnis, pemerinah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta pengujung lainnya”. 2.1.5.2 Pengertian Wisata Dalam Undang – undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menyebutkan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Jadi pengertian wisata mengandung unsur sementara dan perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek atau daya tarik wisata.Unsur

39

yang terpenting dalam kegiatan wisata adalah tidak bertujuan mencari nafkah, tetapi apabila di sela – sela kegiatan mencari nafkah itu juga secara khusus dilakukan kegiatan wisata, bagian dari kegiatan tersebut dapat dianggap sebagai kegiatan wisata. Menurut Heriawan 2004 wisata adalah suatu kegiatan yang bersifat bersenang-senang (leisure) yang ditandai dengan mengeluarkan uang atau melakukan kegiatan yang sifatnya konsumtif. Menurut Gamal 2004 wisata adalah suatu proses bepergian yang bersifat sementara yang dilakuka seseoang untuk menuju tempat lain di luar tempat tingalnya. Motif kepergiannya tersebut bisa karena kepentingan ekonomi, kesehatan, agama, budaya, sosial, politik, dan kepentingan lainnya. 2.1.5.3 Pengertian Pariwisata Undang – undang Nomor 10 Tahun 2009 menyebutkan pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata, dengan demikian pariwisata meliputi : 1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata. 2. Pengusahaan obyek dan daya tarik wisata seperti : kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat atau bersifat alamiah ; keindahan alam, gunung berapi, Situs, pantai.

40

3. Pengusaha jasa dan sarana pariwisata yaitu : usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata), sarana usaha pariwisata yang teridiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata. Selanjutnya Mathieson dan Wall dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) mengatakan bahwa pariwisata mencakup tiga elemen utama,yaitu: 1. A dynamic element, yaitu travel ke suatu destinasi wisata 2. A static element, yaitu singgah di daerah tujuan, dan 3. A consequential element, atau akibat dari dua hal diatas (khusunya terhadap masyarakat lokal) yang meliputi dampak ekonomi, sosial dan fisik dari adanya kontak dengan wisatawan. Dari uraian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa kepariwisataan merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti yang terdapat di Situs Tasikardi ini ialah peninggalansejarah, pemandangan alam yang indah, iklim yang sejuk karena banyak ditumbuhi pepohonan, dan merupakan tempat rekreasi yang bisa dikunjungi bersama keluarga pada saat liburan. Kemudian wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau

41

mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.Dan pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dengan tujuan liburan atau rekreasi. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian. Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang” peneliti mengambil dua penelitian sebelumnya sebagai pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian pertama diambil dari skripsi berjudul “Manajemen Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh Mansyur Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten” yang dilakukan oleh Dwi Mayang Sari tahun 2014 di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Administrasi Negara. Fokus penelitian ini mengenai pengelolaan situs batu goong dan komplek Syekh Mansyur oleh dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Pandeglang dengan menggunakan teori Luther Gullick, metode penelitiannya yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian penulis diatas yaitu dalam skripsi ini membahas bagaimana Manajemen Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh Mansyur yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

42

Pandeglang.Hal ini dilatarbelakangi karena dalam pengelolaannya belum dilakukan dengan baik dan masih perlu pembenahan dalam berbagai aspek.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Manajemen Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh Mansyur yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang. Persamaan penelitian ini yaitu membahas mengenai objek wisata yang merupakan benda cagar budaya yang menjadi tugas dan fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk melestarikan budaya lokal dan juga sebagai pelaksanaan pengelolaan meliputi dasar-dasar manajemen. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu dalam penelitian ini menggunakan teori dari Luther Gulick dalam Handoko yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, pengkoordinasian, pelaporan dan pengangaran, sedangkan teori yang dipakai oleh peneliti adalah teori Henry Fayol dalam Hasibuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengawasan dan pengarahan. Kedua, skripsi yang berjudul “Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbond Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan ” yang dilakukan oleh Iva Alfina tahun 2013 di Universitas Negri Semarang Fakultas ilmu Sosial dan Politik. Fokus penelitian ini mengenai pengelolaan Fasilitas Outbond Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi dengan menggunakan metode penelitiannya yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

43

Hasil penelitian menunjukan bahwa Objek Wisata Outbond Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan mempunyai manajemen pengelolaan fasilitas yang baik. Hasil penelitian 1) Proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak Manajemen Objek Wisata Outbond Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsi manajemen 2) Manajemen pengorganisasiannya kurang baik karena masih belum tertata dengan rapi 3) Pengawasan yang dilakukan oleh pihak Manajemen Outbond Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsinya. 2.3 Kerangka Berfikir Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peniliti dalam penelitian dan sebagai kelanjutan dari teori memberikan penjelasan dari Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, maka dalam penelitian ini dibuatkan kerangka berfikir. Sehingga dengan adanya kerangka berfikir ini, baik peneliti maupun pembaca mudah memahami dan mengetahui tujuan yang ingin dicapi dari penelitian. Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting.Oleh karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk meneliti masalah untuk membuat kerangka berfikir. Adapun masalah-masalah yang ada terkait Manajemen Pengelolaan Objek WIsata Situs Tasikardi oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang diantaranya:

44

1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena masyarakat setempat masih ditemukan masuk objek wisata Situs tasikardi bukan dari pintu masuk, melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar yang ada disekitarnya. 2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang belum memaksimalkan penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs Tasikardi 3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal. Karena masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak diperbaiki. 4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih terjadi parkir yang tidak rapi. Penelitian ini berjudul “Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi

oleh

Dinas

Pemuda

Olahraga

dan

Pariwisata

Kabupaten

Serang”.Berdasarkan masalah yang ada dalam penelitian ini, maka Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) memberikan teori tentang Prinsipprinsip dasar pengelolaan pariwisata yang didalamnya berisi mengenai 1) Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata. 2) Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya. 3) Pengembangan atraksi wisata tambahan. 4) Pelayanan kepada wisatawan. 5) Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan. Dari teori inilah maka akan diketahui bagaimana Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan

45

Pariwisata Kabupaten Serang, Output yang diharapkan dari penelitian ini adalah promosi dan mengetahui gambaran pelaksanaan manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.

46

Kerangka Berpikir Penelitian MANAJEMEN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SITUS TASIKARDI DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN SERANG

Permasalahan 1. Pengawasan objek wisata Situs Tasikardi yang belum maksimal, karena masyarakat setempat masih ditemukan masuk objek wisata Situs tasikardi bukan dari pintu masuk, melainkan masuk dengan merusak pagar-pagar yang ada disekitarnya. 2. Promosi atau pemasaran yang dilakukan belum optimal, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang belum memaksimalkan penggunaan sistem informasi beserta jejaring sosial, sehingga masih banyak masyarakat yang belum mengetahui objek wisata Situs Tasikardi 3. Perawatan sarana dan prasarana penunjang yang belum maksimal. Karena masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak diperbaiki serta tidak tersedianya lapangan parkir. 4. Tata kelola objek wisata Situs Tasikardi yang belum tertib. Dilihat dari pedagang yang masih berjualan ditempat yang tidak sesuai, dan masih terjadi parkir yang tidak rapi.

Teori yang digunakan yaitu mengenai prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81) 1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata. 2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya. 3. Pengembangan atraksi wisata tambahan 4.Pelayanan kepada wisatawan. 5.Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

PROMOSI DAN GAMBARAN PENGELOLAAN OBJEK WISATA SITUS TASIKARDI OLEH DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN SERANG

47

2.4 Asumsi Dasar Asumsi dasar merupakan suatu anggapan atau suatu dugaan yang diterima sebagai dasar yang dijadikan sebagai landasan berfikir karena dianggap benar.Asumsi yang disimpulkan berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan yang menunjukan adanya berbagai permasalahan yang ada di lapangan. Selain itu juga peneliti menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dengan cara wawancara yang dilakukan dengan informan, dan menemukan berbagai permasalahan yang ada. Berdasarkan masalah-masalah dan kerangka pemikiran di atas, peneliti berasumsi bahwa Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, belum berjalan dengan optimal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian Menurut Sugiono (2010:1), secara umum metode penelitian diartkan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Moleong (2013:6) metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Sedangkan Bog dan Taylor dalam Moleong (2013:4) mendefinisikan, metodologi penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 3.2. Fokus Penelitian Penelitian ini berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Agar penelitian lebih terstruktur dan sistematis, maka ruang lingkup penelitian

48

49

difokuskan pada Manajemen Pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang terhadap Objek Wisata Situs Tasikardi. 3.3. Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi sangat penting dalam rangka mempertanggungjawabkan data yang diambil.Dalam penelitian ini lokasi yang diambil adalah di Kabupaten Serang, khususnya di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, serta di Situs Tasikardi itu Sendiri yang terletak di Kecamatan Kramatwatu di Kabupaten Serang.Alasan mengapa peneliti memilih lokasi tersebut ialah peneliti ingin mempromosikan dan mengetahui gambaran Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. 3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Definisi Konsep Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara penulis dan pembaca. Berikut adalah konsep-konsep yang digunakan : a. Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

50

telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumbersumber lainnya. b. Pariwisata Pariwisata adalahsegala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. c. Prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata Prinsip dasar pengelolaan pariwisata meliputi pembangunan dan pengembangan pariwisata, preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan,

dukungan

dan

legitimasi

pada

pembangunan

dan

pengembangan 3.4.2 Definisi Operasional Berdasarkan definisi konsep serta teori yang digunakan oleh peneliti, maka dalam penelitian ini yaitu menggunakan prinsip dasar pengelolaan pariwisata menurutCox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81).Berikut rincian dari dimensi dan indikator yang digunakan : a) Pembangunan dan pengembangan pariwisata. b) Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya. c) Pengembangan atraksi wisata tambahan. d) Pelayanan kepada wisatawan.

51

e) Dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan. 3.5 Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono, (2013:59) yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Selanjutnya Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013:60) menyatakan : “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil hasil itu semua tidak dapat secara pasti dan jelas sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu - satunya yang dapat mencapainya”. Berdasarkan pernyataan dari para ahli di atas, peneliti menarik garis besar bahwa instrument dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrument utama yang memiliki kewajiban mencari data dan informasi dalam penelitian guna mendapatkan data yang akurat dan relevan dari berbagai sumber yang sedang diteliti. 3.6 Informan Penelitian Pemeilihan informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah berdasarkan pada asas subyek yang menguasai permasalahan, memiliki data, dan bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat.Infroman yang

52

bertindak sebagai sumber data dan informasi harus memenuhi syarat yang telah ditentukan. Penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah informan, tetapi bisa tergantung dari pemilihan informan kunci, dan komplesitas dari keragaman fenomena social yang diteliti.Dengan demikian, informan ditentukan dengan teknik purposive (bertujuan).Penelieti memilih informan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.Kriteria ini harus sesuai dengan topik peneliti.Mereka yang dipilih pun harus dianggap kredibel untuk menjawab masalah penelitian. Walaupun demikian dalam penelitian nanti, tidak menutup kemungkinan peneliti juga akan menggunakan teknik Snowballdisesuaikan dengan kondisi atau situasi yang ada di lapangan. Dalam penelitian yang dilakukan yang akan menjadi informan peneliti adalah Kepala Dinas,Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, Kasi Sarana Usaha Pariwsata,Kasi Kemitraan Usaha Jasa Pariwisata,Kasi Promosi Pariwisata, Kasi Analisa Pasar dan Produk(Key Informan) yang dapat memberi informasi tentang bagaimana pelaksanaan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, kemudian informan pendukung (Second Informan) akan ditentukan untuk memberi petunjuk dan dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Untuk mengetahui informan dalam penelitian ini, berikut adalah uraian informan yang berkaitan dalam penelitian.

53

Tabel 3.1 Sumber Informan Penelitian Kode Informan

I1

I1.1 I1.2

Informan

Keterangan

Instansi Pemerintah 1. Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang 2. Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten

I1.3

Serang 3. Kasi Obyek Wisata dan

I1.4 I1.5

Hiburan UmumKabupaten

I1.6

4. Kasi Sarana Usaha Pariwisata

Serang Kabupaten Serang

I1.7 I1.8

5. Kasi Promosi PariwisataKabupaten Serang 6. Ketua Unit Dokumentasi dan Publikasi BPCB Banten 7. Pengkaji Pelestari Cagar

I1.9

BudayaBPCB Banten 8. Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pariwisata Provinsi Banten 9. Staff di Bagian Industri Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten

Key Informan

54

I2 I2.1

Masyarakat 1. Pengelola objek wisata Situs Tasikardi. 2. Pengunjung. 3. Pedagang di Situs Tasikardi. 4. Masyarakat sekitar Situs Tasikardi

I2.2 I2.3 I2.4

Secondary Informan

(Sumber: Peneliti, 2017) 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara pengumpulan data serta jenis dan sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu: 1. Observasi Menurut moleong (2013:175) observasi (pengamatan) adalah kegiatan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan dan sebagainya.Metode observasi yang digunakan dalam penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, yaitu menggunakan metode observasi non-participant.Dalam hal ini peneliti datang ke lokasi penelitian, namun tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan dari subyek penelitian.Artinya peneliti hanya melakukan pengamatan terkait bagaimana Manajemen Pengelolaan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dalam Mengelola Objek Wisata Situs Tasikardi.

55

Tujuan penggunaan metode observasi dalam penelitian ini yakni peneliti dapat mencatat hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, mendokumentasikan, dan merefleksikannya secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi dari subyek penelitian.Dengan demikian, maka data-data yang dikumpulkan berdasarkan hasil teknik pengumpulan data lainnya, dapat ditriangulasikan dengan menggunakan metode ini.Hal ini ditujukan untuk mendapatkan data yang valid. Validitas data sangat diperlukan dalam penelitian ini karena keabsahan data yang didapat apakah sesuai dengan fakta yang ada di lapangan atau tidak.. 2. Wawancara Metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam, dimana peneliti melakukannya dengan sengaja untuk melakukan wawancara dengan informan dan peneliti tidak sedang observasi partisipasi.Peneliti bisa datang berkali-kali untuk melakukan wawancara, sifat wawancara mendalam dipandu dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman wawancara.Tujuannya adalah memperoleh data secara jelas, konkret dan lebih mendalam. Pada dasarnya metode ini merupakan usaha untuk menggali keterangan yang lebih dalam dari sebuah kajian dari sumber yang relevan berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran dan lain sebagainya yang berkaitan dengan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. 3.

Studi Dokumentasi Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang menghasilkan

catatan-catatan penting yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga

56

akan diperoleh data yang lengkap, sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Metode ini hanya mengambil data yang sudah ada terkait Manajemen pengelolaan ataupun sumber data lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen.Dalam penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data

primer

yang

mendalam.Penggunaan

diperoleh metode

melalui

dokumentasi

observasi dalam

dan

wawancara

penelitian

mengenai

Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, digunakan sebagai data pendukung terkait masalah penelitian.Dengan adanya data pendukung tersebut ditujukan sebagai penguat argumentasi dari data-data primer yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan peneliti sebelumnya.

57

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara No. 1

Dimensi Pembangunan dan Pengembangan pariwisata

2

Asas-asas

. 1. Proses pembangunan dan pengembangan 2. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal 3. Target yang ingin dicapai 4. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan 5. Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata bagi masyarakat sekitar

Preservasi,

1. Upaya Pelestarian

proteksi, dan

2. Bentuk pengawasan dan sanksi

peningkatan

3. Upaya peningkatan kualitas

kualitas sumber

sumber daya

Kode Informan I1.1, I1.3, I1.6, I1.1, I1.3, I2.1 I1.1, I1.2 I1.1, I1.2, I1.4 I2.1, I2.3, I2.6

I1.6, I1.7 I1.1, I1.2, I1.6 I1.2, I1.3

daya 3

4

Pengembangan

1. Atraksi wisata yang tersedia

atraksi wisata

2. Strategi pengembangan

tambahan

3. Promosi Pariwisata

Pelayanan kepada

1. Kepuasan wisatawan terhadap

wisatawan

kualitas pelayanan 2. Kenyamanan wisatawan 3. Sarana dan prasarana yang tersedia

5

Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

1. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat 2. Kebijakan pemerintah 3. Keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi.

I1.4, I1.5, I2.1 I1.4, I1.8, I2.1, I2.5 I1.4, I1.8 I2.5, I2.6 I2.5, I2.2, I1.2 I2.5, I2.1, I1.4, I1.3 I1.1, I2.1, I1.8 I1.9, I1.8 I1.9, I1.3, I1.8

58

3.7 Teknik Analisis dan Uji Keabsahan Data 3.7.1 Teknik Pengolahan Data Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong 2010:248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam menganalisis data penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan, maka peneliti menggunakan analisis data model Miles & Huberman. Model interaktif Miles & Huberman dapat dipahami dengan gambar dibawah ini:

Data Collection

Data Display

Data Reduction Conclusion: Drawing/ Verifying

Gambar 3.1 Analisis Data Miles & Huberman Gambar di atas merupakan tahapan dalam analisis data model interaktif menurut Miles & Huberman dengan empat tahapan analisis data penelitian, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

59

Berikut adalah penjelasan mengenai gambar analisis data menurut Miles & Huberman (dalam Fuad & Nugroho 2014:16-18), yang diantaranya: a. Reduksi Data (Data Reduction), dimaknai sebagai proses memilah dan memilih, menyederhanakan data yang terkait dengan kepentingan penelitian saja, abstraksi dan transformasi data-data kasar dari catatan lapangan. Reduksi data perlu dilakukan karena ketika peneliti semakin lama di kancah penelitian akan semakin banyak data atau catatan lapangan yang peneliti kumpulkan. Tahap dari reduksi adalah memilah dan memilih data yang pokok, fokus pada hal-hal yang penting, mengelompokkan data sesuai dengan tema, membuat ringkasan, member kode, membagi data dalam partisi-partisi dan akhirnya dianalisis sehingga terlihat pola-pola tertentu. b. Penyajian Data (Data Display) berupa uraian singkat, bagan, hubungan kausal dengan kategori, flowchart dan sejenisnya. Penyajian data dapat membantu peneliti dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan analisis selanjutnya berdasarkan apa yang sudah dipahami sebelumnya. c. Menarik kesimpulan/ verifikasi (Conclusion: Drawing/ Verifying), merupakan langkah terakhir dalam analisis data menurut Miles dan Huberman. Berdasarkan pola-pola yang sudah tergambarkan dalam penyajian data, terdapat hubungan kausal atau interaktif antara data dan didukung dengan teori-teori yang sesuai, peneliti kemudian mendapatkan gambaran utuh tentang fenomena yang diteliti dan kemudian dapat menyimpulkan fenomena tersebut sebagai temuan baru.

60

Berdasarkan penjelasan di atas terkait penggunaan teknik analisis data penelitian, dalam penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, peneliti menggunakan teknik analisis data menurut Miles & Huberman. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat langkah analisis data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hal ini digunakan sebagai alat untuk mempermudah peneliti untuk menganalisis data yang didapat dari hasil penelitian lapangan dan mendapatkan kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan peneliti. 3.7.2 Uji Keabsahan Data Uji keabsahan data dapat dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-masalah tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti yang dikatakan Denzin dengan “Triangulasi”. Istilah penggabungan metode ini dikenal lebih akrab di kalangan pemula dengan istilah „meta-metode‟ atau „mix-method‟, yaitu metode campuran, dimana metode kuantitatif dan kualitatif digunakan bersama-sama dalam sebuah penelitian (dalam Bungin 2010:257).Metode ini digunakan sebagai alat untuk menguji apakah data hasil penelitian yang telah dikumpulkan terdapat perbedaan atau tidak, sehingga dapat diketahui data tersebut dianggap absah atau tidak.Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, menggunakan dua teknik triangulasi pendekatan untuk menguji keabsahan data dari hasil

61

penelitian lapangan. Berikut adalah teknik triangulasi pendekatan yang digunakan peneliti, yang di antaranya: a. Triangulasi sumber, dapat dilakukan dengan mengecek data yang sudah diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel matriks. Data dari sumber yang berbeda dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, berbeda dan mana yang lebih spesifik. b. Triangulasi teknik, dapat dilakukan dengan melakukan cek data dari berbagai

macam

menggunakan

teknik

teknik

pengumpulan

wawancara

data.

mendalam,

Misalnya

dengan

observasi,

dan

dokumentasi. Data dari ketiga teknik tersebut dibandingkan, adakah konsistensi. Jika berbeda, maka dapat dijadikan catatan dan dilakukan pengecekkan selanjutnya mengapa data bisa berbeda (Fuad & Nugroho, 2014:19-20). Berdasarkan pemaparan di atas, dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan dua teknik triangulasi pendekatan.Dengan menggunakan teknik triangulasi sumber, peneliti memperoleh dari sudut pandang pemerintah, sektor swasta dan masyarakat.Sedangkan, teknik triangulasi teknik, peneliti melakukan cek data dari berbagai sumber, yaitu wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.Hal ini dijadikan dasar oleh peneliti, untuk mengetahui apakah data yang didapatkan terdapat perbedaan atau tidak.Dan jika terdapat perbedaan, maka selanjutnya peneliti dapat melakukan pengecekkan ulang di lapangan, mengapa data yang diterima berbeda, dan digunakan sebagai catatan penelitian.Selain itu,

62

peneliti juga menggunakan member check dalam menguji keabsahan data.Member check dilakukan dengan melakukan pengecekkan data yang diperoleh kepada informan penelitian. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh telah sesuai dengan apa yang telah diberikan oleh informan penelitian, sehingga data yang didapat merupakan data yang valid dan kredibel (dapat dipercaya) sesuai dengan yang telah disesuaikan dan disepakati oleh informan penelitian yang kemudian ditandatangani sebagai bukti autentik bahwa peneliti telah melakukan member check. 1.7 Jadwal Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi Oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.Adapaun waktu penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2016.

63

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian No 1 2

Kegiatan

Pengajuan Judul Observasi Awal

3

Penyusunan Proposal

4

Seminar Proposal

5 6 7 9

Revisi dan Bimbingan Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisa Data Sidang Skripsi Revisi Sidang

(Sumber : Peneliti, 2017)

Okt

2016 Nov Des

Waktu Penelitian

Jan

Feb

Mar

2017 April

Mei

Juni

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum tentang Kabupaten Serang, Deskripsi dan sejarah Situs Tasikardi, Serta memberikan gambaran umum tentang Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 4.1.1 Deskripsi Kabupaten Serang Kabupaten Serang merupakan salah satu dari delapan kabupaten/kota di Provinsi Banten , terletak diujung Barat bagian Utara Pulau Jawa dan merupakan pintu gerbang utama yang menghubungkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa dengan jarak ± 70 km dari Kota Jakarta, Ibukota Negara Indonesia.Luas wilayah secara administratif tercatat 1.467,35 Km 2 yang terbagi atas 28 (dua puluh delapan) wilayah kecamatan dan 320 desa.Secara Geografis wilayah Kabupaten Serang terletak pada koordinat 5°50‟ sampai dengan 6°21‟ Lintang Selatan dan 105°0‟ sampai dengan 106°22‟ Bujur Timur. Jarak terpanjang menurut garis lurus dari utara keselatan adalah sekitar 60 km dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah sekitar 90 km, sedangkan kedudukan secara administratif berbatasan dengan :

64

65



Sebelah Utara dibatasi dengan Kota Serang dan Laut Jawa



Sebelah Timur dibatasi oleh Kabupaten Tangerang



Sebelah barat dibatasi oleh Kota Cilegon dan Selat Sunda



Sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Kondisi lahan di Kabupaten Serang terbagi menjadi dua bagian yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya, sebagian besar penggunaan lahannya terdiri atas persawahan yaitu seluas 54.145,40 Ha yang terdiri dari sawah tadah hujan seluas 31.079 ha, sawah irigasi seluas 23.066.40 Ha, yang sebagian besar berada di Serang Bagian Utara yang membentang mulai dari Kecamatan Kramatwatu Bagian utara, Kasemen, Pontang, Tirtayasa dan Tanara. Tegalan seluas 39.912,35 Ha tersebar diseluruh Kabupaten Serang, kebun campuran seluas 39.159,10 Ha yang sebagian besar berada di Wilayah Serang bagian Selatan diantaranya Kecamatan Petir, Tunjung Teja, Baros, Curug, Pabuaran, Padarincang, Ciomas, Gunungsari, Mancak dan Kecamatan Cinangka , perkampungan seluas 20.121,97 Ha yang tersebar di seluruh Kabupaten Serang, perumahan seluas 8.680 Ha, dan jasa seluas 3.305,26 Ha sebagian besar terkonsentrasi di Wilayah Kota Serang dan Kramatwatu, sehingga luas lahan budidaya secara keseluruhan sejumlah 106.043,01 Ha. Kawasan lindung di Kabupaten Serang tersebar di seluruh wilayah, yang meliputi sempadan sungai dan sempadan pantai, sedangkan kawasan lindung selain sempadan sungai dan pantai, terdapat diwilayah Serang Selatan dan Utara yaitu diwilayah Ciomas, Padarincang, Mancak dan Kramatwatu, sedangkan

66

diwilayah utara terdapat di Kecamatan Bojonegara dan Puloampel. Perkembangan yang terjadi terhadap keberadaan hutan lindung ini mengalami penurunan, sehingga diperkirakan telah terjadi penyusutan luas hutan lindung 4361,79 ha dari 17906,61 ha menjadi tinggal 13544,82 ha. Penduduk Kabupaten Serang data tahun 2015 berjumlah 1.419.358 jiwa, (Berdasarkan pendataan dari biro pemerintahan Provinsi Banten Pada semester II Tahun 2015)Kabupaten Serang memiliki lahan pertanian sangat luas yang dikelola oleh masyarakat. Memberikan hasil pertanian yang beragam seperti buahbuahan pisang, mangga, rambutan dan durian untuk konsumsi lokal dan memasok kebutuhan buah kota Jakarta. Serang juga memiliki perkebunan rakyat yang menghasilkan kelapa, kacang tanah, melinjo kopi, cengkeh, lada, karet, vanili, kakao dan bumbu-bumbu.Juga untuk memenuhi kebutuhan lokal serta lebih banyak untuk memasok kebutuhan Jakarta. Di sektor industri, terdapat dua Zona Industri yaitu Zona Industri Serang Barat dan Zona Industri Serang Timur . Zona Industri Serang Barat terletak di Kecamatan Bojonegara, Pulo Ampel dan Kramatwatu dengan luas total 4.000 Ha berada disepanjang pantai Teluk Banten untuk pengembangan industri mesin, logam dasar, kimia, maritim dan pelabuhan. Sedangkan Zona industri Serang Timur terletak di Kecamatan Cikande, Kibin, Kragilan dan Jawilan dengan luas kawasan industri 1.115 Ha.Terdapat beberapa kawasan industri seperti Nikomas Gemilang, Indah Kiat dan Cikande Modern. Total perusahaan industri besar dan sedang di Kabupaten Serang sebanyak 145 perusahaan.

67

Debus merupakan kesenian khas Kabupaten Serang. Asal-Usul kata “Debus” itu sendiri belum jelas, tapi ada yang berpendapat kata Debus berarti “Tembus”. Pada permainan Debus memang ada atraksi berusaha menembus tubuh manusia dengan logam runcing ukuran besar, bahkan dipalu dengan palu besar.Kesenian Debus bersifat turun temurun dan hanya diwariskan secara terbatas. Tidak ada lembaga formal yang khusus mendalami dan mendidik pemain Debus. Semua berlangsung informal dan tradisional.Muncul Secara alami dan tumbuh di daerah pedesaan tanpa rekayasa, trik atau tipuan. Selain sektor industri, Kabupaten Serang juga memiliki potensi dibidang pariwisata dengan potensi yang cukup besar. Hal ini meningat terdapat lokasi wisata berupa Pantai Anyer dan Kawasan Banten Lama, Rawa Dano, Situs Tasikardi, Cagar Alam Pulau Dua, Pemandian Air Panas Batukuwung serta Air Terjun . Jumlah Hotel di KabupatenSerang : 86 Hotel, Objek Wisata :74 Lokasi (Sumber: http://biropemerintahan.bantenprov.go.id [20/03/2017]) 4.1.2 Deskripsi Situs Tasikardi Penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Peneliti memusatkan pusat penelitiannya pada Situs Tasikardi yang terletak di Situs Tasikardi. Tasikardi adalah danau buatan dengan luas kira-kira 6,5 Ha yang seluruh alasnya dilapisi ubin bata. Secara administratif terletak di Desa Margasana, Kecamaan Kramatwatu, Kabupaten Serang, kia-kira 2 km disebelah Tenggara Kraton Surosowan.Lokasi objek dijalan utama, kira-kira 1 km kearah Utara dari jalan Serang-Cilegon.Danau ini dibangun oleh Sultan Maulana Yusuf

68

(1570-1580).Ditengah danau dibangun sebuah pulauyang disebut pulau Kaputren yang semula diperuntukan khusus bagi ibu Sultan Maulana Yusuf untuk bertafakur mendekatkan diri kepada Allah.Selanjtna pulau ini digunakan sebagai tempat rekreasi bagi keluarga kesultanan.Pada tahun 1706 Sultan Banten menrima seorang tamu Belanda yaitu Cornelis de Bruin di tempat ini.Ketika Daendles membuat jalan dari Merak ke Karangantu, danau ini tidak dirusak. Danau Tasikardi berfungsi untuk menampung air dari Sungai Cibanten yang kemudian disalurkan ke sawah-sawah dan ke Keraton Surosowan untuk keperluan air minum dan kebutuhan sehari-hari bagi keluarga Sultan di Keraton Surosowan. Di Pulau yang terletak ditengah Danau Tasikardi , terapat 3 bangunan yang, yaitu bangunan turap, bangunan kolam dan sisa-sisa fondasi. Bangunan turap yang mengelilngi situs berukuran 40 x 40 m; tinggi terendah 2 m; dan tertinggi 3 m. bangunan kolam berukuran 6 x 4,7 m; tinggi sayap atas 80 cm, kedalaman 3 m; bangunan tambahan disamping kolam sebelah utara berukuran 13,35 x 6 m. Sisa-sisa fondasi terdiri dari bangunan induk termasuk bagan serambi berukuran 1,45 x 18,10 m; bangunan lorong sebelah barat berukuran 8,25 x 18,10 m dengan lebar fondasi 50 cm; banguna lorong sebelah timur berukuran 4,90 x 18,10 m dengan lebar fondasi 50 cm. 4.1.3 Deskripsi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah membawa perubahan dalam system pemerintahanda daerah terutama pada struktur organisasi dan tata kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Serang. Disparpora Kabupaten Serang, merupakan bagian yang tidak terpisahkan

69

dari system penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Serang yang melaksanakan fungsi utama di Bidang Pariwisata, Pemuda dan Olahraga di Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang. Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang – undang No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional dan seiring dengan ditetapkannya Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua atas Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, telah merubah paradigma sentralisasi pemerintahan daerah disentralisasi dengan pemberian otonomi daerah yang nyata, luas dan bertanggung jawab kepada daerah. Disparpora Kabupaten Serang mempunyai kewajiban melaksanakan sebagian tugas Pemerintah Kabupaten Serang dan bertanggungjawab kepada Bupati,

untuk

mempertanggungjawabkan

penyelnggaraan

pemerintah

dilingkungan Disparpora serta wajib menyusun Rencana Strategis sebagai dasar pelaksanaan pembangunan di daerah dalam kerangka waktu jangka menengah (Lima Tahun) yang berpedoman pada RPJMD Kabupaten Serang. 4.1.3.1 Susunan Organisasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Susunan struktur organisasi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang berdasarkan peraturan daerah nomor 821 tahun 2011 tentang pembentukan organisasi Dinas daerah Kabupaten Serang adalah terdiri dari:

70

a). Kepala Dinas b). Sekretariat, membawakan: 1. Sub bagian umum dan kepegawaian 2. Sub bagian keuangan 3. Dub bagian Program dan Evaluasi c). Bidang bina destinasi dan sarana pariwisata, membawakan: 1. Seksi Objek wisat dan hiburan umum 2. Seksi sarana dan usaha pariwisata 3. Seksi sumber daya pelayanan pariwisata d). Bidang pemasaran dan kemitraan usaha jasa pariwisata, membawakan: 1. Seksi analisa pasar dan produk pariwisata 2. Seksi promosi pariwisata 3. Seksi kemitraan usaha jasa pariwisata e). Bidang Pemuda dan Olahraga, membawakan: 1. Seksi kepemudaan 2. Seksi keolahragaan 3. Seksi sarana dan prasarana f) Unit pelaksana teknis dinas g) Kelompok jabatan fungsional

71

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PARIWISATA PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN SERANG KEPALA DINAS

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUB BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN PROGRAM DAN EVALUASI

BIDANG DESTINASI DAN SARANA PARIWISATA

BIDANG PEMASARAN & KEMITRAAN USAHA JASA PARIWISATA

SEKSI SARANA USAHA PARIWISATA

SEKSI ANALISA PASAR DAN PRODUK

SEKSI OLAHRAGA

SEKSI OBYEK WISATA DAN HIBURAN UMUM

SEKSI KEMITRAAN USAHA JASA PARIWISATA

SEKSI SARANA PRASARANA OLAHRAGA

SEKSI SUMBER DAYA PELAYANAN PARIWISATA

SEKSI PROMOSI PARIWISATA

SEKSI PEMUDA

UPTD

BIDANG PEMUDA DAN OLAHRAGA

72

4.1.3.2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda Olahraga dan PariwisataKabupaten Serang Sebagai pelaksana Urusan Pemerintah Daerah yang harus memberikan pelayanan dibidang pariwiasta, pemuda dan olahraga yang meliputi bina destinasi dan sarana pariwisata, pemasaran dan kemitraan jasa pariwisata, pemuda dan olahraga, dengan mengedepankan berbagai kegiatan serta bertindak sebagai fasilitator, mediator dan negosiator, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata mengemban tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pariwisata, pemuda dan olahraga berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Tugas-tugas tersebut sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Daerah No. 19 tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang dan Peraturan Bupati Serang No. 11 tahun 2012 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas pada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupten Serang: 1. Kepala Dinas : Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan sebagian tugas Pemerintahan Daerah di bidang Pariwisata, Pemuda dan Olahraga. 2. Sekretaris :Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan tugas Kesekretariatan Dinas.\ 3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian :Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi Administrasi Umum dan Kepegawaian Dinas.

penyelenggaraan urusan

73

4. Kepala Sub Bagian Keuangan :Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan Administrasi Keuangan Dinas. 5. Kepala Bidang Bina Destinasi dan Sarana Pariwisata : Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi Penyelenggaraan tugas Pemerintahan Daerah di bidang Bina Destinasi dan Sarana Pariwisata. 6. Kepala

Seksi

Obyek

Wisata

dan

Hiburan

Umum

:Memimpin,

merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusanObyek Wisata dan Hiburan Umum. 7. Kepala Seksi Sarana Usaha Pariwisata : Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan urusan Sarana Usaha Pariwisata. 8. Kepala Seksi Promosi Pariwisata : Memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan Pariwisata.

dan

mengawasi

penyelenggaraan

urusan

Promosi

74

4.1.3.3 Visi dan Misi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang. Visi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang “Terselanggaranya layanan penataan kepariwisataan, kepemudaan dan olahraga menuju masyarakat yang berkualitas dan sinergis dalam mengelola potensi daerah” Misi Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang 1. Mewujudkan penyelanggaraan tugas pokok dan fungsi disparpora secara dinamis, kreatif dan akuntabel. 2. Meningkatkan pelayananan penataan kepariwisataan dengan mengoptimalkan potensi daerah tujuan wisata. 3. Meningkatkan pelayanan penataan kepemudaan dan olahraga yang kreatif, produktif dan berprestasi. 4. Mewujudkan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan alam dalam rangka menciptakan daerah tujuan wisata yang aman, nyaman, sehat dan diminati. 5. Meningkatkan upaya– upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka menumbuh kembangkan perekenomian rakyat di daerah tujuan wisata.

75

4.1.4 Deskripsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian, Balai Pelestarian Cagar Budaya yang kemudian disebut BPCB adalah unit pelaksana teknis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan di Bidang pelestarian cagar budaya yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur

jendral

Kebudayaan.

BPCB

mempunyai

tugas

melaksanakan

pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas BPCB menyelenggarakan: a.

Pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan cagar budaya dan yang

diduga cagar budaya. b.

Pelaksanaan zonasi cagar budaya dan yang diduga cagar budaya

c.

Pelaksanaan pemeliharaan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya

d.

Pelaksanaan pengembangan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya

e.

Pelaksanaan pemanfaatan cagar budaya dan yang diduga cagar budaya

f.

Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi

g.

Pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya dan yang

diduga cagar budaya h.

Pelaksanaan urusan ketatausahaan BPCB

76

Tata Kerja Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPCB berkoordinasi dengan a.

Direktorat di lingkungan Direktorat Jendral kebudayaan

b.

Pemerintah Provinsi dan pemerintah kabupaten/kota

c.

Unit organisasi terkait lainnya di dalam dan di luar Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan 4.2 Deskripsi Data 4.2.1 Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari hasil penelitian lapangan. Dalam pemaparannya yaitu, dalam penulisan penelitian ini menggunakan teori mengenai prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81)

manajemen

pengelolaan yang dilakukan, mulai dari tahap pembangunan dan pengembangan pariwisata, presevasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan, sampai pada dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi. Dalam hal ini pihak-pihak yang terkait adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, Pihak pengelola dari Karang Taruna di Desa Margasana, dan masyarakat yang ada di sekitar objek wisata Situs Tasikardi.

77

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, sehingga data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata dan tindakan yang peneliti peroleh melalui proses wawancara dan observasi dilapangan. Adapun dokumentasi yang peneliti ambil saat melakukan pengamatan adalah catatan berupa catatan lapangan peneliti, seperti dokumendokumen yang peneliti dapatkan baik dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten, Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, Pihak pengelola dari Karang Taruna, dan masyarakat yang ada di sekitar objek wisata Situs Tasikardi. yang merupakan data mentah yang harus diolah dan dianalisis kembali untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Selain itu bentuk data lainnya berupa foto-foto dilapangan dimana foto-foto tersebut merupakan foto kegiatan-kegiatan yang menggambarkan suasana di Objek Wisata Situs Tasikardi. Selanjutnya karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka dalam proses menganalisis datanya pun peneliti melakukan analisa secara bersamaan. Seperti yang telah dipaparkan dalam bab 3 sebelumnya, bahwa dalam prosesnya analisa dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik analisis data menurut Miles and Huberman (2009:16), yaitu selama penelitian dilakukan dengan menggunakan 4 tahap penting, diantaranya : pengumpulan data (data collection) yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan melakukan pengumpulan data penelitian. Ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan oleh peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai masalahmasalah yang terjadi di lapangan. Reduksi data merupakan suatu proses

78

pemilihan, merangkum, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan reduksi data, peneliti memberikan kode pada aspek tertentu, yaitu : 1.

Kode Q untuk menunjukan kode pertanyaan

2.

Kode Q1, Q2, Q3 dan seterusnya untuk menunjukan urutan pertanyaan

3.

Kode I untuk menunjukan informan

4.

Kode I1, I2, I3 dan seterusnya untuk menunjukan urutan informan

5.

Kode I1.1, I1.2,menunjukkan daftar informan dari kategori Pegawai Dinas

6.

Kode I2.1, I2.2, I2.3menunjukkan daftar informan masyarakat Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data,

penyajian data di sini merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Beberapa jenis bentuk penyajian data adalah matriks, grafik, jaringan, bagan dan lain sebagainya yang semuanya dirancang untuk menggabungkan informasi tersusun dalam suatu bentuk yang padu. Kemudian penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan selanjutnya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Analisis data kualitatif yang terakhir menurut Miles dan Huberman (2009 :16) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Setelah data bersifat jenuh

79

artinya telah ada pengulangan informasi, maka kesimpulan tersebut dapat dijadikan jawaban atas masalah penelitian. 4.2.2 Daftar Informan Penelitian Pada penelitian ini, mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, pemilihan informan dilakukan oleh peneliti dengan carapurposive.Purposive adalah teknik pemilihan informan yang mempunyai pemahaman yang berkaitan langsung dengan masalah penelitian guna memperoleh data dan informasi yang lebih akurat. Hal ini juga telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai metodologi penelitian. Informan yang telah ditentukan diawal adalah semua pihak baik aparatur pelaksana pengelolaan, pihak-pihak yang terlibat maupun masyarakat. Dalam hal ini yaitu Kepala Dinas di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang,Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata, Kasi Objek Wisata dan Hiburan Umum, Kasi Promosi Pariwisata, Kasi Sarana Usaha Pariwisata, Ketua Unit Dokumentasi dan Publikasi di BPCB Banten, Pengkaji Pelestari Cagar Budaya Banten, Staff di Bagian Pengembangan Industri Pariwisata di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten, Pengelola Tasikardi, Pedagang di Tasikardi, Pengunjung, Masyarakatdan pihak lain yang terlibat dalam Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Adapun informan-informan yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

80

Tabel 4.1 Informan Penelitian

No

Kode

Nama Informan

Keterangan

1

I1.1

Uu Faturacham

Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang

2

I1.2

Tahyudin

Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang

3

I1.3

Mastufah

4

I1.4

Ade Fauziah

5

I1.5

Marisca Teressia

6

I1.6

Soni Prasetia Wibawa

Ketua Unit Dokumentasi dan Publikasi BPCB Banten

7

I1.7

Juliadi

Pengkaji Pelestari Cagar Budaya

Kasi Obyek Wisata dan Hiburan Kabupaten Serang Kasi Sarana Usaha Pariwisata Kabupaten Serang Kasi Promosi Pariwisata Kabupaten Serang

Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pariwisata Provinsi Banten Staff di Bagian Industri Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten Ketua Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)

8

I1.8

Chairul Anwar

9

I1.9

Rifal Firmansyah

10

I2.1

Abdul Muis

11

I2.2

Mahdum Bahar

Anggota Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)

12

I2.3

Jubed

Pedagang di Tasikardi

13

I2.4

Badi‟ah

Pedagang di Tasikardi

14

I2.5

Yohan

Pengunjung Tasikardi

15

I2.6

Dian

Pengunjung Tasikardi

16

I2.7

Rouf

Masyarakat

(Sumber: Peneliti, 2017)

81

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian Mengingat jenis dan analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara dengan para informan penelitian, hasil observasi lapangan, catatan lapangan dan data-data atau hasil dokumentasi lainnya yang relevan dengan fokus penelitian yang peneliti lakukan. Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data dalam penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis datanya, yaitu pengumpulan data (Data Collection), reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/Verivication). Berdasarkan teknik analisa data kualitatif data-data tersebut dianalisis selama penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan triangulasi data yaitu proses check and recheck antara sumber data dengan sumber data lainnya, serta diberi kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian.

82

Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan fakta yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan yaitu menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81) Dimana dalam teori ini memberikan tolak ukur atas komponen-komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan manajemen pengelolaan untuk mengetahui bagaimana proses manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi dilakukan. Dalam Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi ini dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, yang dibantu oleh Karang Taruna Desa Margasana dan juga berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Banten. Penelitian mengenaiManajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi ini menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta (2009;81)yang dilakukan, mulai dari tahap pembangunan dan pengembangan pariwisata, presevasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan, sampai pada dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terkait dalam manajemen pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi. Dalam deskripsi hasil penelitian ini akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang akan disesuaikan dengan masing-masing prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata menurut Cox dalam I Gde Pitana dan I Ketut Surya Diarta.

83

4.3.1 . Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata di Objek Wisata Situs Tasikardi Analisis data dalam point pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs Tasikardi ini terdapat hal-hal yang akan dibahas yaitu mengenai proses pembangunan dan pengembangan yang dilakukakn di objek wisata Situs Tasikardi, Pembinaan terhadap masyarakat lokal, pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan Situs Tasikardi, target yang ingin dicapai dalam pengelolan Tasikardi, serta Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata bagi masyarakat sekitar. Pada hakekatnya pengertian pembangunan secara umum adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu, sedangkan pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan

agar

lebih

bisa

mendapatkan

hasil

yang

meningkat.Pembangunan dan pengembangan pariwisata perlu dilakukan hal ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik dalam aspekpendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. .

Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini proses pembangunan

dan pengembangan pariwisata yang dilakukan yaitu berdasarkan Ripparda ( Rencana Induk Pembangunan Kepariwisatan Daerah) Kabupaten Serang. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Bapak Uu Faturachman (I1.1) sebagai Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, beliau mengatakan bahwa :

84

“Ya pembangunan yang dilakukan harus sesuai dengan Ripparda, sesuai dengan Rencana Induk” (Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.02 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Ripparda yang dimaksud oleh I1.1disini yaitu Peraturan Daerah KabupatenSerang nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Serang tahun 2014-2025 . Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspekpendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. Pembangunan yang dilakukan harus mewujudkan sapta pesona, yaitu : Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan dan Kenangan. Situs Tasikardi ini merupakan benda Cagar Budaya yang harus dilestarikan sehingga dalam pembangunannya harus melibatkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten, yang kemudian Bapak Uu Faturachman menambahkan bahwa: “Kalo itu kan kita bekerja sama dengan BPCB, makannya dalam pembangunan pun kita akan melibatkan mereka sebagai team teknis, artinya pembangunan itu tidak merusak arkeologi dan yang lainnya. Supaya mereka tetap terjaga, tetap lestari, makannya dalam pembanguna Tasikardi tidak semudah seperti membangun situ terate, kalau Tasikardi kan benda cagar budaya, makannya kita betul-betul agak mempunyai pekerjaan khusus lah disitu”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.08 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)

85

Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I1.1bahwa dalam pembangunan objek wisata Situs Tasikardi melibatkan BPCB Banten, karena objek wisata Situs Tasikardi merupakan benda Cagar Budaya yang pembangunannya harus dilakukan secara khusus agar tidak merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Ibu Mastufah selaku Kasi Objek Wisata dan Hiburan Umum, Beliau mengatakan : “Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga koordinasikan dengan BPCB apabila akan dilakukan pembangunan . kita adakan rapat”(Smber: Wawancara dengan Ibu Mastufah selaku Kasi Objek Wisata dan Hiburan Umum, hari rabu 03 Mei 2017 pukul 11.15 WIB di Ruangan Staff Destinasi Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Dari pernyataan yang diungkapakan oleh I1.3 di atas serupa dengan apa yang di kemukakan oleh Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, beliau mengatakan: ”Ya kita libatkan peran Balai Cagar Budaya Banten apabila akan ada pembangunan yang dilakukan.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari Rabu 19 April pukul 10.45 WIB di Ruangan Kepala Dinas) Peran BPCB dalam pembangunan Situs Tasikardi ini yaitu Penelitian, Pemugaran dan Pelestarian, Pada awal Situs Tasikardi ini akan dijadikan tempat Objek Wisata dilakukan proses penelitian untuk awal pembangunan guna untuk mengetahui material apa saja yang akan digunakan dalam proses pembangunan agar tidak merusak keaslian dari sejarah Tasikardi. Berikut adalah Foto Situs Tasikardi pada saat belum dilakukan pembangunan dan sesudah diadakan pembangunan yaitu dijadikannya tempat objek wisata:

86

(Foto Situs Tasikardi tahun 1930. Sumber: BPCB Banten)

(Foto Situs Tasikardi tahun 2017. Sumber: Peneliti) Gambar 4.1

Berikut ini adalah foto Situs Tasikardi pada tahun 1930 pada saat belum di kelola dan belum dijadikan tempat pariwisata dan foto Situs Tasikardi tahun 2017 setelah dikelola dan dijadikan objek wisata. Setelah Situs Tasikardi sudah dijadikan Tempat Objek Wisata, pada saat ini peran BPCB dalam pembangunan masih sama, yaitu melakukan penelitan, pemugaran dan membantu pemilihan material pembangunan yang akan dipakai, pembangunan yang saat ini sedang dilaksanakan di Situs Tasikardi yaitu pembangunan terhadap keamanan benda Cagar Budaya dalam bentukpemagaran sekeliling Tasikardi. Dalam hal ini Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang berkoordinasi dengan BPCB Banten tentang tata letak pagar apakah pembangunan pagar ini menutupi benda purbakala yang tertimbun atau tidak, setelah dilakukan penelitian dan dinyatakan aman, maka barulah mulai pemagaran dilakukan. Hal ini di kemukakan oleh bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua Unit Dokumentasi dan Publikasi di BPCB Banten:

87

“Jadi namanya Cagar Budaya itu ada aturan yang melindunginya, artinya ketika situs itu sudah ada Undang-undangnya berarti sudah ada peraturan-peraturan yang berkaitan dengannya, nah terutama untuk beberapa Cagar Budaya yang dikembangkan sebagai objek wisata, kebetulan Situs Tasikardi adalah satu diantaranya, ketika Situs itu menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) tentu saja banyak pengunjung, ada pengunjung datang maka harus difasilitasi, fasilitasnya kan banyak, mulai dari keperluannya mereka, bisa dari yang sederhana jalan setapak kemudian ada kamar mandi/wc, mushola dan sebaginya, ataupun fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan perlindungan, contohnya adalah pagar. Nah kebetulan kemarin tahun 2016 kami juga diundang oleh Kabupaten dalam rangka perbaikan pagar, jadi memang koordinasi itu ada dengan BPCB, jadi artinya ada diskusi, ada konsultasi berkaitan dengan letak pagar dan lainlain”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.30 WIB di BPCB Banten) Kemudian Bapak Juliadi Selaku Pengkaji Pelestari Cagar Budaya di BPCB Banten. Beliau menambahkanbahwa : “BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan melakukan pelestarian.Pemugaran pernah dilakuan perbaikan ditengahnya itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan balekambang, arena ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran, diperbaiki. Oleh dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi ditangani oleh pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan pembinaan sejarah dan purbakala. Diawal itu sudah melakukan pelestarian, pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan pemerintah daerah, yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang namanya cagar budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh BPCB tapi oleh dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan sarana dan prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun masih dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya perlu dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus sama dengan aslinya.”(Sumber: wawancara dengan bapak Juliadi selaku pengkaji cagar budaya di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 13.00 WIB di BPCB Banten)

88

Dalam undang-undang nomer 10 tahun 2011 tentang Cagar Budaya bahwa cagar budaya merupakan kekayaan budayabangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, bahwa untuk melestarikan cagar budaya, Negara bertanggung jawab dalam pengaturan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya. Dalam hal ini sesuai dengan apa yang sudah dipaparkan diatas sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Uu, Bapak Soni Prasetia Wibawa dan Bapak Juliadi Bahwa dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang berkoordinasi dengan BPCB Banten dalam Pembangunan dan Pengembangan yang dilakukan agar benda Cagar Budaya Situs Tasikardi dapat dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kesejahteran rakyat. Selain dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang berkoordinasi dengan BPCB Banten, Situs Tasikardi ini juga dikelola oleh masyarakat sekitar yang ditunjuk oleh

Dinas Pemuda Olahraga dan

Kabupaten Serang, hal ini dikemukakan oleh Bapak Uu Faturacham Selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, Beliau mengatakan : “kita melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program Kepariwisataan Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkan Karang Taruna itu. Pada dasarnya pariwisata adalah salah satu program yang dapat mengentaskan jarak antara kemiskinan dan

89

kesenjangan ekonomi, untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, itu pariwsata. Hanya bagaimana seharusnya dibuat program untuk benar-benar menyentuh masyarakat”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.27 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Hal ini juga senada dengan yang diucapkan oleh Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Priwisata Kabupaten Serang, beliau mengatakan: “…kalo masyarakat disitu kan kebetulan sekarang kerjasama dengan kita dalam pengelolaan di Situs Tasikardi tersebut, yang mengelola parkir, kebersihan dll juga orang situ. Kita kerjasama dengan warga Desa Margasana disitu, dengan Karang Taruna. Maksudnya selain memberdayakan warga sana, kita juga ingin memberikan bimbingan kepada Karang Taruna agar menerapkan sadar wisata. Agar harus bersih, harus rapi, harus tertata. Kalau ngomong pariwisata itu kan harus cantik, agar yang datang pun ingin datang lagi kesitu, harus sesuai dengan sapta pesona. Agar yang datang pun benar-benar menikmati” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari Rabu 19 April pukul 10.49 WIB di Ruangan Kepala Dinas) Seperti hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman dan Bapak Tahyudin tujuan dari bekerjasama dengan masyarakat sekitar tepatnya Karang Taruna agar objek wisata Situs Tasikardi lebih aman terjaga dari kerusakankerusakan,karena mereka diharapkan bisa menjaga objek wisata yang ada di daerahnya, dan ingin memberikan bimbingan kepada masyarakat agar sadar pariwisata. Pengelola objek wisata Situs Tasikardi ini ada 10 orang dari masyarakat Desa Margasana sendiri yang dipilih berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas No 900 tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan dan Petugas Tiket

90

Masuk Objek WisataSitus Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang. Dalam pengelolaan yang melibatkan masyarakat ini tentu saja tidak bisa berdasarkan berjalan sendiri tanpa ada pemberdayaan terhadap masyarakat lokal, yang bertugas memberikan pemberdayaan kepada masyarkat sekitar adalah Pemerintah Daerah, yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, jenis pemberdayaan tersebut yaitu dengan diadakannya pelatihanpelatihan, diklat, study banding. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak Uu Faturachman (I1.1 ) selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, beliau mengatakan : “Kita adakan Bimtek (Bimbingan Teknis), tapi tidak khusus, artinya tetep diadakan sosialisasi sadar pariwisata kita coba rekrut, dilatih tentang sadar wisata, cuman kan belum maksimal. Ada juga kita coba untuk mengajak mereka melihat study banding itu pernah juga”.(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.15WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Ibu Mastufah selaku Kasi Objek Wisata dan hiburan umum, beliau mengatakan bahwa : “Kalo pembinaan banget secara khusus gak ada, Cuma kita kalo untuk umum ya untuk seluruhnya pelaku wisata kita sering adakan sosialisasi sering diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar Wisata) diundang gentian dijadikan peserta.Kalau secara langsung ngebina dateng langsung sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih setoran.Kalo pembinaan secara umum nggak ada, kegiatan yang arahnya ke pembinaan selalu ada.”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.12 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang)

91

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan sarana Pariwisata dan Ibu Mastufah selaku Kasi Objek Wisata dan Hibran umum di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang

bahwa dalam pemberdayaan masyarakat lokal diadakan pelatihan-

pelatihan seperti sosialisasi dan diklat-diklat serta Study Banding, dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata sendiri mengadakan pelatihan tersebut setiap tahun dianggarkan untuk pelatihan terhadap pelaku wisata, dan untuk fasilitas pun ada 1 unit Bus Pariwisata yang disediakan oleh Dinas Pemuda Olahaga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk keperluan Pelatihan Para pelaku pariwisata, namun dalam pelaksanaan pelatihan-pelatihan ini diadakan secara umum, dinilai tidak terlalu terlihat pengaruhnya terhadap pengelola dalam mengelola Situs Tasikardi, karena dari sejarah Situs Tasikardi saja mereka tidak tahu jelasnya seperti apa dan pengelola merasa masih awam walaupun sudah diberikan pelatihan, hal itu sesuai dengan yang dikatakan Bapak Muis sebagai pengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan: “Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.30 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi) Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola objek wisata situs Tasikardi bahwa bimbingan yang diberikan tidak sungguh-sungguh dilakukan, pengelola objek wisata Situs Tasikardi mash merasa awam dalm mengelola objek wisata Situs Tasikardi. . Berikut adalah foto fasilitas Bus yang disediakan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang:

92

Foto Bus Pariwisata yang disediakn oleh Dnas Pemuda Olahrag dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk keperluan pelatihan pariwisata Dalam pelatihan ini peneliti pun mewawancarai Bapak Muis selaku Ketua Karang Taruna dimana Bapak Muis ini yang mengetuai pengelola oleh masyarakat sekitar, beliau mengatakan : “Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke Jogja.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.2 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi) 10 orang pengelola dari masyarakat lokal ini yang ditunjuk oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk mengelola Situs Tasikardi ini dibagi dalam bebrapa tugas yaitu diantaranya ada yang menjaga tiket, menjaga parkir , mengelola wahana hiburan, dan petugas kebersihan. Selain yang dijelaskan diatas, dalam pengelolaan pariwisata ada pihakpihak lain yang juga mempengaruhi pembangunan dan pengembangan pariwisata yaitu dari infrastruktur dan aksesbilitas dalam menuju tempat pariwisata tentu saja akses jalan menuju kesana harus mudah ditempuh, baik dengan adanya jalan yang

93

tidak rusak, petunjuk arah jalan yang jelas sehingga mudah untuk menuju kesana. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Pak Uu Faturachman, beliau mengatakan: “Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau Dinas Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau malam gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU (Penerangan jalan umum), jalannya harus bagus dong mulus, apalagi destinasi wisata, bagaimana orang bisa mau datang kalau jalan sendiri susah untuk ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU), sementara bagaimana danaunya harus bersih itu pekerjaan LH, Desperindagkop juga untuk pemberdayaan masyarakat dan pedagang disana. Dan juga BPCB untuk mempelajari dan menjelaskan sejarah-sejarah tentang Tasikardi.Nah sekarang dari Bupatinya juga, serius atau tidak membangun pariwisata di Kabupaten Serang ini.”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.25 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Dari pernyataan yang diungkapkan pak Uu Faturachman bahwa dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi itu banyak pihak yaitu diantaranya infrastruktur, dimana tugas tersebut menjadi tanggung jawab beberapa instansi yang terkait diantaranya kaitan tentang jalan yang rusak yaitu tugas PU, dan bagaimana danaunya agar bersih itu tugas LH, serta untuk pedagang dan permodalan itu tugas Disperindagkop. Hal ini sama dengan yang diungkapkan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, beliau mengatakan bahwa: “Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten.banyak, terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada Dishub, kami hanya mengelola objeknya saja.” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017 pukul 11.25 WIB di Ruangan Kepala Dinas)

94

Dari temuan hasil peneliti turun ke lapangan di objek wisata Situs Tasikardi itu jalannya masih banyak yang berlubang, petunjuk arah yang belum tersedia dan juga pengelolaan pedagang di Situs Tasikardi bukan dikelola oleh Disperindagkop, tetapi dikelola oleh masyarakat Desa Margasana yang ditunjuk oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk mengelola Situs Tasikardi. Untuk mewujudkan objek wisata Situs Tasikardi menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan dan menjadi tempat objek wisata yang mudah dan menarik untuk dikunjungi harus melibatkan beberapa instansi yang sesuai dengan tugasnya.Tujuannya yaitu agar terwujudnya target-target yang ingin dicapai. Target atas dikelolanya objek wisata Situs Tasikardi adalah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Serang, untuk kesejahteraan rakyat, untuk menciptakan lapangan pekerjaan, untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Dan target lainnya yang ingin dicapai oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yaitu karena Situs Tasikardi merupakan objek wisata yang dilalui oleh pengunjung dari Banten Lama, dan juga Situs Tasikardi ini merupakan salah satu dari 26 Titik peninggalan sejarah yang termasuk Banten Lama, dan Banten Lama merupakan 7 tempat wisata unggulan di Provinsi Banten, maka target yang ingin dicapai yaitu minimal 10% sampai 15% dari pengunjung Banten Lama itu mampir ke Situs Tasikardi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman, beliau mengatakan :

95

“Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke Banten Lama itu minimal 10% sampai 15% itu mampir ke Tasikardi, cuma belum bisa, sekarang kalo katakan data 2012, data orang yang berkunjung ke Banten Lama itu kurang lebih 12 juta pengunjung, berarti kalau 12 juta pengunjung sepuluh persennya 1,2 juta kali Rp. 10.000/20.000 sudah berapa tuh kan lumayan. Jadi targetnya 10% sampai 15% orang yang ziarah ke Banten Lama mampir ke Tasikardi”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.08 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Dari

hasil

wawancara

dengan

Bapak

Uu

faturachman,

beliau

menginginkan pengunjung yang datang ke Banten Lama, minimal 10% sampai 15% pengunjung mampir ke Situs Tasikardi, dan apabila data pengunjung Banten Lama pada tahun 2012 mencapai 12 juta pengunjung, maka 10% nya saja sudah mencapai 1.200 orang pengunjung, itu minimal, dan maksimalnya sebanyakbanyaknya pengunjung Banten Lama mampir ke Situs Tasikardi. Berikut ini adalah data pengunjung Situs Tasikardi tahun 2013 dimulai dari bulan April sampai dengan tahun 2016 :

96

Tabel 4.2 Data Pengunjung Situs Tasikardi Tahun 2013-2016 No

Bulan

2013

2014

2015

2016

1

Januari

-

214

1.182

1.364

2

Februari

-

696

624

1.248

3

Maret

-

1.494

567

977

4

April

1.111

1.083

820

1051

5

Mei

1.030

1.257

1.000

1911

6

Juni

870

998

951

561

7

Juli

720

350

6.480

7.713

8

Agustus

460

1.438

1.320

1.814

9

September

430

539

1.423

2.172

10

Oktober

208

890

1.109

1.502

11

November

419

814

703

927

12

Desember

394

1.021

2.177

1.751

13

Jumlah 5.462 10.794 17.656 Pengunjung (Sumber : Pihak Pengelola Situs Tasikardi 2016)

22.991

Berdasarkan tabel diatas, dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2013 sampai tahun 2016 pengunjung Situs Tasikardi mengalami peningkatan, dari tabel tersebut ditahun 2015 sampai 2016 yang menunjukan paling banyak pengunjungnya yaitu bulan Juli, menurut hasil wawancara dengan Pengelola Situs Tasikardi, hal tersebut terjadi karena pada bulan Juli adalah libur sekolah, jadi banyak pengunjung yang datang disaat hari libur.

97

Target selanjutnya dari hasil wawancara masih dengan Bapak Uu Faturachman adalah target pendapatan yang dihasilkan dari Retribusi Situs Tasikardi, beliau mengatakan bahwa: “…. maka dalam hal itu yang namanya Dinas Pariwisata menjadi Leading Sector maka dari itu dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, sejak 2013 kami ditargetkan oleh Dewan itu dalam satu tahun tersebut harus mencapai Rp. 25.000.000, kebetulan kami mecapai Rp. 30.000.000 an lebih, kemudian di 2014 kita ditargetkan lagi masih seperti hal yang sama, kemudian kita melebihi target lagi, di 2015 kita ditargetkan di Rp. 52.000.000 kita mencapai Rp 55.000.000, 2016 kita pun mencapai 58.000.000”(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.18 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Target pendapatan dari retribusi Situs Tasikardi ditetapkan oleh Dewan, dari hasil wawancara dengan bapak Uu Faturachman, pendapatan semenjak Situs Tasikardi pengelolaanya dikelola oleh Pemerintah Daerah yaitu Dinas Pemuda Olahraga dan Kabupaten Serang, selalu melebihi target yang sudah ditetapkan oleh Dewan, dan berikut ini adalah data realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang Tahun 2013-2016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs Tasikardi sebagai berikut:

98

Tabel 4.3 Data realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang Tahun 20132016 retribusi yang diperoleh dari tempat rekreasi Situs Tasikardi No

Bulan

2013

2014

2015

2016

1

Januari

-

Rp. 3.660.000

Rp. 5.688.000

Rp. 4.000.000

2

Februari

-

Rp. 4.050.000

Rp. 3.919.000

Rp. 3.590.000

3

Maret

-

Rp. 3.420.000

Rp. 4.331.500

Rp. 3.750.000

4

April

Rp. 5.740.000

Rp. 4.740.000

Rp.4.159.000

Rp. 3.190.000

5

Mei

Rp. 4.790.000

Rp. 3.970.000

Rp.4.834.000

Rp. 5.090.000

6

Juni

Rp. 3.260.000

Rp. 4.340.000

Rp.4.210.000

Rp.1.270.000

7

Juli

Rp. 2.150.000

Rp. 280.000

Rp.9.060.000

Rp.14.510.000

8

Agustus

Rp. 4.020.000

Rp.14.140.000

Rp.5.810.000

Rp. 5.470.000

9

September

Rp. 2.410.000

Rp. 3.600.000

Rp.4.630.000

Rp.5.440.000

10

Oktober

Rp. 1.850.000

Rp. 4.340.000

Rp.4.060.000

Rp. 4.830.000

11

November

Rp. 2.990.000

Rp. 3.820.000

Rp.4.310.000

Rp. 5.830.000

12

Desember

Rp. 2.570.000

Rp. 4.840.000

Rp. 3.830.000

Rp. 7.590.000

Rp. 29.780.000

Rp. 55.200.000

Rp. 58.841.500

Rp. 64.110.000

Jumlah

(Sumber: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serang: Laporan realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Serang 2015-2016) Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa pendapatan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan tarif tiket dari tahun 2013 sampai 2016 yang tidak ada kenaikan yaitu menurut keputusan Bupati Serang nomor 556/995/Pe berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2011 tentang jasa usaha tarif retribusi tempat rekreasi dan olahraga tiket masuk tarif retribusi yaitu tarif perorangan untuk

99

dewasa Rp. 2.500 (Dua ribu lima ratus rupiah) dan untuk anak-anak yaitu Rp. 1.500 (Seribu lima ratus rupiah) sedangkan untuk kendaraan roda empat Rp. 20.000 (Dua puluh ribu rupiah) dan untuk kendaraan roda dua Rp 10.000 (Sepuluh ribu rupiah). Data retribusi tersebut hanya dari parkir Situs Tasikardi saja, tidak termasuk dari pendapatan wahana permainan di Tasikardi. Dari pendapatan retribusi yang masuk serta meningkat setiap tahunnya, apabila di kaitkan dengan gaji dari para karyawan yang terdiri dari 10 orang dari desa Margasana ini maka pengeluaran yang dikeluarkan untuk menggaji karyawan lebih besar daripada pendapatan retribusi yang dihasilkan oleh Situs Tasikardi. Maka dalam hal ini berarti setiap bulannya pendapatan dari Situs Tasikardi megalami kerugian. Pengelolaan Situs Tasikadi ini dikelola dibawah naungan Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang atas perintah dari Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kabupaten Serang, dengan alasan Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata Kabupaten Serang sudah mengemban jabatan ini sejak lama dan diharpkan mampu memberikan perubahan lebih baik dalam pengelolaannya. Selain itu dari proses dikelolanya objek wisata Situs Tasikardi ada dampak-dampak bagi masyarakat sekitar, dari hasil penelitian yang peneliti lakukan sejauh ini dampak-dampak yang dirasakan oleh masyarakat sekitar yaitu dampak-dampak positif, diantaranya terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat sekitar terutama bagi 10 orang pengelola Situs Tasikardi dan juga untuk

100

pedagangadanya lahan untuk mencari rezeki, adanya hiburan terdekat bagi masyarakat sekitar, hal ini seperti hasil wawancara dengan bapak Muis selaku Ketua Karang Taruna yang mengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan bahwa : ”Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya, tapi dari tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan masyarakat pada bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan juga direkrut untuk bekerja disini, di Tasikardi”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.30 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi) Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis bahwa awalnya masyarkat kurang meresponse dengan adanya objek wisata Situs Tasikardi, karena waktu itu Situs Tasikardi masih dkelola pihak ke 3 dan dalam pengelolaannya pun tidak melibatkan masyarakat sekitar, tapi semenjak Situs Tasikardi diserahkan ke Pemerintah Daerah dan dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kabupaten Serang serta bekerjasama dengan masyarakat sekitar, masyarakat sekitar jadi antusias, bahkan ada sebagian masyarakat yang mengadakan wahana permainan tambahan berupa kereta-keretaan dan juga mandi bola untuk anakanak, wahana permainan tersebut disediakan oleh masyarakat sendiri. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Bapak Rouf selaku masyarakat desa Margasana. Beliau mengatakan ”Ya Alhamdulillah neng bisa jadi tambahan pendapatan untuk masyarakat sekitar, karena rata-rata yang jualan disini juga masyarakat Desa sini, ada juga masyarakat sini yang berinisiaif untuk mengadakan permainan-permainan kayak balon yang besar ini dan kereta-keretaan itu kan dari masyarakat sini juga. Mungkin buat yang tidak berjualan dampaknya bisa refreshing kesini deket, bisa mincing juga ngilagin stress.” (Sumber wawancara dengan Bapak Rouf selaku masyarakat Desa Margasana hari minggu 23 April 2017 pukul 13.15 WIB)

101

Dan juga dampak bagi pedagang di Situs Tasikardi adanya lahan untk mencari rezeki dan bisa untuk tambahan uang jajan sekolah anak, hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan ibu Jenab selaku pedagang minuman dingin di Situs Tasikardi, beliau mengatakan: ”Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikitsedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak berjualan disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah pengennya terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau.” (Sumber: Wawancara denga Ibu Jenab salah satu pedagang minuman dingin di Situs tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 13.25) Dari pernyataan yang dipaparkan oleh Ibu Jenab selaku penjual minuman dingin di objek wisata Situs Taskardi, beliau bersyukur dengan adanya Objek Wisata Situs Tasikardi karena bisa menjadi ladang mencari rezeki dan bisa untuk tambahan jajan anak-anaknya. 4.3.2 Preservasi, Proteksi dan Peningkatan kualitas sumber daya di Objek Wisata Situs tasikardi Analisis data dalam point Preservasi, Proteksi, dan Peningkatan Kualitas Sumber daya di objek wisata Situs Tasikardi, yaitu akan di jelaskan berdasarkan hasil wawancara terhadap informan yang peneliti pilih mengenai upaya pelestarian yang dilakukan oleh instansi yang berkaitan dalam melestarikan Situs Tasikardi, Bentuk pengawasan dan sanksi apa yang diberikan terhadap orang yang hendak melakukan kerusakan terhadap Situs Tasikardi dan membahas bagaimana peningkatan kualitas sumber daya dalam melakukan pengelolaan Situs Tasikardi. a. Preservasi Objek Wisata Situs Tasikardi

102

Preservasi adalah kegiatan untuk melestarikan sesuatu untuk tujuan tertentu, kegiatan preservasi bisa diartikan merawat dan membangun ulang, sehinga preservasi bisa diartikan adalah melestarikan suatu objek, baik dengan merawat maupun membangun ulang objek tersebut. Tujuan dari mempreservasi adalah agar suatu benda bersejarah bisa tetap bernilai dan bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini Situs Tasikardi adalah benda Cagar Budaya dimana Situs Tasikardi ini memiliki nilai sejarah yang harus dipreservasi atau dilestarikan. Benda Cagar Budaya Situs Tasikardi ini dalam pengelolaannya yaitu diserahkan ke Pemerintah daerah Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, dalam hal ini pemerintah daerah melibatkan BPCB Banten sebagai Badan yang bertugas dalam melestarikan Cagar Budaya Situs Tasikardi yang merupakan salah satu benda Cagar Budayadi daerah Banten, Dalam Proses pelestarian yang dilakukan oleh BPCB Banten dilakukan proses penelitian, pemugaran dan pelestarian. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua Unit Publikasi dan Dokumentasi di BPCB Banten, Beliau mengatakan : ”Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya berkaitan dengan retribusi pengunjung, sebelum itu memang dilakukan kegiatan penelitian, pemugaran dan pelestarian oleh BPCB Banten sebelumnya, berkaitan dengan pemulihan situs, karena dulu kan Situs Tasikardi tidak seperti sekarang, kebetulan seniorsenior kami yang cerita, jadi dulu itu airnya tidak setinggi ini, jadi dulu tuh dikeruk, airnya dibersihkan kemudian kan ada struktur ditengahnya nah disitu ada proses pemugaran, cuman pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian disana ada bekas pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa struktur bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam, yang waktu

103

itu dipergunakan untuk tempat pemandian putri, bentuknya juga menarik terutama kolamnya itu, ada bagian tangga, nah kondisi sekarang tentu saja tidak bisa menggambarkan seprti kondisi pada masa lalu, artinya apa, kondisi sekarang kan cuma pondasi, terutama untuk bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih seperti itu. Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk menghindari erosi dari air tersebut, jadi itu salah satu kegiatan yang cukup penting oleh kantor kami terutama untuk pelestarian, sampai ketika dulu pernah dikelola oleh pihak ke 3, kebetulan juga waktu itu ada proses mediasi dan lain-lain. Jadi Tasikardi itu salah satu titik penting dari 26 titik peninggalan di kawasan Banten Lama, mulai dari Masjid, Keraton, Benteng, Kelenteng, sampai dengan Danau itu tadi, nah setelah ada proses mediasi akhirnya kita kerjasama dengan Provinsi dan Kabupaten, dan akhirnya sekarang Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi itu.”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.32 WIB di BPCB Banten) Hal ini senada dengan yang dikatakan Bapak Juliadi selaku pengkaji Cagar Budaya di BPCB Banten, beliau mengatakan bahwa : “BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan melakukan pelestarian.Pemugaran pernah dilakuan perbaikan ditengahnya itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan balekambang, arena ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran, diperbaiki. Oleh dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi ditangani oleh pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan pembinaan sejarah dan purbakala. Diawal itu sudah melakukan pelestarian, pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan pemerintah daerah, yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang namanya cagar budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh BPCB tapi oleh dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan sarana dan prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun masih dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya perlu dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus sama dengan aslinya.”(Sumber: wawancara dengan bapak Juliadi selaku pengkaji cagar budaya di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 13.05 WIB di BPCB Banten)

104

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa dan Bapak Juliadi bahwa Preservasi yang pernah dilakukan di Situs Tasikardi adalah Proses Pemugaran yang dilakukan di bagian tengah Situs Tasikardi, pemugara adalah upaya pengembalian kondisi fisik seperti sebelumnya. Pemugaran ini dilakukan harus menjaga keaslian dari Situs Tasikardi tersebut, caranya yaitu apabila ada yang harus diganti maka proses pengantiannya harus dengan material dan bentuk seperti aslinya. b. Proteksi/ Pelindungan terhadp Objek Wisata Situs Tasikardi Faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan benda Cagar Budaya termasuk Objek Wisata Situs Tasikardi yaitu faktor alam dan faktor manusia, faktor alam yaitu berupa pelapukan, dan faktor manusia berupa goresan benda tajam, corat coret, buang sampah sembarangan, oleh karena itu perlu dilakukan perlindungan terhadap objek wisata Situs Tasikardi. Pelindungan adalah upaya yang dilakukan untuk melindungi agar tidak terjadi kerusakan. Dalam pelindungan yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, dalam pelindungan fisik yaitu dilakukannya pembanguan pagar yang mengelilingi Situs Tasikardi. Hal ini jua diungkapkan oleh Bapak Soni Prasetia Wibawa, beliau mengatakan bahwa : “Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan keamanan bentuknya adalah pagar, yang kebetulan karena sudah di ampu oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang maka dari sanalah yang berwenang untuk membuat atau memperbaikinya, kalaupun sebelum itu tadi saya sudah ceritakan bahwa dalam pelestarian itu ada penelitian, ada proses pemugaran, ada proses pengembangan dan pemanfaatan, nah kebetulan disana sudah sampai pada proses pengembangan dan

105

pemanfaatan, tadi yang penelitian dan pemugaran sudah saya jelaskan yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang dibagian tengah itu, itu yang kita lakukan”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.35 WIB di BPCB Banten) Bapak Soni Prasetia Wibawa menjelaskan bahwa saat ini Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sedang melakukan pembangunan pemagaran di Situs Tasikardi, itupun termasuk upaya perlindungan terhadap benda Cagar Budaya Situs Tasikardi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi.Berikut ini adalah gambar pembangunan pagar yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi:

Foto pembangunan pagar di objek wisata Situs Tasikardi Gambar 4.2

106

Bentuk pelestarian lainnya yaitu dengan mengelola dan memanfaatkan Situs Tasikardi agar bermanfaat bagi masyarakat. Dan apabila ada yang hendak melakukan kerusakan-kerusakan terhadap Situs Tasikardi, sesuai dengan Undangundang nomer 11 tahun 2010 Cagar Budaya ada pasal yang mengatur tentang sanksi yang diberikan apabila ada yang sengaja merusak benda Cagar Budaya, hal ini sesuai dengan yang dikatakan bapak Soni Prasetia Wibawa, beliau mengatakan bahwa: “….ketika ada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Sanksi itu sudah berat dari pasal 105 sampai pasal 110 disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling besar ada sanksi 5 milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15 tahun penjara. Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada penanganan tentang pelanggaran.Sejauh ini kami belum melakukan tindakan persuasif maupun refresif terhadap pelanggar.”(Sumber: wawancara dengan bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten, hari Rabu 12 April 2017 pada pukul 14.37 WIB di BPCB Banten) Dari hasil wawancara dengan informan I1.6 bahwa pasal yang mengatur sanksi tentang pelanggaran terhadap benda Cagar Budaya yaitu Undang-undang nomer 11 tahun 2010 pasal 105 sampai pasal 110.bunyi pasal 105 yaitu : Pasal 105: Setiap orang yang dengan sengaja merusak Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Namun sejauh ini kerusakan-kerusakan di Situs tasikardi belum mencapai kerugian-kerugian yang besar, sehingga sanksi yang diberikan masih teguran-teguran terhadap pelaku, pelanggaran yang terjadi di Situs

107

Tasikardi berupa perusakan pagar-pagar kawat, perusakan area penyandang cacat, dan buang sampah sembarangan. Hal ini sama dengan yang dikatakan oleh bapak Uu Faturachman, beliau mengatakan: “Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya ada tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu. Kaitanya dengan corat-coret, merusak pagar, buang sampah sembarangan, ya paling kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti itu..kemudian kita berdayakan masyarakat disitu supaya masyarakat disitu merasa diperhatikan. “(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.30 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Hal ini juga senada dengan yang dikatakan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata kabupaten Serang. Beliau mengatakan bahwa : “Ada sanksinya di dalam undang-undang cagar budaya, tapi apabila pelanggaran yang masih bisa dimaafkan itu paling kita hanya melakukan teguran-teguran saja. Biasanya orang yang seperti itu gagal paham” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017 pukul 11.27 WIB di Ruangan Kepala Dinas) Dari hasil wawancara dengan Bapak Uu Faturachman dan Bapk Tahyudin bahwa sejau ini upaya yang dilakukan dalambentuk pelindungan terhadap sanksisanksi yang diberikan kepada yang merusak benda Cagar Budaya Tasikardi sebatas teguran-teguran yang dilakukan karena masih diangap ringan dan masih bisa dimafkan c. Peningkatan kualitas sumber daya di Objek Wisata Situs tasikardi

108

Agar tidak terjadi perusakan-perusakan terhadap benda Cagar Budaya Tasikardi maka harus ada pemberdayaan terhadap pengelola, agar pengelola mampu membuat masyarakat merasa diperhatikan sehingga tidak ada yang berani untuk melakukan kerusakan. yang sudah dibahas sebelumnya bahwa dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu dengan diadakannya diklat, sosialisasi, dan pelatihan-pelatihan sadar wisata, hal ini sesuai dengan yang dikatakan ibu Mastufah, bahwa: “SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihanpelatihan” (Sumber: wawancara dengan Ibu Mastufah selaku Kasi Objek Wisat dan Hiburan Umum Rabu, 03 Mei 2017) Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan Bapak tahyudin, beliau mengatakan bahwa : “Kalau SDA paling penghijauan, ditanami kembali, dibersihkan danau dan pulau kecilnya itu dijaga kelestariannya dan memanfaatkan untuk kehidupan masyarkat.Kalau SDM nya seperti tadi saya bilang, ada pelatihan ada sosialisasi agar SDM nya lebih banyak pengetahuan.”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang hari rabu 19 april 2017 pukul 11.35 WIB di Ruangan Kepala Dinas) Bapak Tahyudin juga memaparkan dalam peningkatan kualitas SDM dengan diadakannya pelatihan dan sosialisasi agar Sumber Daya Manusianya lebih banyak pengetahuan, sedangkan dalam peningkatan Sumber Daya Alam dengan di adakannya penghijauan, menjaga kebersihan Situs tasikardi dan juga proses pelestarian.

109

Namun kenyataannya yang terjadi di objek wsisata Situs Tasikardi, pihak pengelola belum bisa memperhatikan lingkungan sekitar, sehingga hal-hal seperti buang sampah sembarangan, merusak pagar-pagar kawat, dan masyarakat yang belum tertib dalam memasuki objek wisata Situs Tasikardi masih terjadi, Kenyataannya pemberdayaan yang dilakukan belum dilakukan dengan maksimal, hasilnya pun belum dirasakan maksimal. 4.3.3. Pengembangan Atraksi Wisata Tambahan di Objek Wisata Situs Tasikardi Dalam objek wisata, peran atraksi pariwisata harusnya menjadi salah satu hal penting yang harus ditampilkan, karena peran atraksi mampu mengundang para pengunjung untuk datang, dan lebih banyak pendapatan yang masuk, selain itu apabila diadakan kegiatan atraksi mampu melatih daya kreative masyarakat, atraksi tersebut bisa berupa pentas seni, dengan begitu akan mengenalkan budaya seni daerah dan juga ciri khas daerah akan terlestarikan, namun kenyataan terbalik, di Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang tersedia, sehingga daya tarik di Tasikardi ini pun rendah. Atraksi wisata di Situs Tasikardi ini masih dalam proses rencana. Hal ini di jelaskan oleh Ibu Marisca Teressia Selaku Kasi Promosi Pariwisata, beliau mengatakan bahwa: ”Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun weekend at Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin kayak gantian anak-anak sekolah dan bikin pentas disitu, tapi kita baru rencana yah mudah-mudahan disetujui, kita akan adain. Kalo tahun ini belum ada.” Sumber: (Wawncara dengan Ibu Marisca Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata hari senin 10 April 2017 pukul 14.12 WIB)

110

Dari penjelasan Ibu Marisca Teressia diatas bahwa sedang direncanakan acara Fun Weekend at Tasikardi yang dilaksanakan satu minggu sekali yang di peruntukan kepada anak-anak sekolah, itu pun masih semoga, apabila disetujui maka kegiatan itu akan dilaksanakan. Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan oleh Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana Pariwisata, beliau mengatakan bahwa : “Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain panggung hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana” (Sumber: wawancara dengan Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana Usaha Pariwisata Rabu tanggal 03 Mei 2017 pukul 14.00) Menurut penjelasan Ibu Ade Fauziah diatas beliau merencanakan akan diadakannya panggung hiburan di Situs Tasikardi, pangggung tersebut kemudian digunakan untuk acara pentas seni, acara-acara pertunjukan untuk menghibur para pengunjung

dan agar menarik pengunjung untuk datang ke Situs Tasikardi.

Kemudian hasil wawancara dengan bapak Muis selaku ketua Karang Taruna dan pengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan: ”Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget.”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.40 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi) Dari hasil wawancara dengan Bapak Muis, beliau menjelaskan di Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apa-apa, menurut beliau tidak ada yang membimbing pengelolaan Situs Tasikardi ini dengan sungguh-sungguh, karena menurutnya pengelola di Situs Tasikardi masih awam-awam, maka dari itu dibutuhkan bimbingan yang sungguh-sungguh.

111

Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini, selain adanya atraksi agar dapat menarik pengunjung, hal lainnya yang harus dilakukan adalah pengembangan dan promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkaitan, dalam hal ini di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang mempunyai tugas fungsi dan pokok dalam promosi pariwisata adalah Kasi Promosi Pariwisata, Kasi Promosi Pariwisata ini diharapkan mampu melakukan promosi dengan berbagai cara baik di Media Sosial, Cetak, Media Elektronik dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berbentuk promosi lainnya agar mampu menarik pengunjung lebih banyak, namun dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu pengunjung asal kebangsaan Prancis yang bernama Mr. Yohan beliau mengaku berkunjung ke Situs Tasikardi karena kebetulan lewat, beliau mengatakan bahwa : ”Saya lewat dan melihat tempat ini kemudian mampir dengan anak istri saya” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.39 WIB) Dari hasil wawancara dengan Yohan bahwa beliau mengetahui Situs Tasikardi karena lewat dan kemudian mampir, bukan hasil dari Promosi dari Media. Hal ini juga senada dengan apa yang dikatakan Bapak Muis selaku Pengelola Situs Tasikardi, beliau mengatakan: ”Ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek biar promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu udah aja gak ada kelanjutan lagi” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Muis Pada hari sabtu 29 April 2017 pukul 10.35 WIB di Pinggir danau Situs Tasikardi)

112

Menurut penjelasan dari Bapak Muis diatas Bahwa kebanyakan pengunjung mengetahui Situs tasikardi dari Sepengetahuan pengunjung sendiri, dan dalam pemberdayaan masyarakat yang mengelola bahwa pernah diadakan Bimtek tentang proses Promosi namun tidak ada kelanjutan yang jelas. Dan hal ini peneliti mencari tahu lebih jelas nya seperti apa proses promosi yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, peneliti mewawancarai Ibu Marisca Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata, beliau mengatakan: “Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran, radio dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar kota kita ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas seni ke Taman Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita promosikan disana. Selain itu ada pawai-pawai sebagai bentuk promosi”(Wawncara dengan Ibu Marisca Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata hari senin 10 April 2017 pukul 14.14 WIB) Dari hasil wawancara dengan ibu Marisca Teressia diatas bisa dilihat bahwa dari beliau proses promosi yang dilakukan yaitu melalui Kang Nong untuk ngepost di media sosial, selain itu melakukan promosi melalui media lainnya yaitu Koran, radio dan juga dengan dilakukannya pameran ke luar kota dan setiap bulan mengirimkan pentas seni ke Taman mini. Namun kenyataan dilapangan yang ditemukan bahwa proses promosi yang dilakukan kurang berpengaruh dalam menarik pengunjung, kebanyakan pengunjung yang datang di Situs Tasikardi datang karena kebetulan melewati Situs Tasikardi.

113

4.3.4. Pelayanan Kepada Wisatawan di Objek Wisata Situs Tasikardi Pelayanan kepada wisatawan adalah salah satu upaya yang harus diterapkan dengan sebaik mungkin terhadap pengunjung atau wisatawan, pelayanan kepada wisatawan terbagi menjadi dua, pertama pelayanan fisik dan kedua pelayanan non fisik.Pelayanan non fisik salah satunya adalah dengan bersikap ramah tamah, senyum dan sapa dari pengelola, pedagang dan segala pihak yang berhubungan dengan pelayanan terhadap orang yang datang ke tempat wisata.Dan pelayanan fisik yaitu dengan ditata kerapihan dan kebersihan yang harus dijaga dengan baik agar memberikan kenyamanan terhadap pengunjung, selain itu dengan merawat wahana Di objek wisata Situs Tasikardi agar pengunjung merasa aman dan nyaman. Pelayanan yang diberikan pengelola Tasikardi untuk saat ini belum maksimal, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu pengunjung yang bernama Mr. Yohan, beliau mengatakan: ”Kurang terawat, pedagang disini berantakan sekali, belum tertata rapi. Saya kesini mau naik perahu karet tapi lama sekali. Harus ditambahkan lagi” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi yang berasal dari Prancis dan sekarang tinggal di cilegon, hari minggu 23 April 2017 pukul 10.35 WIB) Menurut penjelasan Mr. Yohan tersebut, bahwa menurut beliau tata kelola pedagang di Situs Tasikardi belum di tata dengan rapi, sehingga menimbulkan kesemrawutan di Situs Tasikardi, pedagang di Situs Tasikardi ini terdiri dari 32 Orang pedagang dimana 6 orang pedagang diantaranya adalah pedagang tetap, 8 orang pedagang aksesoris dan sisanya pedagang makanan dan minuman, yang bertanggung jawab untuk mengelola pedagang ini adalah pengelola karang taruna

114

yang bertanggung jawab kepada Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, namun dalam pengelolaannya masih sangat buruk karena belum ada area yang memadai dan juga belum ada bimbingan yang langsung dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. menurut penjelasan beliau lagi, bahwa wahana perahu karet yang tersedia di Situs Tasikardi perlu ditambahkan, dari hasil penelitian, perahu yang tersedia untuk menyebrangi atau memutari pulau kecil yang ada di Situs Tasikardi hanya terdapat satu buah perahu karet, yang hanya bisa dinaiki oleh maksimal 5 orang, 2 orang diantaranya petugas pengelola, sedangkan pengunjung yang bisa menaiki perahu tersebut 3 orang, lama waktu yang ditempuh dalam memutari pulau kecil ditengah Situs Tasikardi tersebut maksimal 10 menit.Jelas proses tersebut sangat memakan waktu, sehingga pengunjung yang hendak menaiki perahu harus menunggu. Pernyataan yang menunjukan kurang puas atas pelayanan yang diberikan juga diungkapkan menurut salah satu pengunjung yang lainnya, yaitu Ibu Dian yang berasal dari Bogor dan sekarang tinggal di Serang, beliau mengatakan: ”Kurang puas sih kalo buat saya sendiri, pengelola disini tidak menguasai sejarah tentang Situs ini, saya menanyakan sejarah di sini kepada penjaga perahunya, mereka tidak bisa menjelaskan, padahal saya ingin tahu sejarah tempat ini” (Sumber: Wawancara dengan Ibu Dian selaku pengunjung Situs Tasikardi. hari minggu 23 April 2017 pukul 10.00 WIB) Menurut penjelasan Ibu Dian diatas, bahwa pelayanan yang diberikan oleh pengelola Situs Tasikardi kurang memuaskan, pengelola Situs Tasikardi tidak menguasai sejarah tentang Situs tersebut, seharusnya Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dan BPCB Banten

memberikan pembelajaran

115

kepada para pengelola tentang sejarah lengkap Situs Tasikardi. Menurut Bapak Muis selaku pengelola Tasikardi, BPCB Banten sering memerintahkan untuk datang kesana dan memerintahkan agar pengelola membaca buku tentang sejarah di perpustakaan BPCB, beliau mengatakan “Sedikit sih yang tau, itu juga gak lengkap.Makannya dari Dinas Kepurbakalaan (BPCB) sering nyuruh kita kesana buat mempelajari buku-buku yang ada disana. Tapi kita belum sempat kesana” (Sumber: wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola Situs Tasikardi, hari sabtu 29 April 2017 jam 10.35 Dari pernyataan bapak Muis tersebut bahwa ada perintah dari BPCB Banten

agar

pengelola

Tasikardi

datang kesana

dan

membaca

buku

diperpustakaan BPCB. Seharusnya upaya yang dilakukan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang memberikan pelatihan dan sosialisasi secara khusus kepada petugas pengelola dan bekerja sama dengan BPCB dalam sosialisasi penjelasan tentang sejarah objek wsiata Situs Tasikardi. Selain pelayanan terhadap wisatawan yang harus diperhatikan lainnya adalah mengenai kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke tempat Objek Wisata.Kenyamanan yang diberikan guna untuk menrik pengunjung untuk mau datang lagi ke tempat wisata Objek Wisata Situs Tasikardi. Mr. Yohan mengungkapkan mengenai kenyamanan di objek wisata Situs Tasikardi, beliau mengatakan: ”Nyaman sih ya disini udaranya sejuk, banyak angin dan pohonpohonan, danaunya tenang, Cuma saja pedagang disini kurang tertata rapi” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.37 WIB)

116

Hasil wawancara dengan I2.5 beliau menjelaskan dari segi udara dan suasana alam Situs Tasikardi yang sejuk dan danaunya yang tenang, memberikan kenyamanan kepada pengunjung, namun beliau mengatakan bahwa pedagang yang ada di Situs Tasikardi tidak tertata dengan rapi. Mengenai penataan pedagang ini yang ditugaskan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yaitu pengelola dari Karang Taruna, dari Dinas sudah disediakan tempat untuk berdagang agar tidak mengganggu pengunjung, hal ini dijelaskan oleh Bapak Tahyudi selaku Kepala Dinas Dispapora Kabupaten Serang, beliau mengatakan : ”Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita siapkan areanya” (Sumber: wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas Dispapora Kabupaten Serang Rabu, 19 April 2017pukul 09.10 WIB) Dari apa yang diungkapkan oleh I1.2 ini bahwa untuk pedagang sudah disediakan area tertentu khusus untuk pedagang, yang disediakan agar tertib dan tidak mengganggu kenyamanan pengunjung, area tersebut yaitu baik saung-saung warung tetap maupun area memanjang di bagian belakang yang jauh dari pintu gerbang Tasikardi. Disediakannya area untuk pedagang ini dibenarkan oleh Mahdum Bahar salah satu pengelola objek wisata Situs Tasikardi, beliau mengatakan bahwa: Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke belakang, disuruh dari Dinasnya, sudah disediakan, tapi pedagangnya pada pengen disini aja soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang cuman hari minggu, kalo hari biasa mah sepi.(Sumber: wawancara dengan Mahdum Bahar selaku pihak pengelola Situs Tasikardi Minggu 23 April 2017 pukul 10.55 WIB)

117

Dari hasil wawancara dengan I2.2 ini beliau menjelaskan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang sudah menyediakan area untuk berdagang di bagian belakang pojok Situs Tasikardi, namun para pedagang tidak mau berjualan disana karena sepi dan pengunjung jarang ke belakang, makannya mereka memilih berjualan dibagian depan tempat pengunjung datang agar lebih dekat dengan pengunjung. Selain pelayanan dan kenyamanan yang sudah dijelskan diatas, hal lain yang membuat pengunjung ingin datang lagi ke tempat objek wisata adalah sarana dan prasarana yang tersedia, di Situs Tasikardi ini sarana dan prasarana yang ada sudah mulai rusak, mulai dari wahana permainan bebek-bebekan dan ayunan yang sudah rusak dan tidak diperbaiki, atap mushola yang sudah hampir ambruk, saung yang hampir roboh, lapangan parkir yang kurang memadai. Hal ini bisa dilihat dari foto dibawah ini :

Foto halaman Situs Tasikardi yang digunakan untuk tempat parkir

Foto atap mushola yang sudah rusak

118

Foto saung yang sudah tidak bisa ditempati karena hampir roboh

Foto bebek-bebekan yang rusak dan belum diperbaiki Gambar 4.3

Dari foto tersebut dapat kita lihat bahwa banyak sarana dan prasarana yang rusak dan kurang terawat, hal tersebut perlu adanya perbaikan dan penambahan lahan parkir.Kurangnya wahana juga diungkapkan oleh Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi: ”Wahananya kurang, tambah perahu, tambah bebek-bebekan, itu kurang paling cuma ada berapa, kalau sabtu minggu tidak cukup.” (Sumber: Wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung Situs Tasikardi hari minggu 23 April 2017 pukul 10.39 WIB) Dari wawancara dengan I2.5 ini bahwa wahana permainan perlu ditambahkan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Bapak Muis selaku pihak pengelola Objek wisata Situs Tasikardi, beliau mengatakan bahwa :

119

”Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung, soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya, itu sih keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana permainan nya. Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini.”(Sumber: wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola Situs Tasikardi, hari sabtu 29 April 2017 jam 10.39) Dari yang diungkapkan pengunjung dan pengelola objek wisata situs tasikardi bahwa perlu ditambahkan wahana permainan di Situs Tasikardi, menurut bapak Muis hal tersebut menjadi keluhan pengunjung, sebab harga tiket dinilai mahal apabila tidak ada wahana yang memadai, pak Muis mengungkapkan adanya masyarakat yang menyokong untuk wahana permainan, dari hasil penelitian memang benar adanya tambahan wahana permainan yang disediakan oleh masyarakat sekitar yaitu diantaranya kereta-keretaan yang ditarik menggunakan motor, balon besar tempat mandi bola, hal tersebut bisa dilihat dari foto dibawah ini:

Foto kereta-keretaan yang disediakan oleh masyarakat sekitar

Foto wahana tambahn yang berasal dari masyarakat sekitar

120

Hal tersebut merupakan dukungan dari masyarakat yang diberikan kepada Situs Tasikardi agar situs Tasikardi lebih banyak pengunjung, partisipasi dari masyarakat merupakan kemajuan yang dilakukan masyarakat, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang seharusnya lebih mendukung kegiatan masyarakat yang seperti ini. Mengenai lapangan parkir yang ada di Situs Tasikardi memang belum ada, dan sementara ini tempat parkir yang digunakan adalah halaman Tasikardi, hal tersebut menurut ibu Mastufah masih bisa tertampung apabila hari-hari biasa, hal tersebut diungkapkan sebagai berikut : “Sementara gunakan yang ada dulu aja, karena saya rasa masih ketampung.karena hari-hari biasa kan masih sepi, paling pas tahun baru itu yang tidak tertampung.” (Sumber; wawancara dengan ibu Mastufah selaku kasi Obyek wisata dan hiburan umum hari Rabu 3 Meil 2017 pukul 13.45 WIB) Dari hasil wawancara dengan ibu Mastufah diatas bahwa menurut beliau, lapangan parkir sementara menggunakan yang sudah ada, kalau sehari-hari masih sepi, paling pas tahun baru yang tidak tertampung, namun dari hasil penelitian, lapangan parkir di hari minggu terlihat sesak, seharusnya Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kabupaten Serang menambahkan lahan parkir agar tercapainya target-target yang diinginkan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, Pengelola dan masyarakat.

121

4.3.5. Dukungan dan Legitimasi Pada Pembangunan dan Pengembangan Objek Wisata Situs tasikardi Dalam pengelolaan, pembangunan dan pengembangan tempat objek wisata harus adanya dukungan penuh dari pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya yang bersangkutan, agar proses yang dijalani bisa berjalan dengan lancar. Dukungan dari pemerintah dalam pengelolaan, pembangunan dan pengembangan tempat objek wisata berupa kebijakan yang dibuat, memfasilitasi, mengadakan pelatihan-pelatihan dan memberdayakan masyarakat lokal. Dan juga dukungan dari masyarakat berupa partisipasi dalam pengelolaan dan pelestarian tempat objek wisata dan mendukung kebijakan serta membantu dalam proses berjalannya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Dukungan yang diberikan oleh pemerintah dan masyarakat yang diberikan terhadap proses pengelolaan, pembangunan dan pengembangan yaitu seperti yang dikatakan oleh Bapak Uu Faturachman, beliau mengatakan bahwa: ”Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi masyarakat, ya kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan karang taruna kita libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita juga memberikan legalisasi kepada masyarakat itu untuk dukungan. Dari pemerintah sendiri ya banyak sekali, membuatkan Perda juga bentuk dukungan, mengelola juga bentuk dukungan, membangun bentuk dukungan, mendidik dan mendiklat masyarakat disana juga termasuk dukungan.Pokoknya diusahakan setiap tahunnya diadakan pemagaran agar cepat selesai.”“(Sumber: wawancara dengan bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata, hari senin 10 April 2017 pada pukul 14.35 WIB diruangan Pak Kabid Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang) Dari penjelasan informan I1.1

yang dipaparkan diatas bahwa bentuk

dukungan yang diberikan oleh masyarakat dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi adalah dengan mereka berpartisipasi dalam pengelolaannya, dan

122

dariDinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang mendukung mereka dengan mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Dinas, membuat peraturan daerah, mengelola, melaksanakan pembangunan, memberikan pembelajaran dan pelatihan-pelatihan kepada pengelola Kemudian Bapak Muis menambahkan bahwa beliau mengatakan partisivasi yang diberikan masyarakat adalah sebagai berikut: “Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini.” (Sumber: wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola Situs Tasikardi, hari sabtu 29 April 2017 jam 10.41) Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa masyarakat sekitar berpartisipasi dalam pengelolaan yaitu dengan dukungan mengadakan wahana tambahan dari masyarakat sendiri, seperti yang dijelaskan dalam gambar diatas.Bentuk dukungan lainnya adalah selain dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang ada juga peran dari Dinas Pariwisata Provinsi, berikut adalah yang dipaparkan oleh Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan di Dinas Pariwisata Provinsi, beliau mengatakan dukungan dari Dinas Pariwisata Provinsi sebagai berikut: ”Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada pembangunan suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur kalau pembangunan infrastruktur jelas kita memberikan dukungan bantuan dalam pembangunan jalan, kalau pembangunan Infrastruktur itu lebih kepada OPD yang sekarang menjadi SKPD itu menjadi OPD yang menangani itu adalah sumber daya dan pemukiman, dia memperhatikan akses jalan terutama jalan-jalan yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang menghubungkan Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah kemudian untuk Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi sendiri kalaupun misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana, kalaupun itu

123

masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi Banten bisa saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan secara langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta harus pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari sisi Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa, karena tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota serang ke Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi kalau dilihat dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma tergantung dari intensitas sebarapa banyak pengunjung. Dan yang kedua dari peranserta Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah mereka ingin melakukan pembangunan tetapi memiliki keterbatasan nah maka mereka bisa berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah perencanaan pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah bisa diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat apabila ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik, mereka juga diwajibkan untuk melaporkan, tetapi ada mekanismenya, yaitu mereka memberikan surat tertulis secara formal yang merupakan syarat administrasi yang harus ditempuh, sampaikan keluhannya kemudian di kirimkan melalui loket, jadi peran serta masyarakat sangat penting untuk mengoreksi, mengingatkan dan mengawasi pemerintahan. Tetapi harus mengikuti peraturan” (Sumber: Wawancara dengan Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan (PEP) di Dinas Pariwisata Provinsi Banten Senin 16 Mei 2017 11.12) Dari apa yang dikatakan oleh informan I1,8 ini bahwa dalam pembangunan objek wisata ada beberapa pihak yang terkait berkaitan dengan tugasnya masingmasing, Dinas Pariwisata provinsi dalam pembangunan pariwisata memberikan dukungan pembangunan infrastruktur yaitu akses untuk dilalui dalam menuju tempat wisata, jalan menuju objek wisata Situs Tasikardi ini memang tidak bagus, namun untuk pembangunannya, menurut Bapak Chairul anwar bahwa dalam pembangunan jalan itu harus ada intensitas yang mendukung, tidak bisa begitu saja diadakan pembangunan, tetapi harus dilihat dari berbagai aspek, saat ini jalan

124

yang dilalui di Tasikardi menurut Bapak Chairil belum banyak dilalui oleh orang yang melewati jalan Kabupaten-Kota, namun dalam aspek untuk menuju tempat pariwisata bisa saja dibangun, namun harus melihat seberapa banyak intensitas pengunjung yang datang, bentuk dukungan lainnya adalah dengan mengadakan pelatihan-pelatihan untuk para pelaku wisata serta memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh tempat objek wisata, namun dalam hal ini bentuk dukungan lainnya yaitu dengan memberikan kewenangan dalam pengelolaannya terhadap pemerintah daerah, dan dalam hal ini pemerintah daerah yang mengelola objek wisata situs tasikardi adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Apabila ada kebutuhan yang harus dipenuhi namun Pemerintah Kabupaten tidak bisa melaksanakannya maka Pemerintah Kabupaten bisa mengajukan permohonan yang diperlukan kepada pemerintah Provinsi dan Pemerintah Provinsi akan memproses permohonan tersebut dan membantu menyediakan apa yang dibutuhkan oleh Pemerintah Kabupaten. Dukungan lain dari Dinas Pariwisata provinsi adalah anggaran, dalam pembangunan dan pengembangan objek Wisata Situs Tasikardi tahun 2016 anggaran yang di sediakan sekitar 2 Milyar, yaitu terdapat dari APBN Provinsi Banten dan juga APBD Kabupaten Serang, dimana anggaran tersebut digunakan untuk pembangunan pagar dan pengadaan wahana permainan di Situs Tasikardi.Dan menurut beliau dukungan yang bisa masyarakat berikan terhadap pembangunan pariwisata yaitu dengan mengawasi dan melaporkan apabila dalam proses pembangunan pariwisata dinilai tidak baik atau dalam pengelolannya terdapat kejanggalan, peran masyarakat sendiri sangat penting dalam hal ini, dengan

125

dikeluarkannya undang-undang keterbukaan informasi public masyarakat diharapkan agar lebih berperan aktif dalam mengawasi dan mengoreksi pembangunan, agar pembangunan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik. Dalam pembangunan dan pengembangan wisata di objek wisata Situs Tasikardi tentu saja harus ada kebijakan-kebijakan guna untuk acuan dalam mengelola Situs Tasikardi, kebijakan tersebut dibuat oleh Pemerintah pusat maupun pemerintah Daerah. Menurut Bapak Chairul Anwar bahwa dalam pembuatan kebijakan itu diserahkan sepenuhnya kepada pemerintahan daerah, beliau mengatakan: “Untuk saat ini memang untuk Tasikardi itu termasuk kepada Banten lama nya kita serahkan sepenuhnya kepada pemerintahan Kabupaten/Kota, karena khawatir begini, apabila Provinsi melakukan upaya, ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan Kabupaten/Kota. Pada prinsipnya pemerintahan Provinsi mendukung sepenuhnya”(Sumber: Wawancara dengan Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan (PEP) di Dinas Pariwisata Provinsi Banten Senin 16 Mei 2017 11.13) Bahwa menurut hasil wawancara dengan Bapak Chairul Anwar bahwa dalam

pembuatan

kebijakan

dilimpahkan

kepada

pemerintah

daerah

Kabupaten/Kota, karena khawatir kebijakan yang dibuat Provinsi tidak sesuai dengan keperluan yang ada di Daerah, maka mereka mendukung sepenuhnya kebijakan yang dibuat oleh daerah. Bapak Rifal Firmansyah selaku Staff di Bagian Pengembangan Industri Pariwisata, beliau mengatakan: “Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang paling tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan Bupati dan Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya masing-masing.” (Sumber: wawancara dengan Bapak Rifal

126

Firmansyah selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Banten) Dari hasil wawancara dengan Bapak Rifal Firmansyah bahwa setiap Dinas mengacu kepada Undnag-undang dan untuk pemerintah daerahnya yaitu ada kebijakan Bupati dan walikota. Dari hasill penelitian yang dilakukan dan dari dokumen-dokumen yang didapatkan dari Dinas, bahwa di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata dalam kebijakannya yaitu mengacu pada Undang-undang nomer 10 tahun 2009 tentang pariwisata, Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan pengendalian kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang retribusi jasa usaha, dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan dan petugas tiket masuk objek wisata situs situ tasikardi desa margasana kecamatan kramatwatu kabupaten serang. Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi pemerintah Provinsi menyerahkan kewenangannya kepada Pemerintahan Daerah yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang , namun dalam hal ini Pemerintah Provinsi juga memberikan dukungannya berupa mengadakan Pelatihan-pelatihan, Koordinasi dan memfasilitasi, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Bapak Rifal selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Beliau mengatakan: ”Kalo pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada daerah Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk pendapatan daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya melakukan koordinasi, memfasilitasi, dan melakukan pelatihan-

127

pelatihan” (Sumber: wawancara dengan Bapak Rifal Firmansyah selaku Staff di Bagian Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Banten selasa, 2 Mei 2017 pukul 10.00 WIB) Dari hasil wawancara dengan Bapak Rifal diatas bahwa keterlibatan Dinas Pariwisata Provinsi dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi itu tidak ada kewenangan karena sudah diserahkan kepada Pemerintah Daerah, mereka hanya berkoordinasi, memfasilitasi dan mengadakan pelatihan-pelatihan. Hal serupa juga dikatakan oleh ibu Mastufah selaku Kasi Sarana dan Hiburan Umum, beliau mengatakan: “Oh nggak ada neng, kan pengelolaannya sudah diserahkan ke kita, walaupun statusnya masih milik provinsi tapikan sementara mereka sudah tau kita sudah pernah lapor kalo sementara dikelola sambil nunggu berjalannya surat-surat.” Menurut hasil wawancara dengan I1.3

ini bahwa benar kewenangan

pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi diserahkan sepenuhnya kepada Pemerintahan Kabupaten, meskipun status kepemilikan asset objek wisata Situs Tasikardi ini masih milik Pemerintah Provinsi, Status kepemilikan ini sudah sering dibuat surat permohonan agar menjadi milik Pemerintah Kabupaten , namun belum ada balasan dari pemerintah, namun untuk pengelolaannya sementara dikelola oleh Kabupaten Karena letak administratif Situs Tasikardi ini berada di Kabupaten Serang.

128

4.4 Pembahasan Pembahasan merupakan isi dari analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan di lapangan dan disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian berjudul Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, peneliti menggunakan teori prinsip-prinsip dasar pengelolaan pariwisata oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I ketut Surya Diarta (2009:81)yaitu Pembangunan dan pengembangan Pariwisata, preservasi, proteksi dan peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan dan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan. 4.4.1 Pembangunan dan pengembangan Pariwisata Pengelolaan Situs Tasikardi dikelola oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dibawah naungan Kepala Bidang Destinasi dan Sarana Pariwisata, yang bertanggung jawab atas kegiatan pembangunan di Situs Tasikardi yaitu Bapak Uu Faturachman. Namun dalam kepemilikan asset, Situs Tasikardi ini masih dimiliki oleh Provinsi Banten berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomer 139 tentang Penetapan Situs di Wilayah Provinsi Jawa Barat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pada hakekatnya pengertian pembangunan secara umum adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu, sedangkan pengembangan adalah suatu usaha untuk

129

meningkatkan kemampuan agar lebih bisa mendapatkan hasil yang meningkat. Pembangunan dan pengembangan pariwisata perlu dilakukan hal ini untuk meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat,

baik

dalam

aspekpendapatan,

kesempatan kerja, lapangan berusaha, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini proses pembangunan dan pengembangan pariwisata yang dilakukan yaitu berdasarkan Ripparda ( Rencana Induk Pembangunan Kepariwisatan Daerah) Kabupaten Serang. Ripparda yang dimaksud oleh disini yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Serang nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Serang tahun 2014-2025 . Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspekpendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. Pembangunan yang dilakukan harus mewujudkan sapta pesona, yaitu : Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan dan Kenangan. Situs Tasikardi ini merupakan benda Cagar Budaya yang harus dilestarikan sehingga dalam pembangunannya harus melibatkan Balai Pelestarian Cagar Budaya, dalam pembangunan dan pengembangan yang dilakukan harus diteliti dahulu, dipilih material dalam pembangunannya yang sesuai dengan pembangunan Cagar Budaya agar tidak merusak kelestariannya

130

Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dalam pengelolaan, pembangunan dan pengembangan selain berkoordinasi dengan BPCB Banten juga bekerja sama dengan masyarakat sekitar Situs Tasikardi, Masyarakat tersebut diberdayakan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata agar memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mengelola objek wisata dengan baik dan memberikan pelajaran kepada masyarakat agar sadar wisata. Namun dalam pelaksanaannya hal ini belum dilakukan dengan serius, dari hasil wawancara dengan Bapak Muis bahwa dalm pembimbingan belum ada yang sungguh-sungguh, dan pengelola objek wisata Situs Tasikardi dari karang Taruna masih merasa awam dalam megelola Pengelola objek wisata Situs Tasikardi ini ada 10 orang dari masyarakat Desa Margasana sendiri yang dipilih berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas No 900 tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan dan Petugas Tiket Masuk Objek WisataSitus Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang. Masyarakat ini diberi upah Rp. 600.000 per bulan dari hasil wahana permainan yang ada di Situs Tasikardi Pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi memberikan Dampak positif bagi kehidupan masyarakat, diantaranya yaitu dengan adanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat, yaitu baik untuk pngelola, pedagang, adanya tempat untuk berekreasiterdekat bagi masyarakat sekitar, meningkatkan pendapatan daerah yang juga untuk kesejahteraan rakyat. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi yaitu, kepemilikan asset Situs Tasikardi masih dimiliki oleh

131

Pemerintahan Provinsi, sehingga dalam pengelolaannya Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang tidak optimal dalam pengelolaannya karena dirasa bukan milik sendiri, dan dalam pembangunan dan pengembangan kendala lainnya yaitu mengenai anggaran yang tidak mencukupi, karena anggaran yang didapat Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata digunakan untuk 79 objek wisata yang ada di Kabupaten Serang, sehingga dalam proses pembangunan dan pengembangannya berjalan lambat.Anggaran untuk Situs Tasikardi pada tahun 2016 yaitu sebesar 2 Milyar, yang digunakan untuk pembangunan pagar dan pengadaan wahana becak mini.Pembangunan yang sedang dilakukan saat ini yaitu pemagaran. 4.4.2. Preservasi, Proteksi, dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Preservasi adalah kegiatan untuk melestarikan sesuatu untuk tujuan tertentu, kegiatan preservasi bisa diartikan merawat dan membangun ulang, sehinga preservasi bisa diartikan adalah melestarikan suatu objek, baik dengan merawat maupun membangun ulang objek tersebut. Tujuan dari mempreservasi adalah agar suatu benda bersejarah bisa tetap bernilai dan bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini Situs Tasikardi adalah benda Cagar Budaya dimana Situs Tasikardi ini memiliki nilai sejarah yang harus dipreservasi atau dilestarikan. BPCB Banten sebagai Badan yang bertugas dalam melestarikan Cagar Budaya Situs Tasikardi yang merupakan salah satu benda Cagar Budaya di daerah Banten, pelestariannya yaitu sesuai dengan Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, yaitu dengan diadakannya penelitian, pemugaran dan pelestarian. Salah satu cara melestarikannya yaitu dengan mengelola Situs

132

Tasikardi sehingga terawat dan terlindungi, dan juga bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam perlindungannya yaiitu adanya undang-undang nomer 11 tahun 2010 pasal 105 tentang hukuman dan denda bagi yang hendak melakukan kerusakan terhadap benda Cagar Budaya, pasal tersebut berbunyi: Pasal 105: Setiap orang yang dengan sengaja merusak Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Namun sejauh ini kerusakan-kerusakan di Situs tasikardi belum mencapai kerugian-kerugian yang besar, sehingga sanksi yang diberikan masih teguran-teguran terhadap pelaku, pelanggaran yang terjadi di Situs Tasikardi berupa perusakan pagar-pagar kawat, perusakan area penyandang cacat, dan buang sampah sembarangan. Menurut peneliti seharusnya diberikan himbauan-himbauan dalam bentuk papan pengumuman bahwa searusnya benda cagar budaya Situs Tasikardi harus dijaga bersama-sama dan apabila ada yang melakukan perusakan akan di denda, agar menimbulkan kesadaran kepada msayarakat dan pengunjung. Dan untuk mengurangi adanya kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh masyarakat, maka hal yang harus dilakukan yaitu upaya peningkatan kualitas SDM dan SDA. Upaya peningkatan SDM dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi yang dilakukan yaitu dengan diadakannya sosialisasi-sosialisasi, diklat,

133

dan study banding. Sedangkan untuk SDA nya yaitu dilakukan penghijauan, pemugaran dan perlindungan.

4.4.3. Pengembangan Atraksi Wisata Tambahan Dalam objek wisata, peran atraksi pariwisata harusnya menjadi salah satu hal penting yang harus dilaksanakan, karena peran atraksi mampu mengundang para pengunjung untuk datang, dan lebih banyak pendapatan yang masuk, selain itu apabila diadakan kegiatan atraksi mampu melatih daya kreatif masyarakat, atraksi tersebut bisa berupa pentas seni, dengan begitu akan mengenalkan budaya seni daerah dan juga ciri khas daerah akan terlestarikan, namun kenyataan terbalik, di Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang tersedia, sehingga daya tarik di Tasikardi ini pun rendah. Atraksi wisata di Situs Tasikardi ini masih dalam proses rencana. Bahwa sedang direncanakan acara Fun Weekend at Tasikardi yang dilaksanakan satu minggu sekali yang di peruntukan kepada anakanak sekolah. Dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini, selain adanya atraksi agar dapat menarik pengunjung, hal lainnya yang harus dilakukan adalah pengembangan dan promosi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkaitan, dalam hal ini di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang yang mempunyai tugas fungsi dan pokok dalam promosi pariwisata adalah Kasi Promosi Pariwisata, Kasi Promosi Pariwisata ini diharapkan mampu melakukan promosi dengan berbagai cara baik di Media Sosial, Cetak, Media Elektronik dan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berbentuk promosi lainnya agar mampu

134

menarik pengunjung lebih banyak, kendala dari promosi ini dari hasil penelitian dan wawancara bahwa daya tarik dari objek wisata Situs Tasikardi dari sarana prasarana dan tata kelola yang masih belum rapi masih dinilai belum menarik, karena masih adanya kerusakan-kerusakan dari wahana tersebut, seharusnya dalam proses promosi harus dibarengi dengan proses pembangunan. 4.4.4. Pelayanan kepada wisatawan Pelayanan kepada wisatawan adalah salah satu upaya yang harus diterapkan dengan sebaik mungkin terhadap pengunjung atau wisatawan, pelayanan yang dilakukan terdiri dari pelayanan fisik dan non fisik, Pelayanan fisik yang dilakukanyaitu dengan ditata kerapihan dan kebersihan yang harus dijaga dengan baik agar memberikan kenyamanan terhadap pengunjung, selain itu dengan merawat wahana di objek wisata Situs Tasikardi agar pengunjung merasa aman dan nyaman. Pelayanan non fisik yang dilakukan yaitu dengan bersikap ramah tamah, senyum dan sapa dari pengelola, pedagang dan segala pihak yang berhubungan dengan pelayanan terhadap orang yang datang ke tempat wisata. Pelayanan yang diberikan pengelola Tasikardi untuk saat ini belum maksimal, hal ini dari hasil penelitian dan wawancara bahwa pengetahuan terhadap pengelola Situs Tasikardi tidak menguasai tentang sejarah Taskardi sehingga pada saat pengunjung menanyakan sejarahnya, pengelola belum bisa menjelaskan, selain itu tata kelola Situs Tasikardi masih belum rapi, pedagang masih belum tertata dengan baik dan sarana permainan banyak yang rusak dan tidak diperbaiki. Pedagang di Situs Tasikardi terdiri dari 32 Pedagang, dimana 6 dari pedagang di Situs Tasikardi merupakan pedagang tetap, yang setiap bulannya

135

membayar sewa kepada pengelola sejumlah Rp. 150.000 per 30 hari, dan sisa pedagang lainnya merupakan pedagang kecil yang berjualan hanya hari sabtu dan minggu, barang yang dijual berupa aksesoris, sandal, topi, dan sisanya maknan dan minuman. Pedagang di Situs Tasikardi belum belum diberdayakan dengan baik, karena masih belum tertata, tempat yang disediakan belum layak untuk digunakan karena masih berbentuk tanah kosong yang belum dikelola. Pedagang yang ada pun masih berjalan dengan sendirinya, tidak dikelola sama sekali oleh Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kabuaten Serang. Selain itu dalam pengelolaan Situs Tasikardi belum ada keamanan team SAR dan P3K apabila terjadi sesuatu yang tidak di inginkan belum ada penanganan khusus . 4.4.5. Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan Dukungan dari Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dalam bentuk kebijakan yang dikeluarkan untuk mengelola objek wisata Situs Tasikardi, mengadakan pemberdayaan bagi masyarakat lokal dalam mengelola objek wisata Situs Tasikardi, menyediakan fasilitas pariwisata yang dibutuhkan di objek Wisata Situs Tasikardi, mengelola retribusi pendapatan dan meningkatkan agar setiap tahun pendapatan yang didapatkan meningkat, selain itu dukungan dari Dinas Pariwisata Provinsi Banten yaitu mendukung sepenuhnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Kabupaten secara penuh sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh objek wisata Situs Tasikardi, Dinas Pariwisata Provinsi juga mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap pelaku wisata, selain itu Dinas Pariwisata Provinsi membantu apabila Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata

136

Kabupaten Serang mengajukan permohonan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak . Selain itu ada dukungan dari masyarakat, dukungan tersebut berupa terlibatnya masyarakat sekitar dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi, dan masyarakat sekitarpun ada yang menyediakan wahana permainan tambahan berupa kereta-keretaan dan permainan mandi bola. Kebijakan Pemerintah yang digunakan dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi ini yaitu Undang-undang nomer 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan

Presiden

nomer

63

tentang

pengawasan

dan

pengendalian

kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang retribusi jasa usaha, dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan dan petugas tiket masuk objek wisataSitusTasikardi desa margasana kecamatan kramatwatu Kabupaten Serang:

137

MATRIKS HASIL PENELITIAN Prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata

Pembangunan dan Pengembangan pariwisata :

Indikator

Hasil dan Temuan penelitian

6. Proses pembangunan dan pengembangan 7. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal 8. Target yang ingin dicapai 9. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan 10. Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata bagi masyarakat sekitar

1. Proses pembangunan dan pengembangan yang dilakukan di Situs Tasikardi yaitu: dalam pembangunan sejauh ini sedang dibangun dari aspek keamanan dan perlindungan keamanan yang berbentuk pemagaran objek wisata Situs Tasikardi, dan dalam pengembangan dilakukan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat agar bisa dimanfaatkan untuk menambahkan PAD dan kesejahteraan rakyat, dan bentuk pengembangan lainnya yaitu promosi. 2. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal dilakukan pelatihan-pelatihan yang berbentuk sosialisasi-sosialisasi dan diklat yang diadakan setiap tahunnya 3. Target yang ingin dicapai dari pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi yaitu setiap pengunjung yang datang ke Banten Lama, minimal 10% sampai 15% nya mampir ke Tasikardi, Situs Tasikardi ini menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi dan menjadi tempat yang menonjolkan sejarah keislaman di Banten, target lainnya yaitu pendapatan meningkat dan wahana permainan ditambahkan lebih banyak lagi. 4. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan objek wisata Situs

138

Tasikardi yaitu selain Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang juga ada BPCB, Masyarakat setempat, Terkait jalan ada PU dan Dishub, dan berkaitan penerangan jalan ada PJU, semuanya saling berkaitan 5. Dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs Tasikardi bagi masyarakat sekitar yaitu Terciptanya lapangan pekerjaan terutama bagi masyarakat sekitar yang mengelola terdiri dari 10 orang dari desa Margasana, dan memberikan kesempatn bagi pedagang untuk mencari rezeki dengan berdagang di Tasikardi. 4. Upaya Pelestarian 5. Bentuk pengawasan dan sanksi 6. Upaya peningkatan kualitas sumber daya Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya

1. Pelestarian yang dilakukan yaitu dengan mengelola dan memanfaatkan Situs Tasikardi itu sudah termasuk kedalam pelestarian, upaya pelestarian lainnya yaitu sesuai dengan undang-undang tentang Cagar Budaya, bahwa dalam melakukan pelestarian Cagar Budaya yaitu dilakukan penelitian, pemugaran dan pemanfaatan benda Cagar Budaya. 2. Bentuk Pengawasan dan sanksi disini yaitu termasuk kedalam bentuk proteksi atau pelindungan, pelindungan yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi yaitu terkait untuk mencegah faktorfaktor kerusakan yang akan terjadi baik dari faktor alam berupa pelapukan, dan juga faktor yang

139

Pengembangan atraksi wisata tambahan

disebabkan oleh manusia yaitu goresan dari benda tajam, corat coret, dan membuang sampah sembarangan, bentuk pelindungan yang dilakukan yaitu dengan dilakukan pemagaran, dan juga berlakunya sanksi-sanksi sesuai dengan undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, namun undang-undang yang diterapkan masih lemah, karena upaya sanksi yang diberikan di Situs Tasikardi ini masih berupa teguran saja, karena pelanggaran yang dilakukan masih bersifat ringan 3. Upaya peningkata sumber daya ini terbagi dua, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), upaya peningkatan sumber daya manusia yaitu dilakukan dengan diadakannya pelatihan-pelatihan, diklat, study banding yang diadakan baik oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dan juga Dinas Pariwisata Provinsi, selain itu upaya peningkatan sumber daya alam yaitu dengan diadakannya penghijauan di Situs Tasikardi 4. Atraksi wisata yang 1. Atraksi yang tersedia di Situs tersedia Tasikardi saat ini sama sekali 5. Strategi belum ada atraksi yang tersedia, pengembangan atraksi ini baru rencana dan belum 6. Promosi Pariwisata terealisasikan 2. Strategi pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata yaitu dengan dibantunya pengelolaan

140

3.

4. Kepuasan 1. wisatawan terhadap kualitas pelayanan 5. Kenyamanan wisatawan 6. Sarana dan prasarana yang tersedia 2. Pelayanan kepada wisatawan

3.

Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

4. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat 5. Kebijakan pemerintah 6. Keterlibatan Dinas Pariwisata dan

1)

2)

oleh masyarakat sekitar Promosi pariwisata yang dilakukan di Situs Tasikardi yaitu dengan ngepost dan merepost melalui media sosial kang nong Kabupaten Serang, melalui pameran yang diadakan di TMII setiap bulannya, melalui media koran dan radio, namun hasil dari promosi tersebut masih belum terlihat hasilnya dari pengunjung, pengunjung Tasikardi masih sepi dihari-hari biasa. Kepuasan wisatawanterhadap kualitas pelayana masih belum baik dari hasil wawancara dengan pengunjung, pengunjung mengatakan bahwa wahana yang disediakan masih kurang, dan pelayanan yang diberikan oleh pengelola pun dinilai belum baik. Kenyamanan wisatawan pun masih belum baik, tata kelola pedagang Situs Tasikardi masih belum rapi, pedagang tidak berjualan ditempat yang sudah disediakan, melainkan masih berjualan di area pengunjung. Sarana dan Prasarana yang tesedia masih belum memadai, sarana permainan, mushola, gazebo masih banyak yang rusak, dan prasarana parkir yang tersedia masih kurang mencukupi. Dukungan dari pemerintah yaitu memfasilitasi, membuat kebijakan, menyediakan anggaran, mengelola, memperbaiki infrastruktur, mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap pelaku pariwisata. Kebijakan pemerintah yang digunakan untuk acuan dalam

141

Kebudayaan Provinsi

(Sumber; Peneliti 2017)

pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi yaitu Undang-undang nomer 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan pengendalian kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang retribusi jasa usaha, dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan dan petugas tiket masuk objek wisataSitus Tasikardi desa margasana kecamatan kramatwatu Kabupaten Serang. 3) Keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi dalam pengelolan objek wisata Situs Tasikardi yaitu dalam memperbaiki infrastruktur, memberikan anggaran, memberikan pelatihanpelatihan dan mendukung dalam kebijakan yang dibuat oleh Dnas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan peneliti di lapangan mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang pengelolaanya tidak optimal. Hal ini karena masih banyak kekurangan yang menghambat dalam pelaksanaan Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Situs Tasikardi. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Cox dalam I Gde Pitana dan I Ktut Surya Diarta, manjemen pengelolan akan berjalan dengan baik apabila prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata seperti pembangunan dan pengembangan pariwisata, preservasi, proteksi, peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan atraksi wisata tambahan, pelayanan kepada wisatawan, dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan yang dilakukan sudah dijalankan dengan baik oleh pihak-pihak yang mengelola tempat objek wisata. 1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata objek wisata Situs Tasikardi, dalam proses ini peneliti menilai bahwa dalam pembangunan dan pengembangan yang dilakukan sangat lambat dan tidak terjadi perkembangan yang signifikan, hal ini diakibatkan asset kepemilikan Situs Tasikardi masih dimiliki oleh Provinsi sedangkan pengelolaanya dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata Kabupaten Serang sehingga dalam pengelolaaanya terjadi keengganan karena yang mengelola tidak mempunyai hak milik.

142

143

2. Preservasi, Proteksi dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya. Preservasi dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Banten, dalam pelaksanaannya tidak terlalu banyak kendala, namun dalam proses proteksi masih adanya hal-hal yang menjadi masalah, diantaranya dari masyarakat sendiri masih belum bisa menjaga objek wisata Situs Tasikardi hal ini dengan adanya kejadian masyarakat yang merusak pagar kawat di Situs dan membuang sampah sembarangan 3. Pengembangan atraksi wisata tambahan sama sekali belum dilakukan, di Situs Tasikardi ini belum ada atraksi apapun yang ditampilkan, sehingga di Tasikardi ini pada hari-hari biasa sangat sepi pengunjung. 4. Pelayanan kepada wisatawan dalam pelayanan fisik dan non fisik dinilai tidak optimal, karena di Situs Tasikardi ini tata kelola yang ada masih belum tertata dengan rapi, selain itu sarana dan prasarana pun belum memadai, masih banyak sarana dan prasarana yang rusak dan tidak diperbaiki. 5.

Dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan yang dilakukan yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dan Dinas Pariwisata Provinsi.

144

5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang peneliti ajukan berupa rekomendasi yaitu: 1. Mengenai atraksi tambahan seharusnya di Situs Tasikardi ini segera diadakan atraksi-atraksi, agar Situs Taskardi ini ramai pengunjung 2. Mengenai wahana permainan, seharusnya ditambahkan lebih banyak lagi, seperti perahu karet, bebek-bebekan, karena sesuai dengan keinginan pengunjung. Wahana lainnya yang rusak sebaiknya segera diperbaiki agar bisa digunakan, selain wahana masih banyak sarana lainnya seperti mushola, gazebo, ayunan yang sudah rusak, seharusnya segera diperbaiki. 3.

Pelatihan dan sosialisasi-sosialisasi baik sosialisasi mengenai pengelolaan atau sosialisasi tentang sadar wisata diharapkan dilakukan lebih serius lagi dan lebih khusus, sehingga pihak pengelola bisa lebih terlatih dan tahu bagaimana mengelola tempat objek wisata dengan baik.

4. Dilakukan pengelolaan dan penataan ulang untuk para pedagang, tempat yang disediakan untuk pedagang lebih dibuat semenarik mungkin dan nyaman untuk ditempati, sehingga Situs Tasikardi bisa lebih rapi dan tertata. 5. Segera di Mitrakan dengan pihak ke Tiga dalam pengelolaannya agar lebih serius dan fokus.

145

6. Diadakan Team SAR dan P3K untuk keamanan dan keselamatan pengunjung.

146

DAFTAR PUSTAKA Buku: Fuad, Anis & Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Handayaningrat, Suwarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. Jakarta: Gunung Agung Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta: BFEE-Yogyakarta Hasibuan.

2009,

S.P

Malayu.

Manajemen

Dasar,

Pengertian

dan

Masalah.Jakarta: Bumi Aksara Moleong, Lexy J. 2013, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Partono. 2002. Industri Pariwisat. Pandeglang Pendit. Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT. Pradnya Paramita. Pitana. I Gde dan Diarta. I ketut Surya. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. ANDI Yogyakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta ________. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Bumi Aksara Terry. G.R dan Rue. Leslie. W., 2009. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara Yoeti, Oka A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

147

Dokumen: Undang-undang

Republik

Indonesia

nomer

10

tahun

2009

tentang

Kepariwisataan. Undang-undang Republik Indonesia nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomer 8 tahun 2014 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Serang tahun 2014-2025 Surat Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan Petugas Keamanan Kebersihan Dan Petugas Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang. Sumber Lainnya http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-wisata http://biropemerintahan.bantenprov.go.id http://biropemerintahan.bantenprov.go.id

Dwi Mayang Sari. 2014. Skripsi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fisip. Manajemen Pengelolaan Situs Batu Goong dan Komplek Makam Syekh Mansyur Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.

148

Iva Alfina. 2013. Skripsi Universitas Negeri Semarang Fisip. Manajemen pengelolaan Fasilitas Outbond Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan.

149

LAMPIRAN

150

151

152

153

154

155

156

157

CATATAN LAPANGAN

Tanggal

10 April 2017

10 April 2017

Waktu

Tempat

Ruangan Kabid Destinasi Dinas Pemuda 10.35 WIB Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Ruangan pemasaran dan 13.30 WIB promosi pariwisata

Hasil

Informan

 Wawancara Bapak Uu Faturachman  RIPPARD selaku Kabid Destinasi dan A Sarana Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang

Ibu Marisca Teressia selaku  Wawancara Kasi Promosi Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang  Wawancara Bapak Juliadi selaku  Foto pengkaji pelestari Cagar Tasikardi Budaya di BPCB Banten sebelum pemugaran Bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit  Wawancara dokumentasi dan publikasi di BPCB Banten

12 April 2017

14.45 WIB BPCB Banten

12 April 2017

13.20 WIB BPCB Banten

19 April 2017

Ruangan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan 09.00 WIB Pariwisata Kabupaten Serang

 Wawancara Bapak Tahyudin selaku  SK Penunjukan Kepala Dinas di Dispapora Kabupaten Serang petugas Tasikardi

23 April 2017

10.00 WIB Situs Tasikardi

 Wawancara

Ibu Dian selaku pengunjung Tasikardi

23 April 2017

10.35 WIB Situs Tasikardi

 Wawancara

Mr. Yohan selaku pengunjung Tasikardi

158

23 April 2017

Mahdum Bahar selaku pengelola Tasikardi

10.55 WIB Situs Tasikardi

 Wawancara

23 April 2017

11.15 WIB Situs Tasikardi

Ibu Badi‟ah selaku pedagang  Wawancara tetap objek wisata Situs Tasikardi

23 April 2017

11.30 WIB Situs Tasikardi

 Wawancara

23 April 2017

13.00 WIB Situs Tasikardi

Ibu Jenab selaku pedagang  Wawancara minuman dingin di objek wisata Situs Tasikardi

29 April 2017

10.35 WIB Situs Tasikardi

 Wawancara

3 Mei 2017

3 Mei 2017

2 Mei 2017

16 Mei 2017

Ruangan Kabid Destinasi Dinas Pemuda 13.45 WIB Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Ruangan Kabid Destinasi Dinas Pemuda 14.30 WIB Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Ruang bagian pengembangan 10.00 WIB industri pariwisata Provinsi Banten Di Dinas 11.25 WIB Pariwisata Provinsi Banten

Bapak Rouf selaku Masyarakat Desa Margasana

Bapak Muis selaku pengelola objek wisata Situs Tasikardi

Ibu Mastufah selaku Kasi Obyek wisata dan hiburan  Wawancara umum di Dispapora Kabupaten Serang

Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana Usaha Pariwisata di  Wawancara Dispapora Kabupaten Serang

Bapak Rifal Firmansyah selaku Staff di bagian  Wawancara pengembangan industri pariwisata Provinsi Banten Bapak Chairul Anwar selaku  Wawancara Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Drs. Uu Faturachman

Usia/Umur

: 52 Tahun

Jabatan

: Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang

Hari/ Waktu

: Senin, 10 April 2017

Ari Suciati

: Pak bagaimana sih alur ceritanya kenapa Situs Tasikardi bisa dikelola oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, yang saya dengar sebelumya dikelola oleh pihak ke tiga ?

Bapak Uu

: Ya kan awalnya tasikardi itu dikelola oleh pihak ke tiga, itu dari tahun 1995 sampai 2013 oleh PT. Geopilar, pemilik perusahaannya yaitu H. Syuhada, cuma kontribusi terhadap Pemda itu jauh banget, minimal banget, jadi sangat merugikan sekali untuk Pemda. Oleh karena itu maka berkaitan dengan revitalisasi pembangunan Situs Tasikardi maka kita usulkan berdasarkan kajian analisa staff kebetulan pada saat itu saya yang menjadi Kasi nya dan bu Mimin menjadi Kabidnya, mengusulkan untuk pengalihan kembali dari pengelolaan pihak ke tiga di alih oleh Pemda, ada pengumuman surat yang ditanda tangani oleh Bupati Serang, itu dikembalikan kembali kepada Pemda, maka dalam hal itu yang namanya Dinas Pariwisata menjadi Leading Sector maka dari itu dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, sejak 2013 kami ditargetkan oleh Dewan itu dalam satu tahun tersebut harus mencapai Rp. 25.000.000, kebetulan kami mecapai Rp. 30.000.000 an lebih, kemudian di 2014 kita ditargetkan lagi masih seperti hal yang sama, kemudian kita melebihi target lagi, di 2015

173

kita ditargetkan di Rp. 52.000.000 kita mencapai Rp 55.000.000, 2016 kita pun mencapai 58.000.000. Ari Suciati

: Sampai sekarang mencapai berapa Pak?

Bapak Uu

: Sampai sekarang dibulan ini menurut bendahara mencapai Rp. 20.140.000 . Untuk tahun 2017 Sampai bulan April ini.

Ari Suciati

: Itu yang menentukan tarifnya siapa Pak?

Bapak Uu

: Oleh Dewan, berdasarkan keputusan Bupati Tentang Pengamanan dan Pengelolaan Situs Tasikardi dan berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2011. Itu kan disitu ada kendaraan roda 4 harus bayar Rp.20.000, kalo motor Rp.10.000, Cuma kita belum menerapkan seoptimal mungkin karena, contoh orangnya gak dipungut biaya oleh kita tapi mobil sama motor yang masuk dipungut, dicoba kita dengan dihitung orangnya, banyak yang keberatan, Katanya “ngapain kok masuk Situs Tasikardi yang begitu doang bayar kendaraan iya bayar orangnya juga iya”

Ari Suciati

: Pak di Situs Tasikardi kan fasilitas seperti bebek-bebekan, ayunan, becak-becakan itu ada sebagian yang pada rusak, upaya agar bisa beroprasi secara optimal lagi bagaimana ya Pak?

Bapak Uu

: Yaa harusnya kan direnovasi, diperbaiki, direhab atau di apa, cuma kan kalo semua itu dikelola bukan oleh ahlinya,ya kan kita memfungsikan masyarakat disana, karang taruna itukan dicoba dirangkul oleh kita untuk dimanfatkan atau untuk diberdayakan seperti itu, nah itu karang taruna yang mengelola, cuma mereka tidak bisa memperbaiki, yaa kata saya kan mau berapa aja kalo tidak bisa memperbaikinya susah kan. Yaa jadi gitu banyak yang rusak.

Ari Suciati

: Tidakmencoba manyuruh orang yang bisa buat benerin Pak?

174

Bapak Uu

: Uangnya dari mana..pengelolaan yang sekarang aja kan itu sangat rendah sekali dananya coba uang Rp. 600.000 per bulan bayangin aja.. bukan upah itu buat honor bukan gaji, itu mah cuma buat ngerokok aja Rp. 600.000 sebulan kan, ada 10 orang kan, perempuan dua orang dan laki-laki 8 orang.

Ari Suciati

: Yang memilih 10 orang itu siapa Pak?

Bapak Uu

: Dipilih oleh kita, kemudian diberdayakan dan ditugaskan oleh kita.

Ari Suciati

: Itu ada pelatihan khusus tidak pak untuk Karang Taruna?

Bapak Uu

: Ada sih kita Bimtek, tapi tidak khusus, artinya tetep diadakan sosialisasi sadar pariwisata kita coba rekrut, dilatih tentang sadar wisata, cuman kan belum maksimal.

Ari Suciati

: Tadi kan kata Bapak di bina, bentuk pembinannya itu seperti apa Pak?

Bapak Uu

: Iya pembinaannya kita tidak hanya Bimtek tapi juga kita coba untuk mengajak mereka melihat study banding itu pernah juga.

Ari Suciati

: Itu waktunya berapa tahun sekali atau berapa bulan sekali Pak?

Bapak Uu

: Kalo bimtek kita minimal setahun dua kali, sesuai dengan anggaran

Ari Suciati

: Bimtek yang dilakukan itu prosesnya seperti apa pak?

Bapak Uu

: Ya kayak diklat begitu

Ari Suciati

: Kalo study banding Pak?

Bapak Uu

: Study banding pernah kita ajak si pengelolanya misalnya ke Bandung, ke Sumedang.

175

Ari Suciati

: Kalau untuk pedagang sendiri atau masyarakat sekitar ada gak pak pembinaan supaya bisa bikin pernak pernik utnuk oleh-oleh atau apa?

Bapak Uu

: Kan beda lagi fungsinya, itu fungsi Desperindagkop, untuk meningkatkan kualitas produksinya, untuk permodalannya kan fungsi koperasinya, kita hanya memasarkan saja.

Ari Suciati

:Kalau Proses pembangunan dan pengembangan seperti apa yang akan dilakukan terhadap objek wisata situs Tasikardi Pak?

Bapak Uu

: Ya sesuai dengan Riparda, sesuai dengan rencana induk, seperti itu.

Ari Suciati

: Target yang ingin dicapai seperti apa pak?

Bapak Uu

: Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke Banten Lama itu minimal 10% sampai 15% itu mampir ke Tasikardi, cuma belum bisa, sekarang kalo katakan data 2012, data orang yang berkunjung ke Banten Lama itu kurang lebih 12 juta pengunjung, berarti kalau 12 juta pengunjung sepuluh persennya 1,2 juta kali Rp. 10.000/20.000 sudah berapa tuh kan lumayan. Jadi targetnya 10% sampai 15% orang yang ziarah ke Banten Lama mampir ke Tasikardi

Ari Suciati

: Nah strateginya untuk mewujudkan target tersebut seperti apa?

Bapak Uu

: Ya harus bebenah, supaya orang tertarik datang ke Tasikardi, kita sekarang baru bisa pemagaran untuk Tasikardi, untuk keamanan juga. Yang lainnya kalau seperti mempromosikan, itu tugas dari bidang pemasaran, nah di bidang pemasaran itu ada analisa pemasaran, ada kemitraan, dia harus memitrakan nih Tasikardi dengan siapa, dengan stakeholder mana, dengan masyarakat, dengan Bank dan lain-lain. Selain dibenahi, strategi lainnya juga

176

dari manusianya harus diberikan pendidikan agar sadar wisata, seperti itu. Ari Suciati

: Kalau Pihak-pihak yang terkait dalam perkembangan dan pembangunan Situs Tasikardi itu siapa aja Pak?

Bapak Uu

: Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau Dinas Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau malam gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU (Penerangan jalan umum), jalannya harus bagus dong mulus, apalagi destinasi wisata, bagaimana orang bisa mau datang kalau jalan sendiri susah untuk ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU), sementara bagaimana danaunya harus bersih itu pekerjaan LH, Desperindagkop juga untuk pemberdayaan masyarakat dan pedagang disana. Dan juga BPCB untuk mempelajari dan menjelaskan sejarah-sejarah tentang Tasikardi.Nah sekarang dari Bupatinya juga, serius atau tidak membangun pariwisata di Kabupaten Serang ini.

Ari Suciati

: Pak bagaimana agar pembangunan yang dilakukan menjadi pembangunan yang berkelanjutan?

Bapak Uu

: Ya pada intinya saya seperti itu, kerena kenapa, karena kita melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program Kepariwisataan Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkanKarang Taruna itu. Pada dasarnya pariwisata adalah salah satu program yangdapat mengentaskan jarak antara kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, itu pariwsata.Hanya bagaimana seharusnya dibuat program untuk benar-benar menyentuh masyarakat.

Ari Suciati

: Pak bagaimana upaya Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga untuk melestarikan Situs Tasikadi agar kelestariannya terjaga secara utuh?

177

Bapak Uu

: Kalo itu kan… kita bekerja sama dengan BPCB, makanya dalam pembangunan pun kita akan melibatkan mereka sebagai team teknis, artinya pembangunan itu tidak merusak arkeologi dan yang lainnya. Supaya mereka tetap terjaga, tetap lestari, makannya dalam pembanguna tasikardi tidak semudah seperti membangun situ terate, kalau Tasikardi kan benda cagar budaya, makannya kita betul-betul agak mempunyai pekerjaan khusus lah disitu, saya sih pengen banget bikin kolam renang disitu, tapi kan nanti rusak disana.

Ari Suciati

: Pak bentuk pengawasan dan sanksi apa yan diberikan kepada pihak-pihak

apabila

melakukan

atau

merusak

kelestarian

Tasikardi? Bapak Uu

: Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya ada tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu. Kaitanya dengancorat-coret, merusak pagar, buang sampah sembarangan, ya paling kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti itu..kemudian kita berdayakan masyarakat disitu supaya masyarakat disitu merasa diperhatikan.

Ari Suciati

: Upaya apa yang dilakukan oleh dinas agar meningkatkan sumber daya (SDM dan SDA)?

Bapak Uu

: Ya Diklat, Study banding, sosialisasi

Ari Suciati

: Atraksi apa saja yang ada di situs tasikardi pak?

Bapak Uu

: Belum ada, atraksi termasuknya ke promosi berarti ke bagain pemasaran.

Ari Suciati

: Apa saja ciri khas budaya lokal dari objek wisata situs Tasikardi?

178

Bapak Uu

: Apa ya..yang jelas tidak jauh dari rudat, yalil, marhaban itu kan salah satu budaya di kita. Cuma belum pernah dijadikan festival kecualipanjang mulud yah.

Ari Suciati

: Bentuk dukungan dari pemerintah dan masyarakat seperti apa pak?

Bapak Uu

: Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi masyarakat, ya kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan karang taruna kita libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita juga memberikan legalisasi kepada masyarakat itu untuk dukungan. Dari pemerintah sendiri ya banyak sekali, membuatkan Perda juga bentuk dukungan, mengelola juga bentuk dukungan, membangun

bentuk

dukungan,

mendidik

dan

mendiklat

masyarakat disana juga termasuk dukungan.Pokoknya diusahakan setiap tahunnya diadakan pemagaran agar cepat selesai. Ari Suciati

: Bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata dan kebudayan Provinsi Banten dalam mengelola situs Tasikardi?

Bapak Uu

: Ya harusnya provinsi itu satu team lah dengan kita, Cuma yang saya rasakan berbeda dengan jawa barat dulu, dulu Banten itu merupakan bagian dari Jawa Barat, jauh Jawa Barat itu tapi dalam hubungan kerja dekat, Provinsi banten dekat tapi dalam hubungan kerja jauh.

Ari Suciati

: Kenapa bisa begitu Pak?

179

180

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Dr. H. Tahyudin, M.pd

Usia/Umur

: 56 Tahun

Jabatan

: Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang

Hari/ Waktu

Ari Suciati

: Rabu, 19 April 2017

: Pak bagaimana proses pembinaan pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang untuk membina masyarakat dan pedagang dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi?

Pak Tahyudin : Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita siapkan areanya, kalo masyarakat disitu kan kebetulan sekarang kerjasama dengan kita dalam pengelolaan di Situs Tasikardi tersebut, yang mengelola parkir, kebersihan dll juga orang situ. Kita kerjasama dengan warga Desa Margasana disitu, dengan Karang Taruna. Maksudnya selain memberdayakan warga sana, kita juga ingin memberikan bimbingan kepada Karang Taruna agar menerapkan sadar wisata. Agar harus bersih, harus rapi, harus tertata. Kalau ngomong pariwisata itu kan harus cantik, agar yang datang pun ingin datang lagi kesitu, harus sesuai dengan sapta pesona. Agar yang datang pun benar-benar menikmati. Ari Suciati

: Pak tapi pedagang di Situs Tasikardi yang saya lihat masih belum tertib untuk saat ini

Pak Tahyudin : Iya makannya kita menugaskan masyarakat disana untuk mengatur pedagang sesuai dengan areanya masing-masing. Itu tugasnya Karang Taruna untuk mengatur. Untuk segala mengatur tempat pakrkir, keamanan, kebersihan dan ketertiban itu diatur oleh mereka, dan para pedagang pun kebanyakan orang sana. Ari Suciati

: Pak kalau dari Dinas sendiri, bentuk pemberdayaan kepada masyarakat yang mengelola tasikardi itu seperti apa?

181

Pak Tahyudin : Ada pelatihan-pelatihan yang kita berikan, contohnya pelatihan darwis (sadar wisata), seperti itu. Ari Suciati

: Pak kalau proses pembangunan dan pengembangan seperti apa yang akan dilakukan di Situs Tasikardi?

Pak Tahyudin : Kita sekarang sedang menganggarkan untuk pemagaran, kalau untuk yang lain-lain saya belum tahu, ya untuk kedepannya selain pemagaran akan ditata lah agar lebih rapi. Jadi insha Allah kedepan saya ingin di Tasikardi itu di depan ingin keliatan pintu gerbang yang bisa terbaca jelas oleh orang kalau lewat situ. Kedepannya ingin pemagaran, tempat parkir dan pedagang tertata rapi. Ari Suciati

: Pak disana kan belum ada tempat parkir, masih menggunakan halaman yang ada yang tidak terlalu besar itu?

Pak Tahyudin : Saya sih inginnya ada pembebasan lahan untuk parkir, diluar sih saya inginnya. Tapi itu kan program ya, dilaksanakannya kapan saya belum tahu. Ari Suciati

: Pak kalau target yang ingin dicapai dalam pengelolan Situs Taskardi itu seperti apa?

Pak Tahyudin : Targetnya itu menjadi satu tempat kunjungan objek wisata yang nyaman untuk dikunjungi. Dan ingin lebih menonjolkan tempat pariwisata sejarah islam, sesuai dengan sejarah tempat itu ada. Ingin lebih rapi lebih bersih Ari Suciati

: Kalau pihak-pihak yang terkait dalam pengelolan Situs Tasikardi selain Dinas Pemuda Olahaga dan Pariwisata apa aja pak?

Pak Tahyudin : Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten. banyak, terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada Dishub, kami hanya mengelola objeknya saja.

182

183

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Pak Abdul Muis

Usia/Umur

: 38 Tahun

Jabatan

: Ketua Karang Taruna (Pengelola Situs Tasikardi)

Hari/ Waktu

: Sabtu, 29 April 2017

Ari Suciati

:Pak siapa yang membina masyarakat lokal disini dan untuk pedagang, siapa yang menertibkan dan bagaimana mengupayakan agar tertib?

Pak Muis

: Iya sementara ini mah masih berjalan sendiri, masih berjalan apa adanya, belum diatur secara benar-benar, paling dari kita aja karyawan-karyawan

disini

memberdayakan

agar

pedagang

berjualan ditempat yang sudah disediakan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang, tapi pedagang pada gak mau disana, soalnya disana kan pojok, jarang ada pengunjung yang kesana, jadi pedagang pada jualan disini aja deket pintu masuk, karena yang rame cuma disini. Kecuali kalau lebaran baru pedagang mau gak mau harus jualan di area yang sudah ditetapkan. Dari dinas memang menyerahkan mengelola pedagang ke kita sih, Cuma ya gimana para pedagangnya gak mau kalo berjualan disana. Ari Suciati

: Kalo target yang ingin dicapai dari pengelolaan Situs Tasikardi ini apa Pak?

184

Pak Muis

: Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung, soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya, itu sih keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana permainan nya. Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini. Kalau target pengunjung Alhamdulillah setiap tahunnya meningkat.

Ari Suciati

: Pak ada tidak pembinaan-pembinaan dari Dinas Pariwisata Kabupaten kepada karang Taruna?

Pak Muis

: Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke Jogja.

Ari Suciati

: Ada biaya gak pak untuk masyarakat yang ikut meramaikan Tasikardi ini dengan menambahkan wahana permainan tambahan.

Pak Muis

: Iya ada, alakadarnya aja seikhlasnya, belum ditarikin biaya dengan tertib, makannya untuk kedepan ingin ditertibkan, lagi mikir tempatnya dimana yang bisa, baru wacana aja sih, gak tau kapan mulai ditertibkannya.

Ari Suciat

: Sejauh ini ada rencana pembangunan untuk Tasikardi gak pak?

Pak Muis

: Ngga tau itu mah urusan Dinas, kita mah paling disini menjaga asset yang sudah ada dan mengelola seperti yang diperintahkan Dinas kepada kita.

Ari Suciati

: Dampak adanya Tasikardi ini untuk masyarakat sini apa pak?

Pak Muis

: Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya, tapi dari tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan masyarakat pada bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan juga direkrut untuk bekerja disini, di Tasikardi.

Ari Suciati

: Selain Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang ada gak pak dari Dinas lain yang mengontrol kesini?

Pak Muis

: Paling dinas kepurbakalaan (BPCB) paling Tanya-tanya dan ngontrol aja sih itumah.

Ari Suciati Tasikardi

: Pak tapi dari Karang Taruna pada tahu ngga tentang sejarah

185

Pak Muis

: Sedikit sih yang tau, itu juga gak lengkap. Makannya dari Dinas Kepurbakalaan (BPCB) sering nyuruh kita kesana buat mempelajari buku-buku yang ada disana.

Ari Suciati

: Ada atraksi wisata gak pak di Situs Tasikardi ini?

Pak Muis

: Belum ada sih neng untuk saat ini

Ari Suciati

: Kalau budaya lokal disini apa pak?

Pak Muis

: Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget.

Ari Suciati

: Kalo dari Karang Taruna sendiri ada gak pak strategi promosi agar orang-orang lebih banyak tau tentang Situs Tasikardi ?

Pak Muis

: Apaya..ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek biar promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu udah aja gak ada kelanjutan lagi.

Ketua Karang Taruna (Pengelola Situs Tasikardi)

186

Member Check Narasumber

: Soni Prasetia Wibawa SS

Usia/Umur

: 45 Tahun

Jabatan

:Ketua Unit Dokumenasi dan Publikasi di BPCB Banten

Hari/ Waktu

: Rabu, 12 April 2017

Ari Suciati

: Sejauh mana sih pak peran BPCB dalam pengelolaan situs Tasikardi?

Pak Soni

: Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya berkaitan dengan retribusi pengunjung, sebelum itu memang dilakukan kegiatan penelitian, pemugaran dan pelestarian oleh BPCB Banten sebelumnya, berkaitan dengan pemulihan situs, karena dulu kan Situs Tasikardi tidak seperti sekarang, kebetulan senior-senior kami yang cerita, jadi dulu itu airnya tidak setinggi ini, jadi dulu tuh dikeruk, airnya dibersihkan

kemudian kan ada struktur

ditengahnya nah disitu ada proses pemugaran, cuman pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian disana ada bekas pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa struktur bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam, yang waktu itu dipergunakan untuk tempat pemandian putri, bentuknya juga menarik terutama kolamnya itu, ada

187

bagian tangga, nah kondisi sekarang tentu saja tidak bisa menggambarkan seprti kondisi pada masa lalu, artinya apa, kondisi sekarang kan cuma pondasi, terutama untuk bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih seperti itu. Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk menghindari erosi dari air tersebut, jadi itu salah satu kegiatan yang cukup penting oleh kantor kami terutama untuk pelestarian, sampai ketika dulu pernah dikelola oleh pihak ke 3, kebetulan juga waktu itu ada proses mediasi dan lain-lain. Jadi Tasikardi itu salah satu titik penting dari 26 titik peninggalan di kawasan Banten Lama, mulai dari Masjid, Keraton, Benteng, Kelenteng, sampai dengan Danau itu tadi, nah setelah ada proses mediasi akhirnya kita kerjasama dengan Provinsi dan Kabupaten, dan akhirnya sekarang Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi itu. Ari Suciati

: Koordinasi BPCB Banten dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang itu seperti apa Pak?

Pak Soni

: Kebetulan saya tidak mengikuti proses mediasinya, cuma ya seperti yang saya sebutkan tadi, kita sampai proses mediasi dengan Pihak ke 3 pada waktu itu, kita buat laporan kronologis dan kita tekankan kepada beliau bahwa ini bukan justifikasi mengklaim, artinya sekarang jadi asset

188

daerah, yang dikelola oleh Pemda. Jelas ada koordinasinya sejak dikelola oleh Pemda tentu saja ada kesepakatan . Ari Suciati

:

Jika

akan

dilakukan

pembangunan,

bagaimana

koordinasinya antara BPCB dengan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang ? Pak Soni

:Oke, jadi namanya Cagar Budaya itu ada aturan yang melindunginya, artinya ketika situs itu sudah ada Undangundangnya berarti sudah ada peraturan-peraturan yang berkaitan dengannya, nah terutama untuk beberapa Cagar Budaya

yang

dikembangkan

sebagai

objek

wisata,

kebetulan Situs Tasikardi adalah satu diantarnya, ketika Situs itu menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) tentu saja banyak pengunjung, ada pengunjung datang maka harus difasilitasi, fasilitasnya kan banyak, mulai dari keperluannya mereka, bisa dari yang sederhana jalan setapak kemudian ada kamar mandi/wc, mushola dan sebaginya, ataupun fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan perlindungan, contohnya adalah pagar. Nah kebetulan kemarin tahun 2016 kami juga diundang oleh Kabupaten dalam rangka perbaikan pagar, jadi memang koordinasi itu ada dengan BPCB, jadi artinya ada diskusi, ada konsultasi berkaitan dengan letak pagar dan lain-lain.

189

Ari Suciati

: Bagaimana bentuk perlindungan dan pelestarian terhadap benda Cagar Budaya Situs Tasikardi?

Pak Soni

: Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan keamanan bentuknya adalah pagar, yang kebetulan karena sudah di ampu oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang maka dari sanalah yang berwenang untuk membuat atau memperbaikinya, kalaupun sebelum itu tadi saya sudah ceritakan bahwa dalam pelestarian itu ada penelitian, ada proses pemugaran, ada proses pengembangan dan pemanfaatan, nah kebetulan disana sudah sampai pada proses pengembangan dan pemanfaatan, tadi yang penelitian dan pemugaran sudah saya jelaskan yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang dibagian tengah itu, itu yang kita lakukan.

Ari Suciati

: Kendala-kendala dalam pengelolaan Tasikardiapa saja Pak?

Pak Soni

: Tasikardi pernah kita ada kendala dengan pak Syuhada itu yang pihak ke 3 ketika masa transisi lah kita sebut masa transisi yah ketika pengelolaannya belum begitu jelas antara kami dengan Pemda, tapi sekarang kan sudah beres, dulu

190

pernah ada ketika pengelolaanya itu sebelum oleh Pemda Kabupaten Serang. Ari Suciati

: Kalau sekarang tidak adakendala pak?

Pak Soni

:Kalau sekarang karena sudah dikelola oleh Dinas Pariwisata,

Pemuda

dan

Olahraga

Kabupaten,

jadi

pengelolaan dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab Pemerintahan Daerah. Tapi tentu saja ketika itu tadi contohnya tahun kemarin ketika mereka mau memperbaiki pagar ya koordinasi dengan kami, dengan pimpinan, proses konsultatif masalah kaitannya dengan bentuk dan letak pagar. Ari Suciati

: Perda apa pak yang digunakan untuk mengelola Situs Tasikadi?

Pak Soni

:

Yang paling tinggi itu ada Undang-Undang Tentang

Cagar Budaya, dan ada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 139/M/1998 Tentang Penetapan situs di Jawa Barat. Ari Suciati

: Kalau sanksi untuk orang-orang yang merusak cagar budaya bagaimana Pak?

Pak Soni

: Ini pertanyaan yang menarik, karena ketika ada Undangundang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

191

Sanksi itu sudah berat dari pasal 105 sampai pasal 110 disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling besar ada sanksi 5 milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15 tahun penjara. Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada penanganan tentang pelanggaran.Sejauh ini kami belum melakukan tindakan persuasif maupun refresif terhadap pelanggar. Ari Suciati

: Pak mau diceritain tentang sejarahnya boleh ya?

Pak Soni

: Jadi Tasikardi itu sebuah kolam buatan diperuntukan untuk tempat beristirahat Putri-putri dan Sultan, yang menariknya dari sana adalah Sultan itu punya konsep persediaan air

bersih

untuk keperluan

di

Keraton

Surosowan, makannya dia bikin bangunan filter air ada tiga bagian filter air, ada Pengindelan Abang, Pengindelan Putih dan Pengindelan Emas, Penamaan ini juga menarik, menariknya mungkin berkaitan dengan penyaringan air tadi mungkin dulu karena air dari Tasikardi masih kotor jadi disebut Pengindelan Abang karena airnya masih kotor, dan Pengindelan Putih karena airnya sudah lumayan bersih, dan Pengindelan Emas karena airnya sudah jernih.

192

193

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Juliadi SS, M.sc

Usia/Umur

: 43 Tahun

Jabatan

: Pengkaji Pelestari Cagar Budaya

Hari/ Waktu

: Rabu, 12 April 2017

Ari Suciati

: Peran BPCB dalam pengelolaan objek wisata Tasikardi seperti

apa? Bapak Juliadi :BPCB melakukan pemugaran dan penelitian, dan melakukan pelestarian. Pemugaran pernah dilakuan perbaikan ditengahnya itukan ada pulau kecil yah, dikenal dengan balekambang, arena ditengahnya itu pernah dilakukan pemugaran, diperbaiki. Oleh dalam hal ini kantor kami belum ada saat itu, jadi ditangani oleh pusat dulu namanya direktorat perlindungan dan pembinaan sejarah dan

purbakala.

Diawal

itu

sudah

melakukan

pelestarian,

pemugaran, penelitian, bekerja sama dengan pemerintah daerah, yang sangat berperan dinas kabupaten. Yang namanya cagar budaya harus diperhatikan, bukan cuma oleh BPCB tapi oleh dinas-dinas yang terkait juga.Dalam penyediaan sarana dan prasarana dilakukan oleh pemerintahan daerah, namun masih dalam pengawasan BPCB.Yang namanya cagar budaya perlu dilestarikan sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. Harus menjaga keaslian, kalo misalnya ada pemugaran, dan ada yang harus diganti bahannya misalnya terbuat dengan bata maka harus diganti dengan bata juga, bentuk bahan dan tata letaknya harus sama dengan aslinya.

194

Ari Suciati

: itu boleh diganti pak?

Bapak Juliadi : Kalo rusak boleh, tapi harus menggunakan bahan yang sama .bahkan dikembangkan pun boleh, itu ada dalam undang-undang. Pengembangan ini dilaksanakan dengan 3 poin, yang pertama dengan penelitian untuk mencari data sejarah dan seterusnya, ada namanya penelitian terapan yaitu penelitian tentang penerapan pengembangannya seperti apa, selanjutnya dilakukan repitalisasi, hal itu dilakukakan supaya kedepan bisa dimanfaatkan kembali, danau itu misalnya lebih bagus, ada juga namanya adaptasi, misalnya kita punya data yang bisa di jadikan contoh, bisa dibangun yaitu bisa juga dijadikan adaptasi. Tapi untuk saat ini belum ada data untuk itu.Itu berlaku untuk semua pihak yang terkait,

harus

melestarikan

dengan

prinsip-prinsip

pelestarian.Kemudian cagar budaya apabila bisa dikembangkan dan

dimanfaatkan

maka

dilakukan

pengembangan

dan

pemanfaatan. Ari Suciati

: Kalo koordinasi dengan dinas pariwisata itu seperti apa pak?

Bapak Juliadi : Kalo koordinasi dengan pariwisata sih udah sering, misalnya mau membangun apa, kita mengarahkan tidak boleh dengan bahan aspal tetapi harus menggunakan paping block agar sewaktu-waktu bisa mudah diangkat, jadi ada prinsip-prinsip itu yang harus diterapkan. Kalo ada kegiatan-kegitana, pihak dinas pariwisata kabupaten selalu berkoordinasi dengan BPCB. Biasanya sih yang paling sering itu konsultasi tentang sarana dan prasarana. Pihak dari pemda biasanya mengirimkan surat apabila akan dilakukan kegiatan. Ya seperti itu.

195

196

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Chairul Anwar

Usia/Umur

: 36 Tahun

Jabatan

: Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan (PEP)

Hari/ Waktu

: Senin, 16 Mei 2017

Ari Suciati

: Pak bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata Provinsi dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi?

Pak Anwar

: Kalo untuk keterlibatan pengelolaannya Dinas Provinsi tidak terlibat, karena memang itu dikelola oleh Kabupaten dan sekarang melalui badan pengelola tersendiri mungkin BUMD nya dan mungkin pihak ke 3 nya. Dan dari Dinas Provinsi lebih kepada bagaimana untuk memberikan pelatihan, pendukungan kegiatan disana kemudian promosinya jadi sebatas mendukung dan mensuport apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah Provinsi sesuai dengan program perundang undangan. Jadi kalo untuk mengelola sih itu bukan kewenangan kita, mengelola itu oleh Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Kalo kita lebih kepada mendukung apa yang harus di kerjakan disana misalkan pelatihanya, promosinya kemudian bisa juga melalui mekanisme lain berupa bantuan keuangan, itu yang sudah terjadi di Banten Lama tahun kemarin, jadi membantu keuangan dari pemerintah melalui pemeritah

Provinsi

kepada

pemerintah

Kabupaten/Kota

diperuntukannya salah satunya untuk Pariwisata, jadi provinsi itu mendukung apa yang diperlukan disana tanpa mengesampingkan kewenangan Kabupaten/Kota.

197

Ari Suciati

: Kalau tadi yang bapak bilang mempromosikan itu bentuk promosinya seperti apa pak?

Pak Anwar

: Mempromosikan itu bisa melalui dari media elektronik ada radio, ada tv, ada media sosial, nah itu kita promosikan disitu. Yang dipromosikannya merupakn potensi yang dimiliki oleh pariwisata Provinsi Banten, nah salah satunya Tasikardi itu merupakan salah satu destinasi yang berada di Provinsi Banten, tapi berhubung destinasi Pariwisata di Provinsi Banten itu banyak jadi mungkin, bisa jadi tidak setiap kita menampilkan potensi Pariwisata baik di media ruang atau media elektronik, itu tidak harus setiap waktu promosi Tasikardi ada disitu, tapi di gilir dengan yang lain, apalagi ditahun ini kita sedang mempromosikan 7 wonders, memang Tasikardi masuk dalam kawasan itu tapi, kan kalo banten lama itu terbagi dua wilayah administratif yah, kalo di Banten Lama itu di Kota Serang, kalo Tasikardi itu di Kabupaten Serang, tapi bagi Provinsi itu merupakan satu kawasan, karena apabila ingin mengunjungi Banten Lam dia pun bisa dengan menggunakan akses melewati Tasikardi, ataupun sebaliknya, dia mamasuki dari Kota Serang menuju Banten Lama dan kemudian Pulang melewati Tasikardi, kalau ditanya apakah Tasikardi masuk kedalam 7 Wonders? Situs Tasikardi merupakan salah satu di Kota Serang di Banen Lama masuk kedalam 7 Wonders, kalo 7 Wonders itu rutin kita promosikan, karena itu salah satu bagian Promosi Event Pariwisata Provinsi. Kita tidak mempromosikan khusus Situs Tasikardi, tapi mempromosikan Banten lama yang didalmnya terdapat Tasikardi.

Ari Suciati

: Kalau dukungan terhadap pembangunan seperti apa pak yang diberikan baik dari pemerintah maupun dari masyarakat?

198

Pak Anwar

: Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada pembangunan suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur kalau pembangunan infrastruktur jelas kita memberikan dukungan bantuan

dalam

pembangunan

jalan,

kalau

pembangunan

Infrastruktur itu lebih kepada OPD yang sekarang menjadi SKPD itu menjadi OPD yang menangani itu adalah sumber daya dan pemukiman, dia memperhatikan akses jalan terutama jalan-jalan yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang menghubungkan Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah kemudian untuk Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi sendiri kalaupun misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana, kalaupun itu masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi Banten bisa saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan secara langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta harus pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari sisi Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa, karena tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota serang ke Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi kalau dilihat dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma tergantung dari intensitas sebarapa banyak pengunjung. Dan yang kedua dari peranserta Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah mereka

ingin

melakukan

pembangunan

tetapi

memiliki

keterbatasan nah maka mereka bisa berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah perencanaan pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah bisa diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat apabila ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik,

199

mereka

juga

diwajibkan

untuk

melaporkan,

tetapi

ada

mekanismenya, yaitu mereka memberikan surat tertulis secara formal yang merupakan syarat administrasi yang harus ditempuh, sampaikan keluhannya kemudian di kirimkan melalui loket, jadi peran serta masyarakat sangat penting untuk mengoreksi, mengingatkan

dan

mengawasi

pemerintahan. Tetapi

harus

mengikuti peraturan Ari Suciati

: Pak kalau cara untuk meningkatkan kualitas SDM dan SDA seperti apa?

Pak Anwar

: Yang pertama itu kan kita melakukan pelatihan untuk SDM, dari kompetensinya, dari komunikasinya, kalo keterkaitan tentang SDA nya itu secara umum memang tidak berada di kewenangan kita, karena itu yang mengelola Lingkungan Hidup, jadi yang menentukan pengelolaan, perlindungannya itu kepada Lingkungan Hidup, yang melakukan itu, tapi Dinas Pariwisata itu juga mempunyai peran, apa punya perannya? Minimal ada objek pariwisata yang kawasan hutan lindung itu tidak boleh buang sampah sembarangan nah dengan itu Dinas Pariwisata melakukan pembuatan papan pengumuman dan menyediakan tempat sampah dan mengajak masyarakat disana untuk saling mengingatkan ke wisatawan agar tidak membuang sampah sembarangan, kita juga bisa menambahkan misalnya ada penanaman tanaman kembali dari apa yang sudah kita tebang itu harus kita tanam kembali.

200

201

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Rifal Firmansyah

Usia/Umur

: 28 Tahun

Jabatan

: Staff di Bagian Pengembangan Industri Pariwisata

Hari/ Waktu

: Selasa, 02 Mei 2017

Ari Suciati

: Peran Dinas Pariwisata Provinsi dalam Pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi apa Pak?

Pak Rifal

: Kalo dalam pengelolaan, ada kan beberapa objek wisata yang dikelolanya oleh Kabupaten/Kota, kalo Provinsi biasanya mendukung, karena sudah diserahkan untuk dikelola oleh Kabupaten/Kota, dikelola untuk menambah Pendapaan Asli Daerah masing-masing Daerah, selain mendukung, biasanya Dinas Pariwisata Provinsi juga memberikan pelatihan-pelatihan untuk pelaku industri pariwisata. Melatih pelaku wisata agar sadar wisata dan juga masyarakat agar bisa berperan aktif. Apalagi ini kan bagian pengembangan industri Pariwisata, jadi kita adakan pelatihan seperti kerajinan pembuatan oleh-oleh atau kenangkenangan, dalam hal pariwisata kan harus ada hal-hal seprti itu.

Ari Suciati

: Nah di Tasikardi sendiri udah ada belum sih pak pelatihan seperti itu?

Pak Rifal

: Kalo sepengetahuan saya kebanyakannya sih disana kalau yang jualan souvenir itu belum ada, kebanyakannya sih disana pedagang minuman dan makanan aja. Kadang kita terbentur sama kebijakan daerah juga sih, karena yang mempunyai kewenangan terbesar itu mereka. Kalau kita memberikan himbauan memberkan pelatihan itu sudah, tapikan balik lagi ke daeahnya masing-masing mereka mau mengembangkannya atau tidak.

Ari Suciati

: Tapikan mungkin ada koordinasi dan ada masukan dari provinsi untuk daerah pak?

Pak Rifal

: Nah sebenarnya sih setiap kegiatan pasti kita koordinasikan, waktu kemarin ada pelatihan di Le Dian, nah balik lagi kepada

202

pemerintah dan masyarakatnya mau atau tidak melakukannya. Kami sudah menyediakan sosialisasi tu, tingal pelaku wisata dan pemerintah Kabupaten dan Kota mau atau tidak melakukannya. Ari Suciati

: Kalau untuk rencana pengelolaan gitu ada nggak peran dari Dinas Pariwisata Provinsi?

Pak Rifal

: Kalo rencana pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada daerah Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk pendapatan daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya melakukan koordinasi, memfasilitasi, dan melakukan pelatihanpelatihan.

Ari Suciati

: Pelatihan-pelatihan itu di adakan setiap kapan sih pak?

Pak Rifal

: Nah kalo pelatihan-pelatihan itu biasanya sebelum berganti tahun itu sudah dianggarkan, ada yang berjenjang setiap tahun ada, dan kadang kita adakan sesuai dengan kebutuhan. Karena kita membawahi 8 Kabupaten/Kota maka kita mengundang ke 8 Kabupaten/Kota tersebut, tergantung mereka mau mengikutinya atau tidak.

Ari Suciati

: Kalau peratuan sendiri itu seperti apa pak?

Pak Rifal

: Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang paling tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan Bupati dan Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya masing-masing.

Ari Suciati pak?

: Kalo untuk meningkatkan kualitas SDM dan SDA seperti apa

203

204

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Ade Fauziah, SE

Usia/Umur

: 54 Tahun

Jabatan

: Kasi Sarana Usaha Pariwisata

Hari/ Waktu

: Rabu, 03 Mei 2017

Ari Suciati bu?

: Rencana pembangunan Tasikardi ke depan itu mau seperti apa

Ibu Ade

: Kedepan itu rencananya mau dibangun taman bermain dulu gitu ya, pagar juga

Ari Suciati

: Kalo untuk tempat parkir gitu gimana bu kedepannya?

Ibu Ade

: Pingin ditambahin sih cuma kan kita gak punya lahan, adanya Cuma segitu doang, kepengennya sih beli tanah lagi, Cuma kan nggak semudah itu

Ari Suciati

: Atraksi yang ada disana itu apa aja bu?

Ibu Ade

: Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain panggung hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana.

Ari Suciati

: Kalo buat tulisan yang didepan itu gimana bu?

Ibu Ade

: Gerbang rencana kedepannya itu mau dibuat tulisan Objek Wisata Situs Tasikardi ya dari fiberglas yang nyala yang ada lampulampunya, jadi nanti bisa buat foto.

Ari Suciati

: Kalo target yang ingin dicapai dalam pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi seperti apa?

Ibu Ade

: Targetnya untuk pendapatan ya bisa meningkat, dan sarana bermain bisa ditambahkan lebih banyak lagi. Bebek-bebekan dan ayunan ditambahkan.

205

206

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Mastufah

Usia/Umur

: 56 Tahun

Jabatan

: Kasi Obyek Wisata dan Hiburan Umum

Hari/ Waktu

: Rabu, 03 Mei 2017

Ari Suciati

: Bu bagaimana proses pembinaan terhadap masyarakat dalam mengelola objek wisata Situs Tasikardi?

Ibu Mastufah : Kita baru megang kan beberapa tahun kemarin aja, Ketika kita mengelola Tasikardi, pedagang sudah ada, terus pegawai juga sudah ada, Cuma sekarang di SK kan pegawai disana, sekedar honor ada lah dari kita, karena mereka yang ngejagain. Kalau pedagang dari tadinya juga sudah ada.Kalo pembinaan banget secara khusus gak ada, Cuma kita kalo untuk umum ya untuk seluruhnya pelaku wisata kita sering adakan sosialisasi sering diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar Wisata) diundang gentian dijadikan peserta.Kalau secara langsung ngebina dateng langsung sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih setoran.Kalo pembinaan secara umum nggak ada, kegiatanyang arahnya ke pembinaan selalu ada. Ari Suciati

: Itu bu ngasih setoran setiap hari apa gimana?

Ibu Mastufah : Di peraturan sih harusnya setiap hari ya 1x24 jam paling lama setor, tapi karena kalau hari biasa kan sepi neng, yang disetorin apa. Jadi kita minta kebijakan untuk dijadikan seminggu sekali, kalau seminggu sekali kan harapannya hari sabtu dan minggu, kalo hari biasa kan pada kosong, jadi seminggu sekali kita setornya. Ari Suciati

: Biasanya dapet berapa bu dalam satu minggu?

Ibu Mastufah : Paling kecil dibawah Rp. 1.000.000, kalau terbesar minggu kemarin aja itu Rp. 1.600.000 ya sekitar segitu. Ari Suciati

: Proses pembangunan dan pengembangan seperti apa yang akan dilakukan terhadap objek wisata Situs Tasikardi?

207

Ibu Mastufah : Yang kemaren, kalo yang akan datang tanyakan ke Ibu Ade, karena Ibu Ade yang pegang. Yang kemarin sementara masih proses pengamanan, pembangunan pagar. Ari Suciati

: Target yang ingin dicapai dari pengelolaan ojek wisata Situs Tasikardi bu?

Ibu Mastufah : Target pengunjng sebanyak mungkin, kalo target uang ada dari pusat pemerintah Daerah, 65 jt rasanya tahun ini. Ari Suciati

: Bagaimana sih bu agar pembangunan yang dilakukan di Tasikardi itu bersifat berkelanjutan?

Ibu Mastufah : Sementara ini kan baru proses pengamanan saja yaitu pembuatan pagar, statusnya belum jelas sih Tasikardi ini jadi kita juga tidak bisa berbuat banyak. Jadi Tasikardi ini belum milik Kabupaten, masih dipegang provinsi, inimah waktu itu Pak Bupati memerintahkan untuk dikelola sementara daripada kan ketika tidak dikelola kotor, terus dijadikan tempat anak muda untuk pacaran, jadi tokoh-tokoh masyarkat ngirim suratnya ke kita, nah dengan dasar itu lah Pak Bupati mengambil kebijakan agar Situs Taskardi dikelola Oleh Kabupaten. Sambil nunggu status. Sudah tujuh kali mengirim surat ke Gubernur, satu pun belum dijawab. Kemarin katanya nanti nunggu Gubernur definitiv aja gitu. Ari Suciati

: Bu Situs Tasikardi kan benda Cagar Budaya ya, agar kelestariannya tetap terjaga itu gimana bu?

Ibu Mastufah : Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga koordinasikan dengan BPCB apabila akan dilakukan pembangunan .kita adakan rapat. Ari Suciati

: Bu kalo upaya dari Dinas untuk meningkatkan SDM dan SDA?

Ibu Mastufah : SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihanpelatihan. Ari Suciati

: Kalo atraksi wisata yang ada disana apa bu?

208

209

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Marisca Theresia, SE, MM

Usia/Umur

: 36 Tahun

Jabatan

: Kasi Promosi Pariwisata

Hari/ Waktu

: Senin, 10 April 2017

Ari Suciati

: Bu gimana sih bentuk promosi yang dilakukan terhadap Situs Tasikardi?

Ibu Marisca

: Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran, radio dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar kota kita ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas seni ke Taman Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita promosikan disana. Selain itu ada pawai-pawai sebagai bentuk promosi

Ari Suciati

: Bu yang gerbang depan kayaknya gak terlalu keliatan ya tulisan Tasikardinya?

Ibu Marisca

: Iya itu rencananya kita ingin bikin seperti yang di Banyuwangi ada tulisan blok besar-besar gitu biar keliatan.

Ari Suciati

: Atraksi wisata yang ada di Situs Tasikardi apa saja bu?

Ibu Marisca

: Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun weekend at Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin kayak gantian

210

211

Member Check Transkrip Wawancara Narasumber

: Mahdum Bahar

Usia/Umur

: 24 Tahun

Jabatan

: Anggota Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)

Hari/ Waktu

: Minggu, 23 April 2017

Ari Suciati

: Siapa sih a yang membina masyarakat dan pedagang disini?

Mahdum

: Pedagang disini kalau mau dagang, izinnya ke kak Muis. Untuk izin dan lain-lain itu pokoknya ke kak Muis

Ari Suciati

: Itu boleh ngga sih a jualan dijalan-jalan begitu?

Mahdum

: Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke belakang, disuruh dari Dinasnya, tapi pedagangnya pada pengen disini aja soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang cuman hari minggu, kalo hari bias amah sepi.

Ari Suciati

: Kalo target pengelolaan yang ingin dicapai dari pengelolaan Situs Tasikardi ini apa a?

Mahdum

: Sebenernya pengen lebih rapi sih, karena sekarang masih acakacakan yah. Masih banyak pedagang yang belum tertib, becak masih belum banyak, yang diutamakan sekarang pemagaran dulu masih belum selesai.

Ari Suciati

: Aa sendiri dan pengelola yang lainnya pada tau gak sih tentang sejarah Tasikardi ini?

Mahdum

: Sejarahnya sih panjang, saya tidak tahu betul. Saya rasa anakanak yang lain juga pada nggak tau. Ini kan sejarahnya panjang banget ya dari mulai pemandian puteri, tempat istirahat puteri, juga penyaluran air sampai ke keraton surosowan.

Ari Suciati

: Dari Dinas sendiri ada gak sih upaya agar pengelola disini pada tau tentang sejarah Situs Tasikardi?

212

Mahdum

: Ada, tapi semuanya itu ke kak Muis, nggak semuanya diajak langsung, paling perwakilan aja ke kak Muis.

Ari Suciati

: Pembangunannya sejauh ini selain pemagaran apa lagi?

Mahdum

: Hanya pagar dan MCK dan pos sih.

Ari Suciati

: A tadinya kan setahu saya disini ada tempat jalan untuk penyandang cacat ya kok sekarang nggak ada?

Mahdum

: Pada gak ada teh pada dicopotin, kan waktu itu gak ada yang jaga malam. Kalau sekarang sih udah ada yang jaga.

Ari Suciati

: Kalau boleh tau berapa a upahnya jadi karyawan disini?

Mahdum

: Sebulan 600rb teh.

Ari Suciati

: Dampak adanya Tasikardi buat masyarakat disini tuh apa a?

Mahdum

: Ada lowongan kerja, kan yang 10 orang yang mengelola disini orang sini juga, lowongan kerja pedagang, kan yang dagang juga kebanyakan orang sini.

Anggota Karang Taruna (Pengelola Tasikardi)

213

Transkrip Wawancara Narasumber

: Ibu Jenab

Usia/Umur

: 27 Tahun

Jabatan

: Pedagang Pop Ice/ Minuman dingin di Situs Tasikardi

Hari/ Waktu

: Minggu, 23 April 2017

Ari Suciati

: Ibu jualan disini izinnya ke siapa?

Ibu Jenab

: Sama pengurusnya

Ari Suciati

: Izinnya bayar atau engga bu?

Ibu Jenab

: Iya bayar seikhlasnya untuk kebersihan aja, sengasihnya kita.

Ari Suciati

: Dibolehin nggak sih bu sebenernya jualn di area sini?

Ibu Jenab

: Sebenernya sih kata Pemda mah nggak boleh, Cuma karena ya masih bisa istilahya diajak berkompromi lah ya jadi boleh.

Ari Suciati

: Emang harusnya berjualan di area mana bu?

Ibu Jenab

: Di bawah sana neng di deket saung-saung, kan harusnya kalau kita gak boleh jualan dijalan-jalan kayak gini ya harusnya dibikin tempat kayak begitu, pingin cari makan sama-sama.

Ari Suciati

: Oh jadi nggak boleh jualan dijalan kayak gini tapi belumdisediain ya bu tempatnya sama Pemda.

Ibu Jenab

: Iya belum neng, sementara disini aja dulu gitu.

Ari Suciati

: Modalnya ada yang mengelola apa dari sendiri bu?

Ibu Jenab

: Nggak ada, modalnya dari sendiri aja ?

Ari Suciati

: Ibu orang mana?

Ibu Jenab

: Saya masih tetangga kampung sini, masih desa Margasana

Ari Suciati

: Dampak adanya Situs Tasikardi untuk masyarakat disini apa bu?

Ibu Jenab

: Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikitsedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak

214

berjualan disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah pengennya terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau Ari Suciati

: Saran bu untuk pengelolanya biar lebih baik lagi gimana?

Ibu Jenab

: Ya pengennya pedagang sih pengen Objek Wisata Situs Tasikardi lebih rame dan lebih maju

Ari Suciati

:Emang pendapatanya berapa sih bu dari berjualan disini?

Ibu Jenab

: Nggak mesti sih neng, tergantung pengunjung, kadang-kadang rame gak jajan, kadang-kadang sepi jajan. Kadang-kadang sehai dapat Rp. 20.000 kadang-kadang mencapai Rp. 200.000

Ari Suciati

: Jualan disini tiap hari bu?

Ibu Jenab

: Ngga sih paling hari libur, hari mnggu, kadang tanggal merah seperti libur-libur sekolah gitu.

Ari Suciati

: Ada gak bu saran untuk pemerintah?

Ibu Jenab

: Pengennya orang kecil mah dimajuin biar bisa buat usaha, biar bisa nyekolahin anak

Pedagang Pop Ice/ Minuman dingin di Situs Tasikardi

215

TRANSKRIP DATA 1. Pembangunan dan Pengembangan Pariwisata Q

Bagaimana proses pembangunan dan pengembangan yang

I

dilakukan terhadap objek wisata Situs Tasikardi?

I1.1

Ya sesuai dengan Ripparda, sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah

I1.3

Ya itu jangan sampai merusak yang sudah ada, kita juga koordinasikan dengan BPCB apabila akan dilakukan pembangunan .kita adakan rapat. kita melibatkan masyarakat atau PKBM ( Program Kepariwisataan Berbasis Masyarakat), makannya kita libatkan Karang Taruna itu. Pada dasarnya pariwisata adalah salah satu program yang dapat

I1.1

mengentaskan jarak antara kemiskinan dan kesenjangan ekonomi, untuk percepatan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, itu pariwsata. Hanya bagaimana seharusnya dibuat program untuk benarbenar menyentuh masyarakat. Jadi namanya Cagar Budaya itu

ada aturan yang melindunginya,

artinya ketika situs itu sudah ada Undang-undangnya berarti sudah ada peraturan-peraturan yang berkaitan dengannya, nah terutama untuk beberapa Cagar Budaya yang dikembangkan sebagai objek wisata, I1.6

kebetulan Situs Tasikardi adalah satu diantarnya, ketika Situs itu menjadi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) tentu saja banyak pengunjung,

ada

pengunjung

datang

maka

harus

difasilitasi,

fasilitasnya kan banyak, mulai dari keperluannya mereka, bisa dari yang sederhana jalan setapak kemudian ada kamar mandi/wc, mushola dan sebaginya, ataupun fasilitas lain, fasilitas pelayanan dan

216

perlindungan, contohnya adalah pagar. Nah kebetulan kemarin tahun 2016 kami juga diundang oleh Kabupaten dalam rangka perbaikan pagar, jadi memang koordinasi itu ada dengan BPCB, jadi artinya ada diskusi, ada konsultasi berkaitan dengan letak pagar dan lain-lain.

Bagaimana pembinaan terhadap masyarakat lokal yang mengelola

Q

objek wisata Situs Tasikardi?

I

Kita adakan Bimtek (Bimbingan Teknis), tapi tidak khusus, artinya tetep diadakan sosialisasi sadar pariwisata kita coba rekrut, dilatih tentang

I1.1

sadar wisata, cuman kan belum maksimal. Ada juga kita coba untuk mengajak mereka melihat study banding itu pernah juga. Kalo pembinaan banget secara khusus gak ada, Cuma kita kalo untuk umum ya untuk seluruhnya pelaku wisata kita sering adakan sosialisasi sering diadakan bimtek tentang Darwis (Sadar Wisata) diundang

I1.3

gentian dijadikan peserta. Kalau secara langsung ngebina dateng langsung sih jarang, ada juga kesini kalau ngasih setoran. Kalo pembinaan secara umum nggak ada, kegiatan yang arahnya ke pembinaan selalu ada. Iya ada, sering diadakan sosialisasi-sosialisasi oleh Dinas, kita

I2.1

diundang, pernah juga diadakan diklat dan Study Banding ke Jogja. Q

I

Siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs Tasikardi Harus semuanya terlibat, tidak hanya pariwisata, kalau Dinas Pariwisata kan hanya Leading Sector. Bagaimana itu kalau malam

I1.1

gelap atau tidak itu kan berarti urusannya PJU (Penerangan jalan umum), jalannya harus bagus dong mulus, apalagi destinasi wisata, bagaimana orang bisa mau datang kalau jalan sendiri susah untuk ditempuh itu Pekerjaan Umum (PU), sementara bagaimana danaunya

217

harus

bersih

itu

pekerjaan

LH,

Desperindagkop

juga

untuk

pemberdayaan masyarakat dan pedagang disana. Dan juga BPCB untuk mempelajari dan menjelaskan sejarah-sejarah tentang Tasikardi. Nah sekarang dari Bupatinya juga, serius atau tidak membangun pariwisata di Kabupaten Serang ini. Ada masyarakat, ada Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten. banyak, terkait jalan ada PU, untuk penunjuk jalan ada Dishub, kami hanya mengelola objeknya saja.

I1.2 Q I

Apa target yang ingin dicapai dari proses pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi? Targetnya kita pengennya setiap orang yang ziarah ke Banten Lama itu minimal 10% sampai 15% itu mampir ke Tasikardi, cuma belum bisa, sekarang kalo katakan data 2012, data orang yang berkunjung ke

I1.1

Banten Lama itu kurang lebih 12 juta pengunjung, berarti kalau 12 juta pengunjung sepuluh persennya 1,2 juta kali Rp. 10.000/20.000 sudah berapa tuh kan lumayan. Jadi targetnya 10% sampai 15% orang yang ziarah ke Banten Lama mampir ke Tasikardi Targetnya itu menjadi satu tempat kunjungan objek wisata yang nyaman untuk dikunjungi. Dan ingin lebih menonjolkan tempat

I1.2

pariwisata sejarah islam, sesuai dengan sejarah tempat itu ada. Ingin lebih rapi lebih bersih Targetnya untuk pendapatan ya bisa meningkat, dan sarana bermain bisa ditambahkan lebih banyak lagi. Bebek-bebekan dan ayunan

I1.4

ditambahkan.

Q I

Apa dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs Tasikardi untuk masyarakat sekitar?

218

Awal-awal memang masyarakat kurang begitu meresponse ya, tapi dari tahun ke tahun berasa sih mulai dari ekonomi kan masyarakat pada

I2.1

bisa jualan disini, terus ya karyawan-karyawan juga direkrut untuk bekerja disini, di Tasikardi. Ya kalo bagi saya sih Alhamdulillah bisa buat cari makan sedikitsedikit , bisa buat anak sekolah, kalo yang lain yang nggak berjualan

I2.3

disini mah gak tau yah, iya Alhamdulillah sih saya mah pengennya terus dimajuin biar tambah rame, biar banyak yang tau. Ya Alhamdulillah neng bisa jadi tambahan

pendapatan untuk

masyarakat sekitar, karena rata-rata yang jualan disini juga masyarakat Desa sini, ada juga masyarakat sini yang berinisiaif untuk mengadakan permainan-permainan kayak balon yang besar ini dan

I2.6

kereta-keretaan itu kan dari masyarakat sini juga. Mungkin buat yang tidak berjualan dampaknya bisa refreshing kesini deket, bisa mincing juga ngilagin stress.

2. Preservasi, Proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya Q I

Apa upaya pelestarian yang dilakukan terhadap benda Cagar Budaya objek wisata Situs Tasikardi? Situs Tasikardi sekarang dikelola oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang, pengelolaannya berkaitan dengan retribusi pengunjung, sebelum itu memang dilakukan kegiatan penelitian, pemugaran dan pelestarian oleh BPCB Banten sebelumnya, berkaitan dengan pemulihan situs, karena dulu kan Situs Tasikardi tidak seperti sekarang, kebetulan senior-senior kami yang cerita, jadi dulu itu airnya tidak setinggi ini, jadi dulu tuh dikeruk, airnya dibersihkan kemudian kan ada struktur ditengahnya nah disitu ada proses

I1.6

219

pemugaran, cuman pemugarannya saya lupa tahunnya. Kemudian disana ada bekas pondasi ditengah pulau itu, dipulau itu ada beberapa struktur bangunan pondasinya, kemudian disana ada kolam, yang waktu itu dipergunakan untuk tempat pemandian putri, bentuknya juga menarik terutama kolamnya itu, ada bagian tangga, nah kondisi sekarang tentu saja tidak bisa menggambarkan seprti kondisi pada masa lalu, artinya apa, kondisi sekarang kan cuma pondasi, terutama untuk bangunan. Tapi kalau kolamnya saya rasa masih seperti itu. Pulau itu diperkuat oleh sisi-sisinya untuk menghindari erosi dari air tersebut, jadi itu salah satu kegiatan yang cukup penting oleh kantor kami terutama untuk pelestarian, sampai ketika dulu pernah dikelola oleh pihak ke 3, kebetulan juga waktu itu ada proses mediasi dan lainlain. Jadi Tasikardi itu salah satu titik penting dari 26 titik peninggalan di kawasan Banten Lama, mulai dari Masjid, Keraton, Benteng, Kelenteng, sampai dengan Danau itu tadi, nah setelah ada proses mediasi akhirnya kita kerjasama dengan Provinsi dan Kabupaten, dan akhirnya sekarang Kabupaten yang mengelola Situs Tasikardi itu. Oke, yang pertama ada fasilitas perlindungan dan keamanan bentuknya adalah pagar, yang kebetulan karena sudah di ampu oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Serang maka dari sana lah yang berwenang untuk membuat atau memperbaikinya, kalaupun sebelum itu tadi saya sudah ceritakan bahwa dalam pelestarian itu ada

I1.7

penelitian, ada proses pemugaran, ada proses pengembangan dan pemanfaatan, nah kebetulan disana sudah sampai pada proses pengembangan dan pemanfaatan, tadi yang penelitian dan pemugaran sudah saya jelaskan yaitu melalui proses ada ekskavasi (excavasi) , ada normalisasi danau, kemudian ada pemugaran struktur yang di bagian tengah itu, itu yang kita lakukan”

Q

Seperti apa bentuk pengawasan dan sanksi apa bila ada yang hendak merusak Situs Tasikardi?

220

I Undang-undangnya jelas, undang-undangnya ada, peraturannya ada

I1.1

tinggal bagaimana orang bisa mengerjakan Perda itu. Kaitanya dengan corat-coret, merusak pagar, buang sampah sembarangan, ya paling kalau ketahuan kita tegur. Iya seperti itu..kemudian kita berdayakan masyarakat disitu supaya masyarakat disitu merasa diperhatikan. Ada sanksinya di dalam undang-undang cagar budaya, tapi apabila

I1.2

pelanggaran yang masih bisa dimaafkan itu paling kita hanya melakukan teguran-teguran saja. Biasanya orang yang seperti itu gagal paham. Ini pertanyaan yang menarik, karena ketika ada Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya. Sanksi itu sudah berat dari pasal 105 sampai pasal 110 disitu ada sanksi-sanksi nya yang paling

I1.6

besar ada sanksi 5 milyar dan lain sebaginya dan kurungan sampai 15 tahun penjara. Tapi untuk khusus Tasikardi kita belum ada penanganan tentang pelanggaran. Sejauh ini kami belum melakukan tindakan persuasif maupun refresif terhadap pelanggar.

Q I

Bagaimana upaya dalam peningkatan kualitas sumber daya dalam pengelolaan objek wsiata Situs Tasikardi? Kalau SDA paling penghijauan, ditanami kembali, dibersihkan danau

I1.2

dan pulau kecilnya itu dijaga kelestariannya dan memanfaatkan untuk kehidupan masyarkat. Kalau SDM nya seperti tadi saya bilang, ada pelatihan ada sosialisasi agar SDM nya lebih banyak pengetahuan. SDM nya ya itu kalo misalkan ada pelatihan yang menyangkut

I1.3

pariwisata mereka diundang dijadikan peserta, ada pelatihan-pelatihan

221

3. Pengembangan atraksi wisata tambahan di Situs Tasikardi Q I

Atraksi apa yang tersedia di Situs Tasikardi? Nah ini baru rencana kita akan mengadakan namanya fun weekend at

I1.5

Tasikardi, nah itu setiap minggu itu kita mau bikin kayak gantian anakanak sekolah dan bikin pentas disitu, tapi kita baru rencana yah mudahmudahan disetujui, kita akan adain. Kalo tahun ini belum ada.

I1.4

Belum ada, rencananya tuh kita setiap minggu mau ngadain panggung hiburan gitu , baru rencana ya belum terlaksana.

I2.1

Belum ada apa-apa neng disini mah, belum ada pembimbing yang sungguh-sungguh, kita disini masih pada awam-awam banget.

Q I

Apa upaya pengembangan dan Promosi yang dilakukan terhadap objek wisata Situs Tasikardi? Biasanya sih kita suruh anak-anak seperti Kang Nong untuk ikut promosiin, dengan cara repost dan ngepost-ngepost di medsos, itu lumayan jadi banyak yang datang. Itu bentuk promosi yang paling

I1.4

murah dan mudah. Selain itu kita juga promosi melalui koran, radio dan lain-lain. Dan setiap tahun biasanya ada pameran ke luar kota kita ikut promosikan, dan setiap bulan mengirimkan pentas seni ke Taman Mini, ke acara-acara diluar kota dan kita promosikan disana. Selain itu ada pawai-pawai sebagai bentuk promosi Mempromosikan itu bisa melalui dari media elektronik ada radio, ada tv, ada media social, nah itu kita promosikan disitu. Yang dipromosikannya merupakn potensi yang dimiliki oleh pariwisata Provinsi Banten,nahsalah satuna Tasikardi itu merupakan salah satu destinasi yangberada di Provinsi Banten, tapi berhubung destinasi Pariwisata di Provinsi Banten itu banyak jadi mungkin, bisa jadi tidak

222

setiap kita menampilkan potensi Pariwisata baik di media ruang atau media elektronik, itu tidak harus setiap waktu promosi Tasikardi ada disitu, tapi digilr dengan yang lain, apalagi ditahun ini kita sedang mempromosikan 7 wonders, memang Tasikardi masuk dalam kawasan

I1.8

itu tapi, kankalo banten lama itu terbagi dua wilayah administratif yah, kalo di Banten Lama itu di Kota Srag, kalo Tasikardi itu di Kabupaten Serang, tapi nbagi Provinsi itu merupakan satu kawasan, karena apabila ingin mengunjungi Banten Lam dia pn isa dengan menggunakan akses melewati Tasikardi, ataupun sebaliknya, dia mamsuk dari Kota Seran menuju Banten Lama dan kemudian Plan melewati Tasikardi, kalu ditanya apakah Tasikardi masuk kedalam 7 Wonders? Situs Tasikardi merupakan salah satu di Kota Serang di Banen Lama masuk kedalam 7 Wonders, kalo 7 Wonders itu rutin kita promosikan, karena itu salah satu bagian Promosi Event Pariwisata Provinsi. Kita tidak mempromosikan khusus Situs Tasikardi, tapi mempromosikan Banten lama yang didalmnya terdapat Tasikardi.

I2.1

”Ya pada setaunya sendiri aja sih neng, pernah ada Bimtek biar promosiin melalui medsos, Simparta itu, Cuma ya selesai itu udah aja gak ada kelanjutan lagi”

I2.5

Saya lewat dan melihat tempat ini kemudian mampir dengan anak istri saya

4 Pelayanan Kepada Wisatawan di Objek Wisata Situs Tasikardi Q

Bagaimana kepuasan wisatawan terhadap kualitas pelayanan di

I

Situs Tasikardi?

I2.5

Kurang terawat, pedagang disini berantakan sekali, belum tertata rapi. Saya kesini mau naik perahu karet tapi lama sekali. Harus ditambahkan lagi

223

I2.6

Kurang puas sih kalo buat saya sendiri, pengelola disini tidak menguasai sejarah tentang Situs ini, saya menanyakan sejarah di sini kepada penjaga perahunya, mereka tidak bisa menjelaskan, padahal saya ingin tahu sejarah tempat ini.

Q Apakah Situs Tasikardi ini nyaman untuk dikunjungi?

I

Nyaman sih ya disini udaranya sejuk, banyak angin dan pohonpohonan, danaunya tenang, Cuma saja pedagang disini kurang tertata

I2.5

rapi Kalo naik perahu sama bebek-bebekan itu ngeri, soalnya nggak pakai pengaman, bebek-bebekannya juga udah banyak yang rusak jadi takut aja gitu mau naiknya, keliatannya kurang aman. Terus pedagang disini juga jual makanannya mahal-mahal. Pedagang juga agak ganggu sih neng yang jualan dijalan-jalan gitu, harusnya dirapihin biar lebih tertata Sebenernya sih disuruhnya jualan disebelah sana agak ke belakang, disuruh dari Dinasnya, tapi pedagangnya pada pengen disini aja

I2.2

soalnya rame disini. Disini juga ramai pedagang cuman hari minggu, kalo hari biasamah sepi.

I1.2

Jadi pedagang kan sudah punya lokasinya khusus, jangan sampai mengganggu kepada lokasi-lokasi tempat pengunjung, jadi kita siapkan areanya,

Q I I2.5

Bagaimana sarana dan prasarana yang tersedia di Situs Tasikardi? Wahananya kurang, tambah perahu, tambah bebek-bebekan, itu kurang paling cuma ada berapa, kalau sabtu minggu tidak cukup.

I2.1

Paling dari kita sih ingin adanya tambahan sarana seperti sarana

224

permainan ditambahin biar lebih rame dan menarik pengunjung, soalnya dengan biaya masuk terhitung mahal kalo menurut saya, itu sih keluhan pengunjung juga pada ingin ditambahin sarana permainan nya. Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini. Kalau target pengunjung Alhamdulillah setiap tahunnya meningkat.

I1.4

Sementara gunakan yang ada dulu aja, karena saya rasa masih ketampung. karena hari-hari biasa kan masih sepi, paling pas tahun baru itu yang tidak tertampung.

I1.3

Pingin ditambahin sih cuma kan kita gak punya lahan, adanya Cuma segitu doang, kepengennya sih beli tanah lagi, Cuma kan nggak semudah itu

5. Dukungan dan Legitimasi Pada Pembangunan dan Pengembangan Objek Wisata Situs tasikardi Q I

Bagaimana bentuk dukungan dari pemerintah dan masyarakat terhadap pembangunan dan pengembangan Situs Tasikardi? Bentuk dukungan itu sebetulnya ya seperti tadi, partisipasi masyarakat, ya kan kita libatkan partisipasi masyarakat itu dengan karang taruna kita libatkan untuk mengelola Tasikardi, dan kita juga memberikan

I1.1

legalisasi kepada masyarakat itu untuk dukungan. Dari pemerintah sendiri ya banyak sekali, membuatkan Perda juga bentuk dukungan, mengelola juga bentuk dukungan, membangun bentuk dukungan, mendidik dan mendiklat masyarakat disana juga termasuk dukungan. Pokoknya diusahakan setiap tahunnya diadakan pemagaran agar cepat selesai.

I2.1

Ini juga Alhamdulillah kebantu sama permainan yang disediain sama

225

masyarakat sini, masyarakat disini juga sangat mendukung untuk meramaikan Situs Tasikardi ini. Kalau membicarakan pembangunan itu terbagi dua, ada pembangunan suprastruktur dan ada pembangunan infrastruktur kalau pembangunan infrastruktur jelas kita memberikan dukungan bantuan dalam pembangunan jalan, kalau pembangunan Infrastruktur itu lebih kepada OPD yang sekarang menjadi SKPD itu menjadi OPD yang menangani itu adalah sumber daya dan pemukiman, dia memperhatikan akses jalan terutama jalan-jalan yang dimiliki atau dikuasai Provinsi, jalan yang menghubungkan Kabupaten Kota itu punya jalan Provinsi. Nah

I1,8

kemudian untuk Tasikardi, lebih eksplisit lagi seperti apa, Taskardi sendiri kalaupun misalkan tidak bisa melakukan interfensi kesana, kalaupun itu masih masuk wilayah Kabupaten Serang tapi Provinsi Banten bisa saja masuk kedalam situ untuk melakukan pengembangan secara langsung, nah tetapi khusus infrastruktur ini tidak serta merta harus pariwisata dulu, jadi infrastruktur ini domain nya kebijakannya lebih ke banyak pertimbangan secara menyeluruh. Nah kalo dari sisi Tasikardi kita melihat intensitas sepertinya belum, karena apa, karena tidak terlalu banyak yang melakukan pekerjan dari kota serang ke Kabupaten serang dari jalan tersebut, jadi belum, tetapi kalau dilihat dari segi pariwisata bisa dimungkinkan Cuma tergantung dari intensitas sebarapa banyak pengunjung. Dan yang kedua dari peranserta Kabupaten/Kota yang mengelola itu, apakah mereka ingin melakukan pembangunan tetapi memiliki keterbatasan nah maka mereka bisa berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Banten melalui musyawarah perencanaan pembangunan, nanti yang merumuskan dari kepala daerah bisa diberikan bantuan berupa keuangan, anggarannya diberikan dari Provinsi Banten. Nah kalo dukungan dari masyarakat itu memang sangat terbuka, masyarakat sebenernya dalam Undang-undang keterbukaan informasi publik, masyarakat diharuskan melihat apabila

226

ada pembangunan yang tidak sesuai atau kurang baik, mereka juga diwajibkan untuk melaporkan, tetapi ada mekanismenya, yaitu mereka memberikan surat tertulis secara formal yang merupakan syarat administrasi yang harus ditempuh, sampaikan keluhannya kemudian di kirimkan melalui loket, jadi peran serta masyarakat sangat penting untuk mengoreksi, mengingatkan dan mengawasi pemerintahan. Tetapi harus mengikuti peraturan Q I

Kebijakan pemerintah seperti apa yang diberikan untuk mengelola Situs Tasikardi? Pastinya setiap Dinas mengacu kepada undang-undang yah yang paling tertinggi, tapi untuk pemeritahan daerahnya ada Kebijakan Bupati dan

I1.9

Walikota. Jadi setiap daerah mempunyai kebijakannya masing-masing. Untuk saat ini memang untuk Tasikardi itu termasuk kepada Banten lama

nya

kita

serahkan

sepenuhnya

kepada

pemerintahan

Kabupaten/Kota, karena khawatir begini, apabila Provinsi melakukan upaya, ternyata tidak sesuai dengan kebutuhan Kabupaten/Kota. Pada

I1.8

prinsipnya pemerintahan Provinsi mendukung sepenuhnya . Q

I

Bagaimana keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi dalam mengelola objek wisata Situs Tasikardi? Kalo pengeloaan sendiri sih kita sudah serahkan kepada daerah

I1.9

Kabupaten/Kotanya masing-masing, karena kan itu untuk pendapatan daerahnya masing-masing juga. Kalo kita hanya melakukan koordinasi, memfasilitasi, dan melakukan pelatihan-pelatihan.

I1.3

Oh nggak ada neng, kan pengelolaannya sudah diserahkan ke kita, walaupun statusnya masih milik provinsi tapikan sementara mereka sudah tau kita sudah pernah lapor kalo sementara dikelola sambil nunggu berjalannya surat-surat. Kalo untuk keterlibatan pengelolaannya Dinas Provinsi tidak terlibat, karena memang itu dikelola oleh Kabupaten dan sekarang melalui

227

badan pengelola tersendiri mungkin BUMD nya dan mungkin pihak ke 3 nya. Dan dari Dinas Provinsi lebih kepada bagaimana untuk memberikan pelatihan, pendukungan kegiatan disana kemudian promosinya jadi sebatas mendukung dan mensuport apa yang bisa

I1.8

dilakukan oleh pemerintah Provinsi sesuai dengan program perundangundangan. Jadi kalo untuk mengelola sih itu bukan kewenangan kita, mengelola itu oleh Kabupaten Serang yaitu oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. Kalo kita lebih kepada mendukung apa yang harus di kerjakan disana misalkan pelatihanya, promosinya kemudian bisa juga melalui mekanisme lain berupa bantuan keuangan, itu yang sudah terjadi di Banten Lama tahun kemarin, jadi membantu keuangan dari pemerintah melalui pemeritah Provinsi kepada pemerintah Kabupaten/Kota diperuntukannya salah satunya untuk Pariwisata, jadi provinsi itu mendukung apa yang diperlukan disana tanpa mengesampingkan kewenangan Kabupaten/Kota.

228

MATRIKSKATEGORISASI DATA Prinsip-prinsip pengelolaan pariwisata

Pembangunan dan Pengembangan pariwisata :

Indikator

Hasil dan Temuan penelitian

11. Proses pembangunan dan pengembangan 12. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal 13. Target yang ingin dicapai 14. Pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pengembangan 15. Dampak pembangunan dan pengembangan pariwisata bagi masyarakat sekitar

6. Proses pembangunan dan pengembangan yang dilakukan di Situs Tasikardi yaitu: dalam pembangunan sejauh ini sedang dibangun dari aspek keamanan dan perlindungan keamanan yang berbentuk pemagaran objek wisata Situs Tasikardi, dan dalam pengembangan dilakukan pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat agar bisa dimanfaatkan untuk menambahkan PAD dan kesejahteraan rakyat, dan bentuk pengembangan lainnya yaitu promosi. 7. Pembinaan pariwisata bagi masyarakat lokal dilakukan pelatihan-pelatihan yang berbentuk sosialisasi-sosialisasi dan diklat yang diadakan setiap tahunnya 8. Target yang ingin dicapai dari pengelolaan objek wisata Situs Tasikardi yaitu setiap pengunjung yang datang ke Banten Lama, minimal 10% sampai 15% nya mampir ke Tasikardi, Situs Tasikardi ini menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi dan menjadi tempat yang menonjolkan sejarah keislaman di Banten, target lainnya yaitu pendapatan meningkat dan wahana permainan ditambahkan lebih banyak lagi. 9. Pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan objek wisata Situs

229

Tasikardi yaitu selain Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang juga ada BPCB, Masyarakat setempat, Terkait jalan ada PU dan Dishub, dan berkaitan penerangan jalan ada PJU, semuanya saling berkaitan 10. Dampak pembangunan dan pengembangan objek wisata Situs Tasikardi bagi masyarakat sekitar yaitu Terciptanya lapangan pekerjaan terutama bagi masyarakat sekitar yang mengelola, dan sebagai pedagang di Situs Tasikardi, dan peningkatan pendapatan ekonomi Bagi Masyarakat dan Pedagang. 7. Upaya Pelestarian 8. Bentuk pengawasan dan sanksi 9. Upaya peningkatan kualitas sumber daya Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya

4. Pelestarian yang dilakukan yaitu dengan mengelola dan memanfaatkan Situs Tasikardi itu sudah termasuk kedalam pelestarian, upaya pelestarian lainnya yaitu sesuai dengan undang-undang tentang Cagar Budaya, bahwa dalam melakukan pelestarian Cagar Budaya yaitu dilakukan penelitian, pemugaran dan pemanfaatan benda Cagar Budaya. 5. Bentuk Pengawasan dan sanksi disini yaitu termasuk kedalam bentuk proteksi atau pelindungan, pelindungan yang dilakukan di objek wisata Situs Tasikardi yaitu terkait untuk mencegah faktorfaktor kerusakan yang akan terjadi baik dari faktor alam berupa pelapukan, dan juga faktor yang disebabkan oleh manusia yaitu

230

Pengembangan atraksi wisata tambahan

goresan dari benda tajam, corat coret, dan membuang sampah sembarangan, bentuk pelindungan yang dilakukan yaitu dengan dilakukan pemagaran, dan juga berlakunya sanksi-sanksi sesuai dengan undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, namun undang-undang yang diterapkan masih lemah, karena upaya sanksi yang diberikan di Situs Tasikardi ini masih berupa teguran saja, karena pelanggaran yang dilakukan masih bersifat ringan 6. Upaya peningkata sumber daya ini terbagi dua, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), upaya peningkatan sumber daya manusia yaitu dilakukan dengan diadakannya pelatihan-pelatihan, diklat, study banding yang diadakan baik oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang dan juga Dinas Pariwisata Provinsi, selain itu upaya peningkatan sumber daya alam yaitu dengan diadakannya penghijauan di Situs Tasikardi 7. Atraksi wisata yang 4. Atraksi yang tersedia di Situs tersedia Tasikardi saat ini sama sekali 8. Strategi belum ada atraksi yang tersedia, pengembangan atraksi ini baru rencana dan belum 9. Promosi Pariwisata terealisasikan 5. Strategi pengembangan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata yaitu dengan dibantunya pengelolaan oleh masyarakat sekitar

231

Pelayanan kepada wisatawan

Dukungan dan Legitimasi pada pembangunan dan pengembangan

6. Promosi pariwisata yang dilakukan di Situs Tasikardi yaitu dengan ngepost dan merepost melalui media sosial kang nong Kabupaten Serang, melalui pameran yang diadakan di TMII setiap bulannya, melalui media koran dan radio, namun hasil dari promosi tersebut masih belum terlihat hasilnya dari pengunjung, pengunjung Tasikardi masih sepi dihari-hari biasa. 7. Kepuasan 4. Kepuasan wisatawan terhadap wisatawan terhadap kualitas pelayana masih belum baik kualitas pelayanan dari hasil wawancara dengan 8. Kenyamanan pengunjung, pengunjung wisatawan mengatakan bahwa wahana yang 9. Sarana dan disediakan masih kurang, dan prasarana yang pelayanan yang diberikan oleh tersedia pengelola pun dinilai belum baik. 5. Kenyamanan wisatawan pun masih belum baik, tata kelola pedagang Situs Tasikardi masih belum rapi, pedagang tidak berjualan ditempat yang sudah disediakan, melainkan masih berjualan di area pengunjung. 6. Sarana dan Prasarana yang tesedia masih belum memadai, sarana permainan, mushola, gazebo masih banyak yang rusak, dan prasarana parkir yang tersedia masih kurang mencukupi. 4) Dukungan dari pemerintah yaitu 7. Dukungan dari memfasilitasi, membuat kebijakan, pemerintah dan menyediakan anggaran, mengelola, masyarakat memperbaiki infrastruktur, 8. Kebijakan mengadakan pelatihan-pelatihan pemerintah terhadap pelaku pariwisata. 9. Keterlibatan Dinas 5) Kebijakan pemerintah yang Pariwisata dan digunakan untuk acuan dalam pengelolaan objek wisata Situs Kebudayaan

232

Tasikardi yaitu Undang-undang nomer 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Undang-undang nomer 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Peraturan Presiden nomer 63 tentang pengawasan dan pengendalian kepariwisataan, Peraturan Daerah nomer 2 tahun 2016 tentang retribusi jasa usaha, dan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang Tentang Penunjukan petugas keamanan kebersihan dan petugas tiket masuk objek wisataSitus Tasikardi desa margasana kecamatan kramatwatu Kabupaten Serang. 6) Keterlibatan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi dalam pengelolan objek wisata Situs Tasikardi yaitu dalam memperbaiki infrastruktur, memberikan anggaran, memberikan pelatihanpelatihan dan mendukung dalam kebijakan yang dibuat oleh Dnas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang.

Provinsi

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN SERANG NO. 900/kep.

/Disporapar/2017

TENTANG : PENUNJUKAN PETUGAS KEAMANAN KEBERSIHAN DAN PETUGAS TIKET MASUK OBJEK WISATA SITUS SITU TASIKARDI DESA MARGASANA KECAMATAN KRAMATWATU KABUPATEN SERANG. KEPALA DINAS PORAPAR KABUPATEN SERANG.

233

Menimba ng

:

a. Bahwa penatausahaan dalam Rangka Menunjang Kelancaran dan Kebersihan serta tertibnya Pengelolaan dan Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah perlu menunjukkan Petugas Keamanan, Kebersihan dan Petugas Tiket masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang, Kegiatan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang. b. Bahwa untuk mewujudkan sebagaimana termaksud pada huruf a, diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang..

Menginga t

:

1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten; 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 3. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

234

7. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Kepariwisataan Nasional Tahun 20102025; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 10. Peraturan Daerah KabupatenSerangNomor 15 Tahun 2006 tentangPokok-PokokPengelolaanKeuangan Daerah KabupatenSerang; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 5 Tahun 2008 tentangUrusanPemerintah Yang MenjadiKewenanganKabupatenSerang; 12. Peraturan Daerah KabupatenSerangNomor 10 Tahun 2011 tentangRencana Tata Ruang Wilayah KabupatenSerangTahun 2011-2031; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Sususnan Perangkat Daerah; 14. Peraturan Bupati Serang Nomor 53 Tahun 2016 tentang Satuan Organisasi Tata kerja Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Serang;

MEMUTUSKAN : Menetapka n

:

KESATU

: Menunjukkan Petugas Keamanan, Kebersihan dan Petugas Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi Kegiatan Pengembangan Daerah Tujuan Wisata pada Anggaran Tahun 2017 Dinas Pemuda OlahragadanPariwisata Kabupaten Serang sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini. : Tugas Tanggung Jawab dan Kewenangan Petugas Keamanan, Kebersihan dan Ketertiban Objek Wisata Situs Situ Tasikardi sebagaimana dimaksud dicantum pertama diatas, sebagai

KEDUA

235

berikut: 1. Tugas Pokok Petugas Keamanan, Kebersihan dan Petugas Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi. a. Melakukan Keamanan dan kebersihan Lokasi Objek Wisata Situs Situ Tasikardi pada malam hari dan siang hari. b. Melakukan Piket di Area Objek Wisata Situs Situ Tasikardi. c. Memberikan Kenyamanan, kebersihan dan keamanan bagi pengunjung. 2. Tugas Pokok Petugas Tiket Masuk Objek Wisata Situs Situ Tasikardi. a. Melayani Karcis Tiket Masuk Penjualan bagi Pengunjung dengan tertib. b. Mencatat Jumlah Tiket Masuk, Keluar dan Jumlah Pengunjung/Orang Yang Masuk Obyek Wisata Situs Situ Tasikardi.

KETIGA

c. Melaporkan dan mencatat perolehan pemasukan dana dari hasil penjualan Tiket Masuk, kepada bendahara pendapatan dan penyetoran Disporapar Kabupaten Serang. : Segala biaya yang timbul akibat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam diktum kedua diatas dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Disporapar Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2017, dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Serang Pada Tanggal : Maret 2017

236

Kepala,

DR. H. TAHYUDIN, M.Pd NIP.19610906 198803 1 006

237

DOKUMENTASI

Foto wawancara dengan Bapak Uu Faturachman selaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang (Foto diambil pada hari senin 10 April 2017 pukul 10.35 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Marisca Teressia selaku Kasi Promosi Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang (Foto diambil pada hari senin 10 April 2017 pukul 13.30 WIB)

Foto wawancara dengan Bapak Juliadi selaku pengkaji pelestari Cagar Budaya di BPCB Banten

Foto wawancara dengan Bapak Soni Prasetia Wibawa selaku Ketua unit dokumentasi dan publikasi di BPCB

238

(Foto diambil pada hari Rabu 12 April 2017 pukul 14.45 WIB)

Banten (Foto diambil pada hari Rabu 12 April 2017 pukul 13.20 WIB)

Foto wawancara dengan Bapak Tahyudin selaku Kepala Dinas di Dispapora Kabupaten Serang (Foto diambil pada Rabu, 19 April 2017pukul 09.00 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Ade Fauziah selaku Kasi Sarana Usaha Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang (Foto diambil pada hari Rabu 3 Meil 2017 pukul 14.30 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Mastufah selaku Kasi

239

Obyek wisata dan hiburan umum di Dispapora Kabupaten Serang (Foto diambil pada hari Rabu 3 Meil 2017 pukul 13.45 WIB)

Foto wawancara dengan Bapak Uu Faturachmanselaku Kabid Destinasi dan Sarana Pariwisata di Dispapora Kabupaten Serang dan Bapak Muis Selaku ketua Karan Taruna Desa Margasana (Foto diambil pada hari Selasa 25 April 2017 pukul 10.35 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Dian selaku pengunjung objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul 10.00 WIB)

Foto wawancara dengan Mr. Yohan selaku pengunjung objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul 10.35 WIB)

240

Foto wawancara dengan Mahdum Bahar selaku pengelola objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul 10.55 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Badi‟ah selaku pedagang tetap objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul 11.15 WIB)

Foto wawancara dengan Bapak Rouf selaku Masyarakat Desa Margasana (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul

Foto wawancara dengan Bapak Muis selaku pengelola objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Sabtu 29 April 2017 pukul

241

11.30 WIB)

10.35 WIB)

Foto wawancara dengan Ibu Jenab selaku pedagang minuman dingin di objek wisata Situs Tasikardi (Foto diambil pada hari Minggu 23 April 2017 pukul 13.00 WIB)

Foto wawancara dengan Bapak Chairul Anwar selaku Staff Pelaksana Perencanaan Evaluasi Pelaporan (Foto diambil pada hari Senin 16 Mei 2017 pukul 11.25 WIB)

242

Foto perahu karet yang tersedia di Situs Tasikardi, berjumlah satu buah

Foto atap mushola yang sudah rusak

Foto bebek-bebekan yang rusak dan belum diperbaiki

Foto Danau Tasikardi yang ditumbuhi rumputrumputan

243

Foto Situs Tasikadi bagian belakang yang disediakn untuk area berdagang, dan pagar-pagar kawatnya sudah tidak ada

Foto keraton surosowan tempat pengaliran saluran air dari Tasikardi

Foto halaman Situs Tasikardi yang digunakan untuk tempat parkir

Foto Kesemrawutan pedagang di Situs Tasikardi yang berjualan di area pengunjung

244

Foto kereta-keretaan yang disediakan oleh masyarakat sekitar

Foto wahana tambahn yang berasal dari masyarakat sekitar

Foto Bus Pariwisata yang disediakn oleh Dnas Pemuda Olahrag dan Pariwisata Kabupaten Serag untuk keperluan pelatihan pariwisata

Foto tempat pemandian putri dibagian tengah pulau yang berada di Situs Tasikardi

245

Foto Papan himbauan agar pedagang tidak berjualan Foto Pulau di bagian tengah Situs Tasikardi yang pada di area tempat berjalan pengunjung, namun pedagang jaman dahulu digunakan untuk tempat pemandian tetap berjualan di area tersebut. putri keraton

246

RIWAYAT HIDUP

`

Identitas Pribadi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Nama : Ari Suciati NIM : 6661132114 Tempat, Tanggal, Lahir : Serang, 26 Oktober 1994 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Mahasiswa Status Perkawinan : Belum Kawin Alamat : Jln. Kaningan-Nyapah Kp. Buah desa Cipete Kec. Curug Kota Serang -Banten 9. No Telpon : 0831 10. Email : [email protected] Identitas Orang Tua 1. 2. 3. 4.

Nama Ayah Nama Ibu Pekerjaan Ayah Pekerjaan Ibu

: Bakhrudin : Siti Maemunah : PNS : Ibu Rumah Tangga

Riwayat Pendidikan 1. 2. 3. 4.

SDN Cipete 2 MTs Darussalam Pipitan MAN 2 Kota Serang Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Related Documents


More Documents from ""