OBJEK WISATA GOA GAJAH
Kabupaten Gianyar adalah salah satu kabupaten yang berada di pulau dewata Bali, yang merupakan kabupaten yang terkenal akan seni dan budaya yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakatnya. Selain terkenal dengan seni dan budayanya, Kabupaten Gianyar juga dikenal dengan kabubaten yang memiliki begitu banyak destinasi wisata yang digemari oleh wisatawan lokal bahkan wisatawan mancanegara. Kabupaten Gianyar memiliki begitu banyak destinasi wisata yang tersebar di semua kecamatannya. Seperti Ubud, Bali Zoo Park, Goa gajah, Sungai Ayung, Monkey Forest, Cekingan rice terrace di kecamatan Tegalalang, Bali Safari and Marine Park, Bali Bird Park , Air Terjun Tegenungan, Rudana Museum, Wahana Waterbom Bukit Jati, Desa kerajinan perak yaitu Celuk, Pura Tirta Empul, Pasar Seni dan tentunya masih banyak lagi. Selain itu Kabupaten Gianyar juga terkenal akan kulinernya yang sangat khas dan sangat diminati, seperti Ayam betutu, Nasi Ayam Kedewatan, Bebek bengil, Babi guling, dan lain-lainnya. Salah satu destinasi wisata yang terkenal dari Kabupaten Gianyar yaitu Objek Wisata Goa Gajah. Goa Gajah ini terletak di Banjar Goa, Desa Bedulu, Kecamatan
Blahbatuh,
Kabupaten
Gianyar. Objek wisata Goa Gajah dapat ditempuh dengan jarak
5 km dari
kawasan wisata Ubud dan 27 km dari pusat kota Denpasar dan dari Bandar
Udara Internasional Ngurah Rai berjarak sekitar 41,6 km. Objek wisata Goa Gajah ini merupakan kawasan bersejarah sekaligus Pura Hindu yang sudah dibangun sekitar abad ke-11 masehi, tepatnya saat Raja Sri Bedahulu sedang bertahta. Kawasan ini telah tercatat sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO. Menurut Sejarah yaitu pada Kitab Kertha
Gama
yang
ditulis
oleh
Mpu
Prapanca pada tahun 1365 Masehi nama Goa Gajah itu sendiri berasal dari kata “Lwa Gajah”, kawasan tersebut digunakan sebagai sebuah
tempat
pertapaan
“Sang
Bodadyaksa”. Awal mula ditemukannya Goa Gajah berawal dari laporan Hindia Belanda yang secara resmi disampaikan oleh L.C Heyting pada tahun 1923.
Isi laporan
tersebut yaitu mengenai penemuan Arca Ganesha, Patung Tri Lingga, dan Patung Hariti (Patung Ratu Brayut). Dari penemuan-penemuan tersebut, dilakukanlah penelitian lanjutan oleh Dr. W.F Stutterhiem pada tahun 1925. Kemudian pada tahun 1950 Situs Arkeologi Kantor Indonesia melalui bagian dari bangunan kuno di Bali melakukan penelitian dan penggalian pada tahun 1954-1979 yang dipimpin langsung oleh J.L Krijgman. Dalam penggalian tersebut mere menemukan sebuah kolam air suci kuno dengan enam patung perempuan atau widyadari
yang
disetiap
dilengkapi
dengan
patungnya
pancuran
dada.
Masyarakat meyakini bahwa patung tersebut dapat membersihkan aura dan masyarakat masih
meyakini
hal
tersebut
sampai
sekarang. Selain itu, terdapat juga sebuah bangunan suci yang menyimpan patung Ratu Brayut atau Dewi Hariti. Ratu Brayut ini dikenal memiliki karakter yang jahat, namun setelah mendapatkan penerangan dalam agama Budha, akhirnya sifatnya berubah menjadi kasih sayang dan cinta terhadap anak anak seperti yang terlihat pada patung.
Kawasan Goa Gajah terdiri atas 2 bagian utama. Bagian pertama yaitu
Kompleks
Utara
yang
merupakan warisan Hindu, terdiri dari Arca Ganesha. Arca Ganesha ini terdapat di dalam gua. Dalam mitologi Hindu Ganesha merupakan putra dari Dewa Siwa dan Dewi Parwati yang diyakini sebagai Dewa penolak bahaya dan symbol dari kebijaksanaan. Selain itu, di dalam gua juga terdapat Patung Tri Lingga yang merupakan symbol Siwa, berdasarkan konsep Hindu yaitu Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa). Pada setiap lingga tersebut dikelilingi oleh 8 lingga kecil dengan landasan pada satu tempat. Selanjutnya diluar gua terdapat Kolam air suci yang terdapat patung Air Mancur Widyadara-widyadari, yang merupakan symbol “Amerta” atau kehidupan. Selain itu air yang keluar dari setiap patung merupakan symbol “Sapta Gangga” atau tujuh sungai suci yaitu Sungai Gangga, Sungai Yamuna, Sungai Sindhu, Sungai Saraswati, Sungai Godavari, Sungai Narmada, dan Sungai Serayu. Kemudian terdapat Arca Men Brayut/ Ratu Brayut, patung ini menceritakan tentang kisah dewi Hariti dalam agama Budha dikategorikan sebagai “Yaksa” atau predator anak-anak yang bernama “Yaksa Pancika”. Namun setelah menerima ajaran dari Budha Men Brayut menjadi pencita anakanak.
Selanjutnya
terdapat
Arca
Budha
(Dhayani
Budha)
yang
merupakan simbol dari dunia Buddha Amitaba. Bagian yang kedua yaitu Kompleks kawasan selatan Warisan Buddha yang letaknya dekat dengan Tukad Petanu. Kawasan ini ditemukan oleh Mr. Concrat Spies pada tahun 1931. Terdapat beberapa artefak dalam kawasan ini yaitu Tiga belas Stupa Budha berjenjang yang merupakan lambang dari jaman keemasan dari agama Buddha. Catra (ukiran) ini dibuat pada abad ke-10 masehi, kondisi dari stupa tersebut tidak lagi sempurna/ lengkap, hal ini disebakan
oleh bencana alam yang melanda Bali sekitar tahun 1917. Selain itu di Goa gajah juga terdapat sebuah kuil tempat petapan Ratu buddha yang merupakan bukti penyebaran agama Buddha di Bali. Pura begitu
Goa Gajah memiliki
banyak
peninggalan menjadikan
nilai
nilai
sejarah. Goa
Gajah
dan
Sehingga sebagai
destinasi wisata yang sangat terkenal dikalangan wisatawan, baik wisatawan local maupun mancanegara. Selain dimanjakan dengan begitu banyaknya kawasan bersejarah, wisatawan juga dapat menemukan art shop disekitar kawasan Pura Goa Gajah Tersebut. Untuk memasuki kawasan Goa Gajah, wisatawan dikenakan biaya tiket masuk yang dapat dibayarkan pada loket yang tersedia sebelum menuju objek Wisata Pura Goa Gajah ini. Sebelum memasuki area Pura, wisatawan diwajibkan untuk memakai pakaian yang tertutup dan juga memakai kain yang telah disediakan di loket, mengingat objek wisata ini merupakan tempat suci. Selanjutnya
wisatawan
dapat
menikmati suasana dan pemandangan yang disuguhkan dalam objek wisata Pura Goa Gajah, seperti pohon-pohon besar, kolam-kolam bunga teratai, air terjun kecil yang terletak di area paling bawah dan tentunya suasan yang religius dan adat dan budaya hindu khususnya di Bali.