MAKNA SILA KE TUHANAN YANG MAHA ESA 1.. Tidak Memaksakan Suatu Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Kapada Oranglain Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pancasila, dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan didasari oleh sila-sila lainnya. 2. Pembukaan UUD 1945: pada alenea ke tiga: Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur.... Alenea ke empat: Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa .... Pasal 29 ayat (1) UUD 1945: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 3. Ketetapan MPR No IV/MPR/1999 tentang GBHN. Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dalam ketetapan tersebut dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan bidang agama adalah meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehingga tercipta suasana kehidupan yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukan melalui dialog antar umat beragama dan pelaksanaan pendidikan agama secara deskriptif yang tidak dogmatis untuk tingkat perguruan tinggi. Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,, adalah :
1
1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing. 3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain. 4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. 5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian pengertian Ibadah adalah perbuatan menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang didasari kekuatan mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Agama adalah ajaran, terutama didasarkan antara hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan sesama dan dengan alam sekitarnya berdasarkan suatu kitab suci. Jadi pengertian Ibadah tidak hanya melakukan kewajiban kepada Tuhan, tetapi juga kepada sesama manusia dan alam sekitarnya. Setiap agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan kepada pemeluk dan penganutnya, tentang perintah perintah dan larangan larangan Tuihan, bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam hubungannya dengan Tuhan maupun dalam hubungannya dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. 2. Manusia Indonesia percaya & takwa Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai ajaran Agama & Kepercayaanya Masing – Masing Menurut Dasar Kemanusiaan manusiaan Yang Adil & Beradab
2
Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan yang adil danberadab.. Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hakhak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada martabat manusia sebagai mahluk Tuhan. Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya. Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya. Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain: 1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing. 3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain.
3
4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. 5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. 6. Fungsi Agama Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain:
4
ti mb ul ras a per sat ua n se ba gai ma khl uk sos ial de ng an de mi kia n
5
3.Agama .Agama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Adalah Masalah Yang Menyangkut Hubungan Pribadi Manusia Dengan Tuhan Yang Maha Esa Pelaksanaan Perintah Agama dan Larangan Agama Kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya menyadari betul bahwa negara kita mempunyai prinsip untuk mengatur rakyatnya, demikian juga seharusnya prinsip itu dimulai dari setiap individu bagaimana seharusnya individu itu berbuat sesuai dengan norma norma yang berlaku di masyarakat. Setiap Agama mengajarkan kepada umatnya tentang perintah dan larangan! Mengapa kita wajib menjalankan perintah Tuhan menurut agama dan keperca kita masing--masing,, Kita sebagai bangsa Indonesia yang sudah yakin dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa itu berarti kita harus selalu berusaha menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.Kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa hendaknya diikuti oleh ketakwaan terhadapNya, yaitu dengan melaksanakan apa yang diperintahkan dan menjauhi laranganNya. Keyakinan itu diantaranya adalah sebagai berikut: - Kita harus selalu menyembah Tuhan, karena Tuhanlah yang telah menciptakan kita beserta seluruh alam semesta. - Dan Juga Tuhanlah yang memelihara alam semesta. - Kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa karena Tuhanlah yang telah mengkaruniakan seluruh nikmat kepada setiap makhlukNya. - Kita meyakini bahwa alam semesta beserta isinya diatur oleh Tuhan yang Maha
6
Esa Menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya berarti: kita melakukan perbuatan menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa yang didasari oleh keikhlasan untuk melakukannya.Keihklasan untuk menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya bagi umat beriman dan bertakwa bukan hanya kewajiban, ewajiban, akan tetapi merupakan merupakankebutuhan dan kebanggaan. Hal ini merupakan pernyataan rasa puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Namun perlu kita ketahui dan sadari, bahwa perbuatan untuk melaksanakan perintah agama dan menjauhi larangannya, bukan semata mata beribadah kepada Tuhan saja, akan tetapi sesama manusiapun kita diperintahkan. Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi: a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum Minallah yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan untuk agama Kristen misalnya kebaktian. b. Perintah secara Horizontal, disebut juga dengan Hablum Minanas hubungan dengan mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan hidup/ pelestarian alam dan lain sebagainya. Sedangkan perintah Tuhan untuk menjauhi laranganNya anatara lain sebagai berikut: Tidak boleh mencuri, menggarong, merampok, malak, dan lain lain. Tidak boleh minum minuman keras/mabuk-mabukan.
7
Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil Ectasy,Nipam, Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya Narkotik atau Ganja.
4.. Mengembangkan Sikap Saling Menghormati, Kebebasan Menjalankan Ibadah Sesuai Dengan Agama & Kepercayaan Masing - Masing Sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Agama dan Kepercayaan yang berbeda - beda ,walupun ada yang berbeda agama dan kepercayaan, mereka tetap bekerjasama saling membantu, tolong menolong tanpa melihat adanya perbedaan. Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya: 1. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia 2. Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta ketetapan MPR dan peraturan lainnya.
8
1.
Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia dapat kita lihat dimana sejak dahulu keanekaragaman ada pada bangsa Indonesia. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia tinggal dipulau yang berbeda, masing-masing memiliki ciri sendiri. Oleh karena itu bangsa kita menjadi bangsa yang majemuk, walaupun berasal dari nenek moyang yang sama, dan sejak zaman dahulu bangsa Indonesia mempunyai keyakinan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa maka dengan mudah dan damai bangsa kita menerima agama dari luar. Macam-macam agama yang ada di Indonesia mudah diterima oleh bangsa Indonesia karena:
9
u at b ai k, k as ih sa y a n g, p er sa u d ar aa n d a n
10
2.
Landasan Moral/Hukum Bangsa Indonesia dalam melaksanakan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama, diantaranya adalah sebagai berikut:
11
an g ag am a ad ala h me nin gk atk an da n me ma nta pk an ker uk un an hid up ant ar um at ber ag am a se hin gg a ter cip ta su asa na ke hid up an
12
5.. Membina Kerukunan Hidup Diantara Sesama Umat Beragama & Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Manusia selain merupakan mahluk ciptaan Tuhan juga merupakan mahluk sosial, yang berarti bahwa manusia memerlukan pergaulan dengan manusia lainnya. Setiap manusia perlu bersosialisasi dengan anggota masyarakat lainnya. Bangsa Indonesia yang beraneka agama, menjalankan ibadahnya masing-masing dimana pemeluk melaksanakan ajaranNya sesuai dengan norma agamanya. Agar tidak terjadi pertentangan antara pemeluk agama yang berbeda, maka hendaknya dikembangkan sikap toleransi beragama, yaitu sikap hormat menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda, sikap menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing, dan tidak boleh memaksakan suatu agama kepada orang lain. Tolenransi beragama tidak berarti bahwa ajaran agama yang satu bercampur aduk dengan ajaran agama lainnya. Pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan YangMaha Esa Ada beberapa faktor yang memberikan pengaruh adanya kehidupan yang selaras, serasi dan seimbang antara pemeluk agama diantaranya: a. Latar belakang sejarah dan kehidupan masyarakat Indonesia b. Landasan moral/hukum yang meliputi: Pancasila, UUD 1945 serta ketetapan MPR dan peraturan lainnya.Perpin Perpindahan agama harus dianggap peristiwa biasa dan sering disambut hangat oleh kalangan agama yang baru dipeluk, sebagaimana tampak dalam penayangan orang-orang mualaf atau pemberian zakat kepada mualaf yang sering kali sebelumnya memeluk agama lain. Jika pengertian negara sekuler dilawankan dengan
13
negara agama, Indonesia bukan negara agama, melainkan negara sekuler. Dalam negara sekuler, negara tidak didasarkan pada suatu ideologi agama tertentu yang membentuk teokrasi. Namun sering juga dikatakan, Indonesia tidak sepenuhnya sekuler, karena dasar negara dalam konstitusinya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Tetapi negara tidak punya tugas melaksanakan syariat Islam bagi pemeluknya. Sementara itu warga negara punya kebebasan untuk menjalankan agama dan beribadah menurut agama dan keyakinannya masing-masing. Ketuhanan Yang Maha Esa berkedudukan sebagai sumber moral yang dijadikan pedoman bagi sikap dan perilaku warga. Sistem moral itu dapat digali dari ajaran-ajaran agama yang dipeluk masyarakat. Tapi ajaranajaran agama itu harus melalui proses rasionalisasi dan objektivikasi. Tuhan di sini adalah Tuhan lintas agama. Dengan demikian, setiap agama punya peranan dalam Artinya, agama merupakan persoalan individu dan bukan persoalan negara. Syariat Islam bisa dilaksanakan, tapi pada tingkat masyarakat, oleh para pemeluknya sendiri. Inilah makna sekularisme sebagaimana dikatakan Talcott Parson: mengembalikan agama kepada masyarakat dan bukan bersatu dengan kekuasaan negara . Kebebasan beragama, dengan dalil tidak ada paksaan dalam agama, adalah prinsip yang sangat penting dalam sekularisme dan harus dipahami makna dan konsekuensinya, baik oleh negara maupun masyarakat. Oleh sebab itu, prinsip ini perlu diwujudkan ke dalam suatu undang-undang (UU) yang memayungi kebebasan dalam keberagamaan. 6.Bangsa Bangsa Indonesia Menjalankan Kepercayaan & Ketaqwaanya Terhadap Tuhan Yang Maha Esa 1. Bangsa Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
14
agama dan kepercayaan masing-masing menurut kemanusiaan yang adil danberadab. Dalam batang tubuh UUD 1945 (Ps 29 UUD 1945) tersirat mengenai pengaturan dan ketentuan kehidupan agama bagi penduduk Indonesia, Negara menjamin kemerdekaan kepada penduduk untuk memeluk agama yang diyakininya. Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, sebab kebebasan agama itu langsung bersumberkan kepada martabat didasari unsur-unsur kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antaralain : 1. Bangsa Indonesia sudah sejak dahulu kala mempunyai kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Bangsa Indonesia memiliki sikap yang ramah ,toleran dan terbuka terhadap bangsa lain yang membawa ajaran agamanya. 3. Ajaran agama itu semuanya mengajarkan manusia untuk berbuat baik, kasih sayang, persaudaraan dan perdamaian sesama manusia. Nenek moyang kita akhirnya memeluk salah satu agama sesuai dengan keyakinan masing-masing, hal ini berlangsung terus menerus secara turun temurun sampai sekarang. Dari beberapa uraian di atas kita dapat menyimpulkan pelaksanaan Ibadah Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa antara lain: 1. Negara kita adalah negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Negara memberikan jaminan kebebasan kepada warga negara untuk memeluk salah satu agama atau kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing.
15
3. Kita tidak boleh memaksakan seseorang untuk memeluk agama kita atau memaksa seseorang pindah dari satu agama ke agama yang lain. 4. Dalam hal ibadah negara memberikan jaminan seluas-luasnya kepada semua umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing. 5. Setiap warga negara Indonesia harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang MahaEsa. .Fungsi Agama ::Agama mempunyai fungsi yang penting antara lain: a. Agama sebagai sumber inspirasi. Bagi bangsa indonesia, agama dapat menjadi sumber inspirasi dalam berbudaya baik yang berupa fisik maupun non fisik. b. Sumber Moral. Agama di Indonesia dapat memberikan dorongan batin maupun moral atau akhlak yang baik bagi manusia. Pembangunan berjalan dengan baik karena dilakukan dengan semangat ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. c. Sumber Motovasi dan Inovasi. Agama dapat memberikan semangat dalam bekerja dan lebih kreatif sertaproduktif. Pada gilirannya dapat pula mendorong tumbuhnya pembaharuan dan penyempurnaan. d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan Nasional. Agama dapat mengintegrasikan/menyatukan dan menyerasikan segenap aktifitas
16
manusia baik individual maupun sebagai anggota masyarakat Dengan demikian pelaksanaan perintah Tuhan Yang Maha Esa meliputi: a. Perintah secara Vertikal, menurut agama Islam hal seperti ini disebut Hablum Minallah yaitu hubungan secara langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan untuk agama Kristen misalnya kebaktian. b. Perintah secara Horizontal, hubungan dengan mahluk Tuhan terutama manusia dan alam sekitarnya, menjaga lingkungan hidup/pelestarian alam dan lain sebagainya. mengapa umat beragama banyak yang belum melaksanakan perintah agamanya secara baik dan benar hal ini disebabkan: 1. Belum memahami ajaran agamanya. 2. Adanya pengaruh lingkungan keluarga atau masyarakat yang kurang mendukung. 3. Kurangnya kesadaran akan ajaran agama tersebut. Sedangkan untuk pertanyaan mengapa diantara umat beragama sering terjadi kasus pertengkaran? Hal ini disebabkan: 1. kurangnya pemahaman ajaran agamanya, 2. pengaruh lingkungan yang buruk, 3. tidak adanya keadilan dalam masyarakat, 4. adanya pihak pihak tertentu yang mengadudomba (Provokator). Untuk pertanyaan nilai moral apa yang harus dilakukan agar tercipta keselarasan, antara lain: 1. tidak boleh memaksakan kehendak,
17
2. adanya jaminan kepastian hukum, 3. meningkatkan iman dan taqwa kepda Tuhan Yang maha Esa, 4. terjalinnya hubungan yang baik dengan Tuhannya, maupun dengan sesama manusia dan alam sekitarnya.
7.Mengembangkan Sikap Hormat Menghormati & Bekerja Sama Antar Pemeluk agama Dengan Kepercayaan Yang Berbeda – beda T erhadap Tuhan Yang Maha Esa A. Pengertian Nilai Moral Agama Nilai moral agama adalah segala sesuatu atau ketentuan yang mengandung petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidupnya menurut moral agama. 1. Nilai Moral Luhur Toleransi Antar Pemeluk Agama Sebagai bangsa yang mempunyai multi agama, keanekaragaman perilaku dan adat istiadat membuat masyarakat Indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi oleh agama yang mereka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari nilai nilai Bhineka Tunggal Ika dan nilai nilai Pancasila beserta penjabarannya dalam UUD 1945, maka perbedaan agama bukanlah suatu hal yang merintangi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sikap toleransi seperti itu mengandung nilai moral yang luhur seperti misalnya: a. Sikap saling hormat menghormati sesama pemeluk agama yang berbeda. b. Memupuk dan membina rasa kasih sayang sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa c. Menbina dan mengembangkan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
18
d. Menciptakan kerukunan hidup antara intern agama, antar umat beragama, dan antar umat beragama dengan pemerintah. e. Tidak terdapat adanya pemaksaan suatu agama tertentu kepada orang lain, dengan demikian masyarakat dan bangsa Indonesia menjunjung tinggi nilai nilai HAM. f. Dengan adanya sikap toleransi akan membina, memupuk, menciptakan persatua dan kesatuan bangsa. 2. Nilai Moral Agama yang Tersirat Dalam Contoh Sehari-hari Kita berkewajiban menghormati kesucian ajaran agama yang bersumber Ketuhanan Yang Maha Esa serta mengembangkan sikap yang didasari iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga, sekolah maupun di masyarakat. Perilaku atau perwujudan sikap yang didasari iman dan taqwa dalam kehidupan sehari-hari antara lain: a. menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya dengan sungguh-sungguh, b. selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat serta karunia yang diberikan kepada kita, c. menyayangi makhluk dan isi alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, d. memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan ajaran agama yang kita anut, e.. hidup rukun, saling menghormati dan saling harga menghargai sesama pemeluk
19
agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan B.. Penampilan Diri Sebagai Umat Beragama Sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita harus mampu menempatkan diri dalam kehidupan sehari-hari, baik di keluarga, di lingkungan masyarakat, maupun di Negara, khususnya di negara Indonesia. Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa harus kita wujudkan dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kita mendapatkan tuntunan tingkah laku yang baik, antara lain sebagai berikut: 1. Dalam hubungannya dengan Tuhan: berdoa, bersyukur, menjalankan perintah sertamenjauhi laranganNya. 2. Dalam hubungannya dengan sesama manusia rela berkorban untuk kepentingan orang lain untuk beribadat sesuai dengan agama dan kepercayaannya, suka bekerja keras,hemat, dan mawasdiri. 3. Dalam hubungannya dengan alam sekitar, melestarikan alam, merawat kehidupan alam sekitar, menjaga dan tidak merusak alam beserta isinya. .PENUTUP Dengan selesainya Makalah ini kami dapat menyimpulkan materi tersebut yaitu: 1. Landasan yang dapat menjamin kehidupan beragama diantaranya: a. Pancasila b. Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. c. Dalam Ketetapan MPR NO. IV/MPR/1999 tentang GBHN.
20
2. Agama mempunyai kedudukan dan fungsi yang penting antara lain: a. Agama sebagai sumber inspirasi. b. Sumber moral. c. Sumber motivasi (pendorong) dan inovasi (ide ide baru). d. Sumber penyatuan dalam melaksanakan pembangunan. 3. Kewajiban perintah agama (Tuhan Yang Maha Esa) adalah: a. Kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu kewajiban berbakti serta mengabdi menurut peribadatan dan kepercayaan masing masing. b. Kewajiban kepada sesama makhluk hidup, teutama kepada sesama manusia, yaitu kewajiban saling hormat-menghormati, saling percaya, cinta mencintai, tenggang rasa dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga kerukunan hidup dapat selalu dibina. 4.. Keselarasan adalah situasi yang menggambarkan hubungan harus menumbuhkan ketentraman sesama. Sumber Hukum: a. Pancasila ... Sila Pertama. b. UUD 1945 ... Alinea ke tiga, pasal 29 ayat 1. c. Ketetapan MPR No. IV/MPR/1998 ... GBHN. 5.. Fungsi agama adalah sebagai sumber pernyataan bangsa Indonesia karena adanya kesamaan ketaqwaan. 1. Nilai moral agama adalah segala sesuatu yang mengandung petunjuk dan pedoman
21
bagi manusia dalam hidupnya. 2. Tiga manfaat dengan adanya toleransi: a. Tidak membedakan ras keturunan atau agama. b. Terwujudnya persatuan dan kesatuan. c. Terjalin kerja sama yang baik antar umat beragama yang berbeda. 3. Di keluarga : menjaga nama baik keluarga. Di sekolah : tidak menbeda bedakan teman. Masyarakat : menjalin kerja sama/gotong royong.
DAFTAR PUSTAKA Aim Abdul Karim, Drs. M.Pd., Memahami PPKn untuk kelas II, Bandung: Penerbit Ganesa Exact, 2000. Ahmad Yunani. S. Drs., Uki Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan I aa, Bandung: Penerbit Angkasa, 1994. Dasim Budimansyah, Drs., M.Si., Lembaran kegiatan siswa PPKn I untuk SMU Kls. I, Bandung: Penerbit Epsilon Group.
22
Reny Ratnaningsih, Dra., PPKn untuk SMU Kls.I,, Penerbit Grafindo Media Pratama, 1999. Suardi Abu Bakar DKK DKK, PPKn edisi 2 untuk Kls. II, Jakarta: Penerbit Yudistira, 2000. Sri Puspita Murni, Dra., DKK, PPKn untuk SMU Kls. I,, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000. Supita DKK, Drs Drs., Lembaran Kegiatan Siswa PPKn untuk SMU Kls. II, Surakarta: Penerbit PT. Pabean, 1999.
23