Allah Yang Maha Mencintai Dan Maha Sombong

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Allah Yang Maha Mencintai Dan Maha Sombong as PDF for free.

More details

  • Words: 598
  • Pages: 4
Allahu Sang Maha Mencintai Dan Maha Sombong

Bismillah saya menulis, Maha Sombongnya Allahu Ta’ala diartikan bahwa Ia memiliki selendang kebesaran dan sarung kemuliaan yang hanya Ia yang memilikinya. Kami kaum Muslim menyukai Allahu Ta’ala yang memiliki sifat sombong ini. Jabbar ialah sifat Allahu Ta’ala yang merupakan perwujudan dari sifat-Nya kepada makhluknya yang meremehkannya, sedangkan Ia akan mewujudkan diri-Nya yang Maha Perkasa kepada makhlukmahluk tersebut. Dalam segala aspek, semua makhluk tunduk dan akan selalu tunduk kepada kehendak-Nya, dan kehendak-Nya ialah meliputi segala hal. Pada sisi lain, Ia ialah Dzat yang Maha Mencintai. Ia tidak meridhai seorangpun binasa, Ia menghendaki mereka binasa, dan memutuskannya, akan tetapi Ia mencintai dan meridhai agar mereka mengenal-Nya dan menerima kasih sayang dan cinta-Nya, ini ialah anugrah yang merupakan tujuan-Nya dalam menciptakan makhluk dan perbuatan mereka. Inilah bahasa yang dipakai untuk berbicara dengan manusia. Allahu Tabaraka Ta’ala tidaklah menginginkan kebinasaan para Malaikat yang terbuat dari cahaya, Ia hanya membiarkan kaum seperti Iblis (saat itu Malaikat. Ia dari golongan Jin) untuk bersifat Takabur dan menolak perintah Allahu Subhaanahu wa Ta’ala. Tidak pula Allahu Jalla Jalaaluhu meridhai kebinasaan Malaikat dari golongan yang terbuat dari cahaya. Tidak ada Malaikat yang akan binasa.

Sebegitu kuatnya Allahu Jalla Jalaaluhu dalam meridhai dan mencintai makhluk-Nya sehingga Ia telah menciptakan dan menyediakan surga bagi kaum yang menerima Islam sebagai jalan hidupnya. Dan merugilah orang-orang yang menolak-Nya. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla telah bersifat sebagai Ar Rahman kepada mereka ketika mereka (Kafirun) di dunia. Dan di hari kiamat, telah berlalu waktu dan tempat, kapan dan dimana ditawarkan kepada mereka cintanya Allahu Subhaanahu wa Ta’ala. Ia tidaklah melihat rupa, harta dan keturunanmu, melainkan amal dan keyakinanmu. Maka janganlah kalian menjadi kaum penolak Syari’at Allahu ‘Azza wa Jalla. Hendaklah kalian menjadi kaum yang Rabbani. Allahu Subhaanahu wa Ta’ala ialah Rabb: Maha Mencipta, Mengatur, Perencana, Mengendalikan, Menguasai dan Mengurus makhluk-Nya. Hendaklah kalian menjadi kaum Rabbani, yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi apapun. Yang kepadanya diturunkan Surga (Jannah) dan merekapun dimasukkan kedalam-Nya. Berdekatan dengan Dzat yang Mencintai, disana mereka melihat-Nya dan berbicara dengan-Nya, berkasih sayang dengan-Nya. Janganlah menjadi kaum yang menyekutukan-Nya dan berkasih sayang dengan musuh Allah di dalam hal-hal yang Syirik dan Fasiq. Jadilah kaum yang mempraktekkan Syari’at Islam di dalam kehidupan bernegara. Jadilah makhluk yang menerima perintah Allah, menjauhi larangan-Nya dan berakhalaqul karimah terhadap-Nya lalu kepada kaum yang dilebihkan dari segi wahyu-Nya, kaum Rasul dan Nabi dan Ulama.

Milik-Nyalah segala yang di langit dan di bumi, dan apa yang naik ke langit dan turun dari langit, yang masuk ke bumi maupun yang keluar dari bumi, dan segala puji bagi-Nya di langit dan di bumi, dan segala puji bagi-Nya di Akhirat, sesungguhnya Ia Maha Penyabar lagi Maha Pengasih. Sehingga apa yang dilakukannya dalam kehidupannya bernegara dan berhukum, naik kepada Allahu Subhaanahu wa Ta’ala sebagai amal shalih yang diterima Allahu ‘Azza wa Jalla. Apakah Allahu ‘Azza wa Jalla memerlukan amal Shalih Muslim? Iya. Kalau tidak, apa yang akan dibesarkan di tangan-Nya, dan setelah besar kemudian dibagi-bagikan kepada mereka apa yang merupakan hak mereka. Apabila Allahu Tabaraka Ta’ala menginginkan sesuatu yang tidak akan berdosa maka Ia telah menciptakan hal tersebut yakni pada Malaikat. Apabila Allahu ‘Azza wa Jalla menginginkan sesuatu yang tidak akan puas terhadap ciptaan-ciptaan apapun, maka Ia telah menciptakan hal tersebut yaitu pada manusia. Sesungguhnya dijadikan bagi Rasulullah kenikmatan pada Shalat. Bagi hamba-hamba Allahu Jalla yang beramal karena Allahu Jalla dan mengharapkan pahala-Nya.

Assalamu manit taba’al huda (semoga kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan dari aib bagi manusia yang mengikuti petunjuk). Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh (semoga kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan dari aib bagi manusia, dan kasih sayang dari Allah dan keberkahan dari Allah agar dilimpahkan kepada kalian).

Related Documents

Allah Maha Besar
June 2020 24
Allah Maha Sempurna
June 2020 19
Maha Suci Allah
November 2019 19
Allah Swt Maha Tahu
November 2019 38
Maha Kuasa Maha Mulia
June 2020 17