MAKALAH PERHITUNGAN STATUS NUTRISI PADA ANAK Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Sistem Digestive
Disusun oleh: Agavia Kristi Purba
220110130082
Nida Amalia
220110130009
Devita Alifiyanti
220110130078
Nida Luthfiyani
220110130110
Diah Ayu Sri Lestari 220110130106
Novi Irmala
220110130047
Listia Nurhayati
220110130053
Syifa Maghfira C
220110130117
Meilinda Ulfah A
220110130150
Trias Setyaningrum
220110130099
Neng Lani Ligina
220110130136
Yuli Arnita Sihaloho 220110130126
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015
Status nutrisi adalah suatu hal yang dapat menunjukkan gizi baik atau tergolong gizi buruk. Status nutrisi dapat dihitung dengan beberapa cara. Pada makalah ini kami akan menjelaskan cara perhitungan status nutrisi dengan 3 cara. 1) Menurut NCHS (National Center for Health Statistics) dan Persentil NCHS menetapkan nilai nutrisi bedasarkan BB terhadap umur, TB terhadap umur dan BB terhadap TB.
Kurva NCHS berdasarkan umur:
Kurva TB terhadap umur
Kurva BB terhadap TB
2) Menurut Z-Score Pada tahun 2006, WHO mengeluarkan sebuah kurva pertumbuhan “standar” yang menggambarkan pertumbuhan anak umur 0-59 bulan di lingkungan yang diyakini dapat mendukung pertumbuhan optimal anak. Untuk membuat kurva pertumbuhan ini, WHO melakukan penelitian multisenter pada tahun 1997 sampai 2003 dengan tujuan untuk menggambarkan pertumbuhan anak yang hidup di lingkungan yang tidak memiliki faktor penghambat pertumbuhan. Data dikumpulkan dari 6 negara yaitu Brazil, Ghana, India, Norwegia, Oman dan Amerika. Penelitian ini terdiri atas dua bagian; pertama adalah penelitian longitudinal (subyek diikuti dari lahir sampai usia 2 tahun); dan kedua adalah penelitian cross-sectional (pada anak usia 1,5 sampai 5 tahun). Panjang badan diukur pada posisi tidur telentang untuk anak usia 0-2 tahun dan setelah usia 2 tahun tinggi badan diukur sebagai tinggi berdiri. CARA MENGGUNAKAN GRAFIK PERTUMBUHAN WHO 1. Tentukan umur, panjang badan (anak di bawah 2 tahun)/tinggi badan (anak di atas 2 tahun), berat badan. 2. Tentukan angka yang berada pada garis horisontal / mendatar pada kurva. Garis horisontal pada beberapa kurva pertumbuhan WHO menggambarkan umur dan panjang / tinggi badan. 3. Tentukan angka yang berada pada garis vertikal/lurus pada kurva. Garis vertikal pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan panjang/berat badan, umur, dan IMT. 4. Hubungkan angka pada garis horisontal dengan angka pada garis vertikal hingga mendapat titik temu (plotted point). Titik temu ini merupakan gambaran perkembangan anak berdasarkan kurva pertumbuhan WHO.
CARA MENGINTERPRETASIKAN KURVA PERTUMBUHAN WHO 1. Garis 0 pada kurva pertumbuhan WHO menggambarkan median, atau ratarata 2. Garis yang lain dinamakan garis z-score. Pada kurva pertumbuhan WHO garis ini diberi angka positif (1, 2, 3) atau negatif (-1, -2, -3). Titik temu yang berada jauh dari garis median menggambarkan masalah pertumbuhan. 3. Titik temu yang berada antara garis z-score -2 dan -3 diartikan di bawah -2. 4. Titik temu yang berada antara garis z-score 2 dan 3 diartikan di atas 2. 5. Untuk menginterpretasikan arti titik temu ini pada kurva pertumbuhan WHO dapat menggunakan tabel berikut ini.
Catatan : 1. Anak dalam kelompok ini berperawakan tubuh tinggi. Hal ini tidak masih normal. Singkirkan kelainan hormonal sebagai penyebab perawakan tinggi. 2. Anak dalam kelompok ini mungkin memiliki masalah pertumbuhan tapi lebih baik jika diukur menggunakan perbandingan beratbadan terhadap panjang / tinggi atau IMT terhadap umur. 3. Titik plot yang berada di atas angka 1 menunjukan berisiko gizi lebih. Jika makin mengarah ke garis Z-skor 2 resiko gizi lebih makin meningkat. 4. Mungkin untuk anak dengan perawakan pendek atau sangat pendek memiliki gizi lebih. 5. Hal ini merujuk pada gizi sangat kurang dalam modul pelatihan IMCI (Integrated Management of Childhood Illness in-service training. WHO, Geneva, 1997).
CONTOH SOAL: Seorang anak perempuan berusia 5 tahun 2 bulan dibawa oleh ibunya ke poliklinik anak. Ibunya mengatakan bahwa anaknya sering mengeluh sakit perut dan anaknya BAB lebih 3 kali dalam sehari dari 2 minggu yang lalu. Anak tidak nafsu makan. Dari pemeriksaan fisik, anak terlihat kurus sehingga tulang iga menonjol keluar, wajah keriput dan wajah seperti orang tua, jaringan lemak terlihat sedikit. Hasil pemeriksaan TTV: HR: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, TD: 90/60 mmHg. Pemeriksaan antropometri: TB: 96 Cm, BB: 10 Kg. Hasil lab: Albumin: 2,3 gr/ml, protein: 5,5 gr/ml, Hb: 8 gr/dl. Ketika perawat memeriksa anak tersebut, anak terlihat rewel dan menangis terus menerus.
PEMBAHASAN SOAL: 1.
Menurut NCHS
Diketahui
: TB: 96 Cm BB: 10 Kg BB terhadap umur : 18 Kg TB terhadap umur : 109,5 Cm BB terhadap TB : 14,9 Kg
Rumus
𝐵𝐵
: 𝐵𝐵/𝑈 x 100% 𝑇𝐵 𝑇𝐵/𝑈
x 100%
𝐵𝐵 𝐵𝐵/𝑇𝐵
x 100%
Penyelesaian :
𝐵𝐵 𝐵𝐵/𝑈 𝑇𝐵 𝑇𝐵/𝑈 𝐵𝐵
10
x 100% = 18 x 100% = 55,5 % 96
x 100% = 109,5 x 100% = 87,6 % 10
x 100% = 14,9 x 100% = 67,1 % 𝐵𝐵/𝑇𝐵
2.
Menurut z-score (Standart Deviasi)
Dari data menurut NCHS dapat ditetapkan standart deviasi. Data menunjukkan SD kurang dari -3 Z score BB/U BB = 10 kg Umur = 62 bulan Z-score
= [Y/M] L - 1 S.L = [10/18,4329] – 0,4711 – 1 0,1435 . (-0,4711) = (0,54) -0,4711 – 1 -0,0676 = 0,33668 / - 0,0676 = - 4,9822 < - 3 SD
SD 2 neg
= M [ 1 + L*S*(-2)] ½ = 18,4329 [ 1 + (-0,4711) * (0,1435) * (-2)] ½ = 18,4329 . 0,7640 = 14,0827
SD 3 neg
= M [ 1 + L*S*(-3)] ½ = 18,4329 [ 1 + (-0,4711) * (0,1435) * (-3)] ½ = 18,4329 . 0,6757 = 12,4551
SD 23 neg
= 14,0827 – 12,4551 = 1,6276
Z-Score indeks BB/U = - 3 + (Y – SD 3 neg) SD 23 neg = - 3 + (10 – 12,4551) 1,6276 = - 4,5081 < - 3 SD Gizi Buruk
3.
Menurut persentil
Begitu juga dengan persentil, data menunjukkan bahwa pasien mempunyai persentil kurang dari -3 Pembahasan
: Dari persentase hasil baik menurut NCHS, z-score (SD) dan
persentil menunjukkan nutrisi pasien < 70% hal tersebut menunjukkan bahwa pasien mengalami KEP 3.