ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Tn. G DENGAN KASUS GGK (GAGAL GINJAL KRONIK)
Disusun oleh: Qorina Mifta Ardiana (1411011025)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2017
VISI MISI PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER VISI PROGRAM S1 KEPERAWATAN Menjadi program studi unggul dalam pendidikan profesi keperawatan yang berjiwa entrepreneur di tingkat Asia Tenggara berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman tahun 2030 MISI PROGRAM S1 KEPERAWATAN 1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang profesional, berkualitas, dan bermartabat serta menghasilkan lulusan berdaya saing di tingkat Asia Tenggara. 2. Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman yang berkonsentrasi kepada pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi bidang keperawatan, termasuk bidang komplementer 3. Menyelenggarakan dan mengembangkan atmosfir akademik yang kondusif, dan berfikir kritis guna menghasilkan lulusan sebagai tenaga keperawatan profesional yang berjiwa entrepreneurship mengedepankan nilai-nilai ke-Islaman 4. Menyelengarakan sistem manajemen kinerja berbasis standar akreditasi BAN-PT 5. Menyelenggarakan kerjasama kemitraan lintas program dan lintas sektoral dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang keperawatan TUJUAN PROGRAM S1 KEPERAWATAN 1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas, dan bermartabat yang mampu berdaya saing saing di tingkat Asia Tenggara 2. Menghasilkan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang berkonsentrasi kepada pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi bidang kesehatan yang belandaskan pada nilai-nilai ke-Islaman 3. Mewujudkan atmosfir akademik yang kondusif, dan berfikir kritis guna menghasilkan lulusan sebagai tenaga kesehatan profesional yang mengedepankan nilai-nilai keislaman. 4. Mengaplikasikan sistem manajemen kinerja berdasarkan standarisasi akreditasi 5. Menghasilkan kerjasama kemitraan lintas program dan lintas sektoral dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan 6. Menghasilkan sumberdaya manusia yang mampu mengaplikasikan nilai-nilai al islam dan kemuhammadiyahan dalam pengembangan IPTEKS bidang kesehatan.
Jember, 17 April 2017 Mengetahui
Awatiful Azza, M.Kep.Sp.Mat
HALAMAN PENGESAHAN 1. Identitas Panduan a. Nama Mata kuliah : Keperawatan Komunitas III b. Nomor Kode : KEP.K.412 c. Bidang Ilmu : Keperawatan d. Status Mata kuliah : Wajib . 2. Koordinator/ Pembina matakuliah a. Nama : Ns. Yeni Suryaningsih S.Kep.,M.Kep b. N I D N : 0701037905 c. Pangkat/Gol. : d. Jabatan : e. Fakultas/Program Studi : Ilmu Kesehatan / Keperawatan f. Universitas : Universitas Muhammadiyah Jember 3. Jumlah Tim Pengajar
: 6 orang
Jember, 17 April 2017 Mahasiswa
Pembina Mata kuliah
Qorina Mifta Ardiana NIM: 1411011025
Ns. Yeni Suryaningsih S.Kep.,M.Kep NIDN: 0701037905
Mengetahui, Dekan
Awatiful Azza, S.Kp,M.Kep.,Sp.Mat. NIP:
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Kasih dan Sayang-Nya, sehingga tugas “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. G Dengan Kasus Gagal Ginjal Kronik” mata kuliah Keperawatan Komunitas III dapat diselesaikan dengan baik. Kesempatan yang baik ini kami sampaikan terima kasih kepada segenap dosen pembimbing yang telah membimbing mulai dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran asuhan keperawtan keluarga, kawan-kawan semua, serta Dekan Fakulktas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember. Kami sangat berterima kasih bila ada kritik dan saran untuk penyempurnaan tugas yang kami buat ini.
Penulis
DAFTAR ISI Halaman judul Halaman Visi Misi Halaman Pengesahan Prakata Daftar Isi Bab 1 Laporan Pendahuluan Bab 2 Pengkajian Bab 3 Diagnosa keperawatan Bab 4 Rencana Tindakan Bab 5 Pelaksanaan Bab 6 Evaluasi Lampiran 1 Dokumentasi Tindakan Lampiran 2 SAP Lampiran 3 Daftar Hadir Penyuluhan
Halaman
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP KELUARGA
A. Pengertian Keluarga Keluarga merupakan inti terkecil dari komunitas/masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 1988 dalam Padila, 2012). Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga (Sayekti, 1994 dalam Padila, 2012). Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN, 1999 dalam Padila 2012). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998 dalam Padila, 2012).
B. Ciri-ciri keluarga Menurut pendapat Robert Mac Iver dan Charles Horton, bahwa ciri-ciri suatu keluarga antara lain : 1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan. 2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara. 3. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) dan perhitungan garis keturunan.
4. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota keluarganya yang berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak. 5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
C. Ciri-ciri Keluarga Pada umumnya keluarga-keluarga di Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Mempunyai ikatan yg sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong. 2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran. 3. Umumnya suami sebagai pengambil keputusan. 4. Berbentuk monogram
D. Tipe Keluarga Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social maka tipe keluarga berkembang mengikutinya agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. Dalam sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative atau non normative. Sussman (1974), macklin (1988) dalam Padli (2012) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut: 1. Keluarga Tradisional a) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau orangtua tiri. b) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier keduanya. c) Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian. d) Bujangan dewasa sendirian. e) Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan. f) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-anaknya sudah berpisah.
2. Keluarga non tradisional a) Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak. b) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum tertentu. c) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah. d) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah. e) Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama.
E. Struktur keluarga Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam struktur keluarga diantaranya adalah : 1. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah. 2.
Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalambeberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3.
Matrilokal Adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal Adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluarga Kawin Adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. F. Fungsi keluarga Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh suatu keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Fungsi Keluarga menurut Friedman (1998) Secara umum, fungsi keluarga menurut Friedaman adalah sebagai berikut :
a. Fungsi Afektif Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan dengan orang lain. b. Fungsi Sosialisasi Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. c. Fungsi Reproduksi Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. d.
Fungsi Ekonomi Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
2. Fungsi Keluarga menurut Undang-undang N0. 10 Tahun 1992 jo PP No. 21 Tahun 1994. Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut : a. Fungsi Keagamaan 1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga. 2) Menerjemahkan agama dalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga. 3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan ajaran agama. 4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau dimasyarakat. 5) Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
b. Fungsi Budaya 1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan. 2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai. 3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi dunia. 4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berperilaku baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi. 5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera. c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang 1) Menumbuhkembangkan potensi kasih saying yang telah ada antar anggota keluarga kedalam symbol-simbol nyata secara optimal dan terus menerus. 2) Membina sikap dan tingkah laku saling menyayangi antar anggota keluarga. 3) Membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. d. Fungsi Perlindungan 1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga. 2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. 3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. e. Fungsi Reproduksi 1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat, baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga disekitarnya.
2) Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental. 3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2 anak, dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga. 4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai odal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera. f. Fungsi Sosialisasi 1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama. 2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai tempat bagi anak untuk dapat mencari pemecahan atau solusi dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. 3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan sekolah ataupun masyarakat. g. Fungsi Ekonomi 1) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. 2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga. 3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang. 4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. h. Fungsi Pelestarian Lingkungan 1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan internal keluarga. 2) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan diluar atau disekitar keluarga.
3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat di sekitarnya. 4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
3. Fungsi Pokok Keluarga menurut Effendy (1998) Terdapat 3 Fungsi Pokok Keluarga terhadap anggota keluarganya yaitu : a. ASIH Adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan kebutuhannya. b. ASUH Memenuhi kebutuhan akan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga mampu menjadikan mereka anakanak yang sehat, baik fisik maupun mental, social dan spiritual. c. ASAH Adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
G. Tugas keluarga dalam kesehatan Menurut FREEMAN (1981), sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu : 1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya. 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. 3. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang terlalu muda. 4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
H. Tugas Keluarga Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut: 1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya. 2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga. 3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masingmasing. 4. Sosialisasi antar anggota keluarga. 5. Pengaturan jumlah anggota keluarga. 6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga. 7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
DAFTAR PUSTAKA
Setyawan, Aditya Dodiet. 2012. Konsep Dasar Keluarga. Diakses tanggal 04 April 2017. https://bidankomunitas.files.wordpress.com/2012/02/praktek-dan-konsep-dasar-asuhankebidanan-keluarga.pdf Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta. Nuha Medika
LAPORAN PENDAHULUAN KONSEP PENYAKIT
A. Definisi Penyakit Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patalogis atau petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan
metabolisme
dan
keseimbangan
cairan
dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
B. Etiologi 1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis 2. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis 3. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif. 4. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,asidosis tubulus ginjal 5. Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosis 6. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal.
7. Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital pada leher kandung kemih dan uretra. 8. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis.
C. Manifestasi klinis Tanda-tanda dari gagal ginjal sebenarnya tidak kelihatan secara bersamaan. Dengan pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui dengan lebih cermat dan akurat apakah tanda-tanda itu mengarah pada kemungkinan gagal ginjal. Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal umum yang perlu diketahui adalah: 1. Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya. 2. Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing. 3. Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena ginjal tidak bisa membuang air yang berlebih. 4. Lekas capek atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal. 5. Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering disalahartikan sebagai asma atau 6. kegagalan jantung. 7. Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut. 8. Rasa pegal di punggung. 9. Gatal-gatal, utamanya di kaki. 10. Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami penderita secara akut antara lain : nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri. Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.
D. Patofisiologi Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit yang mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang lebih sama. Pengurangan massa ginjal menyebabkan hipertrofi sisa nefron secara struktural dan fungsional sebagai upaya kompensasi. Hipertrofi “kompensatori” ini akibat hiperfiltrasi adaptif yang diperantarai oleh penambahan tekanan kapiler dan aliran glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas aksis renin-angiotensin aldosteron intrarenal ikut memberikan konstribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progesifitas tersebut. Aktivitas jangka panjang aksis renin-angiotensinaldosteron, sebagian diperantarai oleh growth factor seperti transforming growth factor ß. Beberapa hal yang juga dianggap berperan terhadap terjadinya progresifitas penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia. Terdapat variabilitas interindividual untuk terjadinya sklerosis dan fibrosis glomerulus maupun tubulointerstitial. Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik terjadi kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan mana basal LFG masih normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti akan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan (asimtomatik), tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 30%, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Sampai pada LFG dibawah 30%, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas, maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air seperti hipo atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain natrium dan kalium. Pada LFG dibawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal.
E. Pemeriksaan penunjang 1. Kadar kreatinin serum untuk menghitung laju filtrasi glomerulus. 2. Rasio protein atau albumin terhadap kreatinin dalam contoh urin pertama pada pagi hari atau sewaktu. 3. Pemeriksaan sedimen urun atau dipstick untuk melihat adanya sel darah merah dan sel darah putih. 4. Pemerikasaan pencitraan ginjal, biasanya ultrasonografi. 5. Kadar elektrolit serum (natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat). F. Penatalaksanaan 1. Non farmakologis a. Pengaturan asupan protein b. Pengaturan asupan kalori: 35 kal/kgBB ideal/hari c. Pengaturan asupan lemak: 30-40% dari kalori total dan mengandung jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh dan tidak jenuh. d. Pengaturan asupan karbohidrat: 50-60% dari kalori total. e. Garam (NaCl): 2-3 gram/hari f. Kalium: 40-70 mEq/kgBB/hari g. Fosfor:5-10 mg/kgBB/hari. Pasien HD :17 mg/hari h. Kalsium: 1400-1600 mg/hari i. Besi: 10-18mg/hari j. Magnesium: 200-300 mg/hari k. Asam folat pasien HD: 5mg l. Air: jumlah urin 24 jam + 500ml (insensible water loss) 2. Terapi farmakologis a. Kontrol tekanan darah 1) Penghambat EKA atau antagonis reseptor Angiotensin II → evaluasi 2) kreatinin dan kalium serum, bila terdapat peningkatan kreatinin > 35% atau timbul hiperkalemia harus dihentikan. 3) Penghambat kalsium 4) Diuretik b. Pada pasien DM, kontrol gula darah → hindari pemakaian metformin dan obatobat sulfonilurea dengan masa kerja panjang. c. Target HbA1C untuk DM tipe 1 0,2 diatas nilai normal tertinggi, untuk DM tipe 2 adalah 6%.
d. Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 g/dl e. Kontrol hiperfosfatemia: polimer kationik (Renagel), Kalsitrol. f. Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/l. g. Koreksi hiperkalemia. h.
Kontrol dislipidemia dengan target LDL,100 mg/dl dianjurkan golongan statin
i. Terapi ginjal pengganti
DAFTAR PUSTAKA
Faradilla, N. (2009). Gagal Ginjal Kronik. Di akses tanggal 04 April 2017 jam 18.30 WIB. https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/06/ggk_files_of_drsmed_fkur.pdf Rindiastuti, Y. (2010). Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Gagal Ginjal Kronik. Di akses tanggal 04 April 2017 jam 18.15. https://yuyunrindi.files.wordpress.com/2008/05/deteksi-dini-dan-pencegahanpenyakit-gagal-ginjal-kronik.pdf Warianto , C. (2011). Gagal Ginjal. Diakses tanggal 04 April 2017.
BAB II PENGKAJIAN
I.
IDENTITAS UMUM KELUARGA a. Identitas Kepala Keluarga : Nama
: Tn. G
Pendidikan
: SLTA
Umur
: 53 thn
Pekerjaan
:
Agama
: Islam
Alamat
: Wuluhan-Jember
Suku
: Jawa
Nomor Telp
: 081249652682
b. Komposisi Keluarga : No Nama
L/P
Umur
Hub. Klg
Pekerjaan
Pendidikan
1.
Ny. S
P
43 thn
Istri
IRT/Petani
SLTA
2.
Nn. Q
P
21 thn
Anak
Mahasiswa
-
3.
An. D
L
14 thn
Anak
Siswa
SMP
4.
An. A
P
2 thn
Anak
-
-
5. 6. 7. 8. 9. 10.
c. Genogram :
Ket:
= Perempuan = Laki-laki = serumah = meninggal
d. Type Keluarga : a) Jenis Type Keluarga : Nuclear family atau keluarga inti b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Tidak terjadi masalah, karena antar anggota dapat berkomunikasi dengan baik dan saling menjaga satu sama lain. e. Suku Bangsa : a) Asal suku bangsa : Jawa b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
f. Agama dan keperacayaan yang mempengaruhi kesehatan : Pada keluarga Tn. G percaya bahwa sakit itu datangnya dari Allah SWT. Dan sakit itu adalah kehendakNYA. g. Status Sosial Ekonomi Keluarga : a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Ny. S b) Penghasilan : ± 2.000.000,c) Upaya lain : sebagian uang di tabung untuk biaya sekolah ketiga anaknya d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi,dll) Motor, Kulkas, Mesin cuci, televisi, dll e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan :
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Menonton televisi, pergi ke tempat pemandian jika ada waktu senggang.
II.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) : Pada saat ini keluarga Tn. G sedang berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak pertama memasuki masa keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa yaitu membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat. b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Tidak ada c. Riwayat kesehatan keluarga inti : a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn. G berumur 53 tahun sering mengeluh kaki bengkak, pusing, urine yang keluar sedikit, penglihatan buram, terdapat katarak dan pada saat pengkajian hari pertama dan kedua Tn. G telah melakukan HD selama satu minggu satu kali dan selama sakit Tn. G tidak lgi bekerja. Tn. G selalu memeriksakan diri ke dokter spesialis selama satu bulan satu kali secara rutin dan patuh minum obat secara teratur. b) Riwayat penyakit keturunan : Dari keluarga Tn. G memiliki riwayat penyakit hipertensi, DM dan tidak memiliki penyakit menular.
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama
1.
Tn. G
Umur
BB
53
60
thn
kg
Keadaan Kesehatan
Lemah
Imunisasi (BCG/Polio/DPT /HB/Campak)
-
Masalah Kesehatan
GGK
Tindakan yang
telah
dilakukan
Melakukan HD, minum obat dokter
2.
3.
4.
5.
Ny. S
43
52
thn
kg
21
62
thn
kg
Baik
14
70
Baik
thn
kg
2 thn
9,5
Baik
-
-
Nn. Q
An. D
An. A
-
-
-
-
Baik
-
kg -
-
d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Kebanyakan warga sekitar lebih sering menggunakan pelayanan kesehatan Bidan dan mantri terdekat. e) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Dari keluarga Tn. G maupun Ny. S tidak memiliki riwayat penyakit GGK (Gagal ginjal Kronik). III.
PENKAJIAN LINGKUNGAN a. Karakteristik Rumah a) Luas Rumah: 920 m² b) Type Rumah: Permanen
dari
c) Kepemilikan : Milik sendiri d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : Terdapat 6 kamar 3 kamar di depan dengan ratio 3 x 2,5 M² dan 3 kamar dibelakang dengan ratio 2,5 x 2,5 M² e) Ventilasi/cendela: Dalam rumah Tn. G terdapat banyak jendela tetapi pada bagian ruang depan/ruang tamu jarang dibuka f) Pemanfaatan ruangan: terdapat ruang keluarga yang digunakan untuk menonton televisi dan ruang sholat yang digunakan untuk sholat g) Septic tank: ada/tidak........letak h) Sumber air minum: Dari sumur dan air minum dalam kemasan i) Kamar mandi/WC: Rumah Tn. G memiliki kamar mandi dan WC j) Sampah : Ny. S mengumpulkan sampah dan kemudian dibakar k) Kebersihan lingkungan : kondisi rumah dalam penataan barang-barang masih belum rapi, pemanfaatan ventilasi sudah cukup baik namun ventilasi pada ruang tamu ditutup dengan kertas dan jarang dibuka. b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW a) Kebiasaan : Lingkungan tetangga cukup ramah, rumah Tn. G berdekatan dengan rumah tetangga. Hubungan dengan tetangga cukup baik, kebiasaan Ny. S berkumpul didepan rumah bersama tetangga sebelah dan depan rumah dan terkadang berkunjung ke tetangga sebelah rumah. b) Aturan dan kesepakatan: Tidak ada aturan dan kesepakatan khusus antar warga c) Budaya: Hubungan antar tetangga cukup baik, bila ada tetangga yang mengadakan acara khusus saling membantu satu sama lain. c. Mobilitas Geografis Keluarga :Tn. G merupakan warga penduduk desa dukuh dempok, letak rumah didekat jalan raya desa, alat transportasi yang digunakan adalah kendaraan pribadi. d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat : Tn G selalu berkumpul dengan keluarga kdan berada dirumah karena sudah tidak bekerja lagi serta jarang berkumpul dengan masyarakat setempat. IV.
STRUKTUR KELUARGA a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. G adalah komunikasi terbuka dimana jika dalam keluarga terdapat masalah maka akan dimusyawarahkan bersama dengan anggota keluarga yang lain. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa.
b. Struktur Kekuatan Keluarga : Tn. G sebagai kepala keluarga berperan sebagai pengambil keputusan, meskipun lewat musyawarah keluarga. c. Struktur Peran(peran masing-masing anggota keluarga): Tn. G berperan sebagai kepala keluarga yang sudah tidak aktif bekerja, Ny. S berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang merawat ketiga anaknya dan merawat Tn. G yang sedang sakit serta sebagai pencari nafkah dalam keluarga untuk menghidupi keluarganya. d. Nilai dan Norma Keluarga: Keluarga Tn. G percaya bahwa sehat dan sakit itu datang dari Allah SWT. Keluarga Tn. G juga percaya setiap penyakit pasti ada obatnya.
V.
FUNGSI KELUARGA a. Fungsi afektif: Keluarga Tn. G berusaha untuk memelihara keharmonisan antar anggota keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu. b. Fungsi sosialisasi a) Kerukunan hidup dalam keluarga: Keluarga Tn. G berusaha menjaga kerukunan satu dengan anggota keluarga lain, dan saling menghormati dengan anggota keluarga yang lebih tua serta menyayangi angota keluarga yang masih muda. b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga Tn. G selalu menyempatkan untuk berinteraksi sesama anggota keluarga dan saling berkomunikasi antar anggota keluarga. c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Tn. G merupakan kepala keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan. d) Kegiatan keluarga waktu senggang: Menonton televisi, membersihkan rumah bersama dan menggobrol bersama dengan anggota keluarga yang lain. e) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Keluarga Tn. G termasuk keluarga yang kurang aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. c. Fungsi keperawatan kesehatan a) Pengetahuan dan presesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya: Tn. G mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit gagal ginjal kronik. Sebagian keluarga Tn. G mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala penyakit yang diderita Tn. G serta mengetahui makanan apa saja yang harus di hindari.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat: Jika salah satu anggota keluarga ada yang sakit langsung dibawa ke bidan atau mantri terdekat disekitar rumah. c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Ny. S selalu mengingatkan kepada Tn. G untuk selalu istirahat yang cukup dan menasehati agar tidak boleh stress. d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : Kondisi rumah kurang begitu rapi dengan penataan barang-barang yang masih berantakan, sebenarnya keluarga Tn. G mengetahui bahaya yang akan ditimbulkan dengan keadaan rumah yang seperti itu tetapi keluarga Tn. G maish belum melakukannya dengan baik. e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : Keluarga Tn. G sudah menggunakan posyandu dan petugas kesehatan yang ada disekitar rumah Tn. G. d. Fungsi reproduksi a) Perencanaan jumlah anak: Tn. G dan Ny. S mengatakan bahwa memiliki 3 anak itu cukup. b) Akseptor: Ya,yang digunakan pil KB lamanya c) Akseptor: Belum.............., alasannya :......................................................... d) Keterangan lain : tidak ada e. Fungsi ekonomi a) Usaha pemenuhan sandang pangan: Keluarga Tn. G dapat memenuhi kebutuhan makan 3x sehari, pakaian untuk anak dan biaya sekolah untuk anak. b) Pemanfaatan sumber dimasyarakat : Ny. S menggunakan posyandu sebagai sarana bagi anaknya untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik.
VI.
STRES DAN KOPING KELUARGA a. Stressor jangka pendek : Keluarga Tn. G berharap agar tetap dalam keadaan sehat b. Stressor jangka panjang: Tn. G dan Ny. S selalu berharap yang terbaik untuk anaknya. Dengan memikirkan masa depan ketiga anaknya agar tetap bisa bersekolah. c. Respon keluarga terhadap stressor : Keluarga Tn. G jika ada suatu masalah berusaha untuk menyelesaikan dengan bermusyawarah, berdoa dan terus bertawakal kepada Allah SWT agar masalah yang sedang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik.
d. Strategi koping : Apabila ada masalah Tn. G biasanya meminta bantuan kepada Ny. S, meskipun sebelumnya sudah bermusyawarah terlebih dahulu. e. Strategi adaptasi disfungsional: Dalam menghadapi suatu masalah biasanya keluarga Tn. G selalu memfokuskan bagaimana cara pemecahan masalah. sehingga tidak terganggu dengan pekerjaan yang lain. VII.
KEADAAN GIZI KELUARGA a. Pemenuhan gizi : Keluarga setiap hari selau makan nasi, sayur, lauk seperti tempe, tahu, telur, ikan laut. Jarang makan buah. Makan sehari 3x. b. Upaya lain : tidak ada
VIII. PEMERIKSAAN FISIK a. Identitas Nama
: Tn. G
Umur
: 53 tahun
L/P
:L
Pendidikan: SLTA Pekerjaan : Keluhan/Riwayat Penyakit saat ini: Tn. G mengatakan urine yang keluar sedikit, kaki bengkak, pusing, penglihatan buram serta terdapat katarak b. Riwayat Penyakit Sebelumnya: Tn. G mempunyai riwayat penyakit hipertensi c. Tanda-tanda vital : 1) Kesadaran: compos mentis 2) Suhu: 36,5◦ C 3) RR: 20x/mnt 4) Nadi: 95x/mnt 5) TD: 160/90 mmHg d. System Cardio Vascular: Tidak ada perbesaran jantung e. System Respirasi: Tidak ada suara tambahan, bentuk simetris f. System Gastrointestinal (Gl Tract): terdapat nyeri pada kuadran 3 g. System Persyarafan: Tidak terdapat masalah h. System Muskoloskeletal: bengkak pada kaki kanan dan kiri i. System Genitalia: tidak dikaji
IX.
HARAPAN KELUARGA a. Terhadap masalah kesehatannya : keluarga Tn. G berharapa agar anggota keluarganya selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT dan terhindar dari berbagai macam penyakit. b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : keluarga berharap agar petugas kesehatan lebi sering memberikan penyuluhan terhadap penyakit
FORMAT PEMERIKSAAN FISIK
No.
Pemeriksaan Tn. G
1.
Rambut Kepala
Ny. S berwarna Rambut
hitam,terlihat
Nn. Q berwarna Rambut
An. D berwarna Rambut
An. A berwarna Rambut
hitam,bersih, tidak hitam, bersih, tidak hitam, bersih, tidak berwarna
bersih, tidak ada ada ketombe
ada ketombe
berketombe
merah,
tidak berketombe,
ketombe 2.
sedikit
bersih
TD: 160/90 mmHg
TD: 120/90mmHg
TD:110/90mmHg
TD: 120/90mmHg
TD: -
Suhu: 36,7◦C
Suhu:36,7◦C
Suhu: 36,7◦C
Suhu: 36.6◦C
Suhu: 36◦C
RR:20x/mnt
RR:20x/mnt
RR:25x/mnt
RR:35x/mnt
RR:40x/mnt
Nadi: 95x/mnt
Nadi:78x/mnt
Nadi:80x/mnt
Nadi:90x/mnt
Nadi:110x/mnt
60kg
52kg
62kg
70kg
9,5kg
TTV
BB,TB,PB
Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva
Mata
anemis,
terdapat anemis,
katarak,
terdapat
penglihatan buram
sklera
tidak terlihat katarak, tidak putih, katarak,
Konjungtiva
tidak Konjungtiva tidak
anemis, terlihat anemis, tidak anemis, terdapat terdapat
katarak, terdapat
sklera sklera
putih, sklera
penglihatan jelas.
tidak katarak, putih,
penglihatan jelas
penglihatan sedikit putih, penglihatan kurang jelas Bentuk Hidung
simetris, Bentuk
Mukosa
ada kelainan
simetris, Bentuk
ada kelainan
bibir Mukosa
lembab,terlihat
simetris, Bentuk
ada kelainan
bibir Mukosa
lembab,terlihat
bibir Mukosa
lembab,terlihat
simetris,
Tidak
kelainan
kelainan
ada Tidak
tidak
kelainan
ada Tidak
ada kelainan bibir Mukosa
lembab,terlihat
bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, tidak ada bersih, kelainan
Leher
simetris, Bentuk
terlihat bersih, tidak terlihat bersih, tidak terlihat bersih, tidak terlihat bersih, tidak terlihat bersih, tidak ada kelainan
Mulut
jelas
bibir
lembab,terlihat ada bersih, tidak ada kelainan
ada Tidak ada perbesaran Tidak
ada
perbesaran kelenjar perbesaran kelenjar perbesaran kelenjar kelenjar tiroid dan perbesaran kelenjar tiroid dan limfe
tiroid dan limfe
tiroid dan limfe
limfe
tiroid dan limfe
Tidak ada retraksi Tidak ada retraksi Tidak ada retraksi Tidak ada retraksi Tidak ada retraksi Dada
dada, suara napas dada, suara napas dada, suara napas dada, reguler
reguler Tidak
Perut
reguler ada
nyeri Tidak
suara
reguler ada
nyeri Tidak
napas dada, suara napas reguler
ada
nyeri Tidak
ada
nyeri
tekan, bising usus tekan, bising usus tekan, bising usus tekan, bising usus normal 10x/ mnt, normal 10x/ mnt, normal ada strie
tidak ada strie
10x/
tidak ada strie
mnt, normal 10x/ mnt, tidak ada strie
Tangan
terdapat nyeri pada tidak
ada
lengan atas, tidak tekan,
tidak
ada odem
Kaki
odem
nyeri tidak ada tekan,
ada tidak
nyeri tidak ada nyeri tekan, tidak ada tidak ada odem
odem
tekan,
ada tidak
nyeri ada
odem
Tidaka
terdapat Terdapat nyeri pada tidak terdapat nyeri tidak terdapat nyeri tidak terdapat nyeri
nyeri,
terdapat betis,
odem
odem
tidak
ada tekan, odem
tidak
ada tekan, odem
tidak
ada tekan, odem
tidak
ada
BAB III DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama Mahasiswa
: Qorina Mifta Ardiana
Tanggal Analisa
: 01 April 2017
No. 1.
Tanggal 01 April 2017
Data
Diagnosa Keperawatan
Ds:
Hambatan interaksi sosial pada -
Tn. G mengatakan
ketidakmampuan Tn. G untuk
penglihatannya buram,
mengatakan
terdapat katarak -
Tn. G mengatakan tidak pernah sakit ini sebelumya.
-
Tn. G mengatakan sudah tidak bekerja lagi
Do: -
TD: 160/90mmHg
-
Suhu: 36,7◦C
-
RR: 20x/mnt
-
Nadi:95x/mnt
-
Pada
pemeriksaan
fisik terdapat katarak pada kedua matanya -
Aktifitasnya terbatas
-
Ekspresi murung
Tn. G yang berhubungan dengan
wajah
berkomunikasi dengan baik.
ANALISA DATA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
No. 2.
Tanggal 01 April 2017
Data
Diagnosa Keperawatan
Ds:
Kesiapan -
Tn. G mengatakan bahwa
selalu
memeriksakan dirinya ke dokter -
Tn. G mengatakan bahwa selalu patuh meminum obat.
Do: -
Keluarga
rutin
memeriksakan Tn. G ke
dokter
dan
pelayanan kesehatan lainnya.
meningkatkan
manajemen kesehatan pada Tn. G yang
berhubungan
dengan
kemampuan
keluarga
memberikan
pelayanan
kesehatan yang baik.
SCORING/PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan : Hambatan interaksi sosial pada Tn. G yang berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. G untuk berkomunikasi dengan baik. No 1.
Kriteria
Nilai
Sifat Masalah :
2
Bobot 1
Scoring
2/3 x 1 = Bila tidak segera diatasi 2/3
Ancaman kesehatan
Pembenaran
akan
menyebabkan
komunikasi pada Tn. G terganggu. 2.
Kemungkinan
masalah 1
2
½ x 2 = 1 Pemeriksaan
dapat dicegah :
secara
rutin sangat dianjurkan untuk
sebagian
penyembuhan
yang maksimal
3.
Potensial untuk dicegah :
1
1
Rendah
1/3 x 1 = Keluarga
sudah
1/3
berusaha
sebaik
mungkin
untuk
kesembuhan pada Tn. G 4.
Menonjolnya masalah : Masalah
berat
harus
2
1
2/2 x 1 = Keluarga 1
sangat
menyadari bahwa jika dibiarkan akan menjadi
segera ditangani
sangat fatal akibatnya, sehingga
perlu
peningkatan yang lebih untuk pengobatan. Total Skor
3
Diagnosa Keperawatan : Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada Tn. G yang berhubungan dengan kemampuan keluarga memberikan pelayanan kesehatan yang baik. No 1.
Kriteria
Nilai
Sifat Masalah :
1
Bobot 1
Keadaan sejahtera
Scoring
Pembenaran
1/3 x 1 = Harus
segera
1/3
upaya
ditingkatkan
yang telah dilakukan untuk
mencegah
komplikasi yang akan ditimblkan 2.
Kemungkinan
masalah 2
2
dapat dicegah :
2/2 x 2 = Penyediaan pelayanan 2
kesehatan sudah
Mudah
setempat dimanfaatkan
dengan baik
3.
Potensial untuk dicegah :
1
1
Rendah
1/3 x 1 = Keluarga
telah
berupaya
sedemikian
1/3
rupa untuk bisa hidup sehat
4.
Menonjolnya masalah : Masalah tidak dirasakan
0
1
0/2 x 1 = Keluarga 0
merasa
ini
adalah upaya yang perlu ditingkatkan lagi untuk menjadi sehat
Total Skor
8/3 atau 2 2/3
Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas : 1. Hambatan interaksi sosial pada Tn. G yang berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. G untuk berkomunikasi dengan baik. 2. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada Tn. G yang berhubungan dengan kemampuan keluarga memberikan pelayanan kesehatan yang baik.
BAB IV
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Mahasiswa : Qorina Mifta Ardiana Tanggal Analisa : 01 April 2017 No 1.
Diagnosa Keperawatan
Hasil Tujuan dan Kriteria
Hambatan interaksi sosial pada Tj:
1. Manajemen hambatan interaksi
Tn. G yang berhubungan dengan
Rencana Tindakan
Rasional 1. manajemen hambatan
Dalam waktu 2-3 hari
sosial:
interaksi sosial:
ketidakmampuan Tn. G untuk
Tn. G mampu
a. Lakukan pengkajian dan
a. dengan melakukan
berkomunikasi dengan baik.
berkomunikasi dengan
skrining penglihatan secara
pengkajian dan
baik
rutin.
skrining dapat mengetahui
KH:
TTV
tingkat
Penglihatan jelas
penglihatan pada
Ekspresi wajah senang
Tn. G
dan segar
b. Minimalkan cahaya silau
b. dapat memperjelas penglihatan
c. Jaga lingkungan tetap rapi
c. agar mempermudah penglihatan
d. Bantu keluarga untuk mengembangkan sistem
d. agar lebih cepat berkomunikasi
komunikasi fungsional dan reliabel 2. Monitoring a. TTV
2. Monitoring a. Dapat dipantau secara kontinu
b. Ekspresi wajah
b. Dengan melihat ekspresi wajah dapat menetukan seberapa lancar untuk berkomunikasi
c. penglihatan
c. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keparahannya
3. Pendidikan kesehatan tentang gagal ginjal kronik
3. Pendidikan kesehatan dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn. G
4. Kolaborasi a. Berikan rujukan bila pasien
4. Kolaborasi a. untuk mencegah
membutuhkan pembedahan
komplikasi
atau pengobatan medis
berlanjut
lainnya b. Obat mata
b. untuk meminimalisir kekambuhan
2.
Kesiapan
meningkatkan Tj:
manajemen kesehatan pada Tn.
1. Manajemen kesiapan
1. Manajemen kesiapan
Dalam waktu 2-3 hari
meningkatkan manajemen
meningkatkan
G yang berhubungan dengan
keluarga Tn. G mampu
kesehatan
manajemen kesehatan
kemampuan
keluarga
meningkatkan
a. Bantu keluarga memilih
a. Untuk
memberikan
pelayanan
kesehatan yang baik.
kemampuan keluarga
profesional perawatan
mendapatkan
memberikan pelayanan
kesehatan yang tepat
perawatan kesehatan yang
kesehatan
tepat
KH:
Rutin memeriksakan ke pelayanan kesehatan
b. Informasikan keluarga mengenai perbedaan jenis
b. Untuk mengetahui perbedaan jenis
Tingkatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
pelayanan dan
memanfaatkan pelayanan
dengan tepat
memilih dengan tepat
kesehatan c. Informasikan keluarga cara
c. Agar cepat
mengakses layanan emergensi
mendaptkan akses
melalui telepon dan layanan
emergensi lebih
kendaraan dengan tepat
cepat dan akurat
2. Monitoring a. Memeriksakan ke pelayanan kesehatan b. Memanfaatkan pelayanan kesehatan 3. Pendidikan kesehatan dengan
2. Monitoring a. Dapat dipantau secara kontinu b. Dapat dipantau secara berkala 3. Dengan melakukan
melakukan penyuluhan gagal
penyuluhan
ginjal kronik
diharapkan keluarga tahu tentang penyakit Tn. G dan mengetahui penyebab dan tanda gejalanya
c.
BAB V PELAKSANAAN
No 1.
Diagnosa keperawatan Hambatan interaksi sosial pada
Tn.
G
yang
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
Tn.
Implementasi melakukan pengkajian dan skrining penglihatan secara rutin.
G
Melakukan TTV Nadi: 95x/mnt
untuk berkomunikasi dengan
RR: 20x/mnt
baik.
TD: 160/90 mmHg Suhu:36,7◦C
Menjaga lingkungan tetap rapi
Melakukan kolaborasi dengan memberikan obat mata
Melakukan pendidikan ksehatan dengan gagal ginjal kronik
2.
Kesiapan
meningkatkan
Membantu keluarga memilih
manajemen kesehatan pada
profesional perawatan kesehatan
Tn. G yang berhubungan
yang tepat
dengan kemampuan keluarga memberikan
pelayanan
Menginformasikan keluarga mengenai perbedaan jenis
kesehatan yang baik.
fasilitas pelayanan kesehatan dengan tepat
Memberikan informasi keluarga cara mengakses layanan emergensi melalui telepon dan layanan kendaraan dengan tepat
Memberikan penyuluhan tentang gagal ginjal kronik pada keluarga Tn. G
Paraf
BAB VI EVALUASI
Nama Mahasiswa
: Qorina Mifta Ardiana
Tanggal
: 03 April 2017
Diagnosa Keperawatan : Hambatan interaksi sosial pada Tn. G yang berhubungan dengan ketidakmampuan Tn. G untuk berkomunikasi dengan baik. No 1
Tanggal 02-04-2017 1
Dx
Catatan perkembangan Subyektif: Kognitif: Tn. G masih mengeluh sulit berkomunikasi karena penglihatannya masih tidak jelas Afektif: Tn. G sudah bisa menatap dengan baik lawan bicara dan sedikit tidak malu berbicara dengan orang lain Obyektif: Psikomotor: Tn. G sudah melakukan apa yang perawat ajarkan, tetapi belum maksimal Perubahan fungsi: Tn. G sudah mau berbicara dengan orang lain dan sudah mau jalan-jalan keluar rumah Analisis: Tujuan tercapai sebagian Planning: Rencana Tindakan 1,2 dan 4 dilanjutkan
Paraf
Diagnosa keperawatan : Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada Tn. G yang berhubungan dengan kemampuan keluarga memberikan pelayanan kesehatan yang baik. No 2.
Tanggal 03-04-2017
Dx 2
Catatan perkembangan
Paraf
Subyektif: Kognitif: Keluarga Tn. G mengatakan sudah dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Afektif: Keluarga Tn. G mengatakan sangat senang
bisa
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan dengan baik Obyektif: Psikomotor: Keluarga Tn. G sudah mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan baik Perubahan Fungsi: Keluarga Tn. G mampu merubah kebiasaan dengan meningkatkan kemanfaatan pelayanan kesehatan dengan baik Analisis: Tujuan tercapai Planning: Rencana Tindakan 1,2 dihentikan dan rencana tindakan 3 dilanjutkan
Lampiran 1 Dokumentasi Tindakan
Hari/Tanggal/
DK
Tindakan Keperawatan
Tempat Minggu,
Keluarga 02- 2
Melakukan TTV
04-2017, rumah Tn. G
Minggu,
02- 3
Pendidikan
04-2017,rumah
dengan
Tn. G
penyuluhan
kesehatan melakukan
Dokumentasi
Lampiran 2 SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik Hari / Tanggal Tempat Waktu Pelaksanaan Waktu Acara Pembicara Peserta / Sasaran
: Gagal ginjal kronik : jumat / 02 April 2017 : Jl. Cempaka No. 10 Dukuh Dempok Wuluhan-Jember : 08.00 WIB : 30 menit : Mahasiswa FIKES UNMUH Jember : Keluarga Tn. G
1. TUJUAN a) Tujuan Umum Dengan diadakannya penyuluhan berupa gagal ginjal kronik diharapkan keluarga Tn. G dapat mengerti apa itu gagal ginjal kronik, penyebab dan tanda gejala gagal ginjal kronik. b) Tujuan Khusus (a) Semua anggota keluarga Tn. G dapat mengerti tentang gagal ginjal kronik, penyebab dan tanda gejala. 2. SUB TOPIK a) Pengertian GGK b) Etiologi GGK c) Manifestasi GGK d) Pencegahan GGK e) Penatalaksanaan GGK 3. METODE Ceramah dan tanya jawab 4. MEDIA a) Leaflet 5. MATRIKS KEGIATAN NO Waktu Kegiatan 1. 5 menit Pendahuluan a) Memberi salam b) Memperkenalkan diri c) Menjelaskan tujuan d) Menyampaikan topik yang akan dibahas 2. 20 menit Kegiatan inti a) Menjelaskan tentang pengertian gagal ginjal kronik b) Menjelaskan etiologi gagal ginjal kronik
3.
5 menit
c) Menjelaskan manifestasi klinis gagal ginjal kronik d) Menjelaskan pencegahan gagal ginjal kronik e) Menjelaskan penatalaksanaan gagal ginjal kronik f) Tanya jawab Penutup a) Menyimpulkan materi penyuluhan bersama peserta b) Memberikan evaluasi secara lisan c) Memberikan salam penutup
6. EVALUASI Seluruh anggota keluarga Tn. G dapat mengerti tentang gagal ginjal kronik, penyebab, tanda dan gejala serta cara pencegahan dari gagal ginjal kronik.
MATERI
A. Pengertian Penyakit Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. B. Etiologi Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain: 1. Tekanan darah tinggi 2. Kencing manis 3. Batu ginjal 4. Penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama C. Manifestasi Klinis Tanda-tanda dari gagal ginjal sebenarnya tidak kelihatan secara bersamaan. Dengan pemeriksaan laboratorium, dapat diketahui dengan lebih cermat dan akurat apakah tanda-tanda itu mengarah pada kemungkinan gagal ginjal. Beberapa tanda atau gejala gagal ginjal umum yang perlu diketahui adalah: 11. Kencing terasa kurang dibandingkan dengan kebiasaan sebelumnya. 12. Kencing berubah warna, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing. 13. Sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan, dan muka. Antara lain karena ginjal tidak bisa membuang air yang berlebih. 14. Lekas capek atau lemah, akibat kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal. 15. Sesak napas, akibat air mengumpul di paru-paru. Keadaan ini sering disalahartikan sebagai asma atau
16. kegagalan jantung. 17. Napas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut. 18. Rasa pegal di punggung. 19. Gatal-gatal, utamanya di kaki. 20. Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal lainnya yang dialami penderita secara akut antara lain : nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri. Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif. D. Pencegahan 1. Minum air putih tidak lebih dari 2 liter/hari 2. Jangan menahan kencing 3. Latihan fisik secara rutin 4. Tidak merokok 5. Periksa kadar kolestrol 6. Jaga berat badan 7. Hindari minum alkohol 8. Makan dengan komposisi berimbang E. Penatalaksanaan 1. Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan keluar 2. Batasi cairan yang masuk 3. Cuci darah (hemodialisa) 4. Operasi a) Pengambilan batu b) Transplantasi ginjal (Cangkok Ginjal) 5. Nutrisi 6. Obat-obatan
DAFTAR PUSTAKA
Faradilla, N. (2009). Gagal Ginjal Kronik. Di akses tanggal 13 April 2017 jam 18.30 WIB. https://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/06/ggk_files_of_drsmed_fkur.pdf Rindiastuti, Y. (2010). Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Gagal Ginjal Kronik. Di akses tanggal 13 April 2017 jam 18.15. https://yuyunrindi.files.wordpress.com/2008/05/deteksi-dini-dan-pencegahanpenyakit-gagal-ginjal-kronik.pdf Warianto , C. (2011). Gagal Ginjal. Diakses tanggal 13 April 2017.
Lampiran 3 Daftar Hadir Penyuluhan No
Tanggal
Nama
1.
02-04-2017
Tn. G
2.
02-04-2017
Ny. S
3.
02-04-2017
An. D
Paraf