Makalah1 Analisa Butir Soal

  • Uploaded by: Pristiadi Utomo
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah1 Analisa Butir Soal as PDF for free.

More details

  • Words: 5,068
  • Pages: 27
ANALISA BUTIR – BUTIR SOAL FISIKA Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam rangka pengembangan soal-soal evaluasi mata pelajaran Fisika untuk mendapatkan bank soal yang memuat soal-soal yang memiliki validitas dan reabilitas tinggi, sangat penting sekali dilakukan langkah Analisa Butir Soal. Analisa butir soal dilaksanakan untuk menguji berbagai kriteria yang diperlukan, misalnya telaah soal, baik itu telaah teoritis dengan cara mengkonsultasikan soal-soal kepada orang yang dipandang ahli terutama dalam bidang studi, dalam pengukuran, atau dalam pembahasan, maupun telaah empiris yang dilakukan setelah mengujicoba soal. Halhal yang ditelaah empiris biasanya meliputi Taraf Kesukaran (P), Daya Pembeda (d), Reliabilitas (rxx1), Validitas (rxy), Distraktor / pengecoh. Dalam makalah ini, akan ditinjau pengembangan soal Fisika pada materi Kapasitor yang setelah diexpertkan pada ahlinya, yaitu Dr. Supriadi seorang dosen Fisika di UNNES Semarang, dan layak diujicobakan kepada para siswa kelas dua SMU N 1 Rembang – Purbalingga, pada bulan Oktober 2002. Selain menelaah empiris butir-butir soal Fisika, makalah ini juga menjabarkan uraian materi singkat tentang kapasitor, kisi-kisi soal, dan lampiran butir-butir soalnya. Kebiasaan menganalisa butir-butir soal secara rutin sangat diperlukan tidak hanya untuk mendapatkan kumpulan soal-soal yang layak disimpan dalam bank soal, tetapi lebih jauh lagi untuk mengasah salah satu kemampuan profesionalisme guru dalam bidang pendidikan, khususnya dalam hal analisis butir soal. Soal-soal yang dianalisa dapat berbentuk esai maupun berbentuk pilihan ganda, namun dalam makalah ini soal-soal yang dianalisa berbentuk pilihan ganda, dengan maksud lebih memperjelas pemahaman beberapa telaah empiris misalnya tentang daya pembeda. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. MATERI Kapasitor Kapasitor atau kondensator adalah komponen listrik yang mempunyai kemampuan kapasitas tertentu. Kapasitas kapasitor artinya kemampuan untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitas kapasitor disebut juga kapasitansi, diberi lambang C dan mempunyai satuan dalam sistem MKS adalah farad (F). Kapasitor keping sejajar terbuat dari dua plat berukuran luas penampang tertentu(A), terpisah pada jarak sejauh d, dan ruang diantara kedua plat berisi udara atau bahan penyekat tertentu yang mempunyai tetapan/konstanta dielektrikum tertentu (εr = K). Nilai kapasitas kapasitor bergantung pada faktor-faktor, antara lain : 1. luas penampang keping kapasitor. 2. jarak pisah antara dua keeping kapasitor. 3. tetapan dielektrikum dari bahan penyekat antara keeping kapasitor. Dirumuskan :

C = K.A.ε o , sedangkan untuk penyekat udara C = A. ε o d

d

Sebuah kapasitor yang dipasang pada suatu beda potensial tertentu, akan menyimpan muatan listrik. Hubungan antara kapasitansi, beda potensial listrik dan muatan listrik yang disimpan kapasitor dirumuskan : C=q/V Harga C tidak bergantung pada nilai q maupun V, namun selalu tetap, artinya semakin besar nilai V maka semakin bertambah pula nilai q. Beberapa kapasitor dapat dirangkai untuk mendapatkan nilai kapasitas penggantiya. Rangkaian itu adalah: 2

1. Rangkaian kapasitor seri.

C1

C2

C3

Nilai kapasitansi penggantinya adalah : 1/C =1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + … Pada rangkaian seri ini, untuk tiap-tiap kapasitor mempunyai q sama , namun V berbeda. 2. Rangkaian kapasitor parallel. C1 . C2 C3 Nilai kapasitansi penggantinya dirumuskan dengan : C = C 1 + C2 + C3 + … Pada rangkaian kapasitor parallel ini, untuk tiap-tiap kapasitor nilai V selalu sama, sedangkan nilai q berbeda. Pada kenyataannya untuk mendapatkan nilai kapasitansi tertentu, banyak rangkaian kombinasi antara seri dan parallel dibuat semata-mata pertimbangan kepraktisan. Energi yang tersimpan di dalam suatu kapasitor yang dihubungkan dengan beda potensial V tertentu dapat ditentukan dari hubungan linier atara muatan yang tersimpan dengan beda potensial terpasang. Semakin bertambah nilai V, makin bertambah pula nilai Q, ditunjukkan pada grafik linier sebagai berikut :

3

V

q Bidang yang dinaungi kurva berbentuk segitiga. Luas dari segitiga menunjukkan energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor. Jadi :

Energi listrik = luas segitiga = ½. Alas . tinggi. W

= ½.q.V

Atau

W

= ½. C.V2

(karena q = C.V)

Atau

W

= ½. Q2/C

(karena V = q/C)

Kapasitor bola terbuat dari dua buah bula logam konsentris, seperti gambar berikut ini ;

Rumus kapasitansi kapasitor bola : Dari

C = q/V R2

Karena

V = k.q/R

Maka

C = q/V = q: kq/R C = R/k

4

B. ANALISIS PENGEMBANGAN TES Adapun dasar-dasar yang dipakai dalam pengembangan tes hasil belajar ini dengan adanya tujuh asumsi pada teori Tes Klasik, yaitu : 1. X 2.

ε (x)

=T+E =T

3.

ET = 0

4.

E1E2 = 0

5.

E1T = 0

6. Jika dua buah tes mempunyai skor tampak x dan x1 dan memenuhi asumsi

1

s/d 5, dan jika T = T1 dan σ E2 = σ E12, maka dikatakan kedua tes adalah tes yang paralel. 7. Jika dua buah tes mempunyai skor tampak x1 dan x2 dan memenuhi asumsi

1

s/d 5, dan jika T1 = T2 + C12 dimana C12 adalah konstan, maka kedua tes dikatakan tes-tes yang essentially λ equivalent. Menurut H.J.X. Pernandes (p:5) terdapat langkah-langkah pengembangan tes sebagai berikut :

5

STEP IN TEST DEVELOPMENT Spesification of Purpose Translating the Purpose in Operational Term Formulating the Objectives in Behavioural Terms Test Blueprint Item Format Item Writing Revisions Item Tryout and Analysis (Pretest) Descrimination Analysis Difficulty Analysis Distractor Analysis Internal Consistency Analysis Spesification Analysis Assembly of Final Test Standardization : Administration for Norms Directions Time Limit Scoring Attributes of Test Scores Reliability Validity Norms (Pernandes : 5)

C. KISI-KISI SOAL

6

Dalam menyusun soal terlebih dahulu dibuat kisi-kisi atau Blue Print atau Grid dalam bentuk tabel spesifikasi yang berisi : Nomor, Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan, Uraian Materi, Indikator, Jumlah butir, Nomor butir, dan Perilaku. Mata Pelajaran

: Fisika

Kelas / Semester

: II / 1

Satuan Pendidikan : SMU Konsep

: Listrik Statik

Sub Konsep

: Kapasitor

Alokasi Waktu

: 2 x 45 menit

Jumlah Soal

: 20 butir

Bentuk Soal

: Pilihan Ganda

Tabel Distribusi Soal-soal Menurut Aspek Kognitif Jumlah Soal 20 Butir Pilihan Ganda No

Isi Bahasan

1 Kapasitas Kapasitor 2 Rangkaian Kapasitor Kapasitor Keping 3 Sejajar 4 Kapasitor Bola 5 Energi Kapasitor Jumlah

Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis

Sintesis & Jumlah Evaluasi 20% 2 50%

1 -

1 2

2 4

2

1

1 -

1 2

1

-

5% 5% 20%

10%

20%

45%

15%

10%

100%

Lampiran Soal : 1. Perbandingan

kapasitas kapasitor yang mempunyai bahan penyekat dengan

kapasitas kapasitor tersebut apabila mempunyai udara sebagai lapisan penyekatnya disebut

A. Konstanta dielektrikum B. Kekuatan dielektrikum 7

C. Permitivitas dielektrikum D. Kapasitas dielektrikum E. Potensial dielektrikum 2. Jika kapasitor-kapasitor disusun seri, maka A. V = V1 = V2 = V3 = … B. Q = Q1 + Q2 + Q3 + … C. Q = Q1 = Q2 = Q3 = … D. C = C1 = C2 = C3 = … E. C = C1 + C2 + C3 + … 3. Jika kapasitor-kapasitor disusun paralel, maka A. V = V1 + V2 + V3 + … B. Q = Q1 = Q2 = Q3 = … C. Q = Q1 + Q2 + Q3 + … D. 1/C = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + … E. C = C1 = C2 = C3 = … 4. Rumus yang tidak menyatakan besarnya energi yang tersimpan di dalam kapasitor bermuatan ialah W = … A. ½ qV

D. ½ q2/C

B. ½ CV

E. ½ q2 C2/C

C. ½ CV2 5. Kapasitas kapasitor A. bergantung kepada besarnya muatan kapasitor B. tidak bergantung kepada luas keping kapasitor C. bergantung kepada beda potensial kapasitor kedua keping kapasitor D. tidak bergantung kepada jarak antara kedua keping kapasitor E. bergantung kepada jarak antara kedua keping kapasitor 6. Tiga buah kapasitor, masing-masing berkapasitas 2 F, 3 F dan 5 F disusun paralel lalu dihubungkan pada sebuah elemen 12 volt. Kapasitas kapasitor dan muatan masing-masing kapasitor menjadi

A. 10 F ; 24 C ; 36 C ; 60 C B. 20 F ; 42 C ; 63 C ; 90 C 8

C. 30 F ; 48 C ; 72 C ; 120 C D. 40 F ; 50 C ; 70 C ; 150 C E. 50 F ; 55 C ; 77 C ; 110 C 7. Dua buah kapasitor, masing-masing 4 F dan 6 F disusun seri. Kemudian rangkaian ini dihubungkan pada tegangan 300 volt. Kapasitas kombinasinya adalah A. 1,2 F

D. 4,8 F

B. 2,4 F

E. 7,2 F

C. 3,6 F 8. Muatan masing-masing kapasitor pada soal nomor 7 tersebut adalah A. 1,2 . 10-4C

D. 4,8 . 10-4C

B. 2,4 . 10-4C

E. 7,2 . 10-4C

C. 3,6 . 10-4C 9. Potensial masing-masing kapasitor pada soal nomor 7 tersebut adalah A. 60V, 40V

D. 180V, 120V

B. 90V, 60V

E. 200V, 180V

C. 120V, 80V 10. Lima buah kapasitor yang sama dimuati sendiri-sendiri dengan tegangan 120 volt. Setelah dimuati, kemudian disusun seri. Bila muatan kapasitor seri itu 6 C, maka kapasitas masing-masing kapasitor adalah A. 5 F

D. 0,005 F

B. 0,5 F

E. 0,0005 F

C. 0,05 F 11. Sebuah kapasitor mempunyai kapasitas 8 F. Energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor itu bila dimuati sampai 1500 volt adalah A. 3 joule

D. 12 joule

B. 6 joule

E. 15 joule

C. 9 joule 12. Sebuah kondensator 1 F diberi beda potensial 100 volt. Kondensator lain 3 F diberi beda potensial 120 volt. Setelah itu bidang positif kondensator yang satu dihubungkan dengan bidang negatif kondensator yang lain. Energi listrik yang hilang A. 115.800 erg

D. 151.800 erg 9

B. 118.500 erg

E. 181.500 erg

C. 158.100 erg 13. Sebuah kapasitor keping sejajar mempunyai kapasitas C. Jarak antara kedua keping adalah d. Keping yang satu diberi muatan listrik Q dan yang lain –Q sehingga beda potensial kapasitor adalah V. Jika jarak antara kedua keping diubah menjadi 2d, sedangkan muatan pada kapasitor tetap, manakah diantara pernyataan-pernyataan di bawah ini yang benar A. Kapasitasnya menjadi 2C dan beda potensialnya menjadi 2 V B. Kapasitasnya menjadi 2C dan beda potensialnya menjadi 0,5 V C. Kapasitasnya menjadi 0,5C dan beda potensialnya menjadi 2 V D. Kapasitasnya menjadi 0,5C dan beda potensialnya menjadi 0,5 V E. Kapasitas dan beda potensialnya tetap 14. Tiga buah kapasitor yang masing-masing kapasitasnya 3 farad, 6 farad dan 9 farad, dihubungkan seri. Kedua ujung dari gabungan tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan yang besarnya 220 volt. Tegangan antara ujung-ujung kapasitor yang 3 farad adalah A. 40 volt

D. 120 volt

B. 60 volt

E. 220 volt

C. 110 volt 15. Di bawah ini adalah skema rangkaian dari 5 buah kapasitor yang sama besar. Kapasitas antara titik K dan M adalah C K

C

C

C

M

C A. 8/3 C

D. 7/3 C

B. 1/5 C

E. 3/7 C

C. 5 C

16. Besarnya kapasitansi pengganti dari susunan kapasitor yang ditunjukkan pada gambar adalah

1µF 10

12µF

2µF 3µF

4µF

18µF

5µF A. 6 F

D. 10 F

B. 4 F

E. 12 F

C. 9 F 17. Dua kapasitor C1 = 4 F dan C2 = 6 F mula-mula dihubungkan seri ke suatu baterai V = 12 volt, seperti ditunjukkan oleh gambar. Kemudian ujung-ujung kapasitor yang berpolaritas sama saling dihubungkan seperti ditunjukkan oleh gambar. Potensial gabungan kapasitor adalah

+ -

+ -

+

+ -

-

+ -

V A. 5,76 volt

D. 4,76 volt

B. 6 volt

E. 12 volt

C. 2,9 volt 18. Sebuah kapasitor diberi muatan 10 C dan mempunyai beda potensial 100 V antara plat-platnya. Kapasitansinya dan energi yang tersimpan di dalamnya adalah A. 100 pF dan 5 . 10-5J B. 100 pF dan 5 . 10-7J C. 1 nF dan 5 . 10-7J D. 10 nF dan 5 . 10-4J E. 100 nF dan 5 . 10-4J 19. Untuk menyimpan muatan sebesar 1 C digunakan kapasitor yang masing-masing berkapasitas 2,5 F yang dihubungkan paralel, pada beda potensial 200V. Jumlah kapasitor yang dipergunakan adalah A. 80

D. 4 . 103 11

B. 2 . 103

E. 4 . 105

C. 2,5 . 103 20. Sebuah kapasitor bola dengan jari-jari 18 cm mempunyai kapasitansi sebesar A. 10 pF

D. 40 pF

B. 20 pF

E. 50 pF

C. 30 pF D. TELAAH SOAL Sedangkan untuk menelaah soal dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Telaah Teoritis Dengan cara expert kepada orang yang dipandang ahli terutama dalam bidang studi, dalam pengukuran, atau dalam pembahasan. 2. Telaah Empiris Dilakukan setelah uji coba soal. Hal-hal yang ditelaah meliputi Taraf Kesukaran (P), Daya Pembeda (d), Reliabilitas (rxx1), Validitas (rxy), Distraktor / pengecoh. a. Taraf Kesukaran (P) 1) Taraf Kesukaran Tiap Butir Soal Proporsi atau kesulitan tiap butir soal dirumuskan dengan P=B/N Dengan keterangan : P

= taraf kesukaran butir

B

= jumlah siswa yang menjawab dengan benar

N

= jumlah siswa yang menjawab tes

Adapun kriteria yang dipakai adalah : Taraf kesukaran antara

0,00 – 0,30

= sukar

0,31 – 0,70

= sedang

0,71 – 1,00

= mudah

terlebih dahulu dibuat tingkat kesulitan soal dengan komposisi 3-4-3. Artinya 30% soal kategori mudah, 40% soal kategori sedang, dan 30% soal kategori sukar. Susunannya sebagai berikut : No Soal

Abilitas yang Diukur 12

Tingkat Kesulitan Soal

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Pengetahuan Pemahaman Pemahaman Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Applikasi Aplikasi Analisis Aplikasi Aplikasi Analisis Pemahaman Analisis Aplikasi Aplikasi Sintesis Aplikasi Sintesis aplikasi

Mudah Sedang Sedang Mudah Mudah Sukar Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Sukar Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Mudah

Setelah jawaban diperiksa, hasilnya adalah sebagai berikut : No Soal

Banyaknya Siswa yang Menjawab (N)

Banyaknya Siswa yang Menjawab dengan Benar (B)

Indeks P = B/N

Kategori Soal

1 40 4 0,1 Sukar 2 40 16 0,4 Sedang 3 40 15 0,375 Sedang 4 40 19 0,475 Sedang 5 40 25 0,625 Sedang 6 40 36 0,9 Mudah 7 40 28 0,7 Sedang 8 40 16 0,4 Sedang 9 40 23 0,585 Sedang 10 40 30 0,75 Mudah 11 40 21 0,525 Sedang 12 40 5 0,125 Sukar 13 40 8 0,2 Sukar 14 40 17 0,425 Sedang 15 40 14 0,35 Sedang 16 40 28 0,7 Sedang 17 40 7 0,175 Sukar 18 40 10 0,25 Sukar 19 40 6 0,15 Sukar 20 40 27 0,675 sedang Dari sebaran di atas ternyata ada sembilan (9) soal yang meleset perkiraan tingkat kesulitannya, antara lain : No Soal 1

Perkiraan Kategori Mudah 13

Ternyata Kategori Sukar

4 5 6 7 10 11 14 18 20

Mudah Mudah Sukar Mudah Sedang Mudah Sukar Sedang mudah

Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang

Atas dasar tersebut untuk menyesuaikan komposisi tingkat kesukaran 3-4-3, ada enam soal yang kenaikan dan penurunan kategori saling meniadakan, yaitu soal no 1 dan 6, 10 dan 11, 14 dan 18, hanya memerlukan pengubahan status kategori. Sedangkan empat soal lainnya harus diperbaiki kembali, yaitu : -

Soal no 4 diturunkan ke dalam kategori mudah

-

Soal no 5 diturunkan ke dalam kategori mudah

-

Soal no 7 diturunkan ke dalam kategori mudah

-

Soal no 20 diturunkan ke dalam kategori mudah

2) Taraf Kesukaran Soal/ Indeks Kesukaran Soal. Dirumuskan : SR + ST Keterangan : SR

= adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah

ST

= adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi

Kelompok rendah dan kelompok tinggi dari peringkat skor. Kriteria yang dipakai adalah menggunakan tabel Rose dan Stanley, sebagai berikut Option Persentase 16 50 84

2 0,16n 0,50n 0,84n

3 0,213n 0,667n 0,20n

4 0,24n 0,75n 1,26n

5 0,256n 0,80n 1,344n

Kategori Mudah Sedang Sukar

Keterangan : -

Option 2 adalah bentuk benar-salah.

-

Option 3, 4, dan 5 adalah bentuk pilihan ganda.

-

n adalah 27% dari banyaknya siswa yang mengikuti tes. 14

Mengingat n adalah 27%, maka siswa dari kelompok rendah maupun tinggi 27% dari banyaknya peserta. Penentuan siswa kelompok rendah dan kelompok tinggi dilakukan berdasarkan peringkat skor yang diperoleh dari tes tersebut. Jadi mengambil 27% dari kelompok tinggi dan 27% dari kelompok rendah. Pengelompokkan : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

Nama Siswa Arif Munandar Arif Muslimin Dwi Hartono Nur Asih Paryoto Rohadi Slamet BP Teti Arofah Darisno Dwi Ambar S Fatma R Septi Mugiarti Tristianingsih Yuyun W Danang S Hartati Leni Letiana Nani Lestari Redi Asto M Wahyu W Budi Prianto Doni Aryadi Indra Irawan Neni Lestari Oneng R Triantoro Darnyo Eka Khanifah Erni Haryati Fitriyati Ikhsanudin Leni Sholikhah Lina Susiani Priyati Siiti Muasanah Sri Pamungkas Tri Handoko

Skor Peringkat 13 2 13 2 13 2 11 6 11 6 11 6 11 6 11 6 10 11,5 10 11,5 10 11,5 10 11,5 10 11,5 10 11,5 9 17,5 9 17,5 9 17,5 9 17,5 9 17,5 9 17,5 8 23,5 8 23,5 8 23,5 8 23,5 8 23,5 8 23,5 7 33 7 33 7 33 7 33 7 33 7 33 7 33 7 33 7 33 7 33 7 33 15

Siswa kategori tinggi (27% x 40 ) =11

Siswa kategori kurang (27% x 40) = 11

38 39 40

Triswono Wahteti R Dani A

7 7 6

33 33 40

Dari sebaran skor dan peringkat di atas, siswa yang termasuk ke dalam kategori tinggi diambil 27% dari 40 orang, yakni sebanyak 11 orang. Siswa tersebut adalah nomor urrut 1 – 11. Sedangkan siswa kategori kurang adalah nomor urut 30 – 40 (11 orang). Dari tabel Rose dan Stanley, untuk pilihan ganda dengan option 5, kriterianya adalah 0,256n (soal mudah), 0,80n (soal sedang), 1,344n (soal sukar). Telah diketahui bahwa n = 27% x 40 = 11 orang. Dengan demikian: -

Soal mudah kriterianya = 0,256 x 11 = 2,816.

-

Soal sedang kriterianya = 0,80 x 11 = 8,8

-

Soal sukar kriterianya = 1,344 x 11 = 14,784

Setelah hasil jawaban kategori siswa di atas diperiksa, hasilnya adalah sebagai berikut :

Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Jumlah Siswa Kelompok Rendah yang menjawab salah (SR) 10 8 7 7 7 1 4 7 6 6 6 10 9 6 9 6 11 10 7

Jumlah Siswa Kelompok Tinggi yang menjawab salah (ST) 10 5 5 3 2 0 2 4 2 0 3 9 9 8 6 2 6 7 10 16

SR + ST

Keteranga n

20 13 12 10 9 1 6 11 8 6 9 19 18 14 15 8 17 17 17

Sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Sukar Sukar Sukar Sedang Sukar Sukar Sukar

20

5

1

6

mudah

b. Daya Pembeda / Diskriminasi (d) Dirumuskan : SR – ST Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1) Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes. 2) Membuat daftar peringkat hasil tes berdasarkan skor yang dicapainya. 3) Menentukan jumlah sampel sebanyak 27% dari jumlah peserta tes untuk kelompok siswa pandai (peringkat atas) dan 27% untuk kelompok siswa kurang (peringkat bawah). 4) Melakukan analisis butir soal, yakni menghitung jumlah siswa yang menjawab salah dari semua nomor soal, baik pada kelompok pandai maupun pada kelompok kurang. 5) Menghitung selisih jumlah siswa yang salah menjawab salah pada kelompok kurang dengan kelompok pandai (SR – ST). 6) Membandingkan nilai selisih yang diperoleh dengan nilai tabel Ross & Stanley (lampiran). 7) Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan kriteria ‘memiliki daya pembeda‘ bila nilai selisih jumlah siswa yang menjawab salah antara kelompok kurang dengan kelompok pandai ( SR – ST) sama atau lebih besar dari nilai tabel. Tabel Analisis Daya Pembeda. Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Jumlah Siswa Kelompok Rendah yang menjawab salah (SR) 10 8 7 7 7 1 4 7 6 6 6 10 9

Jumlah Siswa Kelompok Tinggi yang menjawab salah (ST) 10 5 5 3 2 0 2 4 2 0 3 9 9 17

SR - ST 0 3 2 4 5 1 2 3 4 6 3 1 0

14 15 16 17 18 19 20

6 9 6 11 10 7 5

8 6 2 6 7 10 1

-2 3 4 5 3 -3 4

Kriteria yang dipakai dari tabel Rose dan Stanley adalah sebagai berikut : Jumlah n Testi (N) (27% x N) 28 – 31 8 32 – 35 9 36 – 38 10 39 – 42 11 Dst lihat tabel pada lampiran

Option 2 4 5 5 5

3 5 5 5 5

4 5 5 5 5

5 5 5 5 5

Pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut : Bila SR – ST sama atau lebih besar dari nilai tabel, artinya butir soal itu mempunyai daya pembeda. Di sini, option = 5, jumlah testi n = 40 orang (39 – 42), berarti batas pengujian adalah 5. Hasilnya sebagai berikut : Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

SR – ST 0 3 2 4 5 1 2 3 4 6 3 1 0 -2 3 4 5 3 -3 4

Batas Nilai Tabel 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Keterangan Daya Pembeda Ditolak Ditolak Ditolak Ditolak Diterima Ditolak Ditolak Ditolak Ditolak Diterima Ditolak Ditolak Ditolak Ditolak Ditolak Ditolak Diterima Ditolak Ditolak Ditolak

Dari hasil di atas hanya soal nomor 5, 10, dan 17 yang mempunyai daya pembeda. Sedangkan soal-soal nomor lainnya tidak memiliki daya pembeda. 18

c. Reliabilitas (rxx1) Dalam hal ini yang akan ditentukan adalah koefisien Reliabilitas (ρxx1) dari soal yang telah dikerjakan oleh populasi siswa. Koefisien Reliabilitas didefinisikan sebagai berikut :

σ T2 ρ

1 xx

=

σ x2

karena σT2 atau skor sesungguhnya tidak bisa ditentukan maka ρxx1 juga tidak dapat dihitung. Oleh karena itu yang bisa dilakukan adalah mengestimasi koefisien reliabilitas berdasarkan σx2 atau skor tampak. Selanjutnya lambang yang digunakan adalah rxx1 atau koefisien reliabilitas tes x. Adapun teknik estimasi koefisien reliabilitas yang digunakan dalam tes ini yaitu Internal Konsistensi, yang mana tes hanya diberikan satu kali saja, dengan menggunakan tipe Split Half (Belah Dua). Pembelahan soal menjadi dua bagian ganjil-genap diupayakan bagian I parallel dengan bagian II. Perhitungan untuk setiap belahan atau setiap bagian dengan menggunakan korelasi Product-Moment (rI II = ryy1) yang rumusnya : N . ∑ XY – (∑X) (∑Y)

rI II = rXY =

√ {N (∑X2) – (∑X)2 } {N (∑Y2) – (∑Y)2}

sehingga koefisien reliabilitas dari separuh tes sama dengan ryy1. Untuk menghitung koefisien reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman-Brown.

j . ryy1 1 xx

r

= 1 + (j – 1) ryy1

keterangan : rxx1

= koefisien reliabilitas tes setelah penambahan butir

ryy1

= koefisien reliabilitas tes sebelum penambahan butir 19

j

= rasio banyaknya butir setelah dan sebelum penambahan

Perhitungan korelasi product moment : N . ∑ XY – (∑X) (∑Y)

rXY = √ {N (∑X2) – (∑X)2 } {N (∑Y2) – (∑Y)2} 40 . 767 – 147 . 203

rXY =

√(40 . 618 – 21609) (40 . 1103 – 41209) 30680 - 29841

rXY =

√ (3111) . (2911)

rXY = 0,28 Perhitungan koefisien reliabilitas seluruh tes : j . ryy1 (j=20/10=2) 1 rxx = 1 + (j – 1) ryy1 2 . 0,28 1 xx

r

= 1 + (2 – 1) . 0,28

rxx1

= 0,44

Jadi koefisien reliabilitas seluruh tes adalah 0,44. Hasil ini akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi sebagai berikut : Antara 0,81 – 1

=

sangat tinggi

Antara 0,61 – 0,80

=

tinggi

Antara 0,41 – 0,60

=

cukup

Antara 0,21 – 0,40

=

rendah

Antara 0 – 0,20

=

sangat rendah

Ternyata tingkat reliabilitas tes ini termasuk cukup. Selain itu perlu juga menentukan kesalahan standar pengukuran (Standard Error of Measurement = SEM). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut : 20

SEM = SD √1 – rxx1 Dengan keterangan : SEM = Standard Error of Measurement SD

= standar deviasi

rxx1

= koefisien reliabilitas tes x

SEM ini bergi=una untuk memprediksi interval skor sesungguhnya maupun untuk mengestimasi skor sesungguhnya. X – Zc . SEM ≤ T ≤ X + Zc . SEM Dimana Z dapat dilihat dalam tabel z dengan taraf signifikasi yang ditentukan. Perhitungan SEM sebagai berikut : Jumlah siswa (N) = 40, nilai tertinggi = 6,5 dan nilai terendah = 3. Tabel Distribusi Nilai Inter

Frekuensi (f)

Deviasi (d)

f.d

3 0 5 4 8 6 13 1 N = 40

6 5 4 3 2 1 0 -1

18 0 20 12 16 6 0 -1 Σ f d = 65

f . d2

val Nilai 6,5-6,9 6,0-6,4 5,5-5,9 5,0-5,4 4,5-4,9 4,0-4,4 3,5-3,9 3,0-3,4

i

= 0,5

N

= 40

u

= 3,7

Σfd

= 65

Σ f d2 = 263 Perhitungan simpangan baku sebagai berikut :

SD

=i

√ Σfd - (Σfd) 2

N SD

= 0,5

N

√ 263 - ( 65 ) 40

SD

= 0,5

2

40

√ 6,575 – 2,64

2

21

108 0 80 36 32 6 0 1 2 Σ f d = 263

SD

= 0,99

Sehingga : SEM = SD √1 – rxx1 SEM = 0,99 √1 – 0,44 SEM = 0,74 d. Validitas (rxy) Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat atau tepat suatu tes melakukan fungsi ukurnya. Jenis-jenis validitas antara lain : validitas isi, validitas konstruk, validitas prediksi, validitas butir, dan lain-lain. Karena tes ini merupakan tes harian atau tes akhir sub pokok bahasan maka yang akan ditentukan hanyalah validitas butir, dimana sebuah butir dikatakan valid apabila mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor total. Koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus korelasi Product-Moment. Butir n valid jika rn > r tabel. Adapun validitas isi dan validitas konstruk tes ini prediksi sudah diwakili oleh tingkat kecermatan pemilihan butir tes pada saat pembuatan tabel spesifikasi dan indikator.

Tabel Kerja Validitas Butir tiap-tiap nomor dengan N = 40 orang. Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7

ΣX 4 16 15 19 25 36 28

ΣY 353 353 353 353 353 353 353

ΣXC 4 16 15 19 25 36 28

ΣY2 3255 3255 3255 3255 3255 3255 3255

22

ΣXY 35 152 136 176 233 323 255

(ΣX) 2 16 256 225 361 625 1296 784

(ΣY) 2 12460 9 12460 9 12460 9 12460

rXY -0,013 0,295 0,100 0,223 0,342 0,236 0,231

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

16 23 20 21 5 8 17 14 28 7 10 6 27

353 353 353 353 353 353 353 353 353 353 353 353 353

16 23 20 21 5 8 17 14 28 7 10 6 27

3255 3255 3255 3255 3255 3255 3255 3255 3255 3255 3255 3255 3255

149 213 277 200 50 68 149 132 258 71 98 49 248

256 529 900 441 25 64 289 196 784 49 100 36 729

9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9 12460 9

0,213 0,271 0,378 0,393 0,238 -0,087 -0,028 0,237 0,318 0,325 0,301 -0,148 0,278

Tabel r product moment, dengan N = 40 dan interval kepercayaan 95% adalah 0,312. Bila hasil r perhitungan dikonsultasikan dengan r tabel, maka : Valid jika rn > r tabel Tidak valid jika rn < r tabel Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Valid / Tidak Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid 23

14 15 16 17 18 19 20

Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid

e. Distraktor atau Pengecoh Menurut H.J.X. Pernandes ada satu dari setiap 50 siswa memilih butir itu. Pengecoh yang baik adalah apabila 2% siswa menjawab butir tersebut. Sedang menurut Suharsimi distraktor berfungsi baik jika dipilih paling sedikit 5% pengikut tes. Analisis distraktor / pengecoh Untuk mendapatkan distraktor yang berfungsi

baik setiap option cukup

dipilih oleh dua orang testi / peserta tes karena : P / 40 x 100% = 5% P = 2 orang Hasilnya adalah : Butir Soal 1

2

3

4

Option A B C D E A B C D E A B C D E A B C D

Jumlah Pemilih 4 0 29 7 0 1 1 16 12 10 10 2 15 10 3 3 19 0 0 24

Keterangan Kunci Buruk Baik Baik Buruk Buruk Buruk Kunci Baik Baik Baik Baik Kunci Baik Baik Baik Kunci Buruk Buruk

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D

18 8 0 6 1 25 36 2 2 0 0 2 28 3 0 7 9 7 5 3 16 10 4 2 23 1 4 2 30 2 2 2 14 21 2 1 7 7 11 10 5 8 11 8 3 10 6 11 6 4 25

Baik Baik Buruk Baik Buruk Kunci Kunci Baik Baik Buruk Buruk Baik Kunci Baik Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Kunci Baik Baik Buruk Kunci Buruk Baik Baik Kunci Baik Baik Baik Baik Kunci Baik Buruk Baik Baik Baik Baik Kunci Baik Baik Kunci Baik Baik Baik Kunci Baik Baik

15

16

17

18

19

20

E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E A B C D E

7 1 3 8 14 14 2 5 4 28 1 7 7 7 9 10 2 3 12 13 10 19 6 6 5 4 4 27 3 6 0

Baik Buruk Baik Baik Baik Kunci Baik Baik Baik Kunci Buruk Kunci Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kunci Baik Kunci Baik Baik Baik Baik Kunci Baik Baik Buruk

Untuk distraktor-distraktor yang buruk perlu mendapat perbaikan. E. INTERPRETASI TES Tes ini masih memerlukan perbaikan terutama banyaknya tingkat kesukaran yang tercermin pada skor nilai siswa di bawah 6,5. Sedangkan reliabilitas tes ini termasuk cukup. Adapun pengecoh yang buruk relatif sedikit. Validitas butir ada yang bernilai negatif, hal itu menunjukkan korelasi hubungan kebalikan. Butir yang valid hanya 25% dari seluruh soal. 75% butir lainnya memerlukan penyempurnaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkiraan kategori tingkat kesulitan butir diantaranya perbedaan antara persepsi guru dan murid terhadap konsep yang dirasa penting dan mana yang tidak penting dipelajari dengan sungguh-sungguh sebagai materi pelajaran. 26

27

Related Documents


More Documents from ""