EMOSI DAN OLAHRAGA
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emosi adalah hal yang manusiawi dalam hidup baik di kehidupan pribadi dan keluarga. Setiap orang yang hidup normal pasti memiliki emosi. Emosi tidak kalah pentingnya dengan aspek kegairahan, kecemasan, ketegangan dan aspek-aspek psikologi manusia yang lainnya, disamping itu emosi selalu mengiringi keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam mencapai tujuan hidup, emosi menggerakkan dan menopang persahabatan dan afeksi. Emosi sangat penting, dalam kehidupan sehari-hari jika tidak ada emosi maka kehidupan akan menjadi suram, kaku dan tidak menarik. Emosi yang dimiliki manusia sangat banyak, mulai dari pengalaman afektif dan perasaan-perasaan yang kuat sampai pada keadaan fisiologis dan mental yang menimbulkan reaksi-reaksi tertentu. Emosi digambarkan sebagai penentu arah organisme yang melibatkan respon internal dan eksternal. Emosi dalam diri biasanya tidak dapat dialokasikan, dan apabila emosi muncul maka tubuh merespon secara keseluruhan. Emosi menyertai dalam setiap aspek kehidupan manusia dan tanpa terkecuali dalam aspek atau dunia olahraga. Dalam dunia olahraga emosi bisa menyelimuti atlit, para pelatih, pengamat dan pencinta olahraga. Emosi dalam olahraga beranekaragam, misalnya perasaan senang para pemain sepak bola ketika memasukkan bola kegawang lawan, rasa takut akan kekalahan yang dirasakan pelatih saat membawa tim pertandingan dan rasa bahagia penonton jika tim olahraga kesayangan mereka menang dalam pertandingan. Emosi dapat digolongkan sesuai dengan kualitas dan kuantitasnya. Berdasarkan kualitasnya emosi dalam olahraga dibagi menjadi emosi yang menyenangkan danemosi yang tidak menyenangkan. Contoh emosi yang menyenangkan adalah cinta pada sesuatu misalnya dalam olahraga mencintai sebuah cabang olahraga atau mencintai atlit atau pemain sepak bola, emosi yang menyenangkan juga harapan dan kegembiraan. Emosi yang menyenangkan akan membantu perkembangan dan kesehatan mental seseorang. Sedangkan emosi yang tidak menyenangkan adalah rasa tekut, marah dan putus asa. Emosi yang tidak menyenangkan akan menyebabkan kerusakan pada fungsifungsi tubuh dan membahayakan kesehatan mental. Emosi berdasarkan kuantitasnya dibagi menjadi emosi menyenangkan tinggi dan ringgan, contoh emosi menyenangkan ringan misalnya sedikit gembira bila melakukan 2
olahraga dengan baik atau perasaan hangat kerena dekat dengan kawan yang akrab. Emosi tidak menyenangkan juga dibagi menjadi dua yakni emosi yang tidak menyenangkan ringan dan tinggi, contoh emosi tidak menyenangkan kuat adalah kebencian, ketakutan dan kesediahan yang mendalam.Emosi berpengaruh terhadap fungsi-fungsi fisiologis tubuh, sistem pencernaan, kelenjar dan peredaran darah. Olahraga memiliki tiga aspek yang dikembangkann yakni aspek psikomotor, kognitif dan afektif, emosi termasuk dalam aspek afektif. Dalam berolahraga, emosi atlit memiliki peranan penting untuk mencapai prestasi olahraga yang diinginkan, baik emosi positif maupun emosi negatif memiliki peran yang sama penting. Emosi positif akan memberi keuntungan kepada atlit dan emosi negatif memberi kerugian pada atlit. Secara kasat mata atlit akan mampu melaksanakan kegiatan latihan dan pertandingan dengan baik jika memiliki emosi positif, begitu juga sebaliknya kegiatan latihan dan pertandingan kurang baik jika atlit memiliki emosi yang negatif. Dalam olahraga percaya diri adalah bentuk emosi menyenangkan namun bila berlebihan akan menyebabkan keangkuhan, pandang enteng dan tidak menghargai lawan. Tidak puas adalah emosi tidak menyenangkan namun memiliki efek yang baik pada atlit dimana melalui rasa tidak puas ini atlit akan terpacu untuk meningkatkan kinerja olahraganya. Dari paparan diatas, membuat kita harus berfikir dan menelaah ulang apakah benarkah emosi positif selalu memberikan keberuntungan dan emosi negatif selalu memberikan kerugian dalam olahraga.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah apakah
benar
dalam
olahraga
kompetitif
emosi
positif
dapat
memberikan
keberuntunngan dan emosi negatif memberikan kerugian sebelum, selama dan setelah pertandingan olahraga?
C. Tujuan Makalah Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk emosi yang ada dalam olahraga yang meliputi sebelum, selama dan sesudah pertandinggan, dan untuk mengetahui dampak emosi olahraga terhadap
perubahan biologis serta untuk
mengetahui bagaimana hubungan emosi dengan kinerja atlit.
3
BAB II PEMBAHASAN A. EMOSI
1. Pengertian Emosi Emosi berasal dari bahasa latin dangan katamovere yang diartikan bergerak atau menggerakan dan menjauh.Emosi adalah reaksi penilaian positif dan negatif yang kompleks dari sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam diri sendiri (Sarwono, 2012: 124). Menurut Laura (2010: 96) emosi adalah prasaan atau afeksi yang dapat melibatkan ketergugahan fisiologis, pengalaman disadari dan ekspresi prilaku. Menurut Halonen(1999: 355) “emotion is feeling, or effect, that involves a mixtureof arousal (fast heartbeat,for example), conscious experience (thinking about being in love with someone, for example), and overt behavior (smiling or grimacing for example)”. Maksudnya emosi adalah perasaan, atau efek, yang melibatkan campuran gairah (misalnya detak jantung cepat), pengalaman sadar (misalnnya berpikir tentang jatuh cinta dengan seseorang), dan perilaku terbuka (misalnya tersenyum atau meringis).Passer (2001: 401) menyatakan bahwa: “emotions are responces to external or internal eliciting stimuli, emotional responses result from our interpretation or cognitive appraisal of these stimuli, which give the situation its perseived meaning and significance and emotions include behavior tendencies”. Emosi merupakan tanggapan terhadap rangsangan yang muncul secara eksternal atau internal, emosional merupakan tanggapan hasil dari interpretasi atau penilaian kognitif dari rangsangan, yang memberikan situasi sehinggabisa dirasakan dan signifikansi, dan emosi termasuk kecenderungan perilaku. MenurutSinggih (2008:62). “emosi adalah suatu aspek psikis yang berkaitan dengan perasaan dan merasakan, misalya merasa senang, sedih, kesal, jengkel, marah, tegang dan tegang. Emosi pada diri seseorang berkaitan dengan keadaan psikis tertentu yang distimuli baik oleh faktor dari dalam maupun faktor dari luar atau eksternal” Menurut Ali dan Asrori emosi adalah setiap pergolakan pikiran, perasaan, dan nafsu atau setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap (2008: 4
66).Pendapat yang senada tentang pengertian emosi juga disampaikan oleh Semium (2006: 405) dimana “emosi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai perasaan-perasaan atau respon-respon afektif sebagai akibat dari getaran fisiologis, pikiran-pikiran dan kepercayaan-kepercayaan, penilaian subjektif dan ekspresi tubuh terhadap suatu stimulus”. Emosi adalah perasaan yang dialami oleh manusia. Emosi yang muncul dalam diri sering diungkapkan dalam berbagai nama seperti sedih, gembira, kecewa, semangat, marah, benci dan cinta. Sebutan yang diberikan kepada perasaan tertentu mempengaruhi pola pikir mengenai perasaan itu dan cara bertindak, karena emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu. Menurut Daniel Goleman (Ali & Asrori, 2008: 22) “emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak”. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Dalam hal ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi Emosi sebagai peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri lebih bersifat subjektif dari pada peristiwa lainnya, seperti pengamatan dan pikiran, bersifat fluktuatif (tidak tetap), dan banyak bersangkutpaut dengan peristiwa pengenalan panca indra. Dari pendapat-pendapat beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan emosi adalah setiap pergolakan pikiran, perasaan, dan nafsu (mental) yang meluapluap sehingga menyebabkan terjadinya ketergugahan fisiologis, pengalaman pribadi dan ekspresi prilaku. Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasimasalah yang ditanamkan secara berangsurangsur yang beraikatan dengan pengalaman dari waktu ke waktu. 2. Mekanisme Terbentuknya Emosi Emosi adalah perasaan, afeksi yang memiliki 3 komponen, yakni ketergugahan fisiologis, pengalaman yang disadari, dan ekspresi prilaku. Dasar biologis dari emosi terpusat pada ketergugahan fisiologis yang melibatkan sistem syaraf otonom dan dua substansinya yakni sistem syaraf simpatis dan sistem syaraf para simpatis. Sistem syaraf otomom berfungsi sebagai penerima stimulus dari luar 5
dan dari organ untuk organ internal tubuh. Sistem syaraf simpatis dan para simpatis bekerja secara berlawanan. a. Sistem saraf simpatis Sistem syaraf simpatis bekerja dengan cara bersimpati terhadap tubuh (merespon dengan memberi rangsangan) pada tubuh. Stimulus yang datang di respon oleh sistem syaraf simpatis, stimulus di respon dan diproses di sistem syaraf simpatis dengan reaksi cepat, kemudian proses informasi yang terjadi di sistem syaraf simpatis ini dengan segera menyebabkan peningkatan atau pengeluaran hormon-hormon stress, akibat aktifitas kelenjar adrinalin. Kemudian aktivitas pencernaan akan menjadi berkurang, jumlah keringatdikulit meningkat, denyut jantung lebih cepat, kecepatan bernafas semakin tinggi untuk mengambil oksigen masuk, pupil mata melakukan dilasi atau membesar dan akhirnya aliran darah keotak dan kelompok otot utama menjadi meningkat. b. Sistem syaraf para simpatis Sistem saraf para simpatis bekerja dengan cara menenangkan tubuh dengan cara merileksasikan tubuh untuk proses penyembuhan. Ketika sistem syaraf para simpatis diaktifkan denyut jantung dan tekanan darah menurun, aktifitas perut dan pencernaan meningkat, dan pernafasan melambat. 3. Fungsi Emosi Emosi tidak selalu menunjukan perilaku yang cenderung negatif, emosi juga menunjukan perilaku yang cenderung positif. Emosi memberikan nuansa tersendiri dalam kehidupan dan bagaimana emosi dikendalikan. Menurut Hamzah ( 2006: 66) emosi adalah pengorganisasian yang hebat dalam bidang pikiran dan perbuatan yang berfungsi sebagai pembangkit intuisi dan rasa ingin tahu, yang akan membantu mengantisipasi masa depan yang tidak menentu dan merencanakan tindakan-tindakan yang sesuai. Emosi memiliki empat fungsi, yaitu: a. Emosi sebagai pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi manusia tidak sadar atau mati. Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi. Marah menggerakkan individu untuk menyerang, takut mengerakan individu untuk lari, dan cinta menggerakan individu untuk bermesraan dan mendekat. b. Emosi sebagai pembawa informasi (massenger). Keadaan diri individu dapat diketahui dari emosi. Pada saat individu marah, mengetahui bahwa individu telah dihambat atau diserang oleh orang lain, sedih berarti kehilangan sesuatu 6
yang dicintai, bahagia berarti memperolah sesuatu yang disenangi atau berhasil menghindari dari hal yang dibenci. c. Emosi bukan hanya pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal, ungkapan emosi dapat dipahami secara universal. d. Emosi sebagai sumber informasi mengenai keberhasilan individu. Individu mendambakan kesehatan dan mengetahuinyapada saat merasa sehat. Individu mencari keindahan dan mengetahuinya bahwa telah memperolehnya ketika merasakan kenikmatan estetis dalam diri. 4. Bentuk-bentuk Emosi Emosi merupakan warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau perilaku individu. Warna afektif adalah perasaan-perasaan tertentu yang dialami pada saat mengahadapi suatu situasi tertentu. Contoh emosi adalah gembira, bahagia, putus asa, terkejut atau benci. Goleman (Ali & Asrori, 2008: 63) menggolongkan bentuk emosi sebagai berikut: a. Amarah: Beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, tersinggung, bermusuhan, dan yang paling hebat adalah tindakan kekerasan dan kebencian patologis. b. Kesedihan: Pedih, muram, suram, melankolis, megasihi diri, kesedihan, ditolak, dan depresi berat. c. Rasa takut: Takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, khawatir, waspada, tidak senang, ngeri, fobia dan panik. d. Kenikmatan: Bahagia, gembira, puas, terhibur, bangga, takjub, terpesona, senang sekali dan manis. e. Cinta: Persahabatan, penerimaan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kasmaran. f. Terkejut: Terpana dan takjub. g. Jengkel: Hina, jijik,muak, benci. h. Malu: Rasa bersalah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, jadi berbagai macam emosimendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Menurut Sarwono (2012: 125) sangat banyak bentuk-bentuk emosi manusia dan dapat terlihat dalam tabel dibawah ini. 7
Penerimaan (acceptance)
Rasa bersalah (guilt)
Kasih sayang (affection)
Benci (hatred)
Tak pasti (ambivalence)
Berharap (hope)
Tergangu (annoyance)
Horor (horror)
Tak peduli (apathy)
Kebencian (hostility)
Cemas (anxiety)
Rindu kampung halaman (homesickness)
Bosan (boredem)
Lapar (hunger)
Belas kasih (campassion)
Agresi (aggression)
Bingung (confusion)
Histeria (hysteria)
Tak setuju (contempt)
Minat (interest)
Ingin tahu (curiosity)
Cemburu (jealousy)
Depresi (deprassion)
Kesepian (loneliness)
Tak puas (disappointment)
Cinta (love)
Ragu (doubt)
Curiga (paranoia)
Riang (ecstasy)
Kasihan (pity)
Empati (empathy)
Senang (pleasure)
Iri (envy)
Bangga (pride)
Tersinggung (embarrassment)
Dendam (rage)
Ephoria (euphoria)
Menyesal (regret)
Memaafkan (forgiveness)
Sedih (remorse)
Frustasi (frustration)
Malu (shame)
Berterima kasih (gratitude)
Menderita (suffering)
Berduka (grief)
Kejutan (supprise)
Simpati (sympaty)
Tabel 1. Daftar emosi manusia. Diambil dari pengantar psikologi umum oleh Sarwono (2012: 125). Menurut Aliah ( 2006: 163-164) emosi manusia dibagi menjadi dua bagian, yang pertama adalah emosi primer yakni emosi dasar yang dianggap terberi secara biologis dan terbentuk sejak awal kelahiran, emosi-emosi primer adalah gembira, sedih, marah dan takut. Emosi yang kedua adalah emosi skunder, adalah emosi yang lebih kompleks dibandingkan emosi primer. Emosi skunder adalah emosi yang mengandung kesadaran diri atau evaluasi diri sehingga perkembangannya tergantung pada perkembangan 8
kognitif seseorang. Emosi skunder diantaranya adalah malu, iri hati, dengki, sombong, angkuh, bangga, kagum, takjub, cinta, benci, binggung, terhina, sesal dan lain-lain. B. Emosi dan Olahraga
1. Emosi-emosi dalam Olahraga Emosi akan mempengaruhi olahraga dan begitu juga sebaliknya olahraga akan menimbulkan emosi. Olahraga melibatkan aspek fisik dan psikis, hampir semua bentuk emosi terdapat dalam diri seseorang olahragawan atau atlit ketika melakukan olahraga, mulai dari gejolak emosi yang berbentuk menyenangkan misalnya emosi senang, nyaman, baik, bahagia, cinta, sukacita sampai dengan emosi yang berbentuk tidak menyenangkan misalnya emosi dalam bentuk rasa kecewa, sedih, menyesal marah, takut dan cemas. Bentuk emosi atlit yang sering muncul dalam olahraga adalah stres atau ketegangan emosi akibat perubahan gejolak emosi yang mendalam. Perubahan gejolak emosi yang berlarut-larut akan menyebabkan reaksi stres yang tidak tertanggulangi dan selanjutnya akan menyebabkan perubahan-perubahan organisfisiologis. Ganguan-ganguan fisiologis dalam diri atlit misalanya rasa sakit pada kepala akibat terjadinya peneganggan otot-otot tubuh yang sering disebut dengan reaksi somatisasi (somatoform). Dalam olahraga prestasi kondisi psikis atlit akan berada pada kondisi tegang yang begitu tinggi ketika berada pada saat beberapa jam menjelang pertandingan dimulai. Pada saat emosi yang sangat menegangkan tubuh atlit akan rentan terhadap serangan atau reaksi somatik sehingga dibutuhkan upaya yang sangat hatihati untuk membantu atlit mengurangi gejolak emosi yang sangat menegangkan. Gejolak emosi berupa ketegangan yang muncul pada saat menjelang dimulainya pertandingan dapat diatasi dan dikurangi melalui pemanasan (warm-up) yang cukup. Disamping itu
ucapan/tepukan dipundak atlit oleh pelatih
juga
sanggat diperlukan untuk mendorong atau memberi dukungan kepada atlit untuk lebih bersemangat.Bentuk emosi kedua yang sering muncul sebelum pertandingan olahraga dimulai setelah ketegangan adalah kecemasan. Kecemasan dalam dalam diri alit bisa terjadi pada saat sebelum pertandingan hingga saat pertandingan berlangsung. Kecemasan juga berdampak pada aspek psikologis. Menurut Hanin (2007: 40) setelah melakukan berbagai penelitian tenteng olahraga dan menyimpulkan bahwa terdapat berbagai bentuk emosi yang muncul dalam permainan yang baik (best-ever games) dan permainan yang buruk (worst9
ever games) baik emosi sebelum pertandingan berlangsung, ketika dalam pertandingan dan setelah pertandingan. Dalam permainan yang baik emosi yang muncul sebelum pertandingan adalah bertekad, yakin, nyaman, dinamik dan bergairah. Ketika permainan berlangsung dalam permainan yang baik emosi yang muncul adalah yakin, bertekad, siaga/cepat dan nyaman. Sedangkan emosi yang terbentuk setelah permainan berlangsung adalah nyaman, syukur/diilhami, bertekad, fokus, bahagia, puas, mudah dan senang. Dinamika
emosi
dalam
permainan
yang
buruk
dimana
sebelum
pertandingan emosi yang muncul adalah bertekad, yakin, bergairah, nyaman, dinamik dan ditambah dengan emosi tidak menyenangkan yakni nervous/gugup, takut, khawatir dan keras. Emosi yang muncul ketika permainan sedang berlangsung dalam worst-ever game adalah, bertekad, cepet/siaga, nyaman dan ditembah dengan emosi negtif yang berupa tegang, gugup, tidak kuat, cemas dan marah. Emosi yang muncul setelah permainan yang jelek adalah leleh, tidak bahagia, tergangu, tidak puas dan gelisah. Emosi-emosi yang terjadi dalam olahraga kompetitif bersumber dari dalam diri atlit sendiri dan dari suber luar. Bersumber dari dalam diri atlit meliputi kemampuan teknis atlit, kondisi fisik dan alam pikiran atlit misalnya pikiran yang dipengaruhi oleh rasa kepuasan diri dan pikiran-pikiran negatif. Sumber dari luar disebabkan oleh pengaruh massa, adanya rangsangan yang membingungkan atau situasi dan kondisi menganggu tercapainya tujuan pertandingan, tuntutan terhadap prestasi dan hal-hal non teknis seperti kondisi lapangan, cuaca yang tidak bersahabat, angin yang terlalu kencang atau peralatan yang dirasakan kurang memadai. 2. Dampak Emosi Atlit a. Dampak emosi terhadap kondisi kefaalan tubuh atlit Setiap gejolak emosi baik dalam bentuk positif maupun negatif berdampak terhadap kefaalan tubuh dan mempengaruhi keseimbangan psikofisologis, misalnya kegembiran yang berlebihan akan menyebabkan jantung terasa berdebar-debar dan emosi negatif yakni kemarahan akan menyebabkan kekejangan pada otot-otot tubuh, denyut nadi meninggi dan berkeringat, sehingga dalam berolahraga untuk mencapai prestasi yang diinginkan emosi atlit haruslah dikontol dengan sebaik mungkin guna menghindari prilaku-prilaku
10
yang merugikan dalam pertandingan.Menurut Hanin (2007: 36) dampak emosi olahraga terhadap kefaalan tubuh atlit terlihat dalam tabel dibawah ini:
Face
Lags/feet
Arms/hands
Neck/shoulders Stomach
Tense/relaxed Tense
Tense/relaxed
Tense
Nervouse tics
Loose
Sweaty/cold
Yawns
Cold
Tense
Dry mouth Movements
Heart rate
Feeling
Pain
Energetic
Perceived
Fresh
Physical pain
Vigorous
Irregular
Thirsty
Headache
Sharp
Accelereted Hungry/no
Beck pain
Smooth
appetite
Stomachache
Slow
Exhausted/tired Lack of pain
Stiff
Cold/warm Sweating Urinary pressure Lightness
Tabel 3. Perubahan fisiologis tubuh atlit pada saat emosi(Idiosyncratic Bodily Experiences). Diambil dari Handbook of Sport Psykologi (Emotion in Sport Current Issues and Perspectives) oleh Yuri L. Hanin (2007: 36). Emosi memiliki dampak pada tubuh mulai dari wajah hingga kebagian tubuh bagian bawah atau kaki. Dampak emosi menyenangkan dan tidak menyenangkan pada atlit dalam olahraga melingkupi seluruh tubuh, yakni: (1) Wajah: Bisa tegang atau santai, tidak sadar/gelisah/pucat, menguap dan mulut kering. (2) Kaki: Tegang, longgar dan dingin. (3) Tangan/lengan: Tegang/santai, berkeringat/dingin. (4) Leher/bahu: Tegang (5) Perut: Tegang (6) Gerak tubuh: Bertenaga, kuat, tajam, halus, lembut dan kaku. 11
(7) Denyut jantung: Kencang, tidak beraturan dan cepat. (8) Perasaan: Segar, haus, lapar/tidak nafsu makan, letih/leleh, hangat/dingin, berkeringat, tekanan pada kandung kemih/ pengen pipis, tertekan dan terasa ringan. (9) Sakit: Nyeri fisik, sakit kepala, nyeri punggung, sakit perut dan tidak sakit. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika melalui wawancara yang dilakukan pada para pelatih-pelatih olahraga yang terkenal dan berprestasi didunia olahraga mengatakan bahwa dampak dari tingkat emosi yang tinggi pada atlit bisa dilihat secara kasat mata.Atlit yang mengalami emosi tingkat normal masih memberikan tanda-tanda yang nyata, dimana bahasa tubuh atlit masih aktif, mampu berdiri tegak, hidung tidak menghadap ketanah/merunduk, suaranya yakin, memencarkan energi, mampu tersenyum dan mampu berbicara dan tetep fokus, menikmati permainan, tidak terburu-buru dan masih mampu membuat kontak mata dengan pelatih. b. Dampak emosi terhadap aspek psikis dan penampilan atlit Beberapa bentuk emosi atlit dalam permainan misalnya cemas, tegang dan tidak puas berpengaruh terhadap aspek psikis atlit, dimanaatlit akan menjadi gelisah, kosentrasi terhambat dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan sehingga penampilan atlit pun akan berpengaruh. Atlit yang psikisnya tergangu akan menyebabkan penampilannya tergangu. Ganguan penampilan atlit adalah: (1) Sulit mengendalikan irama permainan. (2) Kecepatan reaksi permainan berkurang. (3) Koordinasi otot tidak sesuai dengan yang diinginkan. (4) Boros pemakaian energi. (5) Kecermatan dan kemampuan membaca permainan lawan berkurang. (6) Pengambilan keputusan menjadi cenderung tergesa-gesa dan tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. (7) Penampilan saat sedang bermain menjadi dikuasai oleh emosi sesaat sehingga gerakan-gerakan yang dilakukan tanpa kendali pikiran. 3. Hubungan Emosi dan Kinerja Atlit Setiap individu tidaklah sama dan termasuk atlit, hal ini juga yang menyebabkan emosi yang dirasakan oleh atlit juga bervariasi, sehingga cara berfikir dan mengatasi gejolak emosi juga berbeda-beda antar atlit. Setiap gejolak emosi yang dirasakan oleh atlit akan memberi dampak pada kinerja atlit, yang 12
berupa membantu untuk kinerja yang baik atau membahayakan kinerja atlit. Menurut Hanin (2007: 49) “Two major functions emerged in the content analysis of players’ interpretations of perceived emotion effects: enhancing or detrimental to effort and skill”. Maksudnya dua fungsi utama emosi yang dirasakan atlit adalah meningkatkan atau merugikan kinerja atau keterampilan gerak atlit. Emosi adalah aspek psikologis yang penting dalam pemcapaian prestasi olahraga. Prestasi seorang atlit dicapai jika temperature emosi yang dimiliki optimal selama kompetisi untuk penampilan terbaik atlit. Disamping emosi yang optimal prestasi atlit juga dipengaruhi oleh sikep mau belajar atlit yakni atlit belajar bagaimana bias mengetur kondisi emosi. Menurut Weinberg dan Gould (2007:95) “the athlete’s goals are toidentify the optimal emotional temperature for his best performance and than to learn how to “set” his thermostat to this themperature”. Emosi akan membantu kinerja atlit jika tingkat emosi yang dirasakan baik emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan masih dalam garis normal, dan emosi akan membahayakan kinerja atlit jika emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan berada diluar garis normal, yakni pada tingkat yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Percaya diri adalah bentuk emosi yeng menyenangkan. Adanya rasa percaya diri akan membantu atlit untuk melakukan permainan yang baik, namun percaya diri yang berada diluar garis normal yakni percaya diri terlalu rendah akan menyebabkan tingkat kekawatiran atlit tinggi.Percaya diri yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan atlit menjadi sombong, memandang enteng lawan dan tidak jarang percaya diri atlit yang berlebihan menyebabkan kekalahan dalam pertandingan dan menyebabkan kekecewaan pelatih, penonton dan atlit itu sendiri. Cemas adalah emosi yang tidak menyenangkan.Kecemasan tingkat tinggi menyebabkan otot menjadi kaku dan permainan atlit menjadi buruk, sehinggacemas dalam bentuk apapun baik tinggi atau rendah identik dengan penyebab kerugian atlit. Beberapa penelitian baru-baru ini membuktikanbahwa kecemasan dalam tingkat rendah memberi dampak positif. Atlit yang merasa cemas dalam tingkat rendah akan lebih fokus terhadap objek yang dicemaskan.Setiap emosi yang menyenangkan tidaklah selalu memberikan dampak positif pada kinerja atlit demikian juga sebaliknya emosi yang tidak menyenangkan tidaklah selalu memberi dampak negatif atau merugikan pada diri atlit.
13
Ketikpuasan adalah emosi yeng tidak menyenangkan, namun ketidakpuasan memiliki efek positif. Emosi ketidakpuasan yang dirasakan atlit akan membantu atlit berusaha lebih keras untuk meningkatkan permainan, menjaga semangat juang dan lebih waspada. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengontrolan emosi seorang atlit baik emosi yang menyenangkan dan tidak menyenangkan akan menyebabkan semakin tinggi kinerja atlit dan begitu juga sebaliknya semakin buruk pengontrolan emosi atlit semakin jelek/merugikan kinerja atlit. 4. Emosi dan Non emosi Penentu Permainan Atlit Dalam olahraga prestasi baik buruknya pertandingan atau kinerja atlit sangat ditentukan oleh sumber daya atlit yakni bakat dan keterampilan, selain itu juga ditentukan oleh kondisi nonemosi yang mencakup motivasi, tubuh, motorik sensori, prilaku atlit dan komunikatif. Menurut Sukadiyanto (2006: 16) “beberapa unsur yang termasuk kedalam aspek psikis dan berkaitan dengan pencapaian prestasi olahraga diantaranya adalah emosi, motivasi, ketegangan, kecemasan, agresifitas, kegairahan, kemempuan imajinasi dan kemempuan visualisasi”. Dalam Hanin (2007: 35)“terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi permainan yang baik oleh atlit, yakni termotivasi, bersedia, berkeinginan, berharap, tajam, berani dan tertarik, dan faktor penentu prestasi yang buruk atlit adalah tidak termotivasi, tidak mau, enggan, putus asa, bosan, dipaksa dan tidak tertarik”. 12 10 8 6 4 2
0
Bed game
Good Game
Tabel 4. Faktor penentu baik dan buruknya kinerja atlit. Diambil dari Handbook of Sport Psykologi (Emotion in Sport Current Issues and Perspectives) oleh Yuri L. Hanin (2007: 35) 14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Emosi dalam olahraga sangat beragam, mulai dari emosi yang menyenangkan hingga emosi yang tidak menyenangkan, dan setiap atlit biasanya menampilkan emosi yang berbeda-beda sehingga membutuhkan cara pengontrolan yang berbeda-beda. Setiap emosi yang menyenangkan tidaklah selalu memberi keuntungan pada diri atlit begitu juga sebaliknya tidak semua emosi yang tidak menyenangkan memberi dampak negatif atau merugikan atlit. Pengontrolan emosi agar tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi dalam olahraga.
B. Saran Emosi adalah materi yang sangat menarik dibahas, apalagi emosi dalam olahraga, karena emosi sangat menentukan kinerja atlit maka untuk mendapatkan prestasi maksimal disarankan kepada atlit agar bisa mengentrol emosi pada saat sebelum, sedang dan setelah berlangsung permainan. Disaran juga pada para pelatih agar mengenali bentuk-bentuk emosi yang terjadi pada atlit guna untuk membantu atlit mengontrol emosi yang sedang dialami agar bisa bermain maksimal. Mengigat kurangnya buku dan sumber-sumber yang membahas tentang emosi olahraga disarankan kepada teman-teman untuk melakukan penelitian dan menulis buku-buku tentang emosi olahraga.
15
DAFTAR PUSTAKA (http://commonsensehealth.com/Healthy-t). Diundah: Jumat 22 Februari 2013 pukul 12:30 WIB. Aliah B. Purwakania Hasan. (2006). Psikologi perkembangan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bouchard, Claude., Blair, Steven N., & Haskell, William L. (2006). Physical Activity and Health. USA: Human Kinetics, Inc. Dini Rosdiani. (2012). Dinamika olahraga dan pengembagan Nilai. Bandung: Alfabet. Halonen, Jane S. & Santrock Jhon W. (1999). Psychology Contexts & Applications (3rd ed). North America: McGraw-Hill Companies. Hamzah B. Uno. (2006). Orientasi baru dalam psikologi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hanin, Yuri L. (2007). Handbook of Sport Psychology (3rd ed) (Emotion in Sport Current Issues and Perspectives). New Jersey: Jhon Wiley & Sons, Inc Harsuki. (2003). Perkembagan olahraga terkini. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. King, Laura A. (2012). Psikologi umum sebuah pandangan apresiatif. (Terjemahan Brian Marwensdy). New York: McGraw-Hill. (Buku asli diterbitkan tahun 2007). Muhammad Ali & Muhammad Asrori. (2008). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: Bumi Aksara. Passer, Michael W & Smith, Ronald E. (2001). Psychology Frontiers and Applications. New York: McGraw-Hill Higher Education. Rusli Lutan. (2001). Olahraga dan etika fair play. Jakarta: Direktorat pemberdayaan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga. Sarwito W. Sarwono. (2012). Pengantar psikologi umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Singgih D. Gunarsa. (2012). Psikologi olahraga prestasi. Jakarta: PT BPK Ginung Mulia. Sukadiyanto. (April 2006). Peran latihan visualisasi dalam permainan tenis. Olahraga majalah ilmiah. 14-35. Weinberg, Robert S & Gould, Daniel. (2007). Foundations of sport and exercise psychology (4th.ed). USA: Human Kinetics. Y.S Susanto Giriwijoyo dkk. (2011). Manusia dan olahraga. Bandung: ITB. Yustinus Semium. (2006). Kesehatan mental I. Yogyakarta: Kanisius.
16