Artikel Sumber 1.docx

  • Uploaded by: Cholilulloh Irawan
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Sumber 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,436
  • Pages: 16
Artikel sumber 1

PENDAHULUAN Perkembangan merupakan proses perubahan yang bersifat kualitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia seperti, perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, kemampuan sifat sosial, moral, keyakinan, agama, kecerdasan, dan sebagainya. Sejak masa pranatal (sebelum dilahirkan) setiap manusia pasti mengalami tahap-tahap perkembangan. Setelah lahir kedunia tahap-tahap perkembangan tersebut terus berlanjut hingga manusia dewasa. Perkembangan itu sangat penting bagi kehidupan manusia karena dengan adanya perkembangan kemampuan organ manusia dapat berfungsi dengan baik. Terkait dengan perkembangan manusia, setiap manusia akan mengalami perkembangan motorik. Perkembangan motorik merupakan kemampuan yang bersifat lahiriah yang dimiliki seseorang untuk merubah posisi tubuh. Perkembangan motorik ini sangat berkaitan erat dengan kemampauan gerak dari seorang individu. Dan perkembangan motorik ini terbagi menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar itu merupakan kemampuan untuk menggerakkan otot-otot besar dan perkembangan motorik kasar ini tejadi pada usia anak-anak. Perkembangan motorik kasar ini melewati tahap-tahap agar perkembangan motorik kasar dapat berkembang dengan maksimal dan baik. Perkembangan motorik halus ini terkait dengan kemampuan menggerakkan otot-otot halus. Masa kanak-kanak merupakan masa keemasan, pada masa ini seorang anak berkembang dengan pesat. Oleh karena itu, perkembangan setiap anak harus di perhatikan oleh orang tua agar penyimpangan yang terjadi pada proses perkembangan motorik setiap anak bisa segera terdeteksi sehingga dapat dicarikan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan masalah penyimpangan tersebut. Selain itu orang tua tidak boleh menekan seorang anak untuk melakukan gerakan yang tidak mampu dilakukannya, karena menekan seorang anak akan menyebabkan seorang anak ketakutan dan merasa tertekan, daripada menekan lebih baik orang tua memahami bahwa perkembangan motorik setiap anak memiliki waktu yang relatif beda dengan anak lainnya meskipun tahapan yang dilalui sama. ISI Individu merupakan manusia yang berkedudukan sebagai pribadi yang utuh, pilah, tunggal, dan khas. Dan setiap individu pasti mengalami proses perkembangan. Pada dasarnya perkembangan berbeda dengan pertumbuhan. Perkembangan merupakan suatu proses perubahan yang bersifat kualitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia seperti, perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan, agama, kecerdasan, dan sebagainya. Sedangkan pertumbuhan merupakan suatu proses perubahan yang bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek fisik seperti tinggi badan dan berat badan. Dari pengertian perkembangan dan pertumbuhan sudah terlihat dengan jelas bahwa perkembangan berbeda dengan pertumbuhan. Perkembangan lebih terkait dengan fungsi suatu

organ tumbuh yang tidak dapat diukur sedangkan pertumbuhan lebih menekankan pada pertambahan ukuran bagian tubuh sehingga dapat diukur. Perkembangan yang terjadi pada manusia mengalami beberapa tahap manusia, karena organ tubuh manusia tidak langsung berfungsi denagn sempurna, agar dapat berfungsi dengan sempurna manusia harus melewati tahap-tahap perkembangan dalam kehidupannya. Dan setiap tahap perkembangan harus di lakukan dengan baik oleh setiap individu karena jika tidak akan menyebabkan masalah yang terkait dengan fungsi organnya. Masa kanak-kanak merupakan masa keemasan untuk berkembang, sebagian besar tahap perkembangan terjadi pada masa kanak-kanak. Pada masa ini seorang individu mengalami perkembangan berupa perkembangan kognitif, emosional, psikososial, dan motorik. Perkembangan kognitif terkait dengan perkembangan kemampuan berfikir berupa wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki anak-anak, kemudian perkembangan emosional terkait kejiwaan seorang anak, dan perkembangan psikososial terkait perkembangan kepribadian seorang anak serta perkembangan motorik terkait dengan kemampuan anak melakukan suatu gerakan.

Perkembangan Motorik pada Seorang Anak Terkait dengan perkembangan motorik ini ada dua jenis perkembangan, yang pertama perkembangan motorik kasar, perkembangan motorik kasar ini terkait perkembangan otot-otot besar seorang anak, contoh dari perkembangan motorik kasar berupa kemampuan seorang anak untuk duduk, menendang, berlari, melompat, dan lain sebagainya. Semua kemampuan anak ini melibatkan otot-otot besar. Dalam proses perkembangan motorik kasar ini orang tua harus senantiasa mengawasi perkembangan seorang anak karena jika pada tahap perkembangan ini seorang anak melakukan kesalahan karena melakukan gerakan yang berbahaya bagi dirinnya kesalahan tersebut akan berdampak hingga anak tersebut dewasa. Sehingga pengawasan orang tua pada perkembangan motorik kasar ini sangat penting. Selain pengawasan orang tua juga harus menjaga perilakunya jangan melakukan gerakan yang berbahaya di depan anak karena anak cenderung maniru semua hal yang mereka lihat tanpa memikirkan hal tersebut baik atau tidak untuk dirinya. Oleh karena itu, orang tua sebagai orang yang lebih dewasa dan sudah mengetahui mana hal yang baik dan mana hal yang buruk harus memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak, agar perkembangan motorik seorang anak dapat berkembang dengan baik dan tidak ada masalah apapun selama proses perkembangannya. Yang kedua berupa perkembangan motorik halus, perkembangan motorik halus terkait perkembangan otot halus seorang anak, otot halus terkait dengan kemampuan melakukan kegiatan yang lebih spesifik, seperti menulis, mencoret, menggambar, dan menggunting. Pada tahap perkembangan motorik halus dibutuhkan kecermatan dan koordinasi yang baik antara mata dan tangan. Karena perkembangan motorik halus ini terkait dengan kemampuan anak melakukan kegiatan yang lebih spesifik maka kemampuan gerakan seorang anak pada perkembangan motorik ini tidak terlalu beresiko seperti pada perkembangan motorik kasar, namun perkembangan motorik ini harus tetap diperhatikan dan diawasi oleh orang tua karena perkembangan ini membutuhkan koordinasi organ dan kecermatan sehingga arahan dari orang tua sangat dibutuhkan pada

tahap perkembangan ini,tanpa pengarahan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa perkembangan motorik ini tidak akan berkembang dengan sempurna. Oleh karena, agar perkembangan motorik halus seorang anak dapat berkembang dengan baik orang tua atau orang dewasa yang ada di sekitar anak tersebut harus aktif mengarahkan anak tersebut. Dua macam perkembangan motorik ini terjadi sejak seorang anak masih bayi sehingga perkemabangan motorik ini merupakan perkembangan yang penting dan melalui tahap yang panjang. Oleh karena itu, orang tua harus benar-benar intens dalam memperhatikan perkembangan motorik seorang anak agar tidak terjadi penyimpangan dalam perkembangan motorik seorang anak, ketika tidak ada penyimpangan maka perkembangan motorik seorang anak akan maksimal dan berkembang dengan baik. Ketika orang tua tidak memilki sikap peduli terhadap perkembangan seorang anak maka saat ada penyimpangan pada perkembangan motorik anak, penyimpangan tersebut tidak segera ditangani sehingga masalah tersebut menjadi masalah seumur hidup bagi seorang anak. Tahap Perkembangan Motorik Seorang Anak Seorang anak mengalami perkembangan motorik sejak bayi sehingga jangan beranggapan kalau perkembangan motorik hanya terjadi pada masa kanak-kanak saja karena sejak bayi seorang individu sudah mengalami perkembangan motorik. Pada masa bayi perkembangan motorik seorang individu melalui beberapa tahap. Tahap yang pertama pada usia 0-3 bulan. Saat bayi berusia 0 sampai 1bulan seorang bayi hanya mampu melakukan kegiatan refleks (gerakan alami diluar kesadaran seorang bayi), seperti refleks mencari putting (rooting), refleks menggenggam (babinski) dan refleks menghisap (suching). Pada saat usia bayi 2 sampai 3 bulan gerakan refleks mulai menghilang, dan digantikan oleh perkembangan gerakan motorik kasar seperti menatap, tersenyum, bersuara dan mulai mengangkat kepalanya. Tahap kedua pada usia 4-6 bulan, pada usia ini perkembangan motorik seorang bayi sudah meningkat, pada masa ini seorang bayi sudah mampu bermain dengan kedua tangan dan memasukkannya kedalam mulut, tertawa, tengkurap, menggulingkan badannya, berusaha meraih dan menyentuh, bertopang pada kedua tangan, memindahkan mainan dari satu tangan ketangan yang lain, dan menoleh mencari sumber suara. Karena perkembangan motorik seorang bayi pada masa ini sudah meningkat maka pengawasan orang tua terhadap bayi juga harus ditingkatkan karena jika tidak akan membahayakan perkembangan bayi tersebut. Pada usia 7-9 bulan bayi mampu melakukan gerakan seperti, berayun pada tangan dan lutut, merangkak dengan cepat, belajar berdiri sambil berpegangan, menjepit benda dengan kedua jari tangan, dan belajar berjalan kesamping atau merambat denagn berpegangan dan bahkan sudah mampu berjalan sendiri. Kemampuan motorik (gerak) bayi pada usia ini sudah kompleks sehingga pengawasan yang benar-benar intens sangat diperlukan agar bayi tidak mengalami kesulitan dalam perkembanganya. Setelah masa ini seorang bayi akan melewati tahap perkembangan masa kanak-kanak, pada masa kanak-kanak seorang individu akan lebih aktif melakukan kegiatan dibandingkan masa bayi.

Secara umum perkembangan motorik seorang anak usia 1-2 tahun berupa, susunan organ tumbuh dan berubah dengan cepat, timbulnya gerakan refleks, penurunan tangisan, meningkatnya kemampuan bergerak dimulai dari menggeliat-geliat, kemudian menggelinding, merayap, merambat dengan cepat, dan berjalan. Kemudian pada masa ini secara umum anak sudah mampu mengkooordinasikan motorik halus tangan dan mata. Sehingga pada masa ini perkembangan motorik halus dan kasar sama-sama sudah berkembang. Perkembangan motorik kasar pada masa ini berupa kemampuan merangkak, berdiri dan berjalan beberapa langkah, berjalan cepat, cepat-cepat duduk agar tidak cepat jatuh, merangkak di tangga, berdiri dikursi tanpa pegangan, menarik, dan mendorong benda-benda berat serta melempar. Sedangkan pada perkembangan motorik halus seorang anak sudah mampu melakukan beberapa gerakan seperti, mengambil benda kecil dengan ibu jari atau telunjuk, membuka 2-3 halaman buku secara bersama-sama, menyusun menara, memindahkan air dari gelas kegelas yang lain, belajar memakai kaos kaki sendiri, menyalakan TV dan remote, belajar mengupas pisang, mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta keliling rumah, dapat mengatakan 5-10 kata dan memperlihatkan rasa cemburu serta rasa bersaing. Seorang anak pada masa ini mengalami perkembangan motorik yang begitu pesat, baik perkembangan motorik kasar maupun perkembangan motorik halus. Oleh karena itu, pada masa ini orang tua harus mengarahkan dan mengawasi perkembangan motorik seorang anak agar perkembangan motoriknya tidak terganggu. Selain itu, orang tua tidak boleh menekan anak untuk melakukan gerakan diluar kemampuan anak tersebut, hal ini disebabkan jika seorang anak ditekan dalam proses perkembangannya maka anak tersebut akan merasa tertekan dan akan menghambat proses perkembangannya. Kemudian pada saat usia seorang anak berusia 2-3 tahun secara umum perkembangan seorang anak berupa: kemampuan memakai pakaian, membawa benda kecil dengan mudah, memungut benda kecil dengan mudah, menggunakan ganggang pintu dengan tepat, jalan menaiki tangga, menendang bola, bicara dengan baik menggunakan dua kata, dapat menunjukkan satu atau lebih bagian anggota tubuhnya, makan nasi sendiri tanpa banyak yang tumpah, dan melepas pakaian sendiri. Pada masa ini perkembangan motorik kasarnya berupa kemampuan berjalan dengan dua kaki ke atas tangga, berlari dengan berbelok-belok dan dapat berhenti dengan cepat, melompat dan berpijak dengan dua kaki, dan mampu memanjat ke atas dengan peralatan meskipun tidak dapat turun ke bawah. Kemudian untuk perkembangan motorik halusnya berupa kemampuan memotong dan menempel kertas, memenuhi kebutuhannya sendiri seperti makan dengan sendok, minum dengan gelas, dan kemampuan mengekspresikan benda grafis seperti mencoret-coret sesuai dengan keinginan, membuat garis atau lingkaran, dan membuat huruf kapital secara sederhana dengan meniru. Tahap perkembangan motorik pada saat anak berusia 3-4 tahun, pada masa ini perkembangan motorik kasar seorang anak berupa kemampuan berjalan dengan mengayunkan tangan, berjalan dengan menggunakan satu kaki secara bergantian, dan berjalan menuruni tangga dengan dua kaki dalam tiap langkah, berdiri diatas salah satu kaki selama 5-10 detik berdiri diatas kaki lainnya selama beberapa saat, kemudian kemampuan berlari, pada masa ini seorang anak mampu berlari dengan pelan, mampu mengontrol kapan memulai berjalan dan

berhenti, berlari berputar-putar tanpa kendala. Kemampuan yang lain, pada masa ini seorang anak sudah memiliki kemampuan dalam gerakan melompat, mereka mampu melompat kedepan dengan dua kaki sebanyak empat kali lompatan, melompat dengan satu kaki sebanyak lima kali lompatan dan melompat dengan sebelah kaki lainnya dalam satu lompatan. Selain semua kemampuan tersebut pada masa ini seorang anak mamiliki kemampuan dalam hal gerakan memanjat dan menuruni tangga, meluncur dan memanjat pohon. Kemudian pada masa ini perkembangan motorik halus seorang ank berupa kemampuan membuka pintu, menghantam, membentuk, merangkai manik-manik, menyusun puzzle dengan gambar benda utuh atau hanya bagian tertentu saja. Mengoles lem pada bidang temple namun masih mengalami kesulitan dalam menggunting sesuatu, mencoba memegang pensil untuk menulis, membuat lingkaran, membuat garis tegak dan mendatar, membuat persegi dengan bentuk yang belum beraturan. Tahapan perkembangan motorik selanjutnya pada saat seorang anak berusia 4 sampai 5 tahun pada masa ini secara umum perkembangan seorang anak berupa kemampuan berjalan dengan mondar-mandir, jalan berputar, dan lompat dengan satu kaki, kemudian kemampuan berlari dengan belok pada tikungan dan sudah mudah dalam memulai dan mengakhiri lari. Dan yang selanjutnya kemampuan lompat, baik lompat ke atas, ke bawah, dan ke depan serta kemampuan memanjat di pohon. Selain kemampuan secara umum pada usia 4 dan 5 tahun seorang anak mengalami perkembangan khusus. Perkembangan khusus pada usia 4 tahun berupa berdiri diatas satu kaki selama 10 detik, berjalan maju dalam satu garis lurus dengan tumit dan ibu jari sejauh 6 kaki, berjalan mundur dengan ibu jari ke tumit, melompat kedepan sebanyak 10 kali dan sebagainya. Kemudian untuk perkembangan khusus pada usia 5 tahun berupa kemampuan berdiri diatas kaki yang lainnya selama 10 detik, berjalan diatas besi keseimbangan ke depan, ke belakang, dan ke samping, melompat ke belakang dengan dua kali berturut-turut, melompat dua meter dengan satu kaki, mengambil satu atau dua langkah yang teratur sebelum menendang bola. Tahap perkembangan motorik yang selanjutnya pada saat seorang anak berusia 5-6 tahun pada masa ini kemampuan gerak baik motorik kasar maupun motorik halus pada diri seorang anak sudah mendekati sempurna sehingga dalam melakukan gerakan seolah-olah sudah seperti orang dewasa. kemapuan motorik kasar pada anak di usia ini berupa kemampuan berjalan seolah seperti orang dewasa, melompat dengan satu kaki secara bergantian, kemudian kemampuan berlari, kemampuan berlari seorang anak pada masa isi sudah menunjukkan kematangan karena kecepatannya sudah semakin bertambah dan anak

mampu

mengendalikannya. Kemampuan yang lain pada gerakan melompat, pada gerakan melompat seorang anak sudah mampu melakukan lompatan yang panjang, tinggi, dan jauh. Selain itu seorang anak pada usia ini juga menunjukkan kematangan dalam memanjat. Kemampuan motorik halus seorang anak pada usia ini terbagi dalam dalam dua hal berupa kemampuan umum dan kemampuan khusus, kemampuan umumnya berupa kemampuan ketelitian dan dapat mengontrol diri serta sedikit melakukan kesalahan. Sedangkan kemampuan khususnya berupa kemampuan mengurus diri sendiri seperti, makan, berpakaian, dan mandi, kemampuan yang lain berupa kemampuan membuat bentuk dengan menggunakan tanah liat/plastisin dan kemampuan membuat garis tegak, datar, dan lingkaran.

Dalam perkembangan motorik baik perkembangan motorik kasar dan halus terjadi dalam beberapa tahap dan setiap anak pasti mengalaminya namun waktunya yang relatif berbeda ada yang cepat ada yang lambat. Oleh karena itu orang tua harus senantiasa membimbing dan mengarahkan seorang anak selama masa perkembangannya namun jangan sampai menekan anak untuk melakukan sesuatu di luar kemampuannya karena akan membuat anak tertekan dan menghambat perkembangannya.

Faktor Penyebab yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Seorang Anak Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik seorang anak, diantaranya berupa arah perkembangan,

setelah

kelahiran

proporsi

tubuh

berubah

dan

mengikuti

dua

pola

yaitu

polachepalochaudal dan pola proximodistal, pola chepalochaudal rangkaian pertumbuhan tercepat selalu terjadi pada bagian kepala. Pertumbuhan fisik dalam ukuran, berat badan, dan perbedaan ciri fisik secara bertahap bekerja dari atas ke bawah. Perkembangan motorik biasanya juga berkembang menurut prinsip ini, contohnya bayi lebih dahulu dapat melihat objek sebelum dapat mengendalikan tubuh mereka. Bayi juga terlebih

dahulu

dapat

menggunakan

tangannya

sebelum

merangkak

atau

berjalan.

Kemudian proximodistal merupakan rangkaian pertumbuhan yang dimulai dari pusat tubuh dan bergerak kearah tangan dan kaki, contoh kendali otot tubuh dan lengan lebih dulu matang sebelum kendali tangan dan jari. Selain itu menurut pola ini bayi menggunakan seluruh tangannya sebagai kesatuan sebelum mereka dapat mengontrol beberapa jari mereka. Faktor yang lain berupa asupan gizi, gangguan ringan yang terjadi pada bayi usia 0-2 tahun tidak akan mengganggu perkembangan motorik secara permanen apabila didukung oleh asupan gizi yang cukup. Oleh karena itu sejak masa pranatal (dalam kandungan) orang tua harus memberikan asupan gizi yang cukup kepada anaknya karena dengan asupan gizi yang cukup anak tersebut akan mampu berkembang dengan baik terutama terkait perkembangan motoriknya. Kemudian faktor gen dari orang tua juga mempengaruhi perkembangan motorik seorang anak hal ini disebabkan cepat lambatnya kematangan sistem saraf dan otot dipengaruhi oleh gen yang di dapat seorang anak dari kedua orang tuannya. Selanjutnya ikatan antara orang tua dan anak, hal ini merupakan faktor yang juga mempengaruhi perkembangan motorik seorang anak ikatan antara orang tua dan anak, sangat mempengaruhi perkembangan motorik dari seorang anak hal ini disebabkan orang pertama yang dikenal seorang anak adalah orang tua sehingga orang tua memiliki peranan yang penting dalam mengarahkan dan mengawasi perkembangan motorik seorang anak sehingga agar seorang anak dapat berkembang dengan baik orang tua harus menjalin ikatan yang intens dengan anak. Terkait perkembangan motorik, kelahiran prematur juga menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik seorang anak. Kelahiran prematur sangat beresiko terhadap perkembangan motorik seorang anak. Ada dua macam kelahiran prematur. Yang pertama lahir dengan berat badan di bawah normal, bayi yang berada didalam kandungann sekitar 37-40 minggu yang memiliki berat badan kurang dari 3,3 gram akan mengalami hambatan dalam perkembangan motoriknya. Sehingga seorang ibu yang sedang mengandung

harus mengonsumsi makanan yang bergizi agar anak yang dilahirkan memiliki berat badan yang normal sehingga tidak mengalami masalah dalam perkembangan motoriknya. Yang kedua lahir sebelum waktunya, bayi yang lahir sebelum waktunya akan mengalami masalah pada perkembangan motoriknya, masalah tersebut diantaranya berupa kesulitan belajar, kesulitan dalam berkomunikasi, dan masalah koordinasi motoriknya. Semua faktor-faktor ini mempengaruhi perkembangan motorik seorang anak. Oleh karena itu agar anak dapat berkembang dengan baik dalam perkembangan motoriknya orang tua harus memahami semua faktor ini, karena jika semua faktor-faktor ini diperhatikan maka seorang anak dalam perkembangan motoriknya akan berkembang dengan baik dan tidak akan menghadapi hambatan-hambatan yang rumit, meskipun terdapat hambatan dalam proses perkembangannya namun karena orang tua sudah mempersiapkan kelahiran anak dengan baik maka hambatan tersebut akan sangat sedikit. Macam-macam Penyakit yang dapat Menyebabkan Gangguan pada Perkembangan Motorik Seorang Anak Dalam proses perkembangan motoriknya seorang anak akan mengalami beberapa gangguan yang disebabkan karena penyakit, beberapa penyakit yang menyebabkan gangguan pada perkembangan motorik seorang anak, yang pertama penyakit Spina Bilfina, merupakan jenis kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan terbukanya satu atau tiga ruas tulang belakang dan tidak tertutupnya kembali selama proses perkembangan. Yang kedua muscle Dystrophy merupakan sekelompok penyakit yang diturunkan, pada penyakit ini otot melemah dan memburuk dari waktu ke waktu. Yang ketiga pollimylitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Dan yang keempat Cerebral Palsy merupakan suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya. Semua penyakit ini akan menyebabkan perkembangan motorik seorang anak terganggu, mereka akan mengalami kesulitan dalam perkembangannya sehingga proses perkembangan motorik pada diri anak tidak akan bisa maksimal. Upaya untuk Mengatasi Masalah yang Timbul dalam Perkembangan Motorik Seorang Anak Terkait dengan upaya untuk mengatasi masalah yang timbul dalam perkembnagn motorik seorang anak orang tua memegang peranan penting sejak bayi di dalam kandungan seorang ibu harus menjaga pola makannya agar bayi tesebut tidak mengalami kekurangan gizi yang menyebabkan perkembangannya terganggu. Selain menjaga pola makan, seorang ibu juga harus menjaga pola hidupnya karena pola hidup yang salah akan mengakibabtkan anak yang dilahirkan mengalami masalah dalam perkembangan motoriknya. Setelah bayi tersebut lahir keduia orang tua harus senantiasa melakukan pengawasan terhadap proses perkembangan seorang anak agar apapun kelainan yang dimiliki seorang anak dalam proses perkembangannya bisa segera diketahui dan dicari solusi untuk mengatasinya, meskipun jika seorang anak yang menderita penyakit tidak akan pernah bisa berkembang dengan sempurna motoriknya namun setidaknya dengan pendeteksian sejak dini hambatan dalam perkembangan motorik dapat diminimalisir. Selain

pengawasan berupa pengarahan dan bimbingan pada masa perkembangan motorik ini orang tua tidak boleh memaksakan seorang anak untuk melakuakan suatu gerakan yang tidak mampu dilakukan. KESIMPULAN Setiap manusia pasti mengalami perkembangan dalam hidupnya, proses perkembangan yang terjadi pada individu salah satunya adalah perkembangan motorik, perkembangan motorik merupakan perkembangan yang terkait dengan kemampuan seorang individu dalam melakukan suatu gerakan. Perkembangan motorik terjadi melalui beberapa tahap mulai dari masa bayi hingga kanak-kanak. Perkembangan motorik ini ada dua yaitu perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Perkembangan motorik yang terjadi pada manusia dipengaruhi oleh beberapa diantaranya pola perkembangan, asupan makanan, gen, ikatan dengan orang tua, dan kelahiran prematur. Semua faktor ini harus diperhatikan oleh orang tua karena jika faktor-faktor ini tidak diperhatikan maka seorang anak dalam perkembangan motoriknya akan mengalami kesulitan sehingga perkembangan motorik seorang anak tidak bisa berjalan dengan baik. Ada beberapa penyakit yang menghambat perkembangan dari seorang anak, diantaranya Spina Bilfina, Muscle Dystropy, Pollimylitis, dan Cerebral Palsy. Semua penyakit ini mengakibatkan perkembangan motorik seorang anak tidak dapat berkembang dengan baik, sehingga anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam melakuakan kegiatan sehari-sehari karena organ tubuhnya tidak dapat digerakkan dengan maksimal. Terkait dengan masalah penyakit yang menghambat perkembangan motorik seorang anak ada upaya untuk mengatasinya. Upaya yang pertama ibu yang sedang mengandung seorang bayi harus menjaga pola makan dan pola hidupnya, hal ini disebabkan pola makan dan pola hidup yang tidak baik dari seorang ibu akan mengakibatkan masalah pada perkembangan motorik seorang anak. Kemudian setelah anak tersebut lahir kedua orang tua harus senantiasa mengawasi perkembangan motorik anaknya dan dalam hal ini orang tua tidak boleh menekan anak untuk melakukan gerakan yang tidak mampu dilakukan oeh anak tersebut. karena menekan seorang anak akan mengakibatkan seorang anak merasa tertekan.

Sumber 2

PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI Dr. Suparyanto, M.Kes

PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI

PENGERTIAN Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 24 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian (Alimul, 2009). Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi. (Djiwandono, 2005) Jadi, perkembangan motorik pada bayi adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi pada manusia yang baru lahir sampai umur 24 bulan. Perkembangan motorik kasar (Gross Motor) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar. (Dinkes Jombang, 2007) Perkembangan motorik halus (Fine Motor Adaptive) adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. (Marimbi, 2010)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN MOTORIK

1. Herediter/Genetik Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak di samping faktor-faktor yang lain. Faktor hereditas meliputi bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. (Alimul, 2009)

2. Faktor Lingkungan Merupakan faktor yang sangat menentukan tercapainya atau tidaknya potensi bawaan. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi:

A. Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak pada waktu masih di dalam kandungan (prenatal), antara lain:

1.Gizi Ibu pada Waktu Hamil Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, bayi baru lahir mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. (Marimbi, 2010)

2.Mekanis Lingkungan mekanis adalah segala hal yang mempengaruhi janin atau posisi janin dalam uterus. Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada organ otak janin. Infeksi dalam kandungan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Kekurangan oksigen pada janin mengakibatkan gangguan dalam plasenta sehingga kemungkinan bayi lahir dengan berat badan yang kurang. Faktor imunitas dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin karena menyebabkan terjadinya abortus atau karena icterus. Stress dapat mempengaruhi kegagalan tumbuh kembang janin.

3. Zat Kimia atau Toksin Hal ini berkaitan dengan penggunaan obat-obatan, alkohol, atau kebiasaan merokok oleh ibu hamil. 4. Hormonal Hormon-hormon ini mencakup hormon somatotropin, plasenta, tiroid dan insulin. Peran hormon somatotropin (growth hormone), yaitu disekresi kelenjar hipofisis janin sekitar minggu ke-9 dan produksinya meningkat pada minggu ke-20. Hormon plasenta (human placenta lactogen) berperan dalam nutrisi plasenta. (Alimul, 2009)

B. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak setelah lahir (faktor postnatal), antara lain:

1.Biologis Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit yaitu imunisasi, penyakit kronis. (Marimbi, 2010) Usia dapat berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak. Setiap anak akan melewati tahapan tertentu secara fleksibel dan berkesinambungan. Misalnya, pencapaian kemampuan tumbuh kembang pada masa bayi tidak selalu dicapai persis pada usia 1 tahun, tetapi dapat dicapai lebih awal atau terlambat dari 1 tahun. Upaya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang pada awal-awal kehidupan bayi adalah sangat penting. Pencapaian suatu kemampuan pada setiap anak berbeda-beda, tetapi ada patokan umur tertentu untuk mencapai kemampuan tertentu. (Nursalam, 2008)

2. Fisik Yang termasuk dalam faktor fisik itu antara lain yaitu cuaca, musim, ventilasi, cahaya dan radiasi. 3. Psikososial Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak, selain itu motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran atau hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menimbulkan motivasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak kelak di kemudian hari. Dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stress juga sangat berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orang tua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. (Marimbi, 2010) 4. Status Sosial Ekonomi Keluarga Status sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak dengan keluarga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan anak dengan sosial ekonomi rendah. Demikian juga dengan anak berpendidikan rendah, tentu akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. (Alimul, 2009)

3. Faktor Hormonal Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain hormon somatotroin, tiroid, dan glukokortikoid. Hormon somatotropin (growth hormone) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon tiroid berperan menstimulasi metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis (untuk memproduksi testosteron) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut akan menstimulasi perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya. (Alimul, 2009)

TAHAP PERKEMBANGAN MOTRIK PADA BAYI

1.Perkembangan Motorik Halus pada Masa Bayi (28 Hari-1 Tahun)

Usia 1-4 Bulan Perkembangan mototrik halus pada usia ini adalah dapat melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek dari sisi ke sisi, mencoba dan memasukkan benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas, memperhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, serta menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar.

Usia 4-8 Bulan Perkembangan mototrik halus pada usia ini adalah sudah mulai mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang, mengeksplorasi benda yang sedang dipegang, mengambil objek dengan tangan terkangkup, mampu menahan kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan bahu dan tangan sebagai satiu kesatuan serta memindahkan objek dari satu tangan ke tangan yang lain. Usia 8-12 Bulan Perkembangan mototrik halus pada usia ini adalah mencari dan meraih benda kecil, bila diberi kubus mampu memindahkan, mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari, membenturkannya serta meletakkan benda atau kubus ke tempatnya.

2.Perkembangan Motorik Kasar pada Masa Bayi (28 Hari-1 Tahun)

Usia 1-4 bulan Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong pada posisi berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring telentang, berguling dari telentang ke miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi dan berusaha untuk merangkak. Usia 4-8 bulan Perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat pada perubahan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup pada alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke-4 sudah mampu memalingkan kepala ke kanan dan ke kiri, duduk dengan kepal tegak, membalikkan badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu beban pada kaki dengan lengan berayun ke depan dan ke belakang, berguling dari telentang ke tengkurap serta duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat. Usia 8-12 bulan Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri 2 detik dan berdiri sendiri. (Alimul, 2009)

PENILAIAN PERKEMBANGAN MOTORIK PADA BAYI DENGAN KPSP

1. Pengertian Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah sebuah pemeriksaan perkembangan anak yang digunakan untuk mendeteksi dini penyimpangan perkembangan anak. 2. Tujuan KPSP Tujuan skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

3. Jadwal Skrining/Pemeriksaan KPSP Adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. jika anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrining pada umur 9 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining terdekat-yang lebih muda. 4. Alat/Instrumen yang Digunakan Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan. Alat bantu pemeriksaan berupa : pensil, kertas, bola sebesar bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran 0,5-1 cm. 5. Cara Menggunakan KPSP Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 15 hari, maka dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari, dibulatkan menjadi 4 bulan. Bila umur bayi 3 bulan 15 hari, dibulatkan menjadi 3 bulan. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak. KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu : 1.Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh : “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”; 2.Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannyasecara perlahan-lahan ke posisi duduk”. Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak mengerti apa yang ditanyakan kepadanya. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak menjawab pertanyaan terdahulu. Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab. 6. Interpretasi Hasil KPSP Hitunglah berapa jumlah jawaban “Ya”. (1.Jawaban “Ya”, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang melakukannya. 2.Jawaban “Tidak”, bila ibu/pengasuh anak menjawab : anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atat ibu/pengasuh anak tidak tahu.) Jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10, perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangannya (S). Jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M). Jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P).

Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban “Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). 7. Intervensi

a. Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut : Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh ananya dengan baik. Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan BKB. Jika anak sudah memasuki usia pra-sekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat PADU, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak. Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan. b. Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut : Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan / mengejar ketertinggalannya. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak. Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P). c. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan tindakan berikut: Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian). (Dinkes Jombang, 2007)

BEBERAPA GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK YANG SERING DITEMUKAN

1. Cerebral Palsy Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/ belum selesai pertumbuhannya. 2. Sindrom Down Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Perkembanganya lebih lambat

dari anak yang normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan ketramilan untuk menolong diri sendiri. 3. Gangguan Autisme Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. 4. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Merupakan ganggaun dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas. (Dinkes Jombang, 2007)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2006.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta. Dinkes Jombang.2007. Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Dasar.Jombang:Dinkes Jombang. Dinkes Jombang, SE.2010.Laporan UCI Kumulatif Tahun 2010 Kabupaten Jombang.Jombang:Dinkes Jombang. Djiwandono, Sri Esti Wuryani.2005.Konseling dan Terapi Dengan Anak dan Orang Tua.Jakarta:PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Hidayat, A. Aziz Alimul.2009.Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika. Hidayat, A. Aziz Alimul.2010.Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.Jakarta:Salemba Medika. IDAI.2008.Pedoman Imunisasi Di Indonesia.Jakarta:Satgas Imunisasi. Kumala, Poppy.1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland.Jakarta:EGC Mansur, Herawati.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan.Jakarta:Salemba Medika. Marimbi, Hanum.2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar Pada Balita.Yogyakarta:Nuha Medika. Nasir.2005.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia. Nasir.2009.Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia. Nursalam. 2008.Asuhan Keperawatan Bayi dan anak (Untuk Perawat dan Bidan). Jakarta : Salemba Medika Nursalam.2009.Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika. Proverawati, Atikah.2010.Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta:Nuha Offset. Puskesmas Cukir, KIA.2010. Laporan Uci Kumulatif Perdesa Tahun 2010.Jombang:Puskesmas Cukir. Saryono.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula.Jogjakarta:Mitra Cendikia. Sudayasa, Putu.2010.Latar Belakang Program Imunisasi. http://imunisasihsu.wordpress.com

Sugiono.2006.Metode Penelitian Administrasi.Bandung:Alfabeta.

Related Documents

Artikel Sumber
July 2020 4
Artikel Sumber 1.docx
May 2020 12
Sumber
April 2020 29
Sumber
May 2020 27

More Documents from ""