Makalah Perencanaan Pembelajaran.docx

  • Uploaded by: noor
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Perencanaan Pembelajaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,509
  • Pages: 25
MENGANALISIS DAN MENENTUKAN MATERI DAN METODE PEMBELAJARAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM INTRUKSIONAL RPP DI SMK

MAKALAH untuk memenuhi tugas matakuliah Perencanaan Pembelajaran yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Amat Mukhadis

Oleh : MUHAMMAD FAZA MUTAQIN

(160513609647)

NOOR FAUZI

(160513609629)

NUR ALAMSYAH SURYA NEGARA

(160513609683)

TRI PUTRA WICAKSONO

(160513609643)

YUDISWORO AJI

(160513609686)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF Maret 2019

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangka mengurangi kejenuhan belajar pada peserta didik adalah dengan mengembangkan bahan ajar. Mengembangkan bahan ajar selayaknya merupakan kemampuan yang harus terus menerus ditingkatkan oleh setiap guru. Jika seorang guru tidak memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar yang bervariasi maka guru akan terjebak pada situasi pembelajaran yang monoton dan cenderung membosankan bagi peserta didik. Permasalahannya sekarang adalah pemahaman guru yang bervariasi tentang Kurikulum 2013. Perbedaan pemahaman akan berdampak pada penjabaran kemampuankemampuan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar sehingga berakibat makin lebarnya variasi terhadap pemahaman dalam pengembangan bahan ajar dan media pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode. Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1) Apa yang dimaksud dengan materi pembelajaran ? 2) Bagaimana cara menentukan materi pembelajaran ? 3) Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ? 4) Bagaimana cara menentukan metode pembelajaran ?

1.3 TUJUAN 1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan materi pembelajaran.

2) Mengetahui cara menentukan materi pembelajaran. 3) Mengetahui apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran. 4) Mengetahui cara menentukan metode pembelajaran.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MATERI PEMBELAJARAN Materi pembelajaran adalah isi (content) suatu pembelajaranyang harus dipelajarai peserta didik agar ia dapat menguasai suatu kompetensi yang telah di tetapkan dalam standar isi yang berupa kompetensi inti (KI) dan kopentensi dasar (KD). Jenis Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat diklasifikasikan lagi menjadi empat jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reiguleth, 1987). Jenis materi fakta adalah nama-nama obyek, peristiwa sejarah, lambing, nama tempat, nama orang, dan sebagainya. Materi konsep adalah pengertian, definisi, ciri khusus, komponen atau bagian suatu obyek. Materi prinsip adalah dalil, rumus, adigium, postulat, teorema, atau hubungan antara konsep yang menggambarkan “jika… maka…”. Materi jenis prosedur adalah materi yang berkenaan dengan langkah-langkah secara sistematis atau berurutan untuk mengerjakan suatu tugas. Sedangkan materi jenis sikap (afektif) adalah materi yang berkenaan dengan sikap atau nilai, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong menolong, semangat dan minat belajar, semangat bekerja, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk materi pembelajaran aspek psikomotorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin dari suatu gerakan fisik untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu pada level tertentu. 2.2 KEDUDUKAN MATERI PEMBELAJARAN Materi pembelajaran perlu dipilih dengan tepat agar seoptimal mungkin membantu peserta didik dalam mencapai kompetensi tersebut (KI & KD). Masalah-masalah yang timbul berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran menyangkut jenis, cakupan, urutan, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran dan sumber diperolehnya materi pembelajaran. Jenis materi pembelajaran perlu diidentifikasi atau ditentukan dengan tepat dengan tepat karena setiap jenis materi pembelajaran memerlukan strategi penyampaian, media, dan cara mengevaluasi yang berbeda-beda. Cakupan atau ruang lingkup serta kedalaman materi pembelajaran perlu diperhatikan agar tidak kurang dan tidak lebih untuk dipelajari peserta didik guna mencapai kompetensi. Urutan (sequence) perlu diperhatikan agar pembelajaran menjadi runtut. Perlakuan (cara mengajarkan atau

menyampaikan dan mempelajari) perlu dipilih setepat mungkin agar tidak salah mengajarkan atau mempelajarinya (misalnya perlu kejelasan apakah suatu materi harus dihafalkan, dipahami, atau diaplikasikan). 2.3 PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pembelajaran, prinsip relevansi, konsistensi, dan kecakupan. Prinsip relevansi dimaksudkan untuk mendapatkan materi pembelajaran yang relevan atau berkaitan dengan pencapaikan KI dan KD. Sebagai contoh, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, yakni menyebutkan nama atau bagian-bagian utama motor bensin misalnya, maka materi pembelajaran yang dipelajari peserta didik harus berupa fakta tentang nama-nama bagian utama motor bensin. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika KD yang harus dikuasai peserta didik berjumlah empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Sebagai contoh, KD yang harus dikuasai peserta didik adalah melaksanakan untuk tune up motor bensin yang mencakup tune up motor bensin dan penggunaan tools. Maka materi pelajaran juga harus meliputi prosedur dalan tune up motor bensin dan penggunaan tools sesuai SOP dan UU K3. Sedangkan prinsip kecakupan dimaksudkan materi pembelajaran yang dipelajari peserta didik hendaknya cukup memadai untuk menguasai KD yang telah ditetapkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit kurang membantu peserta didik untuk mencapai KI dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya oleh karena itu kecakupan juga menentukan pemahaman peserta didik untuk mencapai KI dan KD sesuai harapan. 2.4. LANGKAH-LANGKAH PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN Kriteria pokok yang harus diperhatikan guru dalam pemilihan atau pengembangan materi pembelajaran adalah KI dan KD. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk suatu pembelajaran harus berisikan materi pembelajaran yang benar-benar menunjang ketercapainya KI dan KD tersebut. Dengan kata lain, pemilihan dan pengembangan materi pembelajaran harus berpijak dan merajuk pada KI dan KD. Secara garis besar ada empat langkah yang harus di tempuh guru dalam pemilihan materi pembelajaran, yaitu (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat pada KI dan KD

yang harus dipelajari peserta didik; (2) mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran; (3) memilih materi pembelajaran yang relevan dengan KI dan KD; dan (4) memilih sumber materi pembelajaran. Secara lebih operasinal keempat langkah tersebut dijelaskan sebagai berikut. a. Mengidentifikasi Aspek-Aspek yang Terdapat dalam KI dan KD Identifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam KI dan KD dapat diacukan pada hasil pengembangan indikator KD sebagaimana telah dilakukan pada pembuatan silabus atau kegiatan analisis kompetensi. Pada pengembangan indikator tersebut telah teridentifikasi berbagai aspek KD yang harus dipelajari peserta didik yang mencakup kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ketiga aspek tersebut memerlukan jenis materi pembelajaran yang berbeda-beda yang harus dipelajari para peserta didik agar mereka mencapai penguasaan kompetensi sebagaimana dirumuskan dalam KD. Karena KD merupakan subkompetensi dari kompetensi sebagaimana terdapat dalam KI, maka identifikasi aspek-aspek dalam keseluruhan KD yang terdapat dalam suatu KI akan menggambarkan cakupan materi pembelajaran yang harus dipelajari para peserta didik untuk menguasai KI tersebut. b. Mengidentifikasi Jenis-Jenis Materi Pembelajaran Berdasarkan berbagai aspek yang telah diidentifikasi dari masinh-masing KD dalam suatu KI, maka materi pembelajaran yang harus dipelajari para peserta didik untuk mencapai KI tersebut juga dapat dipilah menjadi jenis materi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Identifikasi jenis materi pembelajaran penting dilakukan karena memiliki konsekwensi logis terhadap proses pembelajaran yang harus dirancang guru agar dapat memudahkan keberhasilan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Hal tersebut mudah dipahami karena setiap jenis materi pembelajaran tertentu memerlukan strategi atau metode pembelajaran, media dan sistem evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya, metode untuk mengajarkan materi fakta atau informasi verbal yang bersifat hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan ingatan” (mnemonic), metode untuk mengajarkan materi yang bersifat prosedural adalah “demonstrasi”, dan metode untuk mengajarkan materi bersifat psikomotorik, yang menekankan pada keterampilan teknikal, adalah dengan pemberian tugas praktek yang disertai dengan pemberian bimbingan langsung. c. Memilih Jenis Materi yang Sesuai dengan KI dan KD

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran program kejuruan/produktif di SMK, khususnya pada kelompok mata pelajaran C2 dan C3, maka hampir dapat dipastikan bahwa hasil analisis terhadap aspek-aspek suatu KD akan menghasilkan kebutuhan materi pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Oleh karena itu materi pembelajaran yang harus dikembangkan guru juga mencakup tiga aspek tersebut. Cara yang dapat ditempuh guru untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan jalan menganalisis subskills (indikator) apa yang harus dikuasi peserta didik. Berikut adalah contoh analisis subskills (indikator) untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran yang dituangkan pada rumusan “jika... maka...” 1. Jika indikator yang harus dikuasi peserta didik berupa mengingat nama suatu objek, simbol atau suatu peristiwa, maka materi pembelajaran yang harus dikembangkan guru adalah “fakta”. Misalnya: nama-nama komponen mesin, nama-nama tools. 2. Jika indikator yang harus dikuasi peserta didik berupa kemampuan untuk menyatakan suatu definisi, menuliskan ciri khas sesuatu, mengklasifikasikan beberapa contoh objek sesuai dengan suatu definisi, maka materi yang harus dikembangkan guru adalah “konsep”. Misalnya : konsep adiabatis pada mesin otomotif, konsep mesin 4 tak dan konsep mesin 2 tak. 3. Jika indikator yang harus dikuasai peserta didik berupa cara melakukan sesuatu atau prosedur membuat sesuatu, maka materi yang harus dikembangkan guru adalah “prosedur”. Contoh: prosedur setting karburator, prosedur tune up motor bensin. 4. Jika indikator yang harus dikuasi peserta didik berupa menentukan hubungan antara beberapa konsep atau menerapkan hubungan antara berbagai macam konsep, maka maka materi pembelajaran yang harus dikembangkan guru termasuk dalam kategori “prinsip”. Misalnya: cara menghitung kecepatan menghitung kecepatan potong, cara menghitung dalam pembubutan. 5. Jika indikator yang harus dikuasai peserta didik berupa memilih berbuat atau tidak berbuat berdasar pertimbangan baik buruk, suka tidak suka, indah tidak indah, maka materi pembelajaran yang harus dikembangkan guru adalah berupa aspek afektif, sikap atau nilai. Misalnya: bekerja sesuai SOP, pentingnya menggunakan APD. 6. Jika indikator yang harus dikuasai peserta didik berupa melakukan perbuatan secara fisik, maka materi pembelajaran yang harus dikembangkan adalah aspek

motorik/praktek. Misalnya: praktek overhaul mesin, praktek melakukan perawatan AC mobil. d. Memilih Sumber Materi Pembelajaran Langkah berikutnya yang harus dilakukan oleh seorang pengajar adalah memilih materi pembelajaran yang diperlukan tersebut dari berbagai macam sumber yang ada sesuai dengan aspek-aspek yang sebelumnya telah teridentifikasi dalam KI dan KD. Beberapa jenis sumber belajar antara lain: 1. Buku 2. Laporan hasil penelitian 3. Jurnal 4. Majalah ilmiah, dll. 2.5 MENENTUKAN CAKUPAN DAN URUTAN MATERI PEMBELAJARAN Menurt Agus sudjimat (perencanaan pembelajaran kejuruan, 2014:226) cakupan atau ruang lingkup ,kedalaman,dan urutan materi pembelajaran penting diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran peserta didik. Hal ini ada benarnya karena porsi dan ketepatan waktu dalam menyajikan materi akan berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar,dengan sudah diaturnya cakupan dan materi pembelajaran maka peserta didik akan dimudahkan proses belajarnya karena mereka sudah terhindar dari pemberian materi yang terlau dalam atau pemberian materi yang terlalu dangkal, atau belajar terlalu sedikit atau terlalu banyak Menetukan Cakupan Materi Pembelajaran Dalam menentukan cakupan atau kedalaman materi pembelajaran hal yang penting dilakukan oleh guru,guru harus memahami dan mengerti jenis materi pembelajaran guna pemilihan straegi dan pemilihan media pembelajaran yang cocok, apakah aspek yang akan diberikan berupa aspek kongnitif ( fakta,konsep prinsip,dan prpsedur), aspek afektif ataukah aspek psikomotorik. Selain jenis materi pembelajaran hal yang harus diperhatikan yaitu menentukan keluasan cakupan dan kedalaman

materi pembelajaran ,keluasan cakupan pembelajaran

mengambarkan seberapa banyak materi yang dimasukan kedalam sebuah pembelajaran ,dan kedalaman materi pembelajaran berkaitan dengan detail detail konsep yang terkandung di dalamnya yang harus di kuasai oleh peserta didik,conthnya apa bila pada bidang otomotif di SMK kopetesi kelistrikan bodi diajarkan pada setiap jenjang yaitu kela X,XI,XII namun

keluasan dan kedalaman materi yang diberikan berbeda pada kelas X siswa hanya mengenal dan mengidentifikasi komponen beserta cara kerjanya sedangkan pada kelas XII siswa sudah diajarkan tentang diagnosis masalah yang terjadi dan juga tindakan yang harus diambil untuk penyelesaian masalah dalam kelistikan bodi kendaraan Prinsip lain yang harus diperhatikan oleh guru adalah kecukupan masteri (adequancy.prinsip ini berkaitan dengan cukup tidaknya materi yang akan diberikan ke siswa agar siswa tidak mendapat materi yang kurang atau malah berlebihan misalnya suatu KD berbunyi merangkai kelistrikan bodi maka uraian materi yang mencakup adalah 1.penguasaan konsep wiring diagram kelistrikan bodi, 2.Prosedur perangkaian keistrikan bodi 3. Praktik perangakian kelistrikan bodi kendaraan Menentukan Urutan Materi Pembelajaran Urutan ( sequencing) materi pelajaransangat penting dilakukan oleh guru karena akan berkaitan dengan kemudahan belajar atau memahami materi seorang siswa ,semakin runtut penyajianya maka semakin mudah untuk dipahami begitu pula sebaliknya semakin tidak runtut materi makan akan semakin sulit dipahami contohnya sangat sederhana misalkan materi kelistrikan pada kendaraan maka mka materi yang pertama diberikan adalah kelistrikan dasar yang berisi tentang pengenalan komponen komponen kelestrikan secara umum yang ada pada kendaraan selanjutnya baru dilanjutkan dengan kelistrikan bodi dan kelistrikan engine yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih Peran Guru Dalam Pengembangan Dan Penyampaian Materi Pembelajaran Dalam hal ini dapat di identifikasikan menjadi tiga tipe pembelajaran yaitu 

Suatu pembelajaran dimana guru mengembangkan materiatau bahan pembelajaran individual



Pembelajaran dimana guru memilih dan mengubah bahan pembelajaran yang ada sesuai dengan strategi pembelajaran yang telah dirancangnya



Pemebelajaran dimana guru tidak mengunakan materi atau bahan ajar tetapi menyampaikan pembelajaran sesuai dengan strategi yang telah dirancangya

Dalam konteks pembelajaran program kejuruan /produktif di SMK saaat ini ,maka peran guru yang tepat dalam pengembangan dan penyampaian pembelajaran adalah guru memilih dan mengubah materi pembelajaran yang ada agar sesuai dengan ebutuhan siswa untuk mencapai KI dan KD yang telah ditetapkan dalam standat is.

2.6 MEMILIH METODE PEMBELAJARAN Metode pembelajaran merupakan cara – cara yang dapat dipakai pengajar untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan tujuan utama tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran, sedangkan menurut Sudjimat (2014:204) metode pembelajaran adalah berbagai cara yang berbeda dalam membelajarkan peserta didik untuk mencapai hasil pembelajaran (kompetensi) yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Dalam perancangan sistem pembelajaran model Kurikulum 2013 (K-13), metode pembelajaran merupakan komponen yang penting setelah materi pembelajaran, metode pembelajaran memiliki keterkaitan yang erat dengan strategi pembelajaran sebagaimana terdapat dalam silabus. Berbagai kegiatan psikis, fisik, dan atau interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar sebagaimana dijabarkan pendidik dalam silabus harus dapat disintesiskan ke dalam satu atau lebih metode pembelajaran yang sesuai. Berbagai metode pembelajaran yang dihasilkan dari sintesis proses belajar peserta didik sebagaimana dipaparkan dalam silabus itulah yang harus dipilih dan dinyatakan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) oleh pendidik. Pemahaman secara komprehensif para pendidik terhadap pemilihan metode pembelajaran dibuktikan dari hasil kajian empirik dan temuan penelitian bahwa sebagian besar rumusan "strategi Pembelajaran" yang dirumuskan pendidik dalam silabus memiliki tingkat kesesuaian yang sangat rendah dengan jenis "metode" dan rumusan "skenario/Langkahlangkah pembelajaran" yang dikembangkan dalam RPP-nya. Hal tersebut menjadikan sebuah tantagan besar para pendidik untuk terus meningkatkan pemahamannya secara komprehensif tentang silabus dan RPP serta keterkaitan antara keduanya dalam implementasi K-13 saat ini. Hal ini dikarenakan, implementasi K-13 menurut para pendidik untuk mengembangkan silabus dan RPP yang lebih “rumit” jika dibandingkan dengan silabus dan RPP KTSP yang lalu. Kerumitan tersebut terjadi karena implementasi K-13 menuntut peserta didik untuk mampu merancang pembelajaran yang inovatif, tetapi juga menggunakan pendekatan saintifik dalam rangka pengembangan keterampilan saintifik/ilmiah para peserta didik. Untuk mampu memilih dan menetapkan berbagai metode pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran program produktif di SMK( pembelajaran mata pelajaran kelompok C2 dan C3), maka penting bagi para pendidik untuk memahami terlebih dahulu pengertian metode pembelajaran dan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Dalam pemilihan metode pembelajaran hal – hal yang dapat diperhatikan sebagai berikut : 1. Pemilihan metode pembelaran itu bergantung pada hasil pembelajaran ( kompetensi) yang harus dicapai atau dikuasai peserta didik. 2. Metode pembelajaran tertentu cocok untuk membelajarakan peserta didik untuk mencapai kompetensi tertentu secara efektif, tetapi belum tentu cocok untuk membelajarakan kompetensi lainnya. 3. Pemmilihan metode pembelajaran dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran yang ada di mana metode pembelajaran tersebut akan diimplementasikan. Dengan ketiga hal yang telah disebutkan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaran tidak ada metode pembelarajaran tunggal atau hanya menggunakan satu metode saja, meainkan menggunakan multi metode dan penggunaan multi metode disesuaikan dengan kondisi yang ada. 2.7 PERTIMBANGAN DALAM MEMLIH METODE PEMBELAJARAN Dalam memilih metode pembelaran ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu sebagai berikut : 1. Kondisi pembelajaran 2. Karakteristik pembelajaran 3. Tuntutan standart proses dalam kurikulum Ketiga faktor diatas akan di jelaskan sebagai berikut 1. Kondisi pembelajaran Kondisi pembelaran adalah berbagai faktor yang mempengaruhi efek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran sifatnya adalah “given” , sehingga yang harus dilakukan pendidik harus menerima apa adanya dan tidak bisa memanipulasi. Kondisi pembelajaran yang dimaksud yaitu mencakup : a. Kompetensi Kompetensi yang dimaksud adalah KD dari kelompok mata pelajaran C2 dan C3 baik pada ranah KI 1,2,3 maupun 4 yang telah ditetapkan oleh direktorat pembinaan SMK. Berdasarkan dari sifat kondisi pembelajaran berbagai KD tersebut harus diterima apa adanya dan tidak boleh diubah.

b. Karakteristik bidang studi/mata pelajaran Karakteristik bidang studi mengacu pada struktur dan tipe isi bidang studi. Struktur bidang studi ada tiga yaitu : konseptual, prosedural dan teoritik. Sedangakan tipe isi bidang studi mencangkup fakta, konsep, prinsip, prosedur, sikap dan keterampilan. Dalam konteks pembelajaran program produktif di SMK, struktur dan tipe isi budang studinya tergolong prosedural. c. Kendala Kendala adalah berbagai keterbatasan sumber belajar yang ada di satuan pendidikan, baik yang berkaitan dengan dana, media, personalia, waktu, alat, bahan, dan lain – lain. Jika kita berada pada ranah kelompok mata pelajaran C2 dan C3 di SMK, komponen yang menjadi pertimbangan besar yaitu media, bahan dan peralatan praktikum. d. Karakteristik peserta didik Karakteristik peserta didik berkaitan dengan berbagai aspek kualitas perseorangan perserta didik, misalnya jenis kelamin, usia, gaya kognitif, gaya belajar, motivasi belajar, bakat mekanik, IQ, EQ, dan lain – lain. Pada umumnya karakteristik pembelajaran tidak menjadi pertimbangan yang besar dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, karena pada kenyataannya setiap satuan pendidikan atau setiap sekolahan masih menerapkan menyetarakan karakteristik peserta didiknya. 2. Karakteristik Pembelajaran Karakteristik pembelajaran yang dimaksud adalah karakteristik pembelajaran abad XXI dan harus sesuai dengan kondisi dan tuntutan global saat ini. Karakteristik pembelajaran yang sesuai dengan abad XXI yaitu a. Mampu membuat peserta didik belajar secara aktif b. Melatih berfikir tingkat tinggi ( kritis, kreatif, inovatif) c. Melatih pemecahan masalah d. Membangun kooperatif, kolaboratif dan suportif e. Mengembangkan soft skil f. Memanfaatkan multimedia g. Menekankan pada proses dan pencapaian kompetensi h. Menggunakan berbagai sumber belajar dan interdispliner i. Menempatkan guru lebih sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. Tabel. Pegeseran paradigma pembelajaran abad XXI

Ciri abad XXI

Modus Pembelajaran

Informasi (tersedia dimana saja, kapan

Pembelajaran diarahkan untuk

saja)

mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber/observasi, bukan diberi tahu.

Komputasi (lebih cepat menggunakan

Pembelajaran diarahkan untuk

komputer)

mendorong peserta didik mampu merumuskan masalah(menanya) bukan menyelesaikan masalah (menjawab)

Otomasi (Menjangkau segala pekerjaan

Pembelajaran diarahkan untuk

rutin)

mendorong peserta didik berpikir analitis (pengambilan keputusan) bukan hanya berpikir mekanistis (rutin)

Komunikasi (dari mana saja, ke mana

Pembelajaran diarahkan untuk

saja)

mendorong peserta didik melakukan kerjasama dan kolaborasi menyelesaikan masalah.

Selain perubahan modus pembelajaran yang ditampilkan pada tabel diatas, ciri pembelajaran abad XXI juga ditandai dengan pergeseran pusat belajar dari TCL (Teacher Centered Learning) menjadi SCL (Student Centered Learning). Menurut Huba dan Freed (2000) perubahan TCL menjadi SCL disampaiakn pada tabel berikut : Teacher Centered Learning

Student Centered Learning

Pengetahuan ditranfer dari pendidik ke

Peserta didik secara aktif

peserta didik

mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya

Peserta didik menerima pengetahuan

Peserta didik secara aktif terlibat dalam

secara pasif

pengelolaan pengetahuan

Menekankan pada penguasaan materi

Menekankan pada penguasaan materi dan pengembangan karakter

Biasanya memanfaatkan media tunggal

Memanfaaatkan banyak media

Fungsi pendidik sebagai pemberi

Fungsi pendidik sebagai fasilitator dan

informasi utama dan evaluator

evaluasi dilakukan bersama siswa.

Proses pembelajaran dan penilaian

Proses pembelajaran dan penilaian

dilakukan secara terpisah

dilakukan saling berkesinambungan dan terintregrasi.

Menekankan pada jawaban yang benar

a. Penekanan pada proses

saja

pengembangan pengetahuan b. Kesalahan dinilai dapat menjadi salah satu sumber belajar

Sesuai untuk mengembangkan ilmu

Sesuai untuk mengembangkan ilmu

dalam satu disiplin saja.

dengan cara pendekatan indisipliner.

Iklim belajar lebih individualis dan

Iklim belajar dikembangkan lebih

kompetitif

bersifat kolaboratif, suportif dan kooperatif.

Hanya peserta didik yang dianggap

Peserta didik dan pendidik belajar

melakukan proses pembelajaran

bersama di dalam mengembangkan pengetahuan, konsep dan keterampillan

Pertemuan di kelas/lab merupakan

Peserta didik dapat belajar tidak hanya

bagian terbesar dalam proses

dari pertemuan di kelas/lab saja tetapi

pembelajaran.

dapat menggunakan berbagai cara dan kegiatan.

Penekanan pada tuntasnya materi

Penekanan pada pencapaian kompetensi

pembelajaran Penekanan bagaimana cara pendidik

Penekanan bagaimana cara peserta didik

melakukan pembelajaran

dapat belajar dengan menggunakan berbagai bahan ajar, metode interdisipliner, penekanan pada Problem Based Learning dan Competency

3. Tuntutan Standar Proses Dalam Kurikulum Faktor yang ke tiga yaitu tuntutan standar proses dalam kurikulum, dalam kurikulum K-13 berbeda dengan kurikulum KTSP 2006 maupun pada kurikulum sebelumnya.

Dalam standar proses (Permendikbud Nomor 65 tahun 2013) dijelaskan bahwa ssuai dengan standart kompetensi lulusan dan standar isi maka prinsip pembelajaran yang digunakan : 1. Dari peserta didik diberitahu menuju peserta didik mencari tahu 2. Dari pendidik yang sebagai satu – satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar 3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. 4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi 5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu 6. Dari pembelajaran yang memekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi. 7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif 8. Peningkatan dan keseimbangan keterampilan fisikal ( hardskill ) dan keterampilan mental (softskill) 9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pelajar sepanjang hayat. 10. Pembelajaran yang menerapkan nilai – nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodho), membangun kemauan (ing madyo mangun karso) dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran ( tut wuri handayani) 11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat. 12. Pembelajran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah pendidik, siapa saja adalah peserta didik dan dimana saja adalah kelas. 13. Pemanfaaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. 14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. 2.8 Metode Pembelajaran Yang Disarankan Berdasarkan paparan pada bagian sebelumnya dapat dikerucutkan/diringkas beberapa karakteristik metode pembelajaran yang cocok digunakan untuk matapelajaran kejuruan Kelompok Program Keahlian (C2) dan Paket Keahlian (C3) yang memiliki struktur isi prosedural sebagai berikut: (1) mampu menimbulkan belajar aktif pada diri peserta didik; (2) memperkuat proses berpikir dan pemecahan masalah; (3) mengembangkan hardskills

(terutama keterampilan montorik), softskills, dan karakter; (4) menumbuhkan belajar kolaboratif, kooperatif dan suportif; (5) lebih menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator; dan (6) memungkinkan peserta didik berinteraksi dengan berbagai sumber belajar. Terkait karakteristik keenam, interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar, Glickman (1991) dan Reigeluth (1999) menekankan pentingnya interaksi antara peserta didik dengan berbagai komponen sistem pembelajaran baik yang berupa manusia sumber belajar lainnya. Reigeluth dan Moore (1999) mengklasifikasi interaksi belajar (inter-action for learning) dalam pembelajaran menjadi dua, yaitu human inter-action dan non-human interaction. Dalam konteks pembelajaran program kejuruan di SMK, terutama pembelajaran program produktif yang berupa praktikum di sekolah dan di industri, human interaction dapat terjadi antara peserta didik dengan semua orang terlibat dalam pembelajaran praktikum tersebut, baik dengan peserta didik lainnya, guru, laboran, teknisi, instruktur maupun narasumber lainnya yang secara sengaja dirancang oleh guru atau pihak industri untuk dilibatkan dalam proses pembelajaran. Sedangkan non-human interaction dapat berwujud dalam bentuk interaksi peserta didik dengan berbagai peralatan dan pemesinan, interaksi peserta didik dengan jobsheet dan berbagai sumber tercetak lainnya, terutama manual book, interaksi peserta didik dengan berbagai media, interaksi peserta didik dengan benda kerja, dan interaksi peserta didik dengan lingkungan kerja terutama bagi peserta didik yang sedang melaksanakan program praktik industri. Berdasarkan keenam karakteristik metode pembelajaran untuk mata pelajaran kejuruan di SMK, berikut ini diuraikan dua model pembelajaran yang berpotensi memiliki keenam karakteristik tersebut, yaitu model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning, PrBL) dan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) Problem Based Learning a. Pengertian Problem Based Learning (PrBL) adalah pembelajaran yang didasari oleh dorongan penyelesaian masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Barrows & Tamblyn (1980) yang menyatakan “ Sebagai model pembelajaran, PrBL menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Oleh karena itu

PrBL sangat cocok untuk digunakan pada pembelajaran program produktif yang menekankan pada pemecahan masalah, misalnya teknik otomotif. b. Prinsip Dasar 1. Pembelajaran berawal dari adanya masalah (soal, pertanyaan, dsb) yang perlu diselesaikan 2. Masalah yang dihadapi akan merangsang peserta didik untuk mencari solusinya: peserta didik mencari/membentuk pengetahuan baru untuk menyelasaikan masalah c. Tujuan PBL 1. Mendorong peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar 2. Menilai sejauh mana pemahaman peserta didik tentang materi yang dipelajari d. Beberapa kelebihan PBL 1. PBL merangsang keterbukaan pikiran serta mendorong peserta didik untuk melakukan pembelajaran yang reflektif, kritis dan aktif 2. PBL merangsang peserta didik untuk bertanya dan menggali pengetahuan secara mendalam 3. PBL mencerminkan sifat alamiah pengetahuan, yaitu: kompleks dan berubah ubah sesuai kebutuhan, sebagai respons terhadap masalah yang dihadapi e. Kompetensi yang dikembangkan 1. Beradaptasi dan berpartisipasi dalam perubahan 2. Mengenali dan memahami masalah serta mampu membuat keputusan yang beralasan dalam situasi baru 3. Menalar secara kritis dan kreatif 4. Mengadopsi pendekatan yang lebih universal atau menyeluruh 5. Mempraktikkan empati dan menghargai sudut pandang orang lain 6. Berkolaborasi secara produktif dalam kelompok 7. Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta menemukan cara untuk mengatasi kelemahan diri; self-directed learning f. Karakteristik Masalah PBL 1. Masalah dapat berupa tugas melakukan sesuatu, pertanyaan atau hasil identifikasi dari keadaan yang ada di sekitar peserta didik 2. Masalah berupa tugas yang tidak memiliki struktur yang jelas sehingga merangsang peserta didik untuk mencari informasi untuk memperjelasnya

3. Masalah harus cukup kompleks dan ambigu sehingga peserta didik terdorong untuk menggunakan berbagai strategi penyelesaian masalah, teknik dan ketrampilan berpikir. 4. Masalah harus bermakna dan ada hubungannya dengan kehidupan sehari hari sehingga peserta didik termotivasi mengarahkan dirinya untuk menyelesaikan masalah dan mengujinya secara praktis. g. Sumber Pembelajaran 1. Bahan bacaan, baik yang disediakan secara langsung maupun yang ada di sekitar tempat belajar 2. Informasi dari narasumber (dijelaskan sekilas dan berdasarkan pertanyaan peserta didik) 3. Lingkungan dan hasil uji coba praktis 4. Sumber sumber lain yang dapat diakses peserta didik h. Metode dalam PBL 1. Diskusi kelompok 2. Belajar mandiri (individual) 3. Eksperimen kelompok 4. Observasi gejala dan wawancara terhadap narasumber 5. Komparasi dengan hasil hasil penyelesaian masalah yang sudah ada i. Karakteristik Kelompok 1. Peserta didik dibagi secara acak 2. Jumlah anggota kelompok berkisar antara 5-8 orang 3. Heterogen (latar belakang dan kemampuan cukup beragam) 4. Waktu kerja disesuaikan dengan jadwal belajar dan kesedian anggota kelompok j. Peran Guru 1. Guru berperan sebagai fasilitator 2. Menyusun ‘trigger problems’ 3. Guru juga dapat berperan sebagai narasumber terutama untuk informasi yang sulit diperoleh dari sumber lain 4. Memastikan jalannya proses pembelajaran dan setiap anggota kelompok terlibat 5. Melakukan evaluasi k. Langkah langkah PBL

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih 2. Guru membantu peserta didik mendifinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll) 3. Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah. 4. Guru membantu peserta didik dalam merencanakan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagai tugas dengan temannya. 5. Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses proses yang mereka gunakan. Pembelajaran Berbasis Proyek a) Pengertian Pembelajaran berbasis proyek (Project-based learning, PjBL) merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek (Thomas, Mergendoller & Michaelson, 1999). Oleh karena itu PjBL sangat tepat diterapkan di SMK yang tidak hanya menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi (competency-based learning, CBT) tetapi juga pembelajaran berbasis produksi (production-based learning, PBT). Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas dan motivasi peserta didik akan meningkat (Clegg, 2001; Clegg & Bearh, 2001). PjBL mengarahkan peserta didik pada prosedur kerja yang sistematis dan standar untuk membuat atau meyelesaikan suatu produk (barang atau jasa), melalui proses produksi/pekerjaan yang sesungguhnya. Karenanya PjBL sangat cocok digunakan untuk program pembelajaran produktif di SMK, terutama yang berorentasi untuk menghasilkan produk. b) Langkah-langkah Pembelajaran 1. Perencanaan Pekerjaan a) Inventarisasi jenis pekerjaan (job), kompetensi dasar, dan produk yang dapat dihasilkan. 

Inventarisasi Kompetensi Dasar Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum/silabus.



Inventarisasi Pekerjaan (Job) Pendataan jenis pekerjaan (job) dapat mengacu kepada jenis pekerjaan yang ada di kurikulum, Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berlaku, dan/atau standar pekerjaan lain yang ada di DU/DI/masyarakat. Setiap Paket Keahlian pada umumnya memiliki lebih dari satu bidang/jenis pekerjaan yang dapat di isi oleh lulusan



Inventarisasi Produk (Barang/Jasa) Setiap Pekerjaan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk yang dapat dihasilkan oleh setiap bidang/jenis pekerjaan sehingga peserta didik memiliki orientasi produk yang akan dihasilkan pada setiap pembelajaran. Hasil inventarisasi tersebut dapat dituangkan dalam tabel seperti berikut ini

Tabel 8.6 Daftar Nama Produk Setiap Bidang Pekerjaan No

Bidang/Jenis Pekerjaan

Nama Produk (barang/jasa)

1

P1

Pr1 Pr2

2

P2

Pr3 Pr4

3

P3

Pr5 Pr6

b) Analisis Kompetensi Kompetensi Dasar Terhadap Produk (Barang/Jasa) Hasil inventarisasi standar kompetensi lulusan, bidang pekerjaan dan produk tersebut, selanjutnya digunakan untuk menganalisis kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk menghasilkan setiap produk dan bidang pekerjaan dengan menggunkaan tabel 8.7 Tabel 8.7 Analisis Kompetensi Dasar terhadap Jenis Produk Kompetensi Dasar

Kode Standar Kompetensi KD1

KD2





KD3

KD4

Produk Pr1



KD5

KD6

KD7

KDn



Pr2







Pr3 Pr4

Baris pada kolom 1 di isi dengan kode produk (nama barang/jasa), sedangkan kolom berikutnya di isi dengan kode Kompetensi Dasar hasil inventarisasi dari Silabus. Menentukan kompetensi dasar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan produk (barang/jasa) dengan memberi tanda cek (√) pada kolom kompetensi dasar terkait. Hasil analisis kompetensi dasar terhadap jenis produk pada tabel 8.7 dapat dimaknai sebagai berikut. 1. Produk (Pr1) dapat dikerjakan pada pembelajaran KD1, KD2, KD4 2. Produk (Pr2) dapat dikerjakan pada pembelajaran KD1, KD2, KD3 dan KD5, demikian selanjutnya untuk produk yang lain. 3. Produk (Pr1) dan (Pr2) dapat digunakan sebagai pilihan oleh peserta didik untuk digunakan sebagai tugas pada pembelajaran KD1 dan KD2 4. Setelah seluruh kompetensi dasar teridentifikasi terhadap produk yang ada, maka pendidik menetapkan alternatif produk yang akan dikembangkan untuk setiap kompetensi dasar yang dipelajari. Alternatif produk yang teridentifikasi dapat dipilih oleh peserta didik untuk mempelajari KD tersebut. c) Penetapan Bukti Belajar Berdasarkan hasil analisis kompetensi dasar terhadap produk, selanjutnya guru harus menetapkan bukti bukti belajar (evidence of learning) yang akan digunakan sebagai acuan dalam penilaian hasil belajar peserta didik. 2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Pembelajaran dengan pendekatan PjBL dapat dilaksanakan dengan langkah langkah sebagai berikut

a) Guru menyampaikan 1. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Strategi pembelajaran dengan pendekatan project work 3. Alternatif judul/nama produk/jasa yang dapat dipilih peserta 4. Ruang lingkup standar kompetensi yang akan dipelajari oleh peserta didik untuk setiap judul/nama produk/jasa

5. Menyusun dan menetapkan pedoman penilaian kompetensi sesuai dengan judul project work 6. Memfasilitasi bimbingan kepada peserta didik dengan memanfaatkan lembar bimbingan b) Peserta didik 1. Memilih salah satu judul/nama produk/jasa dan menyusun rencana project work sesuai dengan judul yang dipilih di bawah bimbingan guru. Kerangka rencana project work sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh guru 2. Melakukan proses belajar sesuai dengan proses produksi yang telah direncanakan. Kegiatan dilakukan sesuai dengan rambu rambu yang telah tetapkan dalam proposal di bawah bimbingan dan pengawasan guru. Proses belajar menekankan pada pencapaian standar kompetensi yang dibuktikan dengan bukti belajar (evidence of learning) dan di organisasi dalam bentuk portofolio 3. Mengorganisasi bukti belajar sebagai portofolio 4. Melaksanakan kegiatan kulminasi (presentasi/pengujian/penyajian/display) 5. Menyusun laporan sesuai dengan pengalaman belajar yang diperoleh 3. Penilaian Hasil Belajar Penilain hasil belajar dengan model PjBL pada dasarnya adalah penilaian standar kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, kesesuain produk/jasa, dan kesesuaian waktu pelaksanaan. Komponen PjBL yang dinilai terdiri dari penyusunan rencana proyek, pelaksanaan proses produksi, laporan, kegiatan dan kulminasi (presentasi/pengujian/penyajian/display). Peserta didik dinyatakan kompeten apabila memenuhi standar minimal yang dipersyaratkan pada indikator dari setiap kompetensi dasar. Penetapan pencapaian nilai mengacu pada pedoman penilaian dan pelaporan hasil belajar peserta didik SMK pada kurikulum 2013 saat ini. c) Keutungan Belajar Berbasis Proyek Pembelajaran berbasis proyek memiliki berbagai keuntungan bagi peserta didik, yaitu: (1) meningkatkan motivasi, yang ditandai dengan tekun belajar samapai kelewat batas dan berusaha keras dalam mencapai proyek; (2) meningkatkan kemampuan

pemecahan

mengembangkan

dan

masalah;

mempraktikkan

(3)

meningkatkan

keterampilan

kolaborasi,

komunikasi;

(4)

meningkatkan keterampilan mengelola sumber melalui praktik pengorganisasi

proyek, membuat alokasi waktu dan sumber sumber lain seperti perlengakapan untuk menyelesaikan tugas.

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Materi pembelajaran adalah isi (content) suatu pembelajaranyang harus dipelajarai peserta didik agar ia dapat menguasai suatu kompetensi yang telah di tetapkan dalam standar isi yang berupa kompetensi inti (KI) dan kopentensi dasar (KD). Jenis Materi pembelajaran dapat dibedakan menjadi materi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pembelajaran, prinsip relevansi, konsistensi, dan kecakupan. Secara garis besar ada empat langkah yang harus di tempuh guru dalam pemilihan materi pembelajaran, yaitu (1) mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat pada KI dan KD yang harus dipelajari peserta didik; (2) mengidentifikasi jenis-jenis materi pembelajaran; (3) memilih materi pembelajaran yang relevan dengan KI dan KD; dan (4) memilih sumber materi pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan cara – cara yang dapat dipakai pengajar untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan tujuan utama tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil pembelajaran, sedangkan menurut Sudjimat (2014:204) metode pembelajaran adalah berbagai cara yang berbeda dalam membelajarkan peserta didik untuk mencapai hasil pembelajaran (kompetensi) yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Dalam memilih metode pembelajaran ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu sebagai berikut : (1) Kondisi pembelajaran, (2) Karakteristik pembelajaran, (3) Tuntutan standart proses dalam kurikulum.

DAFTAR RUJUKAN Afandi, Muhamad, Evi Chamalah, Oktarina Puspita. 2013. Model dan Metode Pembelajaran di Sekolah. Semarang: UNISSULA PRESS Sudjimat, Dwi Agus. 2014. Perencanaan Pembelajaran Kejuruan. Malang: Universitas Negeri Malang (UM PRESS)

Related Documents


More Documents from "Geta"

Pore Pressure.docx
November 2019 38
Poem
May 2020 35
Konatna Walpaper
June 2020 19
Power Point
May 2020 28
Takzirah
June 2020 11