Makalah Pendapatan Dan Beban.docx

  • Uploaded by: indri riyani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pendapatan Dan Beban.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,864
  • Pages: 20
PENDAPATAN DAN BEBAN MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

Disusun Oleh:

Indri Riyani

31401405541

Inge Irnawati

31401405542

Kinasih Tri Patriarini

31401405562

Laily Atikah Riyanto

31401405566

Mey Hani Maghfiroh

31401405587

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2016

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemahaman terhadap konsep pendapatan dan beban memerlukan analisis yang hatihati terhadap karekteristik dari transaksi yang berkaitan dengan laporan laba rugi perusahaan. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan pendapatan dan beban namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen pendapatan dan beban. Karekteristik suatu komponen laporan laba rugi dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaian dengan pendapatan dan beban. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan pendapatan dan beban dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang pendapatan dan beban sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi. Sebagian besar transaksi pendapatan dan beban menimbulkan beberapa masalah dalam pengakuannya. Hal ini karena dalam banyak kasus, transaksi tersebut adalah dimulai dan selesai pada waktu yang sama. Namun tidak semua transaksi sesederhana itu. Pengakuan pendapatan dan beban merupakan aktivitas yang paling berisiko dimanipulasi (top fraud risk) dan apapun standar akuntansi yang digunakan, baik IFRS maupun GAAP, risiko atau kesalahan dan ketidakakuratan dalam pelaporan pendapatan dan beban jumlahnya sangat besar. Pendapatan dan beban sebagai elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan.Dalam beberapa dasawarsa belakangan ini, perhatian pada perhitungan laba rugi semakin dirasakan manfaatnya. Dengan adanya informasi mengenai pendapatan dan beban, maka dapat membandingkan antara modal yang tertanam dengan penghasilan sebagai alat untuk mengukur kinerja efisiensi perusahaan dan dapat memprediksi distribusi dividen di neraca yang akan datang. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana pengertian pendapatan ? 1.2.2 Bagaimana sumber-sumber pendapatan ? 1.2.3 Bagaimana proses pendapatan ? 1.2.4 Bagaimana penilaian,pengukuran,pengakuan,dan pengungkapan pendapatan ? 1.2.5 Bagaimana kriteria pengakuan pendapatan ? 1.2.6 Bagaimana metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa ? 1.2.7 Bagaimana konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan ? 1.2.8 Bagaimana karakteristik biaya ? 1.2.9 Bagaimana pengukuran dan pengakuan biaya ? 1.2.10 Bagaimana konsep perbandingan 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui pengertian pendapatan 1.3.2 Untuk mengetahui sumber-sumber pendapatan 2

1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6 1.3.7 1.3.8 1.3.9 1.3.10

Untuk mengetahui proses pendapatan Untuk mengetahui penilaian,pengukuran,pengakuan,dan pengungkapan pendapatan Untuk mengetahui kriteria pengakuan pendapatan Untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa Untuk mengetahui konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan Untuk mengetahui karakteristik biaya Untuk mengetahui pengukuran dan pengakuan biaya Untuk mengetahui konsep perbandingan

1.4 Metode Penulisan 1.4.1 Studi pustaka Penulis mendapatkan data karya ilmiah ini dari berbagai sumber referensi antara lain buku,surat kabar,majalah dan internet. 1.4.2 Observasi Penulis melakukan pengamatan untuk objek yang penulis amati. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar masalah,tujuanpenulisan,metode penulisan dan sistematika penulisan.

belakang,rumusan

Bab II : Pembahasan yang terdiri atas pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses pendapatan, penilaian,pengukuran,pengakuan,dan pengungkapan pendapatan, kriteria pengakuan pendapatan, metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa, konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan, karakteristik biaya, pengukuran dan pengakuan biaya, konsep perbandingan Bab III : Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran

3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pendapatan. Pada bab ini penulis akan membahas mengenai konsep pendapatan yang menguraikan pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, proses-proses pendapatan, penilaian, pengakuan, dan pengukuran pendapatan serta metode pengakuan pendapatan 2.1.1 Pengertian Pendapatan Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidaka ada perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh pendapatan dari hasil operasi perusahaan. Pengertian tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. Sebelum penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, maka terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha. Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut: “Konsep ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu kesatuan usaha atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri da terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan”. Berdasarkan konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan perusahaan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan pengertian pendapatan dan biaya dengan memendangnya sebagai perubahan kekayaan, buka sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau pemegang saham. Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut: “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.” Disamping definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk menyatakan gambran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, penulis akan mengutip 4

pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam bacaan. Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting merumuskan pengertian pendapatan adalah: “Pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama adan usaha” Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah: “Sutau pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, tetapi bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya liabilities” Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa pendapatan adalah: “Pendapatan (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya pendapatan diakui pada saat penjualan” Disamping definisi yang dinyatakan diatas terdapat definisi pendapatan dari C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess ( 1992:56-57): “Pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, peminjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan”. Sofyan Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah : “Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan kepada langganan/mereka yang menerima”. Eldon Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: :Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu”. Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut: 1. Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset. 2. Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and services. Jika pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus dinyatakan dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk aktiva benar-benar terjadi. 5

Konsep dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan. 2.2 Sumber-Sumber Pendapatan Soemarso SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan utama perusahaan. Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari: 1. Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham. 2. Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan. 3. Hadiah, sumbangan, atau penemuan. 4. Revaluasi aktiva. 5. Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk. Dari kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang disebutkan dalam butir ke-dua. 2.3. Proses Pendapatan Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan (Realization Process). 1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process) Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi. 2. Proses realisasi pendapatan (realization Process) Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa 6

maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan pendapatan. Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:  

Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya. Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.

2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan. 2.4.1. Penilaian Pendapatan Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan. Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut: 1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. 2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang. 3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal). 4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. 2.4.2. Pengukuran Pendapatan Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, yaiti pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai pendapatan. Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut: “Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”.

7

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut: 1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi [iutang ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang sebenarnya. 2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang yang diserahkan merupakan keuntungan. Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain: 1. Cash Equivalent Jumlah rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan penjualan benar-benar terjadi. 2. Nilai setara kas Jumlah rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan. 3. Harga dibawah harga pasar Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula. 4. Harga pasar Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya penyerahan produk. 5. Harga kesepakatan Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan. 2.4.3. Pengakuan Pendapatan Tujuan dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan yang bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan diakui pada saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus)operasi. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada pelanggan. 8

2. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya. 3. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yan bersangkutan. 4. Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal penjualan. Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima. Berkaitan dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika: 1. Pendapatan dihasilkan, dan 2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi. Pengakuan pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization) Eldon S HEndriksen mengutp pernyataan American Accounting Association Committee on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi ini yaitu: “Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”. Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat, yaitu : 1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi 2. Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi 3. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan 4. Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas

1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP memperbolehkan dua metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka panjang, yaitu sebagai berikut: 9

a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method) Metode persentase penyelesaian adalah bentu alternative atas metode kontrak selesai. Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, bagian pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan pada setiap periode akuntansi. Besarnya tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.



Pegukuran masukan (input measure)

Pengukuran masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi: · Metode biaya ke biaya (cost to cost method) Metode ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya total yang diharapkan. · Metode usaha yang diupyakan (effort expended method) Metode ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam kerja, upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan menggunakan metode ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode biaya ke biaya. 

Pengeluaran keluaran (output measure)

Pengukuran keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan menggunakan ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan nilai tambah.

b. Metode kontrak selesai (completed contract method) Menurut metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak persediaan. Metode kotrak selesai harus digunakan hanya: 1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek, 2) Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau 3) Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan berulang. 10

Metode kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan diguakan jika metode perssentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak tepat. 2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam criteria; 1) Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil, 2) Biaya pemasaran yang tidak besar, 3) Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu penyelesaian produksi tergantung pada tingkat kepastian diaman harga jual dan biaya tambahan dapat diestimasi. Kriteria utama untuk menmggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu yang dapat dipengaruhi produsen tertentu. 3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan Untuk tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain: · Harga produk sekarang sudah lebih pasti. · Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni pertukaran telah terjadi. · Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan. · Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan. Dasar pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang bergerak dlam bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan merupakan hal yang paling menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aktiva bau kedalam perusahaan yang berupa kas atau piutang. 4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas Penerimaan kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan. Umumnya, tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva bersih perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya secara angsuran. Dalam perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan uang dari konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga keduanya dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah pendapatan yang diakui dala suatu periode atas dasar penerimaan uang. 11

2.4.4. Pengungkapan Pendapatan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut: a. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa. b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari: (1) Penjualan barang (2) Penjualan Jasa (3) Bunga (4) Dividen, dan (5) Royalty. 2.5. Kriteria Pengakuan Pendapatan Pengaakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut: 1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera terealisasi. 2. Pendapatan baru adapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun. 2.5.1. Metode Pencatatan Pendapatan Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuanketentuan sebagai berikut: 1) Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya 2) Jumlah pendapatan harud dapat diukur 3) Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas 4) Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang memuaskan. Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut: metode berbasis kas(cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis method) 1. Metode cash basis Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu. 2. Metode accrual basis Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih. 2.6. Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa 12

Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut: 1. Metode kinerja khusus Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal. Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi. 2. Metode Kinerja Profesional Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi. 3. Metode Kinerja Selesai Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak jangka panjang. 4. Metode Penagihan Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan metode pemulihan biya yang digunakan untuk penjualan produk. 2.7. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut: 1. Konsep Upaya dan HAsil (effort and accomplishment concept) Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan merupakan pengukur hasil. 2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif Laporan keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan 6yang cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuju kebenarannya, 3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept) Konsep akuntansi menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan lain, dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya merupakan asunsi atau paling tidak didasarkan atas asumsi yangtidak dapat diuji validitasnya dengan pembuktian yang tuntas tetapi dianggap mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan keuangan. 4. Konsep Biaya Historical Konsep biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif untuk jasa yang baru diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga pertukaran padasaat terjadinya salah satu keunggulan biaya histories yang terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang independent. 13

2.8 Karakteristik Biaya Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati terhadap karakteristik dari transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen laporan lain yang sifatnya hamper sama dengan biaya namun sebaiknya tidak dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya. Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam laporan keuangan. 2.8.1 Pengertian Biaya Secara umum, dapat dikatakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka menciptakan pendapatan disebut dengan biaya. FASB (1980) mendefinisikan biaya sebagai berikut : “Biaya adalah aliran keluar (outflows) atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang atau penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas” . Sedang IAI (1994) mendefinisikan biaya (beban) sebagai berikut :Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dari pengertian di atas dapat dilihat bahwa biaya pada akhirnya merupakan aliran keluar aktiva meskipun kadang-kadang harus melalui hutang lebih dahulu. Sementara Kam (1990) mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai aktiva atau kenaikan hutang atau kenaikan ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity) sebagai akibat pemakian barang dan jasa oleh suatu unit usaha untuk menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Dari definsi-definisi di atas, definisi yang dikemukakan IAI sejalan dengan definisi yang diajukan oleh Kam. Keduanya mendefinisikan biaya dari sudut pandang peristiwa moneter (penurunan aktiva, kenaikan hutang/kenaikan ekuitas). Sebaliknya definisi yang dikemukakan FASB cenderung agak berbeda dengan definisi yang dikemukakan Kam. Perbedaan sudut pandang tersebut dapat dianalisis sebagai berikut : Definisi yang diajukan FASB tidak menunjukkan perbedaan yang jelas antara peristiwa moneter dan peristiwa fisik. Perlu diketahui bahwa laba, pendapatan, dan biaya saling berkaitan erat dengan nilai dari suatu obyek ekonomi tertentu (jumlah rupiah memiliki sifat moneter, karena dihasilkan dari peristiwa yang menyebabkan perubahan nilai obyek ekonomi tersebut. Biaya menunjukkan peristiwa moneter yang berasal dari pemakaian barang dan jasa (peristiwa fisik) dalam kegiatan operasional perusahaan. Pemakaian aktiva harus menunjukkan adanya suatu cost yang dinyatakan keluar (dikonsumsi) sebagai biaya. Apabila dilihat dari pandangan tradisional, definisi yang dikemukakan FASB menunjukkan bahwa biaya hanya dihasilkan dari pemakaian aktiva untuk tujuan 14

menghasilkan pendapatan pada periode berjalan. Apabila prinsip penandingan (matching) dilakukan dengan tepat, maka pembebanan biaya harus ditunda lebih dahulu sebagai aktiva, selama pemanfaatan jasa masa sekarang dapat membantu menghasilkan pendapatan pada priode yang akan datang. FASB tidak menunjukkan kondisi tersebut. Lepas dari perbedaan tersebut, yang jelas setiap cost yang dinyatakan keluar dalam rangka menghasilkan pendapatan disebut dengan biaya. Baik itu biaya yang berasal dari cost yaang langsung dibebankan sebagai biaya tanpa dicatat lebih dahulu sebagai aktiva. 2.8.2 Biaya dan Rugi Agar pemakai laporan keuangan mendapat tambahan informasi yang lebih lengkap, rugi dapat disertakan dalam laporan rugi laba sebagai penentu besarnya laba komprehensif. Rugi sebaiknya disajikan terpisah dari biaya. Dari definisi yang terdapat dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI tidak memisahkan biaya dengan rugi ataupun tidak langsung untuk memperoleh pendapatan disebut dengan biaya. 2.9 Pengukuran dan Pengakuan Biaya Pengukuran dan pengakuan biaya memainkan peranan penting dalam penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu pemahaman secara konseptual tentang pengukuran dan pengakuan pendapatan tidak dapat diabaikan. 2.9.1 Pengukuran Biaya Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu pengukuran biaya dapat didasarkan pada : 1. Cost Historis. 2. Cost pengganti/cost masukan terkini (Replacement Cost/Current Input Cost). 3. Setara kas (Cash Equivalent) Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktek yang paling banyak digunakan untuk mengukur biaya adalah cost histories. 2.9.2 Pengakuan Biaya Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : 1. sebagai aktiva (potensi jasa) 2. sebagai beban pendapatan (biaya) Proses pembebanan cost padas dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu, agar informasi yang dihasilkan akurat, bagain cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya peda periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost tersebut, yaitu : 15

1. kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada pendapatan periode berjalan. 2. kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan pembebanannya. Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya apabila cost tersebut memenuhi criteria sebagai berikut : · memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan perusahaan, berasal dari transaksi masa lalu). · Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai. · Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal. Dari uraian diatas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep penandingan (matching), pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapatan tentang pengakuan biaya, biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya. 2.10 Konsep Perbandingan Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan. Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya mencari dasar penandingan yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi oleh akuntan. Paton dan Littleton mengungkapkan : masalah utama dalam menandingkan pendapatan dan biaya adalah mencari dasar penandingan yang paling tepat antara pendapatan dengan biaya yang berhubungan dengan pendapatan tersebut. Hubungan fisik yang dapat dilihat sebenarnya dapat digunakan sebagai media untuk melacak dan membebankannya. Meskipun demikian harus diakui bahwa dengan melihat kondisi yang ada, dasar penandingan yang paling penting adalah kelayakan (reasonable) bukannya pengukuran fisik. Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum digunakan untuk mencari hubungan antara biaya pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan tersebut adalah : hubungan sebab akibat (association of causes and effects), alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation) dn pembebanan segera (immediate recognition). 2.10.1 Hubungan Sebab Akibat. Dasar yang paling ideal untuk membandingkan biaya dengan pendapatan adalah hubungan sebab akibat. Meskipun dasar ini sulit untuk dibuktikan, namun atas dasar pengamatan yang 16

dilakukan para akuntan menunjukkan bahwa barang/jasa tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses menghasilkan pendapatan selama periode tertentu. Komite American Accounting Association juga menyarankan penggunaan hubungan sebab akibat sebagai dasar penandingan. Mereka mengatakan : Cost harus dihubungkan dengan pendapatan yang direalisasi selama periode tertentu atas dasar korelasi positif yang dapat dilihat hubungannya antara cost tersebut dengan pendapatan yang diakui. Dari pernyataan di atas dapat dirumuskan bahwa penandingan yang benar-benar tepat dapat dilakukan apabila terdapat hubungan yang rasional antara pendapatan dan biaya. Oleh karena itu pengakuan biaya harus dihubungkan dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatan. Ada beberapa masalah teknis yang timbul apabila penandingan langsung atas dasar produk yang digunakan sebagai dasar hubungan sebab akibat. Masalah tersebut adalah : · pemakaian barang dan jasa yang bagaimana yang dapat diidentifikasi dengan produk ? · apabila biaya tidak menambah nilai produk tertentu, kapan biaya tersebut dapat dihubungkan secara langsung dengan pendapatan di masa yang akan datang ? · Bagaimana biaya tersebut dapat dilaporkan dengan tepat sesuai dengan pendapatan yang diperoleh ? · kapan biaya yang terjadi setelah penjualan dapat dicatat dan dilaporkan ? Berikut ini akan dibahas ketiga masalah tersebut dan alternatif pemecahannya : 1.

Identifikasi Cost Produk

Sesuai dengan konsep penandingan, semua cost produksi harus dibebankan pada produk yang bersangkutan. Cost produk dapat dibagi menjadi dua : · cost produk yang melekat pada produk terjual dan nantinya akan dibebankan sebagai biaya. · cost yang melekat pada produk yang belum terjual (dilaporkan sebagai persediaan) dan dicatat sebagai aktiva sampai produk tersebut terjual. Beberapa cost produk dapat langsung dihubungkan dengan produk tertentu, sementara cost yang lain hanya dapat dihubungkan dengan kegiatan produksi dan dialokasikan pada produk berdasarkan aturan ataun prosedur tertentu. Disinilah pentingnya melakukan identifikasi untuk menentukan cost produk langsung (direct product cost) dan cost produk tidak langsung (indirect product cost). Cost produk langsung adalah cost barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi prodk tertentu dan yang secara langsung dapat diidentifikasi atau ditelusur ke produk yang dihasilkan. Cost bahan baku dan tenaga kerja langsung merupakan cost produk langsung karena terjadinya atau manfaat cost tersebut dapat diidentifikasi pada produk tertentu. Cost produk tidak langsung adalah cost barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi, yang tidak dapat di identifikasi pada produk yang dihasilkan. Cost overhead pabrik adalah contoh cost produk tidak langsung. Meskipun cost inisifatnya tidak langsung, namun cost tersebut tetap dibebankan pada produk atas dasar aturan atau metode tertentu. Yang menjadi masalah sekarang, di antara cost produk tersebut yang manakah yangdapat 17

ditandingkan dengan pendapatan? Akuntan banyak tidak sependapat untuk merteembebankan semua cost produksi individual pada produk tertentu. Perbadaan ini muncul karena adanya dua konsep yang berbeda dalam menentukan elemen cost produk, yaitu konsep full costing, dan konsep direct costing. Menurut konsep full costing, cost yang dianggap sebagai biaya adalah semua cost produk baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan produk yang terjual. Semetara menurut menurut konsep direct cisting, hanya cost produk variabel yang dianggap sebagai biaya atas produk terjual. Dengan demikian, cost produksi non variabel akan dibebankan sebagai biaya periode. Masalah lain yang muncul adalah cost kapasitas menganggur dan cost produk rusak yang bersifat abnormal. Jenis cost tersebut umumnya dianggap sebagai rugi (losses) atau langsung dibebankan sebagai biaya. Perlakuan inipun masih menimbulkan masalah, apakah cost tersebut sebaiknya diperlakukan sebagai rugi (losses) atau biaya. Penentuan cost atas produk rusak sebagai rugi (losses) atau biaya sangat tergantung pada sifat dari kerusakan tersebut. Apabila kerusakan terjadi karena kejadian normal atau atau sering terjadi, maka cost tersebut diperlakukan sebagai biaya. Sebaliknya, apabila kerusakan terjadi karena hal yang tidak biasa( tidak rutin), maka cost produk rusak tersebut diperlakukan sebagai rugi (losses). 2. Biaya Yang Langsung Berhubungan dengan Pendapatan Masa Mendatang, Tetapi Tidak Masuk dalam Cost Produksi. Pada beberapa kasus, cost yang dapat dihubungkan dengan pendapatan masa mendatang tidak dapat dibebankan secara langsung dengan prodruk tertentu. Hal ini disebabkan cost tersebut tidak menunjukkan nilai tambah pada produk yang bersangkutan. Contoh dari kasus ini adalah biaya penjualan dan administrasi. Biaya penjualan dan administrasi tidak harus ditandingkan dengan pendapatan di masa mendatang jika tidak ada jaminan yang rasional untuk menghubungkan biaya tersebut dengan pendapatan di masa mendatang. Meskipun jenis biaya tersebut tidak secara langsung menghasilkan pendapatan karena secara teknis sulit mencari hubungan sebab akibatnya, namun biaya tersebut harus tetap dibebankan sebagai biaya. Tidak diperolehnya pendapatan atau tidak adanya kemungkinan rugi pada periode berjalan, bukan merupakan alasan untuk menunda pembebanan biaya. Alasannya adalah apabila suatu cost dan jasa tidak memberikan manfaat pada periode sekarang dan juga bukan merupakan rugi, maka cost tersebut tentu akan memberikan manfaat masa mendatang. Oleh karena itu, cost tersebut harus dialokasikan pada periode mendatnag agar dapat dilakukan penandingan antara biaya dengan pendapatan. Contohnya, cost pendirian perusahaan tidak dapat dihubungkan dengan produk karena biasanya tidak ada produk yang dihasilkan pada cost tersebut dikeluarkan. Meskipun demikian, cost tersebut dapat dihubungkan dengan pendapatan masa mendatang dan biasanya dikapitalisasi. Jadi cost tersebut sering diperlakukan sebagai aktiva tidak berwujud. Namun demikian, apabila tidak ada hubungan khusus antara pendapatan dan biaya, maka proses penandingan tidak dapat dilakukan. Konsekuensinya, tindakan menangguhkan 18

pembebanan cost tersebut pada akhirnya akan menyebabkan perataan laba dan dan tidak menambah manfaat informasi yang dihasilkan. Contoh lainyang relevan dengan kasus diatas adalah cost penelitian dan pengembangan. Meskipun pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan mungkin memiliki manfaat dalam beberapa periode, namun tidak ada metode atau cara yang relevan dan bermanfaat untuk menerapkan konsep penandingannya. 3.

Biaya Yang Berhubungan Dengan Pendapatan Yang Terjadi Setelah Pendapatan Diakui.

Umumnya biaya yang berhubungan dengan pendapatan akan terjadi setelah biaya yang akan timbul setelah penjualan. Apabila cost kegiatan tertentu dapat ditaksir secara layak dan cukup pasti, maka cost tersebut dapat diakui sebagai biaya pada periode pengakuan pendapatan. Meskipun dapat menimbulkan masalah, alokasi sistematis tetap dapat digunakan sebagai dasar penandingan. Ada beberapa alasan yang mendukung pemakaian alokasi sistematis dan rasional. · Banyak cost periodic yang berhubungan secara tidak langsung dengan pendapatan periode berjalan. · Pada bebrapa kasus sulit mencari hubungan langsung antara cost tertentu dengan pendapatan. Apabila cost dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan, maka cost tersebut harus diakui sebagai biaya pada periode terjadinya. · Apabila manfaat masa mendatang tidak dapat diukur dengan cukup pasti atau cost yang dikeluarkan tidak memiliki hubungan dengan pendapatan di masa mendatang, maka tidak ada alas an untuk menunda pembebanan cot sebgai biaya pada periode terjadinya. · Apabila biaya bersifat rutin (regular) dan terjadi berulang-ulang maka pembebanan langsung secara material tidak akan berpengaruh terhadap laba bersih, meskipun penandingan yang tepat tidak dapat dicapai.

19

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Ada jugapendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor produksi.Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui pada saat: 1. Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas (piutang). 2. Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang diketahui.Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas manfaat yang diberikan pendapatan.Sebagian besar perusahaan didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga kclangsungan hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan pendapatan atas beban.

20

Related Documents


More Documents from ""

Nilai.docx
November 2019 47
Pemasaran.docx
November 2019 54
Tugas Uci.docx
May 2020 23
Uee.docx
December 2019 29