1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang sedang melaksanakan pembangunan disegala bidang, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang diandalkan, karena sektor pertanian sampai saat ini masih memegang peranan penting dalam menunjang perekonomian nasional. Sektor pertanian juga mempunyai peranan penting dalam mengentaskan kemiskinan, pembangunan pertanian berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan upaya peningkatan kesejahteraan petanidan upaya menanggulangi kemiskinan khususnya didaerah pedesaan. Sasaran utama pembangunan pertanian dewasa ini adalah peningkatan produksi pertanian dan pendapatan petani, karena itu kegiatan disektor pertanian diusahakan agar dapat berjalan lancar dengan peningkatan produk pangan baik melalui intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi pertanian yang diharapakan dapat memperbaiki taraf hidup petani, memperluas lapangan pekerjaan bagi golongan masyarakat
yang
masih
tergantung
pada
sektor
pertanian (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2009). Petani sebagai pelaksana usahatani berharap agar produksi meningkat lebih besar lagi sehingga mendapatkan pendapatan yang besar pula. Untuk itu, mereka menggunakan seluruh faktor produksi yang dimiliki seperti tenaga, modal dan sarana produksi lainnya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi yang diharapkan. Namun, adakalanya produksi yang diperoleh justru lebih kecil dan sebaliknya ada kalanya produksi yang diperoleh lebih besar. Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktorfaktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat
sebaik-baiknya.
Usahatani
merupakan
cara-cara
menentukan,
mengorganisasikan, dan mengkoordinasi penggunaan factorfaktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2008). Perhitungan pendapatan oleh petani haruslah dilakukan dengan cermat untuk menghindari asumsi semua uang yang diterima merupakan pendapatan. Pada
2
kenyataanya, tidak semua uang yang diterima murni pendapatan. Ada biaya bunga, tenaga kerja dalam keluarga yang tidak dibayar dan biaya lainnya yang seharusnya diperhitungkan juga. Beberapa instrument yang dapat menganalisis pendapatan khususnya usahatani adalah dengan menggunakan teori fungsi biaya. Pada fungsi biaya, pengeluaran dibagi menjadi tiga yaitu Fixed Cost (Biaya tetap), Variable Cost (Biaya yang berubah-ubah) dan Average Cost (Biaya rata-rata). Kebanyakan petani tidak memahami akan konsep ini sehingga mereka acuh terhadap perhitungan pendapatan. Untuk itu, saya ingin membuat makalah ini dengan tujuan sebagai informasi yang sekiranya dapat membantu petani dalam menganalisis komponen pendapatanpendapatan yang ada yang pada akhirnya dapat memunculkan budaya investasi pada petani sehingga pendapatannya menjadi jauh lebih besar di kemudian hari.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep usahatani petani? 2. Apa itu fungsi biaya? 3. Bagaimana konsep fungsi biaya? 4. Bagaimana cara menghitung pendapatan usahatani? 5. Apa saja faktor yang mempengaruhi biaya? 6. Apa saja faktor yang mempengaruhi pendapatan?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi komponen penilaian yang ada pada mata kuliah Ilmu Usaha Tani serta sebagai informasi yang bermanfaat bagi yang membutuhkannya khususnya petani.
3
BAB II ISI
2.1 Usahatani Petani Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktorfaktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat
sebaik-baiknya.
Usahatani
merupakan
cara-cara
menentukan,
mengorganisasikan, dan mengkoordinasi penggunaan factorfaktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2008). Operasi usahatani meliputi hal – hal berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang apa, kapan, di mana, dan beberapa besar usahatani itu di jalankan. Masalah apa yang timbul menjadi pertimbangan dalam percakapan keputusan usaha operasi, usahatani mencakup hal – hal tentang pengalaman dan kegiatan merencanakan ushatani. Usahatani semata – mata menuju kepada keuntungan terus menerus dan ersifat komersial (Sunge, 2014) Keberhasilan usahatani dipengaruhi oleh faktor produksi (modal, tanah, tenaga kerja). Modal diperlukan untuk pengadaan sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida dan peralatan), biaya pemeliharaan tanaman, biaya penyimpanan, pemasaran dan pengangkutan. Petani cenderung mengalami hambatan dalam mengembangkan hasil usahataninya dengan menambah luas lahan maupun pengadaan sarana produksi (Darmawaty, 2005 dalam Naibaho, 2012). Faktor sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan petani, lamanya berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, luas usahatani, tenaga kerja dan modal dikalangan setiap petani berbeda. Hal ini berkaitan dengan jumlah total pendapatan petani dan keluarganya sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya melalui peningkatan produksi (Naibaho, 2012).
2.2 Fungsi Biaya Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan istilah beban (expense) merupakan dua hal yang berbeda.
4
Menurut Firdaus dan Wasilah (2009) dalam Ilmi (2017), Pengertian biaya (cost) dan Beban (expense), Biaya (cost)adalah pengeluaran-pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang dan jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat melebihi satu periode akuntansi tahunan. Sedangkan beban (expense) adalah biaya yang telah memberikan suatu manfaat dan termasuk pula penurunan dalam aset atau kenaikan dalam kewajiban sehubungan dengan penyerahan barang dan jasa dalam rangka memperoleh pendapatan. Lain halnya dengan beban, menurut Nurlela (2010) dalam Ilmi (2017), Beban adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat di masa yang akan datang dikelompokkan sebagai harta. Beban ini dimasukkan kedalam laporan laba atau rugi, sebagai pengurangan pendapatan. Fungsi biaya menggambar hubungan antara besarnya biaya dengan tingkat produksi yang digambarkan dengan garis TC (total cost).
Menurut Bustami dan Nurlela (2010) dalam Ilmi (2017), Pengklasifikasian biaya umumnya adalah sebagai berikut: 1. Biaya dalam hubungan dengan produk Biaya dalam hubungan dengan produk dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi terdiri dari: a) Biaya bahan baku langsung b) Biaya tenaga kerja langsung
5
c) Biaya overhead pabrik Biaya non produksi terdiri dari: a) Beban pemasaran b) Beban administrasi c) Beban keuangan 2. Biaya dalam hubungan dengan volume produksi Biaya dalam hubungan dengan volume atau perilaku biaya dapat dikelompokkan menjadi: a) Biaya variable b) Biaya tetap c) Biaya semi d) Biaya semi tetap 3. Biaya dalam hubungan dengan departemen produksi Biaya dalam hubungan dengan departemen produksi terdiri dari: a) Biaya langsung departemen b) Biaya tidak langsung departemen c) Biaya dalam hubungan dengan periode waktu 4. Biaya dalam hubungan dengan periode waktu Biaya dikelompokkan menjadi biaya pengeluaran modal dan biaya pengeluaran pendapatan. 5. Biaya dalam hubungan dengan pengambilan keputusan Biaya dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan dapat dikelompokkan menjadi biaya relevan dan biaya tidak relevan terdiri dari: Biaya relevan terdiri dari: a) Biaya diferensiasi b) Biaya kesempatan c) Biaya tersamar d) Biaya nyata e) Biaya yang dapat dilacak Biaya (C) dapat dibedakan menjadi biaya tetap (FC = fixed cost), yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi (y), dan biaya variabel (VC = variable cost) yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya produksi. Seperti pada fungsi produksi, pada biaya ini dikenal konsep biaya marjinal (MC = Marjinal cost) yaitu perubahan biaya per kesatuan perubahan
6
produksi, dan biaya rata-rata (AC = averge cost) yaitu biata per kesatuan produksi (Gambar 7.1.b). Di samping itu dikenal pula istilah biaya variabel marjinal (MVC = marjinal variable cost) yang akan sama dengan MC, biaya tetap marjinal (MFC = marginal fixed cost) yang sama dengan nol, rata-rata biaya variabel (AVC = average variable cost) dan rata-rata biaya tetap (AFC = average fixed cost) (Gambar 7.1.b). Keuntungan terbesar dicapai pada saat MC sama dengan harga produksi (titik A pada gambar 7.1.b) dengan asumsi pasar adalah pasar persaingan sempurna (Suratiyah, 2008). Berikut fungsi biaya yang digunakan untuk menganalisis biaya dalam suatu proses produksi adalah, diantaranya (Ilmi, 2017): 1. Fungsi Biaya Tetap (Fixed) Cost/FC) Biaya tetap (FC) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Dengan kata lain biaya yang jumlahnya tetap meskipun volume kegiatan (produksi) berubah-ubah. Contoh biaya tetap adalah biaya untuk membayar pakar kimia makanan, biaya sewa tempat penjualan, dan biaya penyusutan alat-alat produksi. Jika digambarkan dalam diagram cartesius dimana sumbu tegak adalah jumlah biaya (Rp) dan sumbu mendatar adalah volume produksi (Q) maka garis biaya tetap (FC) berupa garis lurus horizontal.
Gambar 3. Kurva Fixed Cost
2. Fungsi Biaya Variabel (Variable Cost/ VC) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin banyak barang yang diproduksi, biaya variable akan meningkat sebanding dengan peningkatan jumlah produksi. Contoh biaya variable adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembungkus
7
(kemasan) dan label. Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya variable (VC) berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan/gradient positif).
Gambar 4. Kurva Variabel Cost 3. Fungsi Biaya Total (Total Cost/TC) Biaya total adalah hasil dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variable, atau dengan persamaan matematis sebagai: TC = FC + Total VC atau TC = FC +VC.Q Jika digambarkan dalam diagram cartesius maka garis biaya total (TC), merupakan gabungan dari garis biaya tetap (FC) dengan garis total biaya variable (TVC) yaitu berupa garis lurus ke kanan atas (kemiringan positif) dengan titik awal titik pada titik (0,0) tetapi dimulai dari biaya tetap.
Gambar 5. Kurva Total Cost
2.3 Pendekatan Analisis Biaya dan Pendapatan Menurut Suratiyah (2008), Pendekatan menghitung biaya dan pendapatan dalam usahatani dapat digunakan tiga macam pendekatan yaitu pendekatan nominal
8
(nominal approach), pendekatan nilai yang akan datang (future value approach), dan pendekatan nilai sekarang (present value approach). 1. Pendekatan Nominal Pendekatan nominal tanpa menghitungkan nilai uang menurut waktu (time value of money) tetapi yang dipakai adalah harga yang berlaku, sehingga dapat langsung dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam suatu periode proses produksi. Formula menghitung pendapatan nominal adalah sebagai berikut. Penerimaan – Biaya Total Penerimaan Py Y Biaya total (TC) Pendekatan nominal sangat
= Pendapatan = Py.Y = Harga produksi (Rp./kg) = Jumlah produksi (kg) = Biaya tetap + biaya variabel = (FC) + (VC) sederhana dan mudah tetapi mengandung
kelemahan, jika pada kenyataannya petani memanfaatkan modal luar berupa pinjaman atau kredit maka atas pinjaman tersebut pasti dikenakan bunga. Untuk mengatasi kelemahan tersebut dapat digunakan pendekatan yang memperhatikan nilai uang yaitu future value approach dan present value approach. Jika dipakai nilai uang atau time value of money maka besarnya tingkat bunga akan berpengaruh pada nilai uang terkait dengan waktu. 2. Pendekatan Future Value (FV) Future Value (FV) digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dalam proses produksi di bawa ke nanti pada saat panen atau saat akhir proses produksi. Rumus menghitung future value sebagai berikut: FV = (1 + i)t
Pt = Po (1 + i)t
Ada lima parameter yang ada dalam fungsi FV, yaitu:
Rate, tingkat suku bunga pada periode tertentu bisa perbulan ataupun per tahun
Nper, jumlah angsuran yang dilakukan
Pmt, besar angsuran yang dibayarkan
Pv, nilai saat ini yang akan dihitung nilai akan datangnya
Type, jika bernilai 1 pembayaran dilakukan diawal periode
9
3. Pendekatan Present Value (PV) Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dan penerimaan dalam proses produksi di bawah ke saat awal atau sekarang saat dimulainya proses produksi. Digunakan untuk menghitung nilai investasi sekarang dari suatu nilai dimasa datang. Berikut rumus menghitung Present Value: 1
FV = (1+𝑖 )𝑡
1
Po = Pt (1+𝑖 )𝑡
2.4 Cara Menghitung Pendapatan Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha. Ada beberapa pengertian yang perlu diperhatikan dalam menganalisis pendapatan antara lain (Sukartawi, 1995 dalam Psikatri, 2015) : 1. Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar. 2. Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi dengan total biaya produksi atau penerimaan kotor di kurangi dengan biaya variabel dan biaya tetap. 3. Biaya produksi adalah semua pngeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan untuk menghasilkan produksi Pendapatan usahatani padi adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya usahatani padi. Pendapatan usahatani padi dihitung dengan me- ngurangkan penerimaan dengan biaya usaha-tani. Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual. Jangka waktu pembukuan umumnya satu tahun yang mencakup : a) dijual, b) dikonsumsi rumah tangga petani, c) digunakan dalam usahatani, d) digunakan untuk pembayaran, dan e) disimpan atau ada di gudang pada akhir tahun (Soekartawi, 1984 dalam Psikiatri, 2015).
10
Menurut Hadisapoetro (1973) untuk
memperhitungkan biaya dan
pendapatan dalam usahatani diperlukan beberapa pengertian sebagai berikut: 1. Pendapatan kotor atau penerimaan Adalah seluruh pendapatan yang diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan atau penaksiran kembali (Rp). Pendapatan kotor = Jumlah produksi x Harga per kesatuan (Y) x (Py) a) Biaya alat-alat luar Merupakan semua korbanan yang dipergunakan untuk menghasilkan pendapatan kotor kecuali upah tenaga keluarga, bunga seluruh aktiva yang dipergunakan dan biaya untuk kegiatan si pengusaha sendiri (Rp). Biaya=biaya saprodi + biaya tenaga kerja luar + biaya lain-lain yang berupa pajak (PBB), iuran air, selamatan, penyusutan alat-alat. b) Biaya mengusahakan Merupakan biaya alat-alat luar ditambah upah tenaga keluarga sendiri diperhitungkan berdasar upah pada umumnya (Rp). c) Biaya menghasilkan Merupakan biaya mengusahakan ditambahkan bunga dari aktiva yang dipergunakan dalam usahatani. d) Pendapatan bersih Adalah selisih dari pendapatan kotor dengan biaya mengusahakan. (Rp) e) Pendapatan petani Meliputi upah tenaga keluarga sendiri, upah petani sebagai manajer, bunga modal sendiri, dan keuntungan. Atau pendapatan kotor dikurangi biaya alat-alat luar dan bunga modal luar (Rp). f) Pendapatan tenaga keluarga Merupakan selisih dari pendapatan petani dikurangi dengan bunga modal sendiri (Rp/jam kerja orang). g) Keuntungan atau kerugian petani Merupakan selisih dari pendapatan petani dikurangi dengan upah keluarga dan bunga modal sendiri (Rp).
11
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya dan Pendapatan Pendapatan dan biaya usahatani ini dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari umur petani, pendidikan , pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal. Faktor eksternal berupa harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersediaan sarana produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi misalnya harga sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya dan pendapatan (suratiyah, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangatlah kompleks. Namun demikian, faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut (Suratiyah, 2008). 1. Faktor Internal dan eksternal Faktor internal maupun faktor eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani. Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengaruh biaya dan pendapatan usahatani. Ditinjau dari segi umur, semakin tua akan semakin berpengalaman sehingga semakin menurun kemampuan fisiknya sehingga semakin memerlukan bantuan tenaga kerja, baik dalam keluarga maupun dari luar keluarga. Pendidikan, terutama pendidikan non-formal, misalnya kursus kelompok tani, penyuluhan, demplot, stui banding, dan pertemuan selapanan (35 hari sekali di Jawa) akan membuka cakrawala petani, menambah keterampilan dan pengalaman petani dalam mengelola usahataninya. Hal ini sangat diperlukan mengingat sebagian besar petani berpendidikan formal rendah. Jumlah tenaga kerja dalam keluarga akan berpengaruhi langsung pada biaya. Semakin banyak menggunakan tenaga kerja keluargaa maka semakin sedikit biasa yang dikeluarkan untuk mengupah tenaga kerja luar keluarga. Namun demikian, tidak semua hal berlaku seperti ini. Ada pekerjaan atau kegiatan tertentu mengejar waktu sehubungan dengan iklim maka harus meminta bantuan tenaga kerja luar yang berarti haru mengeluarkan biaya. Petani lahan sempit dengan tenaga kerja keluarga yang tersedia, dapat menyelesaikan pekerjaan usahataninya tanpa menggunakan tenaga kerja luar yang
12
diupah. Dengan demikian, biaya per usahatani menjadi rendah. Namun jika lahan garapan lebih luas belum tentu tenaga kerja keluarga mampu mengerjakan semua. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor musim dan tanam serempak sehingga segala kegiatan usahatani harus dapat diselesaikan tepat waktu dengan tenaga kerja luar. Biaya usahatani menjadi lebih tinggi karena harus memanfaatkan tenaga kerja luar yang diupah. Faktor eksternal dari segi faktor produksi (input) terbagi dalam dua hal, yaitu ketersediaan dan harga. Lain halnya dengan faktor internal yang pada umumnya dapat diatasi petani. Faktor ketersediaan dan harga faktor produksi benar-benar tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu berapapun dana tersedia. Namun, jika faaktor produksi berupa pupuk tidak tersedia atau langkah di pasaran maka petani akan mengurangi penggunaan faktor produksi. Demikian pula jika harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau. Semuanya itu pasti berpengaruh pada biaya, produktivitas, dan pendapatan dari usahatani. Demikian juga dari segi produksi (output). Jika permintaan akan produksi tinggi maka harga di tingkat petani tinggi pula sehingga dengan biaya yang sama petani akan memperoleh pendapatan yang tinggi pula. Sebaliknya, jika petani telah berhasil meningkatkan produksi, tetapi harga turun maka pendapatan petani akan turun pula. Dari Gambar 7.2 tersebut jelas bahwa secara bersama-sama faktor internal dengan faktor eketernal akan berpengaruh pada biaya dan pendapatan usahatani. 2. Faktor Manajemen Manajemen sebagai sumber daya juga sangat penting karena sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Sebagai contoh, dua orang petani dengan luas lahan dan kondisi yang sama, pada saat yang sama dapat diperoleh hasil yang berbeda. Hal ini karena ditentukan oleh pengelolaan yang berbeda. Manajemen atau pengelolaan yang baik dan benar akan membeirkan hasil yang lebih baik pula. Dengan demikian, manajemen dapat dikatakan sebagai faktor produksi yang tidak dapat
diperhitungkan
dengan
pasti
(the
intangible
part
of
production) (Suratiyah, 2018). Pemahaman prosedur manajemen sangat penting bagi petani terutama dalam hal pemecahan masalah. Petani sebagai manajer harus benar-benar
13
menguasai masalah-masalah yang timbul dari usahataninya. Untuk mengetahui dan memecahkan masalah tersebut, ada beberapa tahapan yang harus dilalui seorang petani sebagai manajer. Pertama, petani harus mengetahui akar permasalahannya bukan hanya mengetahui gejala awalnya saja. Kedua, petani harus bertindak sesuai data fakta yang didapat. Ketiga, petani harus mampu menganalisis dan menemukan alternatif penyelesaian permasalahan tersebut. Keempat, sebagai manajer, seorang petani harus dapat mengambil keputusan yang tepat agar permasalahan yang terjadi dapat diatasi (Fitri, 2017). Dalam pelaksanaannya sangat diperlukan berbagai informasi tentang kombinasi faktor produksi dan informasi harga baik hargaa faktor produksi maupun produk. Dengan bekal informasi tersebut petani dapat segera mengantisipasi perubahan yang ada agar tidak salah pilih dan merugi.
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Petani sebagai pelaksana usahatani berharap agar produksi meningkat lebih besar sehingga mendapatkan pendapatan yang besar pula. Untuk itu, diperlukan menggunakan seluruh faktor produksi yang dimiliki seperti tenaga, modal dan sarana produksi lainnya sebagai umpan untuk mendapatkan produksi yang diharapkan. Dalam menganalisis biaya usahatani, dikenal tiga biaya yaitu Biaya Tetap (fixed cost), Biaya Tidak Tetap (variable cost) dan Biaya Total (total cost). Pendekatan analisis biaya dan pendekatan terdapat tiga model yaitu pendekatan nominal, pendekatan present value dan pendekatan future value. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani terbagi dua yaitu faktor internaleksternal dan manajemen. Faktor internal dan eksternal meliputi usia, jenis kelamin, tingkat Pendidikan dan lain-lain. Sedangkan faktor manajemen yaitu tingakt kepahaman petani akan prosedur manajemen mulai dari perencanaan, penggorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan.
15
DAFTAR PUSTAKA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2009. Sektor Pertanian (Komposit). Jakarta Fitri, N. 2017. Manajemen Pertanian dalam Usaha Agribisnis. (https://medium.com/@nuryullyanasafitri24/manajemen-pertanian-dalamusaha agribisnis-7e1cb65c3b95) Diakses 24/3/2019 Pukul 19:05 WIB Ilmi, R.M.L.A,. 2017. Analisa Perhitungan Harga Pokok Produksi Sebagai Dasar Penentuan Harga Harga Jual Produk pada CV Aulia. Skripsi. Politeknik Negeri Sriwijaya. Naibaho, T.T, 2012. Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Produksi Usahatani Sawi (Kasus : Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan). Jurnal Ilmiah, Universitas Sumatera Utara, Medan Psikiatri, A. 2015. Tingkat Pendapatan dan Nilai Tambah Usahatani Padi Pada Petani Peserta Program Pascapanen Di Kabupaten Lampung Timur. SKripsi. Universitas Lampung, Lampung Sunge, R.D.S,.2014. Karakteristik Petani Jagung dikecamatan tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Skripsi. Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo Suratiyah Ken 2008. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
16
TUGAS ILMU USAHA TANI BIAYA DAN PENDAPATAN DALAM USAHATANI
MAKALAH
OLEH: AGRIBISNIS 1 MANDA
(170304037)
HERU YULIAN
(170304041)
DOSEN PEMBIMBING: Dr. Sri Fajar Ayu, SP., MM NIP. 197008272008122001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018
17
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun makalah yang berjudul “Biaya dan Pendapatan dalam Usahatani” ini merupakan salah satu kewajiban untuk memenuhi komponen penilian dalam mata kuliah Dasar Kependudukan. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada orang tua penulis yang selalu memberikan semangat bahkan ketika penulis tidak bisa menyertai ketika hangatnya kumpul bersama keluarga.
Penulis
juga
mengucapkan
terimakasih
kepada
Dr. Sri Fajar Ayu, SP., MM selaku dosen pengampu mata kuliah terkait karena telah banyak memberikan pelajaran hidup kepada penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun terutama dari dosen pengampu mata kuliah. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Medan , 23 Maret 2019 Penulis
18
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2 1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................2 BAB II ISI 2.1 Usahatani Petani ...................................................................................3 2.2 Fungsi Biaya. ......................................................................................... 3 2.3 Pendapatan Analisis Biaya dan Pendapatan ..........................................4 2.4 Cara Menghitung Pendapatan ................................................................ 4 2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya dan Pendapatan ...................6 BAB III PENUTUP Kesimpulan ............................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA