BAB I Pendahuluan Menyontek, satu kata yang tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Apalagi jika kita masih berstatus sebagai pelajar, baik pelajar SD, SMP sampai mahasiswa. Bahkan mungkin banyak diantara kita sudah melakoninya, terutama saat ujian atau test. Lebih parah lagi, kegiatan nyontek tersebut sudah dianggap sebagai budaya yang laten, susah sekali untuk diberantas.Mungkin begitulah cermin dunia pendidikan kita. Menyontek adalah kebiasaan buruk yang harus dihindari.Terutama bagi kaum pelajar. Kebiasaan menyontek harus segera diberantas karena dapat merugikan berbagai pihak. Tentu saja pihak penyontek dan yang dicontek. Tidak belajar, tidak tahu hari ini akan ada ulangan, gugup, tidak tahu persis bahan yang akan dites adalah alasan-alasan yang paling sering diucapkan murid jika hasil test / ulangan mereka buruk. Sampai saat ini kebanyakan murid masih takut apabila mendengar jadwal ulangan. Sebenarnya para guru dapat merubah keadaan ini karena seperti alat bantu mengajar yang lain, ulangan /test juga dapat dijadikan senjata guru untuk meningkatkan antusiasme murid-murid dalam belajar. Untuk menuju arah itu maka pertama kali para guru harus sudah mengetahui target topik yang harus dipelajari oleh murid sebelum memulai mengajar. Menyontek menurut Wikipedia Encyclopedia sebagai suatu tindakan tidak jujur yang dilakukan secara sadar untuk menciptakan keuntungan yang mengabaikan prinsip keadilan. Ini mengindikasikan bahwa telah terjadi pelanggaran aturan main yang ada. Widiawan-seorang pemerhati pendidikan di Universitas Petra Surabaya-menyetujui pengertian menyontek atau menjiplak atau ngepek (cheating) menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta yang dipertegas lagi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikeluarkan Depdikbud sebagai suatu kegiatan mencontoh/meniru/mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya. MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
1
Bahkan dia menambahkan pengertian menyontek dari bahasa Inggrisnya cheat, diartikan sebagai act in a dishonest way to win an advantage or profit dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English karangan A.S. Hornby. Artinya suatu tindakan yang tidak jujur untuk meraih keuntungan tertentu. Abdullah Alhadza-Rektor Universitas Muhamadyah Kendarimenyetujui pendapat dari Bower (1964) yang mendefinisikan cheating sebagai “manifestation of using illigitimate means to achieve a legitimate end (achieve academic success or avoid academic failure),” maksudnya cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Bower ini juga senada dengan Deighton (1971) yang menyatakan “Cheating is attempt an individuas makes to attain success by unfair methods.” Maksudnya, menyontek adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur. Dalam konteks pendidikan atau sekolah, beberapa perbuatan yang termasuk dalam kategori menyontek antara lain adalah meniru pekerjaan teman, bertanya langsung pada teman ketika sedang mengerjakan tes/ujian, membawa catatan pada kertas, pada anggota badan atau pada pakaian masuk ke ruang ujian, menerima dropping jawaban dari pihak luar, mencari bocoran soal, arisan (saling tukar) mengerjakan tugas dengan teman, menyuruh atau meminta bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas ujian di kelas atau tugas penulisan paper dan take home test. Bahkan dalam Ujian Nasional (UN) yang barusan diadakanpun telah berkembang melalui teknologi tinggi semisal handphone dengan memakai jaringan GSM, ataupun Bluetooth. spektakuler. Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan cheating dalam tulisan ini adalah segala perbuatan atau trik-trik yang tidak jujur, perilaku tidak terpuji atau perbuatan curang yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik terutama yang terkait dengan evaluasi/ujian hasil dengan mengabaikan aturan MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
2
dan kesepakatan yang ada. Menyontek bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure, atau apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari pada potensi yang dimiliki. Menyikapi persoalan cheating sebagai suatu perilaku. Perilaku cheating banyak diakibatkan oleh pengaruh kelompok dimana orang cenderung berani melakukan karena melihat orang lain di kelompoknya juga melakukan. Apabila kecenderungan ini berlangsung secara terus-menerus, maka menyontek akan menjadi kebiasaan seseorang, yang akan ditransfer tidak hanya pada kegiatan sekolah lainnya tetapi kepada kegiatan kemasyarakatan pada umumnya berdasarkan prinsip transfer of learning. Pada akhirnya, menyontek akan menimbulkan kehancuran di masa mendatang.
1.1 Tujuan ulangan dan tes dalam proses belajar mengajar. 1. Mengetahui kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran. Maksudnya hasil ulangan bisa dijadikan sumber referensi bagi sang guru dan wali murid untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penyerapan materi pelajaran yang telah disampaikan bapak/ibu guru yaitu dengan cara melihat hasil ulangan tersebut. Hasilnya baik ataukah buruk, walaupun hal ini kurang efektif karena belum tentu hasilnya dari cara yang jujur atau dengan selingan menyontek (kurang jujur). 2. Melatih siswa disiplin dalam belajar. Maksudnya dengan diadakannya sebuah ulangan atau tes, terkadang mereka merasa cemas mendapat nilai yang jelek dan takut dimarahi orang tua. Dengan dorongan hal itu mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang memuaskan. Tapi terkadang beberapa siswapun ada yang bersikap tak acuh, karena mereka bisa melakukan jalan pintas lebih praktis dan mudah yaitu menyontek dari pekerjaan teman. 3. Mengetahui sampai dimana kemampuan siswa didalam penguasaan materi pelajaran. MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
3
4. Mengetahui keberhasilan siswa di dalam penyerapan materi pelajaran yang selama ini telah disampaikan pengajar. 5. Menjadi senjata guru untuk meningkatkan antusiasme murid-murid dalam belajar. 6. Sebagai alat bantu mengajar untuk guru. 7. Melatih daya ingat siswa dalam menyerap pelajaran. Maksudnya dengan dilakukannya ulangan maka siswa akan berusaha mempelajari dan berusaha mengingat materi pelajaran yang diujikan. 8. Sebagai bukti secara tertulis kemampuan siswa dan hasil prestasinya selama ini. 9. Melatih siswa untuk mengejar berbagai macam tipe soal yang berbeda. Maksudnya semakin banyak dilakukan ulangan, maka semakin banyak pengetahuan siswa tentang berbagai macam tipe soal dari pelajaran tersebut, dan pengetahuan siswa akan pelajaran itu semakin mendalam. 10. Untuk menganalisa hasil mengajar guru. Maksudnya hasil ulangan juga dapat memberikan masukan positif kepada guru, karena dapat memberikan gamabaran seberapa sukses guru dalam mengajar. Hasil ulangan juga membuka wawasan yang dapat digunakan guru untuk memperbaiki cara mengajar mereka. Dengan menentukan apakah memang ada pola tertentu untuk bisa sukses atau gagal, maka para guru dapat mengidentifikasi kekuatankekeuatan yang mereka miliki dalam mengajar berikut kelemahannya dan juga rencana mengajar yang lebih baik. Dengan cara ini maka dapat disimpulkan bahwa ulangan/tes memang dapat membantu memperbaiki cara mengajar guru dari hulu ke hilir. Semua langakah yang telah disebut di atas akan membantu guru untuk tetap terfokus pada :
•
Topik yang akan diajarkan pada murid.
MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
4
•
Seberapa baik murid dalam belajar.
•
Bagaimana menjadikan murid semangat dalam belajarnya.
lebih
aktif
dan
1.2 Gambaran perbuatan menyontek di kalangan siswa tertentu saat ulangan/tes. Kalau diamati, orang yang menyontek memang kadang memperoleh nilai yang tinggi daripada orang yang diconteki. Jika kita memberikan jawaban, berarti kita mengajari dia untuk membodohi dirinya sendiri. Aspek lain yang muncul, siswa yang belajar sungguh-sungguh kecewa. Sebab, hasilnya malah lebih rendah dari orang yang menyontek. Dengan menyontek, bukan memberikan motivasi untuk belajar. Tetapi, membiarkan teman bermalas-malasan tanpa mau berusaha sendiri. Saya kira alangkah baiknya, jika tata tertib (tatib) yang ada di sekolah juga mengatur kedisiplinan siswa termasuk menyontek. Dalam tatib tersebut, diatur bagaimana tatib melakukan ujian. Begitu pula dengan sanksi yang akan diberikan jika ada murid yang kedapatan membawa krepekan atau sontekan. Selama ini, sanski yng diberikan sangat ringan. Seperti mengerjakan tugas atau hukuman fisik lainnya. Bahkan kalau ketahuan membawa contekan, paling-paling contekannya dibuang. Atau, ditegur lain kali jangan menyontek lagi. Itu saja. Apa dampaknya? Siswa tak akan takut lagi menyontek. Akhirnya, perilaku sejenis menyontek itu terbawa saat siswa dewasa. Saat dewasa, ia punya jabatan di pemerintah, di politik, di BUMN. Akhirnya, yang bersangkutan suka berbohong, menipu atau mengakali anggaran untuk cari tambahan penghasilan. Meyontek dan korupsi hampir sama nilainya. Sama-sama ingin hasil yang baik atau besar dalam waktu cepat, tanpa mau berusaha dengan jalan atau langkah sesuai prosedur. Korupsi, menipu dan berbohong dianggap biasa seperti waktu sekolah dulu. Tak ada hukuman dan tak ada norma yang membatisinya. Jelas, dalam menyontek akan membuat siswa dan mahasiswa menjadi ‘kebal’ . “Nggak apa-apa, besok nyontek lagi. Paling MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
5
Cuma ketahuan dan diambil kerpekannya,” kata seorang mahasiswa dengan bangga. Akhirnya, menyontek dianggap perbuatan biasa. Bukan hal yang memalukan dan rendah. Ke depan sanksi bagi pelajar dan mahasiswa yang menyontek harus memberi efek jera. Artinya, jika dihukum waktu menjadi pelajar atau mahasiswa, maka ia takut untuk mengulanginya. Kecurangan kembali mewarnai pelaksanaan UN tahun ini. Tidak hanya pelajar yang melakukan kecurangan. Bahkan kecurangan dilakukan oleh guru, administrasi sekolah dan Kepala Sekolah. Tulisan ini akan membahas tentang kecurangan yang dilakukan oleh pelajar atau biasa disebut menyontek. Terkejut karena hal ini, rasanya sudah tidak. Di tahun-tahun yang lalu juga terjadi hal serupa. Tapi tentunya kita tidak ingin hal ini terus terulang. Sering bertemu para pelajar mendiskusikan hal-hal diluar mata pelajaran, ternyata mengasyikan. Biasanya diskusi mengenai problem keremajaan dan hal-hal lain seputar “sekolah kehidupan”. Rasanya diskusi saya ini bisa jadi bahan pemikiran mengenai bagaimana kondisi remaja kita saat ini. Meskipun kecurangan seringkali dilakukan oleh oknum, tidak semua, tapi bagaimanapun juga hal ini adalah kesalahan yang tidak bisa dibiarkan dan harus diselesaikan. Satu kali saya mengajukan pertanyaan ke beberapa forum pelajar di sekitar 4 sekolah dalam setahun ini mengenai menyontek dan korupsi. Empat sekolah tersebut adalah SMA Negeri, SMA Swasta dan dua SMP Negeri. Meskipun ini bukan data ilmiah. Setidaknya secara pribadi kita dapat memperoleh gambaran mengenai bagaimana pandangan siswa terhadap menyontek . Saya harap nantinya ada penelitian ilmiah juga tentang hal ini. Pertanyaan pertama yang saya ajukan adalah “siapa yang pernah menyontek saat ujian?”. Jawaban yang saya peroleh ari keempat sekolah tersebut rata-rata hampir sama. Jawabannya sangat mengejutkan yaitu bahwa lebih dari separuh siswa mengangkat tangannya. Artinya hampir semua siswa tersebut pernah menyontek. Lalu pertanyaan saya lanjutkan dengan menanyakan mengapa mereka menyontek. Kebanyakan jawaban adalah “Agar nilainya baik, sehingga orang tua senang.”,namun ada juga yang MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
6
menjawab “Belum siap dan tidak begitu mengerti dengan materi pelajaran tersebut” dan beberapa jawaban-jawaban sejenis. Saya melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan “Sebenarnya menyontek itu bagaimana? Boleh atau tidak”. Jawaban mereka rata-rata adalah tersenyum, kemudian berceloteh ini dan itu. Ada yang mengatakan “Boleh saja, kan niatnya baik” atau “Sama gurunya nggak apa-apa, asal tidak ketahuan” atau “Iya sih, nggak boleh, tapi gimana”. Pertanyaan saya alihkan kepada hal lain, “Kita sering mendengar istilah korupsi “Bagaimana menurut kalian?”. Ada yang menjawab, “Korupsi itu merugikan, soalnya mengambil sesuatu yang bukan hakya” atau “Korupsi merugikan negara , soalnya mengambil kekayaan negara, sehingga memperlambat pembangunan” dan jawaban sejenis intinya mengenai korupsi. Lalu saya tekankan dengan pertanyaan, “Jadi korupsi itu harus dibasmi, harus dihentikan?”. Dan mereka menjawab dengan mantap, “Iya”. Pertanyaan terakhir yang saya ajukan kepada mereka adalah “Apa perbedaan antara menyontek dan korupsi?”. Dan jawaban yang saya peroleh ternyata beragam. Kebanyakan tertawa tersindir. Namun ada juga yang berusaha membela diri, “Yang kita conteki tidak merasa keberatan, jadi kita tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya. Itu sah-sah saja.” Atau jawaban-jawaban sejenis. Yang kalau kita kembalikan ke hati kita yang paling jujur, pasti jawabannya adalah “Tidak ada beda antara menyontek dan korupsi”. Saya pun melanjutkan dengan menekankan pada sebuah pertanyaan, “Jadi kalau kita memang benar-benar ingin menghentikan korupsi di negeri tercinta ini, salah satunya adalah dengan menghentikan menyontek. Bahkan saya berani menjamin bahwa selama adik-adi semua masih menyontek, korupsi tidak akan bisa biberangus dari negeri kita ini”. Pernyataan terakhir saya ini biasanya mendapat sorakan dari para pelajar. Entah itu sepakat atau bahkan menolak.
MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
7
1.3 Pentingnya ditumbuhkan pribadi yang cerdas dan jujur dengan tidak menyontek di kelas Jujur merupakan sikap yang dianjurkan oleh agama, ia selalu bersanding dengan kebenaran yang harus dikawal dan ditegakkan. Jujur mempunyai banyak manfaat dan khasiat bagi pelakunya baik di dunia maupun di alhirat. Setidaknya ada beberapa manfaat bagi orang yang jujur yaitu : •
Manfaat jujur di masa sekarang dan mendatang : 1. Dia akan merasa puas dan bangga atas hasil yang diusahakannya sendiri. 2. Membuat perasaan menjadi bahagia dan tenang. 3. Disukai banyak orang. 4. Banyak orang mau bergaul dengan kita . 5. Dipercaya banyak orang. 6. Menjadi modal sukses bagi orang itu sendiri. 7. Siswa akan terbiasa bersikap jujur di mana saja, kapan saja, dan pada siapa saja. 8. Membuat hidup kita terarah dan teratur. 9. Mendapat keberkahan dari usahanya. 10.Selamat dari bahaya walau pada awalnya ia dihalangi berbagai masalah. 11.Pada akhirnya, orang jujur akan sukses di karirnya nanti
MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
8
BAB II Permasalahan Bertolak dari uraian di atas dapt ditarik permasalahan : 2.1 Apa sajakah sebab siswa menyontek ? 2.2 Bagaimana cara mengatasi agar siswa tidak menyontek ? 2.3 Apa sajakah manfaat kejujuran bagi pengembangan pribadi siswa ? 2.4 Apa sajakah dampak menyontek bagi sang pelaku dan orang lain ?
MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
9
BAB III Pembahasan Masalah 3.1 Uraian tentang sebab-sebab siswa menyontek ditinjau dari segi siswa, guru, materi pelajaran, dan penilaian ataupun faktor orang tua.
1. Faktor siswa : a. Siswa yang sudah memliki kebiasaan. Siswa yang sudah terbiasa menyontek akan mengentengkan materi pelajaran, karena dia menganggap walaupun tidak belajar mereka juga dapat memperoleh nilai yang baik dengan menyontek atau umumnyab mencari jalan pintas supaya nilai mereka memuaskan. b. Siswa yang tidaj belajar atau malas belajar. Siswa kebanyakan malas belajar karena terlalu asik dengan kegiatan mereka yang lain. Apalagi, pada zaman seperti ini, teknologi semakin maju dan membuat mereka sibuk akan kemajuan teknologi itu sendiri dan melupakan kewajiban mereka. Ada juga yang merasa ketinggalan zaman bila tidak mengikuti perkembangan yang ada. c. Siswa yang kurangmerasa percaya diri. Kebanyakan, para siswa merasa kurang percaya diri akan kemampuan dirinya sendiri. Mereka juga berpikir bahwa jawabannya itu kurang tepat dan merasa ragu-ragu dengan jawabannya itu. Hal ini juga bisa dikarenakan kurangnya siswa memahami materi pelajaran. MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
10
d. Siswa memiliki teman untuk berbagi jawaban. Mempunyai teman untuk berbagi jawaban merupakan hal yang dibutuhkan oleh para siswa. Kebiasaan ini dilakukan karena menjadi sesuatu hal yang sudah menjadi tradisi di kalangan siswa siswi jaman sekarang. e. Siswa yang terlalu mengendalikan teman. Siswa yang menyontek biasanya teralu menganggap bahwa jawaban temannya selalu benar. Padahal itu belum tentu.
2. Faktor Guru : a. Guru yang kurang tegas pada murid. Hal ini membuat siswa akan menganggap remeh sang guru dan dia akan merasa bahwa dia bebas menyontek dari temannya dan mengira gurunya tida akan menghukum atau memberi sanksi. b. Guru yang mematok nilai tinggi. Ini akan membuat siswa merasa tertekan dan akan berusaha menghalalkan segala cara untuk mendapat nilai yang menjadi titik aman atau diatas patokan nilai yang ditetapkan sang guru. c. Guru yang memanjakan murid. Hal ini juga akan membuat siswa akan menganggap remeh sang guru karena ia mengira gurunya akan memanjakannya dan tidak akan melakukan apa-apa atas apa yang ia lakukan. d. Guru yang dalam menyampaikan materi kurang jelas. Guru yang dalam mengajar kurang jelas akan membuat siswa-siswinya kurang paham dan kurang mendalami materi yang dijelaskan sang guru. Sehingga saat ulangan sang siswa kebingungan pada materi yang diujikan dan mengambil jalan pintas yang lebih mudah dan praktis daripada belajar, yaitu menyontek jawaban temannya. MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
11
3. Faktor Materi Pelajaran : a. Belum tuntasnya materi pelajaran. Belum terselesainya materi pelajaran merupakan salah satu faktor yang nantinya,beum tuntasnya materi pelajaran membuat siswa tidak mengerti bahan yang nantinya diujikan b. Jumlah materi terlalu banyak. Faktor ini tak kalah pentingnya dengan faktorpertama,jika jumlah materi yang diujikan terlalu banyak maka siswa juga akan merasa terbebani dengan itu,tak heran beberapa siswa memilih membuat kepekan,untuk mempermudah proses menjawab soal
4. Faktor Penilaian : a. Standart nilai yang terlalu tinggi. Standart nilai yang terlalu tinggi juga menyebabkan siswa melakukan aksi menyontek untuk mendapat nilai yang maksimum. b. Perbedaan skor tiap soal. Tak jarang soal yang lebih sulit adalah soal yang memiliki skor yang cukup banyak,sangat menggiurkan bagi siswa,dan jika pada soal tersebut salah maka tak heran nantinya kalau sang siswa mendapat nilai yang kurang memuaskan.
5. Faktor Orang Tua : a. Kurangnya pengawasan orang tua. Orang tua yang terlalu yakin dan percaya akan anaknya, membuat orang tua jarang mengawasi anaknya dalam belajar. Sehingga anaknya dapat menyalahgunakan kepercayaan orang tuanya. b. Terlalu menuntut anak. MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
12
Kebanyakan, orang tua terlalu menuntut anaknya untuk mendapat nilai yang bagus. Bisa karena orang tua gengsi, atau sebagainya. Tapi orang tua tersebut tidak pernah mencoba untuk membimbing anaknya dalam belajar. Sehingga anaknya merasa tertekan dan akhirnya menggunakan segala cara untuk memenuhi target nilai orang tua. c. Kurangnya kepedulian orang tua. Umumnya orang tua memiliki kesibukan masing-masing dengan karirnya. Sehingga orang tua jarang mengawasi perilaku dan kebiasaan anaknya. Dan akhirnya anaknya pun tidak peduli dengan nilainya, karena orang tua itu sendiri juga tidak peduli dengan nilai anaknya.
d. Kurangnya prinsip kejujuran dalam keluarga. Prinsip kejujuran dalam keluarga sebenarnya sudah ditanamkan, namun terkadang dalam kenyataannya orang tua melanggar prinsip tersebut. Hal ini menyebabkan tertanamnya prinsip kejujuran dalam diri anak berkurang. Sehingga anak menjadi meremehkan prinsip kejujuran itu sendiri.
3.2 Uraian cara-cara agar mengatasi agar siswa tidak menyontek. 1. Faktor pribadi : a. Bangkitkan rasa percaya diri. b. Arahkan self proposional.
concept
,ereka
ke
arah
yang
lebih
c. Biasakan mereka berpikir lebih realistis dan tidak ambisius. d. Tumbuhkan kesadaran hati nurani yang mampu mengontrol naluri besrerta desakan logis rasionalitas jangka pendek yang bermuara kepada perilakunya. e. Tanamkan kebenaran Firman Tuhan bahwa menyontek adalah dosa. MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
13
f. Belajar menerima kegagalan hidup sebagai bagian proses perkembangan yang harus dilewati. g. Berikan dorongan untuk membaca kisah-kisah kesuksesan dari tokoh-tokoh besar, entrepreneur, bahkan dari orangorang invalid yang berhasil dengan perjuangannya sendiri. h. Membuat sistem belajar yang menarik bagi dirinya. 2. Faktor Lingkungan dan Kelompok : Ciptakan kesadaran disiplin dan etik kelompok yang sarat dengan pertimbangan moral. 3. Faktor Sistem Evaluasi : a. Buat instrumen evaluasi yang valid dan reliable (yang tepat dan tetap) b. Terapkan cara pemberian skor yang benar-benar objekti. c. Lakukan pengawasan yang ketat dan tidak kompromi ataupun pilih kasih. d. Bentuk soal disesuaikan kematangan peserta didik.
dengan
perkembangan
4. Faktor Guru : a. Berlaku objektif dan terbuka dalam pemberian nilai. b. Bersikap rasional dan tidak melakukan kecurangan dalam memberikan tugas ujian/tes. c. Tunjukkan keteladanan dalam perilaku moral. d. Berikan umpan balik atas setiap penugasan. e. Menyusun metode belajar-mengajar yang tidak monoton, atau dikemas dengan cara penyampaian yang menarik. Hal ini juga akan membuat guru tidak bosan mengajar, karena selalu ada hal-hal baru yang menarik dan membuat siswa bersemangat. f. Guru perlu memahami tujuan atau target pemahaman dari suatu mata pelajaran dan diimplementasikan pada sat mengajar, sehingga siswa dapat mencerna manfaat dari MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
14
pelajaran yang diterimanya. Hal ini juga akan memotivasi siswa untuk berusaha memahami pelajaran. g. Tumbuhkan sikap positif dari murid. Untuk mengurangi ketegangan murid sebelum tes/ulangan maka sebaiknya para guru telah menjelaskan sedini mugkin fungsi ulangan/tes kepada murid-murid dan sistem penilaian yang akan diterapkan. Informasikan kepada para murid bahwa : Ulangan/tes akan membantuu memfokuskan proses belajar murid. Katakan pada murid bahwa : Apabila kamu mengetahui topik apa saja yang akan diuji, maka kamu akan mengetahui topik-topik yang penting dan harus dikuasai sehingga jadwal belajar kamu akan lebih teratur dan terfokus. Ulangan/tes merupakan kesempatan untuk mengekspresikan pengetahuan yang telah dipelajari. Katakan pada murid bahwa : Inilah saatnya bagi kamu untuk menunjukkan hasil kerja keras dan belajar kamu selama ini. Ulangan/tes akan membantu guru mengetahui topik yang belum dikuasai murid. Katakan pada murid bahwa : Ulangan juga akan membantu kamu karena dari ulangan bisa terlihat topik mana saja yang masih perlu dikuasai lebih lanjut dan juga bisa lahir ide cara belajar yang lebih kreatif agar topiknya menjadi lebih dipelajari. h. Buat kalender jadwal ulangan. Apabila memungkinkan buatlah kalender jadwal ulangan dan berikan kepada tiap murid salinan dari kalender tersebut. Kemudian minta setiap murid untuk mengisi sendiri tanggal ulangan berikut topik atau material yang akan diuji. Informasikan juga kepada orang tua mengenai visi ulangan ini. Hal ini penting karena kebanyakan orang tua menilai bahwa hasil ulangan adalah gambaran tingkat kecerdasan anak mereka dan juga akan berpengaruh terhadap kesempatan belajar anak mereka di kemudian hari. Masih banyak orang tua yang tidak segan-segan bertanya kepada anak mereka : Mengapa kamu hanya mendapat delapan? Atau kapan jadwal ulangan yang akan MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
15
datang. Karenanya berikan kepada tiap orang tua kalender jadwal ulangan yang telah di isi dan selain itu informasikan juga kepada mereka kebijakan penilaian yang diterapkan di sekolah berikut pandangan para guru dalam menilai hasil jawaban murid di ulangan. Dengan berbekalkan penjelasan yang lengkap dari guru, maka orang tua nantinya akan dapat membantu anak mereka dalam mempersiapkan diri menjelang ulangan atau tes. i. Selain itu tanyakan kepda murid topik mana yang paling susah untuk dikuasai dan juga rencana belajar mereka untuk emecahkan masalah ini. Selain mendorong murid untuk menjadi lebih aktif dalam proses belajar, cara ini juga dapat membantu guru untuk merencanakan topik apa yang akan diajarkan dalam jam pelajaran terakhir sebelum ulangan.
3.3 Uraian tentang kejujuran untuk kepribadian siswa. Setidaknya ada beberapa manfaat bagi orang yang jujur yaitu : •
Manfaat jujur di masa sekarang dan mendatang :
1. Dia akan merasa puas dan bangga atas hasil yang diusahakannya sendiri. 2. Membuat perasaan menjadi bahagia dan tenang. 3. Disukai banyak orang. 4. Banyak orang mau bergaul dengan kita . 5. Dipercaya banyak orang. 6. Menjadi modal sukses bagi orang itu sendiri. 7. Siswa akan terbiasa bersikap jujur di mana saja, kapan saja, dan pada siapa saja. 8. Membuat hidup kita terarah dan teratur. MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
16
9. Mendapat keberkahan dari usahanya. 10.Selamat dari bahaya walau pada awalnya ia dihalangi berbagai masalah. 11.Pada akhirnya, orang jujur akan sukses di karirnya nanti.
BAB IV Penutup 4.1 Sebab-sebab siswa menyontek. Secara kesimpulan sebab sebab siswa menyontek pada dasarnya karena kurang adanya motivasi dari sang siswa untuk berlatih jujur, kurangnya dukungan dari orang tua karena para orang tua siswa sibuk akan karirnya masing-masing tapi mereka menuntut anaknya untuk mendapat nilai bagus dan prestasi yang membanggakan sehingga siswa merasa tertekan akan tuntunan orang tua yang salah tersebut. Ditambah lagi dengan materi yang terlalu banyak dan sulit yang diberikan guru, membuat pikiran siswa terbebeani dan akhirnya siswa cenderung menghalalkan segala cara baik jelek maupun baik demi mendapat nilai yang optimal, salah satunya adalah menyontek. Walau terpaksa mereka melakukannya dengan rasa terpaksa.
4.2 Cara mengatasi siswa menyontek. Secara kesimpulan menyontek dapat diatasi darisiswa sendiri seperti mempersiapkan diri dan mental fisik maupun psikis sebelum menghadapi tes, dan juga percaya pada diri sendiri dengan tidak mengandalkan teman. Dari segi guru dan materi, guru seharusnya dapat memberi materi pelajaran lebih mendalam hingga para siswa dapat mengerti sepenuhnya, dan sebaiknya guru meningkatkan pengawasan juga memberi sanksi pada siswa yang menyontek. Dari segi orangtua, lebih baik orangtua mau ikut campur dalam membimbing siswa, juga lebih menerapkan prinsip kejujuran dalam keluarga.
4.3
Manfaat
kejujuran
bagi
pengembangan
MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
17
pribadi siswa. Secara kesimpulan jujur itu sangat penting. Dengan mengembangkan pribadi jujur, kita akan terbiasa jujur. Kita pun menjadi dipercaya orang lain dan perasaan selalu tenang. Dengan kejujuran kita dapat memperoleh hasil yang memuaskan walaupun tidak memuaskan. Jadi kejujuran itu sangat penting karena kejujuran adalah kepastian untuk menuju hidup yang diidamkan. Hendaklah mulai dari saat ini juga kita bersama-sama menerapkan perilaku hidup jujur.
Saran 1. Sebaiknya bagi para siswa yang telah menjalani tradisi ini(sakaw mencontek) sesegara mungkin menghilangkan kebiasaan yang buruk tersebut. 2. Sebaiknya bagi siswa yang belum pernah melakukan tradisi ini, jangan sekali-sekali untuk mencoba. Bagai obat psikotropika sekali mencoba maka akan merasa ketagihan, begitu halnya dengan menyontek. 3. Untuk itu sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnya kita sadar akan pentingnya pribadi yang jujur. 4. Sebaiknya siswa memegang teguh prinsip bahwa kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana-mana. 5. Sebaiknya siswa belajar berbuat jujur dari hal yang terkecil seperti berbicara.
MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
18
DAFTAR GAMBAR
MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
19
DAFTAR PUSTAKA 1. cara mengatasi menyontek: http://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20090302053714AAhha5T 2. pentingnya ditumbuhkan pribadi yan gjujur dan cerdas: http://nona2na.multiply.com/journal/item/41 3. Gambaran perbuatan menyontek: http://guswan76.wordpress.com/2008/04/26/gurupionir-kejujuran http://dir.zroups.yahoo.com/group/cfbe/message/36594 4. manfaat kejujuran: http://www.google.co.id/search? MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
20
hl=id&q=manfaat+kejujuran+bagi+siswa&btnG=Telus uri&meta= 5. cara mengatasi wabah menyontek: http://tunggulsma1.blogspot.com/2008/11/caramengatasi-wabah-menyontek.html http://id.answers.yahoo.com/question/index? qid=20090302053714AAhha5T 6.gambar menyontek http://images.google.com/imgres? imgurl=http://yudaharja.com/wpcontent/uploads/2008/08/menyontek.jpg&imgrefurl=http://yudah arja.com/buka-buku-saat-ujian-legal-atauilegal.htm&usg=__lGOhc649kH1JizwLx29UeVd1No=&h=278&w=362&sz=14&hl=id&start=7& um=1&tbnid=NDSObxIsVZ386M:&tbnh=93&tbnw=121&prev=/i mages%3Fq%3Dmenyontek%26hl%3Did%26client%3Dopera %26rls%3Den%26sa%3DX%26um%3D1
Harsono, Boedi.Manfaat Jujur. Jakarta : Djambatan. 2007 Iman, Sudiyat. Beberapa makalah tak jujur awal korupsi, Jakarta 1982
MAKALAH |Mengembangkan Pribadi Jujur Dengan Tidak Menyontek
21