Makalah Masa Penjajahan-ak17d.docx

  • Uploaded by: Mirwan Giar Al'afgani
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Masa Penjajahan-ak17d.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,681
  • Pages: 23
Makalah

Masa Penjajahan di Indonesia Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Jatidiri Bangsa Semester 3 Dosen: Ibu Lusiana Rahmatiani, S.Pd., M.Pd

Oleh: Mega Tahta Pertiwi

17416262201115

Siti Holisoh

17416262201106

Ak17D Program Studi Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Buana Perjuangan Karawang 2018

i

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah jatidiri bangsa. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Masa Penjajahan di Indonesia” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Buana Perjuangan Karawang. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Karawang, 25 September 2018 Penyusun

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2 1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3 2.1 Sejarah Masa Penjajahan di Indoneisa ...................................................................... 3 2.2 Dampak dari Terjadinya Penjajahan di Indonesia................................................... 17

BAB III ................................................................................................................. 19 PENUTUP ............................................................................................................. 19 3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 19 3.2 Saran ....................................................................................................................... 19

DARTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Timbulnya penjajahan di Indonesia secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yakni faktor internal yaitu kondisi politik, ekonomi, dan sosial budaya yang membangkitkan bangsa lain memasuki Indonesia untuk berdagang yang kemudian berusaha menguasai perdagangan dengan memonopoli perdagangan. Sedangkan, faktor eksternal yaitu kondisi yang terjadi di Negara-negara Barat sehingga mereka mengadakan ekspansi ke seluruh dunia. Secara terperinci faktor-faktor tersebut dikemukakan sebagai berikut: a. Faktor Ekstern Yang dimaksud faktor ekstern adalah kondisi yang terjadi di Eropa sehingga memungkinkan terjadinya penjajahan di Indonesia karena di dorong oleh factor-faktor di bawah ini : 1. Berkembangnya keyakinan akan kebenaran ajaran Copernicus yang menyatakan bahwa dunia ini tidak datar, melainkan bulat seperti bola. 2. Berlangsungnya zaman Renaissancedi Eropa sekitar tahun 1500.Di Eropa berkembang zaman kebebasan yaitu lahirnya kembali jiwa bebas dari berbagai kengkangan yang mambelenggu kehidupan mereka. Jiwa bebas ini telah mendorong semangat mnengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat menghasilkan beberapa penemuan baru yang berguna untuk kepentingan penjajahan seberang lautan. 3. Berkembangnya kekuasaan Islam di daerah Afrika Utara dan pantai Timur Laut Tengah yang pada tahun 1453 berhasil merebut pusat perdagangan dan ibukota kerajaan Romawi yakni Consntantinopel. 4. Semangat Reconquesta atau semangat perang salib yaitu semangat untuk menaklukan bangsa-bangsa yang pernah mangalahkan mereka yaitu orang-orang Islam.Ambisi untuk mencuri daerah-daerah baru dalam rangka mengemban tugas mencari kekayaan, kejayaan, dan penyebaran agama Nasrani (Gold,Glory,dan Gospel). 5. Adanya perjanjian Tordesislas (7 Juni 1494)

1

a. Faktor intern 1. Kontak hubunga perdagangan, seperti lazimnya pedagang yang pada awalnya tidak mempunyai prasangka ynga negative tehdap tamunya yang dating ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah. Tetapi lama kelamaan kebaikan bangsa Indonesia ini dimanfaatkan untuk dapat dikuasai pust perdagangannya. 2. Penghasil rempah-rempah terbesar. 3. Belum adanya rasa persatuan antar kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana Sejarah Masa Penjajahan di Indonesia? 2. Apa Dampak dari Terjadinya Penjajahan di Indonesia? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui Sejarah Masa Penjajahan di Indonesia. 2. Mengetahui Dampak dari Terjadinya Penjajahan di Indonesia.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masa Penjajahan di Indoneisa 2.1.1

Masa Penajajahan Portugis (1509-1595 M)

a. Sejarah Penjajahan Portugis Negara pertama yang pernah menjajah Indonesia ialah Portugis. Pada tahun 1512, seorang pelaut Portugis bernama Fransisco Serrao berhasil berlayar menuju kepulauan Maluku. Awalnya raja Ternate menyambut baik kedatangan bangsa Portugis ke Maluku. Bahkan Portugis diizinkan untuk mendirikan benteng di Ternate. Namun sayang, kepercayaan yang diberikan rakyat Ternate tak dihargai oleh bangsa Portugis. Mereka melakukan praktek monopoli tak sehat terhadap perdagangan rempah-rempah di Maluku. Hal itulah yang membuat adanya penyerangan di Maluku. b. Tujuan Bangsa Portugis Datang ke Indonesia 1. Gold (Emas), Tujaun pertama yaitu mendapatkan keuntungan yang besar atau dilambangkan dengan emas. Keuntungan tersebut diambil dari perdagangan rempah - rempah, dengan mengambil rempah rempah dengan harga yang murah di Maluku kemudian menjual dengan harga yang tinggi di Eropa. 2. Glory (Kejayaan), Kejayaan disini diartikan sebagai perluasan wilayah yang dilakukan oleh para pelaut Eropa. Kejayaan juga dapat diartikan sebagai pencarian daerah jajahan di wilayah Asia Tenggara yang kaya akan rempah – rempah 3. Gospel (Penyebaran agama), Portugis merupakan negara dengan agama Nasrani yang kuat, maka dari itu misi pelayaran Portugis ke daerah daerah singgahan juga disertai misi penyebaran agama. Hal ini terlihat di daerah Maluku yang pada saat itu dipengaruhi agama Nasrani. c. Perlawanan Rakyat Terhadap Portugis 1. Perlawanan Rakyat Aceh Pada tahun 1511, Portugis mampu mengalahkan salah satu kerajaan yang memegang peranan penting di kawasan Selat Malaka yaitu 3

Samudera Pasai. Namun setelah peristiwa tersebut Portugis tidak sematamata dengan mudah dapat menguasai kawasan Selat Malaka karena mereka mendapat perlawanan dari Aceh Darussalam, yang merupakan salah satu kerajaan besar lainnya yang menguasai kawasan Selat Malaka. Aceh Darusslam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah (15141528), Sultan Alaudin Riayat Syah (1537-1568) dan Sultan Iskandar Muda (1607-1636) berhasil menentang serta mengusir Portugis yang berusaha mengusik kekuasaan mereka. 2. Perlawanan Rakyat Maluku Setelah beberapa lama Portugis berkuasa di daerah Maluku, rakyat Maluku semakin miskin dan menderita. Rakyat Maluku yang mulai sadar akan keserakahan Portugis akhirnya melawan dengan membakar salah satu benteng yang di bangun oleh Portugis. Peristiwa ini terjadi pada tahun 1533. Perlawanan ini sempat berujung perdamaian dan Portugis tetap berhasil menjaga kekuasaannya di wilayah Maluku. Hingga pada tahun 1570 perlawanan kembali terjadi dan pada tahun 1577 barulah rakyat Maluku berhasil mengusir Portugis dari wilayahnya. d. Peninggalan Masa Penjajahan Portugis 1. Prasasti Padrao Prasasti Padrao merupakan prasasti berupa tiang yang memuat gambar lambang Kerajaan Portugis sebagai lambang bahwa wilayah tersebut merupakanbagian dari wilayah Portugis pada masa penjelajahan setelah adanya perjanjian Tordesillas pada 1494 dan Zaragosa. Padrao berasal dari bahasa Portugis yang berarti batu. Di daerah Sunda Kelapa ditemukan Prasasti Padraoyang merupakan perjanjian dengan Kerajaan Sunda oleh kongsi dagang Portugis di bawah pimpinan Enrique Leme dan membawa barang - barang untuk Raja Samian atau Sanghyang Surawisesa. Prasasti ini ditemukan di daerah sudut Jalan Kali Besar Timur dan Jalan Cengkeh, Jakarta Barat pada 1918. Sekarang prasasti ini disimpan di Museum Nasional di Jakarta.

4

2. Benteng Belgica Beralih ke Maluku tepatnya di Pulau Neira, disana Benteng Belgica.Benteng ini pada awalnya adalah sebuah benteng yang dibangun oleh Portugis pada sekitar abad-1. Lama setelah itu, di lokasi benteng Portugis tersebut kemudian dibangun kembali sebuah benteng oleh VOC atas perintah Gubernur Jendral Pieter Both pada tanggal 4 September 1611. Benteng tersebut kemudian diberi nama Fort Belgica, sehingga pada saat itu, terdapat dua buah benteng di Pulau Neira yaitu; Benteng Belgica dan Benteng Nassau. Benteng ini dibangun dengan tujuan untuk menghadapi perlawanan masyarakat Banda yang menentang monopoli perdagangan pala oleh VOC. 2.1.2

Masa Penjajahan Spanyol (1521-1692 M)

a. Sejarah Penjajahan Spanyol Spanyol juga pernah menjajah Indonesia, tepatnya di Minahasa, Sulawesi Utara. Pada awal tahun 1617, Spanyol melakukan koalisi dengan Kerajaan Tidore untuk melawan Kerajaan Ternate (yang bersekutu dengan Portugis). Namun pada akhirnya dideklarasikan perjanjian Saragosa pada tahun 1583. Isi perjanjian itu adalah Portugis memperoleh Kepulauan Maluku dan Spanyol memperoleh wilayah Filipina. Namun kehadiran Spanyol di Indonesia berlangsung lama. Pada 1646, Spanyol diusir dari Minahasa. Dan akhirnya pada tahun 1962 Spanyol berhasil sepenuhnya diusir dari Sulawesi Utara. b. Perlawanan Rakyat Terhadap Spanyol Ratu Oki berkisar di tahun 1644 sampai 1683. Waktu itu, terjadi perang yang hebat antara anak suku Tombatu (juga biasa disebut Toundanow atau Tonsawang) dengan para orang-orang Spanyol. Perang itu dipicu oleh ketidaksenangan anak suku Tombatu terhadap orang-orang Spanyol yang ingin menguasai perdagangan terutama terhadap komoditi beras, yang kala itu merupakan hasil bumi andalan warga Kali. Di samping itu kemarahan juga diakibatkan oleh kejahatan orang-orang Spanyol terhadap warga setempat, terutama kepada para perempuannya.

5

c. Peninggalan Masa Penjajahan Spanyol 1. Benteng Tohula Pertama

ada

di

Benteng Spanyol

yang

bernama Benteng

Tohula yang tepat berada di tengah kota Tidore. Benteng Portugis Tohula berasal dari nama pelabuhan Tohula hasil karya arsitektur Spanyol yang letaknya tepat didepan benteng. Dari benteng ini memang akan bisa melihat dengan jelas wilayah pantai sehingga pergerakan kapal musuh bisa terpantau sejak dini. 2.1.3

Masa Penjajahan Belanda (1602-1942 M)

a. Sejarah Penjajahan Belanda Portugis mengakhirkan penjajahan di indonesia tahun 1602 setelah bangsa Belanda masuk ke Indonesia. Awal mula tujuan Belanda datang ke Indonesia untuk berdagang rempah-rempah. Belanda datang ke Indonesia pertama kali melewati jalur kutub utara. Karena tidak berhasil kemudian mencari jalur lain yaitu Tanjung Harapan. Dan pada tanggal 22 Juni 1596 sampai di Pelabuhan Banten. Rombongan dipimpin oleh Corneulis de Houtman. Kemudian bangsa Belanda berkeinginan untuk mendapatkan dan menguasai pasar rempah-rempah di indonesia dengan mendirikan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) yang didirikan pada tanggal 20 Maret 1602 oleh Gubernur Jendral Pieter Both di Ambon.VOC artinya Persatuan Dagang Hindia Timur atau kongsi dagang Belanda di Indonesia. Tujuan didirikan VOC adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dan melawan pesaing-pesaingnya, baik dari dalam maupun luar negeri (Portugis, Inggris dan Spanyol). VOC mempunyai 5 hak monopoli di Indonesia, yaitu: a. Membuat perjanjian dengan raja-raja b. Menyatkan perang dan mengadakan perdamaian c. Membuat senjata dan mendirikan benteng d. Mencetak uang e. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Arti monopoli perdagangan rempah-rempah adalah rempah-rempah hanya boleh dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan VOC. Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur Jendral, VOC dipindahkan dari Ambon ke 6

Jayakarta tanggal 31 Mei 1619, alasannya adalah letak Jayakarta lebih strategis bagi pelayaran perdagangan dan lebih dekat dengan Tanjung Harapan. VOC dibubarkan 31 Desember 1799 karena mengalami kebangkrutan. VOC mengalami kemunduran pada akhir abad ke 18 di Eropa. Kebangkrutan VOC itu disebabkan antara lain, karena: a. Banyak terjadi korupsi di antara pejabat VOC b. manajemen (pengaturan) yang lemah c. hutang VOC yang sangat banyak d. menyusutnya keuangan gara-gara banyak melakukan perang terhadap penduduk pribumi. Pada

tahun 1830 Gubernur

Jenderal

Johannes

van

den

Bosch

mengeluarkan peraturan Cultuurstelsel yang oleh sejarawan Indonesia disebut sebagai Sistem Tanam Paksa adalah peraturan yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor, khususnya kopi, tebu, dan tarum (nila). Hasil tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. Penduduk desa yang tidak memiliki tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik pemerintah yang menjadi semacam pajak. Pada praktiknya peraturan itu dapat dikatakan tidak berarti karena seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanaman laku ekspor dan hasilnya diserahkan kepada

pemerintahan Belanda.

Wilayah

yang

digunakan

untuk

praktik cultuurstelstel pun tetap dikenakan pajak. Warga yang tidak memiliki lahan pertanian wajib bekerja selama setahun penuh di lahan pertanian. Tanam paksa adalah era paling eksploitatif dalam praktik ekonomi Hindia Belanda. Sistem tanam paksa ini jauh lebih keras dan kejam dibanding sistem monopoli VOC karena ada sasaran pemasukan penerimaan negara yang sangat dibutuhkan pemerintah. Petani yang pada zaman VOC wajib menjual komoditi tertentu pada VOC, kini harus menanam tanaman tertentu dan sekaligus menjualnya dengan harga yang ditetapkan kepada pemerintah. Aset tanam paksa inilah yang memberikan sumbangan besar bagi modal pada zaman keemasan kolonialis liberal Hindia Belanda pada 1835 hingga 1940.

7

Akibat sistem yang memakmurkan dan menyejahterakan negeri Belanda ini, Van den Bosch selaku penggagas dianugerahi gelar Graaf oleh raja Belanda, pada 25 Desember1839. Cultuurstelsel kemudian dihentikan setelah muncul berbagai kritik dengan dikeluarkannya UU

Agraria

1870 dan UU

Gula

1870,

yang

mengawali

era liberalisasi ekonomi dalam sejarah penjajahan Indonesia. b. Perlawanan Rakyat Terhadap Belanda 1. Perlawanan kerajaan Mataram Perlawanan

ini

disebabkan

oleh

usaha

Sultan

Agung

Hanyokrokusumo dari Mataram untuk mengembangkan kekuasaanya di seluruh Jawa. Tetapi usaha ini terhalang oleh VOC yang ada di Batavia. Untuk itu perlu dilancarkan serangan ke Batavia guna menyingkirkan VOC dari pulau Jawa. Alasan Mataram adalah VOC tidak mau mengakui kedaulatan kerajaan Mataram dan berusaha memonopoli perdagangan di Jawa. 2. Perlawanan kerajaan Makasar Perlawanan ini dipimpin Sultan Hasanudin. Penyebab peperangan adalah keinginan VOC untuk memonopoli perdagangan di Makasar. Untuk itu VOC berusaha menguasai benteng Sombaapu yang strategis karena

menghubungkan

Maluku.Pertama-tama

perdagangan

VOC

antara

meminta

Malaka

Makasar



untuk

Jawa



menutup

pelabuhannya bagi kapal-kapal asing kecuali kepada Belanda. Permintaan tersebut ditolak Sultan Hasanudin justeru S Hasanudin menguasai daerah sekitarnya termasuk Bone dan daerah Nusa tenggara. Aru Palaka penguasa Bone tidak terima maka ia minta

bantuan Belanda untuk menyingkirkan

Sultan Hasanudin, akibatnya perang besar tidak dapat dihindari. 3. Perlawanan kerajaan Banten Di masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mencapai kejayaan ia menerapkan sistem perdagangan bebas sehingga banyak bangsa berdagang dengan kerajaan Banten. Namun VOC berusaha mendapat hak monopoli perdagangan

di

Banten,

pertama-tama

VOC

memblokade

jalur

perdagangan di Banten. Sultan Ageng Tirtayasa minta bantuan Inggris,

8

Denmark dan Perancis. VOC tidak kurang akal dengan siasat de vide et impera Sultan Haji anak Sultan Ageng Tirtayasa berhasil dibujuk Belanda untuk merebut tahta ayahnya. 4. Perlawanan rakyat Maluku Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC disebabkan oleh : a. upaya VOC memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku b. pelayaran hongi dan hak ekstirpasi yang dilakukan VOC Perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC dipimpin oleh Kakiali (1635), Telukabesi (1646), Saidi (1650) dan oleh sultan Tidore bernama Sultan

Jamaludin.

Tertangkapnya

Sultan

Jamaludin

oleh

VOC

menyebabkan perang besar antara rakyat Tidore yang dipimpin Sultan Nuku putera Sultan Jamaludin melawan VOC. Siasat yang dipakai adalah mengadu domba antara tentara Inggris dengan tentara VOC. Setelah VOC kalah tentara Inggris disingkirkan dari Maluku, dan Tidore terbebas dari kekuasaan asing untuk sementara. c. Peninggalan Masa Penjajahan Belanda 1. Bendungan Katulampa Bendungan Katulampa adalah bangunan tua peninggalan Belanda yang terletak di Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat. Bangunan ini mulai dioperasikan sejak tahun 1911, tetapi untuk pembangunannya dimulai sejak tahun 1889 akibat banjir besar yang melanda Jakarta pada tahun 1872. Banjir saat itu dikabarkan membuat daerah elit Harmoni ikut terendam air luapan Kali Ciliwung. 2. Waduk Pacal Waduk Pacal yang berlokasi di Desa Kedungsumber, Bojonegoro merupakan bangunan tua yang mulai beroperasi sejak tahun 1933. Pembangunannya sendiri dilakukan oleh kolonial Belanda mulai tahun 1924. Bendungan Pacal terletak 35 km dari arah selatan Kota Bojonegoro dan memiliki luas sekitar 3,878 km2 dengan kedalaman 25 meter. Waduk ini dibangun Belanda sebagai sarana pengairan terhadap sawah-sawah yang berada di sekitarnya.

9

3. Jalan raya Pos Anyer-Panarukan Jalan Raya Pos merupakan jalan yang panjangnya kurang lebih 1000 km, dari Anyer sampai Panarukan. Jalan raya ini dibangun pada masa penjajahan Belanda dibawah pimpinan Gubernur Jendral Herman Willem Daendels. Hebatnya, jalan yang terbentang sepanjang utara Pulau Jawa ini dibangun hanya dengan dalam rentang waktu 1 tahun saja pada 1808. Saat ini, Jalan Raya Pos lebih dikenal dengaan sebutan Jalan Pantai Utara (Pantura). 4. Gereja Katedral Gereja Katedral atau yang memiliki nama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga, merupakan sebuah gereja tua katolik yang diresmikan pemerintah Belanda tahun 1901. Gaya arsitektur megah khas Eropa yang ada di bangunan Gereja Katedral didesain oleh arsitek bernama Marius Hulswit yang merupakan arsitek kenamaan asal Belanda. 5. Technische Hoogeschool te Bandoeng (Institut Teknologi Bandung) Institut Teknologi Bandung atau ITB pada mulanya merupakan lembaga pendidikan peninggalan Belanda yang bernama Technische Hoogeschool te Bandoeng. Lembaga ini merupakan perguruan teknik pertama yang didirikan pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Juli 1920. Perguruan tinggi ini didirikan Belanda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknik yang saat itu menjadi sulit akibat pecahnya Perang Dunia I. 2.1.4

Masa Penjajahan Perancis (1806-1811 M)

a. Sejarah Penjajahan Perancis Jenderal Daendels memang merupakan seorang Belanda. Namun dia bekerja untuk kerajaan Prancis di bawah kekauasaan Raja Napoleon. Dan awal mula jenderal Daendels dikirim ke Indonesia untuk melindungi Belanda dari serangan Inggris. Bukti lain bahwa Indonesia pernah dijajah Prancis adalah beredarnya mata uang dengan inisial huruf ‘LN’ yang merupakan singkatan dari penguasa Prancis saat itu, Louis Napoleon.

10

2.1.5

Masa Penjajahan Inggris (1811-1816 M)

a. Sejarah Penjajahan Inggris Pada 17 Sepetember 1811, pemerintah Inggris secara langsung mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai gubernur jenderal di Indonesia. Di bawah pimpinan Raffles, Indonesia banyak mengalami perubahan. Mulai dari penghapusan sistem monopoli, perbudakan, membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan, penulisan buku “The History of Java” dan beberapa perubahan lainnya. Namun, kedatangan bangsa Inggris di Indonesia tidak berlangsung lama. Pada tahun 1816, Inggris resmi diusir dari Indonesia. b. Perlawanan Rakyat Terhadap Inggris 1. Perlawanan rakyat Palembang tahun 1812 Perang ini disebabkan ditolaknya utusan Raffles ke Palembang dipimpin Richard Philips ke Palembang untuk mengambil alih kantor dan benteng Belanda sekaligus hak kuasa Sultan atas tambang timah di pulau Bangka oleh Sultan Mahmud Baharuddin. Sebab dengan diusirnya Belanda maka Palembang akan menjadi kesultanan yang merdeka. Akibatnya Inggris mengirim ekspedisi perang tahun 1812 dipimpin Mayor Jenderal Robert Gillespie menuju sungai Musi menggunakan rakit dan perahu dilengkapi meriam dan senjata api. ekspedisi ini dihadapi Palembang dengan cara membuat rakit yang dilengkapi minyak yang mudah terbakar untuk ditabrakkan ke rakit-rakit dan perahu pasukan Inggris. Hasilnya Palembang jatuh ke tangan Inggris setelah pertahanan di pulau Borang dikuasai Inggris dan pengkhianatan yang dilakukan adik Sultan bernama Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin. Sultan Badaruddin akhirnya memutuskan melakukan perang gerilya menghadapi Inggris. c. Peninggalan Masa Penjajahan Inggris 1. Gedung Daerah, rumah Raffles di Bengkulu Di kota Bengkulu ada sebuah rumah megah yang dulu pernah dihuni oleh para gubernur jenderal Inggris, salah satunya yang sangat terkenal adalah Thomas Stamford Raffles. Lokasi bangunan ini di Pasar Jitra. Nama Raffles banyak tercatat dalam sejarah Indonesia. Namanya disematkan untuk bunga padma raksasa Rafflesia arnoldii. Bunga itu

11

sudah sangat identik dengan propinsi Bengkulu. Selain itu Raffles juga menghasilkan buku sejarah yang sangat terkenal, The History of Java, juga mendirikan Kebun Raya Bogor. 2. Tugu Thomas Parr Berjalan kaki santai tak sampai 10 menit dari Gedung Daerah akan tampak sebuah bangunan kecil yaitu Tugu Thomas Parr. Tugu berbentuk

segi

delapan

dengan

beberapa

pilar

ini

beratap

kubah membulat. Pintu masuk ke tugu ini ada tiga buah di depan, samping kanan dan samping kiri. Di dinding ada sebuah prasasti yang tak tebaca lagi akibat dirusak tangan-tangan jahil. Prihatin sekali. Karena bentuk kubah yang bulat itu makanya orang Bengkulu menyebutnya dengan nama kuburan bulek. Kuburan bulek artinya kuburan bulat. Menurut definisinya tugu atau monumen adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan untuk memperingati suatu peristiwa yang bersejarah. Nah, tugu bernama kuburan bulek ini memang kuburan atau maosoleum untuk Thomas Parr seorang residen dari pasukan Inggris di Bengkulu. 3. Benteng Marlborough Benteng yang dibangun awal abad 18 (1713- 1719) bernama resmi Fort

Marlborough. Nama benteng ini diambil dari nama seorang

bangsawan dan pahlawan Inggris, yaitu John Churchil, Duke of Marlborough I. Namun nama Marlborough ini berubah di lidah orang Bengkulu. Benteng Marlborough mendapat nama baru yang lebih mudah diucapkan oleh orang lokal, Malabro. 4. Makam Inggris Bukti lain tentang peradaban yang dibangun East India Company di

Bengkulu

Cemetery).

yaitu

adanya

makam

Inggris

(the

Christian

Jaraknya juga dekat dari benteng Marlborouh kurang

lebih sekitar 800 meter ke arah timur. Masih bisa jalan kaki saja, tak usah cari angkot. Makam ini adalah makam untuk ratusan tentara yang meinggal di masa awal kolonisasi. Mereka wafat karena berbagai penyakit

12

tropis akibat sanitasi buruk seperti kolera, malaria, disentri, dan juga korban perang. 5. Tugu Hamilton Letaknya di jalan Soekarno Hatta, di tengah persimpangan jalan Fatmawati dan jalan Soekarno Hatta. Tugu Hamilton didedikasikan untuk Kapten Robert Hamilton yang tewas di tangan rakyat Bengkulu tahun 1793. Tugu ini berbentuk sederhana tak seperti tugu Thomas Parr. Bentuknya segi empat dengan obelisk dan ada prasasti yang menyebut Hamilton sebagai “Second Member of Government”. 2.1.6

Masa Penjajahan Jepang (1942-1945 M)

a. Sejarah Penjajahan Jepang Pada akhirnya, setelah 350 tahun Kolonial Belanda menguasai Indonesia, Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat terhadap Jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8 maret 1942. Kemudian Jepang mulai menjajah Indonesia sejak mulai terlibat Perang Dunia II dengan Amerika Serikat pada 1941. Untuk menggunakan mesin-mesin perang, Jepang membutuhkan bahan mentah. Karena mengetahui Indonesia kaya akan bahan mentah, Jepang pun mendatangi kepualauan Indonesia. Awalnya,

kedatangan

tentara

Jepang disambut baik oleh bangsa

Indonesia. Tentara Jepang dipuja-puja sebagai tentara yang membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Kesempatan ini dipergunakan oleh Jepang untuk memikat hati rakyat Indonesia agar mau membantu Jepang dan memusuhi Belanda. Caranya dengan memberikan janji dan harapan kepada bangsa Indonesia untuk merdeka. Jepang berhasil menarik simpati rakyat Indonesia. Padahal sebenarnya Jepang hanya ingin menguasai Indonesia. Alasan Jepang ingin menguasai Indonesia: 1. Indonesia kaya akan bahan mentah seperti minyak bumi, batu bara dan lain-lain.2. 2. Indonesia kaya akan hasil pertanian dan perkebunan seperti beras, karet, kapas dll 3. Indonesia memiliki tenaga manusia dalam jumlah yang sangat banyak (tenaga kerja).

13

Ada tiga cara tentara Jepang memikat hati dan simpati rakyat Indonesia, yaitu: 1. Mengizinkan Bendera Merah Putih berkibar di Indonesia 2. Mengizinkan Rakyat Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman. 3. Mengizinkan bahasa Indonesia dipergunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari dan di sekolah-sekolah, menggantikan bahasa Belanda. Pada tahun 1943 pemerintahan Jepang saat itu mencetuskan kebijakan tenaga kerja romusha. Romusha adalah sistem kerja yang paling kejam selama bangsa Indonesia ini dijajah. Tetapi, pada awalnya pembentukan romusha ini mendapat sambutan baik dari rakyat Indonesia, justru banyak yang bersedia untuk jadi sukarelawan. Namun semua itu berubah ketika kebutuhan Jepang untuk berperang meningkat. Pengerahan romusha menjadi sebuah keharusan, bahkan paksaan. Hal tersebut membuat rakyat kita menjadi sengsara. Rakyat kita dipaksa membangun semua sarana perang yang ada di Indonesia. Selain di Indonesia, rakyat kita juga dikerjapaksakan sampai ke luar negeri. Ada yang dikirim ke Vietnam, Burma (sekarang Myanmar), Muangthai (Thailand), dan Malaysia. Semua dipaksa bekerja sepanjang hari, tanpa diimbangi upah dan fasilitas hidup yang layak. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak kembali lagi ke kampung halaman karena sudah meninggal dunia. Selain romusha, Jepang juga membentuk Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah tenaga kerja perempuan yang direkrut dari berbagai Negara Asia seperti Indonesia, Cina, dan korea. Perempuan-perempuan ini dijadikan perempuan penghibur bagi tentara Jepang. Sekitar 200.000 perempuan Asia dipaksa menjadi Jugun Ianfu. Hingga akhirnya penjajahan itu berakhir pada tanggal 17 Agustus 1945, yaitu tepat saat proklamasi kemerdekaan Indonesia. b. Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang 1. Perlawanan di Aceh Aceh menjadi salah satu wilayah yang dikuasai Jepang. Masyarakat Aceh diperlakukan dengan sewenang-wenang dan mengalami penderitaan yang cukup lama karena banyak rakyat Aceh yang dikerahkan

14

untuk Romusha. Akibat hal itu, pada 10 November 1942 terjadi penyerangan terhadap Jepang di Cot Plieng, penyerangan tersebut dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil yang merupakan seorang guru mengaji di Cot Plieng. Sebanyak dua kali Jepang berusaha menaklukan wilayah Cot Plieng, dua-duanya pun berhasil digagalkan oleh rakyat Aceh dengan serangannya, dan berhasil memukul mundur Jepang ke daerah Lhokseumawe. Kemudian pada serangan ketiga, Jepang berhasil merebut Cot Plieng, dan Tengku Abdul Jalil harus gugur di tempat saat sedang beribadah. Kebencian rakyat pun semakin bertambah. 2. Perlawanan di Singaparna (Tasikmalaya) Singaparna, Tasikmalaya, menjadi salah satu wilayah yang berhasil di duduki oleh Jepang. Pada masa itu, rakyat Singaparna dipaksa untuk mengikuti upacara Seikerei. Upacara Seikerei merupakan upacara penghormatan kepada kaisar Jepang dengan cara membungkuk kearah matahari terbit. Dengan cara seperti ini, masyarakat Singaparna merasa sangat dipermalukan dan dilecehkan. Selain itu, mereka juga merasa menderita karena diperlakukan secara sewenang-wenang dan kasar oleh Jepang. Akibatnya, pada bulan Februari 1944, rakyat Singaparna melakukan perlawanan terhadap Jepang. Pasukan perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustofa. Akan tetapi Jepang berhasil menangkap Kiai Zainal Mustofa pada tanggal 25 Februari 1944, dan pada tanggal 25 Oktober 1944, Kiai Zainal harus menghentikan perjuangannya setelah beliau dihukum mati. 3. Perlawanan di Indramayu Indramayu mendapatkan perlakuan yang sama oleh Jepang, masyarakat Indramayu dipaksa menjadi romusha, bekerja di bawah tekanan dan diperlakukan secara sewenang-wenang. Oleh karena itu, masyarakat Indramayu juga melakukan perlawanan terhadap Jepang. Pemberontakan tersebut terjadi di Desa Kaplongan pada bulan April 1944. Selanjutnya beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 30 Juli 1944 terjadi pemberontakan di Desa Cidempet, Kecamatan Loh Bener. 4. Perlawanan di Blitar (Pemberontakan PETA)

15

Perlawanan juga terjadi di Blitar. Pada tanggal 14 Februari 1945 terjadi pemberontakan yang dilakukan para tentara PETA (Pembela Tanah Air) di bawah pimpinan Supriyadi. Pemberontakan ini merupakan pemberontakan terbesar pada masa pendudukan Jepang. c. Peninggalan Masa Penjajahan Jepang 1. Tugu Perdamaian dan Makna Simbolis Terdapat

di

jalan

Soekarno

Hatta

Km

13,

Balikpapan.

Dibangunnya tugu perdamaian dan makam simbolis ini untuk mengenang gugurnya pasukan Jepang, Australia, dan Indonesia dalam periode Perang Dunia II. Di tugu perdamaian tersebut, terdapat tulisan kanji yang ditulis oleh Bapak Towa Kai pada 15 Agustus 1990 dan keterangannya yang berbunyi “Monumen Perdamaian dan Persahabatan Untuk Mengenang Orang Jepang, Indonesia, Australia Yang Gugur di Daerah Balikpapan Tersebut Semasa Perang Dunia Ke II”. Untuk makamnya sendiri, diduga kuat berisi seorang tentara Jepang yang gugur dalam Perang Dunia II. Meskipun begitu, ada pula yang menyebut makam tersebut sifatnya hanya simbolis saja. 2. Bunker Jepang Peninggalan Jepang di Indonesia berupa bunker in berada di Barak Prajurit Batalyon Infanteri atau Yonif 600/Raider. Terdapat dua bunker di lokasi tersebut, namun jaraknya sedikit berjauhan. Ketika periode Perang Dunia II silam bunker tersebut sangat bermanfaat sebagai tempat pertahanan untuk pasukan Jepang. 3. Gua Klungkung, Bali Letaknya di Bali atau lebih tepatnya berada di Kabupaten Klungkung. Lokasi tersebut memang sangat strategis terlebih untuk dijadikan markas peperangan. Dibuat pada dinding tebing di pinggiran Jalan Denpasar hingga Semarapura yang di bagian atasnya terdapat sungai yang bernama Tukad Bubuh. 4. Gua Jepang Bukittinggi, Sumatera Utara Berada di dalam Taman Panorama yang masih berada di wilayah Guguk Panjang, Kota Bukittinggi. Terdapat sekitar 21 lubang untuk

16

mengantarkan pengunjung ke ruangan tertentu dengan fungsinya yang masing-masing asih terhubung satu sama lain. Selain terdapat ruang penyiksaan yang dulunya digunakan untuk menginterogasi musuh, ada pula ruang penjara yang dijadikan kuburan masal. Ada pula sebuah ruangan yang dinilai paling mengerikan yaitu bernama Dapur. 2.2 Dampak dari Terjadinya Penjajahan di Indonesia a. Dampak Penjajahan di Bidang Politik 1. Dampak Positifnya Saat pelaksanaan politik etis banyak bermunculan tokoh pelajar berpendidikan

yang

kemudian

pada

masa

pergerakan

nasional

memperjuangkan status kemerdekaan Indonesia. 2. Dampak Negatif Mempengaruhi jalannya kekuasaan kerajaan atau pemerintahan pribumi, bahkan wilayah kerajaan diambil alih, duduki, dipersempit, dan sebagian hancur karena ulah kolonial Belanda. b. Dampak Penjajahan di Bidang Ekonomi 1. Dampak Positif Dampak positif bidang ekonomi khususnya dalam hal pertanian adalah petani lokal (pribumi) mengenal jenis-jenis tanaman rempahrempah yang laku di pasar internasional, seperti lada, merica, kopi dan lain-lain. Pengaruh positifnya tentu sangat sedikit bila dibandingkan kerugian ekonomi yang diterima masyarakat saat itu. 2. Dampak negatif Yaitu menjadikan para pengusaha pribumi seperti aparatur pemerintah kolonial, mereka tidak dapat penghasilan sebesar sebelumnya karena harus membayar upeti. Penghasilan mereka diganti dengan gaji menurut ketentuan yang berlaku. Sementara itu, dampak negatif bagi petani adalah mereka dipaksa menanam tanaman yang sudah ditentukan dengan harga sesuai ketentuan, sehingga mengakibatkan penurunan penghasilan, berdampak pada penurunan hasil kerajinan tangan yang sebelumnya ramai diperjualbelikan.

17

c. Dampak Penjajahan di Bidang Sosial 1. Dampak Positif Nilai positif yang dapat diambil adalah memperkaya kebudayaan Indonesia dan memahami nilai-nilai budaya asing. Intinya dapat memilahmilah mana yang baik dan buruk. 2. Dampak negatif Masa penjajahan sangat buruk bagi kaum penguasa pribumi yang semula memiliki kedudukan tinggi kemudian berganti menjadi aparatur pegawai pemerintah dengan gaji kecil. Drajat mereka pun turun dihadapan masyarakat pribumi, kedudukanya pun tidak di hormati oleh pemerintah kolonial, hanya dianggap sebagai pembantu dalam melaksanakan tugas yang sudah ditentukan. d. Dampak Penjajahan di Bidang Pendidikan 1. Dampak positif Bangsa

dan

masyarakat

Indonesia

menjadi

tahu

akan

perkembangan yang berlangsung di dunia luar. Muncul golongangolongan terdidik atau terpelajar Indonesia Sebagian kecil masyarakat bisa membaca dan menulis. 2. Dampak Negatif Tidak semua rakyat pribumi mendapatkan jatah pendidikan, hanya masyarakat tertentu (memiliki jabatan) yang dapat merasakan pendidikan, meliputi keturunan bangsawan, keturunan raja dan pengusaha kaya. Pemerintah Kolonial menyusun kurikulum pendidikannya sendiri, tidak menyesuaikan dengan keadaan. Salah satu mata pelajaran yang diutamakan adalah bahasa Belanda, dengan tujuan dan kepentingan menghasilkan pegawai-pegawai pemerintah terampil, terdiri, seta upah murah.

18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Timbulnya penjajahan di Indonesia disebabkan oleh dua faktor, yakni faktor internal dan faktor ekternal. Pada dasarnya bangsa yang menjajah Indonesia memiliki karakteristik yang sama ayaitu ingin menguasai dan menindas rakyat melalui monopoli perdagangan, pemungutan pajak, kerja rodi/kerja paksa, dan lain-lain. Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Portugis, Spanyol, Inggris, Perancis, Belanda dan Jepang menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap bangsa Indonesia dan sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan bangsa Indonesia di berbagai bidang kehidupan (bidang ekonomi, bidang politik, bidang sosial budaya). 3.2 Saran Setelah mengalami penjajahan dan penderitaan dari bangsa-bangsa asing akhirnya perjuangan pergerakan nasional berhasil mewujudkan cita-cita bangsa yakni kemerdekaan Indonesia. Hendaknya kita sebagai generasi penerus bangsa berkewajiban mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tersebut dengan sebaikbaiknya, sehingga bangsa Indonesia tidak mengalami penjajahan kembali. Terutama dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan moral.

19

DARTAR PUSTAKA

http://www.markijar.com/2016/08/4-masa-penjajahan-negara-asingdi.html?m=1/24/09/2018 https://www.google.com/amp/s/blog.ruangguru.com/kehidupan-bangsaindonesia-masa-pendudukan-jepang%3fhs_amp=true/24/09/2018 http://www.damaruta.com/2015/01/kedatangan-tentara-jepang-diindonesia.html?m=1/24/09/2018 https://www.google.com/amp/palingseru.com/103921/ini-dia-6-negarayang-pernah-menjajah-indonesia-kamu-mau-tahu/amp/24/09/2018 http://www.sumbersejarah.com/2018/04/dampak-penjajahan-belanda-diindonesia.html?m=1/25/09/2018 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cultuurstelsel/26/09/2018

20

Related Documents


More Documents from "Shuaib Zahda"