HALAMAN PENGESAHAN Judul : “Kenakalan Remaja dikalangan Remaja dan cara pencegahannya”
Disahkan Hari
:
Tanggal
:
Mengetahui, Wali Kelas IX 3
Pembimbing
Amrizal, S.Pd NIP. 19660930 200604 1 005
Desfitriyenti, S.Pd NIP. 19681220 200701 2 005
i
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia, mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini kami susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri kami maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis kepada : 1. Kedua orang tua yang telah mendukung penulis baik secara spiritual maupun materil 2. Ibu Maisuherni, S.Pd selaku Kepala SMPN 11 Mandau 3. Ibu Desfitriyenti, S.Pd selaku guru pembimbing sekaligus Guru Bahasa Indonesia SMPN 11 MANDAU 4. Bapak Amrizal, S.Pd selaku wali kelas IX 3 5. Rekan – rekan yang telah mendukung dan memberi semangat dalam pengerjaan Karya Ilmiah ini. Walapun karya tulis ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan, tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Duri,
Maret 2019
Penulis
ii
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................i KATA PENGANTAR .......................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1 1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................2 1.4 Metode Penulisan .....................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kenakalan Remaja..................................................................3 2.2 Penyebab Kenakalan Remaja ...................................................................3 2.3 Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja ......................................................6 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ..............................................................................................9 3.2 Saran .........................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................10
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Dalam surat kabar-surat kabar sering kali kita membaca berita tentang perkelahian pelajar, penyebaran narkotika, pemakaian obat bius, minuman keras, penjambret yang dilakukan oleh anak-anak yang berusia belasan tahun, meningkatnya kasus-kasus kehamilan di kalangan remaja putri dan lain sebagainya. Oleh karena itu masalah kenakalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
iv
1. Apakah kenakalan remaja itu? 2. Apa saja penyebab-penyebab kenakalan remaja? 3. Bagaimana upaya mengatasi kenakalan remaja ?
1.3 Tujuan Penelitian Pada dasarnya tugas ini dibuat sebagai wujud dari pertanggung jawaban kami atas tugas yang diberikan oleh guru pengampu sebagai
syarat untuk
memenuhi aspek penilaian mata pelajaran. Serta untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang kenakalan remaja, penyebab berikut solusinya.
1.4. Metode penelitian Pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1.
Pengamatan langsung.
2.
Sumber-sumber bacaan dari Koran,televisi,dan internet.
v
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kenakalan Remaja Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. 2.2 Penyebab Kenakalan Remaja 1. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja a. Faktor Internal
Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran.Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya. Kekecewaan
vi
tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya. b. Faktor Eksternal
Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin
vii
meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan ekonomi.
Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah memunculkan kecemburuan sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan, pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.
Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku
viii
Tempat Pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. 2.3 Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja 1. Tindakan Preventif
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
Memberikan
pendidikan
bukan
hanya
dalam
penambahan
pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
Memberikan
wejangan
secara
umum
dengan
harapan
dapat
bermanfaat.
Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan
pandangan
dan
pendapat
para
remaja
dan
memberikan pengarahan yang positif.
Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
ix
Pemberian
bimbingan
terhadap
remaja
tersebut
bertujuan
menambah pengertian remaja mengenai:
Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
Penyesuaian diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut.
Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilainilai sosial, moral dan etik.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan
dengan
mengadakan
hukuman
terhadap
setiap
perbuatan
pelanggaran.Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi.Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana
x
atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah. 3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi.Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
xi
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Faktor
yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja dapat
dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa krisis identitas dan kontrol diri yang lemah. Sedangkan faktor eksternal berupa kurangnya perhatian dari orang tua; minimnya pemahaman tentang keagamaan; pengaruh dari lingkungan sekitar dan pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebaya, dan tempat pendidikan. 3.2 Saran Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta tidak bertengkar di depan anak. Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya. Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.
xii
DAFTAR PUSTAKA Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta: Erlangga. Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung. Remaja Rosdakarya. Kartini Kartono. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
xiii